Anda di halaman 1dari 59

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri petrokimia merupakan industri yang bergerak dibidang

pengolahan minyak bumi dan gas alam dengan mempertimbangkan

kebutuhan manusia akan bahan-bahan kimia yang dihasilkan dan

pemanfaatannya dalam menunjang kegiatan manusia. Di Indonesia

perusahaan Petrokimia yang paling besar adalah Pertamina. Ada beberapa

anak perusahaan salah satunya adalah PT Trans Pacific Petrochemical

Indotama (TPPI). PT TPPI bergerak di bidang industri produk dari

pengilangan minyak bumi yang mengolah condensate dan naphtha. Produk

utama yang dihasilkan berupa produk Petrochemical, yaitu paraxylene,

benzene, orthoxylene, dan toluene.

Perusahaan juga memproduksi petroleum, terutama light naphtha,

kerosene, LPG, dan bahan bakar seperti gas oil, mogas 88 dan mogas 92.

Perusahaan memiliki kilang yang beroperasi secara komersial pada 1

Agustus 2006. Kilang tersebut mengolah condensate dengan fraksi ringan

(C1-C25) yang didapatkan dari dalam dan luar negeri, seperti condensate

Senipah (Kalimantan), BRC (Kalimantan), Geragai (Sumatera), Grissik

(Sumatera), Tangguh (Papua), Naphtha dari beberapa Refinery Unit

Pertamina, NWS (Australia) dan lain-lain. PT TPPI dapat menghasilkan

sekitar 600.000 ton Paraxylene per tahun, 300.000 ton Benzene per tahun,

275.000 ton Solar per tahun, 66.000 barel Premium per hari, serta 59.000
barel Pertamax per hari. Selain itu, kilang PT TPPI yang berada di Tuban,

Jawa Timur tersebut juga mampu memproduksi LPG hingga 480 metrik

ton per hari, dan mengolah kondesat dan/atau naphtha sekitar 100.000 barel

per hari.

Air merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia,

salah satunya adalah kebutuhan akan air bersih dan air minum. Selain itu

juga, tubuh manusia terdiri dari air, kira-kira 70 % dari berat badannya.

Untuk kelangsungan hidup manusia membutuhkan air yang jumlahnya

tergantung pada berat badan. Orang dewasa kira-kira membutuhkan air

2200 gram tiap harinya. Selain dibutuhkan oleh manusia, air diperlukan

untuk keperluan pertanian, perikanan, peternakan dan industri. Pada

industri, air biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk diolah menjadi

air bersih yang digunakan untuk keperluan kantor, pabrik dan kantin, dan

lain-lain. Keberadaan air di muka bumi ini sangat berlimpah, mulai dari

mata air, sungai, waduk, danau, laut, hingga samudera. Luas wilayah

perairan lebih besar dari pada luas wilayah daratan. Walaupun demikian

tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu untuk mendapatkan air dengan

kualitas yang baik untuk dikonsumsi dilakukan Water Treatment Plant

(WTP).

Pada khususnya di PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama,

untuk memenuhi kebutuhan air pada pabrik menggunakan sumber air laut,

dengan tidak dikehendaki garam-garam sehingga harus dihilangkan agar air

2
3

dapat digunakan dalam proses pada water treatment plant. Air laut diproses

melalui clarifier, filter, sea water reverse osmosis, brackish water reverse

osmosis dan mixed bad polisher. Air laut yang setelah diproses menjadi air

service, air demineralisasi untuk makeup cooling water system, dan air

polish yang akan didistribusi ke berbagai plant PT TPPI. Selain air laut PT

TPPI juga membeli air PDAM sebagai backup air service jika dibutuhkan

Berdasarkan latar belakang diatas, karena perusahaan

memanfaatkan air laut sebagai air penunjang proses dan kebutuhan sehari

hari seperti memcuci tangan karene , maka penyusun tertarik untuk

mengetahui proses pengolahan air laut pada unit utilitas di PT Trans Pacific

Petrochemical Indotama sekaligus memenuhi syarat mata kuliah kerja

praktek, ini kepada PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), akan

sangat bermanfaat untuk penyusun dan dapat dipresentasikan kepada

mahasiswa – mahasiswa Institut Teknologi Petroleum Balongan.

1.2 Tujuan Kerja Praktik

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis sehubungan dengan

pelaksanaan kerja praktik ini adalah sebagai berikut

1.2.1 Tujuan Umum

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat dari bangku

perkuliahan;

2. Mengetahui informasi mengenai gambaran analisa equipment

terkait di institusi tempat kerja praktek berlangsung;

3. Untuk meningkatkan daya kreatifitas dan keahlian.


1.2.2 Tujuan Khusus

1. Memahami Alur Proses Pengolahan Air laut Menjadi Air

Proses

2. Mengetahui Senyawa senyawa kimia yang ditambahkan dalam

proses pengolahan .

3. Menghitung salt rejection pada water treatment plant.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi di lingkungan

kerja;

2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai Teknik Kimia

yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktik dan kondisi

kerja yang sebenarnya;

3. Dapat mengetahui dunia kerja sebelum terjun didalamnya agar

cepat beradaptasi.

1.3.2 Manfaat Bagi Institut Teknologi Petroleum Balongan

1. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa

dengan mempraktekkan di dunia kerja;

2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata

dilapangan;

3. Terbinanya suatu jaringan kerja sama dengan perusahaan

kerja praktek dalam upaya peningkatan keterkaitan dan

kesepadanan antara substansi akademik dengan pengetahuan

4
5

dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan

dalam dunia industri; dan

4. Menciptakan lulusan yang berkompetensi dan terampil

sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja khususnya di bidang

Minyak dan Gas.

1.3.3 Manfaat Bagi PT TPPI

1. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada

spesialisasi yang ada pada perusahaan tersebut;

2. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan

bermanfaat antara perusahaan tempat kerja praktek dengan

jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Petroleum Balongan;

3. Dapat bekerjasama dengan tenaga pembimbing akademik

untuk memberikan masukan yang relevan dengan kegiatan

manajemen maupun kegiatan operasional institut tempat Kerja

Praktek; dan

4. Dapat memperoleh masukan yang lebih luas dari Civitas

Akademika Institut Teknologi Petroleum Balongan pada

kegiatan seminar, kerja praktek, lokakarya dan lain sebagainya.


BAB II

TINJAUAN TEORI

5.1 Air

Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan

warna dan terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H 2O.

Karena air mempunyai sifat yang hampir bisa digunakan untuk apa saja,

maka air merupakan zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan

(tumbuhan, hewan, dan manusia) sampai saat ini selain matahari yang

merupakan sumber energi. Air dapat berupa air tawar dan air asin (air laut)

yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam

proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaaan tanah, di dalam

tanah, dan di udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan

dikenal dengan istilah siklus hidrologi (Kodoatie dan Sjarief, 2010). Air

tawar adalah air dengan kadar garam dibawah 0,5 ppt (Nanawi, 2001).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82

Tahun 2001 Tentang Pengadilan Kualitas Air dan Pengadilan Kualitas

Pencemaran, Bab I Ketentuan Umum pasal 1, menyatakan bahwa : “Air

tawar adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah,

kecuali air laut dan air fosil”, sedangkan menurut Undang-Undang RI No.7

Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Bab I, Pasal I), butir 2 disebutkan

bahwa “Air adalah semua air yang terdapat pada di atas ataupun dibawah

permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah,

air hujan, dan air laut yang berada di darat”. Butir 3 menyebutkan “Air

6
7

tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau batu dibawah permukaan

tanah”. Karakteristik kandungan sifat fisik dari air tawar tergantung dari

tempat sumber air itu berasal dan teknik pengolahan air tersebut apakah

menghasilkan air yang baik dikonsumsi.

5.2 Air Baku Industri

Fungsi air pada industri adalah sebagai sumber energi. Sumber

perpindahan panas, pengangkut bahan dasar, aksi penghilang scaling pada

alat. Air mengandung kontaminan seperti ion logam dapat menimbulkan

scaling, slagging, dan fouling yang dapat mengurangkan daya hantar panas,

pengurangan kecepatan alir fluida, korosi, dan memperpendek umur

pemakaian alat. Adapun macam macam air yang digunakan didalam industri

yaitu (Novandi, 2021:4) :

5.3 Macam – Macam Air Baku Industri

Menurut Novandi,2021:5 macam-macam air baku industri yang

digunakan di dalam industri yaitu sebagai berikut:

1. Air Proses

Pada umumnya air untuk proses dari kegiatan industri

diperuntukan sebagai pelarut, pencampur, pengencer, media pembawa

pencuci dan lainnya. Dengan kualitas air proses yang berbeda

tergantung fungsinya dan sangat ditentukan oleh jenis industri lainnya.

Parameter - parameter yang dianggap penting sangat berbeda

pada kegiatan industri yang berbeda, demikian pula jumlah air yang

diperlukan untuk setiap produk yang dihasilkan sangat berbeda. Sebagai


contoh: pada industri kertas memerlukan air proses sekitar 70-90% dari

kebutuhan air untuk kegiatan industrinya. Demikian juga untuk industri

tekstil kebutuhan air untuk industri proses mencapai persentasi yang

sama untuk industri kertas. Sedang pada industri sabun kebutuhan air

prosesnya tidak sebesar industri kertas dan tekstil yaitu sekitar 30-50%

dari total kebutuhan airnya dan untuk industri ban kebutuhan air proses

sangat rendah sekitar 5-10% dari kebutuhan

2. Air Umpan Boiler

Secara umum air yang akan digunakan sebagai air umpan

boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat

menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada

boiler, air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan

korosi terhadap boiler dan sistem penunjangnya dan juga tidak

mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan

terhadap air boiler.

Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan

boiler maka air baku dari sumber air harus dilakukan pengolahan

terlebih dahulu yang bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur atau

padatan yang terkandung didalam air baik dalam bentuk tersuspensi,

terlarut, ataupun koloid yang dapat menyebabkan terjadinya kerak,

korosi dan pembusaan dalam boiler. Disamping itu senyawa organik

dapat menyebabkan berbagai masalah dalam operasi boiler.

8
9

3. Air Pendingin

Sistem pendinginan adalah suatu rangkaian untuk mengatasi

terjadinya over heating (panas yang berlebihan) pada mesin agar mesin

bisa bekerja secara stabil. Air pendingin adalah air limbah yang berasal

dari aliran air yang digunakan untuk penghilangan panas dan tidak

berkontak langsung dengan bahan baku, produk antara dan produk

akhir. Sistem air pendingin merupakan bagian yang terintegrasi dari

proses operasi pada industri. Untuk produktifitas pabrik yang kontinu,

sistem tersebut memerlukan pengolahan kimia yang tepat, tindakan

pencegahan, dan perawatan yang baik. Kebanyakan proses produksi

pada industri memerlukan air pendingin untuk efisiensi dan operasi

yang baik.

Air pendingin sistem mengontrol suhu dan tekanan dengan

cara memindahkan panas dari fluida proses ke air pendingin yang

kemudian akan membawa panasnya. Total nilai dari proses produksi

akan menjadi berarti jika sistem pendingin ini dapat menjaga suhu dan

tekanan proses dengan baik. Memonitor & mengatur korosi, deposisi,

pertumbuhan mikroba, dan system operasi sangat penting untuk

mencapai Total Cost of Operation (TCO) yang optimal.

4. Air Demin

Air demin adalah air yang tanpa adanya zat kalsium,

magnesium dan zat berat lainnya. Air ini dihasilkan dari proses

demineralisasi khusus. Yakni proses penyaringan air mentah menjadi


air yang memang khusus menjadi air tipe demin ini. Proses

pemurniannya juga terkadang cukup sesuai dengan pengolahan yang

selama ini dilakukan dalam Water Treatment biasa. Dari proses ini, air

yang dihasilkan adalah soft water bukan hard water.

5. Air Sanitasi

Air bersih (Sanitasi) adalah salah satu jenis sumber daya

berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia

untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari

dan memenuhi persyaratan untuk pengairan sawah, untuk Treatment air

minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan disini ditinjau dari

persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis.

5.4 Sea Water Intake

System ini terdiri dari sea water intake yang dilengkapi dengan

canal, bar screen, traveling screen, sea water pumps (2 running 1 standby)

dan electrochlorinator unit sebagai penghasil hypoclorit untuk diinjeksikan

di canal. Dari sea water intake ini, air laut dipompa dengan 2 Sea Water

Pumps (2 motor) yang masing-masing pompa mempunyai kapasitas 7870

m3/jam.

5.5 Water Treatment Plant

Program Water Treatment Plant (WTP) adalah system atau sarana

yang berfugsi untuk mengolah air dari kualitas air baku (influent)

terkontaminasi untuk mendapatkan perawatan kualitas air yang diinginkan

sesuai standar mutu atau siap untuk di konsumsi. Water Treatment Plant

10
11

(WTP) merupakan sarana yang penting di seluruh dunia yang akan

menghasilkan air bersih dan sehat untuk di konsumsi. Secara umum terdapat

3 bangunan atau konstruksi, yaitu intake, Water Treatment Plant (WTP)

atau Instalansi Pengolahan Air (IPA), dan Reservoir. Beberapa

permasalahan pokok yang masih dihadapi dalam penyediaan air bersih yaitu

masalah tingkat pelayanan air bersih yang sangat rendah, masalah kualitas

air baku dan kuantitas yang sangat fluktuatif pada musim hujan dan musim

kemarau. (Diah, 2019:4)

Water Treatment Plant dirancang untuk memproses air laut

menjadi service Water, demin Water dan polish Water dengan

menggunakan teknologi Reverse Osmosis dari METITO. Air laut yang

dipompakan dengan Sea Water pumps ke PHE (Plate Heat Exchanger)

sebagian dialirkan ke Clarifier, Multi Media Filter, Bag Filter, Catridge

Filter dan Sea Water Reverse Osmosis untuk diproses menjadi air tawar dan

selanjutnya diproses menjadi air demin, dan air polish. Diagram proses

Water Treatment Plant di PT TPPI dapat dilihat pada gambar.(Galeh,

2019:15)

Gambar 2.1 Proses Sea Water Intake

(Sumber : PT TPPI TUBAN)


Fouling adalah pengendapan partikel-partikel seperti koloid-koloid

meliputi inorganik dan organik. Contoh koloid inorganik adalah flok-flok

besi, silica, tanah liat, lumpur. Koloid organik kebanyakan terdiri dari

polimer-polimer dan mikroorganisme. Sedangkan scaling adalah endapan

garam-garam yang terlarut seperti kalsium karbonat (CaCO3), kalsium

sulfat (CaSO4) dan Barium Sulfat (BaSO4). Alat utama yang digunakan

pada proses pre-Treatment air laut antara lain; clarifier, clarified tank, multi

media filter (MMF), bag filter, dan cartridge filter. (Galeh,2019:16)

Selain sebagai service Water, air yang ada didalam Tanki service

Water digunakan sebagai potable Water (sebelum didistribusikan,

diinjeksikan dengan sodium hypochloride) dan fire Water. Sedangkan, 82

m3/jam air tawar sisanya akan diproses lebih lanjut di Brackish Water

Reverse Osmosis untuk menghasilkan deminerallized Water dan selanjutnya

dialirkan ke mixed bed polish untuk menghasilkan polished Water serta

sebagian digunakan sebagai make-up cooling Water Tank. Umpan dari

Mixed Bed Polished selain dari produk Brackish Water Reverse Osmosis,

juga dari condensate return sebanyak 50 m3/jam. Bagian utama WTP terdiri

dari Clarifier Tank, multi media filter, Bag Filter, Catridge Filter, SWRO

(Sea Water Reverse Osmosis), BWRO (Brackish Water Reverse Osmosis)

dan mixed bad polisher. (Galeh,2019:16)

Menurut Materi Umum Utilitas PT TPPI 2022 Adapun bagian

utama WTP (Water Treatment Plant) dijelaskan seperti di bawah ini :

12
13

a. Clarifier

Gambar 2.3 Clarifier

(Sumber : PT TPPI)

Clarifier Tank merupakan tempat penampungan Sea Water yang

akan di proses dan sebagai tempat terjadinya proses koagulasi, flokulasi

dan sedimentasi dengan ditambahkan koagulan dan koagulan aid.

Clarifier unit terdiri dari clarifed, Clarifier Water pump, sensor level ,

fokulator, Scrapper dan Sludge Tank. Clarified Tank berfungsi untuk

menampung air over flow yang sudah bersih dari Clarifier Tank.

Clarified Water pump untuk memompa Water ke multi media filter.

Sensor level berfungsi mengukur ketinggian level. Floculator berfungsi

untuk mengaduk koagulant dan koagulant aid agar cepat homogen

sehingga koagulasi dan flokulasi cepat terjadi. Scrapper berfungsi untuk

mengarahkan Sludge agar Sludge bisa mengalir ke slugde Tank. Sludge

Tank yang berfungsi untuk menampung Sludge. Sludge yang dihasilkan

dibuang langsung ke laut dan sebagaian air dari sludge tank yang bersih

dikembalikan kedalam clarifier tank. Air yang dihasilkan di Clarifier


memiliki beberapa parameter yaitu pH 6,5-8,0, Turbidity <5 NTU. (PT

TPPI)

b. Multi Media Filter

Gambar 2.3 Multi Media Filter

(Sumber : PT TPPI)

MMF (Multi Media Filter) adalah alat yang digunakan untuk

menyaring atau memisahkan air yang masih terdapat SS (Sespended

Solid) sehingga menjadi jernih dengan menggunakan media filter dalam

suatu bejana. Media penyaring MMF terdiri dari absorben-absorben

seperti antrasit, pasir kwarsa, pasir silica, small gravel dan medium

gravel. Waktu service MMF adalah 24 jam dan akan auto backwash

setelah waktu yang di tentukan habis. Kekeruhan air laut keluaran dari

MMF yang diijinkan adalah < 0,2 NTU (Nephelometric Turbidity Unit),

dan pH yang dihasilkan dari MMF antara 6,5 – 7,2.

c. Bag Filter

Bag Filter merupakan alat yang digunakan untuk menyaring

kotoran yang berukuran lebih dari 25 mikron dengan 6 kantong

penyaring dalam satu vessel. Bag Filter hanya sekali pakai dengan

14
15

maksimal DP 1 kg/cm2. Jumlah Bag filter di unit Water Treatment Plant

berjumlah 4 buah yaitu A/B/C/D. (PT TPPI)

Gambar 2.4 Bag Filter

(Sumber : PT TPPI)

d. Catridge Filter

Catridge Filter merupakan filter yang didalamnya terdapat

catridge catridge penyaringan yang berfungsi untuk menyaring kotoran

yang berukuran >5 mikron untuk maksimal DP 1 kg/cm2. Catridge Filter

dalam satu vesel berjumlah 32 element. Iso octane dan normal heptane

disebut sebagai bahan bakar pembanding utama (primary reference fuel),

untuk iso octane (2,2,4 trimetil pentane) memiliki nilai oktan 100

sedangkan normal heptane adalah 0.

Gambar 2.5 Catridge Filter

(Sumber : PT. TPPI)


e. SWRO

SWRO (Sea Water Reverse Osmosis) berfungsi untuk

menurunkan kandungan konduktifiktas dan mengurangi beban ion

exchanger yang ada pada air. Unit ini memproses Sea Water menjadi

service Water dengan cara dipompakan melewati membran semi

permeable. Proses ini dinamakan Reverse Osmosis karena arah laju aliran

dibalik dengan cara memberi tekanan diatas tekanan osmosis pressure

Sea Water. Membrane semi permeable SWRO mempunyai pori sebesar

0,1 micron.

Gambar 2.6 Rangkaian Unit SWRO

(Sumber : PT. TPPI)

Air produk dari SWRO ini Conductivity <600 µs/cm2. Main

parameter Water sebelum masuk membran antara lain: Conductivity <

55000 µs, ORP < 375 mV, PH 6-6,5, SDI <3. SWRO terdiri dari 4 unit

SWRO dan setiap SWRO mampu memproduksi service Water sebanyak

50m3/h. SWRO PT TPPI memiliki 4 unit SWRO masing-masing unit

memiliki 16 vessel dan 1 vessel terdiri dari 7 elemen Membrane.

Instalasi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) memiliki dua

macam pilihan untuk sumber air umpan, yakni: Sumur air laut atau sea

16
17

water wells (Sumur pantai) dan air permukaan atau surface Water (Intake

air laut terbuka). Dikarena tingginya penggunaan RO dan perancangan

instalasi RO dengan kapasitas lebih besar, maka sumur pantai tidak selalu

mampu menyediakan air umpan yang cukup, maka pengambilan air laut

dari laut terbuka merupakan satu- satunya pilihan sumber air umpan.

(Artia, 2021:69)

Kandungan (Total Dissolved Solids) TDS dapat bervariasi,

dimulai dari Laut Baltik dengan kandungan 7.000 mg/L hingga Laut

Merah dan Teluk Arab mencapai 45.000 mg/L. Namun standar air laut

mengandung TDS ± 35.000 ppm pada suhu 25°C dan memiliki tekanan

osmotic normal ± 26,7 kg/ cm. Rincian standar komposisi air laut dapat

dilihat pada Tabel Berikut. (Artia, 2021:69)

Tabel 2.2 Standar Komposisi Air Laut.

Ion Konsentrasi (mg/L)


TDS 35.000 mg/L
pH 8,1
Turbidity 3-15 NTU
Calsium 410
Magnesium 1.310
Sodium 10.900
Potasium 390
(Sumber : Artia, 2021 : 69)
SWRO meruapakan salah satu unit dari Water Treatment Plant

yang berfungsi untuk penyediaan Service Water dan Feed Water BWRO
yang nantinya akan menghasilkan Polish Water. SWRO termasuk alat

utilitas yang ada di dalam sebuah industri (Artia, 2021:70).

f. BWRO (Brackish Water Reverse Osmosis)

Gambar 2.8 Rangkaian BWRO

(Sumber : PT. TPPI)

BWRO (Brackish Water Reverse Osmosis) berfungsi untuk

memproduksi demineralized Water yang berguna untuk makeup cooling

Water Tank, feed mixbed polisher, mengurangi konduktifitas dan TDS

sehingga dapat diperoleh kualitas air yang sesuai dengan spesifikasi

demin Water. (PT TPPI)

g. Mixed Bed Polished

Gambar 2.9 Mixed Bed Polished

(Sumber : PT. TPPI)

Mixed Bed Polished berfungsi untuk memproduksi polish

Water, Mixed Bed Polished ini menggunakan resin anion sebanyak

18
19

7.125L dan resin kation sebanyak 4.300 L. MBP akan di regenerasi

apabila outlet Conductivity nya telah jenuh hingga mencapai 0.3 µs/cm.

Regenerasi MBP dilakukan dengan step by step dengan Acid dan Caustic

sebagai Chemical Injection.

2.4 Reverse Osmosis

Membrane Reverse Osmosis tidak membunuh mikroorganisme

melainkan hanya membuang dan menghambatnya. Pada desain sistem

membran RO terdapat beberapa parameter – parameter kritis yang harus

diuji secara cermat, yaitu : kalsium, magnesium, kalium, mangan, natrium

besi, sulfat, barium, khlorida, amonia, fosfat, nitrat, stronsium, dan

sebagainya. Apabila parameter- parameter tersebut dibiarkan maka akan

terjadi penyumbatan (fouling) (Hartomo dan Widiatmoko, 1994). Prinsip

kerja filter Reverse Osmosis adalah berdasarkan pada peristiwa Osmosis

yang terjadi di alam. Osmosis adalah peristiwa bergeraknya air dari larutan

yang mempunyai konsentrasi lebih rendah melalui membran semi

permeabel ke larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi sampai

tercapainya keseimbangan. Proses Reverse Osmosis merupakan kebalikan

dari proses Osmosis, yaitu memberikan tekanan balik dengan tekanan

osmotik lebih besar pada permukaan cairan yang lebih kental, maka cairan

yang lebih murni akan menembus permukaan membran menjadi cairan yang

lebih murni (Etikasari, 2015:8).

Prinsip dasar kinerja RO yakni proses fisik menggunakan tekanan

Osmosis. Perbedaan tekanan osmotik antara air asin dan air tawar
dimanfaatkan untuk menghilangkan garam dari air. Tekanan lebih besar dari

tekanan osmotik pada air asin dimanfaatkan untuk membalikkan aliran,

sehingga menghasilkan air murni (Air tawar). RO melibatkan tekanan

hidrostatik yang melebihi tekanan Osmosis larutan, sehingga air pelarut

dapat berpindah dari larutan berkonsentrasi zat terlarut tinggi ke larutan

berkonsentrasi zat terlarut rendah. Tekanan hidrostatik merupakan sumber

energi potensial untuk proses RO. (Artia, 2021:8)

Tekanan yang digunakan untuk desalinasi air laut dengan sistem

RO sebesar 700- 900 psi. Juga dapat berkisar dari 800 hingga mencapai

1.180 psi, yaitu (55- 82 bar atau 80- 100 bar, yang setara dengan 6- 8 MPa).

Tekanan tinggi dicapai dengan satu atau lebih pompa yang bekerja secara

paralel. Pada umumnya pompa bertekanan menggunakan pompa piston

aksial. Sebesar 50- 75% energi yang dikonsumsi SWRO umumnya

digunakan untuk menggerakkan high pressure pump. Konsumsi energi RO

berkisar dari 2- 6 kWh/m atau 2,58- 8,5 kWh/m3. konsumsi energi RO

diperkirakan antara 8- 9 kwh/T dalam instalasi kapasitas kecil untuk air laut

dengan 35.000 ppm TDS dan 9- 11kwh/T untuk air laut yang dengan 42.000

ppm TDS. Keunggulan konsumsi energi RO setelah pengoperasian 2 tahun

dapat kurang dari 2,2 kWh/m3. RO menghasilkan dua aliran, yaitu aliran air

tawar bersalinitas rendah (Permeate) dan air sumber umpan bersalinitas

tinggi (Retentate/ Concentrate). Membran RO semipermeabel akan menolak

semua padatan tersuspensi. Beberapa bagian padatan terlarut akan

mengikuti aliran air tawar melalui Membrane. (Artia, 2021:70)

20
21

Gambar 2.10 Reverse Osmosis

(Sumber : Etikasari, 2015:8)

Gambar diatas menunjukkan diagram suatu filter Reverse Osmosis. Dalam

hal ini, air yang mengandung garam-garaman (atau air dengan konsentrasi

yang tinggi) dimasukan dengan tekanan tertentu, sehingga melebihi tekanan

osmotiknya, kedalam ruangan di bagian kiri. Maka air (murni) akan berjalan

melewati membran semi permeabel dan tertampung di ruangan sebelah

kanan. Tidak semua air bisa dilewatkan melalui membran tersebut, hal ini

tergantung pada tekanan yang diberikan dan karakter dari membran. Oleh

karena itu, dalam filter Reverse Osmosis akan dihasilkan air limbah (reject),

yaitu air yang mengandung garam-garaman konsentrasi tinggi. Dalam

proses filtrasi dengan menggunakan membran Reverse Osmosis, terdapat

beberapa faktor-faktor yang saling berkaitan sehingga akan mempengaruhi

pula kualitas air hasil yang dihasilkan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai

berikut (Etikasari, 2015:9) :

1. Tekanan mempengaruhi laju alir bahan pelarut yang melalui membran

itu. Laju alir meningkat dengan terus meningkatnya tekanan, dan mutu

air olahan (Permeate) juga semakin meningkat. Tekanan memegang


peranan penting bagi laja Permeate yang terjadi pada proses membran.

Semakin tinggi tekanan suatu membran, maka semakin besar pula fluks

yang dihasilkan Permeate.

2. Temperature / suhu Standar temperatur yang digunakan dari 70oF

(21oC), tetapi umumnya yang digunakan mulai dari 85oF (29oC)

3. Kepadatan/kerapatan membran Semakin rapat membran, maka semakin

baik air olahan yang dihasilkan.

4. Fluks Gerakan air yang terus menerus. Untuk menentukan fluks dapat

diperoleh dengan menghitung laju alir Permeate per satuan luas

membran.

5. Recovery Factor Semakin tinggi faktor perolehan maka semakin baik

konsentrasi garam pada proses pengolahan air payau yang didapat.

Umumnya factor recovery mempunyai batasan 75 – 95 %.

6. Salt Rejection (rejeksi garam-garaman) Garam rejeksi tergantung dari

tipe dan karakteristik pemilihan membran. Namun juga sangat

tergantung pada kondisi operasi, konsentrasi larutan umpan dan debit

aliran. Nilai rejeksi merupakan angka mutlak (Nassa dan Dewi, 2004).

Umumnya nilai rejeksi dari 85 – 99,5% dengan 95% yang lebih sering

digunakan.

7. Ketahanan Membran Membran hanya dapat bertahan sebentar (akan

cepat rusak) apabila terlalu banyak komponen – komponen yang tidak

diinginkan ikut masuk di dalam air umpan, seperti bakteri, jamur,

22
23

phenol, dan bahkan nilai pH terlalu tinggi/rendah. Biasanya membran

dapat bertahan selama 2 tahun dengan perubahan pada efisiensinya.

8. pH pada membran yang sering digunakan memiliki batasan operasi

antara 6 – 7,7

9. Kekeruhan (Turbidity) Reverse Osmosis digunakan untuk

memindahkan / menyingkirkan kekeruhan dari air umpan (air masuk).

10. Pengolahan awal (PreTreatment), merupakan proses awal agar

membran tidak cepat rusak dan dapat tahan lebih lama. Selain itu

preTreatment juga dilakukan agar partikel – partikel yang tidak

diinginkan yang berat molekulnya lebih besar tidak ikut masuk kedalam

membran.

11. Pembersihan (Cleaning) Pembersihan pada membran tergantung dari

jenis membran yang digunakan dan proses penggunaannya.

5.6 Salt Rejection

Persentase garam terbuang ( Salt Rejection ) adalah persentase dari

banyaknya mineral dan garam yang tidak mampu melewati membran

semipermeabel dan dibuang sebagai reject. Persentase garam terbuang

minimal ≥ 99,4 %. Apabila berada di bawah nilai tersebut maka dapat

diperkirakan terjadi gangguan pada RO dan perlu adanya cleaning.

(Anis,2020:40)

Rumus Salt Rejection :

Salt Rejection=¿0%
.…………….………. 2.1
Keterangan :

Salt Rejection = Garam Terbuang (%)

Mg
EC Feed = Conductivity Masuk ( )
L

Mg
EC Permeate = Conductivity Produk ( )
L

24
25

BAB III

METODOLOGI KERJA PRAKTIK

Penulis melakukan kerja praktik di PT Trans Pacific Petrochemical

Indotama Tuban Jawa Timur yang diaksanakan pada tanggal 2 Januari – 13

Januari secara daring dan 16 Januari – 28 Februari secara luring.

Berikut adalah langkah pelaksanaan kerja praktik yang dilakukan selama

kerja praktik:

3.1 Pendahuluan

Pada pelaksanaan Kerja Praktek Di Unit Utility PT Trans Pacific

Petrochemichal Indotama, sebelum pengambilan data penulis diberikan

persiapan berupa pemberian materi baik secara daring maupun luring oleh

pembimbing lapangan. Dimana didalamnya dijelaskan mengenai gambaran

umum tentang proses Pengolahan Air Laut Pada Water Treatment Plant.

3.1.1 Orientasi Perusahaan

kegiatan secara Daring dan Luring selama melaksanakan

kerja praktik di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama yaitu:

Tabel 3.1 Kegiatan Kerja Praktek Secara Daring


Waktu Kegiatan

 Pembukaan PKL dan


2 Januari 2023
Overview TPPI

 Pengenalan Human Capital


3 Januari 2023
 Pengenalan HSSE

4 Januari 2023  Pengenalan UOM


 Pengenalan Production

 Pengenalan Engineering &

5 Januari 2023 Development

 Pengenalan Relita

 Pengenalan Maintenance
6 Januari 2023
 Pengenalan RPO

 Pengenalan IT
9 Januari 2023
 Pengenalan CSR & PR

 Pengenalan Procurement
10 Januari 2023
 Pengenalan Finance & Exim

11 Januari 2023  Pengenalan General Affair

Tabel 3.2 Kegiatan Kerja Praktek Secara Luring

WAKTU KEGIATAN

 Administrasi & General

Overview

 Plant Overview
Minggu ke - 1
 Basic Hidrocarbon Processing

 Utility Plant Overview

 Offsite Overview

Minggu ke - 2  Feed & Platforming Overview

26
27

 Aromatic Overview

 Laboratorium Overview

 Operation Equipment

Overview

 Utility Orientasi Lapangan

 Utility Orientasi Lapangan

Minggu ke - 3  Utility Orientasi Lapangan

 Offsite Orientasi Lapangan

 Offsite Orientasi Lapangan

 Offsite Orientasi Lapangan

 Feed & Platforming Orientasi

Lapangan

 Feed & Platforming Orientasi


Minggu ke - 4
Lapangan

 Feed & Platforming Orientasi

Lapangan

 Aromatic Orientasi Lapangan

Minggu ke – 5  Aromatic Orientasi Lapangan

 Aromatic Orientasi Lapangan

 Konsultasi Judul Tugas

Khusus

 Konsultasi Judul Tugas


Khusus

 Pengumpulan Data Laporan

 Pengumpulan Data Laporan

 Pengumpulan Data Laporan

Minggu ke - 6  Pengumpulan Data Laporan

 Pengumpulan Data Laporan

 Pengumpulan Data Laporan

 Presentasi

Minggu ke – 7  Pengumpulan Laporan &

Pengurusan Administrasi

3.2 Pengambilan Data

Penulis melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis,

objektif, dan rasional dari berbagai fenomena, untuk mencapai tujuan

tertentu mengenai hal-hal yang terjadi kilang selama melakukan observasi,

serta mengumpulkan data yang didapat dari lapangan.

3.3 Pengolahan Data

Di mana data yang diperoleh dari kerja praktek secara langsung

tentang Proses pengolahan air laut pada water treatment plant. maka dari itu

berdasarkan data yang diperoleh, penyusun mendapatkan data-data yang

akan menjadi sumber data dalam pembuatan laporan Kerja Praktik.

28
29

3.4 Diagram Alir Kerja Praktik

Adapun diagram alir pelaksanaan kerja praktek selama berada di

PT Trans Pacific Petrochemical Indotama - Indramayu :

Pendahuluan

Orientasi Lapangan

Pengambilan Data :

Metode Wawancara Studi literature


Mekanisme proses Bahan baku yang digunakan
Pengolahan Air Laut Pada Alat Yang digunakan
WTP Kualitas Produk
Senyawa yang ditambahan
pada WTP
Logsheet SWRO

Pengolahan Data :
Proses Water Treatment Plant
Alat yang digunakan Pada Water Treatment Plant
Penambahan Senyawa Pada Water Treatment Plant
Perhitungan Salt Rejection

Hasil
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Tentang Perusahaan

Gambar 4.1 PT TPPI

(Sumber : PT TPPI)

PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dibentuk

berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C2-

15.020HT.0101Th.95 tanggal 21 November 1995. PT TPPI bergerak di

bidang Industri Produk dari Pengilangan Minyak Bumi, Industri Bahan

Kimia dan Barang dari Bahan Kimia dan Perdagangan Besar Khusus

Lainnya. Produk utama yang dihasilkan berupa produk aromatik, terutama

paraxylene, bezene, orthoxylene, heavy aromatic, dan toluene. Perusahaan

juga memproduksi petroleum, terutama light naptha, minyak gas, dan bahan

bakar seperti mogas 88 dan mogas 92. PT TPPI beroperasi secara komersial

pada 1 Agustus 2006. Kilang tersebut dapat menghasilkan sekitar 600.000

30
31

ton Paraxylene per tahun, 300.000 ton Benzene per tahu, 275.000 ton Solar

per tahun, 66.000 barel Premium per hari, serta 59.000 barel Pertamax per

hari. Selain itu, kilang perusahaan yang berada di Tuban, Jawa Timur

tersebut juga mampu memproduksi LPG hingga 480 metrik ton per hari,

dan mengolah kondensat dan/atau naptha sekitar 100.000 barel per hari. PT

TPPI Memiliki budaya perusahaan dan keyakinan-keyakinan yang tercermin

dalam perilaku keseharian, sistem & proses, dan simbol-simbol organisasi

yang memberi arah dan energi kepada Individu dalam Perusahaan untuk

bertindak setiap saat.

Gambar 4.2 Milestone

(Sumber : PT TPPI)

 Sejak dimulainya pengoperasian kilang pada tahun 2006, PT TPPI

mengalami pasang surut operasi dikarenakan adanya permasalahan

finansial

 Sejak Oktober 2015, TPPI beroperasi kembali dengan dukungan

Pertamina (Tolling kedua~ketiga) untuk memproduksi Mogas 88

(Premium) dan Pertamax


4.1.1 Lokasi Perusahaan

 Alamat PT TPPI – Jakarta (Head Office)

Menara Sentralaya Lt 11, Jl. Iskandarsyah Raya No. 1A, Jakarta (12160)

Telp. +62 2150811060


 Alamat PT TPPI – Jakarta (Head Office)

Menara Sentralaya Lt 11, Jl. Iskandarsyah Raya No. 1A, Jakarta (12160)

Gambar 4.3 Lokasi Head Office PT TPPI

(Sumber : Google Maps)

 Alamat PT TPPI – Plant Tuban

Jl. Tanjung Awar-awar, Desa Remen- Tasikharjo, Jenu, Kab. Tuban

(62352) Telp. +62 356491031

32
33

Gambar 4.4 Lokasi Kilang PT TPPI

(Sumber : PT TPPI)

4.2 Logo, Visi & Misi TPPI

Logo :

Gambar 4.5 Logo TPPI

(Sumber: PT TPPI)

Visi : Menjadi perusahaan petrokimia dan energi kelas dunia

Misi : Menjalankan usaha komersial petrokimia dan energi yang

Terintegrasi dengan berdasarkan prinsip yang berintegritas

4.3 Corporate value

Gambar 4.6 Tata Nilai Perusahaan

(Sumber : PT TPPI)
Adapun beberapa budaya dan Tata Nilai yang diterapkan di PT TPPI Tuban

yaitu :

1. Safety (keamanan), PT TPPI Tuban sangat peduli dengan HSE (Health,

Safety and Environment) di lingkungan kerja para pekerja dengan

menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melaksanakan

pekerjaan riset dan pengujian,

2. Competitive (Daya Saing), PT TPPI Tuban sangat mementingkan daya

saing antara perusahaan petrochemical dan kilang baik nasional maupun

internasional dalam segala aspek,

3. Quality (Kualitas), PT TPPI Tuban sangat mementingkan kualitas baik

itu kualitas bahan baku maupun produk yang dihasilkan serta sangat

mementingkan prinsip ekonomis dan berkualitas setiap produk yang di

hasilkan,

4.4 Struktur Organisasi

Gambar 4.7 Struktur Organisasi PT TPPI

(Sumber: PT TPPI)

Keterangan :

SMOM : Senior manufacturing & operation manager

34
35

UOM : Utility & Offsite Marine

RPO : Refinery Planning & Optimization

Eng Dev : Engineering & Development

HSSE : Health Safety, Security and Environment

GA : General Affair

HC : Human Capital

RELITA : Realiability, Inspection and Turn Around

CSR & PR : Corporate Social Responsibility – Public Relations

IT : Information and Technology

4.4.1 Tugas Departemen

 Production

Tugas produksi mempunyai tanggung jawab dalam

mengendalikan kegiatan operasional pada area produksi yaitu feed

& platforming, aromatic, mengendalikan proses produksi sesuai

rencana operasi yang dibuat oleh fungsi RPO, melakukan evaluasi

proses yang terjadi, modifikasi, pengembangan untuk

meningkatkan efisiensi, dan optimalisasi operasi pabrik secara

keseluruhan serta melakukan pengembangan proses dengan tujuan

meningkatkan keuntungan ekonomi dengan memberikan solusi

keteknikan yang akan memberikan nilai tambah pada operasi


pabrik, menyelesaikan masalah operasi pabrik, dan menjamin

peningkatan / perubahan yang diterapkan pada kilang berdasarkan

standar internasional.

 Utility & Offsite Marine (UOM)

Wilayah operasional fungsi UOM meliputi area utilitas

dan pertangkian yang ada serta perairan laut. Utilitas bertanggung

jawab di bagian seperti steam, air, dan energi listrik untuk

kelangsungan operasional kilang. Sedangkan Offsite bertanggung

jawab untuk mengatur aliran masuk dan keluar minyak dari tangki-

tangki PT TPPI hingga perkapalan dan transportasi darat. Tangki

yang diawasi meliputi condensate tanks, fuel tanks, product tanks,

day tanks, dan intermediate tanks. Bagian Marine memiliki tugas

dan tanggung jawab berikut :

 Mengatur penerimaan bahan baku melalui kapal tanker baik dari

luar maupun dalam negeri yang akan diolah di PT Trans-Pacific

Petrochemical Indotama.

 Mengatur penjualan produk (ekspor) dari PT Trans-Pacific

Petrochemical Indotama melalui transportasi laut.

 Mengolah fasilitas jetty.

 Mengatur lalu lintas angkutan kelautan yang keluar masuk area

PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama.

 Maintenance

36
37

Maintenance memiliki tanggung jawab untuk

menyediakan jasa pelayanan berupa pemeliharaan peralatan di

pabrik dan menjamin semua peralatan selalu siap dioperasikan

tanpa terjadinya shutdown di luar waktu yang ditentukan.

 Refinery, Planning, and Optimization (RPO)

RPO bertanggung jawab dalam mengatur ketersediaan

bahan baku proses, pengatur penyimpanan dan pengapalan / lifting

produk yang dihasilkan, serta mengontrol proses produksi agar

berjalan sesuai rencana serta dilakukan secara optimal.

 Enginering and Development (EngDev)

Mengelola pelaksanaan kegiatan pengontrolan

operasional, peralatan dan kualitas, serta pengadaan study

engineering / modifikasi dan project, melakukan koordinasi

kegiatan inspeksi, dan pemeliharaan melalui diagnose, pengujian,

analisa kondisi dan evaluasi kelayakan peralatan kilang secara

aman, handal, efektif, dan efisien untuk optimalisasi biaya

pemeliharaan, menjamin tingkat kualitas peralatan kilang dan

ketetapan diagnosis serta program perencanaan keandalan dalam

bentuk rencana pemelihharaan merupakan pokok tanggung jawab

dari fungsi Engineering Development

 Health, safety, Security, and Environtment (HSSE)

HSSE bertanggung jawab untuk merencanakan,

mengkoordinir, mengelola, pengendalian, mengawasi dan


mengembangkan, menyelenggarakan usaha – usaha kegiatan

pencegahan dan penanggulangan kecelakaann, kebakaran,

peledakan, pencemaran/ kerusakan lingkungan, keselamatan dan

Kesehatan kerja, dalam upaya pengendalian kerugiaan operasi

perusahaan. Tugas HSSE juga meliputi bidang keamanan kilang

serta pengawasan kegiatan yang terkait dengan pengamanan

perusahaan, menangani terjadinya unjuk rasa dan demonstrasi di

lingkungan perusahaan sebagai usaha untuk melindungi

kepentingan/ kepastian hukum/hak perusahaan, membentuk citra

positif perusahaan. Keamanan yang dimaksud disini mencakup

keamanan orang-orang yang sedang dalam area plant, Biasannya

diadakan safety induction terlebih dahulu untuk orag yang baru

masuk dan akan baerada diarea pabrik untuk waktu yang cukup

lama. Bagian ini juga mengevaluasi dan meneliti tentang kesehatan

karyawan yang bekerja di PT Trans-Pacific Petrochemical

Indotama. Untuk jangka waktu tertentu, dibuat grafik dan

rekapitulasi tentang tingkat kesehatan karyawan.

 Finance & Exim

Finance dan Exim memiliki tanggung jawab untuk

merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi

kegiatan keuangan yang meliputi anggaran, pengelolan dana,

kontrol, akuntansi kilang dan bertanggung jawab atas perhitungan

analisa dan prospek keuangan dengan tujuan untuk mengamankan

38
39

harta perusahaan, ketepatan data akuntansi, meningkatkan

efesiensi, serta mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan guna

mencapai keuntungan yang optimal.

 Human Capital (HC)

Human capital memiliki tanggung jawab untuk

memimpin, mengkoordinir, mengarahkan, mengevaluasi,

mengendalikan, meneliti, dan mengontrol kegiatan yang mencakup

perencanaan dan pengembangan pegawai, penggajian dan benefit,

hubungan industri dan kesejahteraan, organisasi dan prosedur serta

fasilitas ksehatan bagi pegawai, keluarga dan pensiunan secara

efektif dan efisien untuk menciptakan sumber daya manusia yang

professional, produktif, berwawsan lingkungan dan keselamatan

serta ketenangan kerja dalam mendukung tercapainya visi & misi

perusahaan.

 General Affair (GA)

General Affair Merupakan salah satu fungsi yang bertugas

mengkoordinir, menjalankan dan mengendalikan tugas pokok

dalam Bidang General Service dan Inventory Management. Proses

General Services mencakup: layanan catering, akomodasi,

pemeliharaan gedung perkantoran dan mess, transportasi, sarana

dan prasarana kerja, penerimaan tamu, pengelolaan surat.

Pengelolaan inventori non operation mulai dari pendataan stock,

penyimpanan barang, penyediaan kebutuhan barang, pemantauan


keluar masuk barang, kuantitas barang, lokasi serta kondisinya.

Pemeliharaan dan pendataan sarana dan prasarana kerja serta

fasilitas penunjang yang ada di Tuban.

 Reliability, Inspection, and Turn Around (RELITA)

RELITA memiliki tanggung jawab dalam pengawasan

kehandalan peralatan produksi, sehingga terjamin dapat beroperasi

denga naman dan lancer hingga saat perbaikan tiba. Reliability

adalah kehandalan peralatan dan prosedur operasi. Sedangkan

inspeksi adalah pengawasan / monitoring berjalannya alat produksi

sebagai bagian dari structure around. Dari hasil inspeksi dan

reliability peralatan yang di dapat, maka akan ditentukan kapan

waktunya melakukan perbaikan secara menyeluruh atau Plant Turn

Around. Pada saat TA semua unit bisa dilakukan shutdown total

atau sebagian tergantung kondisi peralatan dan target produksi.

 Procurement

Procurement mempunyai tanggung jawab untuk

mengakomodasi semua kebutuhan baik teknis dan non teknis yang

berhubungan dengan penyedia barang dan jasa.

 Information & Technology (IT)

IT memiliki tanggung jawab untuk merencanakan,

memberi fasilitas sarana dan prasarana teknologi informasi untuk

menunjang segala kebutuhan dan kegiatan perusahaan. Sub fungsi

40
41

yang terdapat di departemen IT adalah IT Infrastruktur,

Application, Development, System Support, dan IT Services.

 Corporate Social Responsibility – Public Relations (CSR-PR)

CSR – PR merupakan program rutin yang dilakukan oleh

PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama kepada masyarakat.

Program yang dilaksanakan meliputi kegiatan donasi,

pengembangan masyarakat, pemberdayaan masyarakat dan

pembangunan infrastuktur.

4.5 Zona di PT TPPI

PT TPPI memiliki 2 Zona dalam pabrik, yaitu zona 1 dan zona 2.

Zona 1 terdiri dari ISBL (Inside Batery Limit) dan OSBL (Outside Batery

Limit). Dimana sistem ISBL adalah sistem mengolah dari bahan baku

menjadi produk yaitu Derpartemen Produksi dan sistem OSBL adalah

sistem penunjang operasional pabrik yaitu Departemen Utility dan Offsite

Marine. Selain itu, zona 2 terdiri dari HSSE, Laboratory, GM Building,

Maintenance Building, dan Warehouse.

4.5.1 ISBL (Inside Batery Limit)

ISBL memproses bahan baku utama yang digunakan oleh

PT TPPI untuk menghasilkan produk utama yaitu benzene, toluene,

para-xylene, orto-xylene dan mix-xylene. Selain menghasilkan

produk BTX, pada tahun 2016 PT TPPI juga menghasilkan produk

samping berupa pertamax. Secara umum proses yang ada di ISBL


ada dua departement yaitu departement feed & platforming dan

departement aromatik.

4.5.1.1 Feed & Platforming Area

Dibagian Feed & Platforming terdiri dari 5 unit

plant yaitu unit 201 (Prefactination Unit), unit 202 (NHT

Unit), unit 203 (Platforming Unit), unit 204 (CCR Unit),

unit 220 ( LPG Unit). Bagian Feed & Platforming ini

berfungsi untuk mengolah kondensat menjadi produk

kerosene, gas oil, PTCF (Petrochemical Thermal Cracker

Feed), light naphta dan reformate yang akan diolah lebih

lanjut di bagian aromatik.

4.5.1.2 Aromatic Area

Pada bagian aromatik secara umum terdiri dari

unit 205, 206, 207, 209, 211 dan 213. Bagian ini mengolah

reformate yang banyak mengandung C7 yang dihasilkan

dari bagian platforming menjadi produk bezene, toluene,

orto-xylene, para-xylene, mix-xylene dan heavy naphtha.

Bagian aromatik ini sendiri dibagi menjadi dua bagian

yaitu aromatik I dan aromatik II. Aromatik I terdiri dari

unit 205 (Shell Sulfolane Unit), unit 206 ( Benzene

Toluene Fractination Unit), dan unit 213 (Tatoray Unit).

Sedangkan aromatik II terdiri dari 207 (Parex Unit), unit

42
43

209 (Isomar Unit), dan unit 211 (Aromatic Fractination

Unit).

Tabel 4.1 Produk Departemen Platforming dan Aromatic

Departemen Feed & Platforming Departemen Aromatic

Kerosene Benzene

Gas Oil Toluene

Fuel Oil Orto-Xylene

Light Naphtha Para-Xylene

LPG Pertamax

Reformate Pertalite

4.5.2 OSBL (Outside Batery Limit)

Outside Battery Limit (OSBL) merupakan unit proses

diluar proses pengolahan bahan baku utama. OSBL memiliki

fungsi sebagai pendukung utama proses, mulai dari supply energi

yang dibutuhkan untuk menjalankan unit proses utama hingga

pengiriman produk dan pengolahan limbah. Unit OSBL terdiri dari

tiga bagian yaitu Utility, offsite, dan Marine. Penjelasan mengenai

ketiga unit yang terdapat dalan OSBL dijelaskan sebagai berikut:

4.5.2.1 Offsite Marine


Offsite departemen berfungsi sebagai sarana

penyimpanan feed, intermediet, produk akhir dari proses

aromatik dan platforming dan chemicals untuk melakukan

proses blending Mogas 88 (Premium) dan Mogas 92

( Pertamax) serta blending Full Range Naphtha Tangki

Penyimpanan di PT TPPI terbagi menjadi lima bagian

yang terdiri dari feedstock tank, intermediet tank, product

day tank, chemical storange tank.

Area marine merupakan fasilitas untuk loading

dan unloading bahan baku serta produk dari PT TPPI.

4.5.2.2 Utility

Utility merupakan fasilitas penujang yang di

perlukan dalam suatu industri kimia untuk proses

produksi. PT Trans-Pasific Petrochemical Indotama (PT

TPPI) mempunyai beberapa unit utilitas untuk memenuhi

kebutuhan tenaga listrik, tenaga uap, air pendingin, bahan

bakar dan sebagainya.

4.6 Produk

Ada dua jenis produk yang dihasilkan PT TPPI Tuban yaitu Produk

Petroleum (bahan Bakar) dan produk petrochemical berikut beberapa

produk yang dihasilkan yaitu :

Produk Petroleum Produk Petrochemical

44
45

Gambar 4.8 Mogas 88 Gambar 4.9 Benzene


(Sumber : PT TPPI) (Sumber : PT TPPI)

Gambar 4.10 Kerosene Gambar 4.11 Toluene


(Sumber : PT TPPI) (Sumber : PT TPPI)

Gambar 4.12 Gas Oil Gambar 1.13 O-Xylene


(Sumber : PT TPPI) (Sumber : PT TPPI)

Gambar 4.14 Light Naphtha Gambar 1.15 Heavy Aromatik


(Sumber : PT TPPI) (Sumber : PT TPPI)

Gambar 4.16 Reformate Gambar 4.17 P-Xylene


(Sumber : PT TPPI) (Sumber : PT TPPI)
Gambar 4.18 PTCF
(Sumber : PT TPPI)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Bahan Baku

Air laut yang mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut,

bahan-bahan organic, mikroorganisme dan partikel-partikel tak terlarut.

Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti:

densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas

menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya.

Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara

signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh

jumlah garam di laut (Salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas)

dan tekanan osmosis.

Pada PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama tidak dikehendaki

garam garam tersebut sehingga harus dihilangkan agar air dapat digunakan

dalam proses pada water treatment plant. Air laut diproses melalui clarifier,

filter, sea water reverse osmosis, brackish water reverse osmosis dan mixed

bad polisher. Air laut yang setelah diproses menjadi air service, air

demineralisasi untuk make-up cooling water system, dan air polish yang

46
47

akan didistribusi ke berbagai plant PT.TPPI. Selain air laut PT.TPPI juga

membeli air PDAM hanya untuk backup air service jika dibutuhkan.

5.2 Senyawa Kimia Yang Ditambahkan

Ada beberapa bahan kimia yang ditambahkan dalam proses water

treatment plant untuk membantu jalannya proses, bahan-bahan kimia yang

digunakan untuk proses Utility tidak diproduksi sendiri tetapi membeli

bahan kimia tersebut pada perusahaan lain. Bahan kimia tersebut terdiri

dari:

1. Koagulan (Feri Klorida FeCl3) : digunakan untuk mengikat suspended

solid dan pengotor

2. Koagulan aid (Polymer) : digunakan untuk membantu proses koagulasi

3. SMBS (Sodium MetaBisulphite) : digunakan untuk mengikat kelebihan

klorin dalam air umpan RO

4. Asam Sulfat (H2SO4) : digunakan untuk regenerasi resin kation

5. Anti Scalant : digunakan untuk mencegah terjadinya scalling atau kerak

pada permukaan membran RO

6. Calcium Chloride (CaCl2) : digunakan untuk mencegah korosi pada

line menuju service water tank agar tidak terjadi korosi

7. Sodium Bicarbonate : digunakan untuk mencegah korosi pada line

menuju service water tank agar tidak terjadi korosi

8. Zinc Phosphate : digunakan untuk mencegah korosi pada line menuju

service water tank agar tidak terjadi korosi

9. Natrium Hidroksida (NaOH) : digunakan untuk regenerasi resin anion


10. PAC : digunakan untuk membantu proses koagulan pada WWTP

11. Polymer Anionik : digunakan untuk membantu proses koagulan pada

WWTP

5.3 Proses Water Treatment Plant

Water treatment plant dirancang untuk memproses air laut menjadi

service water dan demin water (untuk make-up air cooling) dengan

teknologi Reverse Osmosis dan menjadi polish water dengan menggunakan

Mixed Bed Polisher. Air laut yang dipompakan dengan Sea Water Pumps

(573 m3/jam) dialirkan ke water treatment plant untuk di prosesatau di

treatment menjadi air tawar. Sebelum air laut di proses menggunakan

teknologi Reverse Osmosis, air laut di pre-treatment terlebih dahulu. Pre-

48
49

treatment yang bertujuan untuk mengurangi padatan yang tersuspensi.

Efisiensi dan hidupnya system RO tergantung pada pre-treatmen yang

efektif terhadap air laut. Pre-treatment adalah semua proses yang dapat

meminimalkan fouling, scaling dan degradasi membrane untuk

mengoptimalkan aliran produk, product recovery dan biaya operasional.

Fouling adalah pengendapan partikel-partikel seperti koloid-koloid

meliputi inorganik dan organik. Contoh koloid inorganik adalah flok-flok

besi, silica, tanah liat, lumpur. Koloid organik kebanyakan terdiri dari

polimer-polimer dan mikroorganisme. Sedangkan scaling adalah endapan

garam-garam yang terlarut seperti kalsium karbonat (CaCO3), kalsium

sulfat (CaSO4) dan Barium Sulfat (BaSO4). Alat utama yang digunakan

pada proses pre-treatment air laut antara lain; clarifier, clarified tank, multi

media filter (MMF), bag filter, dan cartridge filter.

Pre-treatment air laut di awali dengan clarifier. Air laut yang telah

di proses di Sea water intake di alirkan menuju clarifier melewati influent.

Clarifier adalah tempat penjernihan seawater yang didalamnya terdapat

proses koagulasi-flokulasi dan sedimentasi, dengan di tambahkan koagulan

dan coagulant aid (koagulan tambahan). Clarifier adalah tempat penjernihan

air yang di dalamnya terdapat flokulator yang berfungsi untuk mengaduk

coagulant dan coagulant aid lebih cepat homogen sehingga koagulasi-

flokulasi cepat terjadi. Skimmer berfungsi untuk mengarahkan sludge agar

sludge bisa mengalir ke sludge tank. Sludge tank yang berfungsi untuk

menampung sludge.
Koagulan yang di gunakan adalah Feri Klorida (FeCl3). Koagulan

disini berfungsi membentuk flok-flok atau partikel-partikel yang lebih besar.

Pemilihan koagulan FeCl3 dikarenakan pembentukan flok-flok lebih cepat

dan baik daripada koagulan lainnya. Sedangkan koagulan tambahan

menggunakan polymer yang berfungsi untuk membentuk flok yang lebih

bersar sehingga dapat mempercepat proses pengendapan (membantu fungsi

bahan koagulan). Endapan atau sludge yang terbentuk dikumpulkan oleh

collector arm pada dasar clarifier lalu dibuang melewati bagian bawah

clarifier atau sludge draw-off. Sedangkan air jernih menuju clarified tank

melewati effluent clarifier.

Clarified tank berfungsi untuk menampung air over flow yang

sudah bersih dari clarifier. Clarified water tank terdiri dari; clarified water

pump yang berfungsi untuk memompa water ke multi media filter. Sensor

level yang berfungsi untuk mengukur ketinggian level. MMF (multi media

filter) yang berfungsi untuk menfilter air sebelum air masuk bag dan

cartridge filter. MMF yang berjumlah 4 bejana horizontal dengan 6 layer

filter terdiri dari antrasit, pasir lembut, pasir silika, grafel kecil dan grafel

medium dengan strainer pada bagian bawah MMF. MMF di design

kapasitas aliran 142.9 m3/h, tekanan 5 kg/cm2. MMF ini normal service

selama 24 jam, dan akan auto backwash menggunakan air dari brackish

backwash tank di pompa untuk backwash setelah service 24 jam atau

perbedaan tekanan sebesar 1 kg/cm2. Air produk outlet MMF Turbiditynya

50
51

< 3 NTU maksimum 5 NTU (nephelometric turbidity unit). Berikut ini

adalah step-step backwash:

drain air scouring sattle backwash fill rinse.

Setelah di filter melalui MMF air menuju bag filter. Pada Bag filter

berfungsi untuk memfilter kotoran yang berukuran lebih besar dari 25

mikron. Bag filter berjumlah 4 bejana dengan masing-masing 6 elemen bag

filter. Bag filter ini di design bermaterial polypropylene. Ukuran filternya

sebesar 25 mikron. Dengan kapasitas aliran 142,9 m3/h dengan perbedaan

tekanan maksimal 1 kg/cm2.

Setelah di filter melalui bag filter air menuju catridge filter.

Catridge filter berfungsi menyaring kotoran yang ukuran lebih kecil lagi

yakni < 5 mikron. Catridge filter yang berjumlah 4 bejana dengan 32 elemen

catridge filter setiap masing-masing bejana. Catridge filter ini bermaterial

polypropylene. Catridge filter di design dengan filter berukuran 5 mikron,

kapasitas aliran 142,9 m3/h, dan perbedaan tekanan maksimal 1 kg/cm2.

Air yang sudah di pre-treatment mempunyai parameter

conductivity < 50000 µs/cm, ORP (Oksidasi-Reduksi Potentional) < 375

mV, PH 6 - 6,5, SDI < 3. Dapat di alirkan menuju sea water reverse

osmosis. Menggunakan teknologi reverse osmosis di karenakan teknologi

kecepatannya dalam memproduksi air dan juga merupakan teknologi yang

paling ekonomis untuk mengolah air asin menjadi air tawar atau air laut

menjadi air service. Teknologi reverse osmosis selain digunakan untuk

desalinasi air asin juga untuk memurnikan air yang tercemar logam berat,
pestisida, dan pencemar lainnya. Fenomena osmosis dapat digambarkan

sebagai berikut: Sebuah membran semi permeable (membrane reverse

osmosis) ditempatkan antara dua kolom yang memisahkan larutan garam

encer dengan larutan garam yang lebih pekat. Fenomena osmosis akan

terjadi dimana air murni mengalir dari larutan garam encer (konsentrasi

rendah) menembus membrane RO menuju larutan air garam yang lebih

pekat (konsentrasi lebih tinggi). Perpindahan air ini menyebabkan adanya

peningkatan ketinggian pada bagian larutan air garam yang pekat.

Aliran air akan berhenti ketika tekanan dalam larutan garam sama

dengan perbedaan dalam potensial kimia antara dua larutan. Titik

kesetimbangan dari tinggi kolom air yang dinyatakan sebagai tekanan air

melawan membrane disebut tekanan osmosis. Apabila tekanan yang lebih

besar dari tekanan osmosis diberikan pada larutan pekat maka aliran akan

melalui membrane semi permeabel dari larutan yang pekat kedalam larutan

yang encer. Atau secara singkatnya membalik arah laju water dengan cara

memberi tekanan diatas tekanan osmotik pressure sea water. Fenomena ini

disebut reverse osmosis. Aliran balik ini menghasilkan air murni dari larutan

garam, karena membran tidak dapat ditembus oleh garam. Material

membran RO yang digunakan umumnya mempunyai permeabilitas yang

tinggi terhadap air, dan kelarutan yang sangat rendah terhadap zat terlarut.

Material yang digunakan adalah poliamida. Poliamida memiliki selektivitas

yang tinggi terhadap garam tetapi material ini kurang begitu tahan terhadap

klorin. Maka dari itu di lakukan injeksi larutan SMBS (Sodium

52
53

MetaBisulphite) untuk mengikat klorin. Parameter di kontrol oleh Monitor

ORP (Oksidasi-Reduksi Potensial). Selain injeksi SMBS dilakukan injeksi

lain yaitu; injeksi Asam sulfat untuk menurunkan LSI agar tidak terjadi

CaCO3 scaling. Di injeksikan apabila pH air < pH saturasi maka CaCO3

cenderung larut. Terdapat juga injeksi Anti scalant untuk menghindari

scaling garam sulfat. Injeksi dilakukan apabila produk ion total < produk

kelarutan membuat larutan tidak jenuh. Dan satu titik untuk mendeteksi

potensi fouling koloid dengan cek SDI (Silt Density Index). SDI maksimum

untuk membran RO poliamida adalah 3,0.

Konfigurasi modul membran RO umumnya adalah spiral wound.

Beberapa aspek yang menjadi pertimbangan pemakaian konfigurasi modul

ini antara lain tekanan operasi, kemudahan pencucian, kemudahan

pemeliharaan, kemudahan pengoperasian, kekompakan sistem dan

kemungkinan penggantian membran.

Modul spiral membran terdiri dari beberapa membran datar, spacer,

dan material berpori yang dililitkan mengelilingi suatu saluran pengumpul

permeat (permeate collecting tube). Larutan umpan mengalir aksial

sepanjang modul dalam celah yang terbentuk antara spacer dan membran

atau masuk pada permukaan silindris dari elemen dan keluar secara aksial

seperti gambar.

SWRO ini mempunyai 1 stage terdapat 4 unit SWRO didalam

SWRO terdapat 16 modul, dan setiap modul mempunyai 7 elemen

membrane. SWRO memiliki HP pompa 5 stage yang terpasang dengan


tekanan 35 kg/cm2 dan turbo charger yang memanfaatkan reject SWRO

untuk menaikkan tekanan tinggi untuk SWRO menjadi 45-46 kg/cm2.

Setiap SWRO kita bisa produksi air service 50 m3/h, jadi total 200 m3/h.

Air produk dari SWRO (Sea Water Reverse Osmosis) ini

conductivity < 750 µs/cm. Garam yang telah di buang minimal 99,4% dan

recovery 35%. Dari 200 m3/jam air tawar yang dihasilkan, 118 m3/jam akan

di alirkan ke service water tank yang sebelumnya diinjeksi calcium chloride,

sodium bicarbonate dan zinc phosphate supaya service water yang

didistribusikan tidak bersifat korosif. Selain sebagai service water, air yang

ada didalam tangki service water fire water untuk emergency. Cara untuk

menghitung Salt rejection dan recovery:

Sedangkan 82 m3/jam air tawar sisanya di alirkan menuju service

water break tank yang nantinya akan diproses lebih lanjut di BWRO

(Brackish Water Reverse Osmosis). BWRO ini mempunyai 2 stage yakni

untuk stage kedua memanfaatkan reject stage satu. Terdiri dari 2 unit, 4

modul stage pertama + 2 modul stage kedua, setiap modul terdapat 7 elemen

membrane. BWRO ini berfungsi untuk memproduksi demineralized water

yang berguna untuk make-up cooling water tank dan feed mixbed polisher,

Menghasilkan air produk 50 m3/h, recovery 85%, garam yang telah dibuang

minimal 96%, untuk kualitas air produk BWRO maksimal 30 µs/cm.

Sebelum air yang dihasilkan oleh BWRO menuju ke demin water

tank, air dilewatkan degassifier untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut

dalam air. Air dari demin water tank di pompa menuju MBP (Mix Bed

54
55

Polisher). MBP ini terdiri dari sign glass, collector, bed plate, dan strainer.

Sign glass yang berfungsi untuk melihat keadaan dalam MBP dari luar.

Collector berfungsi sebagai aliran keluarnya chemical yang telah

diinjeksikan dan pembilasan secara perlahan. Bed plate yang berada pada

bagian bawah bottom bed berfungsi sebagai tempat resin anion dan resin

kation. Strainer berfungsi seperti filter untuk mencegah kotoran atau

material lain terikut air polish. MBP di dalamnya dibagi menjadi dua bagian

yaitu top bed dan bottom bed. Top bed atau bagian atas MBP adalah resin

anion 7125 liters dan bagian bawah MBP adalah resin kation 4300 liters.

Resinnya adalah co-polymer stryrene yang tidak larut dan

divinylbenzene beads terikat dengan reaktif fungsional grup pada

permukaan luar dan melewati interior setiap bed (manik-manik). Resin

kation berfungsi menukar kation dalam air dengan ion hidrogen dalam

reaksi kimia resin. Reaksi resin kation sebagai berikut:

2RC- H + MgSO4  (RC-)2 Mg + 2H2SO42-

Resin anion berfungsi menukar anion di dalam air dengan ion

hydroxide dalam reaksi kimia resin. Reaksi resin anion ialah sebagai

berikut:

2 Ra+ OH + 2H+ + SO42-  [Ra+] 2 SO4 + 2H2O

2 Ra+ OH + H2SO42-  [Ra+] 2 SO4 + 2H2O

Regenerasi resin bergantung pada design sistem dan nomalnya

berdasarkan inlet dan kualitas air outlet. Regenerasi resin kation dengan
menginjeksi H2SO4 dari bawah mixed bed. Reaksi kimia resin kation ialah

sebagai berikut:

[RC-]2 Mg + H2SO4 ==> 2RC-H + MgSO4

Regenerasi resin anion dengan menginjeksi NaOH dari atas mixed

bed. Reaksi kimia resin anion ialah sebagai berikut:

[Ra+]2 SO4 + 2NaOH ==> 2Ra+OH- + Na2SO4

MBP memiliki kapasistas aliran 150 m3/h. MBP berfungsi untuk

memproduksi polish water yang nantinya air produksi MBP dialirkan

menuju polish water tank lalu didistribusikan untuk boiler feed water

sebagian digunakan sebagai make-up cooling water tank. Terdapat pula

backup untuk air yang di beli dari PDAM jika sewaktu-waktu terjadi

trouble.

Close cooling water system terdiri dari cooling water break tank,

cooling water plate heat exchanger, cooling water pump, dan surface

condenser for CW Turbine pump. Cooling water berak tank berfungsi untuk

menampung cooling water dan digunakan sebagai feed tank untuk di supply.

Dimensi tank 21500 (ID) x 14950 (H) dan memiliki kapastias 5000 m3.

Pada cooling water break tank juga terdapat chemical pot feeder yang

berguna untuk make-up zat kimia seperti biocide, inhibitor korosi, dll.

Close Cooling Water System ini terdiri dari 12 PFHE dimana 10

PFHE in service dan 2 PFHE stand-by. Fungsi dari PFHE ini adalah untuk

mendinginkan 16757 m3/jam Cooling Water Return dari pengguna (plant

aromatic dan platforming) bersuhu 44oC menjadi 33oC dengan pendinginan

56
57

secara tidak langsung menggunakan air laut sebanyak 23035 m3/jam.

Cooling water akan disirkulasikan secara tertutup menggunakan 3 Cooling

Water Pumps (2 turbin dan 1 motor) dengan 1 pompa motor standby.

Cooling water pump yang berfungsi untuk menyediakan supply cooling

water ke ISBL dan OSBL dengan tekanan minimal 4,5 kg/cm2 dan

termperature maximal 33oC. Surface condenser digunakan di Cooling water

Turbine pump untuk menurunkan kemungkinan terjadinya operating back

pressure dan terjadinya kondensasi dari LP steam di pompa turbin.

Fire Water System ini terdiri dari Service Water Tank yang

mempunyai kapasitas tampung 12000 m3 Service Water, 2 Jockey Pumps

yang digerakkan oleh motor dengan masing-masing pompa mempunyai

kapasitas aliran 60 m3/jam dan tekanan 11 kg/cm2. 1 (satu) Main Fire

Water Pump yang digerakkan oleh motor dengan kapasitas aliran 795

m3/jam dan tekanan 11 kg/cm2. 2 (dua) Main Fire Water Pump yang

digerakkan oleh diesel engine dengan 795 m3/jam, tekanan 11 kg/cm2 dan

mesin diesel mempunyai kapastias 466 kW power yang bahan bakar diesel

disimpan dalam tangki dengan kapastias 300 liter setiap tangki. Karena

pemanfaatan Service Water Tank ini untuk menyuplai keperluan

Service Water (SWAN) dan Fire Water, maka nozzle untuk service

water pumps diletakkan pada ketinggian 7 m dari atas Nozzle Fire Water

Pumps (setelah dilakukan modifikasi, sekarang nozzle service water ada

juga yang sejajar dengan fire water pumps), yang tujuannya agar dapat saat

terjadi kasus kebakaran. Service Water Tank ini dapat memberikan supply
Fire Water selama 4 jam. Untuk Logic Fire Pumps operation, Jockie Pump

yang akan menjaga tekanan Fire Water di Header 9.5 kg/cm2g, bila tekanan

Fire Water di Header ini turun menjadi dibawah 9.5 kg/cm2g maka Main

Fire Water Pump yang digerakkan oleh motor akan otomatis start tanpa

delay time. Bila tekanan turun dari 9.5 kg/cm2g dan delay time 5 detik

tercapai, maka Fire Water Pump I yang digerakkan oleh diesel engine akan

auto start dan selanjutnya Fire Water Pump II yang digerakkan oleh diesel

engine akan auto start bila tekanan terus turun dari 9.5kg/cm2g dan time

delay 15 detik tercapai.

5.4 Perhitungan Salt Rejection

Berikut merupakan data analisa kinerja swro yang di ambil dari

data logsheet swro. Data yang di ambil berupa nilai flow Permeate, EC

Permeate, EC Feed, Luas Permukaan Membrane dan faktor korelasi yang

akan digunakan untuk menghitung Flux, TDS dan Salt Rejection, dimana

data tersebut di ambil dari tanggal 17 juli – 31 juli 2022.

Tanggal Flow m3/H EC Perm. µS/cm EC Feed µS/cm


17/07/2022 49,91 938 43500
18/07/2022 48,69 893 44300
19/07/2022 47,38 864 43000
20/07/2022 46,79 831 43100
21/07/2022 46,72 857 43800
22/07/2022 47,43 870 40100
23/07/2022 44,38 747 42500
24/07/2022 47,35 859 44800
25/07/2022 48,50 922 43500
26/07/2022 46,93 821 44300

58
59

27/07/2022 47,54 860 44600


28/07/2022 45,90 846 43300
29/07/2022 48,88 847 42700
30/07/2022 45,34 867 43100
31/07/2022 47,50 790 42700
Luas Area 3953,82 m2
Factor Korelasi 0,7
Waktu 1H

Anda mungkin juga menyukai