Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN AKHIR BULAN

STASIUN KOLAM LIMBAH

Disusun Oleh:

Gindo T.A Samosir

MAGANG PROSES
P.T VICTORINDO ALAM LESTARI
HUTA LOMBANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Bulan

Stasiun Kolam Limbah

Disusun Oleh:

Gindo T.A Samosir

20 Agustus 2018 – 1 September 2018

P.T Victorindo Alam Lestari

Hutalombang, September 2018

Diperiksa Oleh, Diketahui Oleh,

Widodo H.Erianto

SPT PMH Mill Manager

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas
berkat dan karunia-Nya penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan laporan bulanan ini
dengan baik.

Laporan ini merupakan hasil yang penulis dapatkan selama mengikuti program magang
di P.T Victorindo Alam Lestari yang berlokasi di Desa Huta Lombang, Kabupaten Padang
Lawas. Adapun stasiun/bagian yang penulis lewati pada bulan ini adalah di stasiun kolam
limbah.
Penulis berterima kasih kepada banyak pihak yang telah banyak membantu penulis di
berbagai hal dalam proses penyusunan laporan ini. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada:

1. Bapak Erianto selaku Mill Manager yang telah menerima dan memberikan arahan dalam
mengikuti program Magang Staff.
2. Bapak Widodo selaku Askep/superintendent yang telah memberikan semangat dan
bimbingan.
3. Ibu Lina Sari Marbun selaku asisten laboratorium yang selalu sabar mengajari kami
dalam mengikuti program magang ini.
4. Seluruh karyawan di stasiun yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu
sabar dan semangat membimbing, memberikan arahan serta mengajari kami.
5. Orang tua penulis yang selalu memberikan nasehat, doa dan dukungan yang tiada
terbalaskan untuk menjalani magang proses ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih memiliki berbagai kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Penulis
juga mengharapkan laporan ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi pembaca dan
bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih.
Huta Lombang, 1 September 2018
Penulis

Gindo T.A Samosir


iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Penjelasan Singkat Stasiun Kolam Limbah .....................................1


1.2 Batasan Masalah ..............................................................................5
1.3 Tujuan ..............................................................................................6
BAB II METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu Dan Tempat .........................................................................7


3.2 Metode Pelaksanaan .......................................................................7
3.3 Metode Pengumpulan Data .............................................................7
BAB III HASIL DAN ANALISA

3.1. Stasiun Kolam Limbah P.T VAL .....................................................8


3.2. Tahapan Sistem Pengolahan Limbah Cair.......................................13
3.3. Proses Pengolahan Biogas Plant .....................................................17
3.4. Mesin/Alat Pendukung Pada Stasiun Kolam Limbah.....................19
3.5. Prosedur Pengoperasian di Stasiun Kolam Limbah........................20
3.6. Laporan/Jurnal Harian pada Stasiun Kolam Limbah ......................22
3.7. Hal-hal yang Harus Diperhatikan di Stasiun Kolam Limbah .........24
3.8. Prinsip K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).............................24
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan .....................................................................................27

4.2. Saran ...............................................................................................27

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Penjelasan Singkat Stasiun Kolam Limbah


Banyak industri pengolahan memiliki produk sampingan berupa limbah, baik yang akan
diolah menjadi produk lain maupun dikumpulkan disuatu titik berupa kolam. Industri yang
bergerak dibagian pengolahan kelapa sawit juga tidak bisa dipungkiri akan menghasilkan produk
sampingan berupa limbah padat, cair maupun berupa gas. Limbah gas berupa gas dari hasil
pembakaran di boiler, limbah padat berupa cangkang dan fiber yang kemudian digunakan untuk
bahan bakar boiler yang kemudian dihasilkan abu, limbah cair berupa kondensat dan sludge.
Limbah-limbah ini memerlukan penanganan lebih lanjut agar tidak memberikan dampak negatif
bagi lingkungan. Untuk limbah gas, gas yang keluar dari furnace boiler dipisahkan abunya yang
kemudian dapat digunakan sebagai pupuk, dan asapnya dapat langsung dibuang ke udara bebas
karena sudah tidak berbahaya lagi. Limbah yang berupa cangkang dan fiber digunakan sebagai
bahan bakar boiler, sedangkan janjangan kosong digunakan sebagai pupuk dan untuk limbah cair
memerlukan penanganan supaya bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik yang kaya nutrisi
bagi tanaman.
Ada beberapa mekanisme perombakan limbah untuk mengatasi dan mengontrol limbah
agar tetap aman yaitu:
a.Reaksi Kimia yaitu limbah PKS yang terdiri dari bahan organik dapat dirombak melalui reaksi
oksidasi dengan bahan kimia seperti KMnO4 (Kalium Permanganat) dengan katalisator oksida
dalam air limbah.
b.Reaksi Biokimia reaksi biokimia terjadi bila perombakan organik menjadi senyawa sederhana
dengan bantuan mikroba. Reaksi perombakan ini terjadi dengan dua cara yaitu secara anaerobik
dan secara aerobik. Berikut penjelasannya:
- Reaksi Anaerobik
Proses perombakan anaerobik berlangsung tanpa kehadiran oksigen. Perombakan ini
dibantu oleh bakteri anaerobik, yaitu yang aktif menghasilkan enzim dan merombak
bahan organik. Jenis mikroba yang berperan dalam reaksi perombakan bahan organik

1
adalah bakteri. Kehidupan mikroba dalam cairan memerlukan keadaan lingkungan yang
cocok antara lain pH, suhu, nutrisi dan udara.
- Reaksi Aerobik
Reaksi aerobik atau disebut fermentasi aerobik menggunakan oksigen yang berasal
dari udara yang dipompakan ke dalam cairan. Pemberian oksigen dilakukan dengan
beberapa cara yaitu:
- Diffuse, yaitu menginjeksikan udara dalam cairan dalam bentuk gelembung halus,
yang kemudian oksigen melarut dalam cairan.
- Aeration Blowing, yaitu mengangkut air dengan Kipas (Propeller) sehingga air
menaik dan membentuk lapisan tipis dan kontak dengan udara.
- Sprinkle, yaitu alat yang memompa cairan limbah melalui nozzle sehingga
membentuk siraman halus dan kontak dengan udara.
- Aeration Tower, yaitu menara tempat pembentukan butiran air yang kecil melalui
lubang-lubang halus dan jatuh bebas. Saat air jatuh bebas akan bersinggungan dengan
udara.
Untuk saat ini, sistem pengolahan dan pengontrolan POME (palm oli mill effluent) umumnya
dengan menggunakan teknologi kolam terbuka yang terdiri dari kolam anaerobik, fakultatif dan
aerobik dengan total waktu retensi sekitar 90-120 hari. Teknologi kolam terbuka ini memerlukan
lahan yang luas (5-7 ha), biaya pemeliharaan yang cukup besar dan menghasilkan emisi gas
metana ke udara bebas. Ada beberapa teknologi pengolahan POME yang baru saat ini, diantara
teknologi yang baru itu adalah membran dan terakhir terdengar dengan elektrokoagulasi.
Munculnya atau adanya perkembangan teknologi pengelolaan POME ini disebabkan oleh
beberapa maksud dan tujuan tertentu yaitu:
 Mendapatkan teknologi yang lebih ramah lingkungan (environmental friendly).
Teknologi ini umumnya adalah menghindari gas rumah kaca khususnya gas metana lepas
ke atmosfer.
 Mendapatkan nilai tambah secara ekonomi (economic benefit). Teknologi ini dilakukan
dengan cara mendapatkan produk baru yang dapat dijual dengan memanfaatkan POME.
 Memudahkan operasional pengelolaan, terutama kepada para pekerja di PKS.
 Keterbatasan lahan di area PKS untuk menggunakan sistem kolam terbuka (limited area).

2
 Faktor teknologi proses di PKS. Faktor ini adalah terkait dengan adanya modifikasi
teknologi proses pada pengolahan TBS di PKS, atau adanya teknologi proses yang baru.
Perbedaan proses itu terutama terkait dengan penggunaan alat proses yang baru. Contoh
dalam faktor ini adalah perubahan teknologi sterilisasi, klarifikasi dan sebagainya.
Perubahan alat proses membawa dampak pada perubahan kualitas, kuantitas dan jenis
limbah yang dihasilkan di PKS.
Dari beberapa tujuan diatas, saat ini terdapat beberapa teknologi pengelolaan POME selain
sistem kolam terbuka. Adapun teknologi itu diantaranya adalah:
 Pengelolaan aerob dengan menggunakan kolam aerobic (aerobic pond). Teknologi ini
digunakan untuk menghindari terbentuknya gas metan. Teknologi ini jarang digunakan
karena memerlukan tenaga yang besar untuk menggerakkan aerator.
 Teknologi pengeringan (drying process), teknologi ini tidak sesuai karena memerlukan
biaya dan energi yang besar untuk menguapkan air dalam POME.
 Aplikasi tanah (land application), sistem ini tidak disarankan karena memerlukan biaya
yang cukup besar. Selain itu teknologi ini masih memerlukan kolam tanpa udara dan
masih menghasilkan gas metan.
 Penggunaan tandan kosong kelapa sawit menjadi kompos, POME digunakan sebagai
bahan penyiram pada proses pengomposan tandan kosong kelapa sawit seperti pada
Gambar 3. Teknologi ini bagus untuk dilaksanakan. Teknologi ini memerlukan sedikit
investasi yang tinggi tetapi mendapat keuntungan dengan hasil penjualan kompos.
 Penggunaan POME untuk menghasilkan energi. Teknologi untuk menghasilkan energi
adalah dengan cara menangkap gas metana. Teknologi penangkapan gas metana ada yang
membangun tangki (biogas reactor) baru yang berada diatas permukaan dengan menutup
kolam limbah yang ada dengan menggunakan penutup dengan bahan parasut tebal
(covered lagoon).
Dampak yang berbahaya bagi lingkungan menjadi faktor yang utama dalam pengolahan dan
pengontrolan limbah pada industri kelapa sawit. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian sampel
dengan beberapa parameter yang diuji dan diawasi secara langsung agar limbah dapat terkendali
ketika dilepas ataupun dibuang ke lingkungan. Berikut beberapa parameter yang diperhatikan
pada stasiun kolam limbah:

3
- Kadar pH pada Limbah Cair
Limbah yang dapat dilepas ke lingkungan memiliki pH sekitar 6-9, sedangkan biasanya
pH limbah pada kelapa sawit berkisar 3.5-5. Apabila langsung dilepas akan menimbulkan
kerusakan pada lingkungan.
- Kadar Chemical Oxigent Demand (COD)
Parameter ini digunakan untuk melihat jumlah kebutuhan oksigen untuk
mengoksidasikan cairan limbah melalui reaksi kimia.
- Kadar Biological Oxygent Demand (BOD)
Parameter ini dipakai untuk melihat jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
mengoksidasikan cairan limbah terhadap bakteri dan sebagai zat yang berfungsi untuk
mensuspensikan zat-zat organik dalam air.
- Total Suspend Solid (TSS)
Parameter ini digunakan untuk mengetahui jumlah lumpur kering yang ada dalam limbah
setelah mengalami pengeringan. Dengan demikian, dapat diketahui dampak pencemaran
air limbah lokal dan sebagai penentu efisiensi unit pengolahan air.

Sebagai acuan setiap perusahaan yang memiliki limbah, pemerintah memberikan variabel-
variabel yang aman untuk menjaga dan mengendalikan pencemaran terhadap lingkungan.
Dengan demikian, setiap proses pengawasan dan pengolahan limbah dapat diatur dan diawasi
secara berkala oleh perusahaan maupun pemerintah. Berikut parameter aman limbah yang bisa
dibuang/dialirkan ke lingkungan sekitar.

1. Parameter angka limbah cair mentah dari stasiun perebusan, stasiun klarifikasi, stasiun
pengolahan jankos dan drain dari sand trap tank (stasiun pressan).

No. Paramater Satuan Titik Aman

1 BOD mg/l 20000-30000


2 COD - 40000-60000
3 Suspended Solid mg/l 15000-40000
4 Total Solid mg/l 30000-70000
5 Minyak dan Lemak mg/l 5000-7000
6 N-NH3 mg/l 30-40
7 Total N mg/l 500-800

4
8 pH - 4-5
9 Suhu °C 90-140

2. Parameter limbah cair untuk land aplikasi setelah diolah melalui proses pendinginan dari
mulai kolam 1 sampai dengan kolam land aplikasi dimana limbah dijadikan sebagai
pupuk sawit di kebun.

No. Paramater Satuan Titik Aman


1 BOD mg/l 3500-5000
2 Minyak dan Lemak mg/l <600
3 pH mg/l >600
3. Parameter mutu limbah cair pabrik kelapa sawit yang boleh dibuang ke badan penerima
yang memenuhi baku mutu limbah yang sesuai dengan syarat peraturan pemerintah yang
berlaku.
No Parameter Kadar Badan Pencemaran
Maksimum Maksimum
(mg/l) (kg/ton)
1 BOD 250 1.5
2 COD 500 3.0
3 TSS 300 1.8
4 Minyak dan Lemak 30 0.18
5 Amoniak Total (NH3-N) 20 0.12
6 pH 6.0-9.0
6 m3 per ton Produk

1.2 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang ingin diuraikan pada laporan ini meliputi:

A. Memahami prinsip kerja/pengolahan dan pengontrolan Limbah padat (jangkos, solid)


dan limbah cair (POME).

5
B. Mampu melakukan analisa kinerja kolam limbah (tahapan proses pengolahan limbah
cair).
C. Memahami prinsip kerja/cara transportasi dan distribusi limbah padat (jangkos,
solid).
D. Memahami prinsip kerja dan parameter limbah cair ke Land Aplikasi.
E. Memahami prinsip kerja dan pengolahan Biogas Plant.
F. Memahami trouble shooting dan problem solving mesin dan peralatan pada Kolam
Limbah/Biogas Plant.
G. Mengawasi kualitas dan parameter (BOD,COD, pH) di kolam limbah serta memberi
masukan yang diperlukan.
H. Memahami dan mampu menganalisa budget dan cost (pemakaian material/sparepart).
I. Memahami semua laporan harian proses, laporan laboratorium dan laporan
penggunaan material pada stasiun Kolam Limbah dan Biogas Plant.
J. Memahami prinsip K3 pada Stasiun Kolam Limbah.

1.3 Tujuan

Berikut tujuan dari penyajian laporan ini adalah:

- Dapat memahami alur/proses pengolahan dan pengontrolan kolam limbah (limbah padat
dan cair).
- Dapat memahami sistem pengendalian Land Aplikasi.
- Mengetahui proses pengawasan kualitas dan parameter seperti BOD, COD dan pH di
kolam limbah.
- Dapat memahami faktor-faktor yang dapat menghambat dan mengurangi efisiensi sistem
kerja pada stasiun kolam limbah.
- Memahami laporan harian proses, laporan laboratorium dan penggunaan material pada
stasiun kolam limbah.

6
BAB II

METODOLOGI PELAKSANAAN

2.1. Waktu dan Tempat

Waktu Pelaksaan Program Magang Staff Proses ini dimulai pada tanggal 14 Mei 2018
dan berlokasi di P.T Victorindo Alam Lestari di desa Huta Lombang, Kabupaten Padang Lawas,
Sumatera Utara. Untuk bagian Stasiun Kolam Limbah ini selama 2 minggu terhitung sejak
tanggal 20 Agustus 2018 sampai dengan tanggal 1 September 2018.

2.2 Metode Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan proses magang di stasiun Kolam Limbah ini, pelaksanaan magang ini
sesuai dengan jam kerja pegawai adminstrasi yaitu mulai hari senin sampai dengan hari jumat,
pukul 07.00 sampai dengan pukul 16.00 wib dan hari sabtu pukul 07.00 sampai dengan pukul
12.00 wib.

2.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan magang di stasiun ini pengumpulan data dilakukan dengan


mengunjungi dan terjun langsung pada stasiun Kolam Limbah. Dengan demikian, penyajian
laporan lebih jelas dan akurat.

7
BAB III

HASIL DAN ANALISA

3.1. Stasiun Kolam Limbah P.T VAL

Sebagai salah satu pabrik pengolahan minyak sawit, P.T VAL juga memiliki produk
sampingan yang disebut limbah. Limbah ialah masalah yang cukup serius dalam hal
menanganinya karena sangat berdampak pada lingkungan apabila tidak diawasi dan tercemar.
Limbah ini terdiri dari limbah padat dan cair. Berikut pemaparannya:

A. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik hampir seluruhnya dimanfaatkan seperti,
cangkang dan fiber dari stasiun kernel untuk bahan bakar boiler, jangkos dari stasiun
thresher sebagai pupuk organik, kerak boiler dari stasiun power plant untuk timbunan
jalan dan solid dari mesin decanter juga untuk pupuk organik.

Seperti yang kita ketahui limbah padat terdiri dari jangkos, solid dan cangkang.
Pengolahan limbah padat ini masing-masing berbeda, baik stasiun penghasil limbah maupun
pendistribusiannya. Berikut penjelasannya:

1. Janjangan Kosong (jangkos)


Jangkos ialah tandan buah yang tidak memiliki berondolan lagi dan merupakan
produk sampingan dari stasiun thresher. Seperti yang telah diketahui, jangkos juga
berfungsi sebagai bahan bakar untuk boiler dan di olah pada EFB plant. Jangkos di
press untuk mengambil sisa minyak yang terserap jangkos tersebut. Kemudian
jangkos dicincang sampai halus untuk bahan bakar boiler. Tidak semua jangkos
diolah, sebagian dibawa ke kebun untuk menjadi pupuk.
2. Solid
Limbah pada yang satu ini juga merupakan produk sampingan dari stasiun klarifikasi,
lebih tepatnya limbah dari mesin decanter. Solid ini disimpan sementara pada solid
hooper dan kemudian akan diangkut dengan mobil truk untuk di kirim ke kebun
nagargar maupun masyarakat untuk pakan ternak.

8
3. Cangkang
Limbah yang satu ini hampir sama dengan jangkos yaitu untuk bahan bakar boiler.
Limbah yang ini berasal dari stasiun kernel dan juga berfungsi untuk campuran
pengeras jalan di kebun.

B. Limbah Cair/POME (Palm Oil Mill Effluent)


Untuk limbah cair berasal dari beberapa proses seperti kondensat dari stasiun sterilizer,
hasil drain dari sand trap tank di stasiun pressan, air dari decanter di stasiun klarifikasi,
dan cairan hasil pengolahan jangkos dari stasiun EFB dialirkan ke kolam limbah. Dari
kolam-kolam ini akan diambil sampel untuk melihat kondisi dan akan diuji
dilaboratorium yang sesuai standarisasi oleh pemerintah. Berikut sampel yang diambil
untuk diuji di laboratorium yang telah disertifikasi.
 Kolam 1 (Cooling Pond)
 Kolam 4 (inlet)
 Kolam 4 (outlet)
 Kolam 6
 Kolam domestik
 Hulu sungai Parsombahan
 Muara sungai Parsombahan
 Sumur pantau Land Aplikasi
 Sumur masyarakat

Untuk menjaga dan mengawasi kadar limbah pada stasiun kolam limbah, P.T VAL selalu
berkoordinasi dengan badan pengawas limbah atau badan pengawas lingkungan dengan menguji
kadar setiap kolam limbah. Berikut data hasil pengujian setiap sampel untuk bulan juni 2018.

1. Kolam Limbah No.1 (Cooling Pond)

No. Paramater Satuan Baku Mutu Hasil Analisa Metode

A. FISIKA
TSS (Jlh Zat Padat
1
Tersuspensi mg/l - 6752 Spektrofotometri

9
B. KIMIA
1 pH - - 4.55 SNI 06-6989.11:2004
2 BOD mg/l - 12425.72 SNI 06-6989.11:2004
3 COD mg/l - 36276.16 Spektrofotometri
4 Minyak dan Lemak mg/l - 254.65 Spektrofotometri
5 Nitrogen Total mg/l - 165.55 Spektrofotometri
6 Amoniak mg/l - 35.56 Spektrofotometri

2. Kolam Limbah No.2 (Mixing Pond)

Baku Hasil
No. Paramater Satuan Metode
Mutu Analisa
A. FISIKA
TSS (Jlh Zat
1 Padat
Tersuspensi mg/l - 6715 Spektrofotometri
B. KIMIA
1 pH - - 5.54 SNI 06-6989.11:2004
2 BOD mg/l - 3526.35 SNI 06-6989.11:2004
3 COD mg/l - 7578.05 Spektrofotometri
Minyak dan
4
Lemak mg/l - 25.86 Spektrofotometri
5 Nitrogen Total mg/l - 32.18 Spektrofotometri
6 Amoniak mg/l - 24.21 Spektrofotometri

3. Kolam Limbah No.4 (Land Aplikasi)

No. Paramater Satuan Baku Mutu Hasil Analisa Metode


A. FISIKA
1 TSS (Jlh Zat Padat Tersuspensi) mg/l - 1462 Spektrofotometri
B. KIMIA
1 pH - - 7.68 SNI 06-6989.11:2004
2 BOD mg/l - 3412.25 SNI 06-6989.11:2004
3 COD mg/l - 9236.75 Spektrofotometri
4 Total Amoniak mg/l - 4.38 Spektrofotometri
5 Nitrogen Total mg/l - 5.56 Spektrofotometri
6 Minyak dan Lemak mg/l - 5.65 Spektrofotometri
7 Pb mg/l - 0.00022 APHA3120B.22nd ed.2012
8 Cu mg/l - 0.08275 APHA3120B.22nd ed.2012

10
9 Cd mg/l - 0.00009 APHA3120B.22nd ed.2012
10 Zn mg/l - 0.00023 APHA3120B.22nd ed.2012

4. Limbah Cair Kolam Limbah No.6

No. Paramater Satuan Baku Mutu Hasil Analisa Metode

A. FISIKA
1 TSS (Jlh Zat Padat Tersuspensi) mg/l 250 168 Spektrofotometri
B. KIMIA
1 pH - 6.0-9.0 7.85 SNI 06-6989.11:2004
2 BOD mg/l 100 74.85 SNI 06-6989.11:2004
3 COD mg/l 350 224.55 Spektrofotometri
4 Minyak dan Lemak mg/l 25 3.32 Spektrofotometri
5 Nitrogen Total mg/l 50 4.25 Spektrofotometri
6 Amoniak mg/l - 2.12 Spektrofotometri

5. Hulu Sungai Parsombahan

No. Paramater Satuan Baku Mutu Hasil Analisa Metode


A. FISIKA
1 Suhu °C Suhu udara ±3 22.5 SNI 06-6989.23:2005
2 TSD (Jlh Zat Padat Terlarut) mg/l 1000 125 Elektroda
TSS (Jlh Zat Padat
3
Tersuspensi) mg/l 50 28 Spektrofotometri
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 pH - 6.0-9.0 6.72 SNI 06-6989.11:2004
2 Besi mg/l - 0.15354 APHA3120B.22nd ed.2012
3 Mangan mg/l - 0.00044 APHA3120B.22nd ed.2012
4 Seng mg/l 0.05 0.00022 APHA3120B.22nd ed.2012
5 Kadmium mg/l 0.01 0.00009 APHA3120B.22nd ed.2012
6 Timbal mg/l 0.03 0.00022 APHA3120B.22nd ed.2012
7 Air Raksa mg/l 0.001 0.00011 APHA3120B.22nd ed.2012
8 Arsen mg/l 0.05 0.00022 APHA3120B.22nd ed.2012
9 Barium mg/l 1 0.00205 APHA3120B.22nd ed.2012
10 Tembaga mg/l 0.02 0.01175 APHA3120B.22nd ed.2012
11 Kobalt mg/l 0.2 0.00003 APHA3120B.22nd ed.2012
12 Selenium mg/l 0.01 0.00025 APHA3120B.22nd ed.2012
13 Nitrit mg/l 0.06 0.0275 SNI 06-6989.11:2004

11
14 Klorida mg/l - 5.252 SNI 06-6989.14:2009
15 Kromium Val.6 mg/l 0.05 0.020 Spektrofotometri
16 Khlor Bebas mg/l 0.03 0.025 Spektrofotometri
17 Amoniak mg/l - 0.35 Spektrofotometri
18 Fluorida mg/l 1.5 0.25 Spektrofotometri
19 Pospat mg/l 0.2 0.05 Spektrofotometri
20 Sulfat mg/l - 78 Spektrofotometri
21 Nitrat mg/l 10 1.25 Spektrofotometri
22 Sulfrida mg/l 0.002 <0.002 Spektrofotometri
23 DO mg/l min 4 6.452 SNI 06-6989.11:2004
24 BOD mg/l 3 0.937 SNI 06-6989.11:2004
25 COD mg/l 25 7.965 Spektrofotometri
26 Sianida mg/l 0.02 0.005 Spektrofotometri
b. Kimia Organik
1 Detergen mg/l 200 <500 Spektrofotometri

No. Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Analisa Metode/Alat


Mikrobiologi
1 Total Coliform MPN/100 ml 5000 120 APHA 9221B 22nd ed.2012
2 Fecal Coliform MPN/100 ml 1000 70 APHA 9221B 22nd ed.2012

6. Air Hilir Sungai Parsombahan (Muara Sungai Parsombahan)

No Hasil
Paramater Satuan Baku Mutu Metode
. Analisa
A. FISIKA
1 Suhu °C Suhu udara ±3 22.5 SNI 06-6989.23:2005
2 TSD (Jlh Zat Padat Terlarut) mg/l 1000 155 Elektroda
TSS (Jlh Zat Padat
3
Tersuspensi) mg/l 50 32 Spektrofotometri
B. KIMIA
a. Kimia Anorganik
1 pH - 6.0-9.0 7.15 SNI 06-6989.11:2004
2 Besi mg/l - 0.15365 APHA3120B.22nd ed.2012
3 Mangan mg/l - 0.00045 APHA3120B.22nd ed.2012
4 Seng mg/l 0.05 0.00023 APHA3120B.22nd ed.2012
5 Kadmium mg/l 0.01 0.00009 APHA3120B.22nd ed.2012
6 Timbal mg/l 0.03 0.00022 APHA3120B.22nd ed.2012
7 Air Raksa mg/l 0.001 0.00014 APHA3120B.22nd ed.2012

12
8 Arsen mg/l 0.05 0.00024 APHA3120B.22nd ed.2012
9 Barium mg/l 1 0.00208 APHA3120B.22nd ed.2012
10 Tembaga mg/l 0.02 0.01178 APHA3120B.22nd ed.2012
11 Kobalt mg/l 0.2 0.00003 APHA3120B.22nd ed.2012
12 Selenium mg/l 0.01 0.00026 APHA3120B.22nd ed.2012
13 Nitrit mg/l 0.06 0.0364 SNI 06-6989.9:2004
14 Klorida mg/l - 7.256 SNI 06-6989.19:2009
15 Kromium Val.6 mg/l 0.05 0.025 Spektrofotometri
16 Khlor Bebas mg/l 0.03 0.025 Spektrofotometri
17 Amoniak mg/l - 0.42 Spektrofotometri
18 Fluorida mg/l 1.5 0.30 Spektrofotometri
19 Pospat mg/l 0.2 0.12 Spektrofotometri
20 Sulfat mg/l - 85 Spektrofotometri
21 Nitrat mg/l 10 1.34 Spektrofotometri
22 Sulfrida mg/l 0.002 <0.002 Spektrofotometri
23 DO mg/l min 4 6.655 SNI 06-6989.11:2004
24 BOD mg/l 3 0.932 SNI 06-6989.11:2004
25 COD mg/l 25 7.926 Spektrofotometri
26 Sianida mg/l 0.02 0.005 Spektrofotometri
b. Kimia Organik
1 Detergen mg/l 200 <500 Spektrofotometri

No. Parameter Satuan Baku Mutu Hasil Analisa Metode/Alat


Mikrobiologi
1 Total Coliform MPN/100 ml 5000 140 APHA 9221B 22nd ed.2012
2 Fecal Coliform MPN/100 ml 1000 78 APHA 9221B 22nd ed.2012

3.2. Tahapan Sistem Pengolahan Limbah Cair

Dalam proses pengolahan limbah kolam menjadi media penampungan limbah cair akan
diolah. Seperti yang kita ketahui, limbah cair akan dikumpulkan/dialirkan ke dalam kolam/bak
fat pit. Kolam fat fit ini menjadi tempat pengumpulan minyak yang akan di kirim ke kolam 1
maupun minyak yang dikirim dari kolam limbah 1. Berikut penjelasan tahapan-tahapan sistem
pengolahan di kolam limbah:

1. Kolam Fat-fit

13
Kolam ini berupa bak yang berjumlah 7 unit dan memiliki kapasitas sebesar . kolam ini
menampung limbah dari beberapa pengolahan, dan menjadi tempat pengumpulan awal
limbah dari proses PKS. Kolam ini juga berfungsi sebagai tempat pengumpulan minyak
yang diambil dari kolam 1 untuk diolah pada stasiun klarifikasi.

Gambar 3.1. Kolam Fat-fit


2. Kolam 1 (cooling Pond)
Kolam ini berfungsi untuk penampungan limbah yang dipompakan dari kolam fat-fit
dengan kapasitas yang besar. Kolam ini juga disebut dengan kolam pendingin yaitu untuk
mendinginkan limbah agar menghasilkan suhu yang sesuai dengan proses pengolahan
limbah selanjutnya. Untuk tingkat keasaman cairan di kolam ini sebesar 4-6 dan bersuhu
50-800C.

Gambar 3.2. Kolam 1 (cooling Pond)


3. Mixing Pond
Limbah yang berada di kolam 1 kemudian akan dipompakan ke kolam mixing yang
berfungsi untuk menaikkan pH dan juga guna untuk mendinginkan. Disini juga limbah
yang dari kolam 1 akan diaduk dan dicampur dari limbah kolam 4 yang di pompakan ke
kolam mixing dan juga untuk menghindari agar limbah tidak membeku dan mengendap
di kolam.

14
Gambar 3.3. Mixing Pond
4. Kolam 2 (Bio Digester No.1)
Setelah limbah yang diaduk dan dicampur dengan sempurna pada mixing pind, maka
akan dikirim ke kolam 2. Dikolam ini ialah proses terbentuknya gas metana yang
dihasilkan oleh bakteri dengan cara pengolahan anaerobik, yaitu proses perombakan yang
berlangsung tanpa kehadiran oksigen. Perombakan ini dibantu oleh bakteri anaerobik,
yaitu yang aktif menghasilkan enzim dan merombak bahan organik. Kemudian gas ini
digunakan untuk bahan bakar ke genset gas. Untuk saat ini, pengolahan untuk
menghasilkan gas metana sudah dihentikan. Sehingga kolam 2 tidak digunakan lagi.

Gambar 3.4. Kolam 2


5. Kolam 3 (Bio Digester No.2)
Kolam ini juga memiliki fungsi seperti kolam 2, yaitu untuk menghasilkan gas methana.
Sistem nya juga sama dengan kolam 2 dan limbah yang dikirim juga dari kolam mixing
pond. Kolam 2 dan 3 ini ditutupi dengan membran agar oksigen tidak masuk kedalam
dan pengolahan dapat berjalan dengan baik. Namun untuk saat ini, keadaan nya juga
sama dengan kolam 2 yaitu tidak digunakan lagi. Dan fungsinya sekarang untuk
sedimentasi limbah dari mixing pond dan kemudian akan dipompakan ke kolam
fakultatif.

15
Gambar 4.5. Kolam 3 (Bio Digester No.2)
6. Kolam 4 (Fakultatif Pond)
Setelah proses pengolahan anaerobik dan sedimentasi dikolam 3, kemudian limbah
dipompakan kembali ke kolam 4. Kolam ini menjadi kolam peralihan dari proses
anaerobik ke aerobik. Melalui kolam 4 kemudian akan dipompakan ke kolam
aplikasi/Line Aplikasi yang terdapat di kebun nagargar. Dan juga untuk membantu
menurunkan pH dari kolam 1 maka limbah dari kolam 4 dialirkan ke kolam mixing.

Gambar 3.6. Kolam 4 (Fakultatif Pond)


7. Kolam 5 dan kolam 6
Limbah di kolam 4 akan di alirkan menuju kolam 5 dan 6. Proses yang terjadi dikolam ini
ialah aerobik yaitu menggunakan oksigen dari udara dilingkungan untuk proses
pengolahannya. Kolam ini menjadi proses akhir sistem pengolahan limbah dan kemudian
akan di olah selama kurang lebih selama 120 hari dan kemudian limbah sudah dapat
dibuang ke lingkungan.

16
Gambar 3.7. Kolam 5 dan 6
8. Kolam LA (Line Aplikasi)
Kolam ini berjarak kurang lebih 4 km dan di pompakan dari kolam 4. Line aplikasi ini
bertujuan untuk membantu pengolahan limbah serta menjadi pupuk bagi pohon sawit
karena mengandung zat-zat yang baik untuk tanaman sawit. Kolam ini berjumlah banyak
dan memiliki banyak blok. Dengan adanya kolam-kolam di line aplikasi ini, limbah dapat
di distribusikan dengan baik agar tidak padat di kolam limbah nomor 1 sampai 6.

3.3. Proses Pengolahan Biogas Plant

Pada dasarnya, industri kelapa sawit menghasilkan beberapa limbah yang dianggap
berpotensi menjadi pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Namun,
sebenarnya jika dikelola dengan maksimal akan menghasilkan potensi-potensi yang dapat
memberikan keuntungan yang dapat menunjang aktivitas pengolahan pabrik maupun
keuntungan secara finansial. Beberapa potensi yang ada pada limbah pabrik kelapa sawit
ialah potensi energi listrik, potensi biomassa dan pakan ternak.

Di P.T VAL, sistem pengolahan limbah sudah pernah dilakukan, yaitu untuk
menghasilkan biogas untuk menghasilkan energi listrik. Namun untuk saat ini plant biogas
ini tidak beroperasi lagi karena beberapa alasan. Namun disini penulis berusahaan untuk
menjelaskan proses pengoperasian biogas plant ini secara singkat.
 Prinsip Kerja Pengolahan Biogas Plant

Seperti yang kita ketahui, proses terjadinya biogas ialah pemanfaatan limbah cair pabrik
kelapa sawit dengan proses yang disebut dengan reaksi anaerobik, dimana proses yang

17
berlangsung kedap udara atau tanpa ada oksigen dengan bantuan bakteri dan menghasilkan
gas metana (CH4). Gas tersebut kan dipakai sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik
yang dikenal dengan biogas plant.

1. Bahan dan Peralatan


a.Bahan
Bahan yang digunakan untuk membuat limbah kelapa sawit menjadi biogas ialah subtrat
dan inokulum. Substrat terdiri dari janjangan kosong, perikarp sawit dan lumpur/limbah cair
kelapa sawit. Kemudian bahan inokulum biogas merupakan kombinasi dari tanaman eceng
gondok dan kotoran ternak. Keduanya dicampur dan terjadi fermentasi dengan waktu 10
hari. Proses fermentasi tersebut harus berlangsung secara anaerob atau tanpa udara/oksigen.
a. Peralatan
Berikut beberapa mesin dan peralatan yang digunakan pada pengolahan limbah:
- Sistem Bio-digester
Pengolahan awal yaitu kolam ditutup menggunakan membran agar kedap udara dan
air.
- Scrubber Hidrogen Sulfida
Alat ini berfungsi untuk menurunkan kadar H2S pada kondisi yang diinginkan oleh
gas engine, sebelum biogas dapat menghasilkan daya listrik. Nilai kadar biasanya
dibawah 200 ppm untuk mencegah korosi dan mengoptimalkan operasi dan
memperpanjang umur dari gas engine.
- Dehudimifier Biogas
Alat ini berupa dryer, chiller dan cyclone dan berfungsi untuk mengurangi kadar air
dalam biogas yang akan dialirkan ke gas engine dan bertujuan untuk
mengoptimalkan proses pembakaran pada mesin, mencegah pengembunan dan
melindungi mesin dari pembentukan asam yang akan menyebabkan korosi.
- Gas Engine
Mesin ini bekerja dengan menggunakan bahan bakar biogas untuk pembakaran.
Prinsip kerja mesin ini iallah mengubah energi yang terkandung dalam biogas
menjadi energi mekanik untuk menggerakkan generator yang akan menghasilkan
listrik. Pada dasarnya, bahan bakar untuk biogas mempunyai kadar air di bawah 80%

18
dan konsentrasi H2S kurang dari 200 ppm dan menghasilkan listrik dari gas engine
sebesar 46-42%.
- Burner dan Boiler
Alat ini berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar biomassa seperti cangkang
dan fiber. Burner gas biasanya dipasang pada dinding boiler.
- Flare Biogas
Alat ini digunakan untuk membakar kelebihan gas untuk alasan keamanan saat biogas
tidak bisa diumpankan ke gas engine atau peralatan pembakaran yang lain. Biogas
tidak bisa langsung dibuang ke lingkungan karena sifatnya mudah terbakar saat
konsentrasi tinggi dan juga dapat menyebabkan efek rumah kaca. Biasanya flare
digunakan pada saat gas engine tidak beroperasi atau masa perawatan dan pada saat
pengolahan TBS yang banyak sehingga kelebihan produksi.

3.4. Mesin/Alat pendukung pada stasiun Kolam Limbah

Untuk mempermudah proses pengiriman limbah dari kolam ke kolam, maka ada
alat/mesin tambahan untuk mempelancar proses pengolahan limbah di stasiun kolam limbah.
Berikut beberapa alat pendukung pada stasiun kolam limbah:

1. Pompa Cooling Pond


Pompa ini digunakan untuk mengirim limbah dari kolam 1 ke kolam mixing.
2. Pompa Mixing
Pompa ini digunakan untuk mengirim limbah yang sudah diaduk di kolam mixing
menuju kolam 2 dan 3.
3. Agigator Kolam Mixing
Alat ini digunakan untuk mencampur dan mengaduk air limbah.
4. Pompa kolam 4
Pompa ini digunakan untuk mengalirkan limbah kolam 3 ke kolam 4.
5. Pompa Distribusi Line Aplikasi
Pompa ini digunakan untuk mengalirkan limbah ke long bed line aplikasi.
6. Pompa Line Aplikasi

19
Pompa ini digunakan untuk mengirim limbah dari kolam 4 ke kolam blok line aplikasi di
kebun nagargar.

3.5. Prosedur Pengoperasian di Stasiun Kolam Limbah

Untuk memulai pengoperasian, setiap stasiun memiliki prosedur yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Dengan demikian, segala prosedur yang dibuat untuk mengurangi kerusakan
maupun human error ketika proses pengoperasian berjalan. Berikut prosedur pengoperasian yang
telah ditetapkan oleh P.T Victorindo Alam Lestari sebelum dan saat menjalankan alat/mesin
pada Stasiun Kernel:
a. Intruksi Kerja
 Persiapan
o Karyawan harus menggunakan peralatan keselamatan (alat pelindung
diri) yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada dalam dokumen
Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko yaitu: safety
shoes, safety helmet, sarung tangan kulit dan masker debu.
o Pastikan peralatan kerja yang digunakan selama kegiatan dalam
kondisi layak
o Pastikan kolam anaerobik dan aerobik dirancang dan dioperasikan
secara seri.
o Pastikan semua saluran inlet dan outlet dijaga tetap bersih dan bebas
dari penghalang agar limbah dapat mengalir dengan lancar.

 Start-Up
o Hidupkan pompa fat pit ke kolam 1 pastikan limba mengalir dari
kolam 1 ke mixing pond
o Hidupkan pompa mixing pond untuk mengalirkan limbah dari mixing
pond ke Biodigester 1 (kolam 2)
o Pastikan limbah Biodigester 1 overflow ke Biodigester 2 (kolam 3)
o Pastikan limbah Biodigester 2 overflow ke kolam 4
o Pastikan limbah kolam 4 dipompakan ke land aplikasi kebun nagargar
 Operasional

20
 Kolam 1
o Cek visual aliran limbah kolam 1
o Cek pH air limbah di sample point 1 dan 2 pastikan pH 4-5
o Pastikan kolam tidak ada kebocoran
 Kolam 2
o Cek visual aliran limbah kolam 2
o Cek pH air limbah
o Cek tekanan membran
o Pastikan kolam tidak ada kebocoran
 Kolam 3
o Cek visual aliran limbah kolam 3
o Cek pH air limbah
o Cek tekanan membran
o Catat HM pompa
o Catat Flowmeter
o Pastikan kolam tidak ada kebocoran
 Kolam 4
o Cek visual aliran limbah kolam 4
o Cek pH air limbah 7,8-8
o Pastikan kolam tidak ada kebocoran
o Hidupkan pompa LA setelah koordinasi dengan Operator LA Kebun
 Kolam 5
o Cek visual aliran limbah kolam 5
o Cek pH air limbah
o Pastikan kolam tidak ada kebocoran
 Kolam 6
o Cek visual aliran limbah kolam 6
o Cek pH air limbah
o Pastikan kolam tidak ada kebocoran
 Proses Shut-Down
o Matikan pompa fat pit ke kolam 1

21
o Tutup aliran limbah dari kolam 1 ke mixing pond
o Matikan pompa mixing pond dan tutup aliran ke kolam 4 dan tutup
aliran limbah dari mixing pond ke kolam Biodigester 1
o Tutup overflow limbah dari Biodigester 1 ke Biodigester 2
o Tutup overflow limbah Biodigester 2 ke kolam 4
o Tutup overflow kolam 4 menuju ke kolam 5

 Emergency Shut Down


o Tekan panel/breaker kolam limbah pada posisi OFF

3.6. Laporan/Jurnal Harian Pada Stasiun Kolam Limbah

Laporan harian pada stasiun kolam limbah bertujuan untuk mendokumentasikan laporan
kejadian maupun laporan operasional yang ditulis oleh operator. Berikut penjelasan lebih lanjut
mengenai laporan pada stasiun kolam limbah.

1. Jurnal pemeliharaan/perbaikan dan peralatan mesin


Laporan ini berfungsi untuk mendokumentasikan segala kerusakan maupun perbaikan
yang terjadi di stasiun kolam limbah. Beberapa hal yang dicatat ialah:
- Tempat lokasi kerusakan
- Mesin/peralatan yang rusak
- Pemeliharaan berlaku/kerusakan
- Hasil pengecekan di lapangan
- Uraian kegiatan
- Waktu pengerjaan
- Nama mekanik yang memperbaiki
2. Laporan Land Aplikasi
Laporan ini dibuat untuk dokumentasi proses pengiriman limbah ke land aplikasi di
kebun nagargar. Beberapa informasi akan dicatat untuk memberikan keadaan terbaru
dan masalah yang belum diselesaikan setiap harinya. Disini ditulis beberapa hal yang
menjadi informasi seperti:
- Tanggal laporan

22
- Blok pengaliran limbah
- Nomor pompa yang dipakai, jam operasi dan total waktu
operasi
- Flow meter (awal operasi, akhir operasi, total volume limbah
yang dikirim dan rata-rata jumlah limbah yang dikirim per jam)
- Waktu operasi (start LA dan Stop LA, jumlah jam operasi)
- Keterangan (contoh:cuaca, tempat blok pengiriman LA, proses
pengiriman, dan lain-lain)
3. Jurnal Kegiatan Stasiun Kolam Limbah
Laporan ini dibuat oleh operator yang masuk dan mencatat setiap kegiatan yang
dilakukan oleh operator. Dengan demikian, setiap kegiatan yang telah dilakukan
maupun dalam proses pengerjaan dapat diketahui oleh atasan maupun operator yang
lain. Berikut informasi yang dicatat pada laporan ini:
- Pengukuran pH (kolam 1, 4 dan 6)
- Curah hujan
- Level kolam
4. Jurnal Stasiun Kolam Limbah
Jurnal ini berfungsi untuk mengetahui operasional kerja kolam limbah secara visual.
Beberapa hal yang dicatat dalam laporan ini meliputi:
- Aliran limbah setiap kolam
- Kondisi alat setiap kolam (pompa, flowmeter dan pipa)
- Kondisi kolam
5. Laporan PMH Quality Control Report
Laporan ini dibuat oleh bagian laboratorium setiap hari untuk mengetahui nilai pH di
kolam limbah serta oil content nya. Beberapa hal yang dicatat dalam laporan ini
meliputi:
- Nomor Kolam Limbah
- pH
- Oil Content

23
3.7. Hal-hal yang Harus Diperhatikan di Stasiun Kolam Limbah
Untuk menjaga proses pengolahan dan pengiriman kolam limbah, dibutuhan kesiagaan
agar proses pengawasan berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan beberapa
tempat maupun mesin yang sering terjadi kendala yang dapat memperlambat bahkan
menghentikan proses kerja di stasiun kolam limbah. Berikut permasalahan yang perlu
diawasi dan dicari solusinya:
 Memperhatikan kondisi kolam agar tidak meluap karena dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan. Dalam kondisi cuaca hujan, kondisi kolam limbah akan naik
level serta tanggul yang sewaktu-waktu dapat jebol apabila tidak sanggup menahan level
kolam limbah yang tinggi. Oleh sebab itu, operator diharapkan agar siaga dalam kondisi
cuaca hujan dan menyiagakan pompa-pompa yang tersedia.
 Perhatikan pompa-pompa yang digunakan mulai dari pompa kolam 1 sampai pompa ke
line aplikasi. Sering terjadi kerusakan pada bagian packing aus karena gesekan kotoran
yang bercapur dengan pasir yang terhisap oleh pompa.
 Perhatikan setiap jalur pipa yang ada, sering terjadi pipa bocor diakibatkan beberapa
masalah. Apabila ada sumbat, pipa-pipa akan ditekan pada bagian yang sambungan dan
menyebabkan kerusakan dan kebocoran. Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran
lingkungan yang berefek serius terhadap kelangsungan pabrik.
 Memperhatikan keadaan setiap motoran pompa. Ketidakstabilan listrik dapat merusak
kondisi pompa. Oleh sebab itu, apabila aliran listrik tidak stabil, sebaiknya pompa
dimatikan dan segera berkoordinasi pada bagian powerplant untuk memastikan pasokan
listrik yang stabil.

3.8. Prinsip K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT. Victorindo Alam Lestari menjamin
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, produktif, dan efektif di seluruh bagian dan unit-unit
usaha dengan memenuhi peraturan dan perundang-undangan. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
pada P.T Victorindo Alam Lestari adalah sebagai berikut.

 Sistem izin kerja berupa SOP (Standard Operating Procedure) dan Instruksi Kerja

24
 Memakai Alat Pelindung Diri (APD) di lokasi kerja yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Alat Pelindung Diri yang disediakan perusahaaan
adalah helm safety, ear plug, sepatu safety, sarung tangan dan masker.
 Prosedur keadaan darurat berupa kotak P3K, APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan
kotak Hydran.
 Pelapor sumber bahaya atau cedera. Semua karyawan yang mengetahui adanya sumber
bahaya harus melaporkan kepada bagian K3.
 Pembuatan Akses Area Terbatas. Pemberian garis hitam atau kuning pada suatu area
dengan tujuan agar jangan dilintasi pada saat ada pekerjaan berlangsung.
Penanganan Kecelakaan Kerja.

Penanganan kecelakaan kerja bertujuan sebagai pengendalian terhadap kejadian


kecelakaan/insiden serta penyakit akibat kerja, sehingga pertolongan dapat diberikan secara
cepat, tepat dan efiktif. Beberapa istilah dan batasan dalam Kecelakaan Kerja:
- Kejadian/insiden adalah peristiwa berbahaya yang terjadi saat potensi bahaya kontak
dengan personil/asset, sehingga dapat menimbulkan dampak selanjutnya.
- Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang mengakibatkan terjadinya
suatu kerugian baik terhadap manusia (cidera), harta benda (rusak), proses (gangguan
atau terhenti) maupun lingkungan (kerusakan/pencemaran).
- Near Miss (hampir celaka) adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang hampir
menimbulkan kerugian terhadap manusia, harta benda, proses maupun lingkungan.
- Penyakit akibat kerja adalah suatu penyakit yang timbul disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.

Prosedur Pelaporan Insiden

- Setiap insiden yang terjadi ditempat kerja dilaporkan kepada safety


koordinator/sekretariat P2K3 dengan menggunakan form laporan kecelakaan kerja/Near
Miss.
- Safety koordinator/sekretariat P2K3 akan menindak lanjutinya dengan melaporkan
kepada manager.

25
- Sekretariat P2K3 kemudian mengumpulkan laporan tersebut sebagai salah satu
bahan/data yang dianalisa untuk melakukan kegiatan rapat P2K3 dan tinjauan ulang
manajemen.

K3 (Kesehatan, Keselamatan dan Kerja) pada Stasiun Kolam Limbah

Pada Stasiun Kolam Limbah digunakan beberapa APD untuk mengatisipasi kecelakaan
kerja. adapun APD yang digunakan pada stasiun ini diantaranya seperti helm safety, sepatu
safety, sarung tangan dan masker. Dengan demikian, petugas dapat bekerja dengan nyaman dan
terhindar dari kecelakaan. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan untuk
menjaga kesehatan keselamatan kerja:
- Memakai APD di lokasi bekerja terutama ditempat yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja.
- Menggunakan masker ketika mengangkat ataupun menuangkan CaCO3 ke dalam
claybath agar tidak terhirup.
- Menjaga areal tempat bekerja dari minyak-minyak yang tumpah agar terhindar dari
kecelakaan kerja.
- Pemberikan tanda perbaikan (lotto) ketika ada perbaikan pada area kerja.
- Menyediakan kotak P3K, APAR dan jalur evakuasi sebagai standar prosedur keadaan
darurat.
- Melaporkan sumber bahaya jika ada berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
- Melakukan kordinasi yang baik sewaktu melakukan pekerjaan dalam pemakaian mesin
maupun ketika mesin masih dalam perawatan.

26
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan magang di Stasiun Kolam Limbah di P.T Victorindo Alam Lestari
dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Pengolahan dan pengontrolan kolam limbah dilakukan secara serius agar tidak terjadi
pencemaran lingkungan.
2. Pengiriman limbah ke land aplikasi membantu pengolahan limbah agar level kolam
limbah tidak tinggi dan membantu kebun dalam sistem pemupukan kelapa sawit.
3. P.T VAL melakukan pengawasan terhadap kadar limbah dengan cara melakukan
pengujian pH, BOD, COD dan konten lainnya perbulan.
4. P.T VAL juga mengawasi kondisi lingkungan sekitar pabrik dengan melakukan
pengambilan sampel dari sumur warga untuk di uji pada laboratorium yang sudah
disertifikasi oleh pemerintah demi pengawasan dan pengendalian lingkungan.

4.2 Saran

Dari hasil pelaksanaan magang di P.T Victorindo Alam Lestari, ada beberapa saran yang
diberikan seperti:
1. Meningkatkan sistem komunikasi antar karyawan shift pagi, siang maupun malam untuk
menghindari kesalahan pengoperasian mesin maupun proses pengiriman limbah.
2. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar kolam limbah.
3. Untuk menjaga performansi semua mesin yang ada, sebaiknya dilakukan pengecekan
rutin secara berkesinambungan dan membuat daftar pengecekan mesin dengan jadwal
yang ditetapkan.
4. Operator diharapkan menginformasikan secepatnya apabila ada kerusakan maupun
kebocoran pada pipa-pipa pengiriman limbah ke kolam-kolam maupun ke land aplikasi.
5. Mengaktifkan kembali biogas plant agar proses pengolahan di pabrik semakin lancar dan
juga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial.

27

Anda mungkin juga menyukai