Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PENANAMAN BAKTERI METODE STREAK PLATE

NAMA : Anggit Naufal Hanafi


NIM : 1811102415011
KELAS :A
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
DOSEN PENGAMPU : RIZKI NUR AZMI, M.Farm.Apt.

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
Mengukur luas hambatan pertumbuhan mikroba uji yang disebabkan oleh zat
baku standar (antibiotik dan zat yang diuji (sediaan uji).

B. Tinjauan Pustaka
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang di hasilkan oleh fungi dan bakteri yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Bersamaan dengan pengikatan
penggunaan antibiotik ini, berbagai permasalahan dapat terjadi seperti pemakaian
antibiotik yang tidak rasional, peningkatan resistensi antibiotik, dan peningkatan
harga antibiotik. Salah satu tempat pelayanan kesehatan untuk mendistribusikan
antibiotik adalah apotek (Abdulah, 2012).
Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi
mikroba pada manusia. Sedangkan antibiotik adalah senyawa kimia yang
dihasilkan oleh mikroorganisme (khususnya dihasilkan oleh fungi) atau
dihasilkan secara sintetik yang dapat membunuh atau menghambat
perkembangan bakteri dan organisme lain. Secara garis besar antimikroba dibagi
menjadi dua yaitu yang membunuh kuman (bakterisid) dan yang hanya
menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik). Antibiotik yang termasuk
golongan bakterisid antara lain penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis
besar), kotrimoksazol, rimfapisin, isoniazid dan lain-lain. Sedangkan antibiotik
yang memiliki sifat bakteriostatik, dimana penggunaannya tergantung status
imunologi pasien, antara lain sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin,
trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dan lain- lain
(Utami, 2011)
Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Gangguan pada senyawa penyusun dinding sel
2. Peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan
kehilangan cairan sel
3. Menginaktivasi enzim
4. Destruksi atau fungsi material genetik (Susrama, 2012)

Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengakibatkan dampak


negatif. Pemberian antibiotik yang tidak memenuhi dosis regimen dapat
meningkatkan resistensi antibiotik. Jika resistensi antibiotik tidak terdeteksi dan
tetap bersifat patogen maka akan terjadi penyakit yang merupakan ulangan dan
menjadi sulit disembuhkan. Apabila pemakaian antibiotik kurang dari waktu
yang ditentukan akan terjadi kegagalan pengobatan, adanya bakteri resistensi
terhadap obat antibiotik tersebut, bahkan dapat lebih berbahaya lagi terjadinya
efek samping obat yang merugikan (Yuniastuti, 2011).

Pada umumnya, pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi


menggunakan dua metode, yaitu metode turbidimetri dan metode lempeng
silinder atau difusi agar. Prinsip metode turbidimetri adalah berdasarkan
hambatan pertumbuhan biakan mikroorganisme dalam media cair yang
mengandung larutan antibiotik sedangkan prinsip metode lempeng silinder
adalah membandingkan zona hambatan pertumbuhan mikroorganisme uji oleh
dosis senyawa antibiotik yang diuji terhadap zona hambatan oleh dosis antibiotik
baku pembanding pada media lempeng agar (Radji, 2010)

Keberhasilan penggunaan sediaan-sediaan farmasi yang mengandung


senyawa antibiotika dan vitamin tergantung (1) ketepatan diagnosis dokter, (2)
mutu antibiotika dan vitamin tersebut. Mutu sediaan terutama antibiotika, mulai
dalam bahan baku, selama dalam proses pembuatannya sampai diedarkan,
biasanya potensi masih tinggi, setelah diedarkan beberapa waktu sering
mengalami penurunan potensi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
pengawasan mutunya perlu diperhatikan, agar penggunaan dapat dipertanggung
jawabkan. Demikian juga halnya dengan sediaan vitamin perlu diperlakukan
seperti halnya dengan sediaan antibiotika (Djide, 2003)

Laminar air flow sendiri merupakan suatu tempat atau meja kerja yang
steril untuk melakukan kegiatan mulai dari persiapan bahan tanam, inokulasi
atau penanaman dan pemindahan tanaman dari satu tempat ke tempat lain
dalam satu kultur. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow Cabinet, karena
meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja sehingga tempat
kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh kedalam media,
waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara ruangan yang
ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang kemudian
ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA (High
efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower. (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2007).

Adapun macam kegiatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan


bantuan Laminar air flow cabinet untuk mendapatkan hasil yang optimal seperti
pada : penanaman / inokulasi bakteri, pembuatan media, pembuatan suspensi
spora, pengenceran sampel bakteri, streak bakteri. (Trigiano dan Gray, 2011)

Sifat-sifat umum suatu koloni tergantung pada besar kecilnya koloni. Ada
koloni yang hanya berupa suatu titik, ada pula yang melebar sampai menutup
permukaan medium. Adapun jenis koloni yaitu: koloni yang bulat, ada yang
memanjang, ada tepi yang rata, ada tepinya yang tidak rata. Kenaikan
permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula
yang timbul, yaitu menjulung tebal diatas permukaan medium. Halus-kasarnya
permukaan. Ada koloni yang permukaanya halus saja, ada yang permukaanya
kasar tidak rata. Koloni berdasarkan wajah permukaan, ada koloni yang
permukaanya mengkilat, ada yang permukaanya suram. Koloni berdasarkan
warna, kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning-
kuningan, akan tetapi ada juga kolini yang kemerah-merahan, coklat, jingga,
biru, hijau dan ungu. Koloni berdasarkan kepekatan, ada koloni yang lunak
seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega ada yang keras dan kering
(Dwidjoseputro, 2005).

Ada beberapa cara yang digunakan untuk bakteri, fungi, dan khamir
dengan metode garis, metode tuang, metode sebar, metode penuangan, serta
micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering banyak digunakan
adalah teknik cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada
prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga
individu species dapat dipisahkan (plezar, 2006).
Ada empat cara isolasi bakteri yaitu :
1. Pour plate
Beberapa ml suspensi bakteri dicampur dengan mediaum yang masih cair
(belum membeku) dengan demikian akan diperoleh piaraan adukan. Digunakan
untuk mengencerkan atau mengisolasi yang terdapat pada contoh. Setelah
inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada permukaan
dan bagian bawah agar.

2. Streak Plate
Ujung kawat imokulasi yang membawa bakteri digesekkan atau
digoreskan dengan bentuk zig-zag pada permukaan agar-agar dalam cawan
Petri sampai meliputi seluruh permukaan. Untuk memperoleh hasil yang baik
diperlukan keterampilan, yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode
cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang
umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan
sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi
kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak
sehingga menyulitkan pemisahan sel - sel yang digores.

3. Slant culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri digesekkan pada permukaan
agar-agar miring dalam tabung reaksi. Dapat dilakukan dengan cara
menggoreskan secaa zig-zag pada permukaan agar miring menggunakan jarum
ose yang bagian atasnya dilengkungkan. Cara ini juga dilakukan pada agar
tegak untuk meminimalisir pertumbuhan mikroba dalam keadaan kekurangan
oksigen.

4. Stab culture
Ujung kawat yang membawakan bakteri ditusukkan pada media padat
(agar-agar) dalam tabung reaksi, berbeda dengan slant culture permukaan agar-
agar ini tidak miring. Media agar setengah padat dalam tabung reaksi,
digunakan untuk menguji gerak bakteri secara makroskopis.
BAB II
JALANNYA PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Cawan petri steril
2. Paper disk
3. Media NA
4. Pinset steril
5. Bunsen
6. Jarum ose
7. Penggaris
8. Spidol
9. Kertas label

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :


1. Bakteri
2. Senyawa standar (antibiotik)
3. Senyawa uji
4. Alkohol 70%
5. Aquadest

B. Metode Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disiapkan senyawa standar dan senyawa uji
3. Disterilkan alat dan buatlah media
4. Dibuat media kontrol dengan menggunakan agar ke cawan petri biarkan
memadat
5. Dibuat media yang akan diujikan dengan cara:
a. Dituang media NA ke cawan petri, dinginkan sebentar (jangan sampai
padat), diambil 1 ose bakteri uji, inokulasikan ke media secara merata
dengan cara spread plate dan biakan permukaan agar mengering.
b. Secara aseptik, diletakkan 1 disk antibiotik (disk yang mengandung
antibiotik dan 2 disk uji mengandung senyawa uji beda konsentrasi serta
1 disk blank kontrol negatif (disk yang mengandung pelarut) pada
permukaan media NA.
6. Setiap paper disk diinokulasikan dengan jarak tertentu secara teratur, agar
supaya tidak terjadi overlapping zona hambat yang terbentuk.
7. Beri label pada dasar petri secara benar.
8. Diinokulasi selama 24 jam amati zona keruh dan jernih disetiap saat petri.
9. Diamati, gambar pertumbuhannya dan ukur diameter zona jernih yang
terbentuk disekitar paper disk dengan jangka sorong/penggaris.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Diameter zona hambat


Kontrol Ekstrak spirulina kadar 100%
Aquadest (-) Clindamisin (+) A B C

0cm 2cm 0cm 0cm 0cm

00
Rata-rata   0cm
3
Pada ekstrak spirulina kadar 100% tidak memiliki dan tidak memberi efek
dan tidak menunjukkan kontrol positif dan spirulina tidak memiliki efek sebagai
anti bakteri.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum penanaman bakteri
menggunakan metode stread plate dan difusi paper disk untuk mengetahui zona
hambat. antibiotik adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme
yang pada konsentrasi rendah dapat memusnahkan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain. Pengujian potensi antibiotik dilakukan untuk
memberikan jaminan bahwa kualitas dan mutu antibiotik yang digunakan dalam
pengobatan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Antibiotik memiliki
spektrum aktivitas antibiosis yang beragam. Penanaman bakteri atau biasa
disebut inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari media lama ke
media yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Inokulasi
dilakukan dalam kondisi aseptik, yakni kondisi dimana semua alat yang ada
dalam hubungannya dengan media dan pengerjaan dijaga agar tetap steril. Ruang
tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan (Waluyo,2007).
Bakteri yang dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus
menggunakan prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi
terkontaminasi karena mikroorganisme lain. Teknik aseptik ini sangat penting
bila bekerja dengan bakteri. Beberapa alat yang digunakan untuk menjalankan
prosedur ini adalah bunsen dan laminar air flow Bila tidak dijalankan dengan
tepat, ada kemungkinan kontaminasi oleh miroorganisme lain sehingga akan
mengganggu hasil yang diharapkan. Teknik aseptik juga melindungi laboran dari
kontaminasi bakteri (Singleton dan Sainsbury, 2006).
Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona
hambat yang terbentuk. Semakin besar diameternya maka semakin terhambat
pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar acuan untuk menentukan apakah
bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotik. Pada pratikum ini kami
membuat ekstrak spirulina untuk sebagai senyawa uji untuk mengetahui apakah
spirulina menghasilkan sebagai anti bakteri atau tidak. Pada praktikum kali ini
kami juga menggunakan clindamisin untuk mengetahui zona hambat pada media
kultur. Pada hasil pengamatan aquadest tidak menghasilkan zona hambat dan
pada senyawa ekstrak spirulina juga tidak menimbulkan atau menghasilkan zona
hambat dan tidak menghasilkan efek sebagai anti bakteri namun pada clindamisin
menghasilkan efek sebagai anti bakteri dan kami menemukan zona hambat pada
paper disk yang telah di beri clindamisin.
Pada praktikum ini digunakan medium NA lalu dituangkan ke dalam tabung
reaksi kemudian ambil bakteri PA dengan menggunakan jarum ose dan masukan
kedalam tabung reaksi tanpa mengenai pinggiran mulut tabung reaksi kemudian
kocok jarum ose di dalam tabung reaksi dan langsung tuangkan ke dalam cawan
petri dan aduk cawan petri dengan berbentuk angka 8 goyangkan pelan-pelan
alasan menggapa harus di goyangkan seperti angka 8 agar semua bakteri
tercampur merata di dalam cawan petri. Sudah tercampur lalu masukan paper
disk aquadest sebagai kontrol negatif dan paper disk antibiotik (clindamisin)
sebagai kontrol positif lalu spirulina dengan 3 paper sebagai bahan senyawa uji.
Kemudian diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37°C dan diamati zona hambat
yang terbentuk dan dilakukan pengukuran garis tengahdengan menggunakan
penggaris. Dihitung potensi antibiotik dari hasil pengukuran.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pengujian yang tealh dilakukan zona bening di sekitar paper disk ini
menunjukkan bahwa antibiotik yang digunakan berpotensi menghambat
pertumbuhan bakteri. Pengaruh konsentrasi antibiotik terhadap pertumbuhan
bakteri adalah semakin besar konsentrasi dari antibitika maka kemampuan
antibiotika untuk menghambat atau menumbuhkan bakteri akan semakin besar
(efektif kerja antibiotik meningkat).
Berdasarkan hasil pengamatan setelah sampel di inkubasi selama 24 jam
diperoleh hasil cawan pada paper disk yang telah di berikan antibiotik
clindamisin, terdapat zona hambat yang di tandai dengan daerah sekitar antibiotik
berwarna bening. Terdapat zona hambat pada percobaan tersebut di sebabkan
karena khamir tersebut tidak resisten terhadap antibiotik yang di tanam pada
media yang sama. Resistensi ini merupakan suatu sifat tidak terganggunya
kehidupan sel mikroba oleh antimikroba sifat ni merupakan suatu mekanisme
alamiah untuk bertahan hidup.

B. Saran
Praktikan harus memahami materi yang akan di praktikumkan agar
praktikum berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kesalahan. Praktikan harus
lebih hati-hati dalam penggunaan ruang UV dan alat Laminar Air Flow. Praktikan
harus dalam keadaan steril dan menggunakan APD yang lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulah R, Sofa D. Alfian, Eva S. Tarigan dan Irma M. Puspitasari., 2012. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia, Vol. 1, No. 4.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Manajerial Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Djide, M.N, 2003. Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Farmasi Unhas, Makassar.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Plezar, 2006. Dasar-Dasar-Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.

Radji, DR. Maksum., 2010. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi &
Kedokteran.

Singleton dan Sainsbury. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology


3rd Edition. John Wiley and Sons. Sussex, England.

Susrama I.G.K Irma S dan Suada S.I.K., 2012, Uji Aktivitas Antibakteri Secara In
Vivo Fraksi Non-Polar Ekstrak Etanol Batang Inggu (Ruta Angustifiola
(L).Pers) Pada Mencit yang Diinfeksikan Staphylococcus aureus dan
Streptococcus mutans, jurnal penelitian saintek, Vol. 19, No. 1.

Trigiano, R.N. and Gray, D.J. eds., 2011. Plant tissue culture, development, and
biotechnology. CRC Press.

Utami Eka Rahayu, 2011, Antibiotik, Resistensi dan Rasionalitas Terapi, Jurnal
El-Hayah, Vol. 1, No. 4.

Waluyo. L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.

Yuniastuti. I, Fendi Nugroho dan Pri Iswati Utami., 2011, Evaluasi Penggunaan
Antibiotik Pada Penyakit Pneumonia Di Rumah Sakit Umum Daerah
Purbalingga, Jurnal Pharmacy, Vol. 8, No. 1.
LAMPIRAN

1. Pada saat pembuatan media dan pensterilisasian alat dan bahan

2. Pada saat pembuatan paper disk


3. Pada saat perendaman paper disk dalam aquadest
4. Pada saat perendaman paper disk dalam antibiotik dan pemindahan ke
media kultur
5. Pada saat perendaman paper disk dalam senyawa uji
6. Kemudian di inkubasi selama 24 jam
7. Setelah di inkubasi di ukur untuk mengetahu zona hambat

Anda mungkin juga menyukai