(KKN)
Disusun oleh
Rahma Septia Ediyani (1920209019)
Dosen Pengampu :
Nurhamidah, S.Pd,.M.Si
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT dan Shalawat
beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW karena berkat
limpahan rahmat dan karunia- Nya lah yang telah melancarkan segala urusan hingga
penulis bisa menyelesaikan laporan kuliah kerja lapangan ini. Adapun judul dari
laporan kuliah kerja lapngan ini ialah Analisis Residual Chlor pada Air Hasil Olahan
Terkoneksi Konsep Fisika di PDAM Tirta Musi Palembang Intalasi Pengelolaan Air
(IPA) Rambutan. .
1.Bapak Dr. Muhammad Win Afgani, S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika UIN Raden Fatah Palembang.
2.Ibu Nurhamidah, S.Pd,. M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) penulis.
3.Seluruh Dosen Tim Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Pendidikan
Fisika UIN Raden Fatah Palembang.
4.Bapak Noveriansyah, S.T., M.T. Selaku Manajer Produksi di PDAM Tirta Musi,
Palembang.
5.Ibu Nurkomalasari, S.T. selaku Asisten Manajer Laboratorium PDAM Tirta Musi,
Palembang.
6.Bapak Anis Wahyudi, S.T. selaku Asisten Manajer IPA Karang Anyar PDAM
Tirta Musi, Palembang
7.Ibu Evita Sari, S.T. selaku laboran IPA Karang Anyar PDAM Tirta Musi,
Palembang.
ii
9.Tim Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di PDAM Tirta Musi Palembang yaitu Ana
Mardhotillah, Febby Oktavia Astiani, Rahma Septia Ediyani, Michelly
Fatimatuzahra Suhengki, dan Syifa Adenia Rinanda.
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar......................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................
1.3 Manfaat........................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................15
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Air salah satu bagian paling penting bagi kehidupan manusia setelah
udara. Oleh karena itu, air dikatakan benda mutlak yang sangat diperlukan
dalam kehidupan makhluk hidup. Selain untuk memenuhi kebutuhan air
dalam tubuh (air minum), air juga memiliki fungsi untuk keperluan rumah
tangga dasar, seperti kegiatan memasak, mandi, dan mencuci. Oleh karena
itulah air sangat berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Begitu
penting manfaat air yang banyak digunakan untuk menunjang kehidupan
manusia sehari-hari sehingga kualitas air yang digunakan harus diperhatikan
agar tidak merugikan manusia yang menggunakannya (Duta Andhika Jawa
Dwipa et al., 2013).
Berdasarkan berbagai kebutuhan itulah maka dilakukan usaha-usaha
guna memenuhi kebutuhan air bersih yang dapat digunakan oleh masyarakat
luas. Dalam Perpres Nomor 33 tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional
Pengelolaan Sumber Daya Air disebutkan bahwa dalam pemenuhan air
tersebut manusia melakukan berbagai upaya untuk mendapatkannya dan
dalam usaha pemenuhan kebutuhan air bersih untuk masyarakat ini tidak
akan terlepas dari proses penyediaan/produksi air bersih (Parto Oktavianus
Sihombing, 2020).
Pengelolaan sumber daya air dengan upaya mendapatkan pemenuhan
kebutuhan air menjadi salah satu aspek penting sehingga ketersediaan air
perlu mendapat perhatian baik kuantitas, kualitas, maupun kontinuitasnya.
Saat ini ketersediaan air menjadi masalah global yang cukup serius seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk yang besar dan semakin sedikitnya
sumber air yang didapatkan. Keadaan seperti ini mengakibatkan ketersediaan
sumber air yang bersih mengalami penurunan dimana semakin lama, sumber
air menjadi semakin langka ditemukan, sedangkan kualitasnya semakin
buruk untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan manusia (Rolan
Sudirman Pakpahan et al., 2015).
1
Seperti halnya pengelolaan sumber daya air yang dilakukan oleh
perusahaan PDAM Tirta Musi Palembang. PDAM Tirta Musi merupakan
salah satu perusahaan penyedia air minum di Palembang. PDAM ini juga
salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa public penyediaan air
hasil olahan yang berstatus Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). PDAM
Tirta Musi Palembang ini juga memiliki 7 intake yang digunakan sebagai
sumber masuknya air sungai sebelum ke tahap pengelolaan. Sumber air baku
yang digunakan PDAM Tirta Musi Palembang seluruhnya berasal dari air
permukaan, yaitu sungai Musi dan sungai Ogan.
Sungai Musi menjadi salah satu sumber utama penduduk kota
Palembang dalam pemenuhan kebutuhan air. Pada hakekatnya air sungai
tidak memenuhi standar kualitas air minum yang berlaku, sehingga unsur -
unsur yang tidak memenuhi standar perlu dihilangkan agar memenuhi
standar yang berlaku. Untuk menjadikan air tersebut layak pakai, maka air
tersebut harus melewati suatu proses pengolahan. Terdapat 6 tahap proses
pengolahan air yang ada di PDAM seperti Koagulasi, Flokulasi,
Sedimentasi, Aerasi, Filtrasi, dan Desinfeksi dan netralisasi. Jadi air sungai
akan melalui 6 tahap pengolahan tersebut sebelum menjadi air hasil olahan
yang siap dikonsumsi ataupun digunakan (Rizka Mayasari and Merisha
Hastarina, 2018).
Pada proses pengolahan air sungai menjadi air hasil olahan ini
memiliki beberapa kandungan bahan kimia yang terdapat di Air hasil olahan
salah satunya adalah desinfektan yang terdapat pada air hasil olahan.
Desinfektan yang sering digunakan di Indonesia adalah senyawa gas khlor
yang berbemtuk gas dan kaporit. Gas chlor berfungsi untuk menjaga kualitas
air agar tetap aman hingga ke pelanggan. Apabila Residual Chlorine yang
diterima masyarakat rendah maka akan menyebabkan perkembangbiakan
bakteri maka perlu dilakukan analisis residual chlorine yang terdapat di
PDAM Tirta Musi Palembang Instalasi Pengolahan Air (IPA) Rambutan.
Untuk mengetahui adanya Sisa khlor pada air hasil olahan diperlukan
pengujian menggunakan alat Dr-900 Kolorimeter, dengan metodenya yaitu
Kolorimeteri.
2
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Bersih berubah statusnya menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Tirta Musi. Hal tersebut berdasarkan Perda kotamadya Daerah Tingkat II
Palembang Nomor : L/Perda/Huk/1976 tanggal 3 April 1976 dan surat
keputusan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Sumatera Selatan Nomor : 20
KPTS/IV/1976 tanggal 11 Juni 1976.
6
2.3 Struktur Organisasi
7
2.4. Job Deskription
A. Direktur Utama
B. Direktur Teknik
8
4. Mengusahakan peningkatan efisiensi prodyksi dan distribusi air hasil
olahan, perawatan dan perbaikan alat perlengkapan pabrik serta mutu air
hasil olahan yang diproduksi.
5. Menandatangani atau menyetujui surat keluar.
6. Direktur teknik membawahi bagian perencanaan serta bagian produksi dan
pemeliharaan.
b. Bagian produksi
9
c. Bagian Mekanik Listrik
i.Seksi Akuntansi dan Pajak, setiap bulannya harus dibuat rekapan berupa
banyak pengeluaran dan pemasukan dijadikan arsip
ii. Seksi Kas, setiap bulan wajib bagi pegawai menyumbangkan uang 10%
kepada koperasi PDAM
iii. Seksi Anggaran dan Aset setiap bulannya anggaran pendapatan harus
memenuhi target yang disetujui oleh direktur utama
iv. Seksi Pengolahan Data dan Rekening, setiap bulannya wajib dilaporkan
b. Bagian pengadaan
11
d. Bagian Umum
A. Kepegawaian
12
B. Fasilitas Karyawan
C. Peraturan Kerja
13
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
14
kekeruhan air, dan Alat pengukuran turbiditi
analisis analisis
conductivity untuk
menentukan temperatur,
konduktivitas, dan TDS.
Jumat, 7 Pengambilan Pada jam 07.30
Oktober Sample Air mahasiswa kerja lapangan
2022 mengambil sample air
baku dari proses intake,
yang mana air baku
mengalir melalu pipa
dengan bantuan pompa,
air berasal dari sumber air
sungai musi.
15
Mengukur sisa chlor padaa
sample air
Rabu, 12 Pengukuran pengujian air di
Oktober pH dan laboratorium dan
2022 Turbiditi di parameter fisik yang
laboratorium. diujikan (pH,
conductivity, TDS,
turbidity, warna, suhu,
residual chlor, dan flow
chlor.
Alat pengukuran turbiditi
Kamis, 13 Mengetahui Pengenalan alur proses
Oktober gambaran pengolahan air di PDAM
2022 SOP produksi Tirta Musi Palembang.
PDAM Titra
Musi
Alur proses pengolahan air
Palembang
di PDAM Tirta Musi
Palembang.
Jumat, 14 Observasi Observasi proses
Oktober lapangan pengolahan air mulai dari
2022 mengenai Intake, Koagulasi,
proses Flokulasi, Sedimen,
pengolahan Filtrasi, Reservoir,
air. Netralisasi dan Disinfeksi.
Sedimen air
16
Senin, 17 Mempelajari Mengetahui debit air dan
Oktober alat operator pompa yang beroperasi
2022 Skada melalui tampilan alat
operator skada.
Alat operator Skada
Selasa, 18 Observasi Proses pengadukan air
Oktober proses yang telah dicampurkan
2022 pengadukan kapur untuk menetralisir
kapur dan nilai pH air. Sedangkan
tawas. Alumunium Sulfat
(Tawas) untuk
menjernihkan air
17
BAB IV
PEMBAHASAN
10.00 0,3 mg/l 0,6 mg/l 0,3 mg/l 0,3 mg/l 0,3 mg/l
11.00 0,3 mg/l 0,6 mg/l 0,3 mg/l 0,3 mg/l 0,3 mg/l
12.00 0,5 mg/l 0,6 mg/l 0,3 mg/l 0,3 mg/l 0,3 mg/l
Rata – Rata 0,35mgl 0,57 mg/l 0,3 mg/l 0,32mgl 0,3 mg/l
Rata – Rata
Total 0,36 mg/l
Sumber : Hasil Laporan Analisa sisa khlor pada air hasil olahan IPA Rambutan PDAM Tirta
Musi Palembang
19
Sisa khlor berdasarkan Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa rata rata sisa
khlor air hasil olahan PDAM Tirta Musi IPA Rambutan tanggal 6 oktober
ialah sebesar 0,35 mg/l sedangkan rata rata sisa khlor pada tanggal 7
oktober sebesar 0,57, rata rata sisa chlor pada tanggal 10 sebesar 0,3 mg/l,
rata rata sisa chlor pada tanggal 11 oktober sebesar 0,32mg/l dan untuk
tanggal 12 oktober rata rata sisa chlor sebesar 0,3 mg/l. sedangkan untuk
rata rata sisa chlor secara keseluruhan sebesar 0,36 mg/l dengan nilai sisa
chlor terendah sebesar 0,3 mg/l dan sisa chlor tertinggi adalah 0,57 mg/l.
Berdasarkan SNI 6775: 2008 larutan Kalsium hipoklorit /kaporit
diinjeksikan sebelum masuk ke reservoir (pada pipa air hasil olahan).
Dengan konsentrasi dan dosis yang diberikan, sisa klor yang dihasilkan
pada air hasil olahan masih berada di dalam batasan yang diatur oleh
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
736/MENKES/PER/VI/2010 yaitu 0,20 - 1,00 ppm.
Penelitian ini sejalan dengan (Fuadi,2012), jika adanya sisa klor bebas
kurang dari 0,2 mg/l dalam jaringan pipa distribusi hal ini perlu
diperhatikan, karena diperkirakan menjadi penyebab kemampuan
desinfektan berkurang sehingga meningkatkan jumlah pathogen, dan jika
sisa klor bebas di dalam pipa distribusi melebihi 1 mg/l maka air baku akan
memiliki sifat karsinogenik dan akan berbahaya bagi siapa saja yang
mengkonsumsi air tersebut.
20
fotopobia. Pada kasus berat dapat terjadi luka ringan pada epitelium
kelopak mata. Tingkatan iritasi tergantung pada konsentrasi klorin dalam
air dan lamanya kontak antara manusia dan air.
Faktor yang mempengaruhi khlor dari sifat fisika :
1) Faktor Lingkungan
Faktor – Faktor yang mempengaruhi desinfeksi antara lain terdapat fenomena
fisika yaitu:
1. Suhu
Semakin tinggi suhu air peluruhan klor semakin besar. Jika suhu
air semakin tinggi maka akan mempengaruhi keberadaan natrium
hipoklorat, efisiensi natrium hipoklorat menurun seiring pertambahan
suhu air. Oleh karna itu semakin tinggi suhu air maka kemampuan
desinfektan pada air akan semakin menurun.
2. pH
Setiap desinfektan akan berfungsi optimal pada Ph tertentu. Daya
desinfektan klorin akan turun bila Ph air makin bertambah. Bila Ph air >
7 maka akan terbentuk khloramin sedangkan pada Ph < 6 maka akan
terbentuk diklhoramin.
3. Kualitas Air
Kualitas air baku yang mengandung banyak zat organic dan unsur
lainnya akan mempengaruhi besarnya kebutuhan klorin sehingga
dibutuhkan konsentrasi klorin yang cukup tinggi. Jika kekeruhan pada
air relative tinggi dapat menghambat proses kerja klorin
4. Pengolahan Air
Pengolahan Air baku menjadi air minum mempunyai tahap
tahapan dalam prosesnya. Kualitas air baku serta volume atau debit air
berhubungan langsung dengan kebutuhan klorin sebagai desinfektan.
Pengolahan air yang buruk akan membutuhkan dosis khlorin yang lebih
besar karena mikroorganisme dalam air masih bisa sembunyi diantara
zat zat terlarut dalam air sehingga akan mempengaruhi sisa khlor pada
jaringan distribusi. Pada pengolahan air pada proses flok menggunakan
alat jar tes. Menggunakan bahan baku tawas, pada saat tawas di campur
kedalam air baku maka harus ada mengukur kekentalan tawas, dan
volume, sama seperti visika pada materi fluida statis pada bagian
21
viskositas.
5. Jarak Tempuh Air
Jarak tempuh yang dibutuhkan air dari instalasi pengolahan
menuju proses pendistribusian. Dalam perjalanan air menuju konsumen
sering mengalami kendala seperti kebocoran pipa yang dapat
mengakibatkan pencemaran pada air karena masuknya mikroorganisme,
sehingga semakin jauh jarak tempuh air resiko pencemaran air juga akan
semakin meningkat.pada jarak tempuh air juga pada proses sedimentasi
terdapat fenomena fisika dimana air akan mengalami gravitasi sehingga
sisa kotoran akan mengendap ke bawah bak penampungan. Dalam
pembuktiannya terdapat pada rumus fisika sehingga dapat membuktikan
bahwa air akan mengalami pengendapan dari atas ke bawah.
Dimana rumus gravitasi adalah :
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pengujian sisa khlor ini menggunakan alat bernama kolorimeter dengan
menggunakan standar acuan APHA – AWWA 4500 chlorine
(Residual) (G), 2017 ed 23.
2. Pada pengujian yang dilakukan untuk rata rata sisa khlor secara
keseluruhan sebesar 0,36 mg/l dengan nilai sisa chlor terendah sebesar 0,3
mg/l dan sisa chlor tertinggi adalah 0,57 mg/l.
3. Apabila sisa khlor pada sistem distribusi air minum terlalu rendah,
maka bakteri dapat berkembang biak dalam air dan dapat
mengakibatkan waterborne diseases di masyarakat. Ketika sisa klor
dalam air terlalu tinggi maka dapat menyebabkan air minum menjadi
berbau kaporit yang tajam dan membahayakan kesehatan manusia.
5.2 Saran
Saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk IPA
Rambutan PDAM Tirta Musi Palembang yaitu diharapkan lebih
mengoptimalkan pendosisan gas khlor agar selalu stabil di setiap harinya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ajulan, Ahmad. 2019. Evaluasi Kualitas Air Minum Isi Ulang Yang Berada Di
Daerah Perkampungan Kodam Sunggal Kotamadya Medan Tahun 2019.
Institut Kesehatan Helvetia.
Bisri, Muhammad 2012. Air Tanah, Universitas Brawijaya Press.
Churaez, Fiza Ishlahiyya, Ramadani, Rifngan, Firmansyah, Rizky, Mahmudah, Siti
Nur & Ramli, Sri Wahyuni 2020. Pembuatan Dan Penyemprotan
Disinfektan: Kegiatan Kkn Edisi Covid-19 Di Desa Bringin, Malang.
Sinergi: Jurnal Pengabdian, 2, 50-55.
Desi, Ratna Sari 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Sisa
Klorin pada Jaringan Distribusi Air Minum IPA Cileng PDAM Lawu Tirta
Magetan.
Dwipa, Duta Andhika Jawa, Hanani, D, Joko, M Si & Tri, Ir 2013. Kadar Sisa
Chlor Dan Kandungan Bakteri E. coli Perusahaan Air Minum Tirta Moedal
Semarang Sebelum Dan Sesudah Pengolahan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro, 2, 18853.
Mardella, Fitria. 2017. Studi Kasus Kandungan Klorin Secara Kualitatif Dan
Kuantitatif Pada Daging Ayam (Gallus domesticus) Di Pasar Tradisi Di
Kota Bandung. Fakultas Teknik.
Mayasari, Rizka & Hastarina, Merisha 2018. Optimalisasi Dosis Koagulan
Aluminium Sulfat Dan Poli Aluminium Klorida (PAC)(Studi Kasus Pdam
Tirta Musi Palembang). Integrasi: Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 3, 28-36.
Putra, Hanung Sinandi Arista, Ma'rufi, Isa & Ellyke, Ellyke 2022. Analisis Risiko
Kesehatan Lingkungan Sisa Klor (Cl2) pada ZAMP Perumda Air Minum
Tugu Tirta Kota Malang. Pustaka Kesehatan, 10, 107-113.
24
25
26
27