Anda di halaman 1dari 26

UNIVERSITAS SETIA BUDI

PEDOMAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 20 TAHUN 2003
TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Pasal 25 : ayat (2) Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan
untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti
merupakan jiplakan dicabut gelarnya.
PANITIA PROPOSAL-TESIS Pasal 70 : Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan
PROGRAM PASCASARJANA ILMU FARMASI gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam
FAKULTAS FARMASI pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan
UNIVERSITAS SETIA BUDI pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau pidana denda paling
SURAKARTA banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
KATA PENGANTAR
2019
PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL-TESIS Penyusunan tugas akhir wajib dilaksanakan bagi setiap mahasiswa
PROGRAM PASCASARJANA ILMU FARMASI pascasarjana. Kami berharap agar buku ini dapat berguna bagi mahasiswa
FAKULTAS FARMASI
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi dalam melakukan penelitian tesis, serta I. RUANG LINGKUP PENELITIAN TESIS ……………...………… 1
dosen pembimbing dan penguji tesis dalam membimbing dan menguji tesis
mahasiswa S-2 Farmasi. II. PEMBUATAN USULAN TESIS ………………………………… 4
Cara penulisan tesis ada berbagai ragam, pada umumnya sangat berbobot A. Bagian Awal……………………………………………………. 4
dan bermutu. Tujuan pembuatan pedoman penulisan tesis Fakultas Farmasi 1. Halaman sampul dan halaman Judul ……………………….. 4
Universitas Setia Budi adalah sebagai alat pemersatu metode penulisan tesis, 2. Halaman Persetujuan ………………………………………… 4
sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran cara penulisan tesis yang berakibat pada B. Bagian Utama…………………………………………………… 5
saat ujian, dimana permasalahan yang dibahas bukan pada isi tesis itu yang Bab I Pendahuluan…………………………………………. 5
diutamakan, tetapi hanya berputar-putar pada metode penulisan dan tatacara yang Bab II Tinjauan Pustaka ……………………………………. 5
diperdebatkan. Bab III Metode Penelitian……………………………………. 6
Kami menyadari bahwa pada buku ini masih ada kekurangannya, C. Bagian Akhir……………………………………………………. 7
sehingga saran-saran yang bersifat membangun sangat kami perlukan untuk
penyempurnaan pada cetakan selanjutnya. III. PEMBUATAN TESIS…………………………………………… 8
Wass. Wr. Wb. A. Bagian Awal…………………………………………………….. 8
B. Bagian Utama…………………………………………………… 10
Surakarta, April 2019 Bab I Pendahuluan…………………………………………. 10
Dekan Fakultas Farmasi Bab II Tinjauan Pustaka ……………………………………. 12
Bab III Metode Penelitian……………………………………. 13
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan……………………. 16
Bab V Kesimpulan dan Saran……………………………….. 17
Bab VI Ringkasan ……………………………………………. 18
Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., Apt. C. Bagian Akhir…………………………………………………..… 19
1. Daftar Pustaka………………………………………………. 19
2. Lampiran……………………………………………………. 19

IV. TATACARA PENULISAN TESIS ……………………………… 20


A. Bahan dan Ukuran…………………………………………….. 20
B. Jumlah Tesis………………………………………………….. 20
C. Pengetikan……………………………………………………… 20
D. Penomoran……………………………………………………… 25
DAFTAR ISI E. Analisis Hasil Pengukuran……………………………………… 25
F. Tabel dan Gambar………………………………………………. 26
Halaman G. Bahasa…………………………………………………………... 30
H. Kepustakaan….…………………………………………………. 32
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... iv
V. PEDOMAN PEMBUATAN MAKALAH UNTUK SEMINAR ……… 40
3. Contoh halaman sampul depan tesis ………………………… 43
LAMPIRAN……………………………………………………………… 41 4. Contoh halaman judul tesis …………………………………. 44
5. Contoh halaman pengesahan tesis …………………………… 45
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 56 6. Contoh jadwal penelitian ……………………………………. 46
7. Contoh halaman pernyataan ………………………………… 47
LEMBAR BIMBINGAN……………………………………………….. 57 8. Contoh daftar isi …………………………………………….. 48
9. Contoh daftar gambar ……………………………………….. 50
10. Contoh daftar tabel …………………………………………. 51
11. Contoh daftar lampiran ……………………………………… 52
12. Contoh daftar singkatan …………………………………….. 53
13. Contoh intisari tesis ………………………………………… 54
14. Contoh abstract tesis ………………………………………… 55
15. Contoh ringkasan……………………………………………... 56

DAFTAR LAMPIRAN
I. RUANG LINGKUP PENELITIAN TESIS
Halaman
Tesis pada Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi adalah laporan tertulis
hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen
1. Contoh halaman judul usulan tesis ……………………………… 41 pembimbing dan dosen pembimbing pendamping untuk dipertahankan dihadapan
2. Contoh halaman persetujuan usulan tesis ……………………. 42
panitia penguji tesis sebagai salah satu syarat memperoleh derajat Magister Sains a. Farmakologi (Farmakodinamik) mencakup penelitian bahan kimia, bahan
pada program studi Farmasi. alam, obat modern, obat tradisional, bahan nabati–hewani, kosmetika
Tesis bersifat asli atau memperbaharui atau mengembangkan ilmu-ilmu terhadap mekanisme kerja, efek utama, efek tambahan secara in-vitro, in-vivo
kefarmasian dan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu kefarmasian serta dapat maupun in-situ.
berupa penelitian dasar, penelitian terapan atau pengembangan eksperimental. b. Farmakokinetika mencakup uji parameter farmakokinetika bahan kimia,
Tim penguji tesis terdiri dari dosen pembimbing utama, dosen pembimbing dan obat modern, obat tradisional yang sudah memiliki marker sebagai
pendamping, dan 2 orang dosen diluar pembimbing yang berkaitan dengan topik pembanding dengan metode-metode dan tolak ukur yang lazim
penelitian yang dilakukan. Anggota tim penguji tesis ditentukan oleh ketua panitia dilaksanakan.
penguji tesis. c. Toksikologi mencakup uji toksisitas bahan kimia, bahan alam, obat modern,
Penelitian tesis berupa penelitian laboratorium atau penelitian lapangan. obat tradisional, bahan nabati-hewani, kosmetika dengan metode-metode dan
Topik penelitian tesis harus merupakan suatu topik yang menyangkut bidang Kimia tolok ukur yang lazim digunakan.
Farmasi, Biologi Farmasi, Farmakologi-Toksikologi, dan Manajemen Farmasi.
Topik penelitian pada dasarnya dipilih dan ditentukan sendiri oleh 3. FARMASI OBAT ALAM
mahasiswa dengan mempertimbangkan kemampuan dan minatnya pada bidang a. Fitokimia mencakup skrining kandungan tumbuhan obat, isolat dan
tersebut. Topik penelitian dapat ditemukan dengan pengamatan selama perkuliahan identifikasi senyawa aktif atau komponen senyawa aktif yang mempunyai
dan praktikum serta melalui studi pustaka. Studi pustaka merupakan tahap paling efek farmakodinamik, pembakuan bahan baku obat dari tumbuhan obat
penting dalam proses penentuan topik dan pembuatan tesis agar tidak terjadi kasus (simplisia), pembakuan ekstrak yang mempunyai efek farmakodinamik.
penjiplakan tesis. b. Isolasi senyawa aktif dari bahan alam dan elusidasi struktur isolate
Beberapa topik yang dapat digunakan sebagai problem penelitian bidang
ilmu kefarmasian adalah: 4. MIKROBIOLOGI FARMASI & BIOTEKNOLOGI
a. Mikrobiologi mencakup identifikasi dan isolasi senyawa aktif yang
1. KIMIA FARMASI mempunyai efek terhadap mikroorganisme, pembakuan bahan baku obat dan
a. Kimia Analisis, termasuk di dalamnya analisis obat, analisis makanan, dan simplisia yang aktif mikrobiologis, penentuan MIC zat aktif terhadap
analisis kosmetik yang mencakup perbandingan metode, perbaikan metode mikroorganisme, resistensi dan toleransi mikroorganisme serta mekanisme
yang sudah ada, pengembangan metode baru, penerapan metode yang sudah aksi antimikroba, antibiofilm.
ada, dan atau metode baru untuk analisis obat dalam kosmetika, dalam b. Bioteknologi mencakup diagnostik molekuler, pemanfaatan bahan alam
berbagai formulasi, dan metabolitnya, analisis makanan serta identifikasi sebagai antikanker dan kosmetik, teknik rekayasa genetika untuk
kualitatif dan kuantitatif hasil isolasi, sintesis maupun produk degradasi. memproduksi obat-obatan biologi dan kandidat vaksin, pengaruh obat biologi
b. Kimia Medisinal, mencakup produksi bahan baku obat, baik secara sintetik terhadap struktur dan fungsi sel manusia dan organisme lain.
maupun fermentasi, berbagai upaya untuk meningkatkan produksi obat dan
bahan baku obat, hubungan struktur secara kuantitatif dengan aktivitas 5. FARMASI SAINS
biologis, modifikasi molekul obat untuk meningkatkan aktivitas atau a. Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat, Semi Padat, dan Cair
mengurangi toksisitasnya serta pengaruh obat, bahan baku obat, isolat atau mencakup merancang formula sediaan farmasi meliputi permasalahan-
perlakuan terhadap aktivitas biologi dan sistem biologi. permasalahan tentang penelitian dan pengembangan bahan aktif, bahan
c. Sintesa Obat, mencakup penelitian untuk memodifikasi struktur kimia tambahan atau penolong, metode dan peralatan, optimasi formulasi dan
senyawa obat, mengkaji HKSA, molecular docking. kaitannya dengan ketersediaan farmasetika serta penelitian evaluasi sediaan
farmasi yang telah ditentukan berdasarkan variabel atau parameter tertentu.
2. FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI
b. Optimasi bahan aditif untuk perbaikan formula sediaan farmasi Proposal penelitian dimaksudkan untuk menyajikan gagasan mengenai
mencakup rancangan penambahan bahan aditif yang akan dioptimasi dalam rencana kegiatan penelitian dengan argumentasi yang nalar. Gatra penting harus
formulasisehingga dapat memperbaiki profil farmakokinetika obat ditonjolkan untuk memperkenalkan kekhasan rencana kegiatan dan signifikansi hasil
c. Perancangan formula baru yang terkait dengan peningkatan stabilitas, yang akan dicapai. Penelitian dapat berupa penelitian laboratorium dan/atau
sediaan lepas lambat, drug delivery systems; penelitian biofarmasetika penelitian lapangan.
meliputi antara lain absorbsi/bioavailabilitas, formulasi obat, hubungan Proposal penelitian sebaiknya dibuat sepadat mungkin, terdiri dari bagian
struktur dan absorbsi obat, serta ikatan antar obat-protein. awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian metode penelitian sebaiknya diberi
tingkat kepentingan tertinggi karena bagian ini menjadi inti usulan penelitian. Bagian
6. MANAJEMEN FARMASI ini juga memperlihatkan kegiatan yang akan dilaksanakan dan ketepatan persepsi
a. Manajemen Farmasi Rumah Sakit mencakup manajemen pengelolaan obat pengusul tentang persoalan yang akan dikaji.
di rumah sakit, Drug Utility Study (DUS), kajian farmakoepidemiologi, Proposal penelitian tesis terdiri atas: BAB I, II, III, ditambah jadwal
kajian farmakoekonomi seperti efektivitas biaya penggunaan obat pada suatu penelitian, daftar pustaka, dan lampiran dari rencana tesis yang akan diajukan. Usulan
kasus terapi di rumah sakit, strategi pengembangan dilingkup instalasi tesis (BAB I, II, dan III) berisi dan memiliki susunan yang sama dengan tesis.
Farmasi Rumah Sakit atau lingkup yang lebih luas, dan topik-topik lain A. Bagian Awal
berkaitan dengan manajemen kefarmasian. 1. Halaman sampul dan halaman Judul
Bagian ini memuat judul, maksud usulan penelitian, lambang Universitas
Setia Budi, nama dan NIM, instansi yang dituju, dan waktu pengajuan. Contoh
halaman judul pada Lampiran 1.
a. Judul proposal tesis dibuat menarik, positif, singkat, spesifik, tetapi cukup
jelas untuk menggambarkan penelitian atau kegiatan yang dikerjakan. Judul
sebaiknya tidak lebih dari 12 kata (tidak termasuk kata sambung dan kata
depan). Jarak antarbaris judul tesis satu spasi dan upayakan agar judul tidak
melebihi tiga baris. Judul proposal tesis ditulis dengan huruf Times New
Roman, huruf kapital, ukuran huruf 14, cetak tebal, ukuran spasi 1
b. Maksud proposal penelitian
c. Lambang Universitas Setia Budi. Ukuran proposional
d. Nama mahasiswa ditulis dengan lengkap, tidak boleh disingkat dan tanpa
gelar kesarjanaan, di bawah nama dicantumkan NIM. Nama dan NIM
mahasiswa ditulis dengan huruf Times New Roman, ukuran huruf 14.
e. Instansi yang dituju adalah Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi.
f. Waktu pengajuan ditunjukkan dengan menuliskan bulan dan tahun di bawah
Surakarta. (Times New Roman, ukuran huruf 14).
2. Halaman persetujuan
Bagian ini berisi judul penelitian, nama, dan NIM serta persetujuan dari
pembimbing utama dan pembimbing pendamping lengkap dengan tanda dan tanggal
II. PEMBUATAN PROPOSAL TESIS persetujuan (lihat Lampiran 2).

B. Bagian Utama
Bagian utama penelitian memuat Bab I, II, dan III, dari rencana tesis yang TINJAUAN PUSTAKA
akan diteliti, meliputi: pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori atau dasar Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian
pemikiran teoritis, hipotesis (jika ada), metodologi penelitian, dan jadwal penelitian. yang didapat dari peneliti terdahulu dan yang ada hubungannya dengan penelitian
Jarak spasi dalam naskah adalah 1,5 spasi. yang akan dilakukan. Dalam penyajian ini, hendaknya ditunjukkan bahwa
permasalahan yang diteliti belum terjawab atau belum terpecahkan secara
BAB I memuaskan.
PENDAHULUAN A. Tinjauan Pustaka
Pendahuluan memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, Setelah merumuskan permasalahan, langkah berikutnya adalah menemukan
kegunaan penelitian dan keaslian penelitian. pustaka atau bacaan yang relevan dengan permasalahan penelitian. Tinjauan pustaka
A. Latar Belakang Masalah hendaknya disampaikan secara selektif dengan urutan prioritas dari sumber yang
Latar belakang masalah penelitian, menguraikan fakta-fakta, pengalaman- terpenting sebagai berikut:
pengalaman peneliti, hasil-hasil penelitan dari orang lain, atau teori-teori yang 1. Artikel penelitian dalam jurnal ilmiah yang diterbitkan secara berkala.
melatar-belakangi masalah yang ingin diteliti. Dengan uraian tersebut maka orang 2. Laporan penelitian lepas yang berupa tesis, , disertasi atau laporan penelitian
lain diyakinkan bahwa masalah yang akan diajukan tersebut cukup penting untuk yang lain
diteliti. Singkatnya, latar belakang masalah memuat uraian mengapa perlu dilakukan 3. Artikel ilmiah dalam jurnal kajian ilmiah yang diterbitkan secara berkala
penelitian. 4. Artikel ilmiah lepas
B. Perumusan Masalah 5. Buku teks
Perumusan masalah berisi substansi dari masalah yang diteliti. Permasalahan B. Landasan Teori
harus dirumuskan secara jelas, dalam bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih. Bagian ini merupakan rangkuman dari tinjauan pustaka dan dibuat dalam
Walaupun dapat diwujudkan sebagai kalimat pernyataan (statement), tetapi sebaiknya bentuk poin-poin yang sistematis. Landasan teori digunakan oleh peneliti untuk
permasalahan dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Bentuk kalimat memecahkan atau menjawab pertanyaan penelitian dan mendasari hipotesis.
pertanyaan ini berguna untuk mempertajam permasalahan dan memahami uraian- C. Kerangka Konsep Penelitian
uraian berikutnya. Dari landasan teori dapat disusun suatu kerangka konsep penelitian yang
C. Tujuan Penelitian menggambarkan secara garis besar lingkup penelitian dengan variable-variabel yang
Tujuan penelitian mengandung uraian singkat dan jelas, tujuan yang hendak akan diteliti.
dicapai dari penelitian. Tujuan penelitian tentunya berkaitan dengan masalah yang D. Hipotesis atau Keterangan Empirik
hendak diteliti. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret Bagian ini berisi pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori
dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measureable). atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan, dan
D. Kegunaan Penelitian masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis hendaknya dibuat dengan
Bagian ini memuat manfaat atau faedah yang dapat diperoleh dari hasil memperhatikan hal-hal berikut:
kajian untuk menyelesaikan persoalan yang menyangkut kepentingan khalayak atau 1. Hipotesis dikemukakan dalam kalimat pernyataan, bukan kalimat tanya.
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Hipotesis menyatakan hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih
E. Keaslian Penelitian variabel.
Bagian ini memuat beberapa topic penelitian yang sejenis dengan penelitian 3. Hipotesis harus dapat diuji.
yang akan dilakukan. Penulis dapat memaparkan perbedaan antara penelitian yang Catatan: Pada penelitian eksploratif atau bersifat skrining, hipotesis diganti dengan
akan dilakukannya dengan penelitian-penelitian sebelumnya. keterangan empirik

BAB II
BAB III G. Analisa Data
METODE PENELITIAN Bagian ini mencakup uraian tentang model analisis statistic dan cara
Bab ini memuat uraian secara terperinci tentang rancangan penelitian, subyek menganalisis hasil.
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, bahan dan alat (bahan, alat dan H. Jadwal penelitian
hewan uji) yang digunakan, jalannya penelitian, serta analisis data. Bagian ini mencakup tahap-tahap penelitian, perincian kegiatan pada setiap
A. Rancangan Penelitian tahap, dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap. Jadwal penelitian
Bagian ini menjelaskan tentang jenis penelitian dikaitkan dengan metode dapat disajikan dalam bentuk matriks atau uraian. Contoh jadwal penelitian pada
pengambilan data Lampiran 6.
B. Subyek Penelitian
Bagian ini menjelaskan apa yang menjadi subyek pada penelitian, bagaimana C. Bagian Akhir
cara pengambilan sampel, dimana penelitian dilakukan, dan kapan penelitian 1. Daftar pustaka
dilalukan. Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dalam usulan tesis dan
C. Populasi dan Sampel disusun kebawah menurut abjad. Semua buku, majalah, hasil penelitian, terjemahan,
Bagian ini memuat semua obyek yang menjadi sasaran penelitian, sedangkan karangan surat kabar dan laporan yang diacu dalam bagian utama usulan tesis ditulis
sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang digunakan dalam penelitian. Sampel dalam daftar pustaka. Sebaliknya semua daftar pustaka harus diacu pada bagian
yang digunakan diwajibkan representatif, yaitu dapat mencerminkan populasinya. utama usulan tesis.
D. Variabel Penelitian 2. Lampiran (jika ada)
Variabel penelitian memuat: Lampiran memuat keterangan atau informasi yang diperlukan pada
1. Identifikasi variabel utama yang memuat identifikasi dari semua variabel pelaksanaan penelitian misalnya kuisioner dan hal-hal lain yang sifatnya melengkapi
yang diteliti langsung. usulan penelitian. Setiap lampiran harus diacu dalam uraian yang terkait. Apabila
2. Klasifikasi variabel utama yang memuat pengelompokan variabel-variabel lampiran lebih dari tiga buah perlu dibuat Daftar Lampiran. Contoh Daftar Lampiran
utama sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi pada Lampiran 11.
diperlukan untuk menentukan alat pengambil data dan metode analisis data
yang sesuai.
3. Definisi operasional variabel utama adalah definisi yang didasarkan atas
sifat-sifat hal yang dapat diamati dan diperlukan bagi peneliti lain yang akan
menguji kembali penelitian ini. Kata “adalah” merupakan kunci dari definisi
operasional.
E. Bahan dan Alat (Bahan, Alat dan Hewan Uji)
Bagian ini menjelaskan secara detil bahan dan alat (dan hewan uji khususnya
pada penelitian farmakologi) yang digunakan dalam penelitian diuraikan
spesifikasinya dan sumbernya dengan selengkap-lengkapnya.

F. Jalannya penelitian, III. PEMBUATAN TESIS


Bagian ini memuat uraian lengkap dan terperinci mengenai langkah-langkah
yang dilakukan pada waktu melaksanakan penelitian termasuk cara mengumpulkan Tesis terdiri atas tiga bagian yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian
data beserta jenisnya, serta dilengkapi cara menganalisis hasil, baik secara kimiawi, akhir. Bagian utama tesis pada awalnya sama dengan bagian utama usulan tesis,
fisis, statis ataupun cara-cara lain. Gambarkan skema alur penelitian. kemudian ditambahkan hasil penelitian, analisis hasil, dan pembahasan, serta
kesimpulan, sedangkan bagian akhir tesis pada bagian lampiran ditambah hasil 3. Halaman pengesahan (lihat Lampiran 5)
penelitian secara lengkap dan prosedur analisis yang digunakan secara lengkap. Halaman pengesahan memuat judul tesis, nama, NIM penyusun tesis, dan
tanda-tangan pembimbing dan penguji, serta tanggal ujian tesis.
A. Bagian Awal 4. Halaman persembahan (jika ada)
Bagian awal mencakup halaman sampul depan, halaman judul, halaman Halaman ini memuat kata-kata persembahan atau kata-kata mutiara dan dapat
pengesahan, halaman persembahan (kalau ada), prakata, daftar isi, daftar gambar, juga memuat motto serta tesis tersebut dipersembahkan untuk siapa saja, misalnya
daftar tabel, daftar lampiran, arti lambang dan singkatan (kalau ada), serta intisari dan orang tua, kakak, adik, dan sebagainya. Halaman ini bukan suatu keharusan.
abstract. 5. Halaman pernyataan (lihat Lampiran 7)
1. Halaman sampul depan (lihat Lampiran 3) Halaman ini berisi pernyataan penulis bahwa isi tesis tidak merupakan
Halaman sampul depan terletak pada sampul depan penutup tesis yang tebal jiplakan, juga bukan dari menyadur karya orang lain.
ditulis dengan warna emas di atas kertas berwarna biru tua serta pada bagian depan 6. Kata pengantar
dari tesis di atas kertas berwarna putih. Kata pengantar mengandung uraian singkat tentang maksud tesis, penjelasan,
a. Judul tesis dibuat menarik, positif, singkat, spesifik, tetapi cukup jelas untuk dan ucapan terima kasih. Kata pengantar tidak memuat hal-hal yang ilmiah, istilah
menggambarkan penelitian atau kegiatan yang dikerjakan. Judul sebaiknya “penulis” diperkenankan khusus pada halaman ini.
tidak lebih dari 12 kata (tidak termasuk kata sambung dan kata depan). Jarak 7. Daftar Isi (lihat Lampiran 8)
antarbaris judul tesis satu spasi dan upayakan agar judul tidak melebihi tiga Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh
baris. Judul tesis tidak harus tepat benar dengan judul usulan tesis karena tentang isi tesis dan sebagai petunjuk bagi pembaca yang ingin melihat suatu bab atau
dalam pelaksanaan tesis sangat mungkin timbul berbagai perubahan rencana subjudul. Daftar isi disusun secara teratur menurut nomor halaman yang memuat
dari semula. Judul tesis ditulis dengan huruf Times New Roman, huruf daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, judul bab, subjudul, anak subjudul, daftar
kapital, ukuran huruf 14, cetak tebal, ukuran spasi 1 pustaka, dan lampiran. Keterangan halaman yang mendahului daftar isi tidak perlu
b. Lambang Universitas Setia Budi. Ukuran proposional dimuat dalam daftar isi. Kata “Halaman” untuk menunjukkan nomor halaman diketik
c. Nama mahasiswa yang mengajukan tesis ditulis lengkap tidak boleh di pinggir halaman kanan yang berakhir pada batas pinggir kanan, dua spasi di bawah
memakai singkatan dan tanpa gelar kesarjanaan. NIM yang bersangkutan kata “DAFTAR ISI”. Susunan daftar isi menyusul dua spasi di bawahnya. Kemudian
ditulis di bawah namanya. Nama dan NIM mahasiswa ditulis dengan pengetikan antar bab dan antar subbab lain diantarai oleh dua spasi, sedangkan antar
huruf Times New Roman, ukuran huruf 14. anak bab satu spasi. Judul bab diketik dengan huruf kapital semua, tetapi untuk judul
d. Instansi yang dituju adalah Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi (Times subbab hanya huruf pertama setiap kata yang diketik huruf kapital, kecuali kata depan
New Roman, ukuran huruf 14) dan kata sambung.
e. Tahun penyelesaian tesis adalah tahun ujian tesis terakhir dan ditempatkan di 8. Daftar Gambar (lihat Lampiran 9)
bawah kata Surakarta. (Times New Roman, ukuran huruf 14). Daftar gambar tidak selalu diperlukan, kecuali bila ada lebih dari dua
Punggung sampul tesis diberi tulisan yang memuat nama mahasiswa, NIM, gambar. Nomor gambar diketik menggunakan angka Arab dan diketik tepat pada
judul tesis, dan tahun tesis diselesaikan. permulaan batas tepi kiri, dua spasi di bawah kata “Halaman”. Keterangan “Gambar”
tidak perlu ditulis dalam daftar gambar. Judul diawali dengan huruf kapital. Judul
2. Halaman judul (lihat Lampiran 4) yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi satu. Antara judul diberi
Halaman judul berisi tulisan yang sama dengan halaman sampul depan jarak dua spasi.
ditambah maksud tesis, yaitu untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai 9. Daftar Tabel (lihat Lampiran 10)
derajat Sarjana Strata-2 Farmasi (M.Si.) Program Studi S-2 Ilmu Farmasi pada Jika dalam tesis banyak terdapat tabel, maka perlu adanya daftar yang
Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi. Halaman judul diketik di atas kertas putih memuat urutan judul tabel beserta dengan nomor halamannya. Tata cara penulisannya
dengan latar belakang lambang Universitas Setia Budi. sama seperti daftar gambar.
10. Daftar Lampiran (lihat Lampiran 11) dengan yang tertulis pada daftar pustaka. Penjelasan diuraikan mengenai alasan
Sama halnya dengan daftar tabel dan daftar gambar, daftar lampiran dibuat pemilihan judul mengapa dipandang “menarik”, penting dan perlu diteliti serta belum
bila tesis dilengkapi dengan lampiran yang banyak dan isinya ialah urutan judul pernah diteliti oleh peneliti terdahulu.
lampiran dan nomor halamannya. Lampiran dapat berupa tabel, gambar, atau teks B. Perumusan Masalah
dan semuanya disusun dengan nomor urut sesuai dengan penyebutannya dalam tubuh Perumusan masalah berisi substansi dari masalah yang diteliti. Permasalahan
tulisan. Tidak perlu ada pembedaan antara tabel lampiran atau gambar lampiran. merupakan tahap awal yang sangat penting untuk melangkah dalam suatu penelitian.
Tatacara pengetikan sama dengan daftar tabel/gambar. Permasalahan harus dirumuskan secara jelas, merumuskannya dalam bentuk
11. Arti lambang dan singkatan (lihat Lampiran 12) hubungan antara dua variabel atau lebih. Walaupun dapat diwujudkan sebagai
Arti lambang dan singkatan adalah berupa daftar lambang dan singkatan kalimat pernyataan (statement), tetapi sebaiknya permasalahan dirumuskan dalam
yang dipergunakan dalam tesis disertai dengan arti dan satuannya bila dalam laporan bentuk kalimat pertanyaan. Bentuk kalimat pertanyaan ini amat berguna untuk
dipergunakan banyak lambang dan singkatan. mempertajam permasalahan dan memahami uraian-uraian berikutnya.
12. Intisari dan Abstract (lihat Lampiran 13 dan 14) C. Tujuan Penelitian
Intisari ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia (intisari) dan bahasa Tujuan penelitian dikemukakan dengan menunjukkan tujuan yang hendak
Inggris (abstract). Intisari merupakan uraian singkat tetapi lengkap tentang tujuan dicapai dari penelitian.
penelitian, cara, dan hasil penelitian. Intisari umumnya terdiri dari 3 alinea, D. Kegunaan Penelitian
panjangnya tidak lebih dari 1 halaman atau kurang lebih 200 kata, dengan ketikan Bagian ini memuat manfaat atau faedah yang dapat diperoleh dari hasil
satu spasi. Alinea pertama memuat latar belakang dan tujuan penelitian, alinea kedua kajian untuk menyelesaikan persoalan yang menyangkut kepentingan khalayak atau
memuat metodologi dan analisis, dan alinea ketiga memuat hasil penelitian dan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
kesimpulan. Jangan menggunakan singkatan pada bagian ini kecuali akan disebutkan E. Keaslian Penelitian
sekurang-kurangnya satu kali lagi, misalkan istilah infrared, ditulis dulu “infrared Bagian ini memuat beberapa topic penelitian yang sejenis dengan penelitian
(IR)”, selanjutnya singkatan “IR”. Kata kunci berupa kata yang dianggap paling yang akan dilakukan. Penulis dapat memaparkan perbedaan antara penelitian yang
spesifik dari topik penelitian. Identitas penulis, tahun penulisan, dan judul akan dilakukannya dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
dicantumkan pada bagian awal intisari.
Kesalahan yang sering terjadi dalam Bab I:
B. Bagian Utama 1. Latar belakang kurang menekankan perlunya penelitian tesis dilakukan dan
Bagian utama tesis mengandung beberapa bab yaitu pendahuluan, tinjauan dasar-dasar yang mendukung alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan
pustaka, jalannya penelitian, hasil penelitian, pembahasan, serta kesimpulan dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu (pustaka).
saran, serta ringkasan. Jarak spasi dalam naskah adalah 1,5 spasi. 2. Permasalahan kurang terarah dan tidak didukung latar belakang. Permasalahan
terdapat minimal 2 variabel utama.
BAB I 3. Tata cara penulisan pustaka yang diacu tidak memenuhi standar penulisan
PENDAHULUAN 4. Penulisan kalimat tidak sesuai tata bahasa Indonesia yaitu subyek, predikat, dan
A. Latar belakang masalah obyek. Seringkali terjadi kalimat diawali dengan kata kerja, kata hubung (sedang,
Latar belakang tesis memuat hal-hal yang merupakan latar belakang dan, dari, sehingga, karena, maka, oleh sebab itu, meskipun, dan sebagainya),
berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Penjelasan yang diuraikan harus serta kata depan (di, ke, dari).
dapat memberikan dasar-dasar yang kokoh mengapa tesis ini dilakukan melalui 5. Penggunaan penomoran ganda, misalnya 1. untuk sistem penulisan, tetapi timbul
penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan terhadap bahan yang akan lagi 1. Agar menghindari hal tersebut perlu dibedakan antara sistem penulisan
diacu. Cara penulisan sumber yang diacu adalah nama keluarga/nama belakang dengan penomoran angka.
penulis/penulis utama disertai dkk atau et al. dan tahun penerbitan, hal ini berbeda Contoh:
Permasalahan adalah: Hipotesis berisi pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau
Pertama, apakah formulasi tablet ekstrak etanol daun X dengan bahan tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang
pengikat amilum memiliki kekerasan dan waktu hancur yang sama dengan telah dikemukakan pada Bab I dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis
formulasi menggunakan bahan pengikat getah salak pondoh? yang baik hendaklah merupakan pernyataan pertautan antara dua variabel atau lebih,
Kedua, apakah getah salak pondoh sebagai bahan pengikat tablet dinyatakan dalam bentuk kalimat deklaratif atau pernyataan, dirumuskan secara jelas
deksametason lebih efektif ditambahkan pada granulasi atau proses dan padat dan hipotesis hendaklah dapat diuji, artinya dimungkinkan mengumpulkan
kompresi? data guna menguji kebenaran hipotesis tersebut.
(Juga dalam hipotesis dan kesimpulan serta kalimat-kalimat yang diambil dari Catatan: untuk penelitian eksploratif tidak ada landasan teori dan hipotesis
buku acuan dihindarkan menggunakan penomoran). tetapi berupa keterangan empiris
6. Penulisan bahasa asing termasuk bahasa Inggris dan bahasa Latin (istilah resep
dan nama lain tumbuhan atau hewan) seringkali tidak ditulis dengan huruf Kesalahan yang sering terjadi dalam Bab II:
miring. 1. Sistematika penulisan kurang terarah, yaitu tinjauan pustaka seharusnya dimulai
Contoh: dari yang paling luas, kemudian semakin menyempit sampai pada pokok
Bukan Staphylococcus aureus tetapi Staphylococcus aureus atau Staphylococcus masalahnya.
aureus. 2. Permasalahan dan hipotesis tidak terdapat kesejajaran, artinya hipotesis
Bukan hasil penelitian Food and Drug Administration (FDA), tetapi hasil seringkali tidak merupakan jawaban sementara permasalahan.
penelitian Food and Drug Administration (FDA). 3. Tata cara penulisan pustaka yang diacu tidak memenuhi standar penulisan
4. Penulisan kalimat tidak sesuai tata bahasa Indonesia yaitu subyek, predikat, dan
BAB II obyek. Seringkali terjadi kalimat diawali dengan kata kerja, kata hubung
TINJAUAN PUSTAKA (sedangkan, dan, dari, sehingga, karena, maka, oleh sebab itu, meskipun, dan
Tinjauan pustaka memuat penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan sebagainya), serta kata depan (di, ke, dari).
dengan yang akan diteliti, khususnya difokuskan kepada permasalahan. Sebaiknya 5. Penulisan bahasa asing, termasuk bahasa Inggris dan bahasa Latin (Istilah asing
tinjauan pustaka disusun menurut permasalahan yang dikemukakan. Hasil dari atau nama Latin tanaman atau hewan) seringkali tidak ditulis dengan huruf
tinjauan pustaka tersebut dirangkum dalam landasan teori dan dikemukakan sebagai miring.
kesimpulan sementara yang dikenal dengan hipo yang nantinya akan diuji
kebenarannya dalam penelitian tersebut, termasuk pembahasan yang diikuti dengan BAB III
kesimpulan untuk menerima atau menolak hipo dengan dukungan data-data hasil METODE PENELITIAN
penelitian. Bab ini memuat uraian secara terperinci tentang rancangan penelitian, subyek
A. Tinjauan Pustaka penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, bahan dan alat (bahan, alat dan
Bagian ini merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang hewan uji) yang digunakan, jalannya penelitian, serta analisis data.
telah didapat dari peneliti terdahulu yang berkaitan dengan tesis. Cara penulisan A. Rancangan Penelitian
acuan tetap berpedoman seperti contoh H.1. (halaman 31). Perlu pembuktian bahwa Bagian ini menjelaskan tentang jenis penelitian dikaitkan dengan metode
permasalahan yang diteliti belum terjawab atau terpecahkan secara memuaskan. pengambilan data
Sumber yang digunakan semuanya dicantumkan dan diacu dalam daftar pustaka. B. Subyek Penelitian
B. Landasan teori Bagian ini menjelaskan apa yang menjadi subyek pada penelitian, bagaimana
Landasan teori merupakan rangkuman dari tinjauan pustaka dan dibuat dalam cara pengambilan sampel, dimana penelitian dilakukan, dan kapan penelitian
bentuk poin-poin yang sistematis. dilalukan.
C. Hipotesis /Keterangan Empiris (jika ada) C. Populasi dan Sampel
Bagian ini memuat semua obyek yang menjadi sasaran penelitian, sedangkan
sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang digunakan dalam penelitian. Sampel
yang digunakan diwajibkan representatif, yaitu dapat mencerminkan populasinya. Variabel kendali
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain metode
rambang (random sampling), bertingkat (stratified sampling), dan rambang Variabel rambang
proporsional (proportional random); penjelasan lebih terperinci dikemukakan oleh
Suryabrata (1997) halaman 81-84. Parameter yang dapat dianggap mencerminkan Gambar 1. Bagan variabel penelitian (Suryabrata, 1997)
representativitas sampel adalah variabilitas populasi, besar sampel, teknik 3. Definisi operasional variabel utama adalah definisi yang didasarkan atas
pengambilan sampel (sampling), dan kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi sifat-sifat hal yang dapat diamati dan diperlukan bagi peneliti lain yang akan
dalam sampel. menguji kembali penelitian ini. Kata “adalah ‘ merupakan kunci dari definisi
D. Variabel Penelitian operasional.
Variabel penelitian memuat: Contoh 1:
1. Identifikasi variabel utama memuat identifikasi dari semua variabel yang Minyak atsiri temulawak adalah minyak atsiri yang dihasilkan dari
diteliti langsung. proses hidrodestilasi irisan rimpang temulawak (Curcuma
2. Klasifikasi variabel utama memuat pengelompokan variabel-variabel utama xanthorrhiza, Roxb) kering yang dipanen pada bulan Januari 1997 dari
sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi diperlukan kabupaten Kulon Progo DIY.
untuk menentukan alat pengambil data dan metode analisis data yang sesuai. Contoh 2:
Variabel menurut fungsinya dalam penelitian dapat diklasifikasikan Kekerasan tablet adalah tekanan yang diperlukan untuk memecahkan
berdasarkan pola hubungan sebab-akibat menjadi variabel tergantung disatu sebuah tablet yang diukur dengan alat uji kekerasan Stokes Moasato.
pihak dan variabel bebas, moderator, kendali, dan rambang di lain pihak. E. Bahan dan Alat (Bahan, Alat dan Hewan Uji)
Variabel bebas adalah variabel yang sengaja diubah-ubah untuk dipelajari Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian diuraikan spesifikasinya dan
pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Variabel moderator adalah sumbernya dengan selengkap-lengkapnya. Penelitian di laboratorium harus
variabel yang kemungkinan mempengaruhi variabel tergantung tetapi tidak disebutkan asal, cara penyiapan, sifat fisis, dan susunan kimia bahan yang akan
diutamakan diteliti. Variabel kendali merupakan variabel yang diteliti. Hal ini perlu dikemukakan agar peneliti lain yang ingin menguji ulang
mempengaruhi variabel tergantung, sehingga perlu dinetralisir atau penelitian tersebut tidak salah langkah.
ditetapkan kualifikasinya agar hasil yang didapatkan tidak tersebar dan F. Jalannya Penelitian
dapat diulang oleh peneliti lain secara tepat. Variabel rambang adalah Bagian ini memuat uraian lengkap dan terperinci mengenai langkah-langkah
variabel yang pengaruhnya terhadap variabel tergantung tidak menimbulkan yang dilakukan pada waktu melaksanakan penelitian termasuk cara mengumpulkan
perbedaan yang berarti, sehingga dapat diabaikan. data beserta jenisnya, serta dilengkapi cara menganalisis hasil, baik secara kimiawi,
Kondisi dan keadaan variabel tergantung yang terjadi merupakan akibat dari fisis, statis, ataupun cara-cara lain. Kegiatan yang ditulis sesuai dengan urutan
perlakuan variabel bebas, moderator, kendali, dan rambang. Hubungan sebab pengoperasiannya dengan menggunakan kalimat pasif dan bukan kalimat perintah.
akibat tersebut merupakan variabel intervening. Pernyataan “timbang daun sesudah dikeringkan” sebaiknya ditulis “daun dikeringkan
Contoh variabel dikemukakan oleh Suryabrata (1997) sebagai berikut: lalu ditimbang”.
Sebab Hubungan Akibat Kesulitan-kesulitan yang timbul selama penelitian dan cara pemecahannya
perlu disebutkan agar didapatkan hasil yang sama apabila dilakukan penelitian ulang.
Variabel bebas
G. Analisa Data
Bagian ini mencakup uraian tentang model uji statistic dan cara menganalisis
Variabel moderator Variabel Variabel data.
Intervening Tergantung
menunjukkan persamaan dan membahas perbedaannya. Tidak pada tempatnya jika
Kesalahan yang sering terjadi pada Bab III: penulis menuliskan kembali prosedur penelitian pada bab ini, sebab prosedur
1. Klasifikasi variabel utama kurang jelas, sehingga antara variabel bebas, kendali, penelitian pasti sudah ditulis pada bab sebelumnya. Penjelasan juga harus diberikan
moderator, rambang, intervening, dan variabel tergantung tidak jelas jika diperoleh hasil yang menyimpang dari perkiraan awal.
perbedaannya. Bobot suatu penelitian sangat tergantung pada bab ini, antara lain dengan
2. Metode penelitian yang tertulis sering tidak jelas untuk memecahkan masalah bentuk komentar atau penjelasan yang tetap terfokuskan pada permasalahan,
yang mana atau sering tercampur aduk. kemampuan peneliti dalam mengaitkan antara Bab I, Bab II, Bab III, dengan data-
3. Tata cara penulisan pustaka yang diacu tidak memenuhi standar penulisan. data penelitian yang telah diperoleh.
4. Penulisan kalimat tidak sesuai tata bahasa Indonesia, yaitu subyek, predikat, dan
obyek. Seringkali terjadi kalimat diawali dengan kata kerja, kata hubung Kesalahan yang sering terjadi dalam Bab IV:
(sedangkan, dan, dari, sehingga, karena, maka, oleh sebab itu, meskipun, dan 1. Hasil penelitian tidak menjelaskan secara terperinci dan sistematis permasalahan.
sebagainya), serta kata depan (di, ke, dari) 2. Pembahasan tidak mengaitkan antara Bab I, Bab II, dan Bab III dengan hasil
5. Penulisan bahasa asing termasuk bahasa Inggris dan bahasa Latin, seringkali penelitian, tetapi seringkali pembahasan hanya menjabarkan kembali (mengulang
tidak ditulis dengan huruf miring. penjelasan) hasil penelitian atau hanya menerangkan kembali tinjauan pustaka.
3. Menjabarkan metode penelitian, mengulangi apa yang sudah tertulis di metode
BAB IV penelitian pada Bab III.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Tata cara penulisan pustaka yang diacu tidak memenuhi standar penulisan.
Bab ini memuat tentang hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan 5. Penulisan kalimat tidak sesuai tata bahasa Indonesia yaitu subyek, predikat, dan
yang sifatnya terpadu. Hasil penelitian sedapat-dapatnya disajikan dalam bentuk obyek. Seringkali terjadi kalimat dengan diawali dengan kata kerja, kata hubung
tabel, gambar, grafik, foto atau bentuk lain yang dapat dibuktikan secara ilmiah dan (sedangkan, dan, dari, sehingga, karena, maka, oleh sebab itu, meskipun, dan
ditempatkan sedekat-dekatnya dengan teks yang mengacu tabel atau gambar yang sebagainya), serta kata depan (di, ke, dari).
bersangkutan. Hasil yang diperoleh ditafsirkan dengan memperhatikan dan 6. Penulisan bahasa asing, termasuk bahasa Inggris dan bahasa Latin, seringkali
menyesuaikannya dengan masalah/ hipotesis yang diungkapkan dalam Pendahuluan. tidak ditulis dengan huruf miring.
Ada kalanya hasil penelitian digabungkan dengan pembahasan menjadi satu.
Pemisahan atau penggabungan kedua bagian ini sangat bergantung pada keadaan data BAB V
dan kedalaman pembahasan. Bila kedua bagian ini digabung, pembaca sulit KESIMPULAN, SARAN DAN ALUR PENELITIAN LANJUT
membedakan mana hasil pekerjaan peneliti dan mana hasil dari kutipan pustaka. Kesimpulan dan saran harus dinyatakan secara terpisah (masing-masing
Keuntungan penyajian hasil secara terpisah ialah format akan lebih rapi dan pembaca merupakan subjudul tersendiri).
dipersilakan mengambil kesimpulan terlebih dahulu untuk kemudian A. Kesimpulan
membandingkannya dengan kesimpulan penulis. Kesimpulan merupakan pernyataan yang singkat tetapi tegas dan tetap
Pembahasan tentang hasil yang diperoleh berupa penjelasan teoritik, baik dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk menerima atau menolak
secara kualitatif, kuantitatif, atau secara statistik. Pembahasan merupakan tempat hipotesis dengan data-data pendukungnya.
penulis mengemukakan pendapat dan argumentasi secara bebas, tetapi singkat dan Contoh:
logis. Pendapat orang lain yang telah diringkas dalam pendahuluan (atau tinjauan Permasalahan: apakah minyak atsiri temulawak memiliki efek antibakteri
pustaka) tidak perlu diulang, tetapi diacu seperlunya saja. Dengan tidak meringkas terhadap Staphylococcus aureus?
lagi hasil penelitian dalam pembahasan, penulis harus mengulas apakah hasil Hipotesis: minyak atsiri temulawak memiliki efek antibakteri terhadap
memenuhi tujuan penelitian. Kecuali itu, sebaiknya penulis juga menghubungkan Staphylococcus aureus.
hasil penelitiannya dengan pengamatan atau hasil penelitian terdahulu dengan jalan
Kesimpulan: minyak atsiri temulawak memiliki efek antibakteri terhadap Semua bahan acuan yang tertulis dalam daftar pustaka harus dipergunakan dalam
Staphylococcus aureus yang ditunjukkan dengan adanya daerah jernih bagian utama tesis dan sebaliknya semua sumber yang terdapat dalam bagian utama
yang tidak ditumbuhi bakteri dengan diameter 12,7 mm dan berbeda tesis harus terdapat dalam daftar putaka. Halaman harus disebutkan, kecuali
nyata terhadap blanko pelarut (p<0,05). menggunakan semua halaman buku yang diacu. Contoh daftar pustaka dapat dilihat
B. Saran pada bagian H.2. (halaman 33)
Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis yang B. Lampiran
ditujukan kepada peneliti lain yang ingin melanjutkan dan mengembangkan Lampiran dipergunakan untuk menempatkan data atau keterangan lain yang
penelitian yang sudah diselesaikan. Saran merupakan persoalan yang belum tuntas berfungsi untuk melengkapi uraian yang disajikan dalam bagian utama tesis.
yang berkaitan dengan permasalahan yang belum tuntas. Lampiran biasanya memuat kompilasi data, peta, hasil perhitungan, gambar, daftar,
Contoh: dan lain-lain yang bersifat melengkapi tesis.
Permasalahan: apakah rimpang temulawak memiliki efek antibakteri ?
Saran: 1. Perlu dilakukan perbandingan efek antibakteri dari minyak atsiri, Kesalahan yang sering terjadi pada Bagian Akhir Tesis:
kurkumin dan komponen lain dalam rimpang temulawak terhadap 1. Daftar pustaka tidak disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Staphylococcus aureus. 2. Sumber-sumber yang diacu dalam bagian utama tesis ada yang tidak disebutkan
2. Perlu dilakukan penelitian efek antibakteri minyak atsiri rimpang dalam daftar pustaka dan sebaliknya sumber dalam daftar pustaka ada yang tidak
temulawak terhadap strain lain dari bakteri patogen Gram positif lain digunakan dalam bagian utama tesis.
. 3. Data-data penting terkait isi naskah tesis namun belum ditampilkan dalam isi
C. Alur Penelitian Lanjut naskah kadang terlupa tidak dimasukkan dalam lampiran.
Pemaparan langkah lanjut dari penelitian tesis, apa yang bisa dilakukan untuk 4. Penyusunan lampiran seringkali tidak sesuai dengan urutan kerja atau hasil
memperdalam penelitian tesis tersebut. penelitian.

Kesalahan yang sering terjadi pada Bab V: IV. TATA CARA PENULISAN TESIS
1. Kesimpulan yang tidak hanya menjawab permasalahan, tetapi mengulang A. Bahan dan Ukuran
pustaka lagi. Kesimpulan seharusnya hanya berisi pernyataan/statement yang 1. Naskah
dilakukan oleh hasil penelitian dan hasil statistik yang diharapkan. Naskah dibuat di atas kertas HVS 80 g/m2 berwarna putih dan pengetikannya
2. Saran tidak berorientasi pada permasalahan yang lebih luas dan belum diteliti. tidak bolak-balik. Ukuran naskah adalah ukuran A4, diketik dan dijilid rapi.
2. Sampul
BAB VI Sampul depan tesis dibuat tebal berwarna merah tua dan diisi dengan:
RINGKASAN a. Judul tesis
Bagian ini merupakan ringkasan dari seluruh penelitian dari latar belakang b. Lambang Universitas Setia Budi
penelitian dan tujuan, metode penelitian, hasil dan pembahasan secara ringkas dan c. Nama dan NIM pembuat tesis
kesimpulan. Bagian ini merupakan extended abstract. d. Nama Fakultas dan Universitas
e. Tahun tesis diselesaikan
C. Bagian Akhir Punggung sampul tesis diberi tulisan yang memuat nama mahasiswa, NIM,
Bagian akhir dari tesis berisi daftar pustaka dan lampiran. judul tesis, dan tahun tesis diselesaikan. Tulisan pada sampul dicetak dengan tinta
A. Daftar Pustaka perak.
Buku, majalah, hasil penelitian, terjemahan, karangan surat kabar, dan B. Jumlah Tesis
laporan penelitian yang diacu dalam tesis semuanya ditulis dalam daftar pustaka.
Jumlah Tesis yang diserahkan masing-masing 1 (satu) buah ke Fakultas 2. Jarak baris
Farmasi, yaitu untuk bagian akademik, perpustakaan, dosen pembimbing, penguji, Jarak antara dua baris yang berurutan adalah 1,5 spasi. Jarak satu spasi
dan pribadi masing-masing. dipergunakan dalam intisari, kutipan langsung, judul tabel/gambar yang lebih dari
satu baris, dan daftar pustaka
C. Pengetikan 3. Batas tepi
Tata cara pengetikan tesis menyangkut hal-hal mengenai jenis huruf Batas-batas pengetikan diukur dari tepi kertas adalah sebagai berikut:
penulisan bilangan dan satuan, jarak baris, batas tepi, pengisian ruangan, dan letak a. Tepi atas : 4 cm
simetris. b. Tepi bawah : 3 cm
1. Jenis huruf c. Tepi kiri : 4 cm
a. Naskah diketik dengan huruf Times New Roman ukuran font 12 dan untuk d. Tepi kanan : 3 cm
seluruh naskah digunakan jenis huruf yang sama, kecuali pada tabel bisa 4. Pengisian ruangan
diperkecil agar muat dalam kolom di tabel tersebut. Ruangan yang terdapat dalam halaman naskah harus diisi penuh, artinya
b. Huruf kapital pengetikan harus dimulai dari batas tepi kiri atas ke batas tepi kanan atas sampai
1). Huruf pertama awal kalimat. batas tepi kanan bawah. Ruangan pada halaman naskah diusahakan jangan sampai
2). Huruf pertama pada judul jurnal dan setiap kata dalam judul buku, ada yang terbuang, kecuali kalau akan memulai bab baru, alinea baru, subjudul baru,
kecuali kata tugas: dan, yang, untuk, di, ke, dari, terhadap, sebagai, atau kalau ada tabel/gambar, serta hal-hal yang khusus.
tetapi, berdasarkan, dalam, antara, melalui, secara yang tidak pada posisi a. Alinea baru dimulai pada 1,25 cm dari batas tepi kiri pengetikan.
awal. b. Judul bab harus ditulis tebal dengan huruf besar (huruf kapital) semua dan
3). Nama bangsa, bahasa, agama, orang, hari, bulan, lembaga, takson diatur agar letaknya simetris terhadap tepi kiri dan kanan batas pengetikan.
makhluk di atas genus. Jarak judul bab dari tepi atas kertas adalah 4 cm tanpa diberi tanda titik.
4). Nama geografi, tetapi untuk nama geografi yang digunakan sebagai jenis c. Subjudul ditulis tebal dan simetris terhadap tepi kiri dan kanan batas
seperti pisang ambon dan gula jawa atau sebagai bentuk dasar kata pengetikan. Semua kata dimulai dengan huruf besar, kecuali kata
turunan seperti mengindonesiakan. penghubung dan kata depan, dan tanpa diakhiri titik. Kalimat
5). Penulisan nama orang pada hukum dalil, uji, teori, metode. Untuk proses pertama sesudah subjudul dimulai dengan alinea baru.
atau uji yang tidak diikuti nama orang ditulis huruf kecil. Jika penamaan d. Anak subjudul ditulis tebal dan diketik mulai dari batas tepi kiri pengetikan
tersebut akan disingkat, maka singkatannya huruf kapital misal metode dan tanpa diberi titik. Huruf besar hanya digunakan pada permulaan anak
imunodifusi ganda (MIG), rancangan acak lengkap (RAL), dll. subjudul. Kalimat pertama sesudah anak subjudul dimulai dengan alinea
c. Huruf miring (dalam tulisan tangan atau ketikan dengan mesin ketik, huruf baru.
atau kata yang dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.) e. Subanak subjudul diketik tebal dan ditulis mulai dari 1,25 cm dari batas tepi
1). Kata dan ungkapan asing yang ejaannya bertahan dalam banyak bahasa: kiri pengetikan serta diberi titik. Huruf besar hanya digunakan pada
ad hoc, et al., in vitro. permulaan subanak subjudul. Kalimat pertama yang menyusul kemudian
2). Tetapan atau peubah yang tidak diketahui dalam matematika, misal x, y, diketik terus di belakangnya dalam satu baris tetapi tidak diketik tebal.
l. Contoh tata letak:
3). Judul buku atau terbitan berkala yang disebutkan dalam tubuh tulisan. Judul:
4). Nama ilmiah genus, spesies, varietas, dan forma makhluk, tetapi nama BAB IV
ilmiah takson di atas tingkat genus tidak ditulis dengan huruf miring.
b. Lambang dan tanda-tanda yang tidak diketik ditulis dengan menggunakan JALANNYA PENELITIAN
tinta hitam (tulisan tangan). Subjudul:
B. Analisis Data Bagian-bagian utama spektrofotometer yaitu sumber radiasi,
monokromator, sel absorpsi, detektor, dan alat pencatat.
Menurut data-data yang dikumpulkan………………………………………..
2). memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
………………………………………………………………………………………… didahului oleh kata tetapi atau melainkan, misalnya :
Fruktosa dapat digunakan sebagi sumber karbon, tetapi
Anak subjudul: efektifitasnya lebih rendah daripada sukrosa dan glukosa
2. Uji antibakteri kandungan utama minyak kemukus 3). mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi, misalnya :
Sambiloto, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran, dapat
Prosedur uji antibakteri kandungan utama minyak kemukus ………………
digunakan sebagai obat.
……………………………………………………………………………………….. b. Tanda titik dua. Tanda titik dua dipakai untuk:
1). mengakhiri akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
Subanak subjudul: pemerian, misalnya :
2.1. Pengujian dengan bakteri gram positif. Hasil uji daya antibakteri Daun sirih merah diketahui memiliki enam golongan senyawa
metabolit sekunder: flavonoid, alkaloid, saponin, polifenol, tanin,
kandungan utama …………………………………………….………………………. dan minyak atsiri.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan
5. Penulisan bilangan dan satuan pelengkap yang mengakhiri pernyataan, misalnya:
a. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis Daun sirih merah diketahui memiliki senyawa flavonoid, alkaloid,
dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara saponin, plifenol, tanin, dan minyak atsiri.
berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan. 2). memisahkan kata yang memerlukan pemerian, misalnya:
Contoh: Perkembangan bunga diamati lima hari sekali. Dunia : Fungi
Responden yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 5 orang Filum : Zygomycota
TNI, 10 orang PNS, dan 20 orang petani. Kelas : Zygomycetes
b. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu
susunan diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu 8. Penulisan nama bahan kimia atau yang lain
atau dua kata, tidak terdapat lagi di awal kalimat. a. Nama lazim bahan kimia ditulis dengan huruf kecil dan nama obat dtulis
Lima puluh lima orang responden diwawancarai dalam studi itu. menurut The Merck Index atau Farmakope Indonesia, misalnya tolbutamida,
c. Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan titik. kloramfenikol, morfina, asam sulfat, asam nitrat, dsb.
Contoh: …………….. berat telur 50,5 g ………. b. Nama konfigurasi atau rotasi yang mendahului nama senyawa dituliskan
d. Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa diberi titik. dengan tanda hubung, misalnya d, l, dan dl atau (+), (-), dan (); D, L, dan
Contoh: mg, g, kg, kal. DL (konfigurasi karbohidrat dan asam amino ditulis kapital kecil); dan R dan
7. Penulisan tanda baca S. Misalnya:
Tanda baca digunakan sesuai dengan kaidah yang terdapat dalam buku d-6-hidoksitriptofan (+)-6-hidroksitriptofan DL-alanina
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Beberapa (1R,3R,5s)-[(1S)-sec-butoksi]-3-kloro-5-nitrosikloheksana
penggunaannya yaitu: Huruf miring digunakan untuk lambang unsur yang berfungsi sebagai
a. Tanda koma. Tanda koma dipakai untuk: penunjuk lokasi ikatan dalam nama kimia: O-metiltirosina, S-benzil-N-
1). memisahkan unsur-unsur dalam suatu perincian, misalnya : ftaloilsisteina. Awalan lain yang perlu ditulis miring ialah cis-, E-, m-, meso-,
meta-, n-, o-, orto-, para-, sec-, tert-, dan Z-.
c. Penulisan nama daerah selalu dalam huruf Romawi dan huruf kecil. 2. Tabel
Penulisan nama dunia, kelas, ordo, dan famili pada nama ilmiah organisme Tabel-tabel diberi nomor urut dengan angka Arab (contoh: Tabel 3)
menggunakan huruf Romawi dan huruf awalnya ditulis kapital. Khusus 3. Gambar
nama famili dan genus suatu virus diawali dengan huruf kapital dan dicetak Gambar-gambar diberi nomor urut dengan angka Arab (contoh: Gambar 6).
miring. Nama ilmiah untuk tumbuhan dan hewan terdiri dari nama genus 4. Persamaan
yang diawali dengan huruf kapital dan nama spesies yang diawali dengan Nomor urut persamaan yang berbentuk persamaan (rumus) matematika, reaksi
huruf kecil (dicetak miring) dan diikuti singkatan nama orang yang pertama kimia, dan lain-lain (kalau ada ) diberi nomor dengan angka Arab yang ditulis di
kali menggunakan nama ilmiah tersebut dan diakui (tidak dicetak miring) dalam kurung dan ditempatkan di dekat batas tepi kanan pengetikan tanpa
serta jika ada dituliskan nama subspesies, varietas, forma, dan subforma. diakhiri titik.
Contoh: Contoh:
Herpesviridae Coronavirus CaSO4 + K2CO3 CaCO3 + K2SO4 (3)
Abrus precatorius L. Andropogon ternatus subsp. macrothrix 5. Judul, subjudul dan anak subjudul
Saxifraga aizoon var izoon subvar brevifolia forma multicaulis subforma Judul tiap bab ditulis dengan angka Romawi (misalnya Bab I, Bab II).
surculosa Subjudul ditulis dengan huruf besar (misalnya A, B, C)
9. Penomoran yang terlalu sering hendaknya dihindari, sebaiknya dibuat kalimat Anak subjudul ditulis ditulis dengan angka (misalnya 1, 2, 3)
yang yang dapat menghubungkan perincian yang ada secara berurutan. Subanak subjudul ditulis dengan 2 angka yang dipisah dengan titik (misalnya
Contoh yang tidak baik: 1.2., 3.2., 4.4.).
Pengaruh naiknya temperatur udara disebabkan: a. Lapisan ozon yang semakin
berkurang, b. Pencemaran lingkungan yang semakin banyak, c. Kegiatan dari E. Analisis Hasil Pengukuran
pusat bumi yang meningkat. Hasil penelitian harus ditulis dalam bentuk kuantitatif untuk memperoleh
Contoh yang baik: analisis data, misalnya:
Pengaruh naiknya temperatur udara disebabkan karena lapisan ozon yang 1. Kekerasan suatu tablet tidak hanya disebutkan sangat keras, cukup keras atau
semakin berkurang, pencemaran lingkungan yang semakin banyak, dan kurang keras, tetapi harus ditulis dalam angka berapa tekanan yang diperlukan
kegiatan dari pusat bumi yang meningkat. untuk menghancurkan suatu tablet.
D. Penomoran 2. Daya antibakteri suatu obat atau simplisia disebutkan diameter hambatnya atau
Penomoran yang perlu diperhatikan adalah pada penomoran halaman, tabel, kadar hambat minimal (MIC).
gambar dan persamaan. 3. Kadar minyak atsiri dalam simplisia ditentukan berapa volume minyak atsiri pada
1. Halaman setiap gram simplisia (ml/g).
a. Bagian awal usulan penelitian/tesis, mulai dari judul halaman sampai intisari, 4. Homogenitas sediaan farmasi (tablet, salep, serbuk, suppositoria, emulsi,
diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil yang diletakkan di suspensi, larutan, dsb) harus dianalisis dengan metode analisis kuantitatif, bukan
tengah-tengah antara batas kiri dan kanan pengetikan dan berjarak 1,5 cm di sekedar pengamatan visual saja.
atas tepi bawah kertas. Jumlah data yang dibutuhkan untuk masing-masing percobaan tergantung
b. Bagian utama dan bagian akhir mulai dari bab I sampai ke halaman terakhir jenis percobaan yang dilakukan. Percobaan yang menyangkut organisme hidup
dari lampiran, memakai angka Arab sebagai nomor halaman yang diletakkan dengan koreksi biologis yang tinggi paling sedikit menggunakan replikasi lima kali
di sebelah kanan atas, kecuali kalau ada judul bab, judul daftar pustaka, dan (misalnya mikrobiologis, kandungan zat aktif dalam simplisia nabati dan bioteknologi
judul lampiran pada halaman tersebut, maka nomor halaman yang ditulis di dalam organisme hidup), sedangkan percobaan kimia farmasi, farmasetika, dan
sebelah tengah bawah. Nomor halaman diketik pada jarak 3 cm dari tepi formulasi sediaan farmasi yang tidak berhubungan dengan organisme hidup
kanan kertas dan 1,5 dari tepi atas. (misalnya sin, analisis kualitatif, dan analisis sediaan farmasi) paling sedikit
menggunakan replikasi tiga kali dengan catatan ketiga data tidak memiliki menyatakan sumber data yaitu dengan menuliskan nama penulis dan tahun,
penyimpangan yang berarti. maka tidak perlu diberi petunjuk catatan kaki. Jika data yang disajikan sudah
Hasil penelitian yang berupa data-data kuantitatif dari perbandingan variabel dimodifikasi atau sudah diolah, maka digunakan kata “menurut” atau “diolah
perlu dianalisis untuk menentukan: dari” atau “diadaptasi dari”, lalu diikuti nama penulis dan tahun.
1. Apakah data-data yang didapat terdapat kesalahan atau penyimpangan dari nilai e. Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali pada tabel yang panjang (lebih dari satu
rata-ratanya. halaman), sehingga tidak mungkin diletakkan dalam satu halaman. Pada
2. Apakah di antara data-data antara dua variabel yang berbeda terdapat perbedaan halaman lanjutan tabel, dicantumkan nomor tabel dan kata lanjutan tanpa
yang bermakna secara statistik atau tidak. judul. Kalau tabel lebih lebar dari ukuran lebar kertas, sehingga harus dibuat
memanjang kertas, maka pada bagian atas tabel harus diletakkan di sebelah
F. Tabel dan Gambar kiri atas. Tabel yang lebih dari dua halaman atau yang harus dilipat
1. Tabel ditempatkan pada lampiran.
Tabel terdiri atas lima bagian utama, yaitu judul tabel, kepala baris, kepala
kolom, medan informasi, dan catatan kaki tabel.
a. Nomor tabel diikuti dengan judul tabel ditempatkan secara simetris di atas
tabel tanpa diberi tanda titik dengan ukuran font 10, bold, berjarak 1 (satu)
spasi jika lebih dari satu baris. Jika judul lebih dari satu baris, baris kedua
dimulai tepat di bawah huruf pertama judul.
b. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan judul tabel: Format tabel adalah sebagai berikut.
merupakan frase (bukan kalimat) pernyataan tentang tabel dan gambar secara
ringkas, memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh pembaca Tabel nomor Judul tabel
tanpa harus membaca tubuh tulisan, menyatakan kunci-kunci informasi saja, Kepala kolom Kepala kolom Kepala kolom
dan merupakan frase yang berdiri sendiri dan dapat menerangkan arti tabel. Kepala baris
Judul tabel seperti “Hasil pengukuran kadar gula darah mencit yang diberi Kepala baris
perlakuan” sangat tidak memadai. Judul yang lebih baik, misalnya:
Catatan kaki-tabel (ditulis dengan ukuran font 10)
“Tabel 1. Hasil pengukuran kadar gula darah mencit selama 4 jam
pengamatan sesudah diberi beberapa dosis ekstrak binahong
secara per oral” Contoh pembuatan tabel:
Tabel 1. Pengaruh suhu simpan dan putresina terhadap kekerasan dan kandungan gula buah pisang ambon
c. Tabel dapat dimulai dari tepi kiri atau tengah halaman. Tabel pendek dan Hari ke-
lebar lebih baik daripada tabel panjang dan kurus. Garis pemisah yang Perlakuan
0 7 14
penting hanya tiga dengan arah mendatar, dan garis bantu selebihnya harus Kekerasan buah
dibuat seperlunya saja. Garis bantu yang tegak dapat dihilangkan dengan (mm/50g/10 dtk)
Suhu simpan
menyusun kolom dan jarak antarkolom secara hati-hati. Satuan dapat ditulis 150C 10,20 a 13,40 a 11,83 a
pada kepala kolom atau kepala baris. 280C 10,64 a 14, 22a 88,43 b
d. Tabel adakalanya memerlukan catatan kaki dan atau keterangan yang dapat Putresina
berupa informasi tentang keterbatasan yang ada pada data, data bersifat nyata Putresina 11,07 a 13,23 a 21,19 a
Tanpa putresina 10,76 a 14,40 a 41,82 b
secara statistika, dan hasil penelitian orang lain. Catatan kaki juga dapat
Gula (%)
untuk menjelaskan singkatan yang digunakan pada tabel. Petunjuk catatan Suhu simpan
kaki bianya berupa lambang seperti *, †, ‡, dll. Jika catatan kaki untuk 150C 0,38 a 0,56 a 0,73 a
280C 0,55 a 1,82 a 14,41 b d. Judul gambar tidak perlu dimulai dengan frase yang menjelaskan jenis
Putresina gambar, misalnya “Grafik …” atau “Gambar …”
Putresina 0,53 a 0,87 a 6,98 a
Tanpa putresina 0,40 a 1,52 a 6,91 a e. Gambar tidak boleh dipenggal karena alasan apapun.
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 % f. Keterangan gambar ditulis pada tempat-tempat yang kosong dalam di dalam
(DMRT) halaman yang ada gambarnya tersebut, jangan pada halaman lain dan diketik
Tabel 2. Rata-rata dan simpangan baku beberapa sifat fisis dan kimia tanah dari 78 contoh tanah di Kebun ukuran 10, tidak tebal, jarak 1 (satu) spasi jika lebih dari satu baris. Lambang
Percobaan Ciheuleut
Sifat Rata-rata Simpangan baku gambar juga dapat ditulis pada judul gambar (lihat Gambar 1).
Pasir (%) 47,66 23,81 g. Bila gambar dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas
Lempung (%) 21,80 11,94 gambar harus diletakkan di sebelah kiri kertas.
Liat (%) 30,72 18,09 h. Ukuran gambar diusahakan agar wajar.
C-organik (%) 0,61 0,57 i. Penyajian informasi skala pada foto sangat perlu diperhatikan. Caranya
Rapatan isi (mg m3) 1,43 0,16 dengan meletakkan penggaris atau petunjuk lainnya yang ukurannya sudah
KTK (mek 100 g-1 tanah)‡ 18,08 17,09 umum diketahui di dekat contoh atau objek foto.
KAT pada KL (g g-1) 23,62 10,80 j. Letak gambar diatur supaya simetris.

Banyaknya 70 contoh tanah; KTK: kapasitas tukar kation,
KAT: kadar air tanah, KL: kapasitas lapang
f. Tabel dirujuk sekurang-kurangnya satu kali dalam tubuh tulisan, sehingga
tabel harus diletakkan sedekat-dekatnya dengan teks. Perujukan dinyatakan
di dalam paragraf sebelum tabel atau gambar dan diawali dengan huruf
kapital diikuti nomor tabel. Contohnya: A
b
… seperti ditunjukkan pada Gambar 5. s
… mendekati bentuk sigmoid (Gambar 5). o
… meningkat dengan pesat (Tabel 3).
Perujukan yang tidak disertai dengan keterangan perlu dihindari. Misalnya:
“Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3”
atau “ Hasilnya disajikan pada Tabel 3” Gambar 8 Spektrum absorpsi dari parasetamol (a) dan salisilamida (b).
Pernyataan yang lebih baik ialah
“Tabel 3 menunjukkan bahwa kacang hijau lebih banyak memancarkan G. Bahasa
spektrum biru daripada kacang tanah”. 1. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baku, baik dan benar sesuai
dengan kaidah bahasa yang menggunakan ejaan yang disempurnakan.
2. Gambar 2. Bentuk kalimat yang digunakan adalah kalimat lengkap (terdapat subyek dan
a. Bagan, grafik, peta, dan foto semuanya disebut gambar predikat) atau supaya lebih sempurna dapat ditambah dengan obyek dan
b. Nomor gambar yang diikuti dengan judulnya diletakkan simetris dibawah predikat. Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan kata ganti orang pertama,
gambar dan diakhiri dengan titik dengan ukuran font 10, bold, berjarak 1 orang kedua, dan ketiga (saya, aku, kami, mereka, engkau, dan lain-lain).
(satu) spasi jika lebih dari satu baris. Jika judul lebih dari satu baris, baris Kalimat yang dibuat berbentuk kalimat berita (kalimat positif).
kedua dimulai tepat di bawah huruf pertama judul. Khusus pada bagian prakata, kata “saya” diganti dengan “penulis”.
c. Tata cara pembuatan judul dan perujukan gambar sama seperti tabel. 3. Istilah
a. Istilah yang digunakan adalah istilah bahasa Indonesia atau yang sudah terdiri dari terdiri atas
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. tergantung pada bergantung pada
b. Istilah asing dipergunakan apabila istilah tersebut sukar atau tidak dapat berdasarkan kepada berdasarkan pada
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan istilah tersebut penting bertujuan untuk bertujuan X
dipergunakan dalam penelitian. Penulisan istilah asing tersebut harus dicetak antara x dengan y antara x dan y
miring. dibanding … dibandingkan dengan
c. Kata majemuk yang merupakan gabungan bentuk bebas dan bentuk terikat walau atau meskipun …, tetapi…. walau atau meskipun …, ….
ditulis serangkai, misalnya antarbangsa, antihuruhara, hipertensi, (tanpa tetapi)
inframerah, ultraviolet, kontraindikasi, nonpolar, subbab, inkonvensinal, beberapa sampel-sampel beberapa sampel
semipolar, kooperatif, bikarbonat, dsb. banyak unsur-unsur banyak unsur
d. Kata majemuk yang diberi awalan dan akhiran ditulis serangkai, misalnya disebabkan karena disebabkan oleh
penyalahgunaan, disalahgunakan, perkembangbiakan.; sedangkan kata agar supaya agar atau supaya
majemuk yang hanya diberi awalan saja atau akhiran saja ditulis serangkai dalam rangka untuk dalam rangka…atau untuk …
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, misalnya setelah … kemudian … setelah …
berkembang biak. … baik … ataupun … … baik … maupun …
e. Huruf f dan v jangan diganti dengan p, misalnya aktif (bukan aktip), 4. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
aktivitas (bukan aktifitas). a. Kata penghubung (sehingga, dan, sedangkan, karena, dan sebagainya) tidak
f. Konsonan kembar dalam bahasa Indonesia tidak ada, misalnya klasifikasi boleh diletakkan di depan kalimat.
(bukan klassifikasi), efektif (bukan effektif), tetapi ada massa di samping b. Kata depan (di, ke, dari, dan sebagainya) tidak boleh digunakan di depan
masa yang mempunyai perbedaan makna. subyek.
g. Huruf y tetap y jika lafalnya y, misalnya yen, yuan; y menjadi i jika lafalnya c. Awalan “di” dan “ke” harus dibedakan dengan kata depan “di” dan “ke”.
I, misalnya hipokotil (bukan hypokotil), analisis (bukan analysis). Awalan “di” berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif, sedangkan “ke”
h. Huruf x hanya dipakai di awal kalimat, di tempat lain ks, misalnya xilem berfungsi untuk membentuk kata bilangan dan kata benda. Penulisan awalan
(bukan ksilem), taksonomi (bukan taxonomi), kompleks (bukan komplex “di” dan “ke” harus selalu disambung dengan kata di belakangnya (contoh
atau komplek).Huruf h pada gugus gh, kh, rh, th dihilangkan, sedangkan dipetik, ditimbang, kedua, dan sebagainya).
huruf ph menjadi f dan ch menjadi k, misalnya kromatografi (bukan d. Kata depan “di” dan “ke” berfungsi untuk menyatakan tempat dan
khromatographi), ritme (bukan rhitme); metode (bukan methode atau penulisannya selalu dipisah dari kata di belakangnya (contoh: di depan, di
metoda); morfologi (bukan morphologi atau morpologi). atas, di antara, ke pasar, ke muka, di antaranya, di samping itu, di dalam, dan
i. –ic menjadi –ik, sedangkan –ics menjadi –ik, -ika, misalnya analgesic sebagainya, kecuali kepada dan daripada).
menjadi analgesik, electronic menjadi elektronik; electronics menjadi
elektronika, mechanics menjadi mekanika. H. Kepustakaan
j. Beberapa kata sulit yang sering ditulis salah karena penulis tidak Pustaka yang digunakan sebaiknya adalah sumber acuan dari pustaka primer
mengetahui bentuk bakunya yaitu kualitas (bukan kwalitas), jadwal (bukan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti jurnal, monograf, dan tulisan asli lainnya,
jadual), sin (bukan sintesa), atmosfer (bukan atmosfir), varietas (bukan sedangkan buku ajar berupa diktat kuliah, textbook, dan penuntun praktikum harus
varitas), autoklaf (bukan otoklaf), hemoglobin (bukan haemoglobin), dihindari.
fluoresensi (bukan fluorescenci), apotek (bukan apotik). 1. Pengacuan pustaka
k. Beberapa kata tidak baku yang sering digunakan, misalnya: Setiap sistem pengacuan pustaka harus digunakan secara taat asas dalam
Bentuk tidak baku Bentuk baku tubuh tulisan, tabel, dan gambar, kemudian disenaraikan pada akhir tulisan atau bab
dengan judul “Daftar Pustaka”. Nama pengarang yang diacu pada tubuh tulisan 1). Jika dua pengarang berbeda menulis bersama, maka contoh
hanyalah nama keluarga atau nama akhir pengarang yang diikuti tahun publikasinya. penulisannya yaitu Suwanto dan Fardiaz (1983) … atau … (Suwanto &
Cara penulisannya ialah sebagai berikut: Fardiaz, 1983). Perhatikan bahwa kata “dan” digunakan dalam suatu
Penggunaan sterilisator autoklaf dapat mempengaruhi pertumbuhan kalus kalimat tubuh tulisan dan jangan menggantinya dengan “&”, kecuali pada
(Supraptopo, 1979). atau sumber acuan dalam tanda kurung.
Supraptopo (1979) mengemukakan bahwa penggunaan sterilisator autoklaf 2). Jika dua pengarang mempunyai nama keluarga yang sama menulis
dapat mempengaruhi pertumbuhan kalus. bersama, pengacuan dituliskan mengikuti pola menambahkan nama
Contoh senarai nama pengarang dan pengacuan pustaka. inisialnya, misalnya Suwanto A dan Suwanto H (1999) … atau …
Tabel 3. Contoh senarai nama pengarang dan pengacuan pustaka (Suwanto A & Suwanto H, 1999). Perhatikan bahwa dalam daftar pustaka
Senarai nama pengarang Pengacuan dalam tubuh tulisan kata “dan” tidak dicantumkan (lihat Tabel 3)
Suwanto A. 1997 Suwanto (1997) atau (Suwanto, 1997) c. Tiga pengarang atau lebih
Suwanto A. 1998a. Suwanto (1998a) atau (Suwanto, 1998a) Jika nama pengarang terdiri dari tiga orang atau lebih, hanya nama keluarga
Suwanto A. 1998b. Suwanto (1998b) atau (Suwanto,1998b) atau nama akhir pengarang pertama saja yang ditulis dan diikuti kata “et al” dan
Suwanto A, Fardiaz S. 1983 Suwanto dan Fardiaz (1983) atau jangan diganti “dkk” (lihat Tabel 3)
(Suwanto & Fardiaz, 1983)
Suwanto dan Kaplan (1989b) atau d. Pengacuan ganda
Suwanto A, Kaplan S, 1989b (Suwanto & Kaplan, 1989b) Jika dua artikel atau lebih dengan pengarang berbeda diacu sekaligus, maka
Suwanto dan Suwanto (1999) atau penulisan pengacuannya didasarkan pada urutan tahun penerbitannya, misalnya …
Suwanto A, Suwanto H. 1999 (Suwanto & Suwanto, 1999) (Suwanto & Kaplan, 1990; Suhartono et al., 1994; Tjahjadi et al., 1994; Rosana et
Suwanto et al. (1996) atau al., 1995).
Suwanto A, Friska H, Sudirman I. 1996 (Suwanto et al., 1996)
a. Satu pengarang e. Lembaga sebagai pengarang
1). Jika pengarang yang sama menulis pada tahun yang berbeda, maka tahun Nama lembaga yang diacu sebagai pengarang sebaiknya ditulis dengan
yang satu dengan yang berikutnya dipisahkan oleh koma dan spasi, bentuk singkatan. Misalnya untuk mengacu tulisan yang diterbitkan tahun 1999
misalnya Suwanto (1997, 2000) ... atau … (Suwanto 1997, 2000) oleh Biro Pusat Statistik ditulis BPS (1999) … atau … (BPS, 1999), sedangkan
2). Jika pengarang yang sama menulis pada tahun sama, maka dilakukan dalam daftar pustaka ditulis sebagai [BPS].
penambahan huruf “a” untuk yang pertama, “b” untuk yang kedua, dan
seterusnya setelah tahun, misalnya Suwanto (1998a, 1998b) … atau … f. Tulisan tanpa nama pengarang
Sebaiknya acuan yang tidak memiliki nama pengarang di dalam tubuh tulisan
Suwanto (1998a, 1998b). Penambahan huruf “a”, “b”, dan seterusnya perlu
dan daftar pustaka dituliskan dengan nama lembaga yang menerbitkannya. Acuan
didasarkan pada urutan waktu publikasi yang biasanya ditentukan dari
tanpa pengarang ada pula yang dituliskan sebagai Anonim (1990) … atau …
volume dan nomor jurnal atau dari urutan nomor halaman jika bukan
(Anonim, 1990) dan dalam daftar pustaka ditulis [Anonim], namun sebaiknya
berasal dari jurnal yang sama.
penggunaan kata Anonim ini dihindari.
3). Jika pengarang yang mempunyai nama keluarga yang sama menulis pada
tahun yang sama, nama inisial disertakan untuk membedakan bahwa
g. Pustaka sekunder
sumbernya berbeda, misalnya Suwanto A (1999) dan Suwanto H (1999) …
Jika artikel belum pernah dibaca sendiri oleh penulis dan diacu dari suatu
atau … (Suwanto A, 1999; Suwanto H, 1999). Kasus khusus
sumber (pustaka sekunder), nama pengarang dan tahun terbit aslinya ditulis dan
b. Dua pengarang
dipisahkan dengan tanda koma dan spasi dengan kata “diacu dalam” yang diikuti
nama pengarang dan tahun pustaka sekunder, misalnya (Powell, 1958, diacu dalam Nama Belanda: kata seperti de, van, Kees de Vries Vries K de
Forbes, 1972) … atau … (Powell, 1958, diacu dalam Forbes, 1972). Kedua artikel van den, van der, serta von pada nama A van der Haar Haar A van der
ini harus dicantumkan di daftar pustaka. Pengacuan terhadap pustaka yang tidak Jerman, do pada nama Brazil
pernah dibaca sendiri sangat tidak dianjurkan. ditempatkan pada unsur terakhir nama
Kata Abdul, Abdoul, Abdel, Abu, Hassan Fahmy Khalil Khalil HF
2. Penyusunan daftar pustaka Aboul, dan Ibn pada nama Arab dinilai Ali Abdel Aziz Abdel-Aziz A
Pustaka yang diacu dalam tubuh tulisan saja yang dimuat dalam daftar sebagai bagian nama keluarga Ali Ibn Saud Ibn Saud A
pustaka, sehingga sumber acuan yang ada dalam daftar pustaka harus ada di dalam Kata Sen dan Das pada nama India BC Sen Gupta Sen Gupta BC
tubuh tulisan. Urutan pustaka dalam daftar pustaka didasarkan pada abjad awal nama digabung dengan nama keluarga AD Das Gupta Das Gupta AD
keluarga atau nama akhir pengarang pertama. Jika dua atau lebih pustaka memiliki Nama Cina tradisional selalu dimulai Go Ban Hong Go BH
nama keluarga yang sama persis, maka urutannya didasarkan pada tahun terbitnya. dengan nama keluarga, namun akhir- (tradisional)
Nama pengarang yang dituliskan merupakan nama keluarga atau nama akhir akhir ini ada nama keluarga yang Kwik Kian Gie Kwik KG
ditulis menyertai nama kecilnya yang (tradisional)
pengarang yang diikuti inisial nama pertama dan nama tengah tanpa tanda baca.
ditulis dengan tanda hubung. Bahkan Tjia May On Tjia M
Nama keluarga umumnya terletak di belakang suatu nama, tetapi ada perkecualian
ada kecenderungan penulis Cina (tradisionnal)
seperti nama Arab, India, Vietnam, dan Cina (lihat Tabel 4). Pengacuan nama menggunakan nama barat sebagai Siu-Ting Chang Chang ST
lembaga yang berperan sebagai pengarang ditulis dengan singkatan nama lembaga nama kecil diikuti nama keluarga Michael Chang Chang M
dan diikuti nama lembaga ditulis lengkap, misalnya [Faperta IPB] Fakultas Pertanian Nama Myanmar biasanya hanya satu U Thant Thant U
Institut Pertanian Bogor. kata, tetapi dapat pula didahului
bentuk penghormatan U
Tabel 4. Variasi ragam penulisan nama keluarga pengarang
a. Jurnal
Nama pengarang Nama pengarang Penulisan
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Nama jurnal nomor volume (nomor
berdasarkan Negara kepustakaan
terbitan bila ada): halaman.
Nama keluarga pengarang dengan satu Constantine J. Alexopoulus CJ Ketentuan lain:
nama keluarga Alexopoulus 1). Jika pengarang lebih dari lima orang ditulis satu pengarang lalu et al
Nama Indonesia dengan nama keluarga Andi Hakim Nasoetion Nasoetion AH 2). Judul artikel jurnal diketik huruf kapital hanya pada huruf awal saja. Huruf
Agustin Wydia Gunawan Gunawan AW kapital digunakan hanya pada kasus tertentu, misal singkatan baku (seperti
Nama Indonesia diikuti nama suami Yayah Koswara Koswara Y DNA, pH, dll) dan nama takson mengikuti tata nama ilmiah. Huruf kapital
Nama Indonesia terdiri atas satu kata Soekarno Soekarno juga digunakan untuk awal kata yang di dalam kalimat selalu ditulis dalam
Nama Indonesia terdiri atas lebih dari Ani Mardiastuti Mardiastuti A huruf kapital, misal dalam bahasa Jerman pada semua kata benda.
satu kata Insertion und Assemblierung von Proteinen des Antennenpigment-Komplexes von
Nama Jepang dan Korea Hirko Yakamoto Yakamoto H Rhodobacter capsulatus im in vitro System
Nama pangkat kekeluargaan atau nama John Doc Sr Doc JSr Judul artikel yang disertai dengan subjudul ditulis judul utama diakhiri tanda
keluarga majemuk H. Vanden-Brink Vanden-Brink H titik dua dan diikuti anak judul yang diawali dengan huruf kecil.
Nama Vietnam selalu diawali dengan Nguyen Van Thuan Nguyen VT Avian leukimia virus OK 10: analysis of its myc oncgene by molecular cloning
nama keluarga Ngo Van Hai Ngo VH 3). Nama jurnal ditulis miring. Nama yang terdiri dari satu kata tidak disingkat,
Nama Perancis dengan kata de, de la, A de Bary Bary A de namun umumnya nama jurnal ditulis dalam bentuk singkatannya yang
des, du, le, la, les V du Bary Bary V du dirujuk dari World List of Scientific Periodicals
J le Beau Beau J le (http://library.cabtech.edu/reference/abbreviations).
4). Nomor terbitan tidak perlu dicantumkan bila penomoran halaman Irsan C, Sosromarsono S, Buchori D, Triwidodo H. 1998. [Aphids
berkesinambungan dalam satu volume, misalnya Hayati volume 7 nomor 3 (Homoptera: Aphididae) on solanaceae plants in West Java.] [dalam
halaman 91-95 ditulis Hayati 7:91-95, bukan hayati 7(3):91-95 bahasa Indonesia]. Bul HPT 10(2):1-4.
5). Suplemen merupakan terbitan khusus atau sisipan dari suatu volume jurnal.
Artikel acuan yang berasal dari nomor tambahan yang terdapat dalam b. Buku
terbitan berkala ditunjukkan oleh suatu keterangan, missal Supl 1 untuk Nama pengarang [atau editor]. Tahun. Judul buku. Tempat terbit: Nama
Suplemen atau Supplement nomor 1; Ed Khusus 5 penerbit.
1). Buku dengan pengarang
Contoh penulisan jurnal: Gunawan AW. 2000. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadaya.
1). Pengarang satu orang
2). Buku dengan editor
Johnson MW. 1987. Parasitization of Liriomyza spp (Diptera: Agromyzidae)
Gilman AG, Rall TW, Nies AS, Taylor P, editor. 1990. The Pharmacological
infesting commercial watermelon plantings in Hawaii. J Econ
Entomol 80:56-60, 62. Basis of Therapeutics. Ed ke-8. New York: Pergamon. hlm 60-65.
2). Pengarang 2-5 orang 3). Buku dengan lembaga atau organisasi
Runtunuwu SD, Hartana A, Suharsono, Sinaga MS. 2000. Penanda [FMIPA IPB] Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
molekuler sifat ketahanan kelapa terhadap Phyphthora penyebab gugur Pertanian Bogor.1996. Katalog Program sarjana FMIPA IPB. Bogor:
buah. Hayati 7:101-105. FMIPA IPB.
3). Pengarang lebih dari lima orang 4). Buku terjemahan tanpa editor
Wilkinson MJ et al. 2000. A direct regional scale estimate of transgene Pelczar MJJr, Chan ECS. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Volume ke-
movement from genetically modified oilseed rape to its wild 1,2.Hadioetomo RS, Imas T, Angka SL, penerjemah; Jakarta:UI Pr.
progenitors. Mol Ecol 9:983-991. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.
4). Pengarang merupakan organisasi
[SSCCCP] Scandinavian Society for Clinical Chemistry and Clinical 5). Buku terjemahan dengan editor
Physiology, Committee on Enzymes. 1976. Recommended method for Luzikov VN. 1985. Mitochondrial Biogenesis and Breakdown. Galkin AV,
the determination f γ-glutamyltransferase in blood. Scand J Clin Lab penerjemah; Roodyn DB, editor. New York: Consultanst Bureau.
Invest 36:119-125. Terjemahan dari: Reguliatsiia Formirovaniia Mitokhondrii.
5). Artikel tanpa pengarang 6). Buku berseri dengan judul volume sama
[Anonim]. 1976. Epidemiology for primary health care. Int J Epidemiol Wijayakusuma MH, Dalimartha S. Wirian AS. 1998. Tanaman Berkhasiat
5:224-225. Obat di Indonesia. Volume ke-1. Jakarta: Pustaka Kartini.
6). Setiap nomor terbitan dimulai dengan halaman bernomor satu 7). Buku berseri dengan judul volume berbeda
Eliel EL. 1976. Stereochemistry since LeBel and van’t Hoff: Chemistry Cajori F. 1929. A History of Mathematical Notations. Volume ke-2, Notation
49(3):8-13. mainly in Higher Mathematics. Chicago: Open Court.
7). Terbitan sebagai suplemen, sisipan, edisi khusus 8). Bab atau bagian dari buku dengan pengarang berbeda-beda dan disertai editor
Magni F, Rossoni G, Berti F. 1988. BN-52021 protects guinea-pig from heart Kuret JA, Murad F. 1990. Adenohypophyseal hormones and related
anaphylaxis. Pharm Res Commun 20 Supl 5:75-78. substances. Di dalam: Gilman Ag, Rall TW, Nies AS, editor. The
Rifai MA. 1992. Penggodokan peneliti taksonomi tumbuhan siap pakai. Pharmacological Basis of Therapeutics. Ed ke-8. New York:
Floribunda 1 Sisipan 3: 22-24. Pergamon. hlm 1334-1360.
8). Judul artikel diterjemahkan dalam bahasa Inggris c. Prosiding
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul artikel. Di dalam: Nama editor, editor. Judul disalahgunakan untuk memperoleh informasi tanpa memperhatikan otoritas
publikasi atau nama pertemuan ilmiah atau keduanya; Tempat pertemuan, keilmuan dan kepakaran orang atau lembaga penyedia informasi tersebut. Hati-hati
tanggal pertemuan. Tempat terbit: Nama penerbit. Halaman artikel. dalam akses melalui internet karena tidak semua keterangan pada semua situs web
Meyer B, Hermans K. 1985. Formaldehyde release from pressed wood products. Di dapat dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah dan tidak semua situs permanen.
dalam: Turoski V, editor. Formaldehyde: Analytial Chemistry and Forum diskusi elektronik (chatting) tidak dapat digunakan sebagai sumber acuan.
Toxicology. Proceedings of the Symposium at the 187th; St Louis, 8-13 Apr 1). Artikel dari publikasi elektronik
1984. Washington: American Chemical Society. hlm 101-116. Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul artikel. Nama jurnal Volume
(nomor): halaman. [tipe media]. Ketersediaan. [Tanggal, bulan, dan
d. Abstrak tahun akses]
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul abstrak [abstrak]. Di dalam: Nama editor, Adsavakulchai S, Baimai V, Prachyabrued W, Gore PJ, Lertlum S. 1998.
editor. Judul publikasi atau nama konferensi; Tempat, Waktu konferensi. Morphometric study using wing image analysis for identification of
Tempat terbit: Nama penerbit. Halaman. Nomor abstrak. Bactrocera dorsalis complex. WWW J Biol 3(5).
Mendea MF, Manon-Espaillat R, Lanska DJ, Eurstine TH. 1989. Epilepsy and http://epress.com/w3jbio/vol3/Adsavakulchai/index.html [17 Mar
suicide attempts [abstrak]. Di dalam: American Academy f Neurology 41st 1999].
Annual Meeting Program; Chicag, 13-19 Apr 1989. Cleveland (OH): Edgell 2). Abstrak dari jurnal ilmiah
Communicatins. hlm 295. Abstr no PP369. Darmadi AAK, Hartana A, Mogea JP. 2002. Perbungaan salak bali. Hayati 9:6.
Rahayu WP, Fardiaz, Darusman LK. 2002. Aktivitas dan produksi komponen http:/bima.ipb.ac.id/jurnal/hayati [9 Apr 2003].
antimikroba dari rimpang lengkuas [abstrak]. Di dalam: Achmadi SS et al, 3). Abstrak dari pertemuan ilmiah
editor. Ringkasan Penelitian Hibah Bersaing. Jakarta: Ditjen Dikti, Hansen L. 1999. Non-target effects of corn pollen on the Monarch butterfly.
Depdiknas. http://www.ent.iastate.edu/entsoc/ncb99/prog/abs/D81.html. [21 Agu
2003].
e. Karya tulis ilmiah, tesis, , disertasi
Nama pengarang. Tahun terbit. Judul [jenis publikasi]. Tempat institusi: Nama V. PEDOMAN PEMBUATAN MAKALAH
institusi tempat tersedianya KTI/tesis//disertasi. UNTUK SEMINAR TESIS
Natalia M. 2007. deteksi kurkuminoid dalam kalus temulawak (Curcuma
xanthorrhiza, roxb) hasil kultur in vitro setelah perlakuan hormon A. Sifat Makalah
naphtalena acetic acid [Tesis]. Surakarta: Fakultas Farmasi, Universitas Makalah adalah tulisan ilmiah yang merupakan tingkasan tesis. Panjang
Setia Budi. tulisan maksimal 15 halaman termasuk lampiran (ukuran kertas 21 x 28 cm), diketik
dengan huruf Times New Rowman ukuran 12 dengan jarak 1,5 spasi, kecuali abstak
f. Surat kabar dengan jarak 1 spasi.
Nama pengarang. Tanggal bulan tahun terbit. Judul. Nama surat kabar: Nomor
halaman (nomor kolom). B. Urutan Materi Makalah
Budiarso IT. 24 Des 1995. Suami mandul dan menurun keperkasaannya akibat 1. Judul
pencemaran mikotoksin dan pestisida? Kompas: 11 (6-8). Judul makalah desrtai dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris.

g. Internet 2. Nama penulis/peneliti


Kemajuan teknologi yang berkembang begitu pesat menyebabkan orang Nama penulis/peneliti ditulis semua (mahasiswa dan dosen pembimbing
dengan mudah mengaksers informasi melalui internet, tetapi kemudahan ini jangan dan/atau pembimbing pendamping) tanpa gelar akademik.
3. Abstrak
Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak lebih dari
200 kata.

4. Kata kunci (keywords)


Kata kunci dibuat dalam bahasa Inggris sebanyak empat sampai lima buah
kata.

5. Pendahuluan
Pendahuluan berisi permasalahan yang perlu dicari pemecahannya (latar
belakang) dan tinjauan pustaka yang mengandung uraian singkat dan sistematis
tentang keterangan-keterangan yang ada keitannya dan menunjang tulisan itu.
Sumber keterangan ditunjukkan dengan menuliskan nama akhir penulis dan tahun
penerbitan. Panjang pendahuluan tidak lebih dari dua halaman. Landasan teori
sebaiknya hanya memuat inti-inti permasalahan.

6. Cara penelitian LEMBAR BIMBINGAN


Cara penelitian memuat uraian tentang cara menjalankan penelitian, yang
mencakup bahan atau materi, alat, jalan penelitian dan analisis hasil.
Nama : ……………………………………………………………
7. Hasil dan pembahasan
NIM : ……………………………………………………………
Hasil dan pembahasan berisi hasil penelitian yang diperoleh (dalam bentuk
tabel, grafik, atau foto), kemudian diberi pembahasan atau penjelasan ilmiah secara Pembimbing I : ……………………………………………………………
kualitatif dan kuantitatif.
Pembimbing II : …………………………………………………………..
8. Kesimpulan dan saran Judul Tesis : …………………………………………………………….
Bagian ini memuat kesimpulan yang diperoleh dan saran yang diajukan.
…………………………………………………………….
9. Ucapan terima kasih …………………………………………………………….
Ucapan terima kasih ditujukan kepada pihak yang memberi bantuan,
diusahakan supaya singkat. Ucapan terima kasih yang ditujukan kepada …………………………………………………………….
perseorangan maka gelar akademik yang bersangkutan supaya dicantumkan.

10. Daftar pustaka Tanda Tangan


No Tanggal Keterangan Pembimbing Pembimbing
11. Lampiran I II
Tanda Tangan
Tanda Tangan No Tanggal Keterangan Pembimbing Pembimbing
No Tanggal Keterangan Pembimbing Pembimbing I II
I II

KETERANGAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN TESIS


Mahasiswa tersebut di atas telah melakukan konsultasi pembimbingan Tesis dan
memenuhi syarat ujian Tesis.

Surakarta, ……………………..
Pembimbing I Pembimbing II

…………………….………… ……….………………………

NB. Buku ini wajib dibawa oleh mahasiswa dan dimintakan tanda tangan pembimbing
setiap melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing sejak pembuatan
proposal sampai penyusunan naskah tesis

Anda mungkin juga menyukai