PENDAHULUAN
1
PDAM pada tahun 2007 mencapai 20% dengan cakupan pelayanan adalah 25%.
Berdasarkan data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa 80% penduduk Kota
Bekasi menggunakan air tanah. Bahkan penduduk yang sudah menjadi pelanggan
PDAM masih banyak yang memakai air sumur untuk mencuci dan air mandi,
dengan kata lain air dari PDAM digunakan untuk memasak dan air minum.
Ketergantungan masyarakat terhadap air tanah menunjukkan suatu kondisi yang
tidak berlanjut, karena pengisian air tanah tidak sebanding dengan eksploitasinya.
Berubahnya lahan tidak terbangun menjadi lahan terbangun, menyebabkan
infiltrasi air hujan kedalam tanah menjadi makin berkurang, karena air hujan lebih
banyak yang menjadi aliran limpasan. Selain itu, kerusakan DAS sebagai akibat
berubahnya fungsi kawasan lindung dan kebijakan penataan ruang yang kurang
mempertimbangkan fungsi resapan menyebabkan semakin menurunnya daya
dukung air terhadap suatu wilayah.
Bridgestone corporation adalah konglomerasi karet Jepang yang didirikan
pada tahun 1931 oleh shojiro Ishibasi di kota Kurume, Fukuoka, Jepang.
Namanya berasal dari terjemahan harfiah ishibashi yang berarti "jembatan batu"
dalam bahasa Jepang. Perusahaan ini adalah produsen bankedua terbesar di dunia,
setelah Michelin, dan produsen ban terbesar di Jepang. Kini menjadi pemasok
utama ban untuk tim Formula Satu.
Di PT Bridgestone Tire Indonesia Jalan Raya Kaliabang, Harapan Jaya,
Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat 17124. sebelumnya menggunakan sumur
pompa untuk memenuhi air di perusahaan tersebut, karena sumur pompa memiliki
dampak buruk bagi lingkungan, selain dapat merusak permukaan tanah, juga
merusak siklus hidrologi, dan yang sering terjadi adalah habisnya cadangan air
yang berguna untuk menyeimbangkan tekanan permukaan tanah dan berakibat
terjadinya longsor dan mblas permukaan tanah. PT Bridgestone Membuat unit
pengolahan air bersih (WTP) sendiri untuk memenuhi kebutuhan produksi dan
kebutuhan lainnya. Sumber air yang digunakan berasal dari sungai Bekasi tengah.
WTP diperuntukkan untut mengolah air baku menjadi air bersih juga untuk
kebutuhan produksi. Sebelum masuk untuk kebutuhan industri, air hasil olahan
2
WTP masuk ke unit softener dan unit demineralizer guna melunakkan dan
menghilangkan garam-garam yang ada dalam air.
3
beberapa langkah kerja dalam rangka menyusun laporan praktek kerja
lapangan tersebut. Berikut adalah prosedur yang diterapkan oleh penulis:
1. Observasi Lapangan
Metode ini dilakukan oleh penulis dengan cara mengamati langsung
proses pengolahan Air Bersih di PT Bridgestone Tire Indonesia
2. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan oleh penulis dengan cara mengutip dari beberapa
teori tentang sistem unit pengolahan air bersih di PT Bridgestone Tire
Indonesia. Baik dari literatur, teori yang sudah ada, maupun laporan dan
data-data.
3. Wawancara
Penulis melakukan wawancara kepada petugas sistem unit pengolahan
air bersih PT Bridgestone Tire Indonesia untuk mendapatkan penjelasan
lebih mendalam untuk data - data tambahan sebagai penunjang data –
data utama dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan.
4
a. Mempelajari secara mendalam tentang prosedur dan standarisasi
pengamatan sistem unit pengolahan air bersih di PT Bridgestone
Tire Indonesia, Bekasi utara.
b. Menambah kepercayaan diri dan keberanian serta tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas yang dipercaya oleh instansi /
perusahaan kepada penulis.
c. Mendapat pengalaman dan pandangan secara langsung mengenai
dunia kerja
3. Bagi Universitas Sahid Program S I Teknik Lingkungan:
Dapat menambah perbendaharaan pustakaan mengenai pengolahan air
bersih
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kubik (330 juta mil³)
tersedia di bumi.
6
Air yang bersih sangat penting bagi kehidupan manusia dan alam sekitar, Di
banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet
Mars, serta pada bulan-bulan Eropa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan
(es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara
alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap
air untuk keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda
di setiap tempat, setiap tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara.
Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang semakin meningkat pula kebutuhan
manusia akan air. Jumlahpenduduk dunia setiap hari bertambah, sehingga
mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat
pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar
73% dari bagian tubuh. Air di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut
dan pelarut bahan-bahan makanan yang penting bagi tubuh. Sehingga untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya mendapatkan air
yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996).
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut
ilmu kesehatan setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa
makan tetapi hanya dapat bertahan 2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk
hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air
yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan tidak mengandung bahan
beracun. Sumber air minum yang memenuhi syarat sebagai air baku air minum
jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah manusia sendiri baik
sengaja maupun tidak disengaja.
7
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari
dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air
tersebut, air tanah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki
beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas
airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat
kesehatan, karena sering ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat
tertentu yang dapat menimbulkan penyakit yang justru membahayakan
kelangsungan hidup manusia.
Dengan adanya standard kualitas air, orang dapat mengukur kualitas dari
berbagai macam air. Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur
yang tercantum didalam standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat
kualitasnya, dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai tolak
ukur.
8
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah
air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisik
a) Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah
liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
b) Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
c) Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis,
pahit atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan
adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam
diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
d) Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang
mengalami dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
e) Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat
membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan mikro
organisme.
2. Syarat kimia
a) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya
disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida.
Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan
standar kualitas air dalam hal pH adalah antara 6,5-9,5
b) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan
Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan
memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air.
Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat,
Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan
Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari
75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi
yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-
pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh
untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150
mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
c) Besi
9
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan
menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada
bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang
merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan
diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0
mg/l
d) Alumunium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak
aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
e) Zat organik
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara
makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup
diperairan
f) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak
air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan
bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan
pengolahan air bekas.
g) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman.
Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk
yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok
Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk
berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine
dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang
perjalanan oksigen didalam tubuh
3. Syarat biologis
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit.
10
13 Krom Hexavalen mg/l 0,05
14 Kadmium mg/l 0,005
15 Timbal mg/l 0,05
16 Raksa mg/l 0,001
17 Arsen mg/l 0,05
18 Fluorida mg/l 1,5
19 Selenium mg/l 0,01
20 Sianida mg/l 0,1
21 Nitrat mg/l 10
22 Nitrit mg/l 1
23 Sulfat mg/l 400
24 MBAS mg/l 0,5
25 KmNO4 mg/l 10
26 Total Coliform mg/l 10
Sumber : Permenkes R.I No. 416/menkes/Per/IX/1990
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam
NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat
untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.
Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi
atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap
pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Air permukaan Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan
lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai
digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna,
mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran
yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada
umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh
adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning
coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman
tertentu di tengah-tengah.
11
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone
jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer
(Suyono,1993 :1).
5. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah
dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama
dengan air dalam. Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen
pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit
transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu:
a) Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih
yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil
dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan
yang diperlukan.
b) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat
kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi
manusia.
c) Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang
menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak
didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem
pengaliran gravitasi atau pompanisasi.
d) Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis
sumber air menjadi air bersih.
12
dari partikel-partikel diskrit dan zat-zat berat seperti pasir dan lain-lain. Setelah air
mengendap proses selanjutnya adalah pemompaan air bersih ke WTP (Water
Treatment Plant).
3. Water Treatment Plant
Pada bagian ini adalah bagian inti dari proses pengolahan air bersih,
dimana pada bagian WTP ini akan dilakukan proses-proses diantaranya koagulasi,
flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.
a) Koagulasi
Pada proses ini, pengolahan air bersih secara kimia mulai dilakukan.
Koagulasi bertujuan untuk memisahkan partikel koloid yang terdapat pada
air kotor. Umumnya air sungai seperti koloid ini disebabkan banyaknya
partikel koloid yang terkandung di dalam air sungai sehingga
menyebabkan warna air sungai berwarna kecoklatan. Jadi koagulasi adalah
proses pemisahan air dan pengotor yang terkandung didalamnya seperti
pemisahan antara susu kedelai dengan air. Pada sistem koagulasi ini
dilakukan pengadukan cepat dan terjunan dengan tujuan untuk
mempercepat proses pemisahan air dan pengotor di dalam air itu.
b) Flokulasi
Flok adalah pengotor yang mengendap, tahap ini adalah untuk proses
pengendapan pengotor. Pada proses pembentukan flok masih diperlukan
pengadukan tetapi pengadukan lambat, dan juga diperlukan aliran air yang
tenang agar flok tidak naik lahi. Untuk menambah efisiensi ditambahkan
bahan kimia yang dapat menangkal flok-flok itu.
13
Gambar 2.2 Proses Flokulasi Partikel Koloid
Sumber : aryansah.wordpress.com
c) Sedimentasi
Di tahap ini adalah proses pengendapan partikel-partikel koloid yang
sudah didestabilisasi. Ini dikerjakan dengan menggunakan sistem berat
tipe, berat tipe koloid pada umumnya berbentuk lumpur dan berat tipe
koloid lebih berat dari pada tipe air.
Untuk perkembangannya diantara ketiga unit (koagulasi, flokulasi dan
sedimentasi) sudah dibuat tergabung dan unit ini disebut dengan unit
aselator.
d) Filtrasi
Tahap ini adalah dilakukan penyaringan melalui media butiran-butiran,
butiran-butiran yang digunakan diantaranya pasir silica, antrasit dan
kerikil dan ukuran yang tidak sama. Proses ini menerapkan sistem
gravitasi.
14
Gambar 2.4 Proses Filtrasi
Sumber : aryansah.wordpress.com
e) Desinfeksi
Air yang masuk pada proses ini berarti sudah bebas dari pengotor, namun
tidak menutup kemungkinan air tersebut masih mengandung kuman dan
bakteri. Oleh sebab itu, diperlukan zat kimia yang mampu menghilangkan
kuman dan bakteri. Zat kimia yang digunakan antara lain UV, ozonisasi,
chlor dan pembebasan.
f) Reservoir
Yaitu tempat penampungan air bersih sementara sebelum di distribusikan
ke konsumen. Karena di negara kita pada sistem distribusi air bersihnya
masih menggunakan sistem gravitasi, sehingga reservoir diletakkan di
tempat yang lebih tinggi.
15
BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN
16
awal sekitar US $ 24.960.000. Pada tanggal 1 Oktober 1975 PT. Bridgestone Tire
Indonesia Plant Bekasi resmi memulai produksi perdananya yaitu pembuatan ban
mobil truk dan bis. Tenaga kerja yang dipergunakan adalah ± 1910 karyawan
Indonesia dan 5 karyawan Jepang. Dalam memproduksi ban, PT. Bridgestone Tire
Indonesia Plant Bekasi memproduksi automotive tires, tubes dan flaps.
Dalam pekembangannya PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant telah
memproduksi berbagai macam merk ban yang merupakan lisensi Bridgestone
Corporation Jepang. Juga telah berhasil dan memasarkan sendiri ban merk baru
dengan ban merk-merk lainnya. Produksi ban yang dihasilkan adalah ban jenis
radial (tanpa ban dalam) dan jenis konvensional / biasa (memakai ban dalam).
Semua hasil produksi ban sebagian besar dipasarkan secara ekspor dan selebihnya
dipasarkan secara domestik. PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant
berkembang pesat, tahun 2008 kapasitas produksinya sudah mencapai 15000
Pcs/hari atau 130 Ton/hari. Hal tersebut dapat tercapai karena PT. Bridgestone
Tire Indonesia Bekasi Plant mempunyai sasaran produktivitas yang mengacu
kepada motto perusahaan yaitu “Menyumbang masyarakat dengan produk mutu
tertinggi”.
Seiring dengan peningkatan terhadap bermacam-macam ban untuk
keperluan kendaraan automotive di Indonesia. PT. Bridgestone Tire Indonesia
Bekasi Plant berusaha melakukan ekspansi dengan meningkatkan kapasitas
produksi ban. Pada tahun 1997 kembali mendirikan pabrik ban baru di daerah
karawang dengan luas 37,0 hektar. Hal ini bisa dicapai karena PT. Bridgestone
Tire Indonesia mempunyai sasaran produktivitas yang mengacu kepada
memberikan mutu terbaik kepada pelanggan
17
b. Perusahaan mengembangkan teknologi baru sesuai dengan permintaan
pasar.
c. Perusahaan memenuhi kebutuhan pasar dengan menyuplai produk dengan
tepat waktu.
d. Perusahaan membentuk sistem pengontrolan mutu produk guna menjaga
agar mutunya tetap tinggi sebagai jaminan kepuasan pelanggan.
e. Perusahaan membentuk program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan.
18
1. Mencegah pencemaran lingkungan, memelihara dan meningkatkan
kualitas lingkungan perusahaan yang bersih, sehat, aman dan nyaman.
2. Mematuhi peraturan dan undang undang yang berlaku serta persyaratan
lingkungan lainnya terkait dengan aspek lingkungan BSIN
3. Melakukan perbaikan berkelanjutan kerja operasional dan design produk
untuk meningkatkan konservasi dan sumber daya alam serta mendukung
program global Bridgestone.
Misi dari perusahaan adalah “Menyumbang masyarakat dengan produk
mutu tertinggi” menyuplai produk yang tinggi yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan. Dengan
menepati komitmen ini perusahaan mengharapkan para pelanggan benar-benar
mendapat lepuasan melalui kenyamanan sewaktu berkendara. Saat menjalankan
kegiatan yang akan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada ban merj
Bridgestone. Perusahaan mendukung kebijakan negara dalam menggalakan
ekspor nonmigas dan mengusahakan meningkatkan penjualan ekspor.
19
b. Lokasi pabrik 1 berada di :
Jl. Raya Bekasi Km. 27, Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi – Jawa Barat.
20
3.4.1 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan PT. Bridgestone Tire Indonesia adalah
struktur organisasi bertingkat dan berotorisasi garis dan staff dengan sistem
desentralisasi. Setiap sub bagian bertanggung jawab kepada kepala bagian. Setiap
departemen diberi wewenang untuk mengambil keputusan yang harus bisa
dipertanggung jawabkan.
Pimpinan tertinggi perusahaan adalah direktur utama yang memiliki tugas
sebagai berikut :
1. Menentuka strategi bisnis
2. Melakukan perubahan kebijakan
3. Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan termasuk kebijakan mutu
4. Memantau implementasi kebijakan dan strategi
5. Memantau perkembangan atau kemajuan sistem manajemen mutu
6. Melakukan evaluasi efektitfitas kebijakan, strategi, dan pencapaian tujuan
perusahaan
7. Memberikan disposisi atau instruksi perbaikan
21
Seluruh karyawan PT. Bridgestone Tire Indonesia di ikut sertakan dalam
program JAMSOSTEK yang memberikan jaminan asuransi kecelakaan
kerja dan jaminan hari tua
d. Dana Pensiun
Dana peniun didapatkan dengan kerja sama antara Lembaga keuangan
perusahaan dengan bank yang ditunjuk.
e. Cuti
Setiap karyawan memiliki hak cut selama 2 minggu dalam satu tahun,
tetapi tidak boleh diambil selama 2 minggu berturut-turut. Lama cuti
maksimum diberikan adalah 6 hari berturut-turut
f. Ijin
Karyawan dapat meninggalkan lokasi pabrik sebelum jam pulang atau
tidak masuk jerja bila memiliki alasan yang jelas, seperti sakit atau
mendapat tugas dari perusahaan.
g. Kantin
Setiap karyawan diberikan makan siang di kantin pada jam istirahat yaitu
pada pukul 12.00 – 13.00 WIB
h. Pakai seragam
Seragam yang digunakan untuk karyawan adalah :
1. Manager dan staff : atas putih bergaris-garis biru dan bawah biru
tua.
2. Operator : atas abu abu dan bawah biru tua.
i. Training
Kesempatan training ini dimiliki oleh semua karyawan untuk
meningkatkan wawasan dan kemampuan yang dimilikinya untuk
kemajuan bersama.
j. Koperasi karyawan
Kegiatan dari koperasi karyawan adalah simpan pinjam dan penjualan
barang untuk kebutuhan sehari hari
22
Pabrik beroperasi secara terus menerus (continue process) yaitu 24 jam
perhari, 7 hari perminggu. Jam kerja untuk karyawan dibedakan menjadi dua,
yaitu daily untuk staff yang tidak terlibat langsung pada proses produksi dan shift
untuk karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi.
a. Non shift :
Jam kerja : 08.00 – 16.45 WIB.
Jam istirahat : 12.00 – 13.00 WIB.
b. Sistem shift :
1. Shift 1
Jam kerja/dinas : 08.00 – 16.10
Jam Istirahat : 11.45 – 12.45
2. Shift 2
Jam kerja/dinas : 16.00 – 00.10
Jam Istirahat : 19.45 – 12.45
3. Shift 3
Jam kerja/dinas : 00.00 – 18.00
Jam Istirahat : 03.45 – 04.45
Untuk sistem kerja, karyawan dikelompokkan menjadi 4 grup dan 3 shift,
tiap grup bekerja 40 jam perminggu
23
1. Laporan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan (LKBK)
LKBK, meliputi masalah kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan.
2. Training karyawan baru dan karyawan lama
Training yang ada dan sudah dilaksanakan PT. Bridgestone Tire
Indonesia sebagai antara lain :
24
safety audit yang dilaksanakan di PT. Bridgestone Tire Indonesia,
diantaranyaaudit internal yang dilakukan oleh P2K3 terhadap seksi dan
audit eksternal yang dilakukan oleh surveilans terhadap P2K3 di
perusahaan. Safety audit dilakukan tiap 1 tahun sekali per seksi yang
sistem penyimpanan file atau dokumennya, safety audit dilakukan tiap 2
tahun sekali.
25
Maintenance setiap 6 bulan sekali oleh engineering, pelaksanakan
program 3S dan lain-lain.
10. Senam (Taisho) yang dilakukan sebelum melakukan pekerjaan (pada
awal jam kerja).
BAB IV
PEMBAHASAN
26
dan Unit Deminarilzer guna melunakkan dan menghilangkan garam-garam yang
ada dalam air
4.2 Proses Pengolahan Air Pada Water Treatment Plant di PT. Bridgestone
Tire Indonesia
1. Penyaringan dan Pemisahan
Proses pertama pada pengolahan air bersih adalah penyaringan.
Penyaringan dilakukan untuk menyaring air dari kotoran-kotoran ataupun
sampah-sampah yang terbawa oleh air sungai menggunakan saringan yang
ukurannya semakin mengecil. Air sungai kemudian masuk kedalam
separator untuk melakukan pemisahan antara air dengan kotoran yang
terbawa oleh air sungai. Proses ini akan menghasilkan air baku yang
kemudian ditampung didalam pool water sebelum memasuki proses
koagulasi
2. Proses koagulasi dan Flokulasi
Air baku yang berada di dalam kolam akan dipompakan ke proses
koagulasi. Proses koagulasi merupakan proses penambahan bahan kimia
untuk mengikat padatan tersuspensi yang ada di air menjadi flok-flok
padatan yang kuat. Bahan kimia yang digunakan pada proses koagulasi
adalah alumunium sulfat dengan pengadukan cepat menggunakan static
mixer. Keuntungan static mixer ini adalah tidak menggunakan energi pada
pengoperasiannya. Alumunium sulfat akan mengikat padatan tersuspensi
yang ada pada air baku dan selanjutnya flok-flok ini akan melewati proses
flokulasi. Pada proses flokulasi flok-flok yang terbentuk yang terbentuk
akan saling berikatan membentuk flok yang lebih besar sehingga akan
lebih mudah diendapkan pada proses berikutnya.
3. Proses pengaturan PH
27
Injeksi alumunium sulfat ke air baku menyebabkan turunnya pH
air, karena sifat alumunium sulfat yang bersifat asam. Oleh karena itu
perlu penambahan soda ash sehingga air baku bisa bersifat netral.
4. Proses desinfeksi
Untuk mematikan bakteri pathogen (eschericia coli,koliform dsb)
yang ada di air baku serta mencegah tumbuhnya lumut di plate/tube settler
maka ditambahkan kaporit.
5. Proses sedimentasi
Dalam bak sedimentasi, flok berukuran besar akan mengendap.
Plate/tube settler digunakan untuk membuat pengendapan dari flok
tersebut semakin efektif. Plate/tube settler terbuat dari fiberglass dan
dipasang dengan kemiringan 55-60o. air akan mengalir dari bawah menuju
ke permukaan yang lebih tinggi (aliran up-flow). Air yang jernih akan
melalui aliran atas, sedangkan padatan/lumpur akan mengendap dibawah
dari bak. Setiap periodic tertentu, lumpur ini dibuang dengan membuka
valve/keran pada sistem drainase lumpur. Lumpur di press dan hasilnya
digunakan sebagai tanah tambahan untuk ruang terbuka hijau dan
tanaman.
6. Proses Filtrasi
a) Sand filter
Air yang telah jernih dalam bak sedimentasi akan mengalir ke bak
penampungan sementara (buffer tank). Dari buffer tank air dipompakan ke
sand filter tank untuk memisahkan sisa-sisa padatan yang tidak
terendapkan di bak sedimentasi. Padatan-padatan tersebut akan tertahan
pada pada permukaan media pasir. Padatan-padatan yang tertahan pada
permukaan media tersebut jika semakin tebal akan mengganggu proses
filtrasi (karena perbedaan tekanan in-out besar) sehingga setiap jangka
28
waktu tertentu harus di cuci (backwash). Biasanya pencucian dilakukan
jika perbedaan tekanan sebelum dan sesudah lewat tangka filter skitar 0,5
bar. Setelah proses backwash, sand filter dapat digunakan kembali.
b) Activated carbon filter
Air yang telah melewati sand filter akan dilewatkan ke activated
carbon filter. activated carbon filter berfungsi untuk :
1) Mengadsorpsi bahan organic dan bahan kimia yang terlarut
dalam air seperti insektisida, detergen, fenol, dan lain lain
2) Menghilangkan bau dan rasa
3) Menghilangkan warna
Keberadaan bahan-bahan organic dalam air merupakan sumber
makanan bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga bahan-bahan
organic tersebut prlu untuk dihilangkan dengan penyerapan/adsorpsi
dengan activated carbon. Air yang telah melewati activated carbon filter
kemudian menuju clean water tank untuk kemudia di distribusikan untuk
penggunaan. Pengunaan air di PT. Bridgeston Tire Indonesia adalah untuk
kegiatan MCK, siram tanaman, serta kebutuhan produksi
29
6) Kebutuhan untuk rumah tangga (mess dan arama) adlah 250
liter/orang/hari
7) Kebutuhan air untuk siram tanaman.
Tabel 4.1 Pemakaian Air Bersih di Industri Ban PT. Bridgestone Tire Indonesia Bekasi Plant
No Pemakaian Kebutuhan Peruntukan Jumlah
Air (satuan) (m3/hari)
(liter/hari)
1 Demineralizer water 447.500 - 447.500
(boiler)
2 Industrial water
1. Produksi 516.507 - 516.507
3 Kamar 50 2.064 orang 103.200
mandi/toilet/wastafel
4 Masjid 15 1.032 orang 15.480
5 Kantin 15 2.064 orang 30.960
6 Mess/Asrama 250 150 orang 37.500
7 Pemeliharaan 0,7 117.382 m2 82.167
8 Siram taman 1 124.325,16 m2 124.325
Jumlah pemakaian air bersih 1.357.640
1.357.64 m3/hari
Sumber : PT. Bridgestone Tire Indonesia – Bekasi Plant
Berdasrkan data hasil air olahan WTP sejak 2015, terekam bahwa rata-rata
air bersih yang dihasilkan sebanyak 1.222,32 m3/hari. Dengan kebutuhan air
bersih total sebanyak 1.357,64 m3/hari, maka sisanya diambil dari air air tanah
yaitu rata-rata 132,22 m3/hari yang digunakan hanya untuk domestik
30
8 Kesadahan mg/l 500 83
9 Klorida mg/l 600 12
10 Seng mg/l 15 0,,03
11 Mangan mg/l 0,5 < 0,03
12 Besi mg/l 1 < 0,1
13 Krom Hexavalen mg/l 0,05 < 0,03
14 Kadmium mg/l 0,005 < 0,0001
15 Timbal mg/l 0,05 < 0,001
16 Raksa mg/l 0,001 < 0,001
17 Arsen mg/l 0,05 < 0,002
18 Fluorida mg/l 1,5 0,3
19 Selenium mg/l 0,01 < 0,004
20 Sianida mg/l 0,1 < 0,008
21 Nitrat mg/l 10 1
22 Nitrit mg/l 1 0,4
23 Sulfat mg/l 400 53
24 MBAS mg/l 0,5 0,003
25 KmNO4 mg/l 10 14
26 Total Coliform mg/l 10 173,290
Sumber : Perum Jasa Tirta II
Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakatan bahwa air yang diolah oleh
WTP di PT. Bridgestone Tire Indonesia pada tanggal 2 februari 2018 dalam
beberapa parameter sudah berada dibawah baku mutu. Namun di beberapa
parameter air hasil pengolahan masih melebihi kadar baku mutu yang telah
ditetapkan oleh Permenkes R.I No. 416/menkes/Per/IX/1990. Beberapa parameter
yang masih melebihi kadar baku mutu diantaranya adalah Temperature, KmNO4
dan Total Coliform.
Bakteri Coliform/ biasa kita sebut E Coli adalah bakteri indikator
keberadaan bakteri patogenik lainya. patogen nama lain dari mikroorganisme
parasit, biasanya bakteri coliform di gunakan untuk indikator suatu sumber air
telah terkontaminasi patogen atau tidak. E Coli adalah adalah jenis bakteri yang
biasanya ditemukan dalam sistem pencernaan hewan. Satu jenis bakteri E-Coli
tertentu dapat menyebabkan penyakit sistem pencernaan yang serius, yang umum
ditandai dengan diare dan kadang disertai mual. Dampak lain dari bakteri E coli
adalah menghasilkan racun yang dapat merusak ginjal, serta melemahkan dinding
usus kecil pada anak-anak.
31
Sedangkan kadar KmNO4 berlebih pada air bersih bisa mennybabkan bau
dan rasa yang tidak enak
Untuk parameter yang masih melebihi baku mutu dari pihak perusahaan
sendiri belum mengetahui bagaimana cara penanggulangannya dikarenakan air
pengolahan WTP di PT. Bridgestone Tire Indonesia di pergunakan untuk proses
produksi sehingga tidak terlalu focus untuk menghilangkan coliform dan KmNO4.
Meskipun begitu total coliform seharusnya bisa diturunkan hasilnya
dengan cara penambahan desinfektan. sehingga bisa sesuai kadar baku mutu yang
ditetapkan Permenkes R.I No. 416/menkes/Per/IX/1990. Desinfektan yang
dipergunakan WTP di PT. Bridgestone Tire Indonesia adalah kaporit. Sementara
itu untuk kadar KmNO4 yang masih diatas baku mutu yang ditentukan bisa
disebabkan oleh activated carbon filter yang sudah mulai jenuh dan harus
dilakukan backwash untuk menekan nilai KmNO4. Karena terbukti pada bulan
januari tahun sebelumnya total coliform dan KmNO4 sudah sesuai kadar baku
mutu yang ditetapkan Permenkes R.I No. 416/menkes/Per/IX/1990. Bisa dilihat
pada table 4.2 bahwa KmNO4 dan total coliform hasil pengolahan WTP di PT.
Bridgestone Tire Indonesia sudah sesuai dengan kadar baku mutu.
Tabel 4.2 Data Hasil Uji Air WTP PT Bridgestone Tire Bulan Februari 2018
No Parameter Satuan Baku mutu Hasil Pengolahan
1 Temperature ͦͦC ±3 27,4
2 Residu Terlarut (TDS) mg/l 1500 155
3 Kekeruhan NTU 25 2,79
4 Warna TCU 50 4
5 Bau Tidak Berbau
6 Rasa Tidak Berasa
7 PH mg/l 6,5 – 9,0 8,29
8 Kesadahan mg/l 500 95,2
9 Klorida mg/l 600 9,6
10 Seng mg/l 15 < 0,0006
11 Mangan mg/l 0,5 0,097
12 Besi mg/l 1 < 0,002
13 Krom Hexavalen mg/l 0,05 < 0,005
32
14 Kadmium mg/l 0,005 < 0,0008
15 Timbal mg/l 0,05 < 0,005
16 Raksa mg/l 0,001 < 0,0005
17 Arsen mg/l 0,05 < 0,0007
18 Fluorida mg/l 1,5 0,28
19 Selenium mg/l 0,01 < 0,0006
20 Sianida mg/l 0,1 < 0,006
21 Nitrat mg/l 10 0,0923
22 Nitrit mg/l 1 0,0543
23 Sulfat mg/l 400 40,94
24 MBAS mg/l 0,5 < 0,025
25 KmNO4 mg/l 10 <5
26 Total Coliform mg/l 10 7
Sumber : Perum Jasa Tirta II
33
Activated Carbon Filter bisa saja jenuh yang membuat proses filtrasi dan
oksidasi tidak bekerja secara optimal apabila sudah jenuh sehingga menghasilkan
kualitas air. Maka dari itu diperlukan pengecekan secara rutin, apabila activated
carbon filter sudah jenuh maka diperlukan proses backwash agar proses
penyaringan dan oksidasi bisa tetap berjalan efektif sehingga kualitas air bisa tetap
terjaga.
Proses backwash biasanya dilakukan tergantung dengan kualitas air yang
kita olah, semakin buruk kualitas airnya maka akan semakin cepat jenuh pula
activated carbon filter. Media karbon aktif yang digunakan pada proses ini juga
biasanya harus diganti secara rutin tergantung jenis dan kualitas air yang diolah.
34