Anda di halaman 1dari 135

i

RENCANA PEMBELAJARAN
MATA KULIAH ILMU BAHAN TEKNIK
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023

ILMU BAHAN TEKNIK


MP 2.16.2.2

Oleh:
Ahmad Ilham Ramadhani, M.T.

PROGRAM STUDI MEKANISASI PERIKANAN


POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Ilmu Bahan Teknik


Kode Mata Kuliah : MP 2.16.2.2
Jurusan : Mekanisasi Perikanan (MP)
Semester : II (dua)
Penanggungjawab MK : Dr. Barokah, S.St.Pi., M.Si.
Nama Dosen : Ahmad Ilham Ramadhani, S.Si., M.T.

Bitung, Februari 2023


Menyetujui,
Pembimbing Penyusun,

Prof. Dra. Asmar Yulastri, M.Pd., Ph.D. Ahmad Ilham Ramadhani, S.Si., M.T.

Mengetahui,
Ketua LP3M Universitas Negeri Padang

Prof. Dr. Jamaris, M.Pd.

iii
LEMBAR KONSULTASI DENGAN PEMBIMBING

Nama Dosen : Ahmad Ilham Ramadhani, S.Si., M.T.


Jurusan : Mekanisasi Perikanan
Mata Kuliah : Ilmu Bahan Teknik
Pembimbing : Prof. Dra. Asmar Yulastri, M.Pd., Ph.D.

No. Hari/ Tanggal Materi Konsultasi Paraf


Bimbingan 1 :
overview tugas rekonstruksi dan
1. Rabu, 1 Februari 2023
penyampaian metode pengumpulan
tugas
Bimbingan 2 :
2. Sabtu, 4 Februari 2023 pengumpulan tugas rekonstruksi
matakuliah
Bimbingan 3 :
3. Senin, 6 Februari 2023 overview sistematika penulisan dan
template rekontruksi matakuliah

Bimbingan 4 :
4. Rabu, 8 Februari 2023
revisi tugas rekonstruksi matakuliah

5.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan atas karunia Allah SWT karena berkas rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan “Rencana Pembelajaran Mata Kuliah Ilmu Bahan
Teknik”. Penulisan rencana pembelajaran ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna menyelesaikan program Pelatihan Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional (PEKERTI) di Universitas Negeri Padang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan rencana pembelajaran ini
terdapat ketidaksempurnaan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran yang
membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap agar
rencana pembelajaran ini dapat bermanfaat.

Bitung, Februari 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii


LEMBAR KONSULTASI DENGAN PEMBIMBING ............................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................... vi
ANALISIS PEMBELAJARAN MATA KULIAH ................................................. 1
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ..................................................... 2
SATUAN ACARA PERKULIAHAN............................................................ 10
SAP Pertemuan ke-1 ................................................................ 10
SAP Pertemuan Ke-10 ............................................................... 12
SAP Pertemuan Ke-11 ............................................................... 14
SAP Pertemuan Ke-13 ............................................................... 16
KONTRAK PERKULIAHAN .................................................................. 18
BAHAN AJAR ................................................................................ 21
MATERI KULIAH PERTEMUAN 1 ..................................................... 21
MATERI KULIAH PERTEMUAN 10 ................................................... 30
MATERI KULIAH PERTEMUAN 11 ................................................... 39
MATERI KULIAH PERTEMUAN 13 ................................................... 48
MEDIA PEMBELAJARAN..................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 58

vi
ANALISIS PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Capaian Pembelajaran (CPMK): Mahasiswa mampu mengidentifikasi bahan dalam perawatan, pengoperasian dan perbaikan mesin
perikanan dengan kinerja mandiri, bermutu, terukur serta mempresentasikannya dengan sikap bertanggung
jawab [C3,A4,P2]
Evaluasi Akhir Semester [mg ke 16]

Sub-CPMK 15; Mahasiswa mampu melakukan proses pemilihan Sub-CPMK 14; Mahasiswa mampu mengidentifikasi
bahan pelumas [C3,A4,P2], [mg ke 15] komponen mesin [C2,A4], [mg ke 14]

Sub-CPMK 11-12; Mahasiswa mampu mendeteksi kerusakan Sub-CPMK 13; Mahasiswa mampu menyimpulkan kerusakan
pada produk bahan teknik [C4,A4,P2], [mg ke 11-12] pada produk bahan teknik [C5,A4,P2], [mg ke 13]

Sub-CPMK 10; Mahasiswa mampu melakukan proses pembuatan Sub-CPMK 9; Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis
bahan [C3,A4,P2], [mg ke 10] dan sifat bahan komposit dan polimer [C2,A4], [mg ke 9]

Evaluasi Tengah Semester [mg ke 8]

Sub-CPMK 7; Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengujian destruktif dan


non destruktif bahan teknik; material logam dan non logam [C4,A4,P2], [mg ke
7]

Sub-CPMK 4-5; Mahasiswa mampu menerapkan standard Sub-CPMK 6; Mahasiswa mampu melakukan pengujian
bahan dan standard pengujian bahan teknik [C3,A4], [mg ke destruktif dan non destruktif bahan teknik; material logam dan
4-5] non logam [C3,A4,P2], [mg ke 6]

Sub-CPMK 3; Mahsiswa mampu mengidentifikasi jenis dan Sub-CPMK 1-2; Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis
sifat bahan teknik [C2,A4], [mg ke 3] dan sifat bahan teknik [C2,A4], [mg ke 1-2].

Garis entry behavior


1
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER


PROGRAM STUDI MEKANISASI PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BTIUNG
MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT SEMESTER TGL PENYUSUNAN
ILMU BAHAN TEKNIK MP 2.16.2.2 PERMESINAN T = 1 P =1 II 23 JANUARI 2023
OTORITAS Pengembang RPS Koordinator Ka Prodi MP

Ahmad Ilham Ramadhani, M.T. Dr. Barokah, M.Pd. Jozua Ch. Huwae, M.Si.
Capaian Pembelajaran Program Studi
KU : Mampu mengelola pekerjaan permesinan perikanan meliputi pengoperasian, perawatan dan
perbaikan secara teknik dan manajerial
KP : Mampu berpikir kreatif dan inovatif, serta mampu berwirausaha
KL : Mampu berkerjasama dalam tim multidisiplin memuliki attitude yang baik; bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, jujur, bertanggungjawab berdisiplin, dan etos kerja tinggi.
Mata Kuliah
Mampu mengidentifikasi bahan dalam perawatan, pengoperasian dan perbaikan mesin perikanan
Deskripsi Bahan Kajian & Pokok Bahan Kajian
Bahasan Ilmu Bahan Teknik
Pokok
Bahasan
Dalam MK ini, mahasiswa akan mempelajari pokok bahasan sebagai berikut;
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis dan sifat bahan teknik; keramik, logam, komposit, polimer
2. Mahasiswa mampu menerapkan standar pengujian kekuatan bahan; ISO, ASTM, DIN, JIS

2
3. Mahasiswa mampu melakukan pengujian bahan logam dan non logam; Pengujian destruktif dan non
destruktif
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bahan komposit dan polimer; Sifat bahan; karakteristik bahan
5. Mahasiswa mampu melakukan proses pembuatan bahan; Die casting, sand casting, peleburan tinggi
6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi korosi dan pencegahannya; Sifat korosi, jenis korosi, dan
pencegahannya
7. Mahasiswa mampu mengidentifikasi komponen mesin; main induk, axuilary engine,
8. Mahasiswa mampu melakukan pemilihan pelumas; Sifat pelumas, jenis-jenis pelumas, dan
karakteristik pelumas
Pustaka Utama
1. Atmanto H., dan Daryanto. 2007. Ilmu Bahan. Bumi Aksara. Jakarta.
2. Budinski, KG dan Budinski MK. 2010. Engineering Materials, Properties and Selection. Pearson
Prentice Hall.
3. Daryanto, 2007. Besi dan Baja. Bumi Aksara. Jakarta.
Pendukung
1. Callister, D. W. 2013. Materials Science and Engineering: An. Introduction, 9th Edition. Wiley Global
Education: New York.
Media Pembelajaran Software: Hardware
OS; Windows; Office PC & LCD Projector, Buku Ajar
Team Teaching Dr. Barokah, M.Pd.; Fahriadi Pakaya, M.T.; Ahmad Ilham Ramadhani; M.T.
Assessment Ujian tertulis dan lisan, case study, paper dan presentasi, unjuk kerja
Mata kuliah syarat -
Kemampuan akhir yang Metode/Startegi Assessment
Materi Pembelajaran
Mg Ke- diinginkan setiap tahapan Pembelajaran
[Pustaka] Bobo
belajar (CPMK) [Estimasi Waktu] Indikator Bentuk
t
(1) CPMK1:[C2,A4] a. Pengertian bahan teknik Kuliah pengantar & a. Pemahaman Tes lisan 3%
Mahasiswa mampu dan jenis bahan teknik brainstorming, mengenai bahan
mengidentifikasi jenis b. Karakteristik sifat bahan diskusi kelompok teknik dan jenis
dan sifat bahan teknik; [TM : 1 x (1x50”)] bahan teknik
teknik  Sifat fisik bahan teknik [P : 1 x (1x50”)] b. Kemampuan

3
 Sifat thermal bahan mengidentifikasi
teknik sifat bahan
c. Contoh produk bahan teknik;
teknik berdasarkan sifat c. Kemampuan
fisik dan thermal mengidentifikasi
produk bahan
teknik
(2) CPMK2:[C2,A4] a. Karakteristik sifat bahan Kuliah, diskusi dua a. Kemampuan Rangkuman, 3%
Mahasiswa mampu teknik; arah, diskusi mengidentifikasi tugas
mengidentifikasi jenis  Sifat listrik bahan teknik kelompok sifat bahan tertulis
dan sifat bahan  Sifat megnetik bahan [TM : 1 x (1x50”)] teknik;
teknik [P : 1 x (1x50”)] b. Kemampuan
teknik
mengidentifikasi
 Sifat mekanis bahan produk bahan
teknik teknik
b. Contoh produk bahan
teknik berdasarkan sifat
listrik, megnetik, dan
mekanis
(3) CPMK3:[C2,A4] a. Karakteristik sifat bahan Kuliah, diskusi dua a. Kemampuan Rangkuman, 3%
Mahsiswa mampu teknik; arah, diskusi mengidentifikasi tugas
mengidentifikasi jenis  Sifat teknologi bahan kelompok sifat bahan tertulis
dan sifat bahan teknik [TM : 1 x (1x50”)] teknik;
teknik  Sifat kimia bahan teknik [P : 1 x (1x50”)] b. Kemampuan
mengidentifikasi
 Sifat logam bahan teknik produk bahan
b. Contoh produk bahan teknik
teknik berdasarkan sifat
teknologi, kimia, dan
logam.
(4) CPMK4:[C3,A4] a. Jenis Standarisasi bahan Kuliah pengantar & a. Kemampuan Makalah dan 5%
Mahasiswa mampu teknik (ISO, SNI, ASTM); brainstorming, mengidentifikasi presentasi

4
menerapkan standard bahan b. Standar pengujian bahan diskusi kelompok standard bahan
dan standard pengujian (ISO, SNI, ASTM) [TM : 1 x (1x50”)] b. Kemampuan
bahan teknik [P : 1 x (1x50”)] mengidentifikasi
produk bahan
eknik
(5) CPMK5:[C3,A4] a. Jenis pengujian destruktuif Kuliah, diskusi dua a. Kemampuan Makalah dan 5%
Mahasiswa mampu bahan teknik; arah, diskusi mengidentifikasi presentasi
menerapkan standard bahan b. Jenis pengujian non kelompok jenis pengujian kelompok
dan standard pengujian destruktuif bahan teknik; [TM : 1 x (1x50”)] destruktif bahan
bahan teknik [P : 1 x (1x50”)] teknik
b. Kemampuan
mengidentifikasi
jenis pengujian
non-destruktif
bahan teknik

(6) CPMK6:[C3,A4,P2] a. Metode dan langkah kerja Kuliah, diskusi dua a. Ketepatan dalam Prakter dan 5%
Mahasiswa mampu pengujian destruktif bahan arah, praktek, melakukan presentasi
melakukan pengujian teknik; diskusi kelompok pengujian individu
destruktif dan non b. Metode dan langkah kerja [TM : 1 x (1x50”)] destruktif bahan
destruktif bahan teknik; pengujian destruktif bahan [P : 1 x (1x50”)] teknik.
material logam dan non teknik; b. Ketepatan dalam
logam melakukan
pengujian non
destruktif bahan
teknik.

(7) CPMK7:[C4,A4,P2] a. Karakteristik hasil Kuliah, diskusi dua c. Ketepatan dalam presentasi 11%
Mahasiswa mampu pengujian destruktuif arah, praktek, membaca dan individu
menganalisis hasil bahan teknik; diskusi kelompok menganalisis hasil

5
pengujian destruktif dan b. Karakteristik hasil [TM : 1 x (1x50”)] pengujian
non destruktif bahan pengujian non destruktuif [P : 1 x (1x50”)] destruktif bahan
teknik; material logam dan bahan teknik; teknik.
non logam d. Ketepatan dalam
membaca dan
menganalisis hasil
pengujian non
destruktif bahan
teknik.

(8) Evaluasi Tengah Semester (Evaluasi Formatif; Evaluasi dimaksudkan untuk melakukan improvement proses pembelajaran
berdasarkan assessment yang telah dilakukan)
(9) CPMK9:[C2,A4] a. Jenis bahan komposit dan Kuliah, diskusi dua a. Kemampuan Tes lisan, 3%
Mahasiswa mampu polimer; arah, diskusi mengidentifikasi presentasi
mengidentifikasi jenis b. Karakterisasi bahan kelompok sifat bahan teknik kelompok
dan sifat bahan komposit komposit dan polimer [TM : 1 x (1x50”)] komposit dan
dan polimer c. Jenis dan metode [P : 1 x (1x50”)] polimer
pengujian bahan komposit b. Kemampuan
dan polimer. mengidentifikasi
produk bahan
teknik komposit
dan polimer

(10) CPMK10:[C3,A4,P2] a. Metode dan langkah kerja Kuliah, diskusi dua a. Ketepatan dalam Praktek dan 11%
Mahasiswa mampu ekstraksida puritinggi arah, praktek, melakukan proses presentasi
melakukan proses b. Metode dan langkah kerja diskusi kelompok pembuatan bahan individu
pembuatan bahan ekstraksi bahan non ferro [TM : 1 x (1x50”)] meotde ekstrasida
[P : 1 x (1x50”)] puritinggi
b. Ketepatan dalam

6
melakukan proses
ekstraksi bahan
non ferro

(11) CPMK11:[C4,A4,P2] a. Pengertian dan jenis korosi Kuliah, diskusi dua a. Kemampuan Praktek dan 11%
Mahasiswa mampu pada besi arah, praktek, mengidentifikasi presentasi
mendeteksi kerusakan pada b. Proses pembentukan korosi diskusi kelompok sifat jenis korosi individu
produk bahan teknik pada besi [TM : 1 x (1x50”)] pada besi
[P : 1 x (1x50”)] b. Ketepatan dalam
menentukan
korosi

(12) CPMK12:[C4,A4,P2] a. Proses pencegahan korosi Kuliah, diskusi dua a. Ketepatan dalam Praktek dan 11%
Mahasiswa mampu pada besi arah, praktek, melakukan proses presentasi
mendeteksi kerusakan pada diskusi kelompok pencegahan korosi individu
produk bahan teknik [TM : 1 x (1x50”)] pada besi
[P : 1 x (1x50”)]

(13) CPMK13:[C5,A4,P2] a. Faktor penyebab korosi Kuliah, diskusi dua a. Ketepatan dan Praktek dan 15%
Mahasiswa mampu pada besi arah diskusi menentukan presentasi
menyimpulkan kerusakan b. Contoh produk korosi pada kelompok faktor penyebab individu
pada produk bahan teknik besi pada kapal dan [TM : 1 x (1x50”)] korosi pada besi
lingkuangan sekitar [P : 1 x (1x50”)] b. Ketepatan dalam
menentukan
produk yang
mudah terkorosi
baik pada kapal
perikanan atau
bahan teknik
lainya

7
(14) CPMK14:[C2,A4] a. Komponen-komponen Kuliah, diskusi dua a. Kemampuan Tes lisan, 3%
Mahasiswa mampu mesin arah, diskusi mengidentifikasi makalah
mengidentifikasi komponen b. Jenis bahan pada kelompok komponen mesin
mesin komponen mesin [TM : 1 x (1x50”)] b. Ketepatan dalam
c. Karakterisasi bahan pada [P : 1 x (1x50”)] menentukan
komponen mesin bahan pada
komponen mesin
c. Ketepatan dalam
menentukan sifat
dan karakterisasi
bahan pada
komponen mesin

(15) CPMK15:[C3,A4,P2] a. Jenis, fungsi, dan Kuliah, diskusi dua a. Ketepatan dalam Praktek dan 11%
Mahasiswa mampu klasifikasi pelumas arah, diskusi melakukan proses presentasi
melakukan proses pemilihan b. Karakterisasi dan kelompok pemilihan banhan individu
bahan pelumas kekentalan pelumas [TM : 1 x (1x50”)] pelumas
[P : 1 x (1x50”)] b. Ketepatan dalam
melakukan
karakterisasi dan
tingkat kekentalan
pelumas

(16) Evaluasi Akhir Semester (Evaluasi dimasukkan untuk mengetahui capaian akhir hasil belajar mahasiswa)

8
BOBOT PENILAIAN
No Aspek Jenis tagihan Nilai maksimal Bobot
1 Kognitif dan Afektif Tugas 0 – 100 20 %
UTS 0 – 100 40 %
UAS 0 - 100 40 %
2 Psikomotorik Persiapan 0 - 100 30 %
Proses 0 - 100 30 %
Hasil 0 - 100 40 %
3 Kedisiplinan Kehadiran (16-absen)/16*100 15 %

9
SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SAP Pertemuan ke-1


1. MATA KULIAH Ilmu Bahan Teknik
2. KODE MATA KULIAH MP 2.16.2.2
3. WAKTU PERTEMUAN 2 x 15 menit
4. PERTEMUAN KE- 1
5. INDIKATOR Mahasiswa mampu menjelaskan konsep bahan teknik
PENCAPAIAN Mahasiswa mampu menentukan jenis bahan teknik
Mahasiswa mampu membandingkan produk bahan teknik
Mahasiswa mampu menyimpulkan produk bahan teknik
6. MATERI POKOK 1. Konsep bahan teknik; 2.jenis bahan teknik; 3. Sifat bahan
teknik; 4. Produk bahan teknik
7. PENGALAMAN Mempelajari tentang :
BELAJAR - material penyusun bahan teknik
- jenis dan sifat bahan teknik
- produk bahan teknik
STRATEGI PEMBELAJARAN
KEGIATAN MEDIA DAN ALAT
TAHAPAN KEGIATAN DOSEN
MAHASISWA PEMBELAJARAN
(1) (2) (3) (4)
Pembukaan Memberikan ulasan singkat Melihat, SAP, Silabus,
(7 menit) kegiatan perkuliahan selama mendengarkan Kontrak Kuliah,
satu semester, tugas penjelasan, diskusi, Tugas terstruktur,
terstruktur serta memberikan dan tanya jawab Texbook, Jurnal,
bahan-bahan pembelajaran Diktat, Slide
kepada mahasiswa seperti : Presentasi
- SAP, RPS, silabus, kontrak
kuliah, bahan ajar yang
digunakan.

Menjelaskan secara singkat


material penyusun bahan
teknik dan apersepsi terhadap
mahasiswa
Penyajian Memberikan ulasan tentang; mendengarkan Texbook, Diktat,
(16 menit) - Bahan teknik penjelasan, Gambar Slide
- Jenis Bahan Teknik mencatat bertanya Presentasi, Video
- Sifat Bahan Teknik dan berdiskusi,
- Produk Bahan Teknik make a match
Penutup Membuat rangkuman kuliah Menyimak, Texbook, Diktat,
(5 menit) materi pokok tentang bahan mengajukan Gambar Slide
teknik, jenis dan produk bahan pertanyaan dan Presentasi, Video
teknik di lingkungan sekitar, pendapat,
dan memberikan evaluasi dan menjawab
memberikan materi tugas pertanyaan evaluasi
latihan terstruktur/mandiri
Post Test Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran,
(2 menit) penilaian praktek dan penilaian terhadap unjuk sikap.
Referensi Atmanto H., dan Daryanto. 2007. IlmuBahan. Bumi Aksara. Jakarta.
Budinski, KG dan Budinski MK, 2010. Engineering Materials, Properties and

10
Selection. Pearson Prentice Hall.
Daryanto, 2007. Besi dan Baja. Bumi Aksara. Jakarta.
Callister, D. W. 2013. Materials Science and Engineering: An. Introduction,
9th Edition. Wiley Global Education: New York.
Dosen: Ahmad Ilham Ramadhani, M.T.

Tanda Tangan

11
SAP Pertemuan Ke-10
1. MATA KULIAH Ilmu Bahan Teknik
2. KODE MATA KULIAH MP 2.16.2.2
3. WAKTU PERTEMUAN 2 x 50 menit
4. PERTEMUAN KE- 10
5. INDIKATOR
Mahasiswa mampu melakukan proses pembuatan bahan
PENCAPAIAN
a. Metode dan langkah kerja ekstraksida puritinggi
6. MATERI POKOK
b. Metode dan langkah kerja ekstraksi bahan non ferro
Mempelajari tentang :
7. PENGALAMAN - material penyusun bahan teknik
BELAJAR - jenis dan sifat bahan teknik
- produk bahan teknik puritinggi
STRATEGI PEMBELAJARAN
KEGIATAN MEDIA DAN ALAT
TAHAPAN KEGIATAN DOSEN
MAHASISWA PEMBELAJARAN
(1) (2) (3) (4)
Memberikan ulasan singkat
kegiatan perkuliahan
sebelumnya dan memberikan
bahan-bahan pembelajaran
SAP, Silabus, Tugas
kepada mahasiswa seperti : Melihat,
Pembukaan - bahan ajar yang digunakan terstruktur,
mendengarkan
(7 menit) Texbook, Jurnal,
dan materi pendukung penjelasan, diskusi,
Diktat, Slide
dan tanya jawab
Presentasi
Menjelaskan secara singkat
materi proses pembuatan
bahan puritinggi = dan
apersepsi terhadap mahasiswa
mendengarkan
Memberikan ulasan tentang;
penjelasan,
- Metode dan langkah kerja Texbook, Diktat,
Penyajian mencatat bertanya
ekstraksida puritinggi Gambar Slide
(16 menit) dan berdiskusi,
- Metode dan langkah kerja Presentasi, Video
metode
ekstraksi bahan non ferro
pembelajaran STAD
Membuat rangkuman kuliah
materi pokok tentang;
Menyimak,
- Metode dan langkah kerja
mengajukan
ekstraksida puritinggi Texbook, Diktat,
Penutup pertanyaan dan
- Metode dan langkah kerja Gambar Slide
(5 menit) pendapat,
ekstraksi bahan non ferro dan Presentasi, Video
menjawab
memberikan evaluasi dan
pertanyaan evaluasi
memberikan materi tugas
latihan terstruktur/mandiri
Post Test Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran,
(2 menit) penilaian praktek dan penilaian terhadap unjuk sikap.
Atmanto H., dan Daryanto. 2007. IlmuBahan. Bumi Aksara. Jakarta.
Budinski, KG dan Budinski MK, 2010. Engineering Materials, Properties and
Referensi Selection. Pearson Prentice Hall.
Daryanto, 2007. Besi dan Baja. Bumi Aksara. Jakarta.
Callister, D. W. 2013. Materials Science and Engineering: An. Introduction,

12
9th Edition. Wiley Global Education: New York.
Dosen: Ahmad Ilham Ramadhani, M.T.

Tanda Tangan

13
SAP Pertemuan Ke-11
1. MATA KULIAH Ilmu Bahan Teknik
2. KODE MATA KULIAH MP 2.16.2.2
3. WAKTU PERTEMUAN 2 x 50 menit
4. PERTEMUAN KE- 11
5. INDIKATOR Mahasiswa mampu mendeteksi kerusakan pada produk bahan
PENCAPAIAN teknik
a. Pengertian dan jenis korosi pada besi
6. MATERI POKOK
b. Proses pembentukan korosi pada besi
Mempelajari tentang :
7. PENGALAMAN - material penyusun bahan teknik
BELAJAR - jenis dan sifat korosi pada bahan tenik
- produk korosi bahan teknik
STRATEGI PEMBELAJARAN
KEGIATAN MEDIA DAN ALAT
TAHAPAN KEGIATAN DOSEN
MAHASISWA PEMBELAJARAN
(1) (2) (3) (4)
Memberikan ulasan singkat
kegiatan perkuliahan
sebelumnya dan memberikan
bahan-bahan pembelajaran
SAP, Silabus, Tugas
kepada mahasiswa seperti : Melihat,
Pembukaan - bahan ajar yang digunakan terstruktur,
mendengarkan
(7 menit) Texbook, Jurnal,
dan materi pendukung penjelasan, diskusi,
Diktat, Slide
dan tanya jawab
Presentasi
Menjelaskan secara singkat
materi konsep korosi, proses
dan sifat korosi serta apersepsi
terhadap mahasiswa
mendengarkan
penjelasan,
Memberikan ulasan tentang;
mencatat bertanya Texbook, Diktat,
Penyajian - konsep korosi pada besi
dan berdiskusi, Gambar Slide
(16 menit) - Proses pembentukan korosi
metode Presentasi, Video
pada besi
pembelajaran case
study
Membuat rangkuman kuliah
materi pokok tentang;
Menyimak,
- konsep korosi pada besi
mengajukan
- Proses pembentukan korosi Texbook, Diktat,
Penutup pertanyaan dan
pada besi Gambar Slide
(5 menit) pendapat,
Presentasi, Video
menjawab
Memberikan evaluasi dan
pertanyaan evaluasi
memberikan materi tugas
latihan terstruktur/mandiri
Post Test Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran,
(2 menit) penilaian praktek dan penilaian terhadap unjuk sikap.
Atmanto H., dan Daryanto. 2007. IlmuBahan. Bumi Aksara. Jakarta.
Budinski, KG dan Budinski MK, 2010. Engineering Materials, Properties and
Referensi
Selection. Pearson Prentice Hall.
Daryanto, 2007. Besi dan Baja. Bumi Aksara. Jakarta.

14
Callister, D. W. 2013. Materials Science and Engineering: An. Introduction,
9th Edition. Wiley Global Education: New York.
Dosen: Ahmad Ilham Ramadhani, M.T.

Tanda Tangan

15
SAP Pertemuan Ke-13
1. MATA KULIAH Ilmu Bahan Teknik
2. KODE MATA KULIAH MP 2.16.2.2
3. WAKTU PERTEMUAN 2 x 50 menit
4. PERTEMUAN KE- 13
5. INDIKATOR Mahasiswa mampu menyimpulkan kerusakan pada produk
PENCAPAIAN bahan teknik
a. Faktor penyebab korosi pada besi
6. MATERI POKOK b. Produk korosi pada besi pada kapal dan lingkuangan sekitar
c. Pencegahan korosi pada besi
Mempelajari tentang :
7. PENGALAMAN - jenis dan sifat korosi pada bahan tenik
BELAJAR - produk korosi bahan teknik
- pencegahan korosi pada kapal
STRATEGI PEMBELAJARAN
KEGIATAN MEDIA DAN ALAT
TAHAPAN KEGIATAN DOSEN
MAHASISWA PEMBELAJARAN
(1) (2) (3) (4)
Memberikan ulasan singkat
kegiatan perkuliahan
sebelumnya dan memberikan
bahan-bahan pembelajaran
kepada mahasiswa seperti : SAP, Silabus, Tugas
Melihat,
Pembukaan - bahan ajar yang digunakan mendengarkan
terstruktur,
(7 menit) dan materi pendukung Texbook, Jurnal,
penjelasan, diskusi,
Diktat, Slide
dan tanya jawab
Menjelaskan secara singkat Presentasi
materi konsep pencegahan
korosi dan deteksi kerusakan
serta apersepsi terhadap
mahasiswa
mendengarkan
penjelasan,
Memberikan ulasan tentang; mencatat bertanya
Texbook, Diktat,
Penyajian - konsep korosi pada besi dan berdiskusi,
Gambar Slide
(16 menit) - Proses pembentukan korosi metode
Presentasi, Video
pada besi pembelajaran
project based
learning
Membuat rangkuman kuliah
materi pokok tentang;
Menyimak,
- konsep korosi pada besi
mengajukan
- Proses pembentukan korosi Texbook, Diktat,
Penutup pertanyaan dan
pada besi Gambar Slide
(5 menit) pendapat,
Presentasi, Video
menjawab
Memberikan evaluasi dan
pertanyaan evaluasi
memberikan materi tugas
latihan terstruktur/mandiri
Post Test Ujian tertulis, lisan, penilaian/evaluasi terhadap proses pembelajaran,
(2 menit) penilaian praktek dan penilaian terhadap unjuk sikap.
Referensi Atmanto H., dan Daryanto. 2007. IlmuBahan. Bumi Aksara. Jakarta.

16
Budinski, KG dan Budinski MK, 2010. Engineering Materials, Properties and
Selection. Pearson Prentice Hall.
Daryanto, 2007. Besi dan Baja. Bumi Aksara. Jakarta.
Callister, D. W. 2013. Materials Science and Engineering: An. Introduction,
9th Edition. Wiley Global Education: New York.
Dosen: Ahmad Ilham Ramadhani, M.T.

Tanda Tangan

17
KONTRAK PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Ilmu Bahan Teknik


Kode : MP 2.16.2.2
Hari Pertemuan/ Jam : Selasa/ 08.56-10.35 WITA
Tempat Pertemuan : Bengkel dan Ruang Kelas
Dosen : Ahmad Ilham Ramadhani, M.T.
Semester : II

Manfaat Perkuliahan
Mata kuliah ilmu bahan teknik wajib ditempuh bagi mahasiswa mekanisasi (MP)
perikanan. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan yang menunjang proses
pembelajaran pada program studi MP. Ilmu bahan teknik memberikan pemahaman
dan bekal mendasar yang bermanfaat baik pada saat masa perkuliahan maupun di
dunia kerja yang bersinggungan dengan material, bahan, dan konsep kegagalan
material.

Strategi Perkuliahan
Ilmu bahan teknik merupakan mata kuliah teori dan praktik sehingga pada proses
pembelajaran dibutuhkan Kerjasama yang baik antara mahasiswa dan dosen. Pada
prosesnya, dosen menyampaikan dan memberikan penjelasan perihal materi
pembelajaran, mahasiswa menyimak, menanggapi dan berkesempatan mengajukan
pertanyaan, membuka diskusi terkait pembahasan dan materi pembelajaran, serta
melakukan unjuk kerja (praktek) dalam proses pembelajaran.

Tugas-tugas Perkuliahan
Pada proses pembelajaran, mahasiswa akan diberikan penugasan sebagai
penguatan dan pendalaman pemahaman yang bersifat mandiri. Mahasiswa dapat
menggunakan referensi seluas-luasnya dengan mengacu pada sumber yang relevan.

18
Tata Tertib Perkuliahan

1. Mahasiswa diwajibkan mengikuti kuliah dengan akumulasi kehadiran minimal


90% (14 pertemuan) secara luring
2. Mahasiwa yang tidak memenuhi persyaratan tersebut hingga akhir semester,
tidak diizinkan untuk mengikuti ujian akhir semester.
3. Dosen diwajibkan memulai kuliah tepat waktu kecuali dengan pemberitahuan
sebelumnya kepada ketua kelas.
4. Pada perkuliahan luring, mahasiswa memiliki toleransi keterlambatan selama 15
menit sejak jadwal perkuliahan dimulai.
5. Jika kehadiran melebihi waktu yang dipersyaratkan, mahasiswa tetap dapat
mengikuti perkuliahan namun tanpa mengisi presensi.
6. Pada saat kelas luring, mahasiswa diwajibkan mengenakan masker.
7. Di tengah perkuliahan, dosen memberikan waktu istirahat (break time) dengan
alokasi waktu maksimal 15 menit.
8. Mahasiswa diwajibkan mentaati ketepatan waktu pengumpulan tugas.
9. Mahasiswa yang berhalangan mengikuti perkuliahan wajib menyampaikan
pemberitahuan kepada dosen dengan menunjukkan bukti yang relevan.
10. Dosen wajib membagikan bahan ajar terkait kepada mahasiswa.

Bitung, Februari 2023

Perwakilan mahasiswa, Dosen pengampu,

(…………………………..) Ahmad Ilham Ramadhani, S.Si., M.T.

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Mekanisasi Perikanan

Jozuha Ch. Huwae, S.T., M.Si.

19
20
BAHAN AJAR
MATERI KULIAH PERTEMUAN 1

A. Rencana Belajar Mahasiswa

Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi bahan
teknik dan bahan bukan teknik. Bahan teknik adalah jenis bahan yang
digunakan dalam proses rekayasa dan industri. Bahan teknik dibedakan
antara lain bahan organik dan bahan anorganik. Pada umumnya bahan-bahan
tersebut dapat kita peroleh dari alam atau didapat melalui proses kimia.
Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari lebih lanjut megenai bahan teknik.

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1: Jenis Bahan Teknik


1. Tujuan Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat mengklasifikasikan bahan-bahan teknik sesuai
dengan jenisnya.
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami struktur atom tiap-tiap jenis
bahan teknik.
2. Uraian Materi
Bahan Teknik adalah semua unsur atau zat yang berbentuk padat,
cair, atau gas yang banyak digunakan untuk kebutuhan keperluan dunia
teknik atau industry
a. Padat : Logam, keramik, plastik, kaca, karet, kayu
b. Cair : Pelumas, air, bensin, solar, bahan kimia lain
c. Gas : Oksigen, Asitilin, Hidrogen, CO2 dan lainnya

21
Gambar 1. Persebaran molekul pada benda padat, cair, dan gas

Molekul yang terdapat pada benda padat, cair, dan gas akan
mengalami perubahan seiring dengan adanya perubahan bentuk dan
sifat. Perubahan bentuk dan sifat disebabkan adanya gaya luar yang
mempengaruhi. Bahan yang ada disekitar kita juga akan mengalami
perubahan akibat adanya perubahan fenomen alam, misalnya; hujan
panas, angin yang berganti-ganti menyebabkan material/bahan dapat
terkorosi.
Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi
bahan teknik dan bahan bukan teknik. Bahan teknik dibedakan antara
lain bahan organik dan bahan an organik.
 Bahan Organik;
Bahan alam merupakan bahan baku produk yang diperoleh dan
digunakan secara langsung dari bahan alam, oleh karena itu
produk akhir yang menggunakan bahan baku ini akan memiliki
sifat yang sama dengan bahan asalnya. Yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain kayu, batu, karet, kulit, keramik,
celulosa dan lain-lain.
 Bahan An-organik;
Bahan-bahan tiruan (syntetic materials) biasanya diperoleh dari
senyawa kimia dengan komposisi berbagai unsur akan diperoleh
suatu sifat tertentu secara spesifik atau sifat yang menyerupai
sifat bahan alam. Bahan ini dikenal sebagai bahan plastik
(Plastics Materrials), yakni suatu bahan yang pertama kali

22
dibuat oleh Leo Baekeland seorang Belgia tahun 1907 dan
dipatenkan dengan nama Bakelite. Molekul yang kita sebut
sebagai “Polymer” yang berarti, material plastik yang
terbentuk dari ikatan rantai atom-atom serta terdiri atas
“beberapa unit” ikatan rantai atom-atom tersebut. Oleh
karena itu proses pengikatan dengan molekul-molekul kecil ini
dikenal sebagai Polimerisasi. Contoh bahan yang diperoleh dari
hasil proses kimia, misalnya : gelas, keramik, mika dsb.

Gambar 2. Contoh produk bahan teknik yang ada di sekitar kita

Secara garis besar bahan teknik diklasifikasikan menjadiKlasifikasi


bahan teknik tergolong (1) bahan logam dan (b) bahan non-logam. Bahan
logam tergolong bahan ferrous dan non-ferrous, sedangkan bahan non-
logam tergolong bahan keramik, polimer, dan komposit.
Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran
unsur karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang
mempunyai sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur
dengan bermacam logam lainnya.
Logam Non-Ferro (Non-Ferrous Metal) ialah jenis logam yang secara
kimiawi tidak memiliki unsur besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam
jenis ini disebut sebagai logam bukan Besi (non Ferro). Beberapa dari
jenis logam ini telah disebutkan dimana termasuk logam yang banyak
dan umum digunakan baik secara murni maupun sebagai unsur paduan.

23
Bahan teknik memiliki sifat-sifat yang melekat pada benda/material
tersebut. Sifat-sifat umum yang dapat diidentifikasi dalam menentukan
jenis bahan teknik, meliputi;

 Sifat mekanik : kekuatan, kekakuan, keuletan,


ketangguhan, kekerasan, dll.
 Sifat fisik : bentuk dan dimensi, strukturmikro, dll.
 Sifat kimia : sifat tahan korosi, tingkat keasaman.
 Sifat listrik : isolator, semikonduktor, konduktor
 Sifat magentik : dimagnetik, paramagnetik, ferro magnetik,
 Sifat teknologi : mampu las, mechanicability

Dari enam sifat utama yang dimiliki oleh bahan teknik, terdapat dua
Sifat-sifat umum bahan teknik terdiri dari (6), yang dapat diidentifikasi
secara langsung dalam menentukan material penyusun bahan teknik,
meliputi;

 Sifat fisik : merupakan sifat yang dapat dilihat dan ditentukan


secara bentuk, dimensi, dan ukuran pada benda tertentu.
 Sifat mekanik: merupakan sifat yang dapat ditentukan dengan
melihat kekuatan, kekakuan, keuletan, ketangguhan,
kekerasan pada benda dengan pengujian.
Ikatan antar atom serta antar molekul
Atom-atom dalam molekul diikat dalam beberapa jenis ikatan, yaitu
ikatan primer dan ikatan sekunder. Ikatan primer sendiri dapat dibagi
tiga: (1) ikatan ionik, (2) ikatan kovalen , dan (3) ikatan metalik.

Gambar 3. Jenis ikatan pada bahan teknik

24
(a) Ikatan ionik
Contoh molekul yang mempunyai ikatan ionik adalah garam meja (NaCl).
Sifatnya antara lain konduktivitas listriknya rendah dan ductility yang
buruk.

Gambar 4. Struktur ikatan ionic

(b) Ikatan kovalen


Contoh molekul dengan ikatan kovalen adalah gas Fluorin (F2) dan intan.
Berkenaan dengan intan, yang dibangun oleh atom karbon (nomor atom
6), setiap atom mempunyai 4 tetangga dengan mana mereka berbagi
elektron. Ini yang membuat suatu struktur tiga dimensi yang yang yang
sangat kaku dan membuat intan mempunyai kekerasan yang sangat
tinggi. Bentuk lain dari karbon (misalnya grafit) tidak mempunyai
struktur atomik yang kaku seperti intan. Bahan padat dengan ikatan
kovalen umumnya mempunyai kekerasan yang tinggi dan konduktivitas
listrik yang rendah.

Gambar 5. Struktur ikatan kovalen

25
(c) Ikatan logam
Ikatan metalik adalah mekanisme ikatan terjadi pada logam murni dan
logam paduan. Atom-atom dari kelompok logam umumnya mempunyai
jumlah elektron yang kurang dari jumlah maksimum, pada orbit
terluarnya. Jadi dalam satu blok logam terjadi pemakaian-bersama
elektron-elektron pada orbit terluar, oleh seluruh atom yang ada pada
blok itu. Elektron-elektron tersebut membentuk semacam awan yang
menembus seluruh blok.

Gambar 6. Struktur ikatan kovalen

3. Rangkuman/Refleksi
1. Bahan Teknik adalah semua unsur atau zat yang berbentuk padat,
cair, atau gas yang banyak digunakan untuk kebutuhan keperluan
dunia teknik atau industri
2. Bahan teknik dibedakan antara lain bahan lopgam dan non logam.
3. Terdapat enam sifat umum yang dimiliki oleh bahan teknik
4. Bahan logam ferrous merupakan bahan yang memiliki kandungan
unsur kimia Fe.
5. Bahan logam non ferrous merupakan jenis bahan yang memiliki
kandungan selain unsur Fe.

26
4. Tugas
 Pilihlah salah satu gambar dibawa ini
 Tentukan nama benda yang ada pada gambar

(Gambar a) (Gambar b)

(Gambar c) (Gambar d)

 Uraikan material penyusun, sifat fisik, dan mekanis.


 Bandingkan benda yang anda perolah dengan teman anda
 Tuliskan kesimpulan yang telah dipelajari dari pembelajari terkait
materi bahan teknik.

5. Tes Formatif
1. Tentukan 3 benda dengan jenis berbeda disekitar anda!
2. Identifikasi sifat fisik dan mekanis bahan teknik (logam dan non-
logam)
3. Lakukan pengujian sederhana (tekan, tekuk, tarik, puntir)
terhadap benda tersebut?
4. Simpulkan material penyusun benda tersebut berdasarkan sifat
fisik dan mekanis?

27
Lembar Kerja Mahasiswa

Nama : …………………
NIM : …………………
Prodi :…………………

TUGAS MANDIRI!
Bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil pengamatan temanmu.
Catat persamaan dan perbedaannya. Coba diskusikan, jika hasil
pengamatan dikomunikasikan kepada orang lain, apakah orang
tersebut memperoleh pemahaman yang sama? Berdasarkan hasil
perbandingan tersebut, hal penting apakah yang harus dirumuskan
bersama? Tulislah kesimpulan yang anda peroleh berdasarkan
pengalaman belajar dan materi yang anda peroleh!

Uraian

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

28
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

29
MATERI KULIAH PERTEMUAN 10

A. Rencana Belajar Mahasiswa

Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi bahan
logam dan non logam. Bahan teknik logam dapat dibuat dengan metode
ekstraksida puri tinggi dan ekstrasida. Besi dan baja merupakan logam yang
banyak digunakan bagi perkembangan kebudayaan manusia. Beberapa hal
yang mendasari, meliputi;
1. Jumlahnya yang cukup melimpah
2. Memiliki sifat mekanik yang menarik
3. Mudah dikerjakan dengan forming maupun dengan machining
4. Harganya relative murah
5. Dll.
Pemanfaatanya besi dipergunakan dalam keadaan paduan bukan dalam
keadaan murni. Paduan besi umumnya dengan carbon, yang dikenal sebagai
baja dan besi tuang. Besi dan baja tuang bukan hanya berbeda kadar
karbonnya tetapi juga berbeda struktur mikronya dan berbeda sifatnya.

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1: Proses Pengolahan Besi dan Logam


1. Tujuan Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu melakukan proses pembuatan bahan metode
ekstrasida puritinggi
b. Ketepatan dalam melakukan proses ekstraksi bahan non ferro
2. Uraian Materi
Besi merupakan unsur alam yang tersimpan pada bebatuan alam.
Proses pembuatan besi kasar (pig iron) umumnya merupakan proses
reduksi pada tanur tinggi. Bahan yang digunakan adalah : bijih besi,
kokas, dan batu kapur. Proses pembakaran dimulai setelah
dihembuskannya udara panas (steam) ke dalam tanur tinggi. Bijih besi
merupakan bahan baku pembuatan besi yang dapat berupa senyawa
oksida, karbonat, dan sulfida serta tercampur sengan unsur lain misalnya
silikon. Bijih besi diolah dalam tanur atau dapur tinggi untuk

30
menghasilkan besi kasar. Besi kasar adalah bahan baku untuk pembuatan
besi cor (cast iron), besi tempa (wrought iron), dan baja (steel). Ketiga
macam bahan itu banyak dipakai dalam bidang teknik.

(a) (b)

(c)
Gambar 1. (a) bijih besi; (b) kokas; (c) skema peleburan bijih besi

Baja adalah logam paduan antara besi dan karbon dengan kadar
karbonnya secara teoritis maksimum 1,7%. Besi cor adalah logam paduan
antara besi dan karbon yang kadarnya 1,7% sampai 3,5%. Besi tempa
adalah baja yang mempunyai kadar karbon rendah. Dilihat dari
kegunaannya maka besi dan baja campuran merupakan tulang punggung
peradaban modern saat ini untuk peralatan transportasi, bangunan,
pertanian, dan peralatan mesin.

31
(a). Bahan asal besi
Bahan dasar besi mentah ialah bijih besi yang jumlah persentase
besinya haruslah sebesar mungkin. Besinya merupakan besi oksida
(Fe2O4 dan Fe2O3) atau besi karbonat (FeCO2) yang dinamakan batu
besi spat. Pengolahan besi mentah pada dapur tinggi dilakukan dengan
cara mereduksi bijih besi menggunakan kokas, bahan tambahan, dan
udara panas.
Bijih besi didatangkan dari tambang dalam berbagai mutu dan
bongkahan yang tidak sama besar, serta bercampur dengan batu dan
tanah liat. Bongkahan bijih besi dipecah menjadi butiran yang sama
besar, dengan ukuran paling besar 60 mm kemudian dimasukkan ke
dalam pemecah bijih melalui kisi-kisi goyang supaya masuknya sama
rata.
Dari mesin pemecah bijih, besi diantar ke tromol magnet dengan
sebuah talang goyang yang lain. Dalam tromol tersebut bijih besi
dipisahkan dari batu-batu yang tercampur. Bijih besi kemudian
dimasukkan ke dalam instalasi penyaring untuk disortir menurut
besarnya, sselanjutnya dimasukkan ke dalam sebuah instalasi pencuci.
Bijih halus dan butiran yang lebih kecil dari 18 mm yang datang
dari pemecah bijih diaglomir di dalam dapur atau panci sinter. Pada
proses sinter selalu ditambahkan debu bijih yang berjatuhan dari dapur
tinggi dan dari instalalsi pembersih gas supaya dapat diambil besinya.
Di dalam dapur sinter mula-mula diisikan selapis bijih halus dan
diatasnya bijih besi yang akan diaglomir. Bubuk bijih tidak dapat jatuh
melalui rangka bakar karena ditahan oleh bijih halus itu. Apabila isi
panci telah selesai dikerjakan panci berputar dan massa dijatuhkan ke
dalam gerobak melalui pemecah bergigi yang berputar dan memecah
menjadi potongan yang sama besar.

(b) Jenis pengolahan besi dan logam


Didalam perut bumi tempat kita tinggal ternyata banyak sekali
mengandung zat-zat yang berguna untuk keperluan hidup kita sehari-
hari, misalnya minyak tanah, bensin, solar dan lain-lainnya yang disebut

32
minyak bumi. Disamping itu juga terdapat unsur-unsur kimia yang
berguna bagi manusia seperti bijih besi, nikel, tembaga, uranium,
titanium, timah dan masih banyak lagi, beserta mineral dan batu-
batuan. Salah satu zat yang terdapat di dalam bumi yang sangat berguna
bagi manusia ialah air dengan rumus kimianya H2O, sebab tanpa air
manusia sukar sekali mempertahankan kehidupannya.
Mineral adalah suatu bahan yang banyak terdapat di dalam bumi,
yang mempunyai bentuk dan ciri-ciri khusus serta mempunyai susunan
kimia yang tetap. Sedangkan batu-batuan merupakan gabungan antara
dua macam atau lebih mineral-mineral dan tidak mempunyai susunan
kimia yang tetap.
Bijih ialah mineral atau batu-batuan yang mengandung satu macam
atau beberapa macam logam dalam prosentase yang cukup banyak untuk
dijadikan bahan tambang. Banyaknya logam yang terkandung dalam bijih
itu berbeda-beda. Logam dalam keadaan murni jarang sekali terdapat di
dalam bumi, kebanyakan merupakan senyawa-senyawa oksida, sulfida,
karbonat, dan sulfat yang merupakan bijih logam yang perlu diproses
menjadi bahan logam yang bermanfaat bagi manusia.

(c) Pembuatan bijih kasar


Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai
macam bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi
dan karbonat besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut.
 Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi
berkisar 40%.
 Batu besi merah yang juga disebut hematit (Fe 2O3) dengan
kandungan besi berkisar 50%.
 Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman,
bersifat magnetis dengan mengandung besi berkisar 60%.
 Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang juga disebut
sferosiderit dengan mengandung besi berkisar 40%.

33
Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir,
tanah liat, dan batu-batuan dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama
besar. Untuk kelancaran proses pengolahan bijih besi, bongkah-bongkah
tersebut dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir antara
bijih besi dan batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Pekerjaan
selanjutnya adalah mencuci bijih besi tersebut dan mengelompokkan
menurut besarnya, bijih besi halus dan butir-butir yang kecil diaglomir
di dalam dapur sinter atau rol hingga berupa bola-bola yang dapat
dipakai kembali sebagai isi dapur.
Setelah bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar
kering dan unsur-unsur yang mudah menjadi gas keluar dari bijih
kemudian dibawa ke dapur tinggi diolah menjadi besi kasar. Dapur tinggi
mempunyai bentuk dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain
pada alasnya. Pada bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke
bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur kebawah dan tidak
terjadi kemacetan. Bagian bawah melebar ke atas dengan maksud agar
muatannya tetap berada di bagian ini. Dapur tinggi dibuat dari susunan
batu tahan api yang diberi selubung baja pelat untuk memperkokoh
konstruksinya. Dapur diisi dari atas dengan alat pengisi. Berturut-turut
dimasukkan kokas, bahan tambahan (batu kapur) dan bijih besi.

(d) Proses dalam dapur tinggi (puritinggi)

Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses
ini zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan
besi zat asam pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 1800˚C
dengan udara panas, maka dihasilkan suhu yang dapat
menyelenggarakan reduksi tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan
karena proses berlangsung maka diberi batu kapur sebagai bahan
tambahan. Bahan tambahan bersifat asam apabila bijih besinya
mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan diberikan yang
bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.

34
Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar
melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes
ke bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang
dimasukkan, terak ini kemudian dipisahkan. Proses reduksi di dalam
dapur tinggi tersebut berlangsung sebagai berikut:
Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi : C + O 2 CO2 sebagian
dari CO2 bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada
ditempat yang lebih atas yaitu gas CO. CO2 + C → 2CO Di bagian atas
dapur tinggi pada suhu 3000 sampai 8000 ˚C oksida besi yang lebih tinggi
diubah menjadi oksid yang lebih rendah oleh reduksi tidak langsung
dengan CO tersebut menurut prinsip : Fe2O3 + CO → 2FeO + CO2

Gambar 2 Tanur tinggi

Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang


menjadi besi kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang
digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di
dalam dapur kubah), atau dalam keadaan cair dipindahkan pada
bagian pembuatan baja di dalam konvertor atau dapur baja yang lain,
misalnya dapur Siemen Martin.

35
Gambar 3. Proses penuangan logam cair

Batu kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat


abu kokas dan batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan
mudah dapat dipisahkan dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam
proses berfungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari oksida yang
mungkin mengurangi hasil yang diperoleh karena terbakarnya besi
kasar cair itu. Batu kapur (CaCO3) terurai mengikat batu-batu ikutan
dan unsur-unsur lain.

3. Rangkuman/Refleksi
 Bahan logam besi dan baja dapat dibuat dengan melakukan
sintesis pada besi dengan berbagai jenis bahan besi.
 Besi kasar adalah bahan baku untuk pembuatan besi cor (cast
iron), besi tempa (wrought iron), dan baja (steel). Ketiga macam
bahan itu banyak dipakai dalam bidang teknik.
 Proses pembuatan besi kasar (pig iron) umumnya merupakan
proses reduksi pada tanur tinggi.
 Bahan utama pembuatan besi kasar adalah : bijih besi, kokas, dan
batu kapur.
 Bijih besi merupakan bahan baku pembuatan besi yang dapat
berupa senyawa oksida, karbonat, dan sulfida serta tercampur
dengan unsur lain misalnya silikon.
 Baja adalah logam paduan antara besi dan karbon dengan kadar
karbonnya secara teoritis maksimum 1,7%.
 Proses pembuatan pig iron :

36
a. Bijih besi dipanggang di dalam dapur panggang agar kering
b. Bijih besi kering, kokas dan batu kapur dibawa ke baguan
atas tanur tinggi
c. Ke dalam tanur dihembuskan udara panas
d. Besi cair dituang menjadi besi kasar berupa balok

4. Tugas
 Pilihlah salah satu jenis besi dan baja hasil pengolahan biji besi
 Uraikan prinsip kerja dalam proses pembuatan biji besi?

5. Tes Formatif
 Tentukan 3 benda logam dengan jenis berbeda disekitar anda!
 Lakukan pengamatan terhadap performa pada benda tersebut
 Simpulkan material penyusun dan pengolaan bahan mentah
tersebut?

Lembar Kerja Mahasiswa

Nama : …………………
NIM : …………………
Prodi :…………………

TUGAS MANDIRI!
Bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil pengamatan temanmu.
Catat persamaan dan perbedaannya. Coba diskusikan, jika hasil
pengamatan dikomunikasikan kepada orang lain, apakah orang
tersebut memperoleh pemahaman yang sama? Berdasarkan hasil
perbandingan fenomena korosi tersebut, hal penting apakah yang harus
dirumuskan bersama? Tulislah kesimpulan yang anda peroleh
berdasarkan pengalaman belajar dan materi yang anda peroleh!

Uraian !
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

37
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

38
MATERI KULIAH PERTEMUAN 11

A. Rencana Belajar Mahasiswa

Korosi merupakan fenomena yang ada disekitar kita. pada dasarnya


korosi identik dengan fenomena perubahan alamiah suatu benda pada unsur
alam nya. Mahasiswa akan mempelajari beberapa hal, meliputi;
1. Konsep dan jenis korosi
2. Proses pembentukan korosi.

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1: Jenis, Sifat, dan Pembentukan Korosi


1. Tujuan Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu mendeteksi kerusakan pada produk bahan
teknik.
2. Uraian Materi
Korosi muncul pada beberapa bidang kehidupan manusia terutama
yang menyangkut dengan bahan-bahan dari jenis logam sehingga
mayoritas manusia mengenalnya sebagai pengkaratan atau pengeroposan
yang berdampak negative dan perlu untuk dihindari. Oleh karena
besarnya dampak yang ditimbulkan oleh korosi dalam kehidupan,
sehingga manusia melakukan berbagai upaya teknis untuk melawan atau
meminimalkan proses yang terjadi secara alamiah ini. Beberapa
perusahaan besar menyediakan biaya yang sangat besar untuk
mengantisipasi masalah korosi pada produknya, semisal perusahaan yang
bergerak dalam bidang otomotif dengan penggunaan logam yang
dominan, demikian halnya dengan perusahaan yang bergerak dalam
bidang industri pesawat terbang, pusat pembangkit tenaga listrik,
industri kimia, serta bangunan berstruktur beton dan rangka baja.
Banyak definsi korosi pada fenomena alam. Beberapa definsi para
ahli; (1) Korosi dapat diartikan sebagai suatu penurunan kualitas dan
fungsi material karena interaksi dengan lingkungannya; (2) Korosi dapat
diartikan sebagai sebuah peristiwa perusakan atau degradasi material

39
logam akibat bereaksi secara kimia dengan lingkungan, proses degradasi
/ deteorisasi / perusakan material yang disebabkan oleh pengaruh
lingkungan dan sekitarnya; (3) Korosi adalah suatu kerusakan
(destructive) yang dihasilkan oleh reaksi elektrokimia antara logam atau
paduan logam dengan lingkungannya. Pada proses pembuatannya, logam
di ekstrak dari bijih logam (ore), dimana bijih logam tersebut yang
diperoleh dari hasil penambangan masih bersenyawa dengan unsur lain
terutama oksigen. Untuk memperoleh logam, oksigen harus dipisahkan
(diekstrak) melalui proses ekstraksi metallurgy membutuhkan energy
yang besar.
Pada dasarnya proses korosi pada logam merupakan kebalikan dari
proses ekstraksi metallurgy pembuatan logam. Sejumlah energy yang
dibutuhkan pada proses pembuatan logam dilepas kembali untuk
menghasilkan korosi dimana logam kembali bersenyawa dengan oksigen.
Sehingga proses korosi bisa dikatakan sebagai suatu proses pengembalian
logam ke bentuk alamiahnya yaitu bersenyawa dengan oksigen

(a)

(b)

Gambar 1. Fenomena korosi pada suatu lapisan material

40
Korosi terjadi pada besi juga diakibatkan karena lingkungan adalah
keadaan sekeliling yang kontak dengan material / logam. Lingkungan bisa
berupa padatan, cairan, atau gas dengan kondisi komposisi kimia, temperatur,
kecepatan alir, dsb-nya yang tertentu. Jenis korosi yang terjadi pada besi
dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yang ditunjukkan pada
Tabel 1.

Tabel 1. Jenis korosi pada besi

(a) (b)

(c) (d)

(e) (f)

41
Jenis Korosi;
(a) Korosi Galvanis
Korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda dalam
satu elektrolit sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi.
Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
o Beri isolator yang cukup tebal hingga tidak ada aliran
elektolit
o Pasang proteksi katodik
o Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan

(b) Korosi Uniform


Adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi
kimia karena pH air yang rendah dan udara yang lembab,sehingga
makin lama logam makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat
baja atau profil, logam homogen. Korosi jenis ini bisa dicegah
dengan cara Diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti
gemuk.
o Untuk lambung kapal diberi proteksi katodik
o Pemeliharaan material yang tepat
o Untuk jangka pemakain yang lebih panjang diberi
logam berpaduan tembaga 0,4%

42
(c) Korosi Erosi
Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan bagian –
bagian yang tajam dan kasar, bagian – bagian inilah yang mudah
terjadi korosi dan juga diakibatkan karena fluida yang sangat deras
dan dapat mengkikis film pelindung pada logam. Korosi ini biasanya
terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah
dengan cara :
o Pilih bahan yang homogen
o Diberi coating dari zat agresif
o Diberikan inhibotor
o Hindari aliran fluida yang terlalu deras

(d) Korosi pitting


Adalah korosi yang disebabkan karena komposisi logam yang
tidak homogen yang dimana pada daerah batas timbul korosi yang
berbentuk sumur. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
o Pilih bahan yang homogen
o Diberikan inhibitor
o Diberikan coating dari zat agresif

43
(e) Korosi crevie
Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam
lain diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air
sehingga kosentrasi O2 pada bagian tertentu dibanding pada bagian
dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian mulut jadi
katodik Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
o Isolator
o Dikeringkan bagian yang basah
o Dibersihkan kotoran yang ada

44
(f) Korosi Stress
Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang
diakibatkan karena logam mengalami perlakuan khusus ( seperti
diregang, ditekuk dll.) sehingga butiran menjadi tegang dan butiran
ini sangat mudah bereaksi dengan lingkungan. Korosi jenis ini dapat
dicegah dengan cara :
o Diberi inhibitor
o Apabila ada logam yang mengalami streses maka
logam harus direlaksasi.

Karena korosi adalah bagian dari siklus besi, maka korosi tidak
dapat dihindari. Komponen korosi meliputi; katoda, anoda dan
elektrolit.

Hal – hal yang mempengaruhi terjadinya korosi :


 Temperatur,semakin tinggi temperatur maka reaksi kimia akan
semakin cepat maka korosi akan semakin cepat terjadi
 Kecepatan aliran, jika kecepatan aliran semakin cepat maka
akan merusak lapisan film pada logam maka akan mempercepat
korosi karena logam akan kehilangan lapisan.
 pH, pada pH yang optimal maka korosi akan semakin cepat (
mikroba ).
 Kadar Oksigen, semakin tinggi kadar oksigen pada suatu tempat
maka reaksi oksidasi akan mudah terjadi sehingga akan
mempengaruhi laju reaksi korosi.
 Kelembaban udara

3. Rangkuman/Refleksi
 Korosi merupakan fenomena alam yang terjadi pada besi.
 Komponen korosi meliputi, anoda, katoda, dan elektrolit.
 Korosi dapat terjadi akibat adanya kerusakan lapisan sehingga
terjadi penurunan perfoma bahan teknik.

45
 Bahan teknik yang cenderung dapat dikorosi yakni bahan logam
ferrous merupakan bahan yang memiliki kandungan unsur kimia
Fe dan bahan logam non ferrous merupakan jenis bahan yang
 memiliki kandungan selain unsur Fe.

4. Tugas
 Pilihlah salah satu jenis korosi
 Uraikan prinsip kerja dan penyebab terjadinya korosi pada
benda tersebut?

5. Tes Formatif
 Tentukan 3 benda dengan jenis berbeda disekitar anda!
 Identifikasi sifat fisik dan mekanis bahan teknik (logam dan
non-logam)
 Lakukan pengamatan terhadap fenomena korosi pada benda
tersebut
 Simpulkan material penyusun benda tersebut?

Lembar Kerja Mahasiswa

Nama : …………………
NIM : …………………
Prodi :…………………

TUGAS MANDIRI!
Bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil pengamatan temanmu.
Catat persamaan dan perbedaannya. Coba diskusikan, jika hasil
pengamatan dikomunikasikan kepada orang lain, apakah orang
tersebut memperoleh pemahaman yang sama? Berdasarkan hasil
perbandingan fenomena korosi tersebut, hal penting apakah yang harus
dirumuskan bersama? Tulislah kesimpulan yang anda peroleh
berdasarkan pengalaman belajar dan materi yang anda peroleh!

46
Uraian

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

47
MATERI KULIAH PERTEMUAN 13

A. Rencana Belajar Mahasiswa

Korosi merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari. Korosi identik


dengan fenomena perubahan alamiah suatu benda pada unsur alam nya.
Pada sub bab ini mahasiswa akan mempelajari beberapa hal, meliputi
pencegahan dan deteksi korosi
a. Faktor penyebab korosi pada besi
b. Produk korosi pada besi pada kapal dan lingkuangan sekitar
c. Pencegahan korosi pada besi.

B. Kegiatan Belajar

Kegiatan Belajar 1: Faktor, Produk, dan Pencegahan Korosi


1. Tujuan Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu menyimpulkan kerusakan pada produk bahan
teknik
2. Uraian Materi
Faktor penyebab korosi

48
49
50
Produk dan Pencegahan Korosi pada besi

51
Pemilihan bahan yang tidak sesuai dengan lingkungan tempat
bahan tersebut dipalikasikan akan dapat menyebabkan kegagalan dini,
berikut aspek keselamatan dan pembiayaan. Pemilihan bahan yang tepat
yang dimaksudkan disini adalah memilih bahan logam/paduannya
sedemikian sehingga pertukaran ion antara logam/paduan tersebut
dengan lingkungannya tidak berlangsung dengan cepat; atau dengan
kata lain adalah memilih logam/paduannya yang perbedaan potensial
dengan lingkungannya sekecil mungkin.

Dalam prakteknya, jika lingkungannya terlalu agresif (korosif) maka


perancang lazim memilih logam atau paduannya yang memiliki

52
ketahanan korosi yang lebih baik dari baja. Karakteristik pemilihannya
didasari pada aspek apakah logam tersebut imun terhadap
lingkungannya tersebut atau apakah logam tersebut dapat membentuk
suatu lapisan tipis yang memiliki sifat protektif dan memiliki sifat
recovery yang memadai bila lapisan tersebut rusak

Upaya melindungi logam dari korosi tidak hanya memadai dengan


pemilihan material yang tepat tapi juga sangat tergantung pada
pengetahuan dalam merancang bentuk atau tipe kontruksi. Dari
berbagai literature dan pengalaman yang ada, terdapat banyak conntoh-
contoh kontruksi yang memadai ditinjau dari segi ketahananya terhadap
korosi dengan tidak mengabaikan faktor keamanan, keindahan dan
efisiensi dalam rangka pemeliharaan dan perawatannya

53
Menerapakan hambatan pada permukaan logam pada hakekatnya
adalah memisahkan secara listrik permukaan logam dengan
lingkungannya (barrier protection). Pelapisan yang diterapkan harus
memadai ketebalannya dan bebas dari cacat atau discontinuity lainnya.
Pelapisan yang termasuk kedalam katagori ini adalah cat, tar, plastic,
dan sejenis gemuk

Proteksi katodik adalah sistem perlindungan permukaan logam


dengan cara mengalirkan arus searah yang memadai ke permukaan
logam untuk mengkonversikan semua daerah anoda di permukaan logam

54
menjadi daerah katodik. Sistem ini hanya efektif untuk sistem-sistem
yang terbenam dalam air atau didalam tanah. Sistem perlindungan
seperti ini telah berhasil mengendalikan proses korosi untuk kapal-kapal
laut, struktur pinggir pantai, instalasi pipa dan tangki bawah tanah atau
laut.

3. Rangkuman/Refleksi
 Korosi terjadi besi, baja, dan komponen mesin yang mengalami
perubahan permukaan.
 Komponen korosi meliputi, anoda, katoda, dan elektrolit.
 Pencegahan korosi dapat dilakukan berupa; pemilihan bahan yang
tepat, anodic protection, kondisi lingkungan, cathodic protection,
surface coating, dan design tepat.
 Bahan teknik yang cenderung dapat dikorosi yakni bahan logam
ferrous merupakan bahan yang memiliki kandungan unsur kimia Fe
dan bahan logam non ferrous merupakan jenis bahan yang
memiliki kandungan selain unsur Fe.

4. Tugas
 Pilihlah salah satu jenis contoh korosi pada mesin
 Uraikan metode yang tepat untuk mencegah terjadinya korosi?

5. Tes Formatif
 Tentukan 5 benda dengan jenis berbeda disekitar anda!
 Identifikasi sifat fisik dan mekanis bahan teknik (logam dan non-
logam)
 Lakukan pengamatan terhadap fenomena korosi pada benda
tersebut
 Lakukan pencegahan korosi yang terjadi pada bahan tersebut?

55
Lembar Kerja Mahasiswa

Nama : …………………
NIM : …………………
Prodi :…………………

TUGAS MANDIRI!
Bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil pengamatan temanmu.
Catat persamaan dan perbedaannya. Coba diskusikan, jika hasil
pengamatan dikomunikasikan kepada orang lain, apakah orang
tersebut memperoleh pemahaman yang sama? Berdasarkan hasil
perbandingan fenomena korosi tersebut, hal penting apakah yang harus
dirumuskan bersama? Tulislah kesimpulan yang anda peroleh
berdasarkan pengalaman belajar dan materi yang anda peroleh!

Uraian

…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………

56
MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses


pembelajaran. Berikut media pembelajaran untuk mata kuliah ilmu bahan teknik.

57
DAFTAR PUSTAKA

1. Atmanto H., dan Daryanto. 2007. IlmuBahan. Bumi Aksara. Jakarta.


2. Bishop, R. J. and Smallman R. E. 2004, Metalurgi Fisik Moderen Rekayasa
Material, Erlangga, Jakarta.
3. Budinski, KG dan Budinski MK, 2010. Engineering Materials, Properties and
Selection. Pearson Prentice Hall.
4. Daryanto, 2007. Besi dan Baja. Bumi Aksara. Jakarta.
5. Callister, D. W. 2013. Materials Science and Engineering: An. Introduction,
9th Edition. Wiley Global Education: New York.
6. Diharjo, K, dan Triyono, T, 2003, Buku Pegangan Kuliah Material Teknik,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
7. Doyle, Lawrence E., Cark A.1985. Proses Pembuatan Material Untuk
Permesinan, New Jersey : Prentice Hall inc.
8. Widyastuti, 2019. Karakterisasi Material, Surabaya. ITS Press.

58
ILMU BAHAN TEKNIK
Semester: 2
Kredit: 2 SKS

Ahmad Ilham Ramadhani, M.T.

JURUSAN MEKANISASI PERIKANAN


P O L I T E K N I K K E L A U TA N D A N P E R I K A N A N B I T U N G
BITUNG,
Bahan, teknologi, dan manusia
Klasifikasi Bahan Teknik

 Secara garis besar bahan teknik diklasifikasikan


menjadi

Bahan • Logam ferrous


Logam • Logam non-ferrous

• Polimer
Bahan Non- • Keramik
Logam
• Komposit
Klasifikasi Bahan Teknik

 Dalam dunia teknik mesin pada umumnya bahan


logam terutama logam ferrous memegang peranan
sangat penting.
 Perkembangan bahan logam ferrous telah mencapai
kemajuan sangat tinggi, terlihat dengan banyaknya
jenis baja/besi yang telah diproduksi dan dengan
kualitas tinggi.
Klasifikasi Bahan Teknik

 Perkembangan teknologi juga menuntut


penggunaan berbagai jenis logam non-ferrous,
seperti tembaga, seng, alumunium.
 Ditemukannnya berbagai serat juga mendorong
timbulnya bahan komposit, yang merupakan
kombinasi dari dua atau lebih bahan-bahan dengan
sifat yang berbeda dan menghasilkan bahan yang
memiliki sifat yang lebih baik dari bahan
pembentuk asalnya.
Pemilihan Bahan

 Prinsip pemilihan bahan tergantung pada


permintaan konsumen untuk memperoleh sifat-
sifat/karakteristik tertentu.
 Coba identifikasi bahan disekitar anda, dan
sebutkan bahan material penyusun nya?
 Sifat-sifat yang biasanya diminta oleh suatu
desain/konstruksi antara lain:
1. Sifat mekanik : kekuatan, kekakuan, keuletan,
ketangguhan, kekerasan, dll.
2. Sifat fisik : bentuk dan dimensi, strukturmikro, dll.
3. Sifat kimia : sifat tahan korosi, tingkat keasaman.
4. Sifat listrik : isolator, semikonduktor, konduktor
5. Sifat magentik : dimagnetik, paramagnetik, ferro
magnetik,
6. Sifat teknologi : mampu las, mechanicability
Pemilihan Bahan

 Perlu diketahui bahwa suatu bahan dengan


komposisi kimia yang sama akan mungkin
mempunyai sifat yang berbeda.
 Hal ini dikarenakan sifat bahan tidak tergantung
pada komposisi kimia saja, tetapi juga struktur dari
bahan ikut berpengaruh.
 Misalnya baja dengan suatu komposisi kimia, pada
suatu kondisi akan bersifat ulet tetapi pada kondisi
lainnya akan bersifat getas. Hal ini terjadi karena
adanya perubahan struktur pada susunan atom
dalam kristalnya.
Pemilihan Bahan

 Selain itu faktor-faktor yang juga harus


diperhatikan dalam pemilihan bahan untuk
desain/konstruksi:
1. Ketersediaan bahan
2. Teknologi yang tersedia untuk mengolah bahan
tersebut (misal: pengolahan besi dan baja)
3. Faktor ekonomis, misal: harga bahan, harga
produk, dll.
PENGERTIAN

Besi merupakan logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang
 banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang
menguntungkan sampai dengan yang merusakkan. Besi merupakan unsur 
kesepuluh palaing melimpah di alam semesta. Besi juga unsur yang paling
melimpah yang membentuk bumi, yaitu sekitar 34,6%.
KARAKTERISTIK/SIFAT

 Secara fisik 
 besi merupakan logam dengan penampakan putih silver mengkilap.
Besi mempunyai kekuatan tarik yang sangat tinggi. Besi dapat ditarik tanpa
membuatnya putus. Besi sangat mudah untuk digunakan dalam berbagai aplikasi.
Besi juga bisa di bengkokkan, digulung, dipotong, dibentuk, maupun dipadukan
dengan logam lain. Besi murni memiliki titik lebur 1536 0C (2797 0F) dan titik 
didih 3000 0C (5400 0F).
KARAKTERISTIK/SIFAT

 Secara atomik 
unsur besi memiliki nomor atom 26 dan berat atomnya adalah sekitar 55,847
gr/mol. Untuk jari-jari atomnya skitar 1,72 angstrum dengan elektonivitas
sebesar 1,83. densitasnya sendiri sekitar 7,87 gram/cm3.
KARAKTERISTIK/SIFAT

 Secara kimia
Besi memiliki sifat yang mudah berkarat bila terpapar udara, tpi tidak berlaku
di udara kering. Selain itu, besi juga mudah larut di dalam asam encer.
Logam ini merupakan unsur yang aktif membrntuk dua sri utama yaitu besi
 bivalen (II) atau fero dan besi trivalen (III) atau feri.
KARATERISTIK BESI

Simbol: Fe
Nomor atom: 26
Berat atom: 55,845
Klasifikasi: Logam Transisi
Fase pada Suhu Kamar: Padat
Berat jenis: 7,874 gram per cm3
Titik leleh: 1538 ° C, 2800 ° F
Titik didih: 2862 ° C, 5182 ° F
Ditemukan oleh: Dikenal sekitar sejak zaman
kuno
Dalam bentuk murni besi cukup lembut, logam
 berwarna keabu-abuan. Besi sangat reaktif dan mudah
akan menimbulkan korosi atau karat. Ha Besi mudah
dibentuk dan konduktor yang layak untuk listrik dan
 panas.
Besi adalah unsur alami yang paling magnetik dari
unsur-unsur lain. Unsur alami magnetik lainnya
termasuk kobalt dan nikel. Besi signifikan menjadi
keras ketika dipadukan dengan unsur-unsur lain seperti
karbon.
Besi dapat ditemukan dalam empat bentuk allotropik.
Bentuk yang paling stabil dari besi pada suhu normal
adalah besi alpha yang umumnya dikenal sebagai ferit.
SIFAT KIMIA DAN SIFAT KIMIA
Besi adalah logam berkilau, kuat, mudah ditempa, dan berwarna perak abu-abu.
Logam ini memiliki empat bentuk kristal yang berbeda. Jika terpapar udara, besi
 berpotensi mengalami karat. Besi berkarat terutama di udara lembab, tetapi tidak di
udara kering.
Logam ini mudah larut dalam asam encer. Besi merupakan unsur yang aktif secara
kimia dan membentuk dua seri utama senyawa kimia, besi bivalen (II) atau fero, dan
senyawa besi trivalen (III) atau feri.
Besi merupakan unsur kesepuluh paling melimpah di alam semesta.
Besi juga unsur paling melimpah (massa , 34,6%) yang membentuk bumi. Konsentrasi
 besi dalam berbagai lapisan bumi bervariasi dari amat tinggi di inti hingga sekitar 5%
di kerak luar.
Sebagian besar besi ditemukan dalam berbagai senyawa oksida
 besi, seperti mineral hematit, magnetit, dan taconite. Inti bumi
diyakini sebagian besar terdiri dari paduan logam besi-nikel.
Unsur besi sangat penting dalam hampir semua organisme hidup.
Pada manusia, besi merupakan unsur penting dalam hemoglobin
darah.
Produksi besi dunia diperkirakan sekitar 500 juta ton per tahun,
ditambah sekitar 300 juta ton besi daur ulang.
Daerah pertambangan utama besi meliputi Cina, Brasil, Australia,
Rusia, Ukraina, Amerika Serikat, Kanada, Venezuela, Swedia,
dan India.
JENIS JENIS BESI
Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4%  –  5% karbon dengan
sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya
adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan
 besi waja.

Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2%  –  3.5% karbon dan sejumlah
kecilmangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat
memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus,
telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur pada
 julat 1420 – 1470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen utamanya,
dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon dan besi
dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada
 bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang 'putih' mengandungi
karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida.
Besi karbon mengandung antara 0.5% dan 1.5% karbon, dengan
sejumlah kecil mangan, belerang, fosforus, dan silikon.

Besi tempa (Wrought iron) mengandung kurang daripada 0.5%


karbon. Ia keras, mudah lentur, dan tidak mudah dilakurkan
 berbanding dengan besi mentah. Ia mempunyai sejumlah kecil
karbon, beberapa persepuluh peratus. Jika ditajamkan menjadi
tirus, ia cepat kehilangan ketajamannya.
Besi aloi (Alloy steel) mengandungi kandungan karbon yang
 berubah-ubah dan juga logam-logam lain, seperti kromium,
vanadium, molibdenum,
nikel, tungsten dsb.

Besi oksida (III) digunakan dalam penghasilan storan magnetik


dalam komputer. Ia sering dicampurkan dengan bahan lain, dan
mengekalkan ciri-ciri mereka dalam larutan.
PENGAPLIKASIAN BESI
Besi adalah unsur logam yang bernilai ekonomis tinggi
karena sifat-sifat fisiknya yang mudah ditempa, dimodifikasi, dan
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup manusia, baik
untuk industri berat maupun ringan dan bahkan untuk peralatan
militer .
Berikut pengaplikasian besi :
Pekerjaan-pekerjaan konstruksi tidak dapat terlepas dari pemanfaatan besi,
demikian pula industri auto motif dan permesinan , peralatan masak di dapur.
Peralatan perang , Tianglistrik , Penangkal petir , Pipa saluran , Peralatan
mesin , Sebagai tulang beton , Untuk bahan rangka atap , Pagar rumah ,
Bahan bangunan jembatan , Ventilasi rumah , Rel kereta api
PROSES PENGOLAHAN BESI
Proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam
 besi dilakukan dalam tanur sembur (blast furnace).
Tanur sembur berbentuk menara silinder dari besi atau
 baja dengan tinggi sekitar 30 meter dan diameter bagian
 perut sekitar delapan meter
Secara umum proses pengolahan besi dari bijihnya dapat
 berlangsung dengan urutan sebagai berikut :

A . Bahan  –  bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui bagian


 puncak tanur . Bahan  –  bahan ini berupa:

* Bahan utama yaitu bijih besi yang berupa hematit (Fe2O3 ) yang
 bercampur dengan pasir (SiO2) dan oksida  –  oksida asam yang lain
(P2O5 dan Al2O3). Batuan  –  batuan ini yang akan direduksi.
* Bahan  –  bahan pereduksi yang berupa kokas (karbon).
* Bahan tambahan yang berupa batu kapur (CaCO3) yang
 berfungsi untuk mengikat zat  –  zat pengotor.
ILMU BAHAN TEKNIK
Semester: 2
Kredit: 2 SKS

Korosi dan Pencegahannya


Pertemuan ke 11 s.d. 13

Ahmad Ilham Ramadhani, M.T.


JURUSAN MEKANISASI PERIKANAN
P O L I T E K N I K K E L A U TA N D A N P E R I K A N A N B I T U N G
BITUNG
Korosi dapat diartikan 2 sebagai suatu
penurunan kualitas dan fungsi material karena
interaksi dengan lingkungannya.

Lingkungan adalah keadaan sekeliling yang


kontak dengan material / logam.

Lingkungan bisa berupa padatan, cairan, atau


gas dengan kondisi komposisi kimia,
temperatur, kecepatan alir, dsb-nya yang
tertentu.
Akibat dari Korosi
3

 Pengeroposan struktur/ komponen, atau hilangnya


sebagian logam karena bereaksi  Sifat mekanik
turun
 Kebocoran
 Kontaminasi, pencemaran (mis: ZnO2 pada kaleng
makanan bisa meracuni manusia bila tertelan)
 Kerusakan sistem secara keseluruhan
 Tampilan yang kurang sedap dipandang
4
FACT
5

Korosi adalah peristiwa yang alami


(pasti terjadi)

MENGAPA?

Karena korosi adalah proses kembalinya


produk buatan manusia ke alam
Iron and Steel Making
6

Mengambil bijih besi dari alam berupa


hematit, limonit, magnetit, siderit dsb
Hematite lump ore (Fe2O3)
Produk besi dan baja

Korosi

Produk korosi kembali ke alam sebagai bijih besi


Korosi
7

 Karena korosi adalah bagian dari siklus besi, maka


korosi tidak dapat dicegah.
 Yang bisa dilakukan adalah menghambat atau
memperlambat proses terjadinya korosi.
 Fontana mendefinisikan ketahanan suatu material
terhadap korosi berdasarkan range laju korosi/
tahun
Aspek Peninjauan Korosi

Katoda
Reaksi Elektrokimia
Anoda
Elektrokimia Pasivasi
Elektrolit

Polarisasi Kontak

Tiga aspek
peninjauan korosi Lingkungan Oksigen/ oxidizer
(elektrolite) Agitasi (pengadukan)
Temperatur, bakteri, konsentrasi,
pasangan galvanic, pH, elektrolite

Metallurgy Kondisi permukaan, struktur,


(logam) impurities, batas butir kristal dual
phases
Reaksi Elektrokimia
9

 Anoda : melepaskan elektron (terkorosi)


Reaksinya : M Mn++ne-
 Katoda : menerima elektron
Reaksinya : ada beberapa kemungkinan
1. Evolusi Hidrogen : 2 H+ + 2e- H2
2. Reduksi Oksigen (diudara) :O2 + 2e-  O2-
3. Reduksi Oksigen (asam) : O2 + 4 H+ + 4e- 2H2O
4. Reduksi Oksigen (basa & netral): O2 + 2H2O + 4e-  4 OH-
5. Reduksi Logam : M3+ + e-  M2+
6. Proses Pengendapan : M+ + e-  Mo
Reaksi Elektrokimia
10

Contoh : besi dalam larutan asam

Fe + 2 HCl  FeCl2 + H2

 Fe  Fe2+ + 2e- (oksidasi)


 2H+ + 2e-  H2 (reduksi)
Komponen Terjadinya Korosi
11

1. Anoda
2. Katoda
3. Elektrolit
4. Kontak metalik
Elektroda
12

Anoda (terkorosi)
ELEKTRODA
Katoda (terproteksi/tak terkorosi)

 Ada beda potensial antara anoda dan katoda


 Potensial anoda lebih rendah daripada potensial
katoda
Aliran Arus dan Elektron
13

 Arus listrik mengalir dari


elektrode dengan Potensial
Tinggi (Katoda) menuju
elektrode dengan Potensial
Rendah (Anoda).
 Arus elektron e- mengalir
dari elektrode dengan
Potensial Rendah (Anoda)
menuju elektrode dengan
Potensial Tinggi (Katoda).
Apa yang terjadi di Anoda?
14

 Karena anode terpaksa mengalirkan elektronnya via


kontak metalik ke katode, maka agar tidak kelebihan
muatan positip, anode terpaksa juga melepaskan proton
(ion +) nya yang bermassa ke elektrolit.
 Ion positip tsb. (M+) bereaksi dengan ion negatip dari
elektrolit (X-) membentuk endapan yang melekat di
anode sebagai karat (MX) atau mengendap dielektrolit.
Anoda berkurang massanya (terkorosi).
Apa yang terjadi di Katoda?
15

 Karena katode menerima elektronnya dari anode, maka


pada permukaan katode terjadi reaksi katodik, dimana
elektron akan berada dipermukaan katode dan bereaksi
dengan ion positip dari elektrolit misalnya H+
membentuk molekul H2 yang berupa gelembung gas.
 Dengan demikian katode terproteksi.
Pasivasi
16

 Pasivasi adalah hilangnya reaksi korosi akibat


terbentuknya lapisan pasif pada permukaan logam.
 Pasivasi hanya terjadi pada logam tertentu (Cr, Ni, Al, Ti,
Zr) dan pada media tertentu saja.

Lapisan pasif

Logam
Pasivasi
17

 Jika suatu logam membentuk lapisan oksida yang


areanya lebih besar dari area logam akan menyebabkan
pelepuhan dan pengelupasan dari lapisan pelindung
(lapisan oksida).

 Sehingga logam akan terlindungi dari korosi lebih lanjut


hanya jika area oksida yang terbentuk sama dengan area
logam.
Polarisasi
18

 Polarisasi adalah penyimpangan laju reaksi elektrokimia


(perubahan potensial elektroda).
 Secara definitif polarisasi itu adalah proses pengutuban
ion hidrogen secara elektrokimia sehingga terbentuk gas
hidrogen dengan bantuan pengikatan elektron yang
dihasilkan dari proses degradasi logam.

Polarisasi aktivasi Polarisasi konsentrasi


Oxidizer
19
O2
A = B = logam
yang sama A = Anoda
A B A B K = Katoda
PEB > PEA
1 2

O2 O2

A = Katoda B
A B A
B = Anoda
PEA > PEB 3 4
A = Katoda ; B = Anoda
B terdesolusi (terkorosi) bila
waktu diperpanjang
Agitasi
20

• Dengan pengadukan, ketebalan lapisan diffuse akan berkurang


sehingga laju korosi akan meningkat.
• Agitasi menyebabkan ketebalan lapisan diffuse akan
berkurang sehingga laju korosi akan meningkat.
pH
21
Bakteri
22

• Bukan bakteri yang memakan logam


SO42- → S2- (bakteri)
• Bakteri yang memakan sulfat dan mengeluarkannya dalam
bentuk reduksi sulfat seperti H2S, H2S (korosif) bereaksi
dengan Fe → FeS (hitam)
Fe + H2S → FeS + H2
• Pengujian dapat dilakukan dengan:
FeS + HCl → FeCl2 + H2S (tercium bau busuk)
Elektrolit
23

• Adanya bahan pengotor pada elektrolit seperti : CO2, SO2,


SO3, H2S dapat menurunkan pH.
• pH turun menciptakan suasana asam sehingga terjadi korosif.
Pasangan Galvanic
24

• Pengaruh sambungan galvanic dapat menyebabkan terjadinya


beda potensial pada kedua sambungan.
Kondisi Permukaan
25

• Permukaan logam yang tidak rata menyebabkan erosi bila ada


aliran (fluida).

• Kebersihan permukaan, ada/tidaknya lapisan tipis dan zat


asing dapat memberikan pengaruh kuat terhadap inisiasi dan
laju korosi.
Struktur Kristal
26
Bentuk/Tipe Korosi
27

1. Uniform/ general corrosion


2. Galvanik/ bimetal corrosion
3. Crevice corrosion (korosi celah)
4. Pitting Corrosion (korosi sumuran)
5. Errosion Corrosion
6. Intergranular Corrosion (korosi batas butir)
7. Stress Corrosion Cracking (SCC)
Uniform/general corrosion
28

 Korosi jenis ini yang paling sering, umum dijumpai.


 Korosi ini dikontrol oleh reaksi kimia atau
elektrokimia antara permukaan logam dengan media
korosifnya.
 Pengurangan berat / ketebalan logam terjadi
merata pada seluruh permukaan logam.
 Jenis korosi ini tidak berbahaya.
Korosi merata
Tebal awal

Tebal
Setelah
korosi
Galvanik/ bimetal corrosion
29

 Bila dua logam yang berbeda saling kontak dan berada


pada media/larutan yang konduktif dan korosif maka
akan timbul “beda potensial” yang menyebabkan
terjadinya aliran arus listrik (i) atau perpindahan
elektron (e-).
Crevice corrosion/ korosi celah
30

 Merupakan salah satu jenis korosi lokal.


 Korosi ini disebabkan oleh adanya sejumlah kecil sekali
larutan yang terstagnasi (diam), karena adanya hole,
gasket.
 Mekanisme: korosi terjadi karena perbedaan konsentrasi
oksigen lokal atau konsentrasi ion logam lokal antara
celah dan sekitarnya, sehingga korosi ini sering disebut
“concentration cell corrosion”.
Konsentrasi oksigen sekitar tinggi

Konsentrasi oksigen rendah


Pitting corrosion/ korosi sumuran
31
 Korosi lokal
 Menyerang pada logam yang:
1. Selaput pelindungnya robek secara mekanik
2. Memiliki tegangan konsentrasi lokal
3. Memiliki konsentrasi kimia heterogen (inklusi,
segregasi , presipitasi)
 Sulit dibedakan dengan korosi celah.
1. Korosi celah dipicu oleh beda konsentrasi O2
2. Korosi sumuran dipicu oleh faktor metalurgi
Pitting corrosion/ korosi sumuran
32
 Mekanisme pembentukan
korosi sumuran:
1. Mula-mula terjadi korosi
merata
2. Daerah sentral kekurangan
O2 karena jarak difusi O2
lebih panjang  anoda 
terjadi pelarutan M+
ditengah titik air  terjadi
karat dipusat berbentuk
cincin
Erosion corrosion/ korosi erosi
33
 Penyebab korosi erosi:
1. Turbulensi
2. Partikel dalam aliran
3. Peronggangan/kavitasi

 Turbulensi aliran ini disebabkan beberapa hal antara


lain:
1. Perubahan drastis diameter pipa
2. Sambungan yang kurang baik
3. Celah
4. Endapan
Erosion corrosion/ korosi erosi
34
Endapan

celah seal

Ada perubahan drastis diameter


pipa → fluida turbulensi → erosi
Sambungan pipa, posisi seal
tidak tepat→ fluida
turbulensi → erosi

Ada celah, endapan (deposit) →


fluida turbulensi → erosi
Erosion corrosion/ korosi erosi
35

 Kavitasi disebabkan oleh pecahnya gelembung uap


dipermukaan logam, mekanismenya yaitu:
1. Fluida menerjang permukaan logam
2. Tekanan hidrodinamika lokal turun
3. Timbul gelembung dipermukaan logam
4. Aksi mekanik, misalnya adanya putaran, menyebabkan
tekanan hidrodinamik lokal naik
5. Gelembung pecah, timbul gaya tekan yang besar pada
permukaan logam
6. Terjadi deformasi plastik pada logam
Intergranular corrosion/ korosi batas butir
36
 Korosi ini sering disebut : Intergranular Attack (IGA),
Intergranular Corrosion (IGC).
 Mekanisme : Batas butir  orientasi kristalografi acak
 daerah tidak stabil dengan energi tinggi  mudah
terkorosi intergranular/ batas butir.
Stress Corrosion Cracking (SCC)
37

 Logam mengalami SCC apabila:

1. Ada internal stress akibat adanya cold working.


2. Ada media lingkungan korosif.
 Keduanya berjalan simultan → SCC
 Contoh : checkerplate (pelat kembang), lekukan pada
bodi mobil, elbow, pipa,dll.
Pencegahan Korosi

Pemilihan bahan yang tepat

Anodic protection Kondisi lingkungan

Pencegahan Korosi

Cathodic protection Desain yang tepat

Surface coating
Pemilihan Bahan
39

 Kombinasi logam/paduan dengan elektrolit yang tepat,


contoh : steel – concentrated sulfuric acid, stainless steel
– nitric acid, etc.
 Hindari penggunaan dua logam/paduan dengan
electrochemical potential yang berbeda jauh
(menghindari galvanic corrosion).
Fe Zn

Sn : - 0,136 volt Zn : - 0,763 volt


Fe : 0,44 volt Fe : 0,44 volt
JELEK BAIK
Kondisi Lingkungan
40

 Menghilangkan oksigen/oksidiser terlarut (menurunkan


laju korosi).
 Menurunkan kecepatan aliran elektrolit (menghindari
terjadinya korosi erosi).
 Menurunkan pH.
Desain yang tepat
41

 Hindari adanya celah – celah sempit pada sambungan


(menghindari korosi celah).
 Hindari adanya belokan yang terlalu tajam (mengalami
tegangan yang besar).
 Hindari luas penampang kecil dengan electrochemical
potential rendah.

Cu Cu Fe Fe

Fe Cu
Fe Cu
BAIK TIDAK BAIK
Surface Coating
42

 Yaitu memberi lapisan pelindung pada permukaan logam


dengan logam, oxida, atau senyawa organik.

 Metallic coating : pelapisan dengan logam yang lebih


mulia sehingga melindungi logam yang dilapisi selama
tidak terjadi kebocoran, contoh: baja yang dilapisi seng.
 Oxyde coating : pelapisan dengan oksida, secara alami
terjadi pada permukaan alumunium.
 Organic coating : pelapisan dengan senyawa organik,
misalnya pelapisan dengan karet, plastik, etc.
Cathodic Protection
43

 Yaitu proteksi dengan


mengalirkan elektron ke
logam yang akan dilindungi.
 Pada proteksi katodik arus
terpasang (ICCP)  sebagai
dasar perhitungan adalah
potensial.
 Pada proteksi katodik anoda
korban (SACP)  sebagai
dasar perhitungan adalah
arus.

Anda mungkin juga menyukai