Anda di halaman 1dari 16

Makalah

UTILITAS
“UTILITAS PT.PERTAMINA”

OLEH :

FAHRIAH AFIFAH

RIDHA MURTAL

MUH ZHAHIR ILHAM

NUR ISLAMIAH.MR

IMAM MA’RIF DWI PRASETYO

III.B

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN RI

POLITEKNIK ATI MAKASSAR

2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan pihak lain,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Utilitas, mengingat
kemampuan yang terbatas sudah tentu penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca, guna untuk perbaikan tugas untuk masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Makassar 2 Desember 2019

Penyusun

Kelp.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

2.1. Utilitas ...........................................................................................................2

2.2.1. Unit Pengolahan Air ..............................................................................3

2.2.2. Demineralizer ( Boiler Feed Water) ......................................................4

2.2.3. Unit Penyediaan Uap (Boiler Plant) ......................................................5

2.2.4. Unit Air Pendingin (Cooling Water Unit) .............................................6

2.2.5. Unit Penyedia Udara Bertekanan...........................................................6

2.2.6. Unit Penyediaan Fuel ............................................................................7

2.2.7. Unit Penyediaan Power (Power Plant) ..................................................7

2.2.8. Pengolahan Limbah ...................................................................................7

1) Limbah Gas ...................................................................................................8

2) Limbah Cair ..................................................................................................9

3) Limbah Padat ..............................................................................................10

BAB III PENUTUP ...............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem utilitas merupakan sarana atau unit penunjang yang diperlukan untuk
operasi suatu proses. Sarana atau unit penunjang disini maksudnya adalah sebuah
unit yang berfungsi sebagai penyediaan bahan-bahan penunjang kegiatan pabrik,
seperti air umpan, penyedia steam, penyedia listrik (power), udara tekan dan
pengolahan limbah. Unit utilitas penting dalam proses didalam suatu industri,
Salah satunya mereka membutuhkan bahan bakar untuk pengoperasian sebagai
alat yang berbahan bakar ataupun listrik untuk menunjang pengoperasian alat
yang menggunakan listrik.
Yang melatarbelakangi dibuatnya unit utilitas dalam pabrik yaitu ,
kapasitas-kapasitas atau daya tampung merupakan faktor pertama yang menjadi
pertimbangan ada tidaknya unit utilitas disuatu pabrik. Continuitas yang tidak
boleh dilupakan dalam pertimbangan pengadaan unit utilitas adalah kekontinuitas
proses pabrik yang menggunakan bahan penunjang. Jika pemenuhan kebutuhan
akan bahan penunjang terjadi setiap hari. Lebih baik kita mempunyai unit utilitas.
Oleh karena itu melalui makalah ini penulis membahas mengenai unit utilitas
pada PT Pertamina.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Utilitas ?
2. Bagaimana Unit Utilitas PT Pertamina ?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Dapat mngetahui apa yang dimaksud dengan Utilitas
2. Dapat mengetahui bagaimana Unit Utilitas PT Pertamina

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Utilitas
Utilitas dapat diartikan sebagai semua bahan/media/sarana yang dibutuhkan
untuk menunjang operasi pengolahan dalam suatu industri. Kegiatan kilang
minyak sebagai suatu rangkaian proses manufacturing didalam operasinya
memerlukan utilitas baik sebagai bahan proses atau bahan baku, bahan penunjang,
maupun sebagai tenaga (power) untuk menggerakkan proses dan peralatan kilang.
Utilitas dapat meliputi beberapa komoditi sesuai kebutuhannya, antara lain:
1) Listrik sebagai tenaga penggerak, pemanas
2) Steam (uap) sebagai bahan baku, sebagai tenaga penggerak, sebagai
pemanas.
3) Utility water, Treated water, Demineralized water, Boiler feed water.
4) Cooling water (Sea cooling water, Fresh cooling water)
5) Instrument air dan plant air atau Nitrogen maupun Oksigen.

Di Pertamina RU II, Utilitas merupakan bagian dari unit produksi kilang


yang berfungsi menyediakan sarana atau media yang dibutuhkan unit proses.
Sistem Utilitas di RU II Dumai dibagi menjadi 3 unit area:
1) Water Treatment Plant : Merupakan unit proses pengolahan/
penjernihan air.
2) Utilitas Existing : Melayani kebutuhan unit–unit proses di
Kilang lama / Existing Plant.
3) Utilitas HDC : Melayani kebutuhan unit–unit proses di
Kilang baru/ New Plant.
Ketiga sistem tersebut saling terintegrasi dalam pengoperasiannya dan kehandalan
harus dijaga dengan baik. Jika terjadi kegagalan dalam pengoperasiannya, tidak
saja akan mengakibatkan kehilangan produksi kilang tetapi dapat juga merusak
katalis, peralatan operasi bahkan hilangnya faktor safety.

2
2.2. Unit Utilitas PT Pertamina
Unit-unit proses yang merupakan bagian dari unit utilitas adalah :
2.2.1. Unit Pengolahan Air
Sumber air tawar diperoleh dari sungai Rokan. Pengolahan air bertujuan
untuk memperoleh air yang memenuhi syarat sebagai air minum dan air
pendingin. Air untuk umpan boiler (Boiler Feed Water) perlu pengolahan lebih
lanjut di demineralizer. Air sungai Rokan diolah untuk menghilangkan turbiditas,
COD, suspended solid, dan warna. Untuk menghindari korosi yang disebabkan
oleh kondisi asam (pH rendah), maka dilakukan penginjeksian larutan NaOH
untuk penetralan. Untuk kebutuhan air minum, dilakukan proses sterilisasi
dengan penginjeksikan desinfektan seperti Cl2 atau Ca(OCl)2. Air baku dari
sungai Rokan dipompa menuju WTP (Water Treatment Plant) Bukit Datuk yang
berjarak 45 km, kemudian ditampung dalam raw water pond. Di dalam raw water
pond terjadi pengendapan lumpur, pasir, dan partikulat. Kemudian air baku di
pompa menuju clearator dan dilakukan penginjeksian zat-zat sebagai berikut:
1. Aluminium Sulfat: Al2(SO4)3.18H2O
2. Soda kaustik : NaOH
3. Coagulant Aid
Di dalam clearator air baku dan bahan kimia diaduk dengan rapid mixer sehingga
akan terjadi reaksi koagulasi antara bahan kimia dengan kotoran dan akan
terbentuk flok. Reaksi yang terjadi adalah :

 Al2(SO4)3.18H2O + 3Na2CO3  3Na2SO4 + 2Al(OH)3 + 18 H2O

Flok-flok yang terbentuk akan mengendap dan dibuang secara periodik. Air jernih
akan mengalami over flow dan ditampung dalam intermediate pond. Intermediate
pond hanya berfungsi sebagai bak penampung air jernih. Air jernih kemudian
dialirkan ke sand filter yang berfungsi untuk memisahkan carry over flok dari
clearator. Air jernih dari sand filter secara gravitasi ditransfer menuju treated
water pond. Dari treated water pond air didistribusikan dengan pompa melalui
sistem manifold. Manifold untuk kilang diinjeksikan corrosion inhibitor,
sedangkan air untuk perumahan dan dok diinjeksikan Cl2 atau Ca(OCl)2 untuk

3
desinfektan. Refinery water (raw water) dari WTP Bukit Datuk dikirim ke new
plant dan dikirim ke sand filter. Outlet sand filter ditampung pada filtered water
tank. Dari tangki tersebut didistribusikan dengan pompa menuju :
1. Portable Water Tank
2. Plant Water Calciner
3. Demineralizer
4. Make up Cooling Water
5. Plant Water dan House Station
Flow diagram untuk proses pengolahan air di perumahan RU II Dumai dapat
dilihat pada Gambar 5.1:

2.2.2. Demineralizer ( Boiler Feed Water)


Proses softening (pelunakan) adalah proses untuk mengurangi konsentrasi
ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang menyebabkan kesadahan pada air. Ion-ion tersebut
bila masuk ke dalam boiler akan membentuk scale deposit.
Penghilangan scale deposit dapat dilakukan dengan :
1. External treatment

4
Penghilangan atau pengurangan konsentrasi ion-ion penyebab kesadahan
dalam BFW.
2. Internal treatment
Mengikat ion-ion Ca2+ dan Mg2+ untuk menghasilkan senyawa berbentuk
sludge/lumpur yang rapuh dan tidak melekat pada dinding dan tube boiler.
Proses-proses yang terjadi diantaranya :
 Pertukaran kation kalsium, magnesium, dan sodium dihilangkan dengan
hidrogen pada kation exchanger.
 Pertukaran anion seperti sulfat, klorida, dan karbonat, dihilangkan
dengan anion exchanger.

2.2.3. Unit Penyediaan Uap (Boiler Plant)


Air umpan boiler memiliki persyaratan khusus karena dalam air masih
terdapat zat-zat yang bisa membentuk kerak pada tube boiler dan zat-zat yang
korosif. Kerak pada tube boiler disebabkan oleh garam-garam silikat dan
karbonat. Kerak ini menyebabkan over heating karena menghambat transfer
panas. Korosi pada pipa disebabkan adanya gas-gas korosif seperti : O2, CO2, pH
air yang rendah, oleh karena itu gas-gas harus dihilangkan dan pH air dijaga tetap
netral di dalam BFW. Garam-garam mineral yang larut dalam air bisa
mengakibatkan buih sehingga perlu dihilangkan dengan demineralizer yang terdiri
dari kation dan anion. Outlet demineralizer ditampung dalam tangki lalu
dipompakan ke deaerator guna mengurangi kandungan O2 terlarut. Air yang
keluar deaerator diinjeksikan hydrazine untuk menghilangkan O2 sisa kemudian
didistribusikan ke boiler dengan pompa.
Flow diagram steam generator di RU II Dumai dapat dilihat pada Gambar 5.2:

5
2.2.4. Unit Air Pendingin (Cooling Water Unit)
Unit ini berfungsi untuk menampung air yang akan digunakan sebagai air
pendingin pompa dan kompressor. Air yang digunakan adalah air tawar dari WTP
Bukit Datuk. Cooling tower di new plant berpusat di Utilitas Circulation. Air dari
tangki didistribusikan ke cooling tower sebagai make-up. Untuk mempertahankan
level cooling tower maka diperlukan make-up karena air yang kembali (return
cooling tower) sangat sedikit. Untuk membuang sludge dan lumpur dilakukan
dengan blow down. Untuk menghindari pertumbuhan jasad renik (algae dan
lumut), diinjeksikan chlorine ke dalam cooling tower sebanyak 10 Kg selama 6
jam dalam satu hari. Di samping itu, diinjeksikan juga corrosion inhibitor berupa
dulcam 704 (untuk satu shift diberikan sebanyak 37.5 Liter) yang berfungsi untuk
membentuk lapisan pada pipa sehingga tidak terjadi kontak langsung antara air
dengan material pipa yang bisa mengakibatkan perkaratan.

2.2.5. Unit Penyedia Udara Bertekanan


Fungsi dari udara bertekanan yang dihasilkan oleh unit ini adalah :
1. Unit Instrumen

6
Udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor masuk ke dalam
receiver. Udara biasa masuk melalui filter dihisap oleh kompresor dan
ditekan keluar melalui pendingin dan cyclone untuk memisahkan air,
setelah itu masuk ke receiver. Tekanan udara dijaga dengan pressure
recorder controller (PRC) sebesar 6.5 Kg/cm2.
2. Udara Kilang
Digunakan sebagai pembersih dan flushing pipa-pipa. Di dalam unit
kompresor juga terdapat cooling tower untuk mengatur air pendingin
yang mendinginkan pompa dan kompresor. Untuk menjaga agar suhu air
tetap rendah digunakan fan. Untuk mencegah korosi, diinjeksikan
polycrin I dan polycrin AI (merupakan corrosion inhibitor).

2.2.6. Unit Penyediaan Fuel


Sistem penyediaan fuel oil di new plant berpusat di utilitas. Fuel oil dari
tangki penampungan didistribusikan dengan pompa menuju :
1. Boiler Utilitas
2. Vacuum Unit
3. Platforming Unit
4. Naphtha Hydrotreating Unit
5. Distillate Hydrotreating Unit
6. Hydrocracking Unibon

2.2.7. Unit Penyediaan Power (Power Plant)


Merupakan unit yang penting dalam operasi kilang. Unit ini berfungsi
sebagai penyedia tenaga listrik untuk kebutuhan kilang maupun perumahan
karyawan. Unit ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Power Generation
2. Power Distribution
3. Bengkel Listrik

2.2.8. Pengolahan Limbah


Dampak dari limbah industri yang dihasilkan oleh Pertamina RU II Dumai,
diusahakan untuk diminimalisasikan serendah mungkin. Komitmen ini sejalan

7
dengan keberhasilan Pertamina RU II Dumai memperoleh sertifikasi ISO 14001
(system menejemen lingkungan) pada Desember 2001. Adapun tindakan-tindakan
yang dilakukan Pertamina RU II Dumai dalam menekan dampak dari limbah
industrinya adalah:
1. Melaksanakan Good Housekeeping di lingkungan kerja, dengan cara,
mengoptimasikan penggunaan air, energi dan bahan baku.
2. Pada saat pembangunan pabrik, Pertamina RU II Dumai dilengkapi dengan
unit-unit untuk mengelola dan mereduksi limbah.
3. Sistem proses yangdigunakan dilengkapi dengan recycle dan recovery bahan
dan produk.

Adapun unit-unit yang digunakan untuk mengelola dan mereduksi kuantitas dan
bahaya limbah adalah:
1) Limbah Gas
Limbah gas yang dihasilkan oleh Pertamina RU II Dumai adalah jenis gas
yang mengandung SOx, NOx, H2S, NH3, CO2, CO, Hydrokarbon, debu, jelaga dan
bau yang sebagian besar berasal dari flare atau gas cerobong. Upaya
penanggulangan yang dilakukan adalah dengan menggunakan stack atau cerobong
yang didesign dengan ketinggian tertentu agar memenuhi baku mutu emisi dan
baku kutu ambient. Upaya lainnya yang dilakukan oleh pihak Pertamina RU II
Dumai adalah dengan pemasangan CEM (Continuous Emission Monitoring),
yang diletakkan pada cerobong (stack) unit HVU, yang merupakan unit yang
setelah dianalisa menghasilkan emisi gas terbesar.
Pengolahan lebih lanjut untuk limbah gas tidak dilakukan sebab selama ini
ternyata emisi udara maupun ambient di lingkungan RU II Dumai masih
memenuhi mutu lingkungan. Tolak ukur yang digunakan untuk menilai kualitas
udara di RU II Dumai dicantumkan pada tabel berikut ini:
Tabel 5.1 Tolak Ukur Dampak Kualitas Udara
No. Parameter Baku Mutu Satuan

1. SO2 0.1 ppm


260 Kg/cm3

8
2. CO 20 ppm
2260 Kg/cm3
3. NOx 0.05 ppm
92.5 Kg/cm3
4. HC 0.24 ppm
160 Kg/cm3
5. H2 S 42 Kg/cm3
6. Partikulat/debu 260 Kg/cm3

Sumber : No. 1 s.d. 6 : Kep-02/menKLH/I/1998 lamp. III

Pendekatan yang ditempuh dalam rangka pengendalian dan penanggulangan


dampak terhadap kualitas udara adalah dengan menerapkan program “waste
minization” yang didalamnya terdapat empat tahap:
a. Reduksi limbah dari sumbernya
b. Reuse
c. Recycle
d. Recovery (Perolehan kembali)

2) Limbah Cair
PT. Pertamina Persero RU II Dumai mempunyai instalasi pengolahan air
limbah yang terdiri dari:
a. Pengolahan Fisika
Instalasi pengolahan air limbah PT. Pertamina Persero RU II Dumai yang
menggunakan pengolahan fisika adalah:
 Separator II
Separator II ini berfungsi untuk memisahkan minyak yang terdapat air
limbah yang berasal dari proses produksi.
 Kolam Ekualisasi

9
Kolam ini berfungsi untuk menampung air limbah dan menjaga agar debit
air limbah konstan, sehingga dapat mencegah shock loading pada saat
pengolahan selanjutnya (kolam aerasi).
 Kolam Pengendap
Kola mini berfungsi untuk mengendapkan lumpur setelah air limbah
tersebut dip roses dalam kolam aerasi
 Separator III
Separator III ini berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih terbawa
dalam air limbah yang berasal dari proses pengolahan limbah sebelumnya
b. Pengolahan Kimia
Pengolahan secara kimia adalah pengolahan air limbah dengan
menggunakan bahan-bahan kimia sehingga akan terjadi reaksi antara bahan kimia
tersebut dengan kandungan bahan organik yang terdapat pada air limbah. Fungsi
utama dari pengolahan kimia ini pada pengolahan limbah cair kilang RU II Duai
adalah untuk menetralkan pH air limbah. Proses dengan penggunaan bahan kimia
ini terjadi pada SWS di V-2, yaitu ketika dilakukan penetralan pH dengan
pengijeksian caustic soda.
c. Pengolahan Biologi
Proses pengolahan air limbah secara biologi adalah menampung air limbah
pada suatu kolam yang luas dengan waktu detensi tertentu sehingga senyawa
polutan yang terkandung dalam air limbah tersebut akan terurai oleh aktifitas
mikrooranisme. Proses yang terjadi pada tahap ini adalah proses Lumpur aktif,
dimana kondisi dalam kolam ini juga mempengaruhi aktifitas mikrooranisme itu
sendiri. Udara yang cukup akan membantu aktifitas mikroorganisme dalam
menguraikan senyawa polutan yang terdapat dalam limbah cair.

3) Limbah Padat
Upaya pengelolaan limbah padat khususnya limbah B3 bertujuan untuk
menurunkan kadar parameter-parameter pencemar terhadap air tanah, air laut,
maupun katalis udara agar mememenuhi standar baku mutu yang ditetapkan.
Sedangkan pengelolaan limbah padat domestik bertujuan untuk menciptakan
kenyamanan dan kebersihan lingkungan.

10
Limbah padat yang dihasilkan di RU II Dumai termasuk cara
pengelolaannya antara lain adalah:
 Lumpur (sludge).
Lumpur tersebut diolah dengan cara melakukan mixing bersama air hangat,
kemudian dilakukan pengenceran agar minyak terapung dan dapat
dipisahkan dari sludge. Dilakukan juga SOR (Sludge Oil Recovery) dengan
cara mengencerkan sludge, lalu disentrifusi agar terpisah fasa minyak dan
air. Minyak yang diperoleh dari metode ini akan dikembalikan ke unit crude
didtilling untuk diperoleh kembali. Cara ini juga bermanfaat secara
ekonomis, agar tidak ada minyak yang terbuang begitu saja. Sludge yang
telah diolah tersebut kemudian dijual, dihibahkan, atau dikirimkan ke PPLI
(Pusat Pengolahan Limbah Industri) untuk diolah lebih lanjut.
 Spent katalis
Pertamina RU II Dumai tidak mempunyai perangkat yang dapat digunakan
untuk mengolah spent katalis. Maka katalis yang sudah tidak digunakan
biasanya dijual ke PPLI, karena banyak mengandung unsur platina yang
cukup bernilai ekonomis.
 Karbon Aktif
Karbon aktif yang tidak digunakan lagi, jika masih memenuhi spesifikasi
akan dicampur dengan coke dan dijual.
 Limbah Perbengkelan berupa logam, kaleng dan bungkus.
Pertamina RU II Dumai tidak memiliki pusat pengolahan limbah yang
tersendiri, oleh karena itu limbah padat lainnya akan ditampung sementara
kemudian dibuang atau dikirimkan ke PPLI.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan :
1. Utilitas dapat diartikan sebagai semua bahan/media/sarana yang dibutuhkan
untuk menunjang operasi pengolahan/kilang/industri.
2. Unit-unit proses yang merupakan bagian dari unit utilitas PT Pertamina
adalah : Unit Pengolahan Air, Demineralizer ( Boiler Feed Water), Unit
Penyediaan Uap (Boiler Plant), Unit Air Pendingin (Cooling Water Unit),
Unit Penyedia Udara Bertekanan, Unit Penyediaan Fuel, Unit Penyediaan
Power (Power Plant).

3.2. Saran
Adapun saran pada makalah ini kiranya pada setiap industri agar produk yang
dihasilkan dapat lebih baik, sebaiknya menyediakan unit utilitas yang memadai.

12
DAFTAR PUSTAKA

Kustoyo yoyo. 2013. Laporan Kerja Praktek PT.Pertamina RU VI Balongan.


AKA MIGAS Balongan. Indramayu.

13

Anda mungkin juga menyukai