Anda di halaman 1dari 44

PENGARUH PENGGUNAAN KATALIS TERHADAP PROSES

PERENGKAHAN CRUDE OIL PADA REAKTOR

DI PT PERTAMINA RU VI BALONGAN

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

oleh

ADINDA YUPITA

NIM.19030034

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA

INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN

INDRAMAYU

2022
PENGARUH PENGGUNAAN KATALIS TERHADAP PROSES

PERENGKAHAN CRUDE OIL PADA REAKTOR

DI PT PERTAMINA RU VI BALONGAN

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

oleh

ADINDA YUPITA

NIM.19030034

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KIMIA

INSTITUT TEKNOLOGI PETROLEUM BALONGAN

INDRAMAYU

2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PENGGUNAAN KATALIS TERHADAP PROSES

PERENGKAHAN CRUDE OIL PADA REAKTOR

DI PT PERTAMINA RU VI BALONGAN

oleh

Adinda Yupita

NIM. 19030034

Disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan Kerja Praktek

Pendidikan Diploma III (D-III)

pada Program Studi Teknik Kimia,

Institut Teknologi Petroleum Balongan

Indramayu, Oktober 2022

Kaprodi Teknik Kimia

Hj. INDAH DHAMAYANTHIE,M.T


NIDN.0418097305

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan proposal

ini yang berjudul “Pengaruh Penggunan Katalis pada Proses Perengkahan”.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan dan penyelesaian proposal ini di antaranya:

1. Bapak Drs. H. Nahdudin Islami, M.Si selaku Ketua Yayasan Bina Islami

Indramayu

2. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku Rektor Institut Teknologi

Petroleum Balongan,

3. Ibu Hj. Indah Dhamayanthie, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik

Kimia,

4. Ibu Yully Mulyani, M.T selaku Sekretaris Program Studi Teknik Kimia,

5. Orang tua, teman-teman dan seluruh keluarga besar Teknik Kimia Akamigas

Balongan.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari

kata sempurna,oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk menjadi lebih baik lagi.

Indramayu, Oktober 2022

iii
Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL.............................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN ..........................................................................ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................viii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………x

I PENDAHULUAN......................................................................................11

1.1 Latar Belakang....................................................................................11

1.2 Tujuan ................................................................................................12

1.2.1 Tujuan Umum ..........................................................................12

1.2.2 Tujuan Khusus .........................................................................12

1.3 Manfaat…………………………………………………………….13

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa .........................................................13

1.3.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan ..........................................13

iv
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Kerja Praktek .......................................13

II TINJAUAN TEORI .................................................................................15

2.1 Crude oil (minyak bumi)....................................................................15

2.2 Klasifikasi minyak bumi.....................................................................15

2.2.1 berdasarkan kandungan malam dan aspal.................................15

2.2.2 berdasarkan komposisi kimia....................................................16

2.2.3 menurut US BUREAU of MINES...........................................16

2.2.4 Menurut distribusi atom karbon................................................17

2.2.4. Berdasarkan factor karakterisasi..............................................17

2.2.5 Berdasarkan indeks korelasi......................................................18

2.2.6 Berdasarkan kandungan belerang..............................................18

2.2.7. Berdasarkan kandungan sulfid...................................................19

2.2.8 Berdasarkan sifat penguapan (volatily)......................................19

2.2.9 Berdasarkan kadar sulfur ............................................................20

2.2.10 Berdasarkan viscosity gravity constant (vgc).............................20

2.3 Perengkahan.........................................................................................21

2.4 Catalytyc Cracking...............................................................................23

III METODELOGI PELAKSANAAN........................................................24

3.1 Pendahuluan .......................................................................................24

3.2 Pengambilan Data...............................................................................24

3.3 PengolahanData..................................................................................25

v
IV RENCANA PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK............................26

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ……………………………………26

4.2Rencana Kerja Peraktek yang Diusulkan.............................................26

V KESIMPULAN SEMENTARA.................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Alir Kerja Praktek………………………………………..25

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rencana Pelaksanaan Kerja Praktek……………………………………26

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Rencana Studi (KRS)

Lampiran 2 Transkip Nilai Semester 1

Lampiran 3 Transkip Nilai Semester 2

Lampiran 4 Transkip Nilai Semester 3

Lampiran 5 Transkip Nilai Semester 4

Lampiran 6 Scan KTP

Lampiran 7 Sertifikat Pendukung

ix
x
I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi, seorang mahasiswa

diharapkan mampu untuk memiliki kemampuan intelektual yang baik secara teoritis

yang sudah diperoleh dibangku perkuliahan serta mampu untuk dapat

mengaplikasikannya di lapangan untuk menunjang segala proses dalam perkuliahan.

Selain itu pada proses nya pun mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan diri

untuk menghadapi dunia pekerjaan dengan bekal pembelajaran dan ilmu yang telah

didapatkan dibangku perkuliahan serta kerja praktek lapangan.

Program Studi Teknik Kimia pada Institut Teknologi Petroleum Balongan

mewajibkan kepada seluruh mahasiswa nya yang telah menduduki semester V untuk

melakukan kerja praktek di sebuah perusahaan sebagai salah satu syarat

kelulusannya. Pada kerja praktek ini memberikan kesempatan bagi para mahasiswa

untuk lebih memahami dan dapat mengaplikasihan berbagai ilmu dalam dunia kerja

serta memberikan pengalaman dan gambaran dunia kerja yang sebenarnya.

PT Pertamina RU VI Balongan merupakan salah satu perusahaan yang

membuka lowongan kepada para mahasiswa unuk dapat melakukan kerja praktik, PT

Pertamina RU VI Balongan adalah perusahaan yang bergerak di bidang minyak dan

gas bagian hilir, sehingga pada prosesnya PT Pertamina RU VI Balongan akan

mengolah crude oil menjadi berbagai produk yang berguna bagi masyarakatnya.

Salah satu proses yang terjadi pada PT Pertamina RU VI Balongan adalah

proses perengkahan (cracking) dimana salah satu tujuan dari proses ini untuk

11
memecah rantai crude oil yang panjang menjadi lebih pendek untuk dapat di proses

pada proses selanjutnya sesuai dengan fraksi nya masing-masing, penggunaan katalis

dalam proses perengkahan cukup penting karena peran katalis untuk mempercepat

jalannya reaksi serta membantu dalam proses perengkahan crude oil.

Oleh karena itu proposal ini diajukan untuk dapat mengetahui dan memahami

lebih dalam lagi pengaruh penggunaan katalis pada proses perekahan (cracking)

yang terjadi di PT Pertamina RU VI Balongan dan diharapkan setelah kerja praktek

ini mahasiswa dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang

lain.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang hendak dicapai penyusun sehubungan dengan

pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan Umum

1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat dari bangku perkuliahan.

2. Mengetahui informasi mengenai gambaran analisa equipment terkait di institusi

tempat kerja praktek berlangsung.

3. Untuk meningkatkan daya kreatifitas, dan keahlian

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui cara penggunaan dan jenis katalis yang digunakan pada proses

perekahan di PT Pertamina RU VI Balongan

2. Memahami peran penting katalis dalam proses perekahan di PT Pertamina RU VI

Balongan

12
3. Menganalisa proses perekahan yang terjadi pada reaktor di PT Pertamina RU VI

Balongan

I.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Mendapatkan pengetahuan baik secara teori maupun dilapangan.

2. Mendapatkan pengetahuan yang lebih aplikatif dalam bidang yang lebih diminati.

3. Memaksimalkan dan memperdalam keilmuan Teknik Kimia yang dimiliki oleh

mahasiswa.

1.3.2 Manfaat Bagi Akamigas Balongan

1. Mengetahui gambaran mengenai pelaksanaan pekerjaan diperusahaan tempat kerja

praktek berlangsung.

2. Memenuhi salah satu mata kuliah Kerja Praktek Program Studi Teknik Kimia

Institut Teknologi Petroleum Balongan.

3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat dari perkuliahan untuk

diterapkan di diunia kerja.

1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Kerja Praktek

1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang sedang melakukan Kerja

Praktek dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas untuk kebutuhan di unit-unit

kerja yang relevan.

2. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada spesialisasi yang ada pada

perusahaan tersebut.

13
3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara

perusahaan tempat dilaksanakannya Kerja Praktek dengan jurusan Teknik Kimia

Institut Teknologi Petroleum Balongan.

14
II.TINJAUAN TEORI

2.1 Crude Oil (Minyak Bumi)

Minyak bumi mentah (crude oil) merupakan campuran kompleks beberapa

hidrokarbon yang memiliki sifat fisika, sifat kimia serta penampilan yang berbeda

setiap lokasinya. Secara fisik Crude oil memiliki warna jernih hingga hitam, sedangkan

secara kimia crude oil tersusun dari 84% C, 14% H, 1-3% S, dan kurang dari 1% N2,

O2, logam dan garam. Karena setiap lokasi minyak menghasilkan crude oil yang

berbeda, maka perlu adanya suatu klasifikasi untuk menentukan golongan-golongan

minyak mentah sehingga dapat diperoleh suatu gambaran mengenai produk-produk

yang dapat dihasilkan dari setiap golongan crude oil.

2.2 Klasifikasi Minyak Bumi

2.2.1 Berdasarkan Kandungan Malam dan Aspal

Berdasarkan kandungan parafin dan aspal, minyak mentah dapat

dibagi dalam 3 (tiga) golongan dasar minyak mentah, yaitu: Minyak mentah

dasar Parafin, Minyak mentah dasar Aspal dan Minyak mentah dasar

Campuran (Tengahan) Sebagian besar minyak mentah (90 % minyak mentah)

termasuk dalam golongan minyak mentah dasar campuran, sedangkan 10 %

lainnya termasuk dalam golongan minyak mentah dasar parafin dan aspal

2.2.2 Berdasarkan Komposisi Kimia

Klasifikasi ini diajukan oleh Sachanen, berdasarkan komposisi kimia

fraksi minyak bumi khusus untuk daerah (range) titik didih antara 250 – 300

oC, Kesulitan dalam klasifikasi ini, adalah jika fraksi yang mendidih di atas

15
200 oC, maka molekul-molekulnya umumnya tidak terdapat dalam keadaan

murni (molekulnya dalam keadaan molekul gabungan). Molekul naften dan

aromat murni sangat jarang dijumpai, dan Senyawa siklis umumnya

mengandung rantai cabang parafin, kadang mengandung cincin aromat, dan

cincin naften berdampingan.

2.2.3 Menurut US BUREAU Of MINES

Merupakan klasifikasi yang banyak digunakan saat ini

• Sebagai dasar klasifikasi digunakan gravitas API fraksi kunci nomer 1 dan

2, yang diperoleh dengan alat distilasi Hample Standar.

• Fraksi kunci nomer 1 adalah fraksi minyak bumi yang mendidih pada suhu

antara 482-527°F atau antara 250- 275°C pada tekana 1 atm mendidih pada

suhu antara 482-527 °F atau antara 250- 275°C pada tekana 1 atm

• Fraksi kunci nomer 2 mendidih pada suhu antara 527- 572°F atau 275-

300°C pada tekanan 40 mmHg.

• Fraksi kunci nomer 1 termasuk dalam fraksi kerosin yang diperoleh dari

hasil sulingan Hempel dari potongan fraksi 250 - 275 °C pada tekanan

atmosfer, sedangkan fraksi kunci nomer 2 termasuk dalam fraksi minyak

pelumas diperoleh dari potongan fraksi 275 – 300 °C pada tekanan 40 mm

Hg

• Terdapat sembilan kemngkinan golongan dasar minyak mentah Meskipun

secara teoritis ada sembilan golongan dasar minyak mentah, tetapi dalam

praktek hanya ada tujuh golongan dasar minya mentah saja yang dikenal

• Dua golongan dasar minyak mentah yang belum pernah dijumpai sampai

sekarang adalah 3 dan 7


16
2.2.4 Menurut Distribusi Atom Karbon

Klasifikasi ini diajukan oleh Van Ness dan Van Westen, didasarkan

pada distribusi karbon parafinik, naftenik, dan aromatik dalam minyak

mentah. Klasifikasi ini menggunakan diagram segitiga, yang ketiga titik

sudutnya masing-masing menunjukkan 100 % Karbon Parafin CP, 100 %

Karbon Naften CN, dan 100 % Karbon Aromat CA.

2.2.5 Berdasarkan Faktor Karakterisasi

Diajukan oleh Watson dari UOP yang mendefinisikan faktor

karakterisasi Watson K sebagai :

STK3B

• TB semula didefinisikan sebagai titik didih rerata molal, kemudian berubah

menjadi titik didik rerata kubik, dan akhirnya menjadi titik didih rerata

tengahan dalam oR, dan S adalah berat jenis pada 60°F/60°F.

• Klasifikasi ini juga berlaku untuk fraksi minyak bumi lurus (straight run

fractions). Adapun golongannnya:

1) Minyak mentah dasar parafin : K > 12,1

2) Minyak mentah dasar tengahan : K = 11,5 – 12,1

3) Minyak mentah dasar naften : K = 10,5 – 11,45

4) Minyak mentah dasar aromat: K

2.2.6 Berdasarkan Indeks Korelasi

Klasifikasi ini dikembangkan oleh H. M. Smith dari U.S. Bureau of

Mines, yang berlaku untuk fraksi minyak bumi. Indeks diperoleh dengan cara
17
menlukiskan kebalikan kebalikan titik didih rerata volumetik volumetik suatu

fraksi terhadap berat jenis pada 60°F/60°F di dalam suatu diagram referensi

dimana di dalam diagram itu terdapat garis-garis untuk setiap jenis

hidrokarbon. Untuk senyawa HC parafin normal garis ini diberi angka nol,

sedangkan untuk benzen diberi angka 100.

Indeks ini, dijabarkan dalam persamaan empirik, sebagai berikut :

I.K. = 473, 7 S – 456, 8 + 48640 / K

Dimana,

I.K, adalah indeks korelasi,

S, adalah gravitasi jenis pada 60/60oF,

K, adalah titik didih rata-rata dalam K.

I.K. : 0 I.K. : 0-15  HC parafin parafin dominan dominan

• I.K. : 15-50  HC naften atau campuran HC parafin dominan

• I.K. > 50  HC aromat dominan

2.2.7 Klasifikasi berdarsarkan kandungan belerang

 Minyak mentah dengan kandungan belerang rendah ( < 0, 1 %)

 Minyak mentah dengan kandungan belerang sedang (0, 1 – 1, 0 %)

 Minyak mentah dengan kandungan belerang tinggi ( > 1, 0 %)

2.2.8 Berdasarkan kandungan Hidrogen Sulfid

Berdasarkan kandungan hydrogen sulfide minyak bumi tebagi

menjadi dua yaitu minyak mentah masam (sour crude), dan minyak mentah

manis (sweet crude). Dengan batas kandungan hydrogen sulfide adalah 0, 05

𝑓𝑡3 / 100 galon minyak mentah.

18
2.2.9 Berdasarkan Sifat Penguapan (Volatility)

Prosentasi volume fraksi minyak yang dapat dikeluarkan dengan

disuling sampai suhu 300°C.

Minyak bumi dibagi 3 macam

 Ringan > 50 (%vol)

 Medium 20 – 50 (%vol)

 Berat < 20 (%vol)

2.2.10 Berdasarkan Kadar Sulfur

Minyak bumi dibagi 3 macam, yaitu :

 Kadar sulfur tinggi > 2,0 (% berat)

 Kadar sulfur sedang 0,1 – 2,0 (% berat)

 Kadar sulfur rendah < 0,1 (% berat)

2.2.11 Berdasarkan “Viscosoty Gravity Constant” (VGC).

10 G - 1,0752 log ( V – 38 )

VGC =

10 - log ( V - 38 )

G = SG pada 60/60, oF

V = Viskositas, dalam satuan SSU

• VGC = 0,8 → Parafin

• VGC = 1 → Aromatik

19
2.2 Perengkahan (Cracking)

Dengan meningkatnya kebutuhan bahan bakar yang terus bertambah maka di

perlukan sebuah proses dalam proses pengolahan minyak bumi untuk menghasilkan

beberapa jenis dan karakteristik bahan bakar yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Proses tersebut salah satu nya adalah proses perengkahan (cracking).

Perengkahan minyak bumi telah banyak dikaji oleh beberapa peneliti antara lain

menggunakan metode cold cracking (Li, C., et al., 2007), perengkahan terkatalisis

(Vermeiren, W., & Gilson, J. P.,2009), perengkahan superkritis (Dejhosseini, M., et al.,

2013), dan aquathermolysis cracking (Fan, H., et al., 2004).

Cracking adalah proses penguraian hidrokarbon yang memiliki rantai panjang

dan besar menjadi hidrokarbon yang memiiki rantai karbon kecil.Proses ini

menghasilkan uap organik, gas noncondensable dan arang. Uap organik yang dihasilkan

mengandung karbon monoksida, metana, karbon dioksida, tar yang mudah menguap dan

air. Uap organik kemudian dikondensasikan menjadi cairan

Terdapat beberapa macam proses cracking yaitu thermal cracking, catalytic

cracking dan hidrocracking. Dimana masing-masing proses perekahan memiliki cara

dan karakteristik tertentu dalam proses penguraiannya:

1. Thermal Cracking

Proses penguraian ini menggunakan suhu yang tinggi serta tekanan

yang rendah, suhu yang digunakan dapat mencapai temperatur 800°C dan

tekanan 700 kpa.Partikel ringan yang memiliki hydrogen dalam jumlah


20
banyak akan terbentuk pada penguraian molekul berat yang terkondensasi. Reaksi

yang terjadi pada proses ini disebut dengan homolitik fisiondan memproduksi

alkena yang menjadibahan dasar untuk memproduksi polimer secara

ekonomis. Panas yang digunakan dalam proses ini menggunakan steam

cracking yaitu uap yang memiliki suhu yang tinggi

2.Catalytic Proses

Pada proses ini menggunakan katalis sebagai media yang dapat

mempercepat laju reaksi, proses penguraian molekul besar menjadi molekul

kecil dilakukan dengan suhu tinggi. Jenis katalis yang sering digunakan

adalah silica, alumunia, zeloit dan beberapa jenis lainnya seperti clay,umumnya

reaksi dari proses perengkahan katalitik menggunakan mekanisme perengkahan

ion karbonium. Awalnya katalis yang memiliki sifat asam akan

menambahkan proton ke dalam molekul evin ataupun menarik ion hidrida

dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium.

2. Hydrocracking Proses

Merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk

menghasilkan senyawa yang jenuh. Proses pereaksian dilakukan dengan tekanan

tinggi, produk utama yang dihasilkan ialah bahan bakar jet, bensin, diesel yang

mempunyai bilangan oktan yang tinggi. Hydrocracking memiliki kelebihan lain,

yaitu kandungan sulfur yang terdapat pada fraksi yang akan diurai, senyawa

sulfurnya akan diubah menjadi hidrogensulfida sehingga proses pelepasan

sulfur akan lebih mudah dilakukan

21
2.3 Catalytyc Cracking

Catalytyc cracking merupakan proses perekahan minyak bumi yang

menggunakan katalis dalam prosesnya katalis berperan untuk mempercepat jalannya

reaksi serta membantu dalam proses perekahan molekul panjang menjadi lebih pendek.

Menurut Marcilla, Perekahan dengan katalis dapat dipengaruhi oleh jenis dan tipe

katalis, kondisi katalis, jumlah katalis serta suhu pada proses perekahan (Marcilla et al

2001; Buekens and Huang 1998)

Katalis yang digunakan pada proses cracking umumnya adalah katalis heterogen

atau padatan yang memiliki luas permukaan besar dan tingkat keasaman yang tinggi

serta stabilitas termal yang baik.Penggunaan katalis yang terus menerus terjadi dapat

menyebabkan deaktivasi pada katalis yaitu penuruan aktivitas katalis, Menurut Aguado

et al 2009, keaktifan katalis terdapat pada sisi asamnya yang memungkinkan dalam

proses pemecahan molekul dengan baik menjadi fraksi nya yang ringan tanpa banyak

terjadinya pengendapan pada permukaan katalis. Oleh karena itu penggunaan katalis

yang efektif dapat mempengaruhi proses yang terjadi untuk hasil yang terbaik.

Dalam proses prengkahan menggunakan katalis ada dua jenis reaktor yang dapat

digunakan yaitu fixed bed reactor dan fludizied bed reactor. Perbedaan dar kedua

reactor ini terletak pada pergerakan katalis, jika menggunakan fixed bed reactor katalis

tidak mengalami pergerakan sedangakan jika menggunakan fludizied bed reactor katalis

akan mengalami pergerakan.

22
III. METODELOGI PELAKSANAAN

Dalam melaksanakan Kerja Praktek, mahasiswa diharapkan mampu

melakukan studi kasus dan melakukan pengamatan yaitu mengangkat suatu kasus

yang dijumpai di tempat kerja praktek sesuai dengan bidang keahlian yang ada

ataupun melakukan pengamatan terhadap suatu proses atau alat untuk kemudian

dikaji sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki, jenis dan metode yang

digunakan dalam pelaksanaan kerja praktek ini yaitu menggunakan metode

kualitatif.

Untuk mendukung kerja praktek dan kajian yang dilakukan, maka dapat

dilakukan beberapa metode pelaksanaan yaitu antara lain:

3.1 Pendahuluan

Dalam pelaksanaan kerja praktek penyusun melakukan studi pustaka yang

telah dikutip dari berbagai jurnal maupun e-book dan melakukan interaksi langsung

dengan pembimbing lapangan ataupun pekerja yang berada di lapangan, untuk

mengetahui materi yang penyusun ambil.

3.2 Pengambilan Data

Suatu data biasa di dapatkan dari konsultasi langsung dengan pembimbing

lapangan maupun dengan operator-operator bersangkutan yang berada di lingkungan

industri tentang materi dari penyusun atau pelaksana yang dibutuhkan.

23
3.3 Pengolahan Data

Di mana data yang diperoleh dari kerja praktek secara langsung tentang

Pengaruh penggunaan katalis pada proses perekahan akan menjadi sumber data

dalam pembuatan laporan Kerja Praktek.

Pengolahan data dapat dilakukan dengan menetukan kegitan pelaksanaan

dan proses pengambilan data untuk dapat diolah oleh karena itu dibuat diagram alir

dalam memudahkan proses pengolahan data sebagai berikut:

Pendahuluan

Rencana Data

Data Proses
 Pengaruh
penggunaan katalis
 Proses perekahan
 Prinsip dan cara kerja
reaktor

Rencana Hasil:

 Pengaruh penggunaan katalis pada proses


perekahan
 Proses perekahan
 Prinsip dan cara kerja reaktor

Gambar 1 Diagram Alir Kerja Praktek

24
IV. RENCANA PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu yang ingin diajukan penyusun untuk melakukan Kerja Praktek

lapangan di PT Pertamina RU VI Balongan pada bulan November – Desember 2022.

Untuk waktu yang lebih spesifik dapat disesuaikan dengan yang ada di perusahaan

ataupun di lapangan. Kegiatan ini dapat disesuaikan dengan kebijakan dari perusahaan.

4.2 Rencana Kerja Praktek yang Diusulkan

Berikut rincian rencana kegiatan selama Kerja Praktek dilaksanakan.

Tabel 1 Rencana Pelaksanaan Kerja Praktek

Minggu
No. Rincian Kerja
I II III IV V VI VII VIII

1. Pengenalan Lingkungan Kerja   

2. Pengambilan Data    

3. Pengolahan Data    

4. Penyusunan Laporan    

25
V.PENUTUP

5.1. KESIMPULAN SEMENTARA

Berdasarkan studi literatur yang dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan

sementara antara lain :

1. Cara penggunaan dan jenis katalis yang digunakan harus disesuaikan dengan crude

oil dan kondisi operasi yang sedang berjalan untuk hasil terbaik

2. Katalis memiliki peranan yang cukup penting untuk memecah rantai karbon serta

mempercepat jalannya reaksi terutama dalam proses perengkahan dengan metode

catalytic cracking

3. Proses perengkahan dapat terjadi pada fixed bad reactor maupun fludizied bed

reactor

26
DAFTAR PUSTAKA

Bahri,Syaiful.dkk.2011.pengaruh temperature dan konsentrasi katalis pada cracking

cangkang sawit menjadi crude bio fuel.Riau.Teknkik Riau.J-Ris.Kim.Vol,5, No.1

Hatiningrum, Woro, Rukmi.dkk.2021.pengaruh temperature dalam proses perengkahan

termal terhadap residu dari proses destilasi atmosferik.Blora.Politeknik Energi dan

Mineral Akamigas.SNTEM, Vol.1, Halaman 273-277

Hidayat, Arif.dkk.2008.catalytic cracking onn heavy oil fraction of crude oil by alumunium

pillared montmorillonite:effect of temperature on product

distribution.Yogyakarta.Fakultas Teknologi Industri.Universitas Islam

Indonesia.Prosiding Seminar National Rekayasa Kimia dan Proses ISSN:1411-4216

Marcilla et al.2001.Buekens and Huang 1998

Naimah, Siti.dkk.2016.Pengaruh Residu Catalytyc cracking(RCC) dan zeolite terhadap

kualitas crude oil hasil pirolisis limbah plastic polietilena.Jakarta.J.Kimia Kemasan

Vol.28, No.1:47-54

Risdiyanto.2010.Mengenal Kilang Pengolahan Minyak Bumi (refinery) di Indonesia.Forum

Teknologi Vol.05, No.04

Wiyantoko, Bayu.2016.modul kuliah kimia petroleum.Universitas Islam Indonesia.03 analis

kimia FMIPA

27
LAMPIRAN

28
Lampiran 1

Lampiran KRS Semester 5

29
Lampiran 2

Lampiran Transkip Nilai Semester 1

30
Lampiran 3

Lampiran Transkip Nilai Semester 2

31
Lampiran 4

32
Lampiran Transkip Nilai Semester 3

33
Lampiran Transkip Nilai Semester 4

34
Lampiran 5

Lampiran scan KTP

35
Lampiran 6

Lampiran Sertifikat Pendukung

36
Lampiran 7

Lampiran Sertifikat Pendukung

37
Lampiran 8

Lampiran Sertifikat Pendukung

38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : Adinda Yupita
Tempat, tanggal lahir : Indramayu, 12 Agustus 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
NIM : 19030034
Program Studi : D III / Teknik Kimia
Alamat Asal : Lamaran tarung, blok Simpong RT 14/05 Kec. Cantigi, Indramayu
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Tinggi Badan : 148 cm
Berat Badan : 48 kg
Kesehatan : Sehat Jasmani dan Rohani
Status : Belum Menikah
Telpon /Hp : 081211327240
E-mail : adindayupita@gmail.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


PENDIDIKAN FORMAL
 D.III Teknik Kimia Akamigas Balongan 2020-Sekarang
 SMA Negeri 1 Sindang 2017-2020

39
 SMP Negeri Unggulan Sindang 2014-2017
 SD Negeri Lamaran Tarung II 2009-2014

PENGALAMAN KERJA / PRAKTIKUM /PRAKTEK KERJA LAPANGAN /

SEMINAR

1. Praktikum Kimia Organik I

Tanggal : 16 Oktober 2020 sampai dengan 07 Desember 2020

Tempat : Laboratorium Kimia Organik Institut Teknologi Petroleum

Balongan

2. Praktikum Fisika Dasar I

Tanggal : 06 Oktober sampai dengan 21 November 2019

Tempat : Laboratorium Fisika Institut Teknologi Petroleum Balongan

3. Praktikum Kimia Dasar I

Tanggal : 23 November – 15 Desember 2019

Tempat : Laboratorium Kimia Dasar Institut Teknologi Petroleum Balongan.

4. Praktikum Mekanika Fluida

Tanggal : 21 Februari – 26 Februari 2021

Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Institut Teknologi Petroleum

Balongan.

5. Praktikum Kimia Analitik

Tanggal : 23 Agustus – 28 Agustus 2021

Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Institut Teknologi Petroleum Balongan

6. Praktikum Mikrobiologi
40
Tanggal : 23 Agustus – 28 Agustus 2021

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Institut Teknologi Petroleum Balongan

7. Praktikum Kimia Fisika

Tanggal : 23 Agustus – 28 Agustus 2021

Tempat : Laboratorium Kimia Fisika Institut Teknologi Petroleum Balongan

8. Pelatihan “ Latihan Dasar Teknik Kimia “ oleh Institut Teknologi Petroleum Balongan

Tanggal : 7 September 2019

Tempat : Akamigas Balongan Indramayu

9. Pelatihan “ Regeneration Of Perhimpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Permatek)”

Tanggal : 15 Februari 2020

Tempat : Palutungan, Kuningan, Jawa Barat

10. Asisten Praktikum “Kimia Organik”

Tanggal : 2 – 13 September 2021

Tempat : Laboratorium Kimia Organik Institut Teknologi Petroleum Balongan

11. Asisten Praktikum “Kimia Analitik”

Tanggal : 13 – 25 September 2021

Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Institut Teknologi Petroleum Balongan

12. Asisten Praktikum “ Kimia Fisika”

Tanggal : 13 – 25 September 2021

Tempat : Laboratorium Kimia Fisika Institut Teknologi Petroleum Balongan

13. Asisten praktikum “ Mikrobiologi”


41
Tanggal : 13 – 25 September 2021

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Institut Teknologi Petroleum Balongan

PENGALAMAN ORGANISASI

1. Dana Usaha Perhimpunan Mahasiswa Teknik Kimia ( Danus PERMATEK)

2021 – Sekarang : Institut Teknologi Petroleum Balongan

2. Media Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa (MPPM)

2021 – Sekarang : Institut Teknologi Petroleum Balongan

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan

dapat dipertanggung jawabkan, terimakasih.

Hormat saya,

Adinda Yupita
19030034

42
i

Anda mungkin juga menyukai