TUGAS AKHIR
Oleh :
SYARIFAH INDRIASARI
17TKM254
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Andi Arninda S.T, M.Si Dr. Idi Amin, ST. M.Si.
NIP…………….......………. NIP...........................
Mengetahui :
----------------------------- -----------------------------
NIP ………………….. NIP …………………
I
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diterima oleh Panitia Ujian Akhir Program Diploma Tiga (D3) yang
ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Politeknik ATI Makassar
Nomor : 241/KPTS/BPSDMI/ATI Makassar/II/2019 tanggal ………………….. yang
telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada hari ………………. tanggal …………….
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Kimia
Mineral Pada Politeknik ATI Makassar.
PANITIA UJIAN :
II
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya buat benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti dan dapat dibuktikan sesuai
dengan hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia bahwa tugas akhir
saya adalah hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut tanpa melibatkan institusi Politeknik ATI Makassar atau
orang lain.
Yang menyatakan,
(Syarifah Indriasari)
III
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Tulisan ini
merupakan tugas akhir dengan judul “Simulasi Pengaruh Kandungan CO2 Dalam
Gas Umpan Terhadap Reforming dan Shift Converter Sistem Pabrik Amoniak”,
berdasarkan hasilpenelitian yang penulis lakukan di Laboratorium Kimia Terapan
Politeknik ATI Makassar. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar ahli madya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada dunia
industry tentang kandungan CO2 dalam gas umpan yang dapat menurunkan
efisiensi alat dan juga mempengaruhi produk yaitu pupuk amoniak. Selama
melakukan penelitian sampai penulisan tugas akhir ini, penulis banyakmendapat
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasihdan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penulisan tugas akhir ini
Syarifah Indriasari
IV
ABSTRAK
SYARIFAH. 2020. Simulasi Pengaruh Kandungan CO2 Dalam Gas Umpan Terhadap
Reforming Dan Shift Converter Sistem Pabrik Amoniak. Di bawah bimbingan
ANDI ARNINDA sebagai Pembimbing I dan IDI AMIN sebagai pembimbing II.
Perubahan produksi dan pangsa pasar gas alam domestik maupun global
mempengaruhi suplai terhadap pabrik pupuk-amoniak baik dari sisi jumlah,
komposisi maupun harga. Kondisi ini memungkinkan pabrik amoniak menerima
jenis gas alam berat kaya dengan CO2 (raw gas) maupun gas alam ringan minim
CO2 (treated gas).
Pada penelitian ini telah dilakukan analisa pengaruh perubahan komposisi
gas alam terutama kandungan CO2 dengan variasi 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40,
45 dan 50% vol terhadap operasional reforming dan shift converter sistem pabrik
amoniak-2 PT. PI Mexisting dengan metodelogi simulasi mengggunakan Aspen
HYSYS V8.0. Untuk memproduksi amoniak dengan jumlah yang sama, hasil studi
menunjukkan penambahan CO2 dalam gas umpan akan meningkatkan pressure
drop sistem, laju pembentukan komponen hidrogen turun sementara konsumsi
energi bertambah di reforming, beban katalis shift converter dan beban feed gas
compressor meningkat. Kandungan CO2 sebesar 7% vol masih mungkin
diaplikasikan, mengingat ada batasan beban peralatan.
Kata kunci: energi, gas umpan, kandungan CO2, reforming, simulasi, shift
converter
V
Daftar Isi
Halaman Judul
Halaman PersetujuanI
Halaman PengesahanII
Halaman Pernyataan keaslian Tugas Akhir III
Kata Pengantar IV
Abstrak V
Daftar Isi VI
Daftar Tabel VII
Daftar Gambar VIII
Daftar Lampiran IX
Daftar Istilah X
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 3
BAB II Tinjauan Pustaka 4
A. Teori Pendukung 4
B. Kerangka Berfikir 11
BAB III Metode Penelitian 13
A. Tempat dan Waktu13
B. Alat dan Bahan 13
C. Jenis Penelitian 13
D. Teknik Perancangan 13
E. Analisis Data 14
BAB IV Hasil dan Pembahasan 15
A. Hasil 15
B. Pembahasan 16
BAB V Penutup 22
A. Kesimpulan 22
B. Saran 22
Daftar Pustaka 23
Lampiran
VI
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.......................................................................................................15
VII
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.......................................................................................................5
Gambar 4.1.....................................................................................................15
Gambar 4.2.....................................................................................................16
Gambar 4.3.....................................................................................................16
Gambar 4.4.....................................................................................................16
VIII
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I.....................................................................................................25
LAMPIRAN II....................................................................................................26
IX
DAFTAR ISTILAH
X
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gas alam sangat erat kaitannya dengan produksi Pabrik Pupuk Amonia.
Dimana gas alam memiliki banyak kegunaan, baik sebagai bahan baku bahan
bakar maupun amonia. Indonesia menjadi negara dengan produksi gas alam
terbanyak pada urutan ke-10 di dunia. Industri pupuk sendiri sebagai industri
pada industri pupuk gas alam banyak di gunakan pada produksi amonia yang
pembuatan amonia gas alam masih menjadi pilihan utama mengingat harga
pada industri pupuk biasanya pada pabrik hidrogen peroksida juga memiliki
unit reforming. Yakni pembuatan gas Hidrogen dilakukan pada unit ini, tempat
pula shift coverter dimana hasil keluaran dari unit reforming akan dialihkan
pada unit ini. Selain hidrogen terdapat pula hasil samping pada unit reforming
pengotor. Unit ini akan mengurangi kadar gas karbon monoksida, dengan
mereaksikan karbon monoksida dan uap air yang menambah konsentrasi gas
1
Keberadaan gas karbon dioksida akan sangat mengganggu reaksi
sangat berbahaya karena meningkatkan efek rumah kaca. Selain itu menurut
Twigg, 1989; Yexin dan Gosnell, 2004; Broadhurst dan Cotton, 2005,
proses reforming.
CO2 dalam gas alam sebagai bahan baku produksi amoniak terhadap beban
feed gas compressor dan waste heat boiler, temperatur dan pressure
pabrik dan dimasukkan ke Aspen HYSYS 8.0. Pre-simulator yang telah jadi
diuji, dengan cara membandingkan kondisi proses aktual pabrik dengan hasil
simulasi. Jika selisih keduanya sangat dekat maka proses validasi simulator
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
D. Manfaat Penulisan
alam atau gas umpan terhadap reforming dan shift converter pada sistem
pabrik amoniak
cara pemanfaatan gas CO2 dalam reforming dan shift converter selain
dibuang ke alam.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Pendukung
1. Gas Alam
ketiga didunia setelah batu bara dan minyak bumi. Gas alam pada awalnya
peran minyak sebagai sumber energi utama mulai dikurangi. Apalagi dengan
pada Kyoto Protocol, gas alam mulai dipilih karena tingkat polusi yang lebih
rendah. Selain minyak bumi Indonesia memiliki cadangan gas alam yang
cukup besar, yaitu sebesar 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87
production(R/P) mencapai 59 tahun. Gas alam juga memiliki harga yang stabil
karena jauh dari muatan politis, tidak seperti minyak bumi. (Kementerian
ESDM, 2014)
Produk dari gas alam yang digunakan adalah LPG (Liquid Petroleum
Gas). CNG (Compressed Natural Gas), LNG ( Liquid Natural Gas) dan Coal Bed
4
Methane (CBM) yang merupakan sumber non konvensional yang sedang
tabung logam. CNG relatif lebih murah karena tanpa melalui proses
penyulingan dan lebih ramah lingkungan. LPG dan LNG merupakan gas alam
hasil penyulingan dan pemisahan dari minyak bumi. Gas butana dan propana
akan menjadi LPG dan methana akan menjadi LNG. LPG dikenal sebagai bahan
Komposisi dari gas alam sangat bervariasi untuk satu sumber dengan
sumber lainnya misalnya, rasio CO2/CH4 untuk gas alam Natuna yang terletak
di Laut Cina Selatan (Suhartanto dkk, 2001) dan zona D pada Dalan formation
yang terletak di sebelah selatan Iran, masing-masing adalah 71/28 dan 85/2,5
(Galimov dan Rabbani, 2001). Untuk gas alam Point A Aceh rasio CO 2/CH4
3H2 + N2 ↔ 2NH3
5
2. CO2 DALAM GAS UMPAN (FEED)
CO2 dapat membuat reaksi di unit Hydrocracker, yaitu unit downstream HPU,
CO + 3 H2 → CH4 + H2O
dikurangi hingga 5-10 ppm. Biasanya temperatur operasi antara 232 s/d 454
ﹾC dan tekanan operasi hingga 50 kg/cm2g (walaupun dapat juga hingga 250
kg/cm2g).
tahap yang hemat energi. Unit ini dirancang untuk menyerap CO 2 dalam gas
proses dari 18,5 %-mol ke 500 ppmv, basis kering. Unit ini beroperasi untuk
akan bertindak sebagai inert dalam loop yang dapat terakumulasi dan
6
menaikkan compression cost. Dan apabila terdapat CO2 di dalam loop, maka
lisensi BASF. Hal ini akan mempercepat reaksi antara larutan MDEA tersebut
3. Steam Reforming
akan tetapi tidak dapat diletakkan pada semua titik di Reformer Primer. Alat
dalam Reformer Primer, dan biasanya hanya terletak di bagian inlet dan outlet
operator yang kurang tepat, selain itu terdapat lokasi atau tempat yang tidak
keakuratan yang cukup tinggi dan respon yang cepat, sehingga dapat
7
meningkatkan reliabilitas dan kehandalan operasional pabrik. Selain itu, alat
simulasi harus dapat diaplikasikan untuk data yang biasa digunakan dan dapat
yang lebih rendah. Reaksi di reformer adalah reaksi katalitik yang memerlukan
input panas yang besar. Umpan Reformer Primer berupa campuran steam dan
gas alam pada temperatur 510°C masuk ke dalam tube katalis. Campuran
steam dan gas alam ini mengalami proses cracking pada katalis (Nickel Based
burner di bagian atas radiant section. Gas proses dan gas furnace masuk dari
bagian atas reformer dan keluar dari bagian bawah. Proses gas mengalir
melalui beberapa baris tube berisi katalis yang tersusun paralel. Di dalam
bahan baku hidrokarbon. Hidrokarbon yang dimaksud dapat berasal dari gas
alam, nafta, batu bara, minyak bumi, dll. Namun, jika dibandingkan dengan
yang lain, gas alam yang mengandung hidrokarbon ringan yang paling banyak,
yakni berupa metana. Metana digunakan sebagai bahan baku reaksi steam
8
dengan alkana lain yang rantainya lebih panjang. Reaksi steam reforming
diikuti dengan reaksi pergeseran gas-air (Water Gas Shift Reaction– WSGR)
4. Shift Converter
beracun bagi katalis ammonia conventer. Oleh karena itu, hampir semua
9
karbon monoksida diubah menjadi CO2 dan H2. Proses perubahan karbon
gas dalam HTSC 427°C. Gas keluar pada suhu 432°C dan tekanan 34,8 kg/cm 2
dengan kadar CO outlet 3,65 %. Gas keluar didinginkan hingga suhu 204°C.
rendah yang bisa diterima di Proses Methanasi, reaksi pada suhu 225° C,
Produk gas yang keluar dari LTS mengandung CO2, CO, H2O, CH4, Ar, H2,
dan N2.Outlet LTS yang masih mengandung CO2 yang harus dihilangkan
10
sebelum masuk Ammonia Conventer (105-D), yang berupa gas H2 danN2.
Sehingga gas-gas lain harus dipisahkan telebih dahulu.Gas CO dan CO2 yang
sintesis amoniak.
sehingga kadar CO2 gas 600 ppm. Kemudian gas dibersihkan lebih lanjut dalam
dari sisa CO dan CO2 dalam methanator dengan mereaksikan dengan gasH 2
sehingga menjadi gas, methane dimana gas methane tidak meracuni katalis
melibatkan banyak rumus) dan memerlukan waktu yang lama bila dikerjakan
secara manual (by hand) dapat dengan cepat dilakukan. Hysys sendiri adalah
membuat suatu proses produksi suatu bahan ke dalam diagram alir proses
digunakan untuk merancang beberapa peralatan pada pabrik yang baru atau
11
akan didirikan (sizing) atau mengevaluasi kinerja suatu peralatan pada pabrik
B. Kerangka Berfikir
G
s
a
m
C
a
O
l
d
m
a
e
t
i
h
S
ft
2
n
a
p
m
U
A
m
a
l
m
r
o
f
e
R
C
v r
n
)
d
e
F
(
e
t
CO2 yang terdapat pada umpan jika tidak ditangani dengan baik maka
tepat bagi industri pupuk akan membuat produksi berjalan dengan baik, selain
itu pada gas alam tida dapat dipungkiri bahwa kandungan CO2 yang terdapat
pada gas alam yang berfungsi sebagai umpan sangat tinggi. Maka dari itu
12
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat
2. Waktu
1. Alat
2. Bahan
C. Jenis Penelitian
reforming dan shift converter dengan menggunakan aspen hysis. Data kuantitatif
terdiri dari pemilihan komponen bahan kimia untuk proses dan juga model
13
termodinamikanya. Selain itu unit operasi dan kondisi operasi, kapasitas pabrik
dan input kondisi harus semuanya dipilih dan dispesifikasi. Aspen hysys V8.0
berisi informasi untuk komponen berikut yang digunakan pada simulasi: metana,
E. Analisis Data
HTSC, dan LTSC serta Heat Exchanger yang terlibat dalam proses produksi
amoniak sesuai dengan scope penelitian diset-up dan dirangkai dengan software
Aspen Hysys V8.0. Kemudian nilai aktual Industri yang merujuk pada (PIM, 2004)
akurasi reaktor simulator sangat bagus persen error rata rata untuk reaktor
14
BAB IV
Gambar 4.1 Laju pembentukan komponen H2, CO2, CO pada Primary Reformer
15
Gambar 4.2 Laju pembentukan komponen H2, CO2, CO pada Secondary Reformer
2. Shift Converter
Gambar 4.3 Profil Temperatur Bed Kalatis dan Temperatur Inlet pada LTSC
Gambar 4.4 Profil Temperatur Bed Kalatis dan Temperatur Inlet pada HTSC
16
B. Pembahasan
1. Steam Reforming
2,92 dioutlet LTSC (PIM, 2004). Ada dua jenis reaksi yang terjadi
17
downward firing gas fuel diantara rows tubes pada area seksi
Reaksi reforming :
Reaksi shift :
CO + H2O→CO2 + H2 (4)
Reaksi combustion :
18
diimbangi oleh pemberian panas dari luar terhadap tube catalyst.
dkk., 2003, Zamaniyan dkk., 2008, dan Nikoo dan Amin, 2011
kekurangan panas pada kasus tinggi- nya volume CO2 pada kedua
19
sehingga diperlukan panas dari luar yang lebih besar. Pada reaksi
arah kiri.
2. Shift Converter
2011).
sistem dimana reaksi water gas shift (WGS) atau sering disebut
20
termodinamika lebih menyukai pada temperatur rendah dan
HTSC, kerja atau beban rektor ini lebih besar. Ini ditandai oleh
21
tingginya Δ temperatur bed katalis seperti yang ditunjukkan pada
temperatur inlet HTSC dan LTSC dapat dilihat pada Gambar 9 dan
11. Umpan inlet LTSC memiliki steam to gas lebih rendah dan
22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN I
Flow diagram sederhana pretreatment, reforming dan shift converter system
25
LAMPIRAN II
Proses flow diagram simulasi
26