Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN MAGANG

ANALISA KANDUNGAN DETERJEN PADA AIR BERSIH

OLEH :

BOIKIM PENINA SOMNAIKUBUN

12113201140011

KESLING - KESKER

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

AMBON

2018
DATA PESERTA MAGANG

KESEHATAN MASYARAKAT –UKIM

Nama : BOIKIM P SOMNAIKUBUN

NPM : 12113201140011

Lokasi Magang : BTKL PP KELAS II AMBON

Alamat di Ambon : Batu Gantong

Telepon : 085256008411

Tempat / TanggalLahir : Tual, 11 Februari 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Pembimbing Institusi : F Adriaansz, SKM

Pembimbing Institusi Yang Bersangkutan

F Adriaansz, SKM Boikim Penina Somnaikubun

NIP : 1963102819890310002 NPM: 12113201140011

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 i
LEMBARAN PEGESAHAN

Laporan magang ini telah disetujui oleh pembimbing akademik dan pembimbing institusi

sebagai salah satu syarat kegiatan Magang Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku ( UKIM ) Ambon.

Ambon, Januari 2018

Disetujui ,

Pembimbing Akademik Pembimbing Institusi

G. V. Souisa S. Si., M.Kes F. Adriaansz, SKM

NIDN. 1201128802 NIP. 1963102819890310002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kesehatan masyarakat

B.Talarima, SKM., M.Kes

NIDN. 1207098501

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas kasih dan

karunianya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat melaksanakan magang dan

penyusunan laporan magang di BTKL PP Kelas II Ambon Sesuai dengan waktu yang

ditentukan..

Laporan pelaksanaan magang ini merupakan bagian dari seluruh rangkaian

pelaksanaan magang selama dua minggu dari tanggal 15 januari – 26 januari 2018. Kegiatan

magang ini merupakan kegiatan akademik dan wajib bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan

Universitas Kristen Indonesia Maluku. Adapun instansi yang merupakan tempat magang dari

penulis adalah Dinas Kesehatan Provinsi Maluku.

Selama kegiatan magang berlangsung sampai dengan penyelesaian laporan, kami

mendapat arahan pembinaan dan bantuan dari berbagai pihak. untuk itu pada kesempatan ini

izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada Yth:

1. Bpk Martahan. Sitorus, SKM., MPH sebagai kepala kantor BTKL-PP Kelas II Ambon

yang telah menerima mengizinkan dan memberikan arahan bagi kami untuk

melakukan magang di BTKL-PP Kelas II Ambon.

2. Bpk F. Adriaansz, SKM sebagai Kepala Seksi SE dan ADKL yang telah bersedia

membimbing dan mengarahkan kami dalam sikap, pola pikir dan penguasaan bidang

tugas dan fungsi kantor BTKL – PP Kelas II Ambon.

3. Bpk. Semuel. Noya, S.Sos sebagai Kepala Sub bagian Tata Usaha yang telah

mengarahkan kami dalam pengenalan Tugas Fungsi Sub Bagian Tata Usaha

4. Bpk. CH. Tanihatu, SKM sebagai Kepala Seksi Pengembangan Teknologi yang telah

mengarahkan kami dalam pengenalan alat dan fungsi di Laboratorium

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 iii
5. Bpk. B. Talarima SKM., M.kes sebagai Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan UKIM, yang telah banyak membantu dan

memberikan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan Magang

6. Ibu G. V. Souisa S.Si., M.Kes yang telah bersedia menjadi pembimbing Akademik

selama penulis melakukan Magang di BTKL-PP KLS II Ambon

7. Seluruh Staf Pegawai BTKL-PP Kelas II Ambon terutama pada Unit Laboratorium

yang telah membantu penulis baik secara teori maupun secara teknik dan praktek

selama proses magang berlangsung.

Laporan ini dirasakan masih kurang sempurna untuk itu masukan dari berbagai pihak

untuk penyempurnaanya sangat diharapkan. Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Ambon, Januari 2018

Penulis

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………. …….... i

KATA PENGANTAR …………………………………………….……. ……… iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………… ………. iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… ………. v

DAFTAR GAMBAR………………………………………………….................. vi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. ……… vii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

B. Tujuan ……………………………………………………………… .. 3

C. Manfaat Magang …………………………………………………… . 3

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur Pemeriksaan/Pengujian.…………………………………. 5

B. Hasil Pemeriksaan/Pengujian.……………………………………. .. 8

C. Dampak Deterjen Bagi Kesehatan dan Lingkungan……………… 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………. … 12

B. Saran …………………………………………………………………. 13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 v
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 2.1 Contoh Hasil Uji Kadar Deterjen pada sampel air bersih…………

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Time Schedule ………………………………………………………..

2. Daftar Hadir Peserta Magang …………………………………………

3. Jurnal/ Catatan Kegiatan Harian ………………………………………

4. Dokumentasi ………………………………………………………….

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Magang Mahasiswa merupakan kegiatan mahasiswa untuk belajar dari

pengalaman kerja praktis di suatu institusi.Dengan adanya program ini diharapkan dapat

meningkatkan kompetisi lulusan dan menjadi tambahan pengetahuan serta wawasan

dunia kerja.Termasuk dalam pengalaman praktis pemagangan seperti melakukan

identifikasi permasalahan, analisis dan penyelesaian permasalahan, serta penerapan

Ilmu dan Teknologi khususnya bidang Kesehatan Masyarakat. Pelaksanaan magang

dilaksanakan di kantor Balai Teknik Kesehatan Lingkungan.

Oleh karena itu Praktek Kerja Lapangan harus memberikan wujud aplikasi
terpadu antara sikap, kemampuan dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa
dibangku kuliah. Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di kantor Balai Teknik kesehatan
lingkungan akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk dapat menimba ilmu
pengetahuaan, keterampilan dan pengalaman tentang peranan tugas seorang tenaga
kesehatan masyarakat pada segala bidang kerja sesuai peminatan yang dipilih. semua
teori-teori ilmu kesehatan masyarakat yang dipelajari dari berbagai mata kulia dapat
secara langsung dipraktekkan di tempat magang.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak (Permenkes RI No: 416/Menkes/Per/IX/ 1990), Air merupakan kebutuhan

primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air

yang akan digunakan mengandung bahan pencemar misalnya air yang tercemar

kandungan deterjen yaitu surfaktan kategori keras dalam konsentrasi tinggi akan

mengancam dan membahayakan bagi manusia yang mengkonsumsinya.

Deterjen merupakan bahan pembersih yang umum digunakan oleh usaha

industri ataupun rumah tangga. Produksi deterjen terus meningkat setiap tahunnya

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan pembersih. Deterjen merupakan

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 1
gabungan dari berbagai senyawa dimana komponen utama dari gabungan tersebut

adalah surface active agents atau surfaktan (Connel dan Miller 1995).

Pengaruh deterjen terhadap lingkungan dapat diketahui dengan menganalisis

kadar surfaktan anion atau deterjen pada sampel beberapa limbah dengan metode

MBAS (Methylen Blue Active Surfactant) yakni menambahkan zat metilen biru yang

akan bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah peristiwa alamiah, jika suatu

badan air berikatan dengan surfaktan dan dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis.

Konsentrasi yang terbaca adalah kadar surfaktan anion pada sampel limbah yang

berikatan dengan metilen biru (Conne 1995).

Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen

berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses

penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan

klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena

dan klor sangat mungkin terjadi pada pengolahan air minum, mengingat digunakannya

kaporit (dimana di dalamnya terkandung klor) sebagai pembunuh kuman pada proses

klorinasi

B. Tujuan Magang

1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari Program Magang Mahasiswa adalah memberikan
pengalaman praktis lapangan kepada mahasiswa dengan cara ikut serta sehari-hari
sebagai bagian integral organisasi dalam suatu institusi,Dinas Kesahatan,Rumah
Sakit,Puskesmas,ataupun institusi kesehatan lainnya dimana mereka melakukan kegiatan
magang Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta magang telah mampu
dan terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh
selama menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan UKIM, serta memperoleh gambaran

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 2
mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di
instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta.

2. Tujuan Khusus
a. Bagi Peserta Magang
1) Meningkatkan Pengetahuan Mahasiswa tentang dunia kerja baik dalam hal
konsep keilmuaannya maupun aplikasi praktisnya.
2) Mengembangkan wawasan dunia kerja bagi mahasiswa agar dapatmeningkatkan
adaptasi kepribadian dan sosial kemasyarakatan.
3) Meningkatkan kemampuan analisa mahasiswa khususnta terhadap masalah
kesehatan masyarakat.
4) Menggali hubungan keterkaitan dan kesepadanan antara dunia perguruan
tinggidan dunia kerja.
5) Umtuk mengetahui kandungan kadar Deterjen pada air bersih dan dampak
terhadap kualitas lingkungan

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menimba pelajaran praktis dari lapangan dan membandingkan

ilmu yang diperoleh dengan dunia kerja yang sesungguhnya. Sehingga dapat

mempersiapkan diri dalam menghadapi kompetisi pendidikan.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi dalam hal ini Program Studi Kesehatan Masyarakat fakultas

Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku dapat memperkaya khasanah

dunia kerja melalui informasi yang diperoleh dari lapangan.Sehingga dapat

melakukan penyesuain materi perkuliahan terhadap tuntutan dunia kerja yang pada

akhirnya dapat menghasilkan sarjana yang lebih kompetitif.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 3
3. Bagi Tempat Magang

Di tempat magang pegawai mendapatkan bantuan mahasiswa yang masih

memiliki idealisme dan penuh dengan ilmu – ilmu yang belum lama dipelajari dari

bangku perkuliahan.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 4
BAB II

KEGIATAN MAGANG

A. Pengenalan Lokasi

Magang atau Praktek Kerja Lapangan Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat yang di pusatkan pada Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pemberantasan Penyakit Kelas II Ambon (BTKLPP Kelas II Ambon) dapat dilihat sebagai

berikut :

a. Pertemuan bersama salah satu staf pegawai institusi Balai Teknik Kesehatan

Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Kelas II Ambon (BTKLPP Kelas II

Ambon).

b. Penyerahan Mahasiswa oleh Pimbimbing Akademik kepada Pimpinan juga

Pembimbing Institusi.

c. Arahan oleh pimpinan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan

Penyakit Kelas II Ambon (BTKLPP Kelas II Ambon).

d. Arahan Teknis oleh Pembimbing Institusi tentang hal-hal yang harus

dilaksanakan sebagai berikut:

1. Tugas dan fungsi Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan

Penyakit Kelas II Ambon (BTKLPP Kelas II Ambon).

2. Mekanisme dan sistem serta prosedur kerja di BTKLPP kelas II Ambon.

3. Hubungan kerja antara pegawai serta sub bagian tata usaha.

4. Membuat jadwal kegiatan magang

5. Membuat daftar hadir kegiatan magang

6. Memberikan penjelasan pembuatan jurnal harian.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 5
7. Pendampingan awal untuk pengenalan lokasi magang (laboratorium Fisika,

laboratorium Kimia, laboratorium Biolologi).

B. Lingkup Kegiatan Magang

Magang dilakukan selama 2 minggu mulai dari tanggal 15-26 januari 2018 dan

bertempat di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas II

Ambon (BTKLPP Kelas II Ambon). Setelah melewati beberapa arahan pada orientasi

pengenalan lokasi, maka selanjutnya kami memusatkan kegiatan magang pada

pengenalan alat dan serta praktek pengujian pada laboratorium.

a. pengenalan alat dan fungsiya

1. Laboratorium Udara

Ruangan fisika

- Sound Level Meter : Mengukur Tingkat Kebisingan (Db)

- Termometer : Mengukur Suhu

- Hygrometer : Mengukur Tingkat Kelembapan

- Anemometer : Mengukur Kecepatan Angin

- Barometer : Mengukur Tekanan Udara

- Lux Meter : Mengkur Tingkat Pencahayaan

- Portable Ercuality Monitor : Mengukur Gas Co,Co2,H2s,Chg

- Particular Control : Mengukur Debu

Ruangan Preparasi

- Spektrofotometri Uv : Alat Untuk Membaca Sampel

- Desikator : Menyimpan Sapel Debu

- Water Purefication : Memulikan Air Menjadi Aquades Dan Aquabides (Bebas Garam

Dan Mineral )

- Hotplate : Untuk Memanaskan Dan Mengaduk Cairan

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 6
- Rak Penyimpanan : Untuk Menyimpan Serbuk Asam Dan Basa Dan Cairan Asam Dan

Basa

- Kulkas : Untuk Menyimpan Media Dan Sampel

2. Laboratorium Biologi

- Laminari Air Flow Sv 600 Aa : Untuk Penanaman Bakteri, Dan Didalamnya Terdapat

Sinar Uv (Ultra Violet ) Yang Berfungsi Untuk Menghilangkan Bakteri , Dengan Cara Di

Nyalakan Sebelum Di Pakai Dan Sesudah Dipakai

- Inkubator Suhu 44 : Penginkubasi Bakteri E-Coli Khususnya E-Coli Tinja Pemeriksaan

Lab 2x24 Jam

- Inkubator Suhu 35 C : Menginkubasi Bakteri Coliform Untuk Air Dan Untuk

Penginkubasi Bakteri Seperti E-Coli Dan Kuman

- Kulkas: Menyimpan Media Dan Sampel

- Waterpat : Inkubasi E-Coli Suhunya 44

- Open : Sterilasasi Alat-Alat Gelas Suhunya I70 C Selama 2 Jam

- Ruang Pcr : Menganalisa DNA

- Mikroskop : Untuk melihat benda –benda yang tidak dapat di lihat oleh mata

- Timbangan ; Untuk Menimbang Media

- Hotplate : Memanaskan Dan Mengaduk

- Vortex Mixer : Mencampur Media Menjadi Satu

- Auto Clave : Mensterilisasi Media.

- Biosafety Cabinet : Penanaman Bakteri,Didalamnya Terdapat Blower Untuk Menyedot

- Refrigerator : Menyimpan Edia Suhu Dibawa 20*C

3. Laboratorium Kimia

- Destilasi : Penguapan Dan Pendinginan.

- Rotari Agiator : Preparasi ( Kegiatan Awal Sampel Dalam Peanasan Logam.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 7
- Ph Meter : Mengukur Ph Dan Konduktifity

- Timbangan Analisis : Menimbang

- Conduktifity Meter: Mengukir Air Sungai.

- Hot Plate : Memanaskan Dan Mengaduk.

- Cortex Mixer : Mengaduk Cod

- Lemari Asam : Merealisasikan Senyawa Asam Kuat/Filter Asam Kuat.

- Mercur : Menganalisa Mercury

- Water Tipe : Penyulingan Air Dan Mineral

- Rotari Evaporator : Pemutaran Dengan Uap

- Vertikal Waiter Supler : Pengukuran Air Dengan Kedalaman Tertentu.

b. Praktek Pengujian di laboratorium terdiri Atas :

1. Laboratoium Kimia

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Tts ( Total Sosail Salue ) Pada Sampel Air Limbah

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Unsur Nitrat Nitrit Pada Sampel Air Bersih

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Unsur Bod Cod Pada Sampel Air Limbah

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Unsur Detergen Pada Sampel Air Bersih

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Unsur Nh3 Pada Sampel Air Limbah

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Unsur Fe Pada Sampel Air Bersih

2. Laboratorium Biologi

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Sampel Bakteriologi Pada Air Bersih

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Sampel Udara Ruang Rumah Sakit

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Plankton Bentos Pada Sampel Air Laut

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Total Coliform Bakteri Patogen Pada Sampel Air Limbah

3. Laboratorium Fisika Udara

- Prosedur Kerja Pemeriksaan Sampel Udara Ambient

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 8
BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Magang


Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Kelas II
Ambon merupakan Unit Pelaksanaan Teknis pada lingkungan Kementerian Kesehatan
dan berada di bawah tanggung jawab Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit.Ketika melakukan tugasnya, secara administrasi dibina oleh Sekretaris Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan secara Teknis dibina oleh Direktorat dalam
Lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

1. Kelembagaan BTKL-PP Kelas II Ambon


Dasar Hukum Kementrian Organisasi adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
2349/Menkes/Per/XI/2011, seperti tergambar pada bagan struktur dibawah ini:

KEPALA

KA. SUBAG

TATA USAHA

KA. SEKSI
KA. SEKSI

SE & ADKL PTL

JABATAN INSTALASI
FUNGSIONAL

Gambar 1. Struktur Organisasi BTKLPP Kelas II Ambon

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 9
1. Dilembagakan berdasarkan SK Menteri Kesehatan Nomor:
1095/MENKES/SK/IX/1999.
2. Merupakan unit pelaksana teknis pusat yang berkedudukan didaerah wilayah
regional (Provinsi Maluku dan Papua) dan mendukung kegiatan pembangunan
dalam wilayah administrasi daerah otonom (desentralisasi).
3. Representatif dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan (PPM &PL).
4. Menjalankan tugas & fungsi, mengedapankan tugas fungsional dalam pemecahan
masalah-masalah kesehatan dan atau lingkungan yang berdampak terhadap
kesehatan masyarakat.
5. Mengutamakan koordinasi inter dan antar program maupun lintas sektor melalui
kelompok jajaring kerja informasi kesehatan lingkungan di tingkat Provinsi dalam
wilayah regional.

2. Visi dan Misi


a. Visi

“Menjadi Sarana Pengedalian Penyakit Dan Faktor Risiko”

b. Misi
1. Menyelenggarakan Pelayanan rujukan laboratorium pengetahuan dan
teknologi kesehatan lingkungan dalam rangka pengembangan model dan
teknologi tepat guna yang berkualitas.
2. Melakukan pengendalian mutu dibidang pemberantasan menular.
3. Melakukan surveilans epidemiologi dan kajian analisis dampak kesehatan
lingkungan dalam rangja kemitraan, pemecahan masalah pemberantasan
penyakit menular dan kesehatan lingkungan ditingkat regional yang didukung
oleh kecepatan dan informasi yang akurat.
4. Melakukan penilain dab respons cepat terhadap kejadian luar biasa ( wabah,
bencana dan kesehatan matra )serta memberikan dukungan logistic.
5. Melakukan peningkatan profesionalisme sumber daya manusia dibidang
kesehatan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
6. Melakukan pengolah sumber daya dan sarana prasarana termasuk
pembiayaan dalam rangka mendukung kemandirian institusi

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 10
1. Nilai – Nilai Organisasi
a. Azas Desentralisasi
1. Bahwa dalam penyelenggaraan otonomi daerah dipandang perlu untuk lebih
meningkatkan pada prinsip – prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,
pemerataan dan keadilan serta mempertahankan potensi dan
keanekaragaman daerah .
2. Memelihara hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang bersifat daerah Kabupaten
dan Kota serta melaksanakan kewenangan otonomi daerah yang belum
dapat dilaksanakan oleh daerah Kabupaten/Kota.
4. Untuk melaksanakan tugas – tugas pemerintah tertentu yang dilimpahkan
dalam rangka pelaksanaan azas dekonsentrasi.

b. Azas Dekonsentrasi
1. Pelaksanaan Azas Dekonsentrasi diletakan pada provinsi dalam
kedudukannya sebagai wilayh administrasi untuk melaksanakan kewenangan
pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat di daerah.
2. Kewenangan yang dimiliki komitmen global, kondisi epidemiologi dinamika
kependudukan dan penyelenggaraan otonomi daerah.
3. BTKL berperan sebagai “ Representasi “ Direktorat Jenderal PPM & PL
dalam melaksanakan fungsinya adalah mendukung kinerja jajaran kesehatan
khususnya dan sektor pemerintah lain pada umumnya dengan
mengutamakan kesepakatan dan ketepatan gerak yang efektif dan efisien
4. Program dan kegiatan dalam lingkungan kesehatan masyarakat dengan inti
kegiatan pemberantasan mencakup bidang tugas Surveilans Epidemiologi
serta penanggulangan KLB/wabah dan bencana.

3. Dasar Hukum Operasional Kesehatan


a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pendidikan Pencemaran
Udara;

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 11
c. Peraturan Pemerintah RI No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2014 tentang organisasi dan tata
Kerja Kementerian Kesehatan. 1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tahun 2001 tentang
Organisasi Tata Kerja Kementrian Kesehatan;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2349/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis di Bidang Teknis Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit;
f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair Rumah Sakit.
g. Peraturan Menteri Kesehatan No.416 Tahun 1990 tentang persyaratan Kualitas
Air Limbah;
h. Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum.
i. Peraturan Menteri Kesehatan No. 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang tata
laksana pengawasan kualitas air minum;
j. Keputusan Menteri Kesehatan Repoblik Indonesia No. 370/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehata;
k. Keputusan menteri kesehatan RI No. 12/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;

4. Tugas dan Fungsi


a) Tugas
BBTKL-PP mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan
penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan
dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan
dini, dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) di bidang pengendalian
penyakit dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.
b) Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4,
BBTKLPP menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan surveilans epidemiologi;
b. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL);
c. Pelaksanaan laboratorium rujukan;
d. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna;

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 12
e. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi;
f. Pelaksanaan penilaian dan respon cepat, kewaspadaan dini dan
penanggulangan KLB/ wabah dan bencana;
g. Pelaksanaan surveilans faktor risiko penyakit tidak menular;
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
i. Pelaksanaan kajian dan pengembangan teknologi pengendalian penyakit,
kesehatan lingkungan dan kesehatan matra; dan
j. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan BBTKLPP.

5. Tugas Sub bagian Tata Usaha


Sub bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan program, evaluasi, laporan, pengelolaan informasi, keuangan,
kepegawaian, urusan tatausaha, perlengkapan dan rumah tangga.

6. Tugas Seksi Surveilans Epidemiologi dan Analisis Dampak Kesehatan


Lingkungan
Seksi Survailans Epidemiologi dan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan
koordinasi pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit menular dan tidak menular,
advokasi dan fasilitasi kesiapsiagaan dan penanggulangan KLB, kajian dan
diseminasi informasi, kesehatan lingkungan, kesehatan matra, kemitraan dan
jejaring kerja, analisis dampak lingkungan fisik dan kimia, dampak lingkungan
biologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang surveilans epidemiologi dan analisis
dampak kesehatan lingkungan.
7. Tugas Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium
Seksi Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium mempunyai tugas
melakukan melakukan penyiapan bahan perencanaan, evaluasi dan koordinasi
pelaksanaan dan pelapisan teknologi dan laboratorium, kemitraan dan jejaring kerja,
kesehatan lingkungan, kesehatan matra serta pendidikan dan kesehatan lingkungan,
dan kesehatan.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 13
B. Hasil

1. Prosedur Kerja

a. Alat

a. Spektrofotometer

b. timbangan analitik

c. corong pemisah 250 mL (dianjurkan dengan cerat dan tutup terbuat dari teflon)

d. labu ukur 100 mL, 500 mL dan 1000 mL

e. gelas piala 200 mL

f. pipet volumetrik 1,0 mL, 2,0 mL, 3,0 mL, dan 5,0 mL

g. pipet ukur 5 mL dan 10 mL

b. Bahan yang dibutuhkan meliputi :

a. C12H25OSO3Na

b. larutan indicator fenolftalin 0,5 %

c. larutan NaOH

d. larutan H2SO4 1 N,

e. larutan H2SO4 6N,

f. larutan biru metilen,

g. NaH2PO4H2O

h. CHCI3 p.a ,

i. Larutan pencuci ,

j. H2O2300%,

k. i-C3H7OH

l. serabut kaca (glass wool)

m. Asam asetat

n. Larutan kalium iodide 10%

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 14
o. Larutan indicator amilum (kanji)

c. Prosedur Uji

a. Pembuatan larutan induk surfaktan anionic 1000 mg/L Larutkan 1.000 g LAS

100% aktif atau natrium laurel sulfat (C12H25OSO3Na) dengan 100 mL air suling

dalam labu ukur 1000 mL kemudian tambahkan air suling hingga tepat tanda tera

dan dihomogenkan.

b. Pembuatan larutan baku surfaktan anionic 100 mg/L Pipet 10 mL larutan induk

surfaktan anionik 1000 mg/L dan masukan ke dalam labu ukur 100 mL,

kemudian tambahkan air suling hingga tepat tanda tera dan dihomogenkan.

c. Pembuatan larutan kerja surfaktan anionik

a. Pipet 1,0 mL, 2,0 mL, 3,0 mL dan 5,0 mL larutan baku surfaktan anionik 100

mg/L dan masukan masing-masing ke dalam labu ukur 250 mL.

b. tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar

surfaktan anionic 0,4; 0,8; 1,2 dan 2,0 mg/L MBAS.

d. Pembuatan kurva kalibrasi

a. optimalkan alat spektrofometer sesuai dengan petunjuk alat untuk pengujian

kadar surfaktan anionic

b. ambil masing-masing 100 mL larutan blanko dan larutan kerja dengan kadar

surfaktan anionik 0,4 mg/L; 0,8 mg/L; dan 2,0 mg/L kemudian masiang-masing

masukan ke dalam corong pemisah 250 mL

c. tambahkan masing-masing larutan biru metilen sebanyak 25 mL;

d. tambahkan masing-masing 10 mL kloroform, kocok kuat-kuat selama 30 detik

sekali-kali buka tutup corong untuk mengeluarkan gas.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 15
e. biarkan hingga terjadi hingga terjadi pemisahan fasa, goyangkan corong

pemisah perlahan-lahan, jika terbentuk emulsi tambahkan sedikit isopropyl

alkohol sampai emulsinya hilang.

f. pisahkan lapisan bawah (fasa kloroform) dan tampung dalam corong pemisah

yang lain.

g. ekstraksi kembali fasa air dalam corong pisah dengan mengulangi langka 3,4,4

d) sampai f) sebanyak 2 kali dan satukan semua fasa kloroform.

h. tambahkan 50 mL larutan pencuci ke dalam fasa kloroform gabungan dan kocok

kuat-kuat selama 30 detik.

i. biarkan terjadi pemisahan fasa, goyangkan perlahan-lahan,

j. keluarkan lapisan bawah (kloroform) melalui glass wool, dan ditampung ke

dalam labu ukur pada langkah j )

k. tambahkan 10 mL kloroform ke dalam fasa air hasil pengerjaan pada langkah j );

kocok kuat-kuat selama 30 detik

l. biarkan terjadi pemisahan fasa, goyangkan perlahan-lahan

m. keluarkan lapisan bawah (kloroform) melalui glass wool, dan ditampung kedalam

labu pada langka j )

n. ekstraksi kembali fasa air dalam corong pisah dengan mengulangi langka 3,4 k)

sampai m ) dan satukan semua fasa kloroform dalam labu ukur pada langkah j )

o. cuci glass wool dengan kloroform sebanyak 10 mL dan gabungkan dengan fasa

kloroform dalam labu ukur pada langkah j ) ;

p. tepatkan isi labu ukur pada langka j ) hingga tanda tera dengan kloroform

q. ukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 652 nm dan catat

serapannya.

r. buat kurva kalibrasi dari butir q) di atas atau tentukan persamaan garis lurusnya.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 16
e. Prosedur Uji

a) ukur contoh uji sebanyak 100 mL secara duplo dan masukan ke dalam corong pemisah

250 mL,

b) tambahkan 3 tetes sampai dengan 5 tetes indikator fenoltalin dan larutan NaOH 1N

tetes demi tetes ke dalam contoh uji sampai timbul warna merah muda, kemudian

hilangkan dengan menambahkan H2SO4 1N tetes demi tetes.

c) selanjutnya lakukan langka 3, 4,4 c ) sampai q ).

f. Perhitungan

Kadar surfaktan anionic (mg/L) = C x fp

dengan pengertian :

C adalah kadar yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L);

fp adalah factor pengenceran.

Tabel 3.1 Hasil Pengujian Kandungan Deterjen pada sampel air bersih

No Parameter Satuan Hasil Uji Metode Kadar Max

K 006 Pengujian YangDibolehkan

1
Deterjen Mg/L 0,0795 Spektrofotometer 5

Sumber :Data sekunder

Berdasarkan Tabel 3.1,Kandungan Deterjen dalam sampel adalah 0,0795 mg/L.

Jika di analisa hasil perhitungan tersebut, konsentrasi deterjen dengan sampel air lebih

kecil dari standar yang telah ditetapkan yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 17
No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

yang menetapkan batas kandungan MBAS (Methylene Blue Active Substance) deterjen

pada air buangan yaitu sebesar 200 Mg/L sama dengan 0,2mg/L dan juga Kep Menkes No.

492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang menetapkan kandungan

maksimal deterjen pada air minum adalah 0,05 mg/L.

C. Pembahasan

a) Pengertian

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak (Permenkes RI No: 416/Menkes/Per/IX/ 1990), Air merupakan

kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia. Oleh

karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar

misalnya air yang tercemar kandungan deterjen yaitu surfaktan kategori keras

dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan bagi manusia

yang mengkonsumsinya.

Deterjen merupakan bahan pembersih yang umum digunakan oleh usaha

industri ataupun rumah tangga. Produksi deterjen terus meningkat setiap

tahunnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan pembersih.

Deterjen merupakan gabungan dari berbagai senyawa dimana komponen utama

dari gabungan tersebut adalah surface active agents atau surfaktan (Connel dan

Miller 1995).

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 18
Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan sebagai berikut:

1) Surfaktan

Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang

mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka

lemak). Surfaktan ialah molekul organik dengan bagian lifofilik dan bagian

polar, yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga

dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.

Surfaktan membentuk bagian penting dari semua detergen komersial.

2) Builder

Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari

surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.

Bahan ini ditambahkan untuk menyingkirkan ion kalsium dan magnesium

(kesadahan) dari air pencuci. Pembangun dapat melakukan hal ini lewat

pengkelatan (pembentukan kompleks) atau lewat pertukaran ion-ion ini

dengan natrium. Pembangun juga meningkatkan pH untuk membantu

emulsifikasi minyak dan bufer terhadap perubahan pH. Pembangun yang

paling lazim ialah natrium tripolifosfat (5Na+ P3O105-), tetapi karena limbah

fosfat dapat mencemari lingkungan, jumlah yang digunakan dibatasi oleh

peraturan; baru-baru ini, natrium sitrat, natrium karbonat, dan natrium silikat

mulai menggantikan natrium tripolifosfat sebagai pembangun.

3) Zeolit

Zeolit (natrium aluminosilikat) digunakan sebagai penukar ion, terutama

untuk ion kalsium.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 19
4) Filler

Filler (pengisi) adalah bahan tambahan Detergen yang tidak mempunyai

kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh

Sodium sulfat.

5) Bahan antiredeposisi (antiedeposition agent)

Bahan antiredeposisi ialah senyawa yang ditambahkan ke detergen

pakaian untuk mencegah pengendapan kembali kotoran pada pakaian.

Contoh yang paling lazim ialah selulosa eter atau ester.

6) Aditif

Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih

menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak

berhubungan langsung dengan daya cuci Detergen. Additives ditambahkan

lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh : Enzim, Boraks,

Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

b) Dampak bagi kesehatan dan lingkungan

Pengaruh deterjen terhadap lingkungan dapat diketahui dengan

menganalisis kadar surfaktan anion atau deterjen pada sampel beberapa limbah

dengan metode MBAS (Methylen Blue Active Surfactant) yakni menambahkan

zat metilen biru yang akan bagi air tercemar. Penguraian zat organik adalah

peristiwa alamiah, jika suatu badan air berikatan dengan surfaktan dan dianalisis

dengan spektrofotometer UV-Vis. Konsentrasi yang terbaca adalah kadar

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 20
surfaktan anion pada sampel limbah yang berikatan dengan metilen biru (Conne

1995).

c) Dampak bagi kesehatan dan lingkungan

Dalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah

deterjen berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik).

Proses penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila

bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat

berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada pengolahan

air minum, mengingat digunakannya kaporit (dimana di dalamnya terkandung

klor) sebagai pembunuh kuman pada proses klorinas

d) Penanggulangan bahaya deterjen

Deterjen mempunyai dampak buruk terhadap berbagai lingkungan

kehidupan kita. Baik itu lingkungan terrestrial dimana kita hidup, kemudian

lingkungan perairan termasuk organisme yang hidup di dalamnya, atau bahkan

juga lingkungan kesehatan manusia sendiri yang sebenarnya tanpa kita sadari

mulai perlahan-lahan menyerang kesehatan kita.

Kesadaran masyarakat pengguna Detergen mesin akan dampak dibalik

manfaat Detergen mesin cuci perlu ditingkatkan. Peran serta masyarakat dalam

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan Detergen sangat

diharapkan. Banyaknya pilihan produk yang diinformasikan melalui iklan

memang bisa menguntungkan konsumen. Tetapi konsumen tetap perlu berhati-

hati, karena kesalahan memilih produk akan merugikan konsumen sendiri.

Sebaiknya konsumen memilih Detergen yang pada kemasannya mencantumkan

penandaan nama dagang, isi / netto, nama bahan aktif, nama dan alamat pabrik,

nomor ijin edar, nomor kode produksi, kegunaan dan petunjuk penggunaan, juga

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 21
tanda peringatan serta cara penanggulangan bila terjadi kecelakaan. Selain itu

dianjurkan bagi konsumen untuk memilih produk yang mencantumkan bahan

aktif yang lebih aman dan ramah lingkungan. Informasi mengenai produk ramah

lingkungan dapat dilihat pada label baik berupa logo hijau maupun klaim ramah

lingkungan. Selain itu produsen sebaiknya memberikan informasi yang lebih

lengkap mengenai produknya.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan selama dua minggu dapat disimpulkan :

1. Magang dilakukan selama 2 minggu mulai dari tanggal 15-26 januari 2018 dan bertempat

di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Kelas II Ambon

(BTKLPP Kelas II Ambon). Setelah melewati beberapa arahan pada orientasi pengenalan

lokasi, maka selanjutnya kami memusatkan kegiatan magang pada pengenalan alat dan

serta praktek pengujian pada laboratorium.

2. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak

3. Standar Baku Mutu kandungan deterjen yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah

Nomor 82 Tahun 2001 pada kelas I, kelas II, kelas III dan kelas IVadalah 200 µg/l (0,2

mg/l)

4. Kadar surfaktan yang diperoleh dari Laporan Hasil Uji adalah sebesar 0,0795 mg/L. dan

kadar tersebut masih berada di bawah standar baku mutu

B. Saran

Perlu adanya pengawasan dari pemerintah terhadap usaha-usaha industri misalnya pada

perhotelan untuk membuat tempat penampungan air limbah yang baik supaya air limbah

tersebut dapat diolah terlebih dahulu sebelum dibuang.

Masyarakat juga harus berperan aktif dalam menjaga kesehatan lingkungan misalnya dengan

membuat bak penampung untuk air limbah agar air limbah dari rumah tangga tidak mengalir ke

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 23
lingkungan tetapi masuk kedalam bak penampung agar nantinya air limbah tersebut dapat

diolan sehinnga tidak berdampak buruk baik terhadap lingkungan, maupun terhadap kesehatan

manusia.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 24
DAFTAR PUSTAKA

Permenkes RI. 1990. Nomor 416/Menkes/Per/IX/, Tentang Syarat-Syarat Pengawasan Air

Bersih

Arifin. 2008. Metode Pengolahan Deterjen. http://.wordpress.com.Tanggal Akses: 19 Oktober

2012.

Permen .2001 .Nomor 82 Standar Baku Mutu kandungan deterjen, tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

Connel, D.W. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. UI-Press: Jakarta.

Pelayanan Teknik Laboratorium BTKL-PP Ambon. Laporan Hasil Uji 2018

Adit (2010). Bahan Kimia Berbahaya dalam Kehidupan Sehari-Hari.

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 25
Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 26
LAMPIRAN

DOKUMENTASI

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 27
Gambar : Spektorfotometer

Gambar: Bahan yang diUji

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 28
Gambar: Corong pemisah

Gambar : Pipet

Laporan Magang Mahasiswa UKIM Fakultas Kesehatan Prodi Kesmas BTKL PP Ambon 2018 29

Anda mungkin juga menyukai