BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN EKSAKTA
Diusulkan oleh:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN PKM-PENELITIAN EKSAKTA
RINGKASAN
Infeksi saluran pernapasan merupakan salah satu penyakit yang masih sangat
sering dijumpai pada masyarakat utamanya di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia. Salah satu mikroorganisme penyebab infeksi saluran pernapasan
adalah Staphylococcus aureus. Dibutuhkan sebuah upaya yang efektif dan efisien
sebagai langkah preventif untuk mencegah terjadinya infeksi saluran pernapasan
yang secara tidak langsung juga bermanfaat dalam mengurangi penggunaan
antibiotik serta mengurangi potensi terjadinya resistensi. Pada penelitian ini akan
dilakukan percobaan untuk menguji potensi ekstrak etanolikik daun cabai rawit
(Capsicum frutescens L.) dalam mereduksi bakteri Staphylococcus aureus sistem
pernapasan. Tahapan pelaksanaan penelitian antara lain, ekstraksi daun cabai
rawit, uji Kromatografi Lapis Tipis (KLT), uji antibakteri ekstrak etanolikik daun
cabai rawit, pengamatan dan pengukuran zona hambatan. Pada penelitian ini
didapatkan ekstrak etanolikik daun cabai rawit 100%, ektrak dengan pelarut eter
dan ektrak dengan pelarut butanol, aktivitas daya hambat ektrak etanolik daun
cabai terhadap Staphylococcus aureus, serta rancangan formula Nasal Sanitizer
Ekstrak Etanolik Daun Cabai dengan Basis NaCl 19%.
Kata Kunci : Staphylococcus aureus, nasal sanitizer, ekstrak etanolik daun cabai
rawit
iv
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan...........................................................................................ii
Ringkasan...........................................................................................................iii
Daftar Isi.............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................1
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 8
Infeksi saluran pernapasan merupakan salah satu penyakit yang masih sangat
sering dijumpai pada masyarakat utamanya di negara-negara berkembang termasuk
Indonesia. Umumnya, infeksi saluran napas disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme seperti virus dan bakteri (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2005).
Dibutuhkan sebuah upaya yang efektif dan efisien sebagai langkah preventif
untuk mencegah terjadinya infeksi saluran pernapasan yang secara tidak langsung
juga bermanfaat dalam mengurangi penggunaan antibiotik serta mengurangi potensi
terjadinya resistensi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membuat
antiseptik hidung (nasal sanitizer) non- antibiotik dengan memanfaatkan senyawa-
senyawa pada tanaman.
Oleh sebab itu, pada penelitian ini akan dilakukan percobaan untuk menguji
potensi ekstrak etanolikik daun cabai rawit (Capsicum frutescens L.) dalam
mereduksi bakteri patogen sistem pernapasan. Bakteri patogen yang akan diuji pada
penelitian ini adalah Staphylococcus aureus. Hal ini dilakukan guna mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak etanolikik daun cabai rawit terhadap daya tahan bakteri
saluran pernapasan dan menguji konsentrasi ekstrak etanolikik daun cabai rawit yang
paling efektif untuk mereduksi jumlah bakteri saluran pernapasan.
1
Luaran yang diharapkan adalah dihasilkannya suatu produk berupa antiseptik hidung
(nasal sanitizer) sebagai cara alternatif dalam pencegahan infeksi bakteri patogen
guna menekan insidensi infeksi saluran pernapasan.
Luaran yang diharapkan berupa formula, artikel publikasi ilmiah dan disertai
adanya potensi HaKI mengenai CAP-CUS (Capsicum frutescens L.-Staphylococcus
aureus) nasal sanitizer dengan potensi ekstrak etanolikik daun cabai rawit Ccapsicum
frutescens L.) terhadap Staphylococcus aureus sebagai inovasi terbaru pembuatan
antiseptik rongga hidung.
A. Tahap Persiapan
2
2. Pembuatan ekstrak etanolikik daun cabai rawit
Proses pertama yang dilakukan dalam tahap ini yaitu determinasi tanaman,
kemudian daun cabai dikeringkan sebelum proses ekstraksi. Proses ekstraksi
dilakukan dengan metode maserasi. Daun cabai rawit yang sudah dikeringkan,
dihancurkan sampai berukuran kecil lalu direndam dengan etanolik 70%.
Campuran ini kemudian dikocok supaya tercampur rata dan didiamkan selama 24
jam. Setelah 24 jam campuran ini disaring dengan kain untuk didapat sari-sarinya.
Pencampuran dan penyaringan ini dilakukan dua hari secara berturut-turut.
Maserat yang diperoleh kemudian diletakkan di atas water bath suhu 70oC untuk
menghilangkan pelarutnya sehingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental
daun cabai dideterminasi untuk mengetahui secara kualitatif kandungan flavonoid.
B. Tahap Pelaksanaan
Daun cabai rawit segar dikeringkan di bawah sinar matahari selama 1 hari,
kemudian dilakukan pengovenan selama 1-2 jam hingga daun cabai mengering
dan dihancurkan. Perendaman daun dilakukan dalam cairan etanolik 96% selama
1 hari. Daun cabai rawit selanjutnya disaring dan dilakukan evaporasi
menggunakan rotary evapor bertempat di Laboratorium Fitokimia Politeknik
Kesehatan Farmasi (Poltekkes Farmasi) Makassar.
3
dipisahkan pada lempeng KLT, diuji efektifitasnya menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus.
Pembuatan Muller Hilton Agar (MHA), ditimbang MHA sebanyak 8,5 gram
lalu dilarutkan dalam air suling hingga 250 ml kemudian dipanaskan di atas
penangas air supaya larut sempurna. Lalu ukur PH-nya hingga 7,0 ± 0.2
kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 15 menit dengan
tekanan 1 atm. Penyiapan bakteri uji ada 3 yaitu: 1) Peremajaan bakteri. Bakteri
uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus. Dari stok murni diambil 1 ose
dan diinokulasi dengan cara digoreskan secara steril ke dalam medium Natrium
Agar (NA) miring, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 C selama
1x 24 jam. 2) Pembuatan suspense bakteri. Uji bakteri hasil peremajaan yang
telah diinkubasi selama 24 jam disuspensikan 1 ose dalam larutan fisiologis NaCl
0,9 %, steril (Mc Fanland 0,5) sebanyak 5 ml dalam tabung reaksi steril. 3)
Pengujian aktivitas antimikroba. Disiapkan medium Muller Hilton Agar (MHA)
dan dituang secara aseptik ke dalam cawan petri sebanyak 20 ml kemudian
ditambah suspense bakteri sebanyak 0,2 ml dengan metode tuang, kemudian
dihomogenkan agar bakteri terdistribusi secara merata.
Uji bakteri dengan metode difusi sumuran dengan cara membuat 4 sumuran
pada media yang telah diinokulasi dengan bakteri Staphylococcus aureus 200 µl
untuk formula ekstrak 100%, ekstrak + pelarut butanol, ektrak + pelarut eter, dan
Aqudest
4
3.3 Alur Penelitian
5
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
4 Aquadest D 2,4 cm
Dari hasil yang didapatkan, peneliti menemukan adanya daya hambat yang
diperlihatkan oleh kontrol negatif aquadest dengan daya hambat sebesar 2,4 cm
yang dalam ekspektasinya kontrol negatif tidak memperlihatkan daya hambat
terhadap koloni Staphylococcus aureus.
4.3 Formulasi Bahan Nasal Sanitizer Ekstrak Etanolik Daun Cabai Rawit
6
Tabel 2. Formula Nasal Sanitizer Ekstrak Etanolikik Daun Cabai dengan
Basis NaCl 19%
Nama Penimbangan Bahan
Satuan Fungsi
Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3
Ekstrak
etanolik Bahan
gram 4 6 8
daun cabai aktif
rawit
Hasil penelitian dalam bentuk artikel ilmiah ini dapat dijadikan sebagai
salah satu refrensi bagi dunia kesehatan dan bagi penelitian lanjutan.
Saat ini di Indonesia masih belum terdapat produk nasal sanitizer berbahan
ekstrak etanolik daun cabai rawit, penelitian ini dapat menjadi langkah awal
dalam pengembangan produk nasal sanitizer berbahan esktrak etanolik daun cabai
rawit
7
6.4 Penyusunan laporan akhir
Tampakan zona hambat pada cawan petri Pengambilan ekstrak oleh laboran