Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN MAGANG

PROSES PEMBUATAN TEH CTC (CRUSHING, TEARING,


CURLING) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA 1
REGIONAL VII DI UNIT PAGAR ALAM, KELURAHAN
GUNUNG DEMPO, KECAMATAN PAGAR ALAM
SELATAN, KABUPATEN KOTA PAGAR ALAM, PROVINSI
SUMATRA SELATAN

Oleh:

Ranti Rahayu

NPM: 202104021

PROGRAM STUDI SAINS PERKOPIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PAT PETULAI
2024

i
LEMBAR PENGESAHAN
PROSES PEMBUATAN TEH CTC (CRUSHING, TEARING, CURLING) DI
PT PERKEBUNAN NUSANTARA 1 REGIONAL VII DI UNIT PAGAR
ALAM, KELURAHAN GUNUNG DEMPO, KECAMATAN PAGAR
ALAM SELATAN, KABUPATEN KOTA PAGAR ALAM, PROVINSI
SUMATRA SELATAN

Oleh:
Nama : Ranti Rahayu
NPM : 202104021

Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek Lapang/Magang yang di


laksanakan selama 40 hari kerja dan telah di pertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal

Pembimbing Lapangan Dosen Penguji

Venti Novita Sari, S.P.,M.P (………………….)


NIDN: NIDN:
Mengetahui:
Ketua Prodi Sains Perkopian

Regi Fernandez,S.Pd.,M.P
NIDN: 0201097901

ii
RINGKASAN
Teh CTC(Crushing, Tearing, Curling) adalah jenis teh hitam yang berbentuk
granu. Teh merupakan salah satu olahan minuman yang berasal dari pucuk teh
daun muda pada tanaman teh tersebut. Teh CTC atau di kenal dengan teh hitam
kenapa teh hitam CTC karena di dalam pengolahan teh hitam ini terdapat dua
pengolahan yaitu teh hitam CTC dan teh hitam Orthodox. Tetapi yang di olah saat
ini yaitu teh hitam CTC karena pada teh hitam CTC memiliki harga jual tinggi
dan banyak peminatnya di pasaran sedangkan teh hitam orthodox tidak di
produksi lagi karena harga pokok pembuatan teh Orthodox lebih mahal dari pada
nilai jualnya. Proses pembuatan teh hitam CTC ini mampu menghasilkan produk
teh yang berkulitas tinggi dengan memiliki aroma khas teh dan rasa yang kuat
serta nilai jual yang tinggi dan memiliki warna air yang pekat serta memiliki
tinggkat antioksidan yang tinggi. Tujuan magang ini adalah untuk mengetahui
proses pengolahan dari teh hitam CTC baik itu dari penerimaan bahan baku,
pelayuan penggilingan, giling CTC, fermentasi, pengeringan, sortasi, pengemasan
dan tea testing.

Kegiatan penerimaan bahan baku berupa pucuk teh di pabrik meliputi


penimbangan pucuk teh, pengangkutan pucuk teh menuju ke pabrik. Kegiatan
pelayuan meliputi pembeberan pucuk teh menggunakan alat WT, kirap layu, dan
turun layu. Kegiatan penggilingan meliputi proses pengecilan ukuran atau
merubah bentuk pucuk layu ke tahap berikutnya. Kegiatan giling CTC meliputi
crushing, tearing, dan curling dimana crushing merupakan proses untuk
menghancurkan dan menggilingkan pucuk teh, sedangkan tearing sebagai
penyobekan pucuk teh. Kegiatan fermentasi meliputi proses reaksi kimia antara
oksigen dan polifenol oksidase yang membentuk karakter penampakan
(appearance), air seduhan (liquor), ampas seduhan (infusion) dan rasa (taste).
Kegiatan pengeringan meliputi proses pengurangan kadar air pada bubuk teh
dengan menggunakan mesin VFBD (Vibro Fluid Bed Dryer). Kegiatan sortasi
meliputi proses pemisahan dan penggolongan jenis teh berdasarkan standar mutu.

Kesimpulan yang dapat di ambil yaitu berdasarkan kegiatan di atas dari proses
pembuatan teh CTC yaitu mulai dari bahan baku, pelayuan, penggilingan,
pengeringan, sortasi,pengemasan dan tea tasting.

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang yang
merupakan program kurikuler yang dilaksanakan mahasiswa Program S-1
Program Studi Sains Perkopian Fakultas Pertanian Universitas Pat Petulai.
Laporan PKL ini berjudul “PROSES PEMBUATAN TEH CTC
(CRUSHING, TEARING, CURLING) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA 1
REGIONAL VII DI UNIT PAGAR ALAM, KELURAHAN GUNUNG DEMPO,
KECEMATAN PAGAR ALAM SELATAN, KABUPATEN KOTA PAGAR
ALAM, PROVINSI SUMATRA SELATAN” disusun sebagai hasil pelaksanaan
PKL mulai dari tanggal 19 Februari s/d 29 Maret 2024 di PT. Perkebunan
Nusantara 1 Regional VII di Unit Pagar Alam, Kelurahan Gunung
Dempo,Kecematan Pagar Alam, Provinsi Sumatra Selatan.
Penulis laporan ini dimaksudkan guna untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam melaksanakan magang di PT Perkebunan Nusantara 1
Regional VII. Magang ini merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa S1
Program Studi Sains Perkopian, Fakultas Pertanian, Universitas Pat Petulai.
Magang yang akan dilakukan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman
bagi para mahasiswa bagaimana proses pemecahan masalah yang dihadapi,
selain itu juga bermanfaat untuk membentuk kepribadian mahasiswa sebagai
pembangunan di bidang pertanian terutama bidang perkopian dengan
wawasan berfikir yang semakin luas.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dari laporan ini


masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
Sekali lagi terima kasih semoga laporan magang ini bermanfaat bagi kita
semua. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

PTPN 1 Regional VII,

Penulis

iv
UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA INSTANSI/ PERUSAHAAN
1. Bapak Ir.Adnan M.Si selaku Plt. Dekan Fakultas Pertanian yang telah
mendukung dan mengizinkan mahasiswa/mahasiswi untuk
melaksanakan kegiatan magang.
2. Bapak Regi Fernandez, S.Pd., M.P selaku Kaprodi Sains Perkopian
yang sudah memberikan bimbingan, arahan, nasehat, saran yang
berharga, dan waktunya sehingga terselesainya magang beserta laporan
magang ini.
3. Ibu kami ibu Venti Novita Sari, S.P., M.P selaku dosen pembimbing
yang membimbing kami sehingga sampai ketujuan serta memberikan
masukan, arahan, dan bimbingan yang baik bagi penulis yang sehingga
dapat menyelesaikan laporan magang dengan baik.
4. PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VII di Unit Pagar Alam,
Kelurahan Gunung Dempo, Kecematan Pagar Alam, Provinsi Sumatra
Selatan. Penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
untuk bapak Eddi Mulyadi selaku manajer dan ibu serta kakak-kakak
yang ada di PT.Perkebunan Nusantara 1 Regional VII yang telah
memberi izin dan membantu atas kelancaran dan arahan bagi penulis
dalam melaksanakan praktek kerja lapangan ini atau magang.
5. Bapak silvana yoga, selaku Asisten Kepala Tanaman yang sudah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
magang ini dengan baik.
6. Bapak Supriyadi, ST selaku Asisten Teknik di bagian pengolahan dan
lapangan yang sudah meluangkan waktunya untuk membimbing kami
dan arahan serta masukannya yang baik bagi kami di bagian pabrik
7. Penulis berterima kasih sebesar-besarnya untuk Bapak dan Ibu
pembimbing lapangan di PTPN 1Regional VII yang sudah membantu
kami dan membimbing kami sehingga kami mengerti kalau dalam
dunia kerja itu seperti itu rasanya dan juga kami mengerti bahwa setiap
dunia kerja di bagian perkebunan /pertanian harus memiliki 3 hal
dalam diri yang tidak lepas dalam dunia kerja yaitu kosentrasi, Dosis
dan norma kerja di dalam diri seorang pekerja.

vi
8. Serta tak lupa pula berterima kasih kepada yang tercinta yaitu kedua
orang tua kami yang selalu memanjatkan doa serta kasih sayang yang
tiada tara di setiap langkah kami.
9. Penulis mengucapkan berterima kasih kepada yang tercinta Dheni
Prandesco sudah mengsupport, menemani, di setiap langkah sehingga
sampai ke tahap akhir menyelesaikan magang dengan lancar.
10. Serta tak luput dari kesalahan sebagai umat manusia yang di ciptakan
oleh Allah SWT penulis mengucapkan berterimakasi telah
memudahkan dan melancarkan kegiatan selama magang dan memohon
ampun jika terjadi kesalahan langkah baik sengaja maupun tidak
sengaja.

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

RINGKASAN........................................................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA INSTANSI/ PERUSAHAAN.............vi

DAFTAR ISI........................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x

DAFTAR TABEL..................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Secara Umum............................................................................2
1.2.2 Tujuan Secara Khusus...........................................................................3
1.3 Manfaat......................................................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG.........................................4


2.1 Sejarah Perusahaan....................................................................................4
2.1.1 Latar Belakang Berdirinya Perusahaan.................................................4
2.1.2 Tujuan Perusahaan.................................................................................6
2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan......................................................................6
2.2 Struktur Organisasi....................................................................................7
2.3 Sistem Manajemen Produksi.....................................................................9
2.3.1 Perencanaan Produksi Pertanian............................................................9
2.3.2 Pengorganisasian Input-Input dan Sarana Produksi Pertanian............11
2.3.3 Kegiatan Produksi Pertanian................................................................12
2.3.4 Pengawasan Produksi Pertanian..........................................................12
2.3.5 Evaluasi Produksi Pertanian................................................................12
2.4 Sistem Tata Kelola Tenaga Kerja.........................................................13

BAB III METODE MAGANG...........................................................................15


2.1 Waktu dan Tempat...................................................................................15

viii
2.2 Tahapan Pelaksanaan...............................................................................15
2.3 Mekanisme Pelaksanaan..........................................................................16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTEK LAPANGAN/MAGANG


................................................................................................................................22
4.1 Hasil.........................................................................................................22
4.2 Pembahasan.............................................................................................23
4.2.1 Bahan Baku..........................................................................................23
4.2.2 Timbangan...........................................................................................23
4.2.3 Loading Ramp......................................................................................24
4.2.4 Monorail..............................................................................................25
4.2.5 Analisa Pucuk......................................................................................25
4.2.6 Pelayuan...............................................................................................26
4.2.7 Turun Layu..........................................................................................27
4.2.8 VGLS (Vibro Green Leaf Shifter).......................................................28
4.2.9 Rotorvane.............................................................................................28
4.2.10 Roll CTC..............................................................................................29
4.2.11 Ghoogie................................................................................................30
4.2.12 Fermentasi............................................................................................30
4.2.13 Pengeringan.........................................................................................31
4.2.14 Sortasi bubuk teh.................................................................................32
4.2.15 Pengemasan.........................................................................................33

BAB V PENUTUP................................................................................................36
5.1 Kesimpulan..............................................................................................36
5.2 Saran........................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37

LAMPIRAN 1 ALAMAT LENGKAP KANTOR PERUSAHAAN.................39

LAMPIRAN 3 FOTO-FOTO KEGIATAN........................................................40

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 PTPN VII Pagaralam

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3.1 Pemetikan Pucuk Teh

Gambar 3.2 Analisis Pucuk Teh

Gambar 3.3 Penimbangan Pucuk Teh

Gambar 3.4 Pengangkutan Pucuk Teh

Gambar 3.5 Penerimaan Bahan Baku

Gambar 3.6 Pengemasan

Gambar 4.1 Tahapan Proses Pengolahan Teh CTC

Gambar 4.2 Penerimaan Bahan Baku

Gambar 4.3 Penimbangan Pucuk Teh

Gambar 4.4 Lokasi Loading Ramp

Gambar 4.5 Pengangkutan Pucuk Teh Menggunakan Monoral

Gambar 4.6 Analisa Pucuk Teh

Gambar 4.7 Pelayuan Pucuk Teh

Gambar 4.8 Tahapan Turun Layu

Gambar 4.9 Mesin VGLS

Gambar 4.10 Mesin Rotorvane

Gambar 4.11 Mesin Roll CTC

Gambar 4.12 Mesin Ghoogie

Gambar 4.13 Tahap Fermentasi

Gambar 4.14 Mesin Pengeringan

Gambar 4.15 Sortasi Bubuk Teh

Gambar 4.16 Pengemasan Produk Teh……………..……………………………35

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perkembangan Perkebunan Teh dari Tahun 1929 Sampai Sekarang.....5

Tabel 2. 2 Visi dan Misi dari PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam......6

Tabel 2. 3 Bagian dan Tugas Pelaksanaan Pekerja di PTPN VII.............................8

Tabel 2. 4 Nama dan Bagian-Bagian dari Pimpinan Perusahaan di PTPN VII.......8

Tabel 2. 5 Tata Kelola Tenaga Kerja di Lapangan.................................................14

Tabel 3.1 Jenis Pemetikan Pucuk teh………………………...………………..…16

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Biodata Perusahaan/Pabrik..................................................................39

Lampiran 3 Foto Kegiatan.....................................................................................40


Foto 1 Pemupukan Daun ..................40Foto 2 Pemupukan Akar…………………...
………...……………...…40
Foto 3 Wheding Chemis………………..…………………..
………….40
Foto 4 Wheding Manual………..……………………...……....……...40
Foto 5 Pemangkasan………...……………….....……………………..40
Foto 6 Pemetikan Pucuk Teh……….………………………..………..40
Foto 7 Pengangkutan………………..…………...…..………..………40
Foto 8 Sortasi Pucuk……………………………..….……..………….40
Foto 9 Analisis Pucuk………………………………………….……...40
Foto 10 Penimbangan……………..…………..…...…………….….…
40
Foto 11 Muatan Angkut………………………………..….……….
…..40
Foto 12 Bahan Bakar…………….………………....…….….…….
…..40
Foto 13 Pengolahan CTC Bagian Sortasi Bubuk………….…....….
….41
Foto 14 Sortasi Mingguan CTC……………………….………...….…41
Foto 15 Ruangan Pengemasan CTC……………….………….….…...41
Foto 16 Pengolahan Greantea Bagian Sortasi Bubuk……………….…
41
Foto 17 Pengawasan Suhu Temperatur…………….……...…………..41
Foto 18 Standar Pemetikan Pucuk Teh……………………………..…41
Foto 19 Peta Unit Pagar Alam……………………………………...
….41

xii
xiii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PKL (Praktek Kerja Lapangan) merupakan bentuk studi yang
mengimplementasikan kegiatan akademik dalam bentuk pembelajaran
mahasiswa untuk meningkatkan kreatif dan cara berpikir di dunia kerja
sebagai tenaga kerja. PKL ini merupakan mata kuliah yang bersifat wajib
bagi mahasiswa di bangku kuliah teruntuk mahasiswa semester VI
Fakultas Pertanian. Kegiatan PKL ini kegiatan yang wajib di tempuh oleh
mahasiswa S1 Sains Perkopian Fakultas Pertanian Universitas Pat Petulai.
Dalam hal ini mahasiswa di harapkan bisa mengasah keterampilannya di
dalam dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan, serta
pengalaman dalam dunia kerja.
Kota Pagar Alam adalah kota di Provinsi Sumatra Selatan, Kota
Pagar Alam terbentuk berdasarkan Udang-Undang pada tahun 2001
sebelum jadi Kota Pagar Alam daerah ini termasuk kota administratif
masih termasuk dalam lingkungan Kabupaten Lahat. Kota ini memiliki
pabrik teh yang awal namanya PTPN VII sekarang di ganti menjadi
PTPN 1 Regional VII dan pabrik teh ini terletak pada kawasan Gunung
Dempo.
PTPN VII ini terletak pada Gunung Dempo dengan luas seluruh
areal yaitu 1.782 Ha dengan areal produktif 1.522 Ha dengan terbagi
beberapa afdeling yaitu afdeling 1 berjumlah 306,42 Ha, afdeling II yaitu
309,30 Ha, afdeling III yaitu 297,73 Ha, afdeling IV yaitu 289,98 Ha dan
terakhir afdeling V sekitar 319,24 Ha. Tanaman teh (Camellia Sinensis L.)
merupakan tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi di
indonesia sebagai sumber pendapatan para petani teh serta sebagai
lapangan kerja dan komuditas ekspor penghasil devisa negara. Teh
terbuat dari pucuk daun tanaman teh (Camellia Sinensis L.) melalui
proses pengolahan tertentu (Ginanjar et al.,2019).

1
Teh merupakan minuman yang mengandung kafein, yang diperoleh
dengan menyeduh daun atau pucuk daun dari tanaman Camellia Sinensis
menggunakan air panas (Siringoringo et al., 2012).

Teh terbuat dari pucuk daun tanaman teh ( Camellia Sinensis L ) melalui
proses pengolahan. Proses pengolahan teh dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
teh hijau (Green tea), teh hitam CTC(Crushing, Tearing, Curling) dan teh hitam
orthodoks. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak di produksi di
indoneesia, dimana di indonesia sendiri merupakan pengekspor teh hiam ke-5
terbesar di dunia (Ginanjar et al.,2019). Daun teh juga banyyak mengandung
beberapa zat kimia yang berupa bahan polifenol, senyawa aromatis, dan enzim.

Tahapan pengolahan CTC (Crushing, Tearing, Curling) yaitu terdiri dari


pengambilan pucuk segar, pelayuan,penggulungan atau penggilingan, oksidasi
enzimatis, pengeringan, sortasi kering, dan pengepakan.

Sehingga dari penjelasan diatas dan dari judul yang diambil itu bertujuan
untuk mengetahui proses, cara ataupun tahap-tahapan dari pembuatan teh karena
dari penjelasannya bahwa teh CTC merupakan teh pilihan dan kualitas pucuk teh
yang baik Sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang khas. Dengan
mempelajari proses dari pembuatan teh CTC ini agar bisa mengetahui tahap-
tahapan pembuatan tehnya sehingga bisa saya terapkan cara pembuatan teh dari
daun kopi dengan jurusan yang saya ambil yaitu jurusan sains perkopian. Di dunia
kerja untuk memecahkan masalah yang ada serta solusi yang membangun
perusahaan yang kita tempati.

1.2 Tujuan
Kegiatan PKL terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus sebagai
berikut:
1.2.1 Tujuan Secara Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hubungan antara
aplikasi yang ada di perusahaan dengan teori dan praktek yang
telah di pelajari di bangku kuliah khususnya yang berhubungan
dengan pertanian, disini untuk menambahkah ilmu dan mengerti
di dalam dunia kerja setiap mahasiswa juga harus bisa

2
memecahkan masalah yang ada di perusahaan dan kondisi di
lapangan.

1.2.2 Tujuan Secara Khusus


Tujuan khusus di sini adalah untuk mengetahui proses pembuatan
teh dari bahan baku sampai dengan produk jadi.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang di peloreh yaitu ada dua bagi mahasiswa dan bagi
PT. Perkebunan Nusantara VII antara lain sebagai berikut ini:
1. Bagi Mahasiswa
 Dapat mengetahui lebih dalam penerapan ilmu yang di dapat
mahasiswa di kampus dengan terjung langsung ke dunia kerja
yang sesungguhnya.
 Sebagai pengalaman dan wawasan kerja bagi mahasiswa untuk
nantinya di dalam dunia kerja.
 Dapat menganalisis hubungan antara di perusahaan dengan
teori yang sudah di pelajari di bangku kuliah khususnya pada
Fakultas Pertanian serta menambahkan pengetahuan dan
pengalaman mahasiswa dalam memecahkan masalah yang
terjadi dan menyelesaikannya.
2. Bagi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII
 Mahasiswa PKL dapat membantu melaksanakan pekerjaan
operasional yang rutin dilaksanakan, maupun memecahkan
masalah yang ada di perusahaan tersebut.
 Mahasiswa dan perusahaan dapat bertukar pendapat dan
informasi serta perkembangan teknologi antara manual ke
teknologi dan modern lagi.
 Perusahaan mendapatkan laporan mengenai kajian tentang
proses pengolahan teh CTC(Crushing, Tearing, Curling).

3
BAB II

GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG


2.1 Sejarah Perusahaan

Gambar 2.1 PTPN VII Pagaralam


2.1.1 Latar Belakang Berdirinya Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam kini berganti
dengan nama menjadi PT.Perkebunan Nusantara 1 Regional VII Unit
Pagaralam. PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VII sebagai Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VII
merupakan lembaga yang menjalankan fungsinya sebagai institusi bisnis
yang berorientasikan kepada keuntungan sekaligus mengembangkankan
tugas sebagai agen pembangunan menjalankan fungsinya masing-masing.
PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VII Unit Pagaralam ini
berlokasikan di lereng Gunung Dempo dengan kondisi lereng yang
bergelombang dengan jenis tanah Andosol. PT. Perkebunan Nusantara 1
Regional VII berkantor Pusat di Bandar Lampung, Lampung, Indonesia

4
dan wilayah operasinya itu meliputi beberapa Provinsi yaitu Sumatera
Selatan, Bengkulu, Lampung. Wilayah Sumatra Selatan terdapat unit
dengan beberapa komuditi Perkebunan Nusantara VII di bentuk
berdasarkan peraturan Pemerintah No 12 tahun 1996 pada tanggal 14
Februari 1996.
PT. Perkebunan Nusantara VII atau biasa disebut dengan PTPN 1
Regional VII yang didirikan pada tahun 1929 oleh perusahaan Belanda
yaitu NV. Landbouw Maata Chapij dan di dalam perkembangan dapat di
gambarkan sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Perkembangan Perkebunan Teh dari Tahun 1929 Sampai Sekarang

TAHUN PERKEMBANGAN PERKEBUNAN TEH


1929 Peletakan batu pertama oleh Nv.Landbouw Maata
Chapij
1942-1945 Pada masa Perang Dunia ke II dikuasai oleh Jepang
1945-1949 Dibawah Departemen Pertanian
1949-1951 Semasa Clash ke II dengan Belanda kebun dan
pabrik teh Gunung Dempo Pagar Alam di
bumihanguskan
1951-1958 Dibangun kembali oleh perusahaan Belanda yaitu
Cultuur Nv.Soerabaya
1958-1963 Dinasionalisasi dan dikelola oleh PPN baru Sumatra
Selatan
1963-1968 Dikelola oleh PNN Antan VII Bandung
1968-1980 Dikelola oleh PNP X Bandar Lampung
1980-1996 Dikelola oleh PTP X (persero)
1996-2014 Dikelola oleh PTP. Nusantara VII (PERSERO) yang
merupakan konsulidasi Ex, PTP, XI, XXIII dan
XXXI (persero) dengan wilayah kerja meliputi
Provinsi Sumael, Provinsi Bengkulu dan Provinsi
Lampung.
2014-2018 Dikelola oleh PTP Nusantara VII dibawah Holding

5
Perkebunan Nusantara
2018-2021 Dikelola oleh PTP. Nusantara VII bekerja sama
dengan PT. KABEPE CHAKRA dibawah holding
Perkebunan Nusantara
2021-2023 Dikelolah oleh PTP Nusantara VII
2024-sekarang Dikelolah oleh PTP. Nusantara I Regional VII

2.1.2 Tujuan Perusahaan


Adapun tujuan dari PT. Perkebunan Nusantara I Regional VII yaitu:
1. Untuk memenuhi kebutuhan lokal
2. Untuk memenuhi kebutuhan ekspor
3. Untuk mendapatkan laba/keuntungan
4. Kalau untuk tanaman teh itu tujuannya agar mendapatkan
pucuk teh yang berkualitas yang di inginkan konsumen
5. Mewujudkan group usaha berbasis sumber daya perkebunan
yang terintegrasi dan bersinergi dalam memberikan nilai
tambah (value kreation) bagi stokehelder
2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
Adapun visi dan misi dari perusahaan pabrik teh yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Visi dan Misi dari PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam

VISI MISI
Menjadi Perusahaan Agribisnis Mewujudkan grup usaha berbasis
Nasional yang unggul dan sumber daya perkebunan yang
berdaya saing kelas dunia serta terintegrasi dan bersinergi dalam
berkontribusi secara memberi nilai tambah (value
berkesinambungan bagi kemajuan creation) bagi stakeholder dengan:
bangsa  Menghasilkan Produk yang
berkualitas tinggi bagi
pelanggan

6
 Membentuk kapasitas
proses kerja yang unggul
(operational excellence)
melalui perbaikan dan
inovasi berkelanjutan
dengan tata kelola
perusahaan yang baik
 Mengembangkan organisasi
dan budaya yang prima
serta SDM yang kompeten
dan sejahtera dalam
merealisasikan potensi
setiap insani
 Melakukan optimalisasi
pemanfaatan aset untuk
memberikan imbalan hasil
terbaik
 Turut serta dalam
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan menjaga
kelestarian lingkungan
untuk kebaikan generasi
masa depan

2.2 Struktur Organisasi


PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam merupakan salah satu unit
produksi dari PT. Perkebunan Nusantara VII Provinsi Lampung yang
mengelola karet, kelapa sawit, tebu dan teh. Pelaksanaan kerja di PT.
Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam dibagi menjadi 3 bagian utama
yaitu:

7
Tabel 2. 3 Bagian dan Tugas Pelaksanaan Pekerja di PTPN VII

NO BAGIAN TUGAS
1. Kebun Mengusahakan produksi pucuk teh
seoptimal mungkin sehingga kebutuhan
baku teh terpenuhi.
2. Pabrik Mengelolah hasil produksi dari kebun
menjadi teh siap jual sesuai dengan
petunjuk dari konsumen atau kebutuhan
pasar.
3. Kantor Melaksanakan pekerjaan administrasi dan
masalah perkantoran lainnya sebagai
bagian dari kegiatan dari suatu usaha
dalam perusahaan.

PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam di pimpin seorang


manejer dalam melaksanakan kerjanya, seorang manejer unit usaha
dibantu beberapa asisten kepala tanaman antara lain:

Tabel 2. 4 Nama dan Bagian-Bagian dari Pimpinan Perusahaan di PTPN VII

NO NAMA BAGIAN
1 Ir.Edi Mulyadi Manajer KSO (Kerja Sama

8
Operasi)
2 Silvana Yoga S.P Askep (Asisten Kepala)
Tanaman
3 Rican Danang A.I.Tobing, Asisten Administrasi Keuangan
S.E dan Umum
4 Agung Tri M, S.T Maskep (Masinis Kepala) Teknik
Pengolahan ( Tekpol)
5 Supriyadi, S.T Asisten Teknik
6 Dikie Prihanto, S.T Asisten Pengolahan
7 Sekar Pertiwi Asisten Afdeling I
8 Seaful Rahmat Asisten Afdeling II
9 Windy Oktaviani Asisten Afdeling III
10 - Asisten Afdeling IV
11 Ngadino Asisten Afdeling V

Adapun Struktur Organisasi di PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar


Alam terdiri dari Manejer, Asisten Kepala Tanaman dan Asisten yang di
angkat oleh Direksi. Adapun susunan pengurusan di PT. Perkebunan
Nusantara VII sebagai berikut ini:

9
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
2.3 Sistem Manajemen Produksi
Sistem manajemen produksi adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian kegiatan. Ruang lingkup
manajemen produksi pertanian meliputi:
2.3.1 Perencanaan Produksi Pertanian
Perencanaan produksi pertanian disini dibagi menjadi 4 yaitu:
a) Pemilihan Komuditas Pertanian
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam merupakan salah
satu perkebunan teh di indonesia. Hal ini dikarenakan komoditi
teh secara teori budidaya teh dapat di budidayakan di dataran
tinggi dimana wilayah pagar alam ini cocok untuk tamanan
tersebut dengan ketinggian yang dimiliki 1520 Mdpl yang artinya
pagar alam ini sangat cocok untuk menjadi daerah produksi
tanaman teh.
b) Pemilihan Lokasi Produksi Pertanian dan Penempatan Fasilitas
Lokasi
PT. Perkebunan Nusantara VII ini terletak di Kota Pagar Alam,
Sumatera Selatan. Secara administratif lokasi PT. Perkebunan
Nusantara VII Unit Pagar Alam berada di Kelurahan Gunung
Dempo Kecematan Pagar Alam Selatan, Kota Pagar Alam,
Provinsi Sumatera Selatan. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan
Gunung Dempo yaitu:
 Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lindung Bukit
Dingin Gunung Dempo.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Agung
Lawang.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pagar
Wangi, Bumi Agung.
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Dempo
Makmur.

10
Sedangkan lokasi PT. Perkebunan Nusantara VII berada di
Kelurahan Gunung Dempo Kecematan Pagar Alam Selatan dengan
jarak 9 km dari Kota Pagar Alam, 69 km Kota Lahat, 300 km Kota
Palembang, 600 km Kantor PTPN VII Bandar Lampung.

c) Skala Usaha Pertanian


Skala usaha pertanian di PT. Perkebunan Nusantara VII
merupakan skala usaha menengah ke atas/skala industri.
PT.Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam merupakan
perkebunan yang berada di bawah naugan PT. Perkebunan
Nusantara VII, jadi untuk kesediaan input seperti modal, fasilitas,
pemasaran di atur oleh kantor direksi PTPN VII di Bandar
Lampung.

d) Perencanaan Proses Produksi Pertanian


Perencanaan perlu disusun sebelum melaksanakan suatu kegiatan
karena dengan adanya perencanaan dapat di jadikan sebagai acuan
atau pedoman di dalam pelaksanaan kegiatan. Pada tingkat paling
tinggi melibatkan manajer, asisten kepala dan bagian afdeling
melibatkan asisten afdeling, mandor 1 dan mandor lainnya.
Perencanaan dapat di bagi menjadi:
 Rencana kerja dan anggaran perusahaan ( RKAP)
merupakan bentuk pemikiran dalam bentuk finansial
tentang anggaran setahun.
 Rencana Kerja Operasional ( RKO) merupakan
realisasi dalam bentuk finansial tentang anggaran
setahun dalam bentuk triwulan atau 3 bilan dalam
setahun.
 Rencana Kerja Bulanan (RKB) merupakan penjabaran
dari rencana kerja tahunan yang memuat nomor
perkiraan, uraian pekerjaan, blok luasan, tenaga kerja

11
laki-laki dan perempuan dan jadwal kegiatan yang
akan berlangsung selama sebulan tersebut.
 Rencana Kegiatan Harian (RKH) merupakan penjaaran
dari rencana kerja bulanan. Rencana kerja harian ini di
buat oleh masing-masing mandor afdiling sesuai
dengan tugas masing-masing.
2.3.2 Pengorganisasian Input-Input dan Sarana Produksi Pertanian
Organisasi merupakan fungsi penting dalam hal mengelompokkan
pekerja yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama.
Organisasi dalam bekerja sangat penting untuk di laksanakan sehingga
pekerja dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang di
miliki.
Input-input produksi beserta sarana yang telah di buat berdasarkan RKAP
seperti, pengadaan pupuk, herbisida dan lain-lain. Input-input tersebut
akan di simpan di gudang yang akan di kirimkan ke setiap afdeling sesuai
jadwal kegiatannya.

2.3.3 Kegiatan Produksi Pertanian


Pelaksanaan Kegiatan di lapangan meliputi pemupukan,
pengendalian HPT, penyiangan gulma secara kimia dan manual, perbaikan
jalan, pembuatan saluran irigasi dan lain-lain. Sedangkan kegiatan di
pabrik meliputi penimbangan, analisis pucuk, pembeberan, turun layu,
penggilingan, fermentasi, pengeringan, sortasi, tea testing dan
pengemasan.
2.3.4 Pengawasan Produksi Pertanian
Salah satu komponen terpenting karena pengawasan yang berkaitan
dengan banyaknya pengeluaran. Pengawasan ini melibatkan semua staf
yang berkaitan di dalamnya, mulai dari asisten setiap afdeling sampai ke
dewan direksi. Pengawasan ini di lakukan semua kegiatan dari lapangan
sampai pabrik.
2.3.5 Evaluasi Produksi Pertanian

12
Evaluasi ini di lakukan secara administratif yang di tuangkan dalam
laporan yang terdiri dari laporan bulanan, harian maupun laporan
realisasinya untuk semua kegiatan. Disini di terangkan juga keputusan
yang dapat di ambil guna untuk mengatasi hal yang tidak di inginkan di
sini adapun isi laporan tersebut yaitu:
 Laporan Harian merupakan pembuatan laporan ini mencantumkan
jumlah Tenaga Kerja (TK) yang digunakan dan hasil pekerjaan saat
kegiatan hari itu berlangsung. Laporan ini di isi oleh para mandor
dan krani afdeling berdasarkan petunjuk asisten afdeling.
 Laporan bulanan merupakan rekapan selama satu bulan kerja dari
laporan harian, prestasi kerja dalam satu bulan. Laporan bulanan
ini membahas hal-hal yang menyebabkan biaya lebih tinggi dari
anggaran, ouput yang rendah, pemakaian bahan dan masalah
lainnya.
Sistem manajemen produkksi pada PT. Perkebunan Nusantara I
Regional VII Unit Pagar Alam yaitu dibagian pemasaran dan strategi
pemasarannya.

1. Stategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang di lakukan di PT.Perkebunan Nusantara I
Regional VII ada 2 strategi yaitu:
a. Lelang
Untuk lelang disini PT.Perkebunan Nusantara I Regional VII
melakukan pengiriman produk teh ke gudang induk Musi Landas.
b. Kontrak
Untuk kontrak disini PT. Perkebunan Nusantara I Regional VII
melakukan sistim kontrak dengan PT. Sarana Cipta Mandiri
(SCM), PT. Puta Teh Indonesia, PT. KB Cakra.
 PT. Sarana Cipta Mandiri (SCM) itu sistem kontraknya dari
tahun 2023 sampai sekarang dengan jumlah 78 ton setiap
tahunnya.

13
 PT. Puta Teh Indonesia itu sistim kontraknya dari tahun
2023 sampai sekarang dengan jumlah produk 15 ton per
bulannya.
 PT. KB Cakra pada Perusahaan ini sistim kontraknya tidak
menetap melainkan tergantung selera dari perusahaan dan
produk yang di minta juga berbeda pada tahun 2023 sampai
sekarang dan untuk tahun 2023 itu jumlah produknya 30
ton akan tetapi untuk tahun 2024 itu di minta produknya
sekitar 50 ton produk teh untuk teh disini yaitu Teh Hijau/
Greantea dan Teh CTC(Crushing, Tearing, Curling).

2.4 Sistem Tata Kelola Tenaga Kerja


Disini sistem tata kelolah tenaga kerja di PT. Perkebunan Nusantara I
Regional VII ini di bagi beberapa bagian yaitu di bagian lapangan, dibagian
kantor, dan di bagian pengolahan/pabrik. Salah satunya di bagian lapangan
yaitu:

Tabel 2. 5 Tata Kelola Tenaga Kerja DI Lapangan

N NAMA BAGIAN JUMLAH PEKERJA JAM/WIB


O

1 Pengendalian HPT 10 orang laki-laki 06.00-09.00

2 Pemupukan Daun 10 orang laki-laki 06.00-09.00

3 Pemupukan Akar 18 Orang perempuan dan 07.00-12.00


laki-laki

4 Wheding Chemis 15 orang perempuan dan 07.00-


laki-laki selesai

14
5 Wheding Manual 25 orang perempuan dan 07.00-13.00
laki-laki

6 Pemangkasan 4 orang laki-laki 07.00-


selesai

7 Pemetikan Pucuk 1 mandor sekitar 32-35 07.00-14.00


Teh orang perempuan dan laki-
laki

15
BAB III

METODE MAGANG
2.1 Waktu dan Tempat
Magang bertempatan di PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VII di Unit
Pagar Alam, Kelurahan Gunung Dempo, Kecematan Pagar Alam, Provinsi
Sumatra Selatan.Kegiatan magang ini dilaksanakan selama lebih kurang 40
hari kerja sesuai dengan hari kerja. Pada tanggal 19 februari – 26 maret itu
selama kegiatan kerja dalam 1 minggu membuat laporan dan di presentasikan
pada tanggal 26 yang di tentukan dan yang di lakukan pada bulan Februari
sampai April 2024.
2.2 Tahapan Pelaksanaan
Berdasarkan judul laporan PKL yaitu “Proses Pembuatan Teh CTC (Crushing,
Tearing, Curling) di PT Perkebunan Nusantara 1 Regional VII di Unit
Pagaralam, Kelurahan Gunung Dempo, Kecamatan Pagaralam Selatan,
Kabupaten Kota Pagaralam, Provinsi Sumatra Selatan” ada beberapa tahapan
kegiatan yang berguna untuk memahami judul tersebut dan waktu kegiatannya
sebagai berikut:
1. Pemetikan pucuk teh dan Jenis pucuk teh yang masuk ke golongan teh
CTC
2. Analisis Pucuk
3. Sortasi pucuk
4. Penimbangan
5. Pucuk teh di angkut dari lahan menuju pabrik
6. Penerimaan bahan baku
7. Masuk ke tahap pengolahan teh CTC
8. Pengemasan

16
2.3 Mekanisme Pelaksanaan
1. Pemetikan pucuk teh dan Jenis pucuk teh yang masuk ke golongan teh
CTC
Pemetikan di lakukan dengan mengunakan mesin elektrik.
Pemetikan merupakan kegiatan pengambilan atau pemungutan bagian
tanaman teh berupa pucuk teh yang sudah sesuai dengan syarat
pemetikan.

Gambar 3.1 Pemetikan Pucuk Teh


Pemetikan disini ada beberapa jenis pemetikan yang harus memenuhi
syarat petik yaitu, P+1, P+2, P+3, B+1,B+2, B+3 dan cakar ayam, jenis
pemetikan yang di gunakan ke dalam CTC secara umum yaitu:

Tabel 3. 1 Jenis Pemetikan Pucuk Teh CTC

JENIS
N PUCUK GAMBAR PUCUK TEH
O TEH

1 P+1

17
2 P+2

3 P+3

4 B+1

5 B+2

6 B+3

Adapun cara pemetikan teh berdasarkan ketentuan-ketentuan sistem


pemetikan teh untuk pengolahan CTC yaitu, P+1( Peko dengan daun
pucuk muda 1 lembar), P+2(Peko dengan daun pucuk muda 2 lembar),
P+3(Peko dengan pucuk daun muda 3 lembar), B+1(Burung dengan daun

18
muda 1 lembar), B+2(Burung dengan daun muda 2 lembar), B+3(Burung
dengan daun muda 3 lembar). Pemetikan teh merupakan pemungutan
hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat pengolahan. Pemetikan
juga berfungsi sebagai usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu
memproduksi tinggi secara berkesinambungan ( Nugraheni,2011).
2. Analisis Pucuk
Analisa pucuk guna untuk mengetahui ancuk dan tasaksi produksi pucuk
dalam 1 pohon. Analisi pucuk merupakan cara yang di lakukan untuk
mengetahui ancuk dengan mengambil sampel 1 pohon tanaman teh dan
untuk mengetahui tasaksi produknya dalam satu pohon tanaman teh
tersebut. Adapun cara analisis pucuk di sini untuk mengetahui tasaksi dari
suatu pucuk dengan menggunakan rumus yaitu, S1 x berat pucuk/pohon x
lahan/ha x luas lahan/ha= hasil ancuk. Menurut Thanoza et al. (2016)
analisis pucuk merupakan parameter yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi sistem pemetikan, gilir petik, kinerja organisasi pemerikan
dan pengangkutan. Analisis pucuk digunakan sebagai dasar pemberian
premi pemetik dan mandor. Pucuk yang memenuhi syarat yaitu jika pada
tangkai daun muda dipatahkan akan berbunyi “tes”. Sedangkan pucuk
yang dikategorikan tidak memenuhi syarat adalah pucuk tua, lembaran
terkena hama penyakit, pucuk rusak, dan pakang atau ranting.

Gambar 3.2 Analisis Pucuk Teh


3. Penimbangan
Menurut Azhari (2019) kegiatan penimbangan harus diawasi dan
disaksikan oleh mandor panen. Juru timbang melaporkan hasil panen ke
bagian administrasi pabrik dan kantor afdeling. Setiap kali selesai

19
penimbangan, tempat penampungan pucuk harus dibersihkan dari ceceran
pucuk menggunakan sapu lidi. Penimbangan merupakan cara untuk
mengetahui berita atau jumlah dari pucuk teh tersebut dari setiap
afdelingnya.

Gambar 3.3 Penimbangan Pucuk Teh


4. Pucuk teh di angkut dari lahan menuju pabrik
Pucuk teh di angkut ke pabrik menggunakan mobil truk. Muatan
angkut merupakan muatan yang di lakukan untuk mempermudah
membawa pucuk teh dari lahan ke pabrik. Muatan angkut yang di
gunakan yaitu mobil truk bak yang terbuka dan bagian atasnya di tutup
dengan terpal. Sistem kemasnya sendiri mengunakan waring dengan
kapasitas waring 35kg. Sarana transportasi pucuk merupakan salah satu
proses kegiatan pascapanen teh. Standarpengangkutan pucuk di Kebun
Rancabali adalah isian waring maksimal 25 kg dan disusun pada truk
dalam keadaan berdiri, tidak tertumpuk, serta tidak boleh ada benda atau
orang yang dapat merusak pucuk dengan maksimal 4 tumpukan waring
dalam truk (Sugiarto, 2013).

Gambar 3.4 Pengangkutan Pucuk Teh

20
5. Penerimaan bahan baku
Penerimaan bahan baku merupakan elemen terpenting dalam proses
produksi sebagai bahan baku yang akan di olah dari bahan mentah
menjadi bahan jadi.

Gambar 3.5 Penerimaan Bahan Baku


6. Masuk ke tahap pengolahan teh CTC
Proses pengolahan teh CTC disini yaitu, penerimaan bahan baku,
timbangan, loading ramp, monorall, pelayuan, analisis pucuk, turun layu,
VGLS, rotorvane, roll CTC, googhle, fermentasi, pengeringan,sortasi dan
pengemasan.
7. Pengemasan
Pengemasan sangatlah penting untuk mutu teh yang berfungsi untuk
menjaga keamanan suatu produk baik dalam proses penyimpanan sampai
distribusi ke konsumen.

Gambar 3.6 Pengemasan


Disini ada beberapa rangkaian yang kami lakukan selama magang baik di
lapangan maupun di pabrik antara lain:
A. Observasi

21
Cara ini di lakukan dengan melakukan pengamatan dan peninjauan
secara langsung terhadap objek kegiatan yang di lakukan, produksi
lapangan, serta survei lokasi.

B. Wawancara
Wawancara di sini di lakukan dengan cara tanya jawab langsung
dengan mandor di sana serta karyawan yang ada untuk mempeloreh
informasi tentang objek yang di pelajari.
C. Praktek Kerja
Cara ini di lakukan dengan terjun langsung ke lokasi lapangan dan
bekerja membantu karyawan serta arahan yang ada saat bekerja
serta di awasi sama pembimbing yang ada di lapangan.
D. Dokumentasi
Dokumentasi ini di lakukan dengan cara mendokumentasikan
setiap kegiatan guna untuk mengumpulkan informasi, pengolahan
sesuai dengan hasil pengamatan, diskusi, serta pertanyaan dan
jawaban.
E. Studi Literatur
Cara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang kurang bisa
mencari di jurnal-jurnal atau literatur lainnya untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut terhadap kegiatan-kegiatan yang di lakukan
pada saat magang.

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTEK LAPANGAN/MAGANG


4.1 Hasil

BAHAN TIMBANGA LOADING MONORAIL


N
BAKU RAMP

VGLS TURUN ANALISIS PELAYUAN


LAYU PUCUK

ROTORVANE ROLL CTC GHOOGIE FERMENTAS


I

PENGEMAS
SORTASI PENGERIN
AN
GAN

Gambar 4.1 Tahapan Proses Pengolahan Teh CTC

23
4.2 Pembahasan
Proses Pengolahan Teh CTC(Crushing, Tearing, Curling) terbagi menjadi
2 yaitu orthodok dan CTC(Crushing, Tearing, Curling). Proses pengolahan
CTC adalah dengan cara penggulungan dengan tingkat layu 67%-70%, adapun
sifat yang terkandung dalam teh CTC yaitu memiliki sifat cepat larut dalam
air, air seduhan yang berwarna merah tua dan rasanya lebih kuat. Tujuan dari
proses pengolahan daun teh adalah untuk mengubah kondisi fisik dari daun
menjadi bentuk granural secara terkendali sehingga memperoleh hasil olahan
berupa bubuk teh kering pada umumnya. Adapun tahapan-tahapan dari proses
pengolahan teh CTC sebagai berikut:
4.2.1 Bahan Baku
Proses penerimaan pucuk merupakan langkah awal dalam
Gam
pengolahan teh hitam menggunakan sistem CTC (Crushing, Tearing,
Curling). Kegiatan dalam proses ini dimulai dengan pengambilan pucuk
dari afdeling setelah dipetik pada jam 06.00 hingga 11.00 WIB. Pucuk teh
kemudian diangkut menggunakan truk pengangkutan menuju pabrik.
Bahan baku pada pucuk atau daun teh yang dipilih dan metode
pengolahannya sangat berpengaruh pada kualitas akhir teh hitam (Sutejo,
2018).

Gambar 4.2 Penerimaan Bahan Baku

24
4.2.2 Timbangan
Pucuk teh kemudian diangkut menggunakan truk pengangkutan
menuju pabrik. Di jembatan timbang, truk pengangkutan ditimbang untuk
menentukan berat kotoran pucuk daun teh yang dihasilkan, dengan batas
maksimal 15.000 kg. Jika berat truk beserta tehnya adalah 14.000 kg,
penimbangan pucuk dilakukan kembali sebagai cross check untuk
memastikan akurasi penimbangan yang dilakukan di kebun.
Setelah itu, truk pengangkutan langsung menuju loading ramp yang
terletak di belakang pabrik untuk memindahkan semua pucuk teh ke
wadah withering trough. Semua pucuk teh segar yang telah dipindahkan
ke wadah withering trough kemudian diturunkan dan ditempatkan di
monorail untuk masuk ke stasiun pembeberan di dalam pabrik. Sebelum
pucuk teh dihamparkan di withering trough, dilakukan pengambilan
sampel sekitar 250 gram permandor petik untuk dilakukan analisis pucuk.

Gambar 4.3 Penimbangan Pucuk Teh


4.2.3 Loading Ramp
Truk pengangkutan langsung menuju Loading Ramp yang terletak
di belakang pabrik untuk memindahkan semua pucuk teh ke wadah
withering trough. Loading Ramp ini bertujuan untuk menerima dan
memindahkan PTS(Pucuk Teh Segar). Loading Ramp di gunakan sebagai
tempat peampungan PTS sebelum di angkut oleh mesin monorail.

25
Gambar 4.4 Lokasi Loading Ramp
4.2.4 Monorail
Semua pucuk teh segar yang telah dipindahkan ke wadah withering
trough kemudian diturunkan dan ditempatkan di monorail untuk masuk ke
stasiun pembeberan di dalam pabrik. Sebelum pucuk teh dihamparkan di
G
withering trough, dilakukan pengambilan sampel sekitar 250 gram
permandor petik untuk dilakukan analisa pucuk.

Gambar 4.5 Pengangkutan


4.2.5 Analisa Pucuk
Proses analisi pucuk dilakukan untuk memisahkan pucuk
berdasarkan daun muda, lembaran muda, lembar tua, cakar ayam, gulma,
dan kerusakan pucuk. Ada 3 jenis pucuk yang digunakan untuk CTC
adalah P + 3 m (Peko 3 muda) dan B + 2 m (Burung 3 muda), kemudian
dilakukan Ancuk. Ancuk adalah analisa pucuk teh yang bertujuan untuk
memisahkan pucuk teh permandoran dan menentukan pucuk mana yang
akan dimasukkan ke dalam CTC atau Green Tea. Ancuk untuk CTC harus
sekitar 68 hingga 70%.

26
Gambar 4.6 Analisa pucuk teh
4.2.6 Pelayuan
Pelayuan merupakan proses mengurangi kadar air pucuk teh segar
sehingga di peloreh pucuk layu yang memenuhi syarat untuk melanjutkan
ke proses selanjutnya. Persentase layu untuk pengolahan teh CTC adalah
68-70%. Presentase layu adalah perbandingan berat pucuk layu dengan
berat pucuk teh basah. Pelayuan dilakukan setiap pukul 11.00 WIB.
Selanjutnya, semua pucuk segar disebar di atas WT (Withering Through).
WT merupakan tempat di mana pelayuan dilakukan sehingga pucuk teh
layu. Total terdapat 68 WT dalam proses pengolahan ini. Setiap WT
memiliki luas sekitar 35,28 m2 dan mampu menampung pucuk daun segar
seberat 800 - 1200 kg per WT. WT yang digunakan dalam proses CTC
adalah dari nomor 54 hingga 68. Pelayuan adalah proses menguapnya air
yang terkandung dalam daun teh karena perbedaan tekanan antara air
dalam daun dan bagian permukaan daun teh. Pada proses pelayuan daun
teh kehilangan massa 30% hingga 38%. Kehilangan massa yang
disebabkan oleh penurunan massa ini dapat digunakan untuk menentukan
kelayuan daun teh yang secara kuantitatif dinyatakan dalam persentase
layu dan derajat layu. Persentase layu didefinisikan sebagai perbandingan
antara massa pucuk teh segar dengan massa layu (Thanoza et al., 2016).

27
Gambar 4.7 pelayuan pucuk teh
4.2.7 Turun Layu
proses turun layu yaitu proses pemindahan pucuk ke proses

) penggilingan, pada proses ini dilakukan pengangkutan secara manual.


Walau terlihat mudah tapi pada proses ini pengangkutan dengan lorry
dibatasi kapasitas 200-300 kg yang telah ditimbang dengan neraca
timbangan dan daun tidak terlalu layu, karena nanti dapat mempengaruhi
fermentasi sementara yang mana nanti dapat menyebabkan rasa teh pahit
atau bitter, karena kandungan kafein pada teh akan keluar. Daun yang
sudah ditimbang diturunkan sebanyak 30 kg/OTR dan penurunan ini tidak
boleh ditumpuk terlalu lama karena dapat mengakibatkan rusak atau koyak
sebelum digiling sehingga dapat memicu perubahan kimiawi yang
nantinya menjadi merah dan berbau tidak enak.

Gambar 4.8 tahapan turun layu


4.2.8 VGLS (Vibro Green Leaf Shifter)
Daun teh dimasukkan ke corong atau saluran langsung menuju
mesin VGLS (Vibro Green Leaf Sifter). Mesin VGLS adalah ayakan dari
stainless steel dengan lubang berukuran 5 mm yang berperan dalam
memisahkan pucuk layu dari kontaminan seperti pasir, kerikil, serpihan
logam, dan benda asing lainnya. Bubuk layu yang telah memenuhi syarat,

28
seberat 140-150 kg per keranjang, dimasukkan ke mesin VGLS melalui
chutes dengan laju 14 kg per menit.

Gambar 4.9 mesin VGLS


4.2.9 Rotorvane
Pucuk layu bebas kontaminan yang keluar dari VGLS kemudian
diarahkan ke mesin Rotorvane untuk dicacah hingga tidak berbentuk
pucuk daun, hasil cacahan kemudian dimasukkan ke mesin Teaman
Machine CTC (Crushing Tearing Curling) untuk diproses lebih lanjut.
Pada tahap akhir, yaitu di roll no 4 mesin CTC, dilakukan pemeriksaan
fisik bubuk basah dengan cara menggenggam dan memerasnya, kriteria
bubuk basah yang baik adalah berwarna hijau, tidak mengeluarkan air saat
diperas, dan tidak lengket di telapak tangan. Pengolahan CTC menurut
(Permatasari, 2017) pada mesin RV (Rotorvane) terjadi proses perobekan
dan pengecilan ukuran partikel teh basah yang kemudian dilanjutkan oleh
konveyor menuju proses CTC yang mengecilan ukuran partikel bubuk
basah dengan ukuran yang seragam.

29
Gambar 4.10 Mesin Rotorvane
4.2.10 Roll CTC
Roll no 4 mesin CTC, digunakan untuk dilakukan pemeriksaan fisik
bubuk basah dengan cara menggenggam dan memerasnya, kriteria bubuk
basah yang baik adalah berwarna hijau, tidak mengeluarkan air saat
diperas, dan tidak lengket di telapak tangan.

Gambar 4.11 mesin roll CTC

4.2.11 Ghoogie
Bubuk basah yang memasuki Ghoogie akan mengalami gerakan
spiral sehingga membentuk granular, dilapisi oleh jus teh yang lengket,
dan serat akan menempel pada dinding Ghoogie. Dinding Ghoogie perlu
dibersihkan setiap 1 jam menggunakan garuk kayu untuk mencegah

30
fermentasi berlebihan (peningkatan kadar asam) yang mana bertujuan
untuk membilas dan memeras pucuk layu.

Gambar 4.12 mesin ghoogie


4.2.12 Fermentasi
Fermentasi merupakan oksidasi enzimatis, yang terjadi pada suhu
antara 20°-24°C. Tujuannya adalah menghasilkan perubahan kimia yang
mempengaruhi kekuatan, warna, dan kecerahan air seduhan. Proses ini
didorong oleh reaksi antara senyawa polifenol dan oksigen, dipandu oleh
enzim polifenol oksidase. Pengendalian yang baik diperlukan untuk
memastikan keberhasilan proses dan kualitas produk. Fermentasi inilah
yang pembentukan sifat-sifat utama teh. Fermentasi untuk metode CTC
(Crushing Tearing Curling) berlangsung otomatis melalui mesin CFM
(Continuous Fermenting Machine). Setelah bubuk teh dihasilkan oleh
mesin CTC, ia langsung dimasukkan ke dalam CFM melalui conveyor. Di
dalam CFM, terdapat alat penggaru yang meratakan bubuk teh sepanjang
pergerakannya, mengubah warnanya menjadi cokelat dalam rentang waktu
sekitar 60-70 menit. Menurut Liem dan Herawati (2021) tahap oksidasi
enzimatis telah terjadi pada saat teh mengalami proses penggilingan.

31
Gambar 4.13 Tahap Fermentasi
4.2.13 Pengeringan
Pengeringan atau penggorengan adalah mesin VFBD (Vibro Fluid
Bed Drayer) merupakan mesin yang mempunyai tipe alat pengering
dengan prinsip bubuk diapungkan pada suhu suatu ruangan terbuka
bersuhu 130°c sampai dengan 140° secara fluidized selama 22-25 menit.
Pengeringan atau penggorengan dilakukan agar dapat dapat menghentikan
reaksi oksidasi enzimatis, agar pada mutu bubuk tetap baik dan
mempunyai daya simpan yang lama. proses pengeringan atau
penggorengan akan terisi secara otomatis melalui conveyor. Proses
pengeringan selama 30 menit, kapasitas mesin penggorengan sebesar 100
kg. Ciri ciri bubuk yang sudah mengering atau matang pada partikel
partikelnya sudah agak mengeras, apabila bubuk diambil atau di genggam
dan di remas maka bubuk menjadi halus. Pada proses ini kadar air daun
teh giling akan turun menjadi 2,5-4% selama proses pengeringan.

32
Gambar 4.14 Mesin pengeringan
4.2.14 Sortasi bubuk teh
Sortasi merupakan proses pemisahan jenis teh berdasarkan ukuran
partikel, serta tulang dan fraksi daun, berat jenis, dan mereduksi ukuran
partikel teh yang sesuai dengan standard. Karena, teh yang berasal dari
pengeringan ternyata masih heterogen atau masih tercampur daun, baik
bentuk maupun ukurannya. Teh juga masih mengandung debu, tangkai
daun, dan kotoran yang nantinya akan berpengaruh terhadap mutu jenis
teh.
Pada mesin sortasi berfungsi untuk memperoleh teh hitam yang
seragam dan baik ukurannya, bentuknya, maupun beratnya proses sortasi
terdapat 3 macam grade yaitu, Grade 1, Grade II dan Grade III. Pada
Grade I adalah teh yang memiliki mutu teh terbaik. PTPN VII Unit
Pagaralam memproduksi jenis teh CTC adalah PFI, FANN, DUST I,
FNGS, BP 1, PD I, DUST IL, BMC.
Pada sortasi memiliki dua tipe mesin yaitu JSSFE dan TSFE. Tahap
selanjutnya teh akan masuk kedalam mesin TSFE untuk memisahkan
berdasarkan mutu, teh yang masuk pada mesin JSSFE akan di pisahkan
meniadi mutu I dan mutu II. Mutu I merupakan output yang lolos dari
mesin JSSFE 2 sedangkan mutu I merupakan output yang keluar pada
saluran samping. Setelah itu dimasukkan dalam Tea Bin (peti miring),
fungsi sebagai penyimpanan sementara untuk menunggu bubuk the
terkumpul dan siap dikemas.

33
Gambar 4.15 sortasi bubuk teh

4.2.15 Pengemasan
Sebelum melanjutkan ke tahapan pengemasan itu biasanya di lakukan
tea tasting terlebih dahulu untuk mengetahui aroma dan cita rasa suatu teh
masuk ke jenis sifat-sifat teh. Tea tasting merupakan sebagai tempat
penilaian teh dan informasi jika terhadap penyimpangan-penyimpangan
dalam pengolahan teh yang nantinya akan di perjual belikan, sehingga
tindakan tindakan untuk perbaikan di pengolahan dengan segera dapat
dilakukan. Untuk jenis teh hitam CTC dilakukan pengujian dengan cara
menyeduh setiap jenis teh pada gelas porselin dengan air seduhan bersuhu
100°C selama 6 menit dengan bantuan stopwatch pada ruang tea testing.
Jika tidak menggunakan wadah porselin, akan mempengaruhi rasa teh itu
sendiri, dan cahaya sangat diperlukan karena agar dapat melihat kejelasan
warna dalam teh yang diseduh maupun tidak. Adapun sifat-sifat yang
diperhatikan saat mencicipi teh adalah sebagai berikut:
A. Black Blacklish
Teh black merupakah teh yang memiliki warna hitam atau
kehitaman dan umumnya, teh tersebut menunjukkan sifat-sifat teh
yang baik. Jika pengolahannya tidak memenuhi standar atau tidak
baik akan menunjukkan kurangnya warna hitam pada teh tersebut.
B. Bold Coarse
Teh bold menunjukkan ukurannya sedikit besar jika dibandingkan
dengan teh standard sortasi.

C. Brow/Brownish

34
Teh brownish merupakan teh yang berwarna kecokelatan, teh ini
menunjukkan berwarna cokelat dikarenakan adanya kesalahan-
kesalahan pada pelayuan, puck terdapat tekstur kasar, suhu terlalu
tinggi pada ruang penggilingan atau fermentasi dan pada sortasi
kering terlalu dipress.
D. Clean
Teh clean merupakan teh yang sangat bersih seperti tidak
mengandung fiber atau tulang, pada jenis teh dikenal dengan nama
DUST (Grainy dust).
E. Curly
Teh curly merupakan teh yang dipakai untuk menilai teh daun (leaf
teas), pada teh in bila semakin pekat warna teh maka kualitas teh
tersebut semakin bagus. Pada bagian teh tester jenis teh ini dibagi
menjadi dua yaitu broken dan small dan kedua jenis teh tersebut
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Selanjutnya
sesudah melakukan tea tasting masuk ke tahap berikutnya yaitu
pengemasan.
Pengemasan sangatlah penting untuk mutu teh yang
berfungsi untuk menjaga keamanan suatu produk baik dalam
proses penyimpanan sampai distribusi ke konsumen. Pengepakan
nama pengemasan pada PT Perkebunan Nusantara 1 Regional VII,
Pengepakan yaitu proses penuangan bubuk teh dalam Tea Bin (peti
miring) yang berbeda beda jenisnya, pada Tea Bin (peti miring)
terhubung dengan conveyor pada bagian bawah Tea Bin (peti
miring) dan saat dibuka maka teh yang dibuka sesuai dengan
jenisnya akan keluar menuju ke mesin conveyor, mesin conveyor
terhubung ke rang pengepakan dan berjalan secara otomatis
membawa bubuk masuk kedalam mesin blend. Mesin blend untuk
membuat bubuk agar tidak begumpal saat pengemasan, selanjutnya
berjalan menuju gentong pengepakan dan dimasukkan kedalam
paper sack.

35
Setelah teh dimasukkan pada papersack maka akan
ditimbang sesuai dengan berat pada jenis teh masing-masing, jika
sudah dimasukkan ke dalam paper sack langkah selanjutnya
diletakkan pada mesin vibrator untuk meratakan bubuk pada paper
sack, paper sack dipress. Pengepakan teru dilakukan sampai
mencukupi chop, chop adalah satuan dari partai pengepakan dan
ukuran chop merupakan satuan per sack. Pada I chop terdapat 20
sack.

Gambar 4.16

36
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulan yang dapat di ambil yaitu
berdasarkan kegiatan di atas dari proses pembuatan teh CTC untuk
mengetahui bahan baku sampai dengan produk jadi yaitu mulai dari
bahan baku, pelayuan, penggilingan, pengeringan, sortasi,
pengemasan dan tea tasting.
5.2 Saran
PT Perkebunan Nusantara 1 Regional VII Kebun Pagaralam telah
berupaya untuk mendapatkan kualitas teh yang terbaik, dan tetap
menjaga kualitas produk teh agar tetap diminati pasar dunia.
Adapun penulis memberikan saran untuk meningkatkan alat dan
komponen proses sortasi sehingga kapasitas dalam pengolahan teh
hitam CTC dapat bertambah dan lebih efesien. Perbaikan pada
corong dan plat penahan sehingga teh yang disortasi tidak
tercampur kembali dengan fiber dan tulangan daun teh yang telah
dipisahkan, serta pembersihan dan perawatan pada alat-alat sortasi
agar kualitas teh tetap terjaga.

37
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, F. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Pemanenan Teh
(Camellia sinensis) pada Perkebunan Teh di PTPN Unit Bah Butong.
[skripsi] Medan: Politeknik Pembangunan Pertanian Medan.

Ginanjar, B., Budiman, M.A., dan Trimo, L.(2019). Usaha tani Tanaman Teh
Rakyat (Camellia Sinensis) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Mulus
Rahayu, di Desa Mekartani, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat).Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH,
6(1):168-182.

Liem, J. L. Dan Herawati, M. M. (2021) “Pengaruh Umur Daun Teh Dan Waktu
Oksidasi Enzimatis Terhadap Kandungan Total Flavonoid Pada Teh Hitam
(Camellia Sinesis),” Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal Of
Agricultural Engineering), 10(1), Hal. 41–48.

Nugraheni, Maruti. (2011). Analisis Kelayakan Usahatani Teh Rakyat Di Desa


Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten Batang.

Siringoringo, Freddy Hotmaruli Tua, Zulkifli Lubis, dan Rona J. Nainggolan.


2012. Studi Pembuatan Teh Daun Kopi. J. Rekasaya Pangan dan Pertanian,
Vol. 1 No.1 : 1-5.

Sugiarto, M. 2013. Perencanaan Unit Pengawasan Mutu pada Pabrik Pengolahan


Teh Hitam CTC dengan Kapasitas Bahan Baku 14 Ton per Hari. [skripsi]
Surabaya: Univeristas Katolik Mandala Surabaya

Sutejo, A., Mardjan, S, S., Hermawan, W., dan Desrial. 2018. Kinerja Mesin
Pemisah Potongan Tangkai dan Daun Teh. Jurnal Teknik Pertanian
Lampung, 7(3): 160-167.

Thanoza, H., D. Silsia, Z. Efendi. 2016. Pengaruh Kualitas Pucuk dan Persentase
Layu terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Teh CTC (Crushing Tearing
Curling). J. Agroindustri. 6(1):42-50.

38
Permatasari, N. O. (2017) “Pengendalian Mutu Bahan Baku Teh Hitam Di Pt.
Perkebunan Nusantara Ix, Kebun Kaligua Paguyangan Brebes Jawa
Tengah.”

39
LAMPIRAN 1

ALAMAT LENGKAP KANTOR PERUSAHAAN

BIODATA PERUSAHAAN/PABRIK

1. Nama Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara VII Unit


: Pagaralam
2. Alamat Lereng Gunung Dempo
:
3. Desa/Kelurahan Gunung Dempo
:
4. Kecamatan Pagaralam Selatan
:
5. Kabupaten Kota/Negara Kota Pagaralam
:
6. Provinsi Sumatera Selatan
:
7. Ibu Kota Palembang
:
8. Kantor Pusat PTPN VII Bandar Lampung
:
9. Kondisi Tophografi Relatif Lereng dan Bergelombang
:
10. Ketinggian Tempat Area 950-1.450 Mdpl
Kebun :
11. Jenis Tanah Andosol
:
12. Kelembapan Udara 60%-70%
:
13. Suhu Udara 15οC-26οC
:
14. Curah Hujan 2.500-3.000mm
:
15. Email Wbs.ptpn7@gmail.com
:
16. Telepon/Sms 0811-7873-777
17. Faksimili 0721-7073-353
18. Website Wbs.ptpn7.com

40
LAMPIRAN 3

FOTO-FOTO KEGIATAN

Foto 2. Pemupukan Foto 3. Wheding Foto 4.


Foto 1. akar Wheding
chemis
Pemupukan daun manual

41
Foto 5. Foto 6. Pemetikan Foto 7. Foto 8. Sortasi
pemangkasan pucuk teh pengangkutan pucuk

Foto 9. Analisis Foto 10. Foto 11. Muatan Foto 12. Bahan
pucuk Penimbangan angkut bakar

Foto 13. Foto 14. sortasi Foto 15. Ruangan Foto 16.
Pengolahan CTC mingguan CTC pengemasan CTC Pengolahan
bagian sortasi green tea bagian
bubuk sortasi bubuk

42
Foto 17. Foto 18. Standar Foto 19. Peta unit
Pengawasan pemetikan pucuk pagar alam
suhu temperatur teh

43

Anda mungkin juga menyukai