Oleh:
Ranti Rahayu
NPM: 202104021
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROSES PEMBUATAN TEH CTC (CRUSHING, TEARING, CURLING) DI
PT PERKEBUNAN NUSANTARA 1 REGIONAL VII DI UNIT PAGAR
ALAM, KELURAHAN GUNUNG DEMPO, KECAMATAN PAGAR
ALAM SELATAN, KABUPATEN KOTA PAGAR ALAM, PROVINSI
SUMATRA SELATAN
Oleh:
Nama : Ranti Rahayu
NPM : 202104021
Regi Fernandez,S.Pd.,M.P
NIDN: 0201097901
ii
RINGKASAN
Teh CTC(Crushing, Tearing, Curling) adalah jenis teh hitam yang berbentuk
granu. Teh merupakan salah satu olahan minuman yang berasal dari pucuk teh
daun muda pada tanaman teh tersebut. Teh CTC atau di kenal dengan teh hitam
kenapa teh hitam CTC karena di dalam pengolahan teh hitam ini terdapat dua
pengolahan yaitu teh hitam CTC dan teh hitam Orthodox. Tetapi yang di olah saat
ini yaitu teh hitam CTC karena pada teh hitam CTC memiliki harga jual tinggi
dan banyak peminatnya di pasaran sedangkan teh hitam orthodox tidak di
produksi lagi karena harga pokok pembuatan teh Orthodox lebih mahal dari pada
nilai jualnya. Proses pembuatan teh hitam CTC ini mampu menghasilkan produk
teh yang berkulitas tinggi dengan memiliki aroma khas teh dan rasa yang kuat
serta nilai jual yang tinggi dan memiliki warna air yang pekat serta memiliki
tinggkat antioksidan yang tinggi. Tujuan magang ini adalah untuk mengetahui
proses pengolahan dari teh hitam CTC baik itu dari penerimaan bahan baku,
pelayuan penggilingan, giling CTC, fermentasi, pengeringan, sortasi, pengemasan
dan tea testing.
Kesimpulan yang dapat di ambil yaitu berdasarkan kegiatan di atas dari proses
pembuatan teh CTC yaitu mulai dari bahan baku, pelayuan, penggilingan,
pengeringan, sortasi,pengemasan dan tea tasting.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang yang
merupakan program kurikuler yang dilaksanakan mahasiswa Program S-1
Program Studi Sains Perkopian Fakultas Pertanian Universitas Pat Petulai.
Laporan PKL ini berjudul “PROSES PEMBUATAN TEH CTC
(CRUSHING, TEARING, CURLING) DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA 1
REGIONAL VII DI UNIT PAGAR ALAM, KELURAHAN GUNUNG DEMPO,
KECEMATAN PAGAR ALAM SELATAN, KABUPATEN KOTA PAGAR
ALAM, PROVINSI SUMATRA SELATAN” disusun sebagai hasil pelaksanaan
PKL mulai dari tanggal 19 Februari s/d 29 Maret 2024 di PT. Perkebunan
Nusantara 1 Regional VII di Unit Pagar Alam, Kelurahan Gunung
Dempo,Kecematan Pagar Alam, Provinsi Sumatra Selatan.
Penulis laporan ini dimaksudkan guna untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam melaksanakan magang di PT Perkebunan Nusantara 1
Regional VII. Magang ini merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa S1
Program Studi Sains Perkopian, Fakultas Pertanian, Universitas Pat Petulai.
Magang yang akan dilakukan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman
bagi para mahasiswa bagaimana proses pemecahan masalah yang dihadapi,
selain itu juga bermanfaat untuk membentuk kepribadian mahasiswa sebagai
pembangunan di bidang pertanian terutama bidang perkopian dengan
wawasan berfikir yang semakin luas.
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA INSTANSI/ PERUSAHAAN
1. Bapak Ir.Adnan M.Si selaku Plt. Dekan Fakultas Pertanian yang telah
mendukung dan mengizinkan mahasiswa/mahasiswi untuk
melaksanakan kegiatan magang.
2. Bapak Regi Fernandez, S.Pd., M.P selaku Kaprodi Sains Perkopian
yang sudah memberikan bimbingan, arahan, nasehat, saran yang
berharga, dan waktunya sehingga terselesainya magang beserta laporan
magang ini.
3. Ibu kami ibu Venti Novita Sari, S.P., M.P selaku dosen pembimbing
yang membimbing kami sehingga sampai ketujuan serta memberikan
masukan, arahan, dan bimbingan yang baik bagi penulis yang sehingga
dapat menyelesaikan laporan magang dengan baik.
4. PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VII di Unit Pagar Alam,
Kelurahan Gunung Dempo, Kecematan Pagar Alam, Provinsi Sumatra
Selatan. Penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
untuk bapak Eddi Mulyadi selaku manajer dan ibu serta kakak-kakak
yang ada di PT.Perkebunan Nusantara 1 Regional VII yang telah
memberi izin dan membantu atas kelancaran dan arahan bagi penulis
dalam melaksanakan praktek kerja lapangan ini atau magang.
5. Bapak silvana yoga, selaku Asisten Kepala Tanaman yang sudah
membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
magang ini dengan baik.
6. Bapak Supriyadi, ST selaku Asisten Teknik di bagian pengolahan dan
lapangan yang sudah meluangkan waktunya untuk membimbing kami
dan arahan serta masukannya yang baik bagi kami di bagian pabrik
7. Penulis berterima kasih sebesar-besarnya untuk Bapak dan Ibu
pembimbing lapangan di PTPN 1Regional VII yang sudah membantu
kami dan membimbing kami sehingga kami mengerti kalau dalam
dunia kerja itu seperti itu rasanya dan juga kami mengerti bahwa setiap
dunia kerja di bagian perkebunan /pertanian harus memiliki 3 hal
dalam diri yang tidak lepas dalam dunia kerja yaitu kosentrasi, Dosis
dan norma kerja di dalam diri seorang pekerja.
vi
8. Serta tak lupa pula berterima kasih kepada yang tercinta yaitu kedua
orang tua kami yang selalu memanjatkan doa serta kasih sayang yang
tiada tara di setiap langkah kami.
9. Penulis mengucapkan berterima kasih kepada yang tercinta Dheni
Prandesco sudah mengsupport, menemani, di setiap langkah sehingga
sampai ke tahap akhir menyelesaikan magang dengan lancar.
10. Serta tak luput dari kesalahan sebagai umat manusia yang di ciptakan
oleh Allah SWT penulis mengucapkan berterimakasi telah
memudahkan dan melancarkan kegiatan selama magang dan memohon
ampun jika terjadi kesalahan langkah baik sengaja maupun tidak
sengaja.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
RINGKASAN........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Secara Umum............................................................................2
1.2.2 Tujuan Secara Khusus...........................................................................3
1.3 Manfaat......................................................................................................3
viii
2.2 Tahapan Pelaksanaan...............................................................................15
2.3 Mekanisme Pelaksanaan..........................................................................16
BAB V PENUTUP................................................................................................36
5.1 Kesimpulan..............................................................................................36
5.2 Saran........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................37
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 2 Visi dan Misi dari PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam......6
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PKL (Praktek Kerja Lapangan) merupakan bentuk studi yang
mengimplementasikan kegiatan akademik dalam bentuk pembelajaran
mahasiswa untuk meningkatkan kreatif dan cara berpikir di dunia kerja
sebagai tenaga kerja. PKL ini merupakan mata kuliah yang bersifat wajib
bagi mahasiswa di bangku kuliah teruntuk mahasiswa semester VI
Fakultas Pertanian. Kegiatan PKL ini kegiatan yang wajib di tempuh oleh
mahasiswa S1 Sains Perkopian Fakultas Pertanian Universitas Pat Petulai.
Dalam hal ini mahasiswa di harapkan bisa mengasah keterampilannya di
dalam dunia kerja untuk mendapatkan pengalaman, pengetahuan, serta
pengalaman dalam dunia kerja.
Kota Pagar Alam adalah kota di Provinsi Sumatra Selatan, Kota
Pagar Alam terbentuk berdasarkan Udang-Undang pada tahun 2001
sebelum jadi Kota Pagar Alam daerah ini termasuk kota administratif
masih termasuk dalam lingkungan Kabupaten Lahat. Kota ini memiliki
pabrik teh yang awal namanya PTPN VII sekarang di ganti menjadi
PTPN 1 Regional VII dan pabrik teh ini terletak pada kawasan Gunung
Dempo.
PTPN VII ini terletak pada Gunung Dempo dengan luas seluruh
areal yaitu 1.782 Ha dengan areal produktif 1.522 Ha dengan terbagi
beberapa afdeling yaitu afdeling 1 berjumlah 306,42 Ha, afdeling II yaitu
309,30 Ha, afdeling III yaitu 297,73 Ha, afdeling IV yaitu 289,98 Ha dan
terakhir afdeling V sekitar 319,24 Ha. Tanaman teh (Camellia Sinensis L.)
merupakan tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomis tinggi di
indonesia sebagai sumber pendapatan para petani teh serta sebagai
lapangan kerja dan komuditas ekspor penghasil devisa negara. Teh
terbuat dari pucuk daun tanaman teh (Camellia Sinensis L.) melalui
proses pengolahan tertentu (Ginanjar et al.,2019).
1
Teh merupakan minuman yang mengandung kafein, yang diperoleh
dengan menyeduh daun atau pucuk daun dari tanaman Camellia Sinensis
menggunakan air panas (Siringoringo et al., 2012).
Teh terbuat dari pucuk daun tanaman teh ( Camellia Sinensis L ) melalui
proses pengolahan. Proses pengolahan teh dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
teh hijau (Green tea), teh hitam CTC(Crushing, Tearing, Curling) dan teh hitam
orthodoks. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling banyak di produksi di
indoneesia, dimana di indonesia sendiri merupakan pengekspor teh hiam ke-5
terbesar di dunia (Ginanjar et al.,2019). Daun teh juga banyyak mengandung
beberapa zat kimia yang berupa bahan polifenol, senyawa aromatis, dan enzim.
Sehingga dari penjelasan diatas dan dari judul yang diambil itu bertujuan
untuk mengetahui proses, cara ataupun tahap-tahapan dari pembuatan teh karena
dari penjelasannya bahwa teh CTC merupakan teh pilihan dan kualitas pucuk teh
yang baik Sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang khas. Dengan
mempelajari proses dari pembuatan teh CTC ini agar bisa mengetahui tahap-
tahapan pembuatan tehnya sehingga bisa saya terapkan cara pembuatan teh dari
daun kopi dengan jurusan yang saya ambil yaitu jurusan sains perkopian. Di dunia
kerja untuk memecahkan masalah yang ada serta solusi yang membangun
perusahaan yang kita tempati.
1.2 Tujuan
Kegiatan PKL terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus sebagai
berikut:
1.2.1 Tujuan Secara Umum
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami hubungan antara
aplikasi yang ada di perusahaan dengan teori dan praktek yang
telah di pelajari di bangku kuliah khususnya yang berhubungan
dengan pertanian, disini untuk menambahkah ilmu dan mengerti
di dalam dunia kerja setiap mahasiswa juga harus bisa
2
memecahkan masalah yang ada di perusahaan dan kondisi di
lapangan.
3
BAB II
4
dan wilayah operasinya itu meliputi beberapa Provinsi yaitu Sumatera
Selatan, Bengkulu, Lampung. Wilayah Sumatra Selatan terdapat unit
dengan beberapa komuditi Perkebunan Nusantara VII di bentuk
berdasarkan peraturan Pemerintah No 12 tahun 1996 pada tanggal 14
Februari 1996.
PT. Perkebunan Nusantara VII atau biasa disebut dengan PTPN 1
Regional VII yang didirikan pada tahun 1929 oleh perusahaan Belanda
yaitu NV. Landbouw Maata Chapij dan di dalam perkembangan dapat di
gambarkan sebagai berikut:
5
Perkebunan Nusantara
2018-2021 Dikelola oleh PTP. Nusantara VII bekerja sama
dengan PT. KABEPE CHAKRA dibawah holding
Perkebunan Nusantara
2021-2023 Dikelolah oleh PTP Nusantara VII
2024-sekarang Dikelolah oleh PTP. Nusantara I Regional VII
Tabel 2. 2 Visi dan Misi dari PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam
VISI MISI
Menjadi Perusahaan Agribisnis Mewujudkan grup usaha berbasis
Nasional yang unggul dan sumber daya perkebunan yang
berdaya saing kelas dunia serta terintegrasi dan bersinergi dalam
berkontribusi secara memberi nilai tambah (value
berkesinambungan bagi kemajuan creation) bagi stakeholder dengan:
bangsa Menghasilkan Produk yang
berkualitas tinggi bagi
pelanggan
6
Membentuk kapasitas
proses kerja yang unggul
(operational excellence)
melalui perbaikan dan
inovasi berkelanjutan
dengan tata kelola
perusahaan yang baik
Mengembangkan organisasi
dan budaya yang prima
serta SDM yang kompeten
dan sejahtera dalam
merealisasikan potensi
setiap insani
Melakukan optimalisasi
pemanfaatan aset untuk
memberikan imbalan hasil
terbaik
Turut serta dalam
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan menjaga
kelestarian lingkungan
untuk kebaikan generasi
masa depan
7
Tabel 2. 3 Bagian dan Tugas Pelaksanaan Pekerja di PTPN VII
NO BAGIAN TUGAS
1. Kebun Mengusahakan produksi pucuk teh
seoptimal mungkin sehingga kebutuhan
baku teh terpenuhi.
2. Pabrik Mengelolah hasil produksi dari kebun
menjadi teh siap jual sesuai dengan
petunjuk dari konsumen atau kebutuhan
pasar.
3. Kantor Melaksanakan pekerjaan administrasi dan
masalah perkantoran lainnya sebagai
bagian dari kegiatan dari suatu usaha
dalam perusahaan.
NO NAMA BAGIAN
1 Ir.Edi Mulyadi Manajer KSO (Kerja Sama
8
Operasi)
2 Silvana Yoga S.P Askep (Asisten Kepala)
Tanaman
3 Rican Danang A.I.Tobing, Asisten Administrasi Keuangan
S.E dan Umum
4 Agung Tri M, S.T Maskep (Masinis Kepala) Teknik
Pengolahan ( Tekpol)
5 Supriyadi, S.T Asisten Teknik
6 Dikie Prihanto, S.T Asisten Pengolahan
7 Sekar Pertiwi Asisten Afdeling I
8 Seaful Rahmat Asisten Afdeling II
9 Windy Oktaviani Asisten Afdeling III
10 - Asisten Afdeling IV
11 Ngadino Asisten Afdeling V
9
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
2.3 Sistem Manajemen Produksi
Sistem manajemen produksi adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian kegiatan. Ruang lingkup
manajemen produksi pertanian meliputi:
2.3.1 Perencanaan Produksi Pertanian
Perencanaan produksi pertanian disini dibagi menjadi 4 yaitu:
a) Pemilihan Komuditas Pertanian
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pagar Alam merupakan salah
satu perkebunan teh di indonesia. Hal ini dikarenakan komoditi
teh secara teori budidaya teh dapat di budidayakan di dataran
tinggi dimana wilayah pagar alam ini cocok untuk tamanan
tersebut dengan ketinggian yang dimiliki 1520 Mdpl yang artinya
pagar alam ini sangat cocok untuk menjadi daerah produksi
tanaman teh.
b) Pemilihan Lokasi Produksi Pertanian dan Penempatan Fasilitas
Lokasi
PT. Perkebunan Nusantara VII ini terletak di Kota Pagar Alam,
Sumatera Selatan. Secara administratif lokasi PT. Perkebunan
Nusantara VII Unit Pagar Alam berada di Kelurahan Gunung
Dempo Kecematan Pagar Alam Selatan, Kota Pagar Alam,
Provinsi Sumatera Selatan. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan
Gunung Dempo yaitu:
Sebelah Barat berbatasan dengan Hutan Lindung Bukit
Dingin Gunung Dempo.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Agung
Lawang.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pagar
Wangi, Bumi Agung.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Dempo
Makmur.
10
Sedangkan lokasi PT. Perkebunan Nusantara VII berada di
Kelurahan Gunung Dempo Kecematan Pagar Alam Selatan dengan
jarak 9 km dari Kota Pagar Alam, 69 km Kota Lahat, 300 km Kota
Palembang, 600 km Kantor PTPN VII Bandar Lampung.
11
laki-laki dan perempuan dan jadwal kegiatan yang
akan berlangsung selama sebulan tersebut.
Rencana Kegiatan Harian (RKH) merupakan penjaaran
dari rencana kerja bulanan. Rencana kerja harian ini di
buat oleh masing-masing mandor afdiling sesuai
dengan tugas masing-masing.
2.3.2 Pengorganisasian Input-Input dan Sarana Produksi Pertanian
Organisasi merupakan fungsi penting dalam hal mengelompokkan
pekerja yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama.
Organisasi dalam bekerja sangat penting untuk di laksanakan sehingga
pekerja dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang di
miliki.
Input-input produksi beserta sarana yang telah di buat berdasarkan RKAP
seperti, pengadaan pupuk, herbisida dan lain-lain. Input-input tersebut
akan di simpan di gudang yang akan di kirimkan ke setiap afdeling sesuai
jadwal kegiatannya.
12
Evaluasi ini di lakukan secara administratif yang di tuangkan dalam
laporan yang terdiri dari laporan bulanan, harian maupun laporan
realisasinya untuk semua kegiatan. Disini di terangkan juga keputusan
yang dapat di ambil guna untuk mengatasi hal yang tidak di inginkan di
sini adapun isi laporan tersebut yaitu:
Laporan Harian merupakan pembuatan laporan ini mencantumkan
jumlah Tenaga Kerja (TK) yang digunakan dan hasil pekerjaan saat
kegiatan hari itu berlangsung. Laporan ini di isi oleh para mandor
dan krani afdeling berdasarkan petunjuk asisten afdeling.
Laporan bulanan merupakan rekapan selama satu bulan kerja dari
laporan harian, prestasi kerja dalam satu bulan. Laporan bulanan
ini membahas hal-hal yang menyebabkan biaya lebih tinggi dari
anggaran, ouput yang rendah, pemakaian bahan dan masalah
lainnya.
Sistem manajemen produkksi pada PT. Perkebunan Nusantara I
Regional VII Unit Pagar Alam yaitu dibagian pemasaran dan strategi
pemasarannya.
1. Stategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang di lakukan di PT.Perkebunan Nusantara I
Regional VII ada 2 strategi yaitu:
a. Lelang
Untuk lelang disini PT.Perkebunan Nusantara I Regional VII
melakukan pengiriman produk teh ke gudang induk Musi Landas.
b. Kontrak
Untuk kontrak disini PT. Perkebunan Nusantara I Regional VII
melakukan sistim kontrak dengan PT. Sarana Cipta Mandiri
(SCM), PT. Puta Teh Indonesia, PT. KB Cakra.
PT. Sarana Cipta Mandiri (SCM) itu sistem kontraknya dari
tahun 2023 sampai sekarang dengan jumlah 78 ton setiap
tahunnya.
13
PT. Puta Teh Indonesia itu sistim kontraknya dari tahun
2023 sampai sekarang dengan jumlah produk 15 ton per
bulannya.
PT. KB Cakra pada Perusahaan ini sistim kontraknya tidak
menetap melainkan tergantung selera dari perusahaan dan
produk yang di minta juga berbeda pada tahun 2023 sampai
sekarang dan untuk tahun 2023 itu jumlah produknya 30
ton akan tetapi untuk tahun 2024 itu di minta produknya
sekitar 50 ton produk teh untuk teh disini yaitu Teh Hijau/
Greantea dan Teh CTC(Crushing, Tearing, Curling).
14
5 Wheding Manual 25 orang perempuan dan 07.00-13.00
laki-laki
15
BAB III
METODE MAGANG
2.1 Waktu dan Tempat
Magang bertempatan di PT. Perkebunan Nusantara 1 Regional VII di Unit
Pagar Alam, Kelurahan Gunung Dempo, Kecematan Pagar Alam, Provinsi
Sumatra Selatan.Kegiatan magang ini dilaksanakan selama lebih kurang 40
hari kerja sesuai dengan hari kerja. Pada tanggal 19 februari – 26 maret itu
selama kegiatan kerja dalam 1 minggu membuat laporan dan di presentasikan
pada tanggal 26 yang di tentukan dan yang di lakukan pada bulan Februari
sampai April 2024.
2.2 Tahapan Pelaksanaan
Berdasarkan judul laporan PKL yaitu “Proses Pembuatan Teh CTC (Crushing,
Tearing, Curling) di PT Perkebunan Nusantara 1 Regional VII di Unit
Pagaralam, Kelurahan Gunung Dempo, Kecamatan Pagaralam Selatan,
Kabupaten Kota Pagaralam, Provinsi Sumatra Selatan” ada beberapa tahapan
kegiatan yang berguna untuk memahami judul tersebut dan waktu kegiatannya
sebagai berikut:
1. Pemetikan pucuk teh dan Jenis pucuk teh yang masuk ke golongan teh
CTC
2. Analisis Pucuk
3. Sortasi pucuk
4. Penimbangan
5. Pucuk teh di angkut dari lahan menuju pabrik
6. Penerimaan bahan baku
7. Masuk ke tahap pengolahan teh CTC
8. Pengemasan
16
2.3 Mekanisme Pelaksanaan
1. Pemetikan pucuk teh dan Jenis pucuk teh yang masuk ke golongan teh
CTC
Pemetikan di lakukan dengan mengunakan mesin elektrik.
Pemetikan merupakan kegiatan pengambilan atau pemungutan bagian
tanaman teh berupa pucuk teh yang sudah sesuai dengan syarat
pemetikan.
JENIS
N PUCUK GAMBAR PUCUK TEH
O TEH
1 P+1
17
2 P+2
3 P+3
4 B+1
5 B+2
6 B+3
18
muda 1 lembar), B+2(Burung dengan daun muda 2 lembar), B+3(Burung
dengan daun muda 3 lembar). Pemetikan teh merupakan pemungutan
hasil pucuk tanaman teh yang memenuhi syarat pengolahan. Pemetikan
juga berfungsi sebagai usaha membentuk kondisi tanaman agar mampu
memproduksi tinggi secara berkesinambungan ( Nugraheni,2011).
2. Analisis Pucuk
Analisa pucuk guna untuk mengetahui ancuk dan tasaksi produksi pucuk
dalam 1 pohon. Analisi pucuk merupakan cara yang di lakukan untuk
mengetahui ancuk dengan mengambil sampel 1 pohon tanaman teh dan
untuk mengetahui tasaksi produknya dalam satu pohon tanaman teh
tersebut. Adapun cara analisis pucuk di sini untuk mengetahui tasaksi dari
suatu pucuk dengan menggunakan rumus yaitu, S1 x berat pucuk/pohon x
lahan/ha x luas lahan/ha= hasil ancuk. Menurut Thanoza et al. (2016)
analisis pucuk merupakan parameter yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi sistem pemetikan, gilir petik, kinerja organisasi pemerikan
dan pengangkutan. Analisis pucuk digunakan sebagai dasar pemberian
premi pemetik dan mandor. Pucuk yang memenuhi syarat yaitu jika pada
tangkai daun muda dipatahkan akan berbunyi “tes”. Sedangkan pucuk
yang dikategorikan tidak memenuhi syarat adalah pucuk tua, lembaran
terkena hama penyakit, pucuk rusak, dan pakang atau ranting.
19
penimbangan, tempat penampungan pucuk harus dibersihkan dari ceceran
pucuk menggunakan sapu lidi. Penimbangan merupakan cara untuk
mengetahui berita atau jumlah dari pucuk teh tersebut dari setiap
afdelingnya.
20
5. Penerimaan bahan baku
Penerimaan bahan baku merupakan elemen terpenting dalam proses
produksi sebagai bahan baku yang akan di olah dari bahan mentah
menjadi bahan jadi.
21
Cara ini di lakukan dengan melakukan pengamatan dan peninjauan
secara langsung terhadap objek kegiatan yang di lakukan, produksi
lapangan, serta survei lokasi.
B. Wawancara
Wawancara di sini di lakukan dengan cara tanya jawab langsung
dengan mandor di sana serta karyawan yang ada untuk mempeloreh
informasi tentang objek yang di pelajari.
C. Praktek Kerja
Cara ini di lakukan dengan terjun langsung ke lokasi lapangan dan
bekerja membantu karyawan serta arahan yang ada saat bekerja
serta di awasi sama pembimbing yang ada di lapangan.
D. Dokumentasi
Dokumentasi ini di lakukan dengan cara mendokumentasikan
setiap kegiatan guna untuk mengumpulkan informasi, pengolahan
sesuai dengan hasil pengamatan, diskusi, serta pertanyaan dan
jawaban.
E. Studi Literatur
Cara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang kurang bisa
mencari di jurnal-jurnal atau literatur lainnya untuk mendapatkan
informasi lebih lanjut terhadap kegiatan-kegiatan yang di lakukan
pada saat magang.
22
BAB IV
PENGEMAS
SORTASI PENGERIN
AN
GAN
23
4.2 Pembahasan
Proses Pengolahan Teh CTC(Crushing, Tearing, Curling) terbagi menjadi
2 yaitu orthodok dan CTC(Crushing, Tearing, Curling). Proses pengolahan
CTC adalah dengan cara penggulungan dengan tingkat layu 67%-70%, adapun
sifat yang terkandung dalam teh CTC yaitu memiliki sifat cepat larut dalam
air, air seduhan yang berwarna merah tua dan rasanya lebih kuat. Tujuan dari
proses pengolahan daun teh adalah untuk mengubah kondisi fisik dari daun
menjadi bentuk granural secara terkendali sehingga memperoleh hasil olahan
berupa bubuk teh kering pada umumnya. Adapun tahapan-tahapan dari proses
pengolahan teh CTC sebagai berikut:
4.2.1 Bahan Baku
Proses penerimaan pucuk merupakan langkah awal dalam
Gam
pengolahan teh hitam menggunakan sistem CTC (Crushing, Tearing,
Curling). Kegiatan dalam proses ini dimulai dengan pengambilan pucuk
dari afdeling setelah dipetik pada jam 06.00 hingga 11.00 WIB. Pucuk teh
kemudian diangkut menggunakan truk pengangkutan menuju pabrik.
Bahan baku pada pucuk atau daun teh yang dipilih dan metode
pengolahannya sangat berpengaruh pada kualitas akhir teh hitam (Sutejo,
2018).
24
4.2.2 Timbangan
Pucuk teh kemudian diangkut menggunakan truk pengangkutan
menuju pabrik. Di jembatan timbang, truk pengangkutan ditimbang untuk
menentukan berat kotoran pucuk daun teh yang dihasilkan, dengan batas
maksimal 15.000 kg. Jika berat truk beserta tehnya adalah 14.000 kg,
penimbangan pucuk dilakukan kembali sebagai cross check untuk
memastikan akurasi penimbangan yang dilakukan di kebun.
Setelah itu, truk pengangkutan langsung menuju loading ramp yang
terletak di belakang pabrik untuk memindahkan semua pucuk teh ke
wadah withering trough. Semua pucuk teh segar yang telah dipindahkan
ke wadah withering trough kemudian diturunkan dan ditempatkan di
monorail untuk masuk ke stasiun pembeberan di dalam pabrik. Sebelum
pucuk teh dihamparkan di withering trough, dilakukan pengambilan
sampel sekitar 250 gram permandor petik untuk dilakukan analisis pucuk.
25
Gambar 4.4 Lokasi Loading Ramp
4.2.4 Monorail
Semua pucuk teh segar yang telah dipindahkan ke wadah withering
trough kemudian diturunkan dan ditempatkan di monorail untuk masuk ke
stasiun pembeberan di dalam pabrik. Sebelum pucuk teh dihamparkan di
G
withering trough, dilakukan pengambilan sampel sekitar 250 gram
permandor petik untuk dilakukan analisa pucuk.
26
Gambar 4.6 Analisa pucuk teh
4.2.6 Pelayuan
Pelayuan merupakan proses mengurangi kadar air pucuk teh segar
sehingga di peloreh pucuk layu yang memenuhi syarat untuk melanjutkan
ke proses selanjutnya. Persentase layu untuk pengolahan teh CTC adalah
68-70%. Presentase layu adalah perbandingan berat pucuk layu dengan
berat pucuk teh basah. Pelayuan dilakukan setiap pukul 11.00 WIB.
Selanjutnya, semua pucuk segar disebar di atas WT (Withering Through).
WT merupakan tempat di mana pelayuan dilakukan sehingga pucuk teh
layu. Total terdapat 68 WT dalam proses pengolahan ini. Setiap WT
memiliki luas sekitar 35,28 m2 dan mampu menampung pucuk daun segar
seberat 800 - 1200 kg per WT. WT yang digunakan dalam proses CTC
adalah dari nomor 54 hingga 68. Pelayuan adalah proses menguapnya air
yang terkandung dalam daun teh karena perbedaan tekanan antara air
dalam daun dan bagian permukaan daun teh. Pada proses pelayuan daun
teh kehilangan massa 30% hingga 38%. Kehilangan massa yang
disebabkan oleh penurunan massa ini dapat digunakan untuk menentukan
kelayuan daun teh yang secara kuantitatif dinyatakan dalam persentase
layu dan derajat layu. Persentase layu didefinisikan sebagai perbandingan
antara massa pucuk teh segar dengan massa layu (Thanoza et al., 2016).
27
Gambar 4.7 pelayuan pucuk teh
4.2.7 Turun Layu
proses turun layu yaitu proses pemindahan pucuk ke proses
28
seberat 140-150 kg per keranjang, dimasukkan ke mesin VGLS melalui
chutes dengan laju 14 kg per menit.
29
Gambar 4.10 Mesin Rotorvane
4.2.10 Roll CTC
Roll no 4 mesin CTC, digunakan untuk dilakukan pemeriksaan fisik
bubuk basah dengan cara menggenggam dan memerasnya, kriteria bubuk
basah yang baik adalah berwarna hijau, tidak mengeluarkan air saat
diperas, dan tidak lengket di telapak tangan.
4.2.11 Ghoogie
Bubuk basah yang memasuki Ghoogie akan mengalami gerakan
spiral sehingga membentuk granular, dilapisi oleh jus teh yang lengket,
dan serat akan menempel pada dinding Ghoogie. Dinding Ghoogie perlu
dibersihkan setiap 1 jam menggunakan garuk kayu untuk mencegah
30
fermentasi berlebihan (peningkatan kadar asam) yang mana bertujuan
untuk membilas dan memeras pucuk layu.
31
Gambar 4.13 Tahap Fermentasi
4.2.13 Pengeringan
Pengeringan atau penggorengan adalah mesin VFBD (Vibro Fluid
Bed Drayer) merupakan mesin yang mempunyai tipe alat pengering
dengan prinsip bubuk diapungkan pada suhu suatu ruangan terbuka
bersuhu 130°c sampai dengan 140° secara fluidized selama 22-25 menit.
Pengeringan atau penggorengan dilakukan agar dapat dapat menghentikan
reaksi oksidasi enzimatis, agar pada mutu bubuk tetap baik dan
mempunyai daya simpan yang lama. proses pengeringan atau
penggorengan akan terisi secara otomatis melalui conveyor. Proses
pengeringan selama 30 menit, kapasitas mesin penggorengan sebesar 100
kg. Ciri ciri bubuk yang sudah mengering atau matang pada partikel
partikelnya sudah agak mengeras, apabila bubuk diambil atau di genggam
dan di remas maka bubuk menjadi halus. Pada proses ini kadar air daun
teh giling akan turun menjadi 2,5-4% selama proses pengeringan.
32
Gambar 4.14 Mesin pengeringan
4.2.14 Sortasi bubuk teh
Sortasi merupakan proses pemisahan jenis teh berdasarkan ukuran
partikel, serta tulang dan fraksi daun, berat jenis, dan mereduksi ukuran
partikel teh yang sesuai dengan standard. Karena, teh yang berasal dari
pengeringan ternyata masih heterogen atau masih tercampur daun, baik
bentuk maupun ukurannya. Teh juga masih mengandung debu, tangkai
daun, dan kotoran yang nantinya akan berpengaruh terhadap mutu jenis
teh.
Pada mesin sortasi berfungsi untuk memperoleh teh hitam yang
seragam dan baik ukurannya, bentuknya, maupun beratnya proses sortasi
terdapat 3 macam grade yaitu, Grade 1, Grade II dan Grade III. Pada
Grade I adalah teh yang memiliki mutu teh terbaik. PTPN VII Unit
Pagaralam memproduksi jenis teh CTC adalah PFI, FANN, DUST I,
FNGS, BP 1, PD I, DUST IL, BMC.
Pada sortasi memiliki dua tipe mesin yaitu JSSFE dan TSFE. Tahap
selanjutnya teh akan masuk kedalam mesin TSFE untuk memisahkan
berdasarkan mutu, teh yang masuk pada mesin JSSFE akan di pisahkan
meniadi mutu I dan mutu II. Mutu I merupakan output yang lolos dari
mesin JSSFE 2 sedangkan mutu I merupakan output yang keluar pada
saluran samping. Setelah itu dimasukkan dalam Tea Bin (peti miring),
fungsi sebagai penyimpanan sementara untuk menunggu bubuk the
terkumpul dan siap dikemas.
33
Gambar 4.15 sortasi bubuk teh
4.2.15 Pengemasan
Sebelum melanjutkan ke tahapan pengemasan itu biasanya di lakukan
tea tasting terlebih dahulu untuk mengetahui aroma dan cita rasa suatu teh
masuk ke jenis sifat-sifat teh. Tea tasting merupakan sebagai tempat
penilaian teh dan informasi jika terhadap penyimpangan-penyimpangan
dalam pengolahan teh yang nantinya akan di perjual belikan, sehingga
tindakan tindakan untuk perbaikan di pengolahan dengan segera dapat
dilakukan. Untuk jenis teh hitam CTC dilakukan pengujian dengan cara
menyeduh setiap jenis teh pada gelas porselin dengan air seduhan bersuhu
100°C selama 6 menit dengan bantuan stopwatch pada ruang tea testing.
Jika tidak menggunakan wadah porselin, akan mempengaruhi rasa teh itu
sendiri, dan cahaya sangat diperlukan karena agar dapat melihat kejelasan
warna dalam teh yang diseduh maupun tidak. Adapun sifat-sifat yang
diperhatikan saat mencicipi teh adalah sebagai berikut:
A. Black Blacklish
Teh black merupakah teh yang memiliki warna hitam atau
kehitaman dan umumnya, teh tersebut menunjukkan sifat-sifat teh
yang baik. Jika pengolahannya tidak memenuhi standar atau tidak
baik akan menunjukkan kurangnya warna hitam pada teh tersebut.
B. Bold Coarse
Teh bold menunjukkan ukurannya sedikit besar jika dibandingkan
dengan teh standard sortasi.
C. Brow/Brownish
34
Teh brownish merupakan teh yang berwarna kecokelatan, teh ini
menunjukkan berwarna cokelat dikarenakan adanya kesalahan-
kesalahan pada pelayuan, puck terdapat tekstur kasar, suhu terlalu
tinggi pada ruang penggilingan atau fermentasi dan pada sortasi
kering terlalu dipress.
D. Clean
Teh clean merupakan teh yang sangat bersih seperti tidak
mengandung fiber atau tulang, pada jenis teh dikenal dengan nama
DUST (Grainy dust).
E. Curly
Teh curly merupakan teh yang dipakai untuk menilai teh daun (leaf
teas), pada teh in bila semakin pekat warna teh maka kualitas teh
tersebut semakin bagus. Pada bagian teh tester jenis teh ini dibagi
menjadi dua yaitu broken dan small dan kedua jenis teh tersebut
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Selanjutnya
sesudah melakukan tea tasting masuk ke tahap berikutnya yaitu
pengemasan.
Pengemasan sangatlah penting untuk mutu teh yang
berfungsi untuk menjaga keamanan suatu produk baik dalam
proses penyimpanan sampai distribusi ke konsumen. Pengepakan
nama pengemasan pada PT Perkebunan Nusantara 1 Regional VII,
Pengepakan yaitu proses penuangan bubuk teh dalam Tea Bin (peti
miring) yang berbeda beda jenisnya, pada Tea Bin (peti miring)
terhubung dengan conveyor pada bagian bawah Tea Bin (peti
miring) dan saat dibuka maka teh yang dibuka sesuai dengan
jenisnya akan keluar menuju ke mesin conveyor, mesin conveyor
terhubung ke rang pengepakan dan berjalan secara otomatis
membawa bubuk masuk kedalam mesin blend. Mesin blend untuk
membuat bubuk agar tidak begumpal saat pengemasan, selanjutnya
berjalan menuju gentong pengepakan dan dimasukkan kedalam
paper sack.
35
Setelah teh dimasukkan pada papersack maka akan
ditimbang sesuai dengan berat pada jenis teh masing-masing, jika
sudah dimasukkan ke dalam paper sack langkah selanjutnya
diletakkan pada mesin vibrator untuk meratakan bubuk pada paper
sack, paper sack dipress. Pengepakan teru dilakukan sampai
mencukupi chop, chop adalah satuan dari partai pengepakan dan
ukuran chop merupakan satuan per sack. Pada I chop terdapat 20
sack.
Gambar 4.16
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulan yang dapat di ambil yaitu
berdasarkan kegiatan di atas dari proses pembuatan teh CTC untuk
mengetahui bahan baku sampai dengan produk jadi yaitu mulai dari
bahan baku, pelayuan, penggilingan, pengeringan, sortasi,
pengemasan dan tea tasting.
5.2 Saran
PT Perkebunan Nusantara 1 Regional VII Kebun Pagaralam telah
berupaya untuk mendapatkan kualitas teh yang terbaik, dan tetap
menjaga kualitas produk teh agar tetap diminati pasar dunia.
Adapun penulis memberikan saran untuk meningkatkan alat dan
komponen proses sortasi sehingga kapasitas dalam pengolahan teh
hitam CTC dapat bertambah dan lebih efesien. Perbaikan pada
corong dan plat penahan sehingga teh yang disortasi tidak
tercampur kembali dengan fiber dan tulangan daun teh yang telah
dipisahkan, serta pembersihan dan perawatan pada alat-alat sortasi
agar kualitas teh tetap terjaga.
37
DAFTAR PUSTAKA
Azhari, F. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Pemanenan Teh
(Camellia sinensis) pada Perkebunan Teh di PTPN Unit Bah Butong.
[skripsi] Medan: Politeknik Pembangunan Pertanian Medan.
Ginanjar, B., Budiman, M.A., dan Trimo, L.(2019). Usaha tani Tanaman Teh
Rakyat (Camellia Sinensis) (Studi Kasus pada Kelompok Tani Mulus
Rahayu, di Desa Mekartani, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat).Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH,
6(1):168-182.
Liem, J. L. Dan Herawati, M. M. (2021) “Pengaruh Umur Daun Teh Dan Waktu
Oksidasi Enzimatis Terhadap Kandungan Total Flavonoid Pada Teh Hitam
(Camellia Sinesis),” Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal Of
Agricultural Engineering), 10(1), Hal. 41–48.
Sutejo, A., Mardjan, S, S., Hermawan, W., dan Desrial. 2018. Kinerja Mesin
Pemisah Potongan Tangkai dan Daun Teh. Jurnal Teknik Pertanian
Lampung, 7(3): 160-167.
Thanoza, H., D. Silsia, Z. Efendi. 2016. Pengaruh Kualitas Pucuk dan Persentase
Layu terhadap Sifat Fisik dan Organoleptik Teh CTC (Crushing Tearing
Curling). J. Agroindustri. 6(1):42-50.
38
Permatasari, N. O. (2017) “Pengendalian Mutu Bahan Baku Teh Hitam Di Pt.
Perkebunan Nusantara Ix, Kebun Kaligua Paguyangan Brebes Jawa
Tengah.”
39
LAMPIRAN 1
BIODATA PERUSAHAAN/PABRIK
40
LAMPIRAN 3
FOTO-FOTO KEGIATAN
41
Foto 5. Foto 6. Pemetikan Foto 7. Foto 8. Sortasi
pemangkasan pucuk teh pengangkutan pucuk
Foto 9. Analisis Foto 10. Foto 11. Muatan Foto 12. Bahan
pucuk Penimbangan angkut bakar
Foto 13. Foto 14. sortasi Foto 15. Ruangan Foto 16.
Pengolahan CTC mingguan CTC pengemasan CTC Pengolahan
bagian sortasi green tea bagian
bubuk sortasi bubuk
42
Foto 17. Foto 18. Standar Foto 19. Peta unit
Pengawasan pemetikan pucuk pagar alam
suhu temperatur teh
43