OLEH :
Laporan magang ini telah disetujui oleh pembimbing akademik dan pembimbing institusi
sebagai salah satu syarat kegiatan Magang Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku ( UKIM ) Ambon.
Disetujui ,
Mengetahui,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas kasih dan
karunianya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat melaksanakan magang dan
penyusunan laporan magang di BTKL PP Kelas II Ambon Sesuai dengan waktu yang
ditentukan..
Laporan pelaksanaan Magang ini merupakan tuntutan dari seluruh rangkaian pelaksanaan
magang selama dua minggu kegiatan di lapangan. Pelaksanaan magang ini merupakan kegiatan
akademik wajib bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku.
Adapun instansi yang merupakan tempat magang dari penulis adalah Dinas Kesehatan Provinsi
Maluku.
Penyusunan laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan dan kerja sama dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kepada Tuhan Yesus yang selama ini telah menjaga dan melindungi,serta membantu
penulis baik selama kuliah maupun mengikuti praktek Magang.
2. Bpk Martahan. Sitorus, SKM., MPH sebagai kepala kantor BTKL-PP Kelas II Ambon
yang telah menerima dan mengizinkan kami melakukan kegiatan magang selama dua
minggu.
3. Bpk. B. Talarima, SKM., M.Kes sebagai Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
UKIM, yang selama ini banyak membantu dan memberikan arahan dan masukan
kepada penulis dalam menyelesaikan laporan Magang ini.
4. Bpk F. Adriaansz, SKM sebagai Kepala Surveilens Epidemologi dan Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan yang telah bersedia menjadi pembimbing institusi selama
penulis melakukan Magang di BTKL-PP KLS II Ambon.
5. Ibu G. C. Siahaya, SKM., M.Si yang telah bersedia menjadi pembimbing Akademik
selama penulis melakukan Magang di BTKL-PP KLS II Ambon
6. Bpk. CH. Tanihatu, SKM sebagai Kepala Seksi Pengembangan Teknologi dan
Laboratorium yang mengizinan penulis melakukan praktek di Laboratorium
7. Bpk. Semuel. Noya, S.Sos sebagai Kasubag Tata Usaha yang telah membantu penulis
selama melakukan kegiatan magang di BTKL-PP Kelas II Ambon
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan laporan Magang ini mengalami berbagai
macam kekurangan dan kelemahan baik dari segi penyajian materi maupun dalam penyusunan
laporan. Untuk itu diharapkan masukan berupa kritik maupun saran untuk menyempurnakan
laporan ini. Kiranya dengan adanya laporan ini, dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 12
B. Saran ………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel 2.1 Contoh Hasil Uji Kadar Deterjen pada air bersih
Gambar Alat dan Bahan pengujian Deterjen pada Sampel Air Bersih.
B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari Program Magang Mahasiswa adalah memberikan
pengalaman praktis lapangan kepada mahasiswa dengan cara ikut serta sehari-hari
sebagai bagian integral organisasi dalam suatu institusi, Dinas Kesahatan, Rumah Sakit,
Puskesmas, ataupun institusi kesehatan lainnya dimana mereka melakukan kegiatan
magang Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta magang telah mampu
dan terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh
selama menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan UKIM, serta memperoleh gambaran
mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di
instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta.
2. Tujuan Khusus
a. Bagi Peserta Magang
1) Meningkatkan Pengetahuan Mahasiswa tentang dunia kerja baik dalam hal
konsep keilmuaannya maupun aplikasi praktisnya.
2) Mengembangkan wawasan dunia kerja bagi mahasiswa agar dapat meningkatkan
adaptasi kepribadian dan sosial kemasyarakatan.
3) Meningkatkan kemampuan analisa mahasiswa khususnta terhadap masalah
kesehatan masyarakat.
3. Manfaat Magang
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat menimba pelajaran praktis dari lapangan dan membandingkan ilmu
yang diperoleh dengan dunia kerja yang sesungguhnya. Sehingga dapat
mempersiapkan diri dalam menghadapi kompetisi pendidikan.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi dalam hal ini Program Studi Kesehatan Masyarakat fakultas
Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku dapat memperkaya khasanah dunia
kerja melalui informasi yang diperoleh dari lapangan. Sehingga dapat melakukan
penyesuain materi perkuliahan terhadap tuntutan dunia kerja yang pada akhirnya
dapat menghasilkan sarjana yang lebih kompetitif.
3. Bagi Tempat Magang
Di tempat magang pegawai mendapatkan bantuan mahasiswa yang masih
memiliki idealism dan penuh dengan ilmu – ilmu yang belum lama dipelajari dari
bangku perkuliahan.
A. Pengenalan Lokasi
Magang atau Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat yang di pusatkan pada Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan
Penyakit Kelas II Ambon (BTKLPP Kelas II Ambon) dapat dilihat sebagai berikut :
a. Pertemuan bersama salah satu staf pegawai institusi Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Kelas II Ambon (BTKLPP Kelas II
Ambon).
b. Penyerahan Mahasiswa oleh Pimbimbing Akademik kepada Pimpinan juga
Pembimbing Institusi.
c. Arahan oleh pimpinan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan
Penyakit Kelas II Ambon (BTKLPP Kelas II Ambon).
d. Arahan Teknis oleh Pembimbing Institusi tentang hal-hal yang harus
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tugas dan fungsi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan
Penyakit Kelas II Ambon (BTKLPP Kelas II Ambon).
2. Mekanisme dan sistem serta prosedur kerja di BTKLPP kelas II Ambon.
3. Hubungan kerja antara pegawai serta sub bagian tata usaha.
4. Membuat jadwal kegiatan magang
5. Membuat daftar hadir kegiatan magang
6. Memberikan penjelasan pembuatan jurnal harian.
7. Pendampingan awal untuk pengenalan lokasi magang (laboratorium Fisika,
laboratorium Kimia, laboratorium Biolologi).
3) Laboratorium Kimia
- Destilasi : Penguapan Dan Pendinginan.
- Rotari Agiator : Preparasi ( Kegiatan Awal Sampel Dalam Peanasan Logam.
- Ph Meter : Mengukur Ph Dan Konduktifity
- Timbangan Analisis : Menimbang
- Conduktifity Meter: Mengukir Air Sungai.
- Hot Plate : Memanaskan Dan Mengaduk.
- Cortex Mixer : Mengaduk Cod
- Lemari Asam : Merealisasikan Senyawa Asam Kuat/Filter Asam Kuat.
- Mercur : Menganalisa Mercury
KEPALA
KA. SUBAG
TATA USAHA
KA. SEKSI
KA. SEKSI
JABATAN INSTALASI
FUNGSIONAL
b. Misi
1. Menyelenggarakan Pelayanan rujukan laboratorium pengetahuan dan
teknologi kesehatan lingkungan dalam rangka pengembangan model dan
teknologi tepat guna yang berkualitas.
2. Melakukan pengendalian mutu dibidang pemberantasan menular.
3. Melakukan surveilans epidemiologi dan kajian analisis dampak kesehatan
lingkungan dalam rangja kemitraan, pemecahan masalah pemberantasan
penyakit menular dan kesehatan lingkungan ditingkat regional yang didukung
oleh kecepatan dan informasi yang akurat.
4. Melakukan penilain dab respons cepat terhadap kejadian luar biasa ( wabah,
bencana dan kesehatan matra )serta memberikan dukungan logistic.
5. Melakukan peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dibidang
kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
b. Azas Dekonsentrasi
1. Pelaksanaan Azas Dekonsentrasi diletakan pada provinsi dalam
kedudukannya sebagai wilayh administrasi untuk melaksanakan kewenangan
pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat di daerah.
2. Kewenangan yang dimiliki komitmen global, kondisi epidemiologi dinamika
kependudukan dan penyelenggaraan otonomi daerah.
3. BTKL berperan sebagai “ Representasi “ Direktorat Jenderal PPM & PL
dalam melaksanakan fungsinya adalah mendukung kinerja jajaran kesehatan
khususnya dan sektor pemerintah lain pada umumnya dengan mengutamakan
kesepakatan dan ketepatan gerak yang efektif dan efisien
4. Program dan kegiatan dalam lingkungan kesehatan masyarakat dengan inti
kegiatan pemberantasan mencakup bidang tugas Surveilans Epidemiologi
serta penanggulangan KLB/wabah dan bencana.
2. Bahan
a) serbuk Alkil Sulfonat Linier (LAS) atau natrium lauril sulfat (C12H25OSO3Na)
b) larutan indicator fenolftalin 0,5 %
Larutan o,5 g fenoftalin dengan 50 mL alcohol 95% di dalam gelas piala 250 mL,
Tambahkan 50 mL air suling dan beberapa tetes larutan NaOH 0,02 N sampai warna
merah muda
c) larutan natrium hidroksida (NaOH) 1N,
Larutkan 4,0 g NaOH dengan 50 mL air suling di dalam labu ukur 100 mL, tambahkan
air suling sampai tepat tanda tera dan dihomogenkan.
d) larutan sulfat (H2SO4) 1 N,
3. Prosedur Kerja
a) ukur contoh uji sebanyak 100 mL secara duplo dan masukan ke dalam corong pemisah
250 mL,
b) tambahkan 3 tetes sampai dengan 5 tetes indikator fenoltalin dan larutan NaOH 1N tetes
demi tetes ke dalam contoh uji sampai timbul warna merah muda, kemudian hilangkan
dengan menambahkan H2SO4 1N tetes demi tetes.
c) selanjutnya lakukan langka 3, 4,4 c ) sampai q ).
Catatan : Bila kadar surfaktan anionic dalam contoh 0,08 mg/L- 0,4 mg/L, maka volume
contoh uji yang diambil 250 mL dan bila kadar sulfaktan anionic dalam contoh 0,025 mg/L –
0,08 mg/L, maka volume contoh uji yang diambil 400 mL.
1.1 Perhitungan
Kadar surfaktan anionic (mg/L) = C x fp
dengan pengertian :
C adalah kadar yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L);
fp adalah factor pengenceran.
Tabel 2.1 Contoh Hasil Uji Kadar Deterjen pada air bersih
Berdasarkan Tabel 2.1, Kandungan Deterjen dalam sampel adalah 0,0795 mg/L.
Jika di analisa hasil perhitungan tersebut, konsentrasi deterjen dengan sampel air lebih kecil
dari standar yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang
menetapkan batas kandungan MBAS (Methylene Blue Active Substance) deterjen pada air
buangan yaitu sebesar 200 Mg/L sama dengan 0,2 mg/L dan juga Kep Menkes No. 492
Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang menetapkan kandungan
maksimal deterjen pada air minum adalah 0,05 mg/L.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Permenkes RI
Nomor: 416/Menkes/Per/IX/ 1990).
2. Deterjen merupakan bahan pembersih yang umum digunakan oleh usaha industri ataupun
rumah tangga. Produksi deterjen terus meningkat setiap tahunnya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan bahan pembersih (Connel dan Miller,1995).
3. Kadar surfaktan yang diperoleh dari Laporan Hasil Uji adalah sebesar 0,0795 mg/L. dan
kadar tersebut berada di bawah standar baku mutu;
4. Standar Baku Mutu kandungan deterjen yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
yang menetapkan batas maksimum kandungan MBAS(Methylene Blue Active Substance)
deterjen pada air buangan pada kelas I, kelas II, kelas III dan kelas IVadalah 200 µg/l (0,2
mg/l), dan Kep Menkes No. 492 Th. 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang
menetapkan kandungan maksimal deterjen pada air minum adalah 0,05 mg/L.
A. Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan Uji Laboratorium petugas dapat melakukannya dengan
lebih berhati-hati pada saat pengunaan bahan kimia khususnya bahan kimia yang
berbahaya.
Bersih
2012.
LAMPIRAN
Gambar : Spektorfotometer
Gambar : Pipet