DI
DISUSUN OLEH:
WEKY PIRMAYUZAL
NIM : L1B114033
Padatanggal:
PembimbingLapangan PembimbingKerjaPraktek
KasieLaboratorium
Ir. Rinaldi,M.Si
NIP. 196012171989021001
LambarPengesahan
LaporanKerjaPraktek
Mengetahui,
DosenPembimbing
Mengetahui,
PembimbingLapangan
ZurmanYani, ST
NIK.
PenanggungJawab Pimpinan
KabidProduksi DirekturTeknik
Penulisan laporan tugas ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh
penulisguna memperoleh gelar Serjana Teknik (S.T) Program Studi Teknik Lingkungan
Universitas Jambi.
Dalam penulisan laporan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Winny Laura,
S.T M.T selaku dosen pembimbing laporan tugas ini yang selalu memberikan
bimbingan,dukungan serta doa dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini sebaik-baiknya dan selesai tepat pada waktunya. Selain itu penulis menyadari bahwa didalam
penulisan laporan tugas akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan dan mungkin jauh dari
sempurna.Semua ini karena keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu , penulis mengharapkan saran dan kritik dari dosen dan rekan-rekan serta para
pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan penyusunan laporan tugas ini agar
lebih sempurna.
Berkenaan dengan selesainya penulisan laporan tugas ini maka penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, akhir kata penulis
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini, untuk
itu dengan senang hati, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
NIM. L1B114013
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTARISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Defenisi Kehilangan Air
2.2 Unit Instalasi Pengolahan Air Minum
2.3 SistemDistribusi Air Besih
2.4 Sistem Pengaliran Air Bersih
BAB III DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah
3.2 Existing Instalasi
3.3 Struktur Organisasi
3.4 Visi Misi
BAB IV METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Air pada awalnya merupakan sumber daya lama yang dapat diperbarui, namun pada
masa sekarang ini banyak permasalahan yang muncul karena keterbatasan air dari segi kuantitas
maupun kualitas air sebagai air bersih.Hal itu dikarenakan sumber daya alam yang jumlahnya
tidak bertambah namun penggunaannya yang semakin bertambah banyak.
Airmerupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya. Air minum adalah air yang berkualitas dan memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum, sedangkan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.
Kebutuhan air bersih diKota Sungai Penuh dikelola oleh PDAM TIRTA SAKTI
SUNGAI PENUH dengan menggunakan 2 sumber air yaitu airSungai Ampuh dan air Sungai
Jernih.
Krisis air bersih umumnya berbentuk tercemarnya sungai-sungai oleh limbah rumah
tangga dan industri. Padahal air sungai itu dijadikan bahan baku pengolahan air kotor oleh
peusahaan air minum menjadi air bersih. Dalam hal ini peran dari PDAM sangatlah penting
karena pemenuhan akan kebutuhan air bersih masyarakat sangat bergantungpada kinerja dari
PDAM.
Semakin tercemarnya air baku yang ada, semakin mahal biaya pengolahannya. Diantara
banyak hal yang harus dibiayai oleh PDAM dalam kegiatan proses produksi dan distribusi air
kepada para pelanggan, proses pengolahan air paling banyak membutuhkan biaya operasional.
Seiring kemajuan dan kemampuan mengoperasionalkan peralatan dan mesin mutakhir, PDAM
dalam melakukan proses pengolahan air menggunakan teknik pengolahan lengkap yang secara
garis besar terdiri dari intake, koogulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan klorinasi.
Pengolahan lengkap tersebut diberlakukan pada air baku yang berasal dari air permukaan atau
sungai.
Selain itu, kebutuhan air minum diKota Sungai Penuh semakin meningkat sejalan
dengan perkembangan ekonomi maupun pertumbuhan penduduk.Demikian halnya terjadi
sehingga mengalami kebutuhan air minum yang banyak di Kota Sungai Penuh. Saat ini PDAM
Tirta Sakti Sungai Penuh merupakan penyedia air minum diKota Sungai Penuh yang
memanfaatkan air baku yang ada di dua sumber yaitu air Sungai Ampuh dan air Sungai Jernih.
Air baku inilah yang diolah sebagai air minum diKota Sungai Penuh. Salah satu cara untuk
menanggulangi kebutuhan air minum yaitu dengan cara mengolah dan memanfaatkan air baku
yang berasal dari sungai. Air baku adalah air beserta senyawa lain yang terlarut dan tersedia
dalam jumlah besar.
Ada banyak cara untuk pengolahan air untuk keperluan air bersih, tergantung pada jenis
senyawa atau partikel yang terdapat didalam air yang akan diolah dan jenis sumber bahan baku
air. Dengan modifikasi pengolahan air dan pemilihan serta penambahan bahan pengendap yaitu
gas khlor dan tawas yang tepat dapat menambah efisiensi pengolahan air bersih. Kemudian air
akan di saring ke filter untuk memisahkan pasir dan bebatuan yang terdapat pada air tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, penulis tertarik ingin
melihat bagaimana proses pengolahan air bersih yang melalui tahap-tahap pengolahan air
minum, maka penulis mengambil judulLaporan Pelaksanaan Kerja PraktekPROSES
PENGOLAHAN AIR BAKU MENJADI AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA SAKTI SUNGAI
PENUH
LANDASAN TEORI
Air merupakan senyawa kimia yang berbentuk cair, sehingga sangat fleksibel digunakan
oleh makhluk hidup sebagai media transportasi makanan didalam tubuhnya. Fungsi air bagi
kehidupan tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Badan manusia terdiri dari sekitar
65% air.Kehilangan cukup banyak air dapat menyebabkan banyak masalah dan mungkin dapat
menyebabkan kematian.Air ini digunakan manusia selain untuk minum juga untuk kebutuhan
sehari-hari lainnya seperti mencuci, mandi dan juga digunakan untuk pertanian, perikanan,
perindustrian dan lain-lain.
Penyedian air bersih untuk kebutuhan manusia harus memenuhi empat konsep dasar yaitu
dari segi kuantitas, kualitas, kontiunitas dan ekonomis.Dari segi kuantitas; air harus cukup untuk
memenuhi segala kebutuhan manusia.Dari segi kualitas; air harus memenuhi persyaratan
kesehatan terutama untuk air minum.Dari segi kontiunitas; air tersebut harus selalu ada berputar
pada siklusnya dan tidak pernah hilang. Dari segi ekonomis; harga jual air tersebut harus dapat
terjangkau oleh segala kalangan masyarakat mengingat air sangat dibutuhkan oleh semua
golongan tanpa terkecuali.
Dalam penyediaan air bersih kita tidak lepas dari sumber air dimana air tersebut berasal.
Secara garis besar air dialam ini yang dapat dimanfaatkan terbagi atas:
1. Air Hujan
2. Air Permukaan
3. Air Tanah
4. Air Laut
Keempat sumber air baku tersebut mempunyai hubungan satu sama lain yang merupakan
satu mata rantai yang tidak dapat diputuskan yang disebut daur hidrologi. Pada dasarnyajumlah
air dialam ini tetap, hanya berputar-putar mengikuti siklus hidrologi tersebut.(Presentasi
Infrastuktur Keairan, 2008).
Pada umumnya instalasi pengolahan air minum merupakan suatu sistem yang
mengkombinasikan proses koogulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan disenfeksi serta
dilengkapi dengan pengontrolan proses juga instrument pengukuran yang dibutuhkan. Instalasi
ini harus didesain untuk menghasilkan air yang layak dikonsumsi masyarakat bagaimanapun
kondisi cuaca dan lingkungan. Selain itu, sistem dan subsistem dalam instalasi yang akan
didesain harus sederhana, efektif, dapat diandalkan, tahan lama, dan murah dalam
pembiayaan.(Kawamura, 1991).
2.1 Definisi Kehilangan Air
Menurut Anonimus, (1990) dalam Standar Criteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih,
kehilangan air adalah tidak sampainya air yang diproduksi kepada pelanggan atau konsumen.
Standar Criteria Desain Sistem Penyediaan Air Bersih memberikan batasan faktor kehilangan air
yang diperbolehkan tidak melebihi angka toleransi sebesar 20% dari kapasitas debit produksi.
Kehilangan air merupakan faktor yang dapat menyebabkan kerugian pada suatu sistem
penyediaan air, dengan adanya kehilangan maka perusahaan air minum akan mendapat kerugian
secara ekonomis dan finansial, sedangkan kerugian yang diderita pihak konsumen adalah
terganggunya kapasitas dan kontiunitas pelayanan.
Menurut Djamal, Z, dkk (2009) kehilangan air bersih perpipaan sering disebut Non
Revenue Water(NRW) atau ada juga yang menggunakan istilah Unacounted For Water (UFW)
terutama jika komponen air yang sah dipakai atau digunakan oleh pemakai tetapi tidaktertagih
(Unbilled Authorized Consumption) dapat diabaikan karena tidak terlalu signifikan besarnya.
Sederhannya adalah air bersih hasil olahan yang tidak menjadi pendapatan pengelola karena
kesalahan pengolaan dan sebab-sebab lain disebut secara umum sebagai kebocoran.
2. Bak Penenang
Bak penenang digunakan dengan tujuan untuk menstabilkan tinggi muka air baku yang
dialirkan melalui sistem perpipaan dari intake. Unit ini juga mengatur dan menampung
air baku, sehingga jumlah air baku yang akan diproses pada instalasi pengolahan air
minum bisa dilaksanakan dengan mudah dan akurat.
Kriteria desain bak penenang ini sebagai berikut :
a. Bak penenang dapat berbentuk bulat maupun persegi pajang.
b. Overflow berupa pipa atau pelimpah diperlukan untuk mengatasi terjadinya tinggi
muka air yang melebihi kapasitas bak. Pipa overflow harus dapat mengalirkan
minimum 1/5 x debit inflow.
c. Freeboard dari bak penenang sekurang-kurangnya 60 cm.
d. Waktu detensi bak penenang > 1,5 menit.
3. Koogulasi
Koogulasi didefinisikan sebagai destibilisasi muatan pada koloid dan partikel tersuspensi,
termasuk bakteri dan virus, oleh suatu koogulan. Pengadukan cepat merupakan bagian
terintegrasi dari proses ini.
Destibilisasi partikel dapat diperoleh melalui mekanisme:
a. Pemanfaatan lapisan ganda elektrik.
b. Adsorpsi dan netralisasi muatan.
c. Penjaringan partikel koloid dalam presipitat,
d. Adsorpsi dan pengikatan antar partikel.
Pemilihan koogulan sangat penting untuk menetapkan kriteria desain dari sistem
pengadukan, serta sistem flokulasi dan klarifikasi yang efektif.Koogulan sebagai bahan
kimia yang ditambahkan kedalam air tentunya memiliki beberapa sifat air yang tentunya
memiliki beberapa sifat tertentu.
Koogulan yang paling umum digunakan adalah koogulan yang berupa garam logam,
seperti aluminium sulfat,ferri klorida dan ferri sulfat.Polimer sintetik sering digunakan
sebagai koagulan.(T.R. Camp, 1995).
4. Pengadukan Cepat
Tipe alat yang biasanya digunakan untuk memeperoleh intesitas pengadukan dan gradient
kecepatan yang tepat bisa diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pengadukan mekanis
Pengadukan secara mekanis adalah metode yang paling umum digunakan karena
metode ini dapat diandalkan, sangat efektif dan fleksibel pada
pengoperasiannya.Biasanya pengadikan cepat menggunakan turbine impeller,
pengadukan ini atau propeller untuk menghasilkan turbulensi (Reynolds, 1982).
b. Pengadukan pneumatic
Pengadukan tipe ini meggunakan tangki dan peralatan aerasi yang kira-kira mirip
dengan peralatan yang digunakan pada proses lumpur aktif. Rentang waktu detensi
dan gradient kecepatan yang digunakan sama dengan pengadukan secara mekanis.
Variasi gradient kecepatan bisa diperoleh dengan debit aliran udara. Pengadukan tipe
ini tidak terpengaruh oleh variasi debit memiliki headloss yang relative kecil.
c. Pengadukan hidrolis
Pengadukan secara hidrolis dapat dilakukan dengan beberapa metode antara lain
dengan menggunakan baffle basins, weir, flume, dan loncatan hidrolis.Hal ini dapat
dilakukan karena masing masing alat tersebut menghasilkan aliran turbulen karena
terjadinya perubahan arah aliran secara tiba-tiba, sistem ini lebih banyak digunakan
pada daerah kota besar, sebab pengadukan jenis ini memanfaatkan energy dari aliran
yang menghasilkan nilai gradient kecepatan yang tinggi, serta tidak perlu mengimor
peralatan, mudah dioperasikan, dan pemeliharaan yang minimal tetapi metode ini
memiliki kekurangan antara lain tidak bisa disesuaikan dengan keadaan dan
aplikasinya sangat terbatas pada debit yang spesifik. (Schulz, 1984).
5. Flokulasi
Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat yang mengukuti unit pengadukan cepat.
Tujuan dari proses ini adalah mempercepat lahu tumbukan partiel, hal ini menyebabkan
aglomerasi dari partikel koloid terdestabilsasi secara elektrolitik kepada ukuran yang
terendapkan dan tersaring.
Flokulasi dicapai dengan mengaplikasikan pengadukan yang tepat untuk memperbesar
flok-flok hasil koogulasi.Pengadukan pada bak flokulasi harus diatur sehingga kecepatan
pengadukan semakin ke hilir semakin lambat, serta pada umumnya waktu detensi pada
bak ini adalah 20 sampai 40 menit.
Hal tersebut dilakukan karena flok yang telah mencapai ukuran tertentu tidak bisa
menahan gaya tarik dari aliran air dan menyebabkan flok pecah kembali, oleh karena itu
kecepatan pengadukan dan waktu detensi dibatasi. Hal ini yang harus diperhatikan pula
adalah konstruksi dari unit flokulasi ini harus bisa menghindari aliran mati pada
bak.(Qasim, Motley, &Zhu, 2000).
6. Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan padatan dan cairan dengan meggunakan pengendapan
secara gravitasi untuk memisahkan partikel tersuspensi yang terdapat dalam cairan
tersebut (Reynolds, 1982). Proses ini sangat umum digunakan pada instalasi pengolahan
air minum. Aplikasi utama dari sedimentasi pada instalasi pengolahan air minum adalah :
1. Pengendapan awal dari air permukaan sebelum pengolahan oleh unit saringan pasir
cepat.
2. Pengendapan air yang telah melalui proses koogulasi dan flokulasi sebelum
memasuki unit saringan pasir cepat.
3. Pengendapan air yang telah melalui proses koogulasi dan flokulasi pada instalasi
menggunakan sistem pelunakan air oleh kapur dan soda.
4. Pengendapan air pada instalasi pemisahan besi dan mangan.
Menurut Coe dan Clevenger (1916), yang kemudian dikembangkan oleh Camp (1946)
dan Fitch (1956) dan dikutip dari Reynold (1982), pengendapan yang terjadi pada bak
sedimentasi bisa dibagi menjadi empat kelas, secara garis besar pembagian ini didasarkan
pada konsentrasi dan partikel dan kemampuan dari partikel tersebut untuk berinteraksi
sebagai berikut:
Bak sedimentasi yang ideal dibagi menjadi empat zona yaitu zona inlet, zona outlet, zona
lumpur, dan zona pengendapan.Ada tiga bentuk dasar dari bak pengendapan yaitu
rectangular, circular, dan square. Ada beberapa cara untuk meningkatkan performa dari
proses sedimentasi, antara lain:
7. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dan larutan , dimana larutan tersebut dilewatkan
melalui suatu media berpori untuk menyisihkan partikel tersuspensi yang sangat halus
sebanyak mungkin. Proses ini digunakan pada instalasi pengolahan air minum untuk
menyaring air yang telah dikoogulasi dan diendapkan untuk menghasilkan air minum
dengan kualitas yang baik.
Filtrasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis filtrasi , anatara lain:
saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, bahkan dengan menggunakan teknologi
membrane. Pada pengolahan air minum umumnya diergunakan saringan pasir cepat
karena filter jenis ini memiliki debit pengolahan yang cukup besar, penggunaan lahan
yang tidak terlalu besar, biaya operasi dan pemeliharaan yang cukup rendah dan tentunya
kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaan.
8. Media Penyaring
Berdasarkan jenis media penyaring yang digunakan, saringan pasir cepat ini dapat
dikategorikan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. Filter Tunggal, Filter jenis ini mempergunakan satu jenis media saja, biasanya pasir
atau batu antrasit yang dihancurkan.
2. Filter Media Ganda, Filter jenis ini mempegunakan dua jenis media , biasanya
mempergunakan gabungan dari pasir dan batu bara antrasit yang dihancurkan.
3. Filter multimedia, Filter jenis ini mempergunakan tiga jenis media, biasanya sebagai
tambahan dari kedua media yang disebutkan diatas diaplikasikan jenis media ketiga
yaitu batu akik.
Selama proses filtrasi berjalan flok yang terakumulasi menyebabkan ruangan antar
partikel mengecil, kecepatan meningkat, dan sebagian dai flok tertahanakan terbawa
semakin dalam antara media filter. Flok yang terakumulasi tersebut akan menyebabkan
peningkatan headloss hidrolik.
Saringan pasir dikarekterisasi oleh ukuran efektif dan koefisien keseragaman dari pasir
yang digunakan sebagai media filtrasi. Sebagian besar saringan oasir cepat memiliki pasir
dengan ukuran efektif antara 0,30 sampai 0,50 mm dan memiliki nilai koefisien
kesaragaman antara 1,3 sampai 1,7.
Pada perencanaan instalasi pengolahan air minum umumnya, saringan pasir cepat yang
digunakan adalah saringan pasir cepat dengan media ganda. Hal ini dilakukan karena
filter dengan media ganda memiliki kelebihan dibandingkan filter dengan media tunggal,
yaitu : waktu filtrasi yang lebih panjang, laju filtrasi yang lebih besar, kemampuan untuk
memfilter air dengan turbiditas dan partikel tesuspensi yang tinggi.(Droste, 1997).
9. Media Penyangga
Media penyangga ini berfungsi sebagai penyangga media penyaring yang diletakkan pada
bagian bawah media penyaring tersebut, sebagai media penyangga ini biasanyadigunakan
kerikil yang diletakan secara berlapis-lapis, umumnya digunakan lima lapisan dengan
ukuran kerikil yang digunakan berdegradasi mulai1/18 inchi pada bagian atas sampai
dengan1-2 inchi pada bagian bawah. Ukuran kerikil ini sangat bergantung pada ukuran
pasir pada media penyaring dan tipe sistem underdrain yang digunakan.
11. Desinfeksi
Desinfeksiair bersih dilakukan untuk menonaktifkan dan menghilangkan bakteri pathogen
untuk memenuhi baku mutu air minum. Desinfeksi sering menggunakan khlor sehingga
desinfeksi dikenal juga dengan khlorinasi.Keefektifan desinfektan dalam membunuh
mikroorganisme berdasar pada tipe desinfektan yang digunakan, tipe mikroorganisme
yang dihilangkan, waktu kontak air dengan desinfektan, temperatur air dan karekter kimia
air.(Qasim, Motley, &Zhu, 2000).
Kholrin biasanya disuplai dalam bentuk cairan. Ukuran dari wadah khlorin biasanya
bergantung pada kuantitas khlorin yang digunakan , teknologi yang dipakai, ketersediaan
tempat, dan biaya transportasi dan penanganan. Salah satu khlorin yang umum digunakan
adalah sodium hipoklorit, khlorin ini hanya bisa berada dalam fase liquid, biasanya
mengandung konsentrasi khlorin sebesar 12,5-17 % saat dibuat. (Tchobanoglous,
2003).Sodium hipokklorit bersifat tidak stabil,mudah terbakar dan korosif. Sehingga
perlu perhatian ekstra dalam pengangkutan, penyimpanan dan penggunaannya.
12. Reservoir
Reservoir adalah tanki penyimpanan air yang berlokasi pada instalasi (Qasim, Motley,
&Zhu, 2000)air yang sudah diolah disimpan pada tanki ini untuk kemudian ditransfer ke
sistem distribusi. Desain dari reservoir meliputi pemilihan dari ukuran dan bentuknya,
pertimbangan lain meliputi pemilihan meliputi proteksi air yang disimpan, proteksi
struktur reservoir dan proteksi pekerja pemeliharaan reservoir.
Reservoir terdiri dari dua jenis yaitu ground storge reservoir dan elevated storage
reservoir. Ground storage reservoir biasa digunakan untuk menampung air dengan
kapasitas besar dan membutuhkan pompa dalam pengoperasiannya sedangkan elevated
storage reservoir menampung air dengan kapasitas yang relative lebih kecil dibandingkan
gorund storage reservoir dan dalam pengoperasian distribusinya dilakukan dengan
gravitasi. Kapasitas reservoir untuk kebutuhan air bersih dihitung berdasarkann
pemakaian dalam 24 jam.Selain untuk kebutuhan air bersih, kapasitas reservoir juga
meliputi kebutuhan air untuk operasi instalasi dan kebutuhan air pekerja instalasi.
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup dan pompa yang
membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran dan
industri yang mengkonsumsi air, juga termasuk dalam sistem ini adalah fasilitas penampung air
yang telah diolah yang digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air
untuk menentukan banyak air yang digunakan dan keran kebakaran.
Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang
cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoir, pompa dan peralatan lain. Metode dari
pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisis konsumen
berada. Menurut Howard S.P.,et.al ( 1985)sistem pengaliran yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Cara Gravitasi
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan
cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat
dipertaankan. Cara ini cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan beda ketinggian
lokasi.
2. Cara Pepompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendistribuksikan air pada reservoir distribusi ke konsumen. Sistem ini digunakan jika
elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat
memberikan tekanan yang cukup.
3. Cara gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang
diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya saat
terjadi kebakaran, atau tidak adanya energy. Selama periode pemakaian rendah, sisa air
dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi
digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi atau pemakaian
puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit rata-rata.
BAB III
Pelayanan air minum di Kabupaten Kerinci pada awalnya dilaksanakan oleh Proyek
Penyediaan Air Bersih Jambi (PPSAB) Propinsi Jambi yang pada tahun anggaran 1976/1977
dilaksanakan Pembangunan Sarana Penyediaan Air Bersih yang berloksi di Kota Sungai Penuh
Kabupaten Kerinci.
Pada Tahun 1981 dengan Surat Keputusan Menteri Nomor : 104/KPTS/CK/1981 pada
tanggal 10 Nopember 1981 dibentuklah Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM), kemudian pada
Tahun 1981/1982 mulai beroperasinya Instalasi Pengolahan Air di DesaRawang tepatnya pada
bulan September 1982 dengan Kapasitas 20 l/det.
Terbentuknya BPAM ini adalah untuk mempersiapkan wadah organisasi yang dapat
mengelola pelayanan air minum kepada masyarakat secara mandiri, sesuai dengan Surat
Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 28/KPTS/1984 dan Menteri Dalam
Negeri Nomor : 5 Tahun 1984 yang isinya meliputi pedoman-pedoman organisasi, sistem
akuntansi, teknik operasi dan pemeliharaan, teknik perawatan, struktur dan perhitungan biaya
untuk menentukan tarif air minum dan pelayanan air bersih kepada masyarakat.
Pada saat kondisi keuangan BPAM telah mencapai Break Event Point (BEP) yaitu pada
Tahun 1990/1991, dengan kemampuan keuangan memungkinkan BPAM dialih statusnya
menjadi PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), maka pada Tahun 1990 berdasarkan Peraturan
Daerah Tingkat II Kabupaten Kerinci Nomor : 10 Tahun 1990 dibentuklah Perusahaan Daerah
Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci yang dikukuhkan atau disahkan oleh Gubernur KDH
Tingkat I Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor : 485 Tahun 1990. Yang secara Neraca
Pembukuan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti kabupaten Kerinci dimulai beroperasi
pada tanggal 5 Oktober 1991.
Tujuan utama pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Kerinci ini untuk
mewujudkan serta meningkatkan pelayanan umum, berupa jasa kepada masyarakat dengan jalan
memenuhi dan mengusahakan kebutuhan air minum yang bersih dan sehat bagi kesejahteraan
masyarakat. Disamping tujuan diatas juga berguna untuk melaksanakan pembangunan daerah
khususnya dan pembangunan Nasional pada umumnya.
Pada tanggal 5 Oktober 1991 sampai dengan sekarang Perusahaan Dearah Air Minum
Tirta Sakti Kabupaten Kerinci dengan bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi secara
berkesinambungan melalui Direktorat Air Bersih yaitu Direktorat Jenderal Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum melaksanakan pengembangan dan pembangunan sarana air bersih
di Kecamatan-Kecamatan dan Pedesaan.
Dewan pengawas
Dewan Direksi
SPI
LITBANG BIDANG
BAGIAN UMUM
TRANSMISI/ DISTRIB
BIDANG
BAGIAN HUKUM, PERENCANAAN
HUMAS,HUB.LANGG
CAB. SIULAK
CAB. LEMPUR
Kerja praktek ini dilakukan di kawasan perusahaan air minum daerah PDAMTirta Sakti
Sungai Penuh,Kerinci, Jambi. Kerja praktek ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan:
1. Pada PDAM Tirta Sakti Sungai Penuh ini penulis bisa mengetahui dan belajar bagaimana
proses pengolahan air baku sampai didistribusi ke konsumen.
2. Membawa nama prodi jurusan ke perusahaan.
3. Membangun jaringan kerja yang professional.
Kerja praktek ini dilaksanakan selama lebih kurang dua bulan yaitu dari tanggal 03 Juli
31 Agustus 2017 dan dilanjutan membuat laporan kerja praktek.
Metodologi kerja praktek yang digunakan untuk membangun aplikasi ini dengan metode
analisis deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
hal-hal yang diperlukan, melalui tahap pengumpulan data dan tahap pembangunan perangkat
lunak. (Eddy Prahasta,2009:1).
1. Studi literature
Studi literature adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal,
paper dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan penelitian tersebut.
2. Studi lapangan
Studi lapangan adalah pengumpulan data dengan meneliti permasalahan yang ada di
lapangan, studi lapangan terdiri dari observasi.
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan penelitian dan
peninjauan langsung terhadap permasalahan yang diambil, observasi dilakukan di PDAM
Tirta Sakti Sungai Penuh.
Pada kegiatan kerja praktek ini penulis ditempatkan dibagian bidang teknik yang dibawahnya
ada bagian produksi. Seperti yang kita ketahui dibagian produksi disini mengolah air baku
sampai air bersih kemudian dialirkan ke reservoir untuk distribusikan.
PEMBAHASAN
sumber air baku yang digunakan PDAM tirta sakti adalah sungai ampuh dan sungai jernih dan
mempunyai dua buah instalasi pengolahan dengan debit masing-masing 35lt/det dan 20 lt/det,
serta dengan sistem penyaluran air dari intake ke instalasi pengolahan menggunakan sistem
gravitasi , karena letak intake lebih tinggi dari instalasi pengolahan.
Bagian produksi di PDAM tirta sakti membawahi bagian laboratorium dan operator yang
merupakan staff bagian produksi yang bertanggung jawab atas pengolahan air minum termasuk
pembubuhan bahan kimia seperti tawas, soda ash dan kaporit.
Sistem pengolahan pada cabang palayang raya sungai penuh tempat penulis magang mempunyai
sistem pengolahan lengkap yang terdiri dari bangunan koagulator , flokulator sedimentasi dan
filtrasi. sebelum air dari sumber memasuki bangunan koagulator terdapat sebuah bangunan
penangkap air yang terletak disumber air yang dinamakan bangunan intake. Pada bangunan ini
terdapat unit praset yang berfungsi unutk menangkap pasir kasar sehingga tidak ikut kebangunan
koagulator.
Adapun sistem kerja secara umum yaitu: air yang berasal dari sumber masuk kedalam bak
koagulasi , dalam bak ini air baku diberi zat kimia yaitu kaporit, soda dan tawas, kemudian air
dialirkan ke bak flokulasi yang diinjeksi dengan alum dan soda. Dari bak flokulasi, air diallirkan
menuju bak sedimentasi untuk mengendapkan flok-flok yang masih terlarut atau tidak
mengendap dalam bak sedimentasi, disaring melalui bak filtrasi . dari bak filtrasi ini , didapat air
bersih yang kemudian dialirkan menuju reservoir yang diinjeksi dengan larutan kaporit.
Berikut penguraian pengolahannya yang penulis buat dalam bentuk tabel dan deskripsi:
1. bangunan koagulator
bangunan koagulator merupakan untuk mencampur bahan kimia koagulasi yang berupa
aluminium sulfat dan penetrelisasi ph berupa soda ash serta kaporit.
2. Bangunan flokulator
Merupakan bangunan yang dirancang sedemikian rupa yang berfungsi untuk memenuhi
waktu kontak bahan koagulan yang diperlukan agar terbentuk flok-flok yaitu sekitar 12-
15 menit
3. Bangunan sedimentasi
Merupakan bangunan yang berfungsi unuk mengendapkan gumpalan flok-flok yang
terbentuk sehingga flok tersebut tidak masuk ke bangunan pengolahan selanjutnya
4. Bangunan filtrasi
Merupakan unit bangunan yang menyaring air baku yang terdiri dari lapisan bahan kerikil
dan pasir silica dengan diameter 0,25-0,3 mm setebal 110 cm, diameter 0,75-1,2 mm
setebal 70 cm, dengan diameter 5-20 mm setebal 45 cm dan diameter 25-35 mm setebal
30 cm.
Sistem filtrasi pada PDAM tirta sakti ini menggunkan sistem backwash , maksudnya bila
kondisi filter sudah tidak dapat berfungsi dengan normal maka dapat dicuci dengan
sistem backwash/ pencucian sendiri dengan mengalirkan air dari bawah dengan debit
tertentu melalui media penyaringan selama beberapa menit sehingga kotoran yang
terdapat pada lapisan filter tersebut dapat terangkat. Kecepatan aliran air keatas harus
tinggi untuk menghasilkan suatu ekspansi dari media saringan sehingga akumulasi
kotoran dapat dibawa oleh air penuci seteah dilepaskan oleh kikisan air.
Pencucian dilakukan bila saringan mencapai tingkat penyumbatan tertentu, kekeruhan air
yang telah disaring akan mendadak bertambah secara mencolok. Hal tersebut disebabkan
oleh partikel-partikel kotoran yang tidak dapat ditahan lebih lanjut sehingga pencucian
perlu dilakukan untuk mengembalikan fungsi saringan.
sistem distribusi
Bidang distribusi mempunyai tugas pokok mendistribusikan air dari asalnya sampai ke
pelanggan. Unutk mengantarkan air dari pengambilan dilakukan dengan pipa transmisi yang
kemudian didistribusikan kepadda pelanggan melaui jaringan distribusi.
Untuk memberikan jaminan bahwa air dapat sampai kepelanggan sesuai dengan kebutuhannya
maka bidang distribusi juga bertanggung jawab atas perbaikan jaringan yang rusak. Selain
mendistribusikan air bidang distribusi juga menangani meter air dengan fasilitas laborat, meter
air termasuk perbaikan meter air pelanggan , sebelum meter air pelanggan dipasang dilakukan
tera meter pelanggan, , secara periodic PDAM tirta sakti mentera ulang meter air pelanggan dan
perbaikan meter air. Selanjutnya penulis akan merincikan tugas atau pekerjaan bidang distribusi
tersebut:
INSTRUKSI PENJELASAN
A.PERSIAPAN
1. memeriksa apakah ada kebocoran pada Sehari sebelum menghentikan operasi,
reservoir serta katup-katupnya. reservoir air harus di isi penuh
4.memeriksa jumlah putaran katup pada setiap Bila tidak sesuai , rubah jumlah putaran katup,
wilayah dan catat arah dan jumlahnya
B. MENJALANKAN
Buka semua katup hidran dan katup penguras Perlengkappan tersebut letaknya pada zona-
zona terdekat pada pipa distribusi utama dari
reservoir.
Buka katup pipa untuk distribusi dari reservoir
perlahan-lahan Agar tidak terjadi desakan air yang tiba-tiba
Pengaturan tekanan dilakukan pada kran Untuk mengetahui zona mana yang berlebihan/
pendukung dengan menggunakan manometer kekurangan tekanan
Mengatur perputaran katup-katup utama pada Monitoring tekanan sebaiknya dengan walky
setiap zona sampai tekanan cukup baik talkie untuk mempercepat komunikasi
Mencatat dan memasukakn kedalam artu katup Untuk mempermudah pengaturan katup , bila
dan putaran katup yang telah disetel terjadi perubahan
Sistem jaringan air minum PDAM tirta sakti adalah sistem bercabang ( dead end atau tree). Pada
sistem ini jaringan pipa terdiri dari pipa utama yang diberi cabang kedua , dan dari cabang kedua
ini diberi cabang lagi untuk disambungkan kepada konsumen.
Kerugian:
Keuntungan:
a. Sisa keuntungan dapat dihitung dengan teliti pada setiap titik cabang
b. Memakai lebih sedikit katup
c. Diameter pipa tergantung konsumen
d. Pemasangan sederhana
Perlengkapan jaringan distribusi yang umumnya digunakan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Meter air
Perlengkapan pipa yang fungsinya sebagai alat pengukur banyaknya air yang diproduksi
oleh instalasi pengolahan ataupun yang dipakai oleh konsumen
2. Wash out
Perlengkapan jaringan distribusi yang berbentuk katup , dipasang pada lokasi-lokasi
yang terendah pada ujung pipa jaringan distribusi . secara periodic katup ini harus dibuka
untuk membuang endapan yang dilokasi tertentu.
3. Air release valve
Alat ini berfungsi untuk mengeluarkan udara dari dalam pipa secara otomatis.
Pemasangan dilakukan pada titik-titik tertinggi atau pada jembatan penyebrangan pipa
4. Gate valve
Alat ini berfungsi sebagai pengatur dan pembagi aliran kesetiap wilayah yang ada pada
jaringan distribusi
Informasi pendukung.
Data pengaliran air untuk masing-masing instalasi pengolahan dalam wilayah pelayanan kota
sungai penuh sebagai berikut:
b. rawang sekitarnya
c. koto dian
a. sungai liuk
b. kampong tengah
c. koto lolo
d. semumu