Anda di halaman 1dari 68

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh

senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan

adalah sebagai air minum. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan air dalam

tubuh. Kebutuhan sehari-hari terhadap air berbeda-beda untuk tiap tempat

dan tingkatan kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin

meningkat jumlah kebutuhan akan air. Air minum merupakan kebutuhan

manusia paling penting. Kebutuhan air minum setiap orang bervariasi dari

2,1 liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat badan dan

aktivitasnya. Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi

persyaratan fisik, kimia, maupun mikrobiologi.

Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka

jumlah penyediaan air selalu meningkat untuk setiap saat. Pengadaan air

bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti untuk air minum, air mandi

dan sebagainya harus memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan

peraturan Internasional (WHO dan APHA) ataupun peraturan nasional dan

setempat. Dalam hal ini kualitas air bersih di Indonesia harus memenuhi

persyaratan yang tertuang di dalam Kepmenkes RI No.

907/Men.Kes/SK/VII/2002 di mana setiap komponen yang diperkenankan


2

berada di dalamnya harus sesuai. Air tawar bersih untuk air minum semakin

langka di perkotaan. Sungai-sungai yang menjadi sumbernya sudah

tercemar berbagai macam limbah, mulai dari buangan sampah organik,

rumah tangga hingga limbah beracun dari industri. Air tanah sudah tidak

aman dijadikan air minum karena telah terkontaminasi rembesan dari tangki

septik maupun air permukaan. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa air

minum dalam kemasan (AMDK) yang disebut-sebut menggunakan air

pegunungan yang banyak dikonsumsi.

Air yang dapat diminum dapat diartikan sebagai air yang bebas dari

mikroba yang berbahaya dan ketidakmurniannya dari segi kimiawi, air

tersebut harus bersih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan tidak

keruh. Adanya cemaran dari lingkungkangan yang beruba bahan buangan

menyebabkan sulitnya di peroleh air minum seperti yang sudah di

standarkan. Oleh karena hal tersebut di perlukan cara-cara untuk

memperoleh air minum yang menyegarkan dan tidak membahayakan

kesehatan.

Pesatnya perkembangan teknologi dan berkembangnya industri-

industri besar sehingga meningkat pula pencemaran terhadap lingkungan

yang tidak lain juga berakibat pada pencemaran terhadap air. Dan

meningkatnya pola hidup masyarakat dan adanya perkembangan teknologi

secara terus-menerus menyebabkan masyarakat lebih memilih

mengkonsumsi air minum dalam kemasan yang langsung dapat diminum

tanpa perlakuan tambahan sehingga lebih praktis, mudah dan lebih cepat.
3

Sumber air dalam atau mata air merupakan pilihan terbaik guna

dalam pembuatan air minum dalam kemasan, karena berbagai jenis mineral

terdapat pada lapisan batuan dalam yang menghasilkan sumber air dan

mineral-mineral penting yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh tubuh

sehingga dapat membantu menjaga kesehatan konsumennya. Oleh karena

itu, muncullah perusahaan air minum dalam kemasan yang dipelopor oleh

PT. Golden Mississippi pada tahun 1974 yang terkenal dengan merek

AQUA.

Pada masa Indonesia dilanda krisis air minum karena semakin

menurunnya kualitas air akibat pencemaran, maka air minum dalam

kemasan mempunyai misi tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan akan air

minum yang tidak dapat disaingi oleh jenis lainnya.

Untuk memperoleh air minum yang sehat dengan rasa dan warna

yang tidak berubah selama penyimpanan, maka selama berlangsungnya

proses produksi diperlukan adanya suatu pengawasan mutu yang baik dari

bahan baku sampai menjadi produk jadi yang didalamnnya juga tercakup

pelaksanaan cleaning dan sanitasi.

Dari hal tersebut di atas maka penulis menganggap perlu dipelajari

tentang pelaksanaan proses sanitasi pada proses pengolahan air minum

dalam kemasan AQUA di PT. Tirta Sibayakindo, berastagi Plant,

Sumatera utara.
4

1.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah :

1. Untuk mengetahui secara langsung proses pengolahan air minum

dalam kemasan (AMDK) di PT. Tirta Sibayakindo.


2. Mempelajari sumber-sumber air yang ada dipermukaan.
3. Mempelajari analisa kualitas air minum dalam kemasan yang

diterapkan di PT. Tirta Sibayakindo.


4. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antara perguruan tinggi

dengan perusahaan tempat mahasiswa melaksanakan praktek

kerja lapangan yang dalam hal ini di PT. Tirta Sibayakindo.


5. Melatih mahasiswa yang lebih matang dalam menghadapi dunia

lapangan kerja nantinya.

1.3 Metode

Dalam rangka penyusunan praktek kerja ini baik pada saat pengumpulan

data maupun pada waktu penganalisan dari tahap pertama sampai selesai,

maka digunakan dua metode kerja yaitu :

1. Metode Lybbrary Research

Merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

buku-buku literatur sebagai pertimbangan dalam mempelajari

hubungan atau berkaitan tempat kerja praktek atau obyek yang

dibahas.

2. Metode Lapangan
5

Metode ini merupakan suatu metode penelitian yang digunakan

ditempat penelitian dengan kata lain melakukan kegiatan penelitian

dilapangan. Cara pengumpulan data ini ada dua yaitu :

a) Metode Interview

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan wawancara

atau Tanya jawab secara langsung dengan karyawan atau pimpinan

perusahaan tentang obyek yang akan dipelajari.

b) Metode Observasi

Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara pengamatan

langsung dilapangan terhadap obyek yang akan diteliti.

1.4 Manfaat

Praktek kerja yang dilakukan diharapkan dapat memberikan pengalaman

dan pengetahuan bagi mahasiswa dalam hal produksi air minum dalam

kemasan (AMDK) AQUA di PT. Tirta Sibayakindo dan aspek sanitasi yang

dilakukan perusahaan untuk menghasilkan produk AMDK yang lebih

berkualitas dan aman untuk dikonsumsi, serta dapat memberikan masukan

atau saran kepada pihak perusahaan sehingga dapat meningkatkan kualitas

dari produk yang dihasilkan oleh pihak perusahaan tersebut. Selain itu,

dengan praktek kerja ini mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang

didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada di lapangan, sehingga

mahasiswa dapat menjadi mandiri dan lebih kreatif.

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja


6

I. Tempat
Praktek kerja ini dilaksanakan di PT. Tirta Sibayakindo,

Berastagi Plant, JL. Raya Medan-Berastagi Km 55, Desa

Doulu kec. Berastagi, Tanah Karo-Sumatera Utara.


II. Waktu
Praktek kerja ini dilaksanakan mulai tanggal 08 februari

sampai 08 maret 2017.

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

II.1 Sejarah Perkembangan perusahaan

PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak di

bidangpengolahan air minum dalam kemasan (AMDK). Awalnya industri air

minum di Indonesia diprakarsai oleh almarhum Tirta Utomo. Beliau

mendirikan perusahaan dengan nama PT. Golden Mississippi diganti

menjadi PT. AQUA Golden Mississippi (AGM) PT. AGM ini merupakan
7

perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak di bidang pengolahan air

minum dalam kemasan dengan merek dagang AQUA.

Pada tahun 1983, dengan mulai meluasnya distribusi AQUA maka

diputuskan untuk memisahkan bagian distribusi dengan bagian produksi

dengan menunjuk PT. Wirabuana internet. Sebelumnya untuk eksport ke

beberapa Negara ASEAN yang mulai dirintis tahun 1987 diganti nama

dendiri oleh PT. AQUA Golden Mississippi. Sebagai upaya untuk lebih

mendekatkan diri kepada konsumen, pada tahun 1984 dilakukan dispensi

pabrik yang pertama dengan dibuka pabrik AQUA yang ke-2 di pandaan

Jawa Timur, yaitu PT. Tirta Jaya Mas Unggul. Dengan luasnya pemasaran

produk AQUA di masyarakat dan pasaran yang hampir menjagkau

seluruh plosok Indonesia, perusahaan memberi lisensi untuk memproduksi

AQUA oleh PT. Tirta Dewata Semesta (Bali) tahun 1987. PT. Panida

Utama di Ciburial Sukabumi (Jawa Barat) tahun 1987 dan pada tahun 1990

kepada PT. Tirta Sibayakindo (Berastagi) sebagai pabrik ke-5 di Indonesia.

Tanggal 4 September 1998 merupakan hari bersejarah bagi PT.

AQUA Group, karena salah satu produsen raksasa air minum dalam

kemasan yang berpusat di Paris, Prancis melakukan kerjasama yaitu Group

Danone yang diwakili oleh Danone Asia.

Pada tanggal 16 Oktober 2000, setelah bergabung dengan Danone

semua anak perusahaan AQUA Group diganti menjadi PT. Tirta Investama

kecuali PT. AQUA Golden Mississippi. PT. Tirta Sibayakindo dan PT. Varia
8

Industri Tirta Hingga pada saat ini, AQUA Group didukung oleh beberapa

pabrik yaitu :

1. PT. AQUA Golden Mississippi, Bekasi


2. PT. AQUA Golden Mississippi, citeureup
3. PT. AQUA Golden Mississippi, mekar sari
4. PT. Tirta Investama-Mambal, Bali
5. PT. Tirta Sibayakindo, Berastagi
6. PT. Tirta Investama, Pandaan
7. PT. Tirta Investama, Manado
8. PT. Tirta Investama, Babakanpari
9. PT. Tirta Investama, Subang
10. PT. Tirta Investama, Wonosobo
11. PT. Tirta Investama, Lampung
12. PT. Tirta Investama, Klaten
13. PT. Tirta Investama, Keton Candi
14. PT. Tirta Investama, Cianjur
15. IBLC Sdn BHd (Sehat) Seria, Brunei Darussalam
16. PT. Tirta Investama, Gatsu-Bali
17. PT. Tirta Investama, Langkat
18. PT. Tirta Investama, Tanggamus
19. IBLC Sdn BHd (Sehat) Seria, Brunei Darussalam
20. PT. Tirta Investama, Gatsu-Bali

PT. Tirta Sibayakindo, Berastagi plant yang terletak di Desa Doulu,

didirikan pada tanggal 17 mei 1993, dimana mata air yang di pakai berada

100 meter dari lokasi pabrik. PT. Tirta Sibayakindo sampai saat ini sudah

memiliki surat ijin, sertifikasi sistem menejemen mutu dan penghargaan.

Beberapa sebagai berikut :

1. Surat ijin dari Pemerintah Daerah


2. Surat ijin dari Pemerintah Pusat
3. Sertifikasi ISO 9001:2000(mutu pangan)
4. Sertifikasi ISO 14001(lingkungan hidup)
5. Sertifikasi ISO 22000 : 2005(keamanan pangan)
6. Sertifikasi ISO 20000(tanggung sosial perusahaan)
7. Sertifikasi Halal
8. Indonesia Best Brand Award dari tahun 2003-2004
9. Indonesia Costumer Satisfaction Award tahun 2003
10. Indonesia Golden Brand Award tahun 2005-2007
9

Sertifikasi lain yang telah diperoleh yaitu untuk Good

Manufacturing practices atau cara produksi yang baik dari NSF (National

sanitation Foundation) sekaligus kualitas produk akhir sesuai dengan

SNI01-3553-2006 atau Codex for Bottle Water. Pada awal 1999, AQUA

berhasil memperoleh sertifikat SMK3 (Sertifikat Mutu Kesehatan dan

Keselamatan Kerja) dengan memperoleh sertifikat HACPP (Hazard

Analysis Critical Control Point) dari SGS, Holland. HACPP adalah suatu

metode untuk mengontrol proses produksi yang bias mengakibatkan

menurunnya kualitas produksi.

2.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

Penentuan lokasi pabrik sangat penting pada pendirian sebuah perusahaan,

karena itu memerlukan suatu perencanaan yang matang dan telah di

observasi sebelumnya. Penentuan lokasi pabrik akan mempengaruhi

kelangsungan hidup dari perusahaan itu sendiri karena penentuan yang tepat

dan strategis akan membantu pabrik memproduksi air minum dan kemasan.

Misalnya dalam hal jarak bahan baku dan jarak pasar dari lokasi pabrik agar

hasil produksi dapat lancer, efektif dan efesien.

Lokasi PT. Tirta Sibayakindo ini tepatnya berada di Desa Doulu,

Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo-Sumatera Utara. Sumber air terletak

di pabrik sekitar 100 meter. Pabrik ini terletak 15 km dari kota berastagi dan

berada disebelah jalan provinsi. Dipilih lokasi di Doulu karena hasil

penelitian selama bertahun-tahun, daerah tersebut memiliki sumber mata air

yang berpotensi untuk diproduksi menjadi air minum dalam kemasan.


10

2.3 Potensi Lokasi Perusahaan

1) Sumber mata air yang digunakan sebagai bahan baku terletak

dekat dengan lokasi perusahaan .


2) Sumber mata air di Desa Doulu telah memenuhi beberapa

persyaratan antara lain:


a. Sumber air merupakan air yang berasal dari lapisan

Akuifer dalam yang terletak hingga ratusan meter di

bawah tanah sehingga bebas dari cemaran fisika-kimia,

juga bebas dari cemaran mikrobiologi dan tidak tercemar

oleh limbah dari pemukiman maupun industry karena

lapisan Akuifer dalam merupakan lapisan batuan yang

dapat mengalir air yang berada dibawah lapisan kedap air

yang tidak bisa di tembus oleh lapisan air

dangkal/Akuifer bebas.
b. Debit air pada musim hujan maupun musim kemarau

tetap dalam kondisi stabil.


c. Sumber air lulus dari uji hidrologi.
3) Tenaga kerja mudah didapat karena lokasi perusahaan terletak di

Desa Doulu.
4) Mudah dilalui Transportasi dan distribusi produk karena berada

persis di sebelah.

2.4 Misi Perusahaan

Berdirinya suatu perusahaan tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai

seperti halnya dengan PT.Tirta Sibayakindo didirikan dengan misi :

Menjadikan PT.Tirta Sibayakindo menjadi perusahaan kelas dunia yang di

tandai dengan lingkungan kerja yang aman, efesien dalam biaya,


11

mempunyai reputasi, ramah lingkungan dan didukung oleh karyawan yang

bermoral dan berkompetisi tinggi.

2.5 Strukutur organisasi Perusahaan

Setiap perusahaan perlu mengorganisasi kerja dari setiap orang agar

menghasilkan etos kerja yang baik. Oleh karena itu, setiap karyawan harus

mengetahui posisinya dimana dan apa saja job description dari setiap bidang

kerja. Apabila semua itu tersusun dengan rapi maka hasil yang didapatkan

akan maksimal.
12

Adapun srtruktur organisasi PT. Tirta Sibayakindo dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Tirta Sibayakindo

Manager
Tehnik
Engineering

Plant
Controller

Quality
Assurance
Manager

HR Manager

Plant Manager Manufacturing


Manager

Logistic
Manager

Safety,Healthy
and
Environment

Stake Holder
dan CSR
Manager

Performance
Manager

Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Tirta Sibayakindo


13

Adapun tugas dan kedudukan dari masing-masing bagian yaitu:

1. Kepala Pabrik (Plant Manager)

Bertugas mengkordinasikan semua bagian untuk menghasilkan

produk sesuai dengan pesanan per-tahun dari distributor.

2. Kepala Bagian Produksi

Bertugas mengatur produksi dari awal proses sampai produk

akhir.

3. Kepala Bagian Quality Assurance (QA)

Bertugas khusus dalam pengawasan mutu dari sumber sampai

produk jadi dari perusahaan sampai ke pasar.

4. Kepala Bagian Personalia dan Umum (HR)

Bertugas menjalankan dan mengawasi semua peraturan

perusahaan baik yang tertulis maupun lisan (aturan

memorandum) dan peraturan pemerintah tentang

ketenagakerjaan, melakukan hubungan dan membina kerjasama

terhadap desa adat. Membina, mengembangkan dan memotivasi

sumber daya manusia di lingkungan pabrik dengan jalan

pelatihan-pelatihan. Mengatur dan memonitor semua kegiatan

administrasi, laundry dan kebersihan lingkungan.

5. Kepala Bagian Teknik

Bertugas memimpin, membina dan bertanggung jawab penuh

terhadap kelancaran jalannya mesin. Mengelola sumber daya di

bagian teknik, memonitor dan mengevaluasi hasil kerja

bawahan, mengatur dan mengawasi cara kerja bawahan.


14

7. Plant Controller

Bertanggung jawab semua data-data, baik penjualan,

pengeluaran biaya dan bertanggung jawab dalam pengelolaan

sumber dana perusahaan dan pengaturan seluruh kebutuhan

operasional perusahaan.

8. Kepala Bagian Koordinator System Management

Bertanggung jawab dalam kordinasi dan pengawasan

penerapan System Management.

9. Kepala Bagian Gudang Produk

Bertanggung jawab dalam proses penyimpanan produk jadi,

kemasan serta mengawasi keseluruhan pemasaran, pengeluaran

produk dan kemasan dari gudang.

10. CSR Manager

Bertugas dalam penanganan hubungan perusahaan dengan

lingkungan di sekitar maupun dengan dinas dan instansi.

11. SHE Manager

Bertugas dalam pelaksanaan peraturan Keselamatan

(Safety), Kesehatan (Healthy) dan Lingkungan (Environment)

kerja di perusahaan

12. Logistic Manager

Bertugas untuk menyediakan dan menyimpan kebutuhan masing-

masing departemen untuk peralatan perlengkapan kantor dan

bahan-bahan kimia di laboratorium.


15

2.5.1 Struktur Organisasi Bagian Quality Assuranse

Struktur organisasi bagian quality assurance yang mengawasi, melakukan

pengujian fisika, kimia dan mikrobiologi produksi, sanitasi dan pengawasan mutu

terhadap produk di pabrik PT. Tirta Sibayakindo dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Struktur Organisasi Quality Assurance

Admin
AQ

Petugas
Handlin
Supervisor
Material dan
supplier

Petugas
Checker
incomin
g

Analis
Fisika
Kimia

QA Supervisor
Petugas
Manager Laboratoriu
HQ dan
m
PU
Analis
Mikrobiol
ogi
Penata
QA line
Supervisor
1500 ml
Inproses
Gambar 2. Struktur Organisasi Quality Assurance Penata
dan 5
QA line
gallon
Sumber: Bagian QA PT. Tirta Sibayakindo
600 ml
2.6 Ketenagakerjaan dan 240
ml

2.6.1 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja


16

Jumlah karyawan pada perusahaan ini adalah 560 orang yang terbagi atas 70

orang staff dan sisanya terdiri atas karyawan bulanan, harian tetap dan harian

lepas (karyawan yang belum dapat diterima sebagai karyawan tetap) dengan latar

belakang pendidikan SMA dan sarjana (S1). Tenaga kerja di PT. Tirta Sibayakindo

terbagi kedalam berbagai bidang kegiatan, antara lain bidang produksi, bidang

quality control, accounting, bidang teknik, logistik, gudang dan personalia.Waktu

kerja yang digunakan di PT. Tirta Sibayakindo adalah waktu kerja untuk 6 hari

kerja sebagai berikut :

a. Senin s/d jumat


08.00 12.00 jam kerja
12.00 13.00 jam istirahat
13.00 16.00 jam kerja
b. Sabtu
08.00 13.00 jam kerja

Pembagian jam kerja sistem shift sebagai berikut :

Shift I : pukul 00.00 sampai 08.00 dan 00.00 05.00 (sabtu)


Shift II : pukul 08.00 sampai 16.00 dan 08.00 13.00 (sabtu)
Shift III : pukul 16.00 sampai 24.00 dan 13.00 18.00 (sabtu)

Dari setiap shift karyawan mendapatkan waktu istirahat selama satu jam.

Karyawan di PT. Tirta Sibayakindo bekerja enam hari dan libur pada hari

minggu, hari besar agama dan hari libur nasional. Sistem kerja 3 shift berotasi

mingguan. Ada juga yang 3 shift terbagi atas 4 group dengan rotasi 2 hari.

Bila jam kerja melebihi dari jam kerja biasa yang di sebabkan penambahan

jam produksi atau pekerjaan tambahan maka karyawan tersebut berhak menerima
17

upah lembur. Hal ini juga berlakuapabila karyawan bekerja pada hari libur,

kecuali karyawan yang bersistem off yang berotasi 4 group akan tetap masuk pada

hari minggu sesuai jadwal.

2.6.2 KesejahteraanTenaga Kerja

Kesejahteraan yang diperoleh oleh karyawan PT. Tirta Sibayakindo berupa :

1. JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)


2. Asuransi pada jam kerja dan diluar jam kerja bagi karyawan.
3. Uang hadir, uang lembur, uang cuti tahunan, uang transport dan uang

makan
4. Cuti 12 hari dalam satu tahun, cuti besar sebanyak 24 Hari dalam 5

tahun
5. Seragam kerja, sepatu kerja safety dan perlengkapan karyawan
6. Tunjangan kesehatan istri/suami dan tiga anak
7. Tunjangan melahirkan dan cuti melahirkan selama empat bulan bagi

karyawati
8. Tunjangan hari raya Agama Besar, bonus tahunan dan dana pensiun
9. Tunjangan pernikahan
10. Tunjangan bencana alam
11. Pemberian AQUA kemasan 5 gallon kepada setiap karyawan
12. Bus karyawan setiap shift (tujuan akhir Medan dan tujuan akhir

kabanjahe)
13. Jaminan kesehatan bagi karyawan dan anggota keluarga
14. Penghargaan bagi karyawan untuk jenjang masa kerja
15. Berbagai training dan pendidikan bagi karyawan
16. Medical chek up dan medical reward bagi karyawan
17. Beasiswa bagi anak karyawan.

2.6.3 Sistem Upah

Besarnya upah yang diberikan tergantung dari jabatan yang di pegang di

perusahaan dan jumlahnya tidak kurang dari upah minimum regional yang

ditetapkan pemerintah. Gaji diberikan setiap tanggal 28 pada bulan yang

bersangkutan. Bagi karyawan tetap, dalam setahun 14 kali gaji, dengan perincian
18

12 kali gaji bulanan.1 kali gaji tunjangan hari raya dan 1 kali bonus yang

diberikan diantara bulan maret atau bulan mei. Dan juga uang lembur bagi setiap

karyawan yang lembur.

2.7 Jenis Produksi

Produk yang dihasilkan oleh PT. Tirta Sibayakindo terdiri dari 4 jenis yaitu :

1. Air minum dalam kemasan 240 ml


2. Air minum dalam kemasan 600 ml
3. Air minum dalam kemasan 1500 ml
4. Air minum dalam kemasan 5 gallon

Ukuran produk tersebut telah disesuaikan dengan produk air minum dalam

kemasan dan permintaan konsumen serta untuk menyesuaikan dengan mesin

pembuatan kemasan milik PT. Tirta Sibayakindo.

2.8 Pemasaran

Pemasaran hasil produksi PT. Tirta Sibayakindo terutama ditunjukan untuk

memenuhi kebutuhan pasar di kawasan Indonesia di pulau sumatera.Sistem

pemasaran diserahkan sepenuhnya pada distributor. Dari sub distributor kemudian

disebarkan ke agen-agen, sub agen dan trailer (pengecer) sehingga produk dapat

sampai ke konsumen. Rantai pemasaran air minum dalam kemasan merk

AQUA dapat dilihat pada gambar.

Sub
Distributo

Sub
Pabri Distribu
Penge
Sub
Distributo
19

Gambar 3. Jalur distribusi Produk AQUA

20

2.9 Fasilitas Perusahaan

PT. Tirta Sibayakindo memiliki fasilitas-fasilitas yang mempelancar jalannya

perusahaan yang terdiri dari :

a. Sarana Produksi
1. Ruang Water Treatment
2. Ruang Green Sand
3. Bangunan Produksi
4. Ruang pencucian botol dan gallon
5. Ruang pengisian dan penutupan
6. Ruang produksi kemasan
7. Ruang laboratorium
8. Ruang labeling
9. Tangki penampungan air
10. Mesin-mesin produksi
11. Ruang pengepakan

b. .Prasarana/ruang penunjang produksi


1. Gudang produk jadi
2. Ruang administrasi
3. Poliklinik
4. Kantin karyawan
5. Toilet
6. Locker
7. Tempat istirahat karyawan
8. Pos satpam
9. Parkir karyawan
10. Gudang penyimpanan sarana proses produksi
11. Mushollah
12. Koperasi

2.10 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu terhadap pabrik PT. Tirta Sibayakindo seperti bahan baku,

produk, mutu limbah, bangunan pabrik dan karyawan diawasi sepenuhnya oleh

laboratorium pabrik pusat yang berada di Jakarta, laboratorium perusahaan

Danone di paris, Laboratorium Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan

Pemerintah Kabupaten Karo.


21

Pemerintah daerah melalui Dinas Kehutanan, Dinas Sosial, Kantor

Lingkungan Hidup, Dinas Energi dan Pertambangan, Dinas Kebersihan dan Dinas

Kesehatan mengadakan kunjungan maksimal 1 bulan sekali. Juga keperusahaan

swasta seperti PT. Sucofindo dan PT. BTKL untuk pengujian sampel semua

produk agar dapat di sertifikasi.

BAB III

PROSES PRODUKSI

3.1 Bahan dan Alat yang digunakan untuk Proses Produksi Air Minum

Dalam Kemasandi PT.Tirta sibayakindo sebagai berikut :

3.1.1 Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan yang secara langsung digunakan pada proses

produksi. Bahan baku dalam pembuatan air minum dalam kemasan (AMDK)

adalah air yang berasal dari sumber mata air.


22

Sumber air yang diambil perusahaan berasal dari mata air pegunungan

yang kaya dengan berbagai mineral alamiah seperti silica (SiO2) dan Flourida (F).

Pemantauan selama bertahun-tahun membuktikan bahwa komposisi dan

kandungan mineral sumber air AQUA relative stabil dan konsisten. Proses

pengayaan mineral ini juga membuah pH air menjadi netral (7-8).

Sumber mata air yang digunakan dalam proses produksi AMDK AQUA

telah memenuhi syarat yang telah ditentukan seperti berikut :

1. Sumber mata air yang berasal dari lapisan akuifer dalam (lapisan air tanah

dalam yang keluar secara alami


2. Debit air harus konstan/stabil sepanjang tahun dan sesuai dengan peraturan

pemerintah mengenai jumlah debit yang diizinkan .


3. Memenuhi syarat kimia (tidak mengandung logam logam ataupun zat

yang dapat membahayakan kesehatan ), syarat fisika (tidak berwarna,

berbau dan berasa ) dan mikrobiologi (tidak mengandung mikroba

pathogen ) sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan RI nomor :

907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat- syarat dan pengawasan

kualitas air minum.

Mata air yang digunakan dalam produksi yaitu berasal dari sumber 2.

Setiap minggu selalu dilakukan cleaning dan sanitasi pada pipa dan tangki

penampung awal. Air dari mata air ini disalurkan melalui pipa ke Green sand yaitu

tempat Storage tank dengan saringan Green sand serta penyaringan dari ruang

Green sand bahan baku dialirkan ke Water Treatment (WT) I,II dan III . selain air

dialirkan ke WT I, II dan III, air juga dialirkan kesaluran lain . saluran pipa ini

mempunyai 2 bagian dan memiliki fungsi dan keperluan air untuk operasi , yaitu :
23

1. Air untuk hydran jika terjadi kebakaran di pabrik


2. Air umum non produksi / internal pabrik seperti air toilet,wastafel

3.1.2 Bahan Pembantu

Dalam melaksanakan proses produksi, PT. Tirta Sibayakindo menggunakan

bahan pembantu yang terbagi menjadi 3, yaitu bahan pembantu bahan baku, bahan

pembantu sanitasi dan bahan pembantu produksi seperti kemasan.

3.1.2.1 Bahan pembantu bahan baku

Bahan pembantu yang digunakan pada bahan baku adalah ozon (O3 ). Ozon

merupakan gas yang tidak stabil sehingga mudah terurai membentuk O2 dan On

O3 O2 + On

Pencampuran gas ozon didalam air akan membentuk gelembung ozon

diseluruh bagian air dan On secara aktif akan mengoksidasi air termasuk

digunakan sebagai desinfektan untuk membunuh mikroba. Ozone sebagai oksidan

yang sangat reaktif, dalam proses ozonasi akan langsung membunuh

mikroorganisme karena merusak dinding sel (lisis) mikroba. Kematian spesifik

dari O3 terdapat beberapa organisme untuk n = 1 beberapa sebagai berikut.

Enteric bacteria : 500


Virus : 5
Spora : 2
Cyst amuba : 0,5
24

Namun dalam proses produksi AQUA, ozon tidak digunakan

untuk membunuh bakteri, karena pada dasarnya bahan baku dari AQUA

merupakan air tanah dalam yang secara mikrobiologi tidak mengandung

mikroba pathogen. Ozon hanya sebagai bahan untuk sterilisasi kemasan,

antisipan dan bahan resisten pengebal air terhadap mikroba selama proses

produksi dilakukan.

3.1.2.2 Bahan Pembantu Sanitasi

Bahan pembantu yang digunakan untuk keperluan sanitasi, yaitu :

1. NaCl untuk regenerasi resin penukaran ion pada softener sehingga

resin kembali aktif menyerap garam- garam Mg atau Ca sehingga

proses pembuatan air lunak berjalan lancer.


2. Alcohol, klorin, QAC, PAA, sterbach,saniklen 150 ative, sanikleen

350 untuk proses cleaning dan sanitasi.

3.1.2.3 Bahan pembantu produksi

Bahan pembantu bahan baku dalam produksi menjadi produk di AQUA adalah

sebagai berikut :

- Tutup botol dan tissue desinfektan untuk produk 5 gallon


- Label untuk kemasan primer produk 1500 ml, 600 ml dan gallon 5
- Lid dan straw untuk produk 240 ml
- Box kemasan sekunder untuk produk kemasan 240 ml, 600 ml dan 1500

ml
25

- Tinta penanda coding untuk kemasan primer dan box kemasan sekunder

produk 240 ml, 600 ml dan 1500 ml


- Pallet untuk alas box kemasan dan untuk media pengangkutan

3.1.3 Mesin dan peralatan

Dalama pelaksaan proses produksi di PT.Tirta sibayakindo digunakan mesin dan

peralatan dengan kebutuhan dari proses pengolahan bahan baku sampai menjadi

produk akhir. Sistem perpipaan dan mesin yang digunakan di pabrik PT. Tirta

Sibayakindo menggunakan bahan Stainless Steel sesuai dengan peraturan

Pemerintah dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Seperti seluruh

mesin dan peralatan yang kontak langsung dengan air harus terbuat dari bahan

yang Tara Pangan (food grade), tahan korosi dan tidak bereaksi dengan bahan

kimia.

Adapun mesin dan peralatan yang digunakan antara lain :

a) Pompa
Berfungsi untuk memompa air dari bak penampung menuju tangki

penyimpanan.
b) Tangki penyimpanan (storage tank)
Berfungsi untuk menampung air yang disalurkan dari sumber untuk diolah

lebih lanjut.
c) Tangki penyaringan awal ( pre filter ) 40 mikron
Berfungsi untuk menyaring partikel yang ukurannya lebih besar dari 40

mikron.
d) Filtrated water tank
Berfungsi untuk menyimpan air yang sudah mengalami proses

penyaringan. Pada tangki ini, air dialirkan ke tangki penyaringan halus

untuk air produk dan ke tangki pembuat air lunak.


e) Tangki Pembuat Air Lunak (Softener Tank)
26

Tangki ini berfungsi untuk membuat air lunak karena di dalamnya

mengandung resin penukar ion yang dapat menyerap garam-garam yang

mengakibatkan kesadahan air.


f) Tangki penyaring halus (catridge filter)
Pada tangki ini berisi membran filter dengan pori-pori yang berukuran

sangat halus (5 mikron dan 1 mikron) yang akan menyaring halus

partikel dari 5 mikron hingga lebih kecil dari 1 mikron.


g) Generator ozon
Berfungsi untuk mengubah oksigen (O2) menjadi ozon (O3) yang

digunakan sebagai desinfektan.


h) Tangki penampung ozon (finish tank)
Berfungsi untuk mencampur ozon yang dihasilkan oleh ozonator dengan

air yang mengalir dari tangki penyaringan halus sehingga proses disinfeksi

pada air dapat terjadi.


i) Washer
Berfungsi untuk pencucian botol.washer yang digunakan yaitu mesin cap

snap untuk kemasan 5 gallon


j) Mesin pengisian
Mesin ini berfungsi untuk mengisi air dari sumber yang telah diproses

sebelumnya. Mesin yang digunakan adalah mesin HAYASHI untuk

produk 240 ml. Mesin Sidel untuk produk 600 ml, Mesin AROLL

untu produk 1500 ml dan terakhir mesin UAT dan Neptune untuk

produk 5 Gallon.
k) Mesin pembuat kemasan
Mesin pembuat kemasan ada 3 buah yaitu : mesin SIPA untuk mencetak

botol ukuran 1500 ml, mesin HUSKY untuk mencetak botol ukuran 600

ml dan mesin GABLER untuk mencetak cup 240 ml.


l) Alat-alat penangan bahan
Berfungsi untuk mengangkat,mengangkut dan meletakkan bahan bahan

proses pabrik dimulai sejak bahan masuk sampai pada saat barang akan
27

dikeluarkan dari pabrik. Alat-alat tersebut antara lain conveyor yang

terintegrasi, fork lift dan truk.


m) UV Aquafine
Berfungsi untuk mengurangi kadar ozon yang ada pada produk 240 ml.
n) Heater apolo
Berfungsi untuk pemanasanair dimesin washer yang dipakai untuk

pencucian kemasan botol 5 galon returnable.


o) Pipa pipa
Pipa pipa yang digunakan di pabrik PT.Tirta sibayakindo adalah pipa

stainless steel 316 L.

3.2 Tahapan proses produksi

Air yang berasal dari sumber mata air dialirkan kedalam tangki penampung air

sumber yang berisi pasir Green sand kemudian dialirkan lagi menggunakan pipa

ke tangki penampungan (Storage tank ) diruang Green sand. air kemudian

dialirkan dengan menggunakan pipa stainless steel, yang sebelumnya mengalami

proses penyaringan 40 micron ke Water Treatment. Air yang berasal dari tangki

penampungan dialirkan menuju filtrated water tank, kemudan air dialirkan ke 3

Water Treatment (WT) yaitu :

1. WT I digunakan dalam produksi 5 gallon (line 1 dan line 2), dan produksi

1500 ml (line 1 dan line 2) dan air untuk final rinse water pada produksi 5

gallon.
2. WT II digunakan untuk produksi 600 ml line, produksi produk 240 ml dan

linemenuju ke softener tank untuk pembuatan air lunak.


3. WT III digunakan untuk Neptune memproduksi produk 5 gallon dan air

untuk pembershan dan pembilasan kemasan 5 gallon.

Air yang mengalir, baik dari WT I, WT II dan WT III, dialirkan ke catridge

filter ukuran 5 mikron kemudian dialirkan ke catridge filter 1 mikron. air yang
28

telah melalui proses pemberian campuran ozon dengan menggunakan ozon

generator. Setelah mengalami proses ozonisasi, air selanjutnya ditampung dalam

finish tank yang kemudian siap dialirkan kebagian pengisian.

Air dari bagian filter water tank sebagian dialirkan ke softener yang

merupakan tangki pembuatan air lunak yang digunakan untuk pencucian kemasan

5 gallon dan dialirkan juga ke pendingin mesin mesin. Proses selanjutnya setelah

air dialirkan pada mesin pengisian, proses selanjutnya yaitu memasukkan air pada

botol dengan pipa noozle. Pengisian ini dilanjutkan dengan proses penutupan

yang kesemuanya dilakukan secara otomatis dengan mesin . botol yang telah diisi

dan ditutup akan melewati pemeriksaan visual, jika ada produk yang tidak sesuai

dengan yang diharapakan akan langsung diambil dan dibuang. Setelah itu proses

selanjutnya adalah labeling. kemudian akan dilakukan pemberian kode produksi

ink. Untuk produk 240 ml setelah pengisian, produk diberi lid (tutup kemasan)

dan kemudian divisualisasi, selanjutnya pemberian kode produksi dan tanggal

kadaluarsa. Khusus untuk produksi 240 ml sebelum air dialirkan ke bagian

pengisian, terlebih dahulu air melalui UV Aquafine yang bertujuan untuk

mengurangi kadar ozon sehingga produk dapat dikonsumsi langsung. sedangkan

produk 60 ml,1500 ml dan 5 gallon hanya menggunakan ozongenerator. untuk

produk ini kandungan ozonnya sekitar 0,2 ppm sehingga perlu disimpan 7-8 jam

sebelum dipasarkan agar kandungan ozon berangsur-angsur menjadi oksigen

kembali.

Setelah mengalami proses pelabelan, coding dan pemeriksaan visual

selanjutya produk mengalami proses pengepakan secara otomatis dan manual.

Untuk produk 240 ml dalam 1 dus berisi 48 gelas dipak secara manual, produk
29

600 ml dalam 1 dus berisi 24 botol dipak secara otomatis dan manual, produk

1500 ml dalam 1 dus berisi 12 botol di pak secara manual dan botol 5 galon

langsung secara autoleader ke truk / mobil container. Setelah pengepakan kemasan

box akan diberi kode produksi dan kemudian ditumpuk diatas pallet, kemudian

disimpan didalam gudang.

Setelah produk-produk tersebut mengalami pengujian dan lolos uji

selanjutnya produk-produk disimpan digudang penyimpanan untuk kemudian

didistribusikan.Sistem pendistribusian yang diterapkan PT. Tirta sibayakindo

adalah dengan menggunakan FEFO (First Expired in First Out ). Sistem ini

diterapkan untuk menghindari terjadinya penumpukan barang di gudang

penyimpanan.

Poses produksi AQUA secara umum dapat dilihat pada Gambar 1

SUMBER MATA AIR

STORAGE TANK

Catridge 40 m

BUFFER TANK

STORAGE TANK
30

Catridge 5 m

Catridge 1 m
OZONISASI

FINISH TANK
PREFORM/BOTTLE
SUPPLY
FILLING PRODUCT

CAPPING

CODING

PACKING

DISTRIBUTION

Gambar 1. Diagram Air Proses Pembuatan Air Minum Dalam Kemasan AQUA.

3.3 Proses Pengemasan

3.3.1 Pembuatan Kemasan

Botol Pengemas yang diperlukan oleh PT. Tirta Sibayakindo adalah gelas plastik

Polypropylene (PP) dengan ukuran 240 ml, botol plastik polyethylene

thorephtalate (PET) yaitu ukuran 600 ml dan ukuran 1500 ml, dan botol

polycarbonate (PC) ukuran 5 gallon. Untuk kemasan gelas plastik PP dan

Kemasan PET sudah diproduksi sendiri oleh perusahaan. Sedangkan untuk

kemasan primer produk 5 gallon, di produksi oleh supplier.


31

3.3.2 Proses Pencucian Botol

Produk air minum dalam kemasan AQUA mempunyai dua jenis kemasan

ditinjau dari segi pemakaian yaitu :

1. Kemasan Sekali Pakai (240 ml, 600 ml dan 1500 ml)

Penggunaan ulang jenis kemasan ini untuk AMDK sangat berbahaya bagi

kesehatan konsumen karena segala macam kuman penyakit yang telah

mencemari botol bekas dan akan mengkontaminasi pula air yang akan

diisikan ke dalam botol bekas tersebut. Kemasan ini berukuran kecil,

paling besar 1500 ml. Pemakaian ulang jenis botol tersebut dilarang oleh

Pemerintah melalui: Kep.Men./167/MPP/Kep.5/1997.

2. Kemasan Ulang (5 Gallon)


Kemasan ini terbuat dari plastik PC. Jenis bahan kemasan ini tahan

terhadap pemanasan sehingga botol dapat di sanitasi dengan baik dan

dapat dipakai ulang kembali untuk AMDK.

Air yang digunakan pada proses pencucian botol adalah air lunak yaitu air

yang tidak mengandung garam-garam Mg dan Ca. Tujuannya untuk

memaksimalkan kerja detergent dan menghindari terbentuknya kerak pada mesin

pencucian. Untuk bilasan terakhir digunakan air produk yang mengandung ozon

dengan tujuan sanitasi. Sebelum botol dimasukan ke dalam mesin pencucian,

terlebih dahulu dilakukan pengamatan visual.Untuk tahap berikutnya botol

tersebut dibawa ke mesin pencuci (washer).

Secara umum, proses penyucian botol berlangsung dalam empat tahapan yaitu :
32

1 Pencucian Awal
Pada pencucian awal, botol-botol disemprot dengan air soft pada bagian

luar dan dalamnya sehingga kotoran-kotoran yang masih melekat hanyut.


2 Pencucian
Pada tahap ini, botol dicuci dengan bahan pencuci atau detergent khusus

untuk botol 5 gallon dan pencucian berlangsung pada suhu 52 65 0C.


3 Pembilasan
Proses pembilasan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen.
4 Pembilasan Akhir
Pembilasan akhir menggunakan air dari Finish Tank yang mengandung

ozon. Selain untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen yang masih ada,

pembilasan akhir juga berfungsi untuk disinfeksi karena menggunakan air

produk yang mengandung ozon.

3.3.3 Proses Pengisian dan Penutupan

Proses pengisian dan penutupan dilakukan secara otomatis dengan menggunakan

beberapa mesin pengisian sesuai dengan ukuran pengemas yang digunakan.

Proses pengisian berlangsung dalam 7 line yaitu line 1, line 2 dan line 3 untuk

produk 5 gallon, line 4 dan 5 untuk produk 1500 ml, line 6 untuk produk 600 ml

dan line 7 untuk produk 240 ml. Khusus untuk produk 240 ml, sebelum air masuk

ke tangki produk akan melewati UV Aquafine untuk menurunkan kadar ozon.

Mesin pengisian (filling) untuk produk 240 ml adalah mesin HAYASI,

mesin SIDEL untuk produk 600 ml dan mesin AROLL untuk produk 1500 ml

dan Mesin UAT line 1 dan line 2 produk 5 gallon dan mesin NEPTUNE

untuk line 3 produk 5 gallon. Mesin NEPTUNE merupakan mesin yang bisa di

operasikan secara portable.

Secara umum proses pengisian adalah sebagai berikut :


33

1) Botol diletakan di bawah nozzle.


2) Nozzle diturunkan secara otomatis sampai mengenai bibir botol dan

menekannya sampai air dari pengisian botol keluar.


3) Setelah penuh secara otomatis nozzle akan terangkat dan botol akan

melalui tahapan selanjutnya yaitu penutupan botol.

Proses penutupan berlangsung secara otomatis dan berada dalam satu ruangan

dengan proses pengisian (in line). Tujuan dilakukan hal tersebut agar

meminimalkan terjadinya kontaminasi.

3.3.4 Pelabelan dan Penyegelan

Botol-botol yang telah ditutup akan melewati tempat pemeriksaan secara visual.

Apabila ada produk yang tidak memenuhi standar maka produk tersebut akan

direject. Produk yang sesuai dengan standar diberi label dan seal dengan mesin

KRONES. Selanjutnya botol dilewatkan pada ink jet untuk pemberian kode

produksi dan dilewatkan pada shrink tunnel untuk melekatkan seal. Label

kemasan botol 600 ml, 1500 ml, label kemasan 5 gallon serta lid kemasan 240 ml

dapat dilihat pada lampiran.

3.3.5 Pengepakan dan Pengudangan

Proses pengepakan ada dilakukan otomatis dan secara manual oleh karyawan.

Dari setiap jenis produk di pak sesuai jenis kemasannya. Produk 240 ml diisi

kekardus secara manual dengan isi 48 gelas per kardus dan di pak secara manual,

produk 600 ml disusun secara otomatis dan dengan menggunakan box kardus

dengan isi 24 botol per kardus, dan botol 1500 ml berisi 12 botol per kardus di
34

isolasi plastik dan di pak secara manual. Sedangkan 5 gallon disusun di pallet

khusus.Setelah proses pengepakan, produk tidak boleh dipasarkan secara langsung

karena harus menunggu hasil pemeriksaan di laboratorium pabrik secara fisika,

kimia dan mikrobiologi maupun secara visual terhadap kondisi produk dan

kemasannya.

3.3.6 Coding

Proses pemberian kode produksi diberikan pada setiap botol pada proses produksi

akhir. Kode produksi menunjukan tanggal pembuatan dan kode pabrik yang

memproduksi. Kode produksi juga diperlukan sebagai acuan tanggal kadaluarsa

dan sebagai identitas untuk proses traceability mampu telusur.


35

BAB IV

HASIL PRAKTEK KERJA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Air

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk semua makhluk hidup.

Oleh karena itu sumber daya air harus tetap dilindungi agar tetap dapat

dimanfaatkan dengan baik oleh manusi Sa, serta makhluk hidup yang lain.

Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana,

dengan memperhitungkan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek

penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap

pengguna air. Indonesia telah memiliki peraturan pemerintahNo.20 tahun1990

tentang pengendalian pencemaran Air dan keputusan Menteri Negara Lingkungan

hidup No 51 tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kesehatan Industri.

pemerintah juga telah merencanakan program-program penataan lingkungan yang


36

pada dasarnya berkaitan dengan upaya pengelolaan sumber daya air dan sumber

daya alam lainnya, dalam rangka pengendalian dampak lingkungan.

4.2 Pemantauan Kualitas Air

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990, mengelompokkan kualitas air menjadi

beberapa golongan menurut peruntukannya. Nilai kualitas air dari masing-masing

golongan. Adapun golongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut:

Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.


Golongan B, yaitu yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan.
Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,

usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

(Effendi,H.2003)

4.3 Tujuan Pemantauan Kualitas Air

Pemantauan kualitas air suatu perairan memiliki 3 tujuan utama sebagai berikut:

1. Enviromental Surveillance, yakni tujuan untuk mendeteksi dan mengukur

pengaruh yang ditimbulkan oleh suatu pencemar terhadap kualitas

lingkungan dan mengetahui perbaikan kualitas lingkungan setelah

pencemar tersebut dihilangkan.


2. Establishing Water-Quality Criteria, yakni tujuan untuk mengetahui

hubungan sebab akibat antara perubahan variabel-variabel biologi perairan

dengan parameter fisika dan kimia, untuk mendapatkan baku mutu kualitas

air.
37

3. Appraisal Of Resourcess, yakni tujuan untuk mengetahui gambaran

kualitas air pada suatu tempat secara umum.

Pada hakekatnya,pemantauan kualitas air memiliki tujuan sebagai berikut:

Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk parameter fisika, kimia, dan

biologi
Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan baku mutu sesuai

dengan peruntukannya, menurut peraturan pemerintah RI No.20 tahun

1990
Menilai kelayakan sumber daya air untuk kepentingan tertentu.

(Effendi,H.2003)

Pada PT. TIRTA SIBAYAKINDO sudah sesuai dengan teori yang

dipelajari menurut literatur yang kami peroleh dimana ada beberapa analisa yang

dilakukan yaitu analisa fisika, kimia dan biologi.

Analisa Fisika dan Kimia

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari sifat suatu zat / materi serta perubahan

dan reaksinya. Sedangkan ilmu fisika adalah ilmu yang mempelajari fenomena-

fenomena alam dalam kehidupan. Faktor-faktor kimia fisika sangat berpengaruh

terhadap produk, sehingga harus dikendalikan dan di monitor secara teratur.

Beberapa analisa fisika kimia yang kami lakukan di PT. TIRTA

SIBAYAKINDO, yaitu :

pH
pH adalah derajat keasaman suatu bahan yang ditentukan oleh konsentrasi

ion H+ dan ion H- yang terdapat pada bahan tersebut. Semakin tinggi
38

konsentrasi ion H+ pada suatu bahan, maka semakin rendah pula nilai pH

bahan tersebut dan sebaliknya. Berdasarkan nilai pHnya, maka dapat

diketahui apakah bahan bersifat asam atau basa (jika nilai PH rendah

bahan bersifat asam dan jika nilai pH tinggi bahan bersifat basa ). Derajat

keasaman suatu bahan diukur dengan alat pHmeter.Untuk beberapa sampel

seperti air sumber, green sand, buffer, storage tank, dan air produk rutin

dilakukan pengontrolan pHnya sesuai dengan frekuensi waktunya. Nilai

pH yang baik untuk produk adalah antara 6,5-7,5 (netral).

Turbidity

Turbidity atau kekeruhan menunjukan tingkat kejernihan air. Semakin

rendah nilai turbiditynya , semakin jernih pula airnya. Tingkat kejernihan

suatu bahan dapat diukur dengan alat turbidimeter dengan satuan NTU

(Nephelometric Turbidity Unit). Pengontrolan Turbiditydari air sumber,

green sand, buffer, storage tank, dan air produk rutin dikontrol setiap

jamnya. Standart turbidity air maksimal 0,20 NTU meskipun turbidity

normal dari AMDK AQUA selalu dibawah 0,1 NTU.

Prosuder:

Alat :

- Alat Turbidimeter
- kuvet

Cara Kerja:

Dihidupkan alat turbidimeter


Dimasukkan sampel kedalam kuvet
39

Dimasukkan kuvet kedalam turbidimeter


Dibaca angka yang tertera pada alat

Conduktivity

Conduktivity adalah daya hantar listrik yang dimiliki oleh suatu bahan

atau larutan. Daya hantar listrik didalam air timbul karena adanya ion-ion

listrik yang berasal dari garam-garam yang terlarut. Tinggi rendahnya

conductivity dalam air dapat di deteksi dengan alat conduktivitymetric

dengan satuan micro Mhos/cm. Seperti halnya pH, conduktivitydari air

sumber, buffer, storage tank, dan air produk juga selalu rutin dikontrol oleh

analis laboratorium fisika kimia PT. TIRTA SIBAYAKINDO, Karena dari

conduktivity dapat diketehui apakah benar produk AQUA atau tidak

karena adanya perbedaan tempat sumber mata air menyebabkan adanya

perbedaan konduktivitas dan perbedaan konduktivitas dapat menyebabkan

perbedaan rasa, karena rasa air itu umumnya berasal dari logam-logam

mineral yang berasal dari tanah disekitar mata air tersebut .

Prosedur:

Alat:

- Condutivitymeter
- Gelas ukur

Cara Kerja:
Dituangkan 100 ml sampel kedalam gelas ukur
Dicelupkan electrode conductivity-meter kedalam sampel
Dicatat angka yang terbaca pada conductivity-meter tersebut
Dibilas kembali dengan aquadest

Kesadahan (Hardness)
40

Kesadahan (hardness) adalah konsentrasi ion-ion logam bervalensi dua,

seperti Ca2+ dan Mg2- yang terkandung didalam air. Tingkat kesadahan air

produk harus dikendalikan sekecil mungkin karena air sadah dapat

mempercepat terjadinya deposit/kerak yang mengganggu, serta dapat

mengakibatkan terjadinya pengapuran pada ginjal. Untuk itulah PT. TIRTA

SIBAYAKINDO sangat peduli dengan keamanan produknya yaitu dengan

setia mengontrol kadar kesadahan dari produknya agar konsumen yang

sedang menderita penyakit pengapuran ginjal pun aman untuk

mengkonsumsi produk AQUA.

Tingkat kesadahan air produk dapat diukur dengan metode

komplexometri.

Prosedur:
Alat:
Erlenmeyer 250 ml
Alat titrasi
Pipet volume

Reagen:
- Indikator Eriochrom Black T
- Larutan EDTA 0,01 N
- Larutan penyangga buffer pH 10

Cara Kerja:

Dimasukkan sampel sumber 2 kedalam erlenmeyer sebanyak 100

ml
Ditambahkan Larutan penyangga buffer pH 10 1 ml
Ditambahkan Indikator EBT (Eriochrom Black T)0,01 N 1 sendok
Dititrasi dengan Na2EDTA 0,01 N
41

Diamati perubahan warna yang terjadi yaitu dari merah hati

menjadi biru
Dicatat volume titran dan dihitung kesadahan sampel

Perhitungan:

volume Titran x N Titran (EDTA) x 100,869 x 1000

volume sampel

Alkalinitas

Alkalinitas menunjukkan sifat air yang mengandung logam-logam Alkali

dan alkali tanah (Golongan I & II dalam sistem periodic). Logam-logam

dalam golongan tersebut bersifat sangat reaktif dan merupakan reduktor

kuat. Alkalinitas harus dikendalikan karena logam-logam ini mudah

meruduksi air dengan menghasilkan gas yang bersifat eksoternal sehingga

berbahaya bagi keselamatan kerja ( terutama bagi mesin boiler).

Alkalinitas dapat diukur dengan metode Titrimetri dengan indikator BCG

atau PP.

Prosedur:

Alat:

- Erlenmeyer 250 ml
- Alat Ttitrasi

Reagen:
- Indikator BCG(bromo cresso green)
- H2SO4 0,02 N
42

Cara kerja:
Dimasukkan sampel sumber 2 kedalam erlenmeyer sebanyak 100

ml
Ditambahkan indikator BCG (bromo cresso green) 3 tetes
Dititrasi dengan H2SO4 0,02 N
Diamati perubahan yang terjadi, yaitu dari biru menjadi hijau

kekuningan
Dicatat volume titran dan dihitung alkalinitas sampel

Perhitungan:

Volume Titran x Normalitas H2SO4 X 50 X 1000


Volume sampel

Klorida

Konsentrasi tinggi klorida memberikan rasa asin pada air dan minuman.

Nilai ambang rasa untuk anion klorida bergantung pada kation terkait dan

berada dalam kisaran nilai 200-300 mg/liter untuk natrium, kalium dan

kalsium klorida. Konsentrasi yang melampaui 250mg/liter semakin

memungkinkan terdeteksi melalui rasa yang dihasilkan, tetapi beberapa

konsumen mungkin menjadi terbiasa dengan rasa yang dihasilkan

olehkadar rendah klorida. Tidak ada nilai acuan brbasis kesehatan yang

diajukan untuk klorida dalam air minum.

Prosedur:

Alat:

- Erlenmeyer 250 ml
- Alat Titrasi

Rreagen:
43

- K2CrO4 5%
- AgNO3 0,01 N

Cara kerja:

Dimasukkan sampel sumber 2 kedalam erlenmeyer sebanyak

100 ml
Ditambahkan K2CrO4 5% sebanyak 1 ml
Dititrasi dengan AgNO3 0,01 N
Diamati perubahan warna yang terjadi yaitu dari kuning

menjadi merah bata

Perhitungan:

Volume Titran x Normalitas AgNO3 x BM Cl x 1000

Volume sampel

Kalsium

Kalsium adalah logam alkali tanah yang reaktif, mudah dibentuk dan

berwarna putih perak, kalsium menguraikan air dengan membentuk

kalsium hidroksida dan hydrogen.

Prosedur:

Alat:

- Erlenmeyer 250 ml
- Alat titrasi

Reagen:
44

- NaOH 1 N
- Indikator murexid
- Na2EDTA 0,01 N

Cara kerja:

Dimasukkan sampel kedalam erlenmeyer sebanyak 100 ml


Ditambahkan NaOH 1 N 2 ml
Ditambahkan indikator murexid 2 sendok
Dititrasi dengan Na2EDTA 0,01 N
Diamati perubahan warna yang terjadi yaitu dari merah muda

menjadi warna ungu


Dicatat volume titran yang diperoleh

Perhitungan:

Volume Titran x Normalitas EDTA X BM Ca x 1000

Volume sampel

Mangan (Mn)

Mangan merupakan salah satu logam yang kandungannya paling besar di

kerak bumi, biasanya ada bersama dengan besi (iron). Zat ini digunakan

terutama dalam pembuatan besi dan lapisan baja, sebagai oksidan sebagai

untuk proses pembersihan, pemutihan dan desinfeksi, sebagai kalium

permanganat, dan sebagai ingredien dalam berbagai produk.


45

Prosedur:

Alat:

- Kuvet
- Alat Spektrofotometer

Reagen:

- Serbuk Ascorbic Acid


- Alkaline cyanide
- PAN indikator solution 0,1%

Cara kerja:

Dimasukkan Aquadest sebanyak 10 ml kedalam kuvet ditambah

serbuk Ascorbic Acid, 12 tetes Alkaline cyanide dan 12 tetes PAN

indikator solution 0,1%


sebagai blanko
Dimasukkant sampel sebanyak 10 ml kedalam kuvet
Ditambahkan serbuk Ascorbic Acid
Ditambahkan 12 tetes Alkaline cyanide
Ditambahkan 12 tetes PAN indikator solution 0,1%
Dihomogenkan selama 2 menit
Dimasukkan kuvet blanko kedalam alat spektrofotometer lalu

ditekan zero
Dimasukkan kuvet sampel kedalam alat spektrofotometer
Dibaca dan dicatat hasilnya (maksimal 0,005 ppm)

Besi total (Fe3+)


46

Logam Fe merupakan logam essensial yang keberadaanya dalam jumlah

tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah

berlebih dapat menimbulkan efek racun. Tingginya kandungan logam Fe

akan berdampak terhadap kesehatan manusia diantaranya bisa

menyebabkan keracunan(muntah) kerusakan usus dll.

Prosedur:

Alat:

- Kuvet
- Alat Spektrofotometer

Reagen:

- Serbuk iron phenanthrolin

Cara kerja:

Dimasukkan aquadest sebanyak 10 ml kedalam kuvet sebagai

blanko
Dimasukkan sampel sebanyak 10 ml kedalam kuvet
Ditambahkan serbuk iron phenanthrolin
Dihomogenkan selama 3 menit
Dimasukkan kuvet blanko kedalam alat spektrofotometer ditekan

zero
Dimasukkan kuvet sampel kedalam alat spektrofotometer
Dibaca dan dicatat hasilny

Perak(Ag)

perak merupakan suatu unsur kimia logam dengan symbol kimia Ag

(Argentum) dan memiliki No atom 47. Berwarna putih lembut dan


47

berkilau, Ag ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur dalam

industry.

Prosedur:

Alat:

- Gelas ukur
- Erlenmeyer
- Kuvet
- Alat spektrofotometer

Reagen:

- Silver I, II, III

Cara kerja:

Dimasukkan sampel kemasan 240 ml kedalam gelas ukur

sebanyak 50 ml
Dimasukkan silver I dan silver II kedalam erlenmeyer, aduk

hingga merata
Dicampur sampel kemasan 240 ml kedalam erlenmeyer dan aduk

hingga merata lalu dibagi kedalam 2 wadah sebanyak 25 ml


Wadah I ditambahkan Silver thiosulfate dan dihomogenkan selama

2 menit lalu dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 10 ml sebagai

blanko
Wadah II dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 10 ml sebagai

sample
Dimasukkan blanko kedalam spektrofotometer dan tekan zero
Dimasukkan sampel kedalam spektrofotometer dibaca dan dicata

hasilnya

Sampel yang di analisa pada pemeriksaan fisika dan kimia meliputi:


48

Air sumber
Yang dianalisa adalah Ph, turbiditas, conduktivitas, sedimentasi, Fe

total, Mangan, alkalinitas, kesadahan, kalsium, klorida.

Green sand
Yang dianalisa adalah sedimentasi, Ph, turbiditas, conductivitas,TDS,

Fe total dan mangan.


Storange Tank
Yang dianalisa adalah sedimentasi, pH, turbiditas, conductivitas,

TDS,Fe total dan mangan


Soft water
Yang dianalisa adalah kesadahan
Detergen
Yang dianalisa adalah konsentrasi detergen
Produk 600 ml, 1500ml dan kemasan 5 galon
Yang dianalisa adalah sedimentasi, Ph, turbiditas, conductivitas,TDS,

Fe total dan mangan,dan konsentrasi ozon.


Produk 240
Yang dianalisa adalah sedimentasi, Ph, turbiditas, conductivitas,TDS,

Fe total, mangan,konsentrasi ozon dan silver

4.4 Verifikasi

Verifikasi merupakan pemeriksaan akhir pada rantai persediaan air minum.

Verifikasi dapat dilakukan oleh lembaga surveilans atau sudah menjadi bagian

dalam program pengendalian mutu pemasok. Untuk verifikasi mikroba,

pemeriksaan biasanya dilakukan untuk bakteri indikator fekal dalam air olahan

dan air dalam distribusi. Untuk verifikasi keamanan kimia, pemeriksaan terhadap

zat kimia terkait dapat dilakukan pada akhir pengolahan, saat distribusi, atau pada

titik konsumsi (bergantung pada apakah konsentrasi mungkin berubah saat

distribusi).

4.4.1 Verifikasi Mutu Mikroba


49

Verifikasi mutu mikroba air dalam persediaan harus dikembangkan untuk

memastikan peluang terbaik dalam mendeteksi kontaminasi. Dengan demikian,

saat pengambilan sampel, harus diperhitungkan variasi mutu air dalam distribusi.

Hal ini berarti juga memperhitungkan lokasi dan frekuensi peningkatan

kontaminasi potensial. Kontaminasi fekal tidak akan terdistribusi merata dalam

keseluruhan sistem distribusi berpipa. Dalam sistem mutu air yang baik, situasi itu

akan mempertajam penurunan probabilitas deteksi bakteri indikator fekal dalam

sampel yang jumlahnya sedikit tersebut.

Peluang untuk mendeteksi kontaminasi dalam sistem yang sebelumnya

dilaporkan negatif untuk bakteri indikator fekal dapat ditingkatkan dengan

menggunakan uji ada/tidak (presencelabsence, P/A) yang lebih sering. Semakin

sering pengujian indikator fekal dilakukan, semakin tinggi kemungkinan

kontaminasi akan terdeteksi. Jenis dan kemungkinan kontaminasi beragam,

bergantung pada musim, air hujan, dan kondisi setempat lainnya. Pengambilan

sampel harus dilakukan secara acak, tetapi harus ditingkatkan selama epidemi,

banjir atau tanggap darurat.

4.4.2 Verifikasi Mutu Kimia

Permasalahan yang perlu dikaji dalam mengembangkan metode verifikasi kimia

mencangkup ketersediaan fasilitas analisis, biaya analisis, kemungkinan rusaknya

sampel, stabilitas kontaminan, kemungkinan munculnya kontaminan dalam

berbagai pasokan, titik paling sesuai untuk pemantauan dan frekuensi

pengambilan sampel. Untuk zat kimia tertentu, lokasi dan frekuensi pengambilan

sampel akan ditentukan oleh sumber pokok dan keragamannya. Zat yang
50

konsetrasinya tidak dapat berubah dalam jangka waktu tertentu memerlukan

pengambilan sampel dengan frekuensi yang lebih jarang dibanding zat kimia yang

memiliki keragaman konsentrasi sangat besar dalam jangka waktu tertentu.

Dalam banyak kasus pengambilan sampel air sumber sekali dalam

setahun, atau bahkan kurang, mungkin memadai, terutama untuk air tanah yang

stabil dengan kandungan alami yang perubahannya sangat lambat sepanjang

waktu. Lokasipengambilan sampel akan bergantung pada mutu air yang diuji.

Pengambilan sampel pada intalasi pengolahan atau pada awal sistem distribusi

sudah cukup untuk kandungan yang konsetrasinya tidak berubah selama

distribusi. Namun, untuk kandungan yang konsetrasinya dapat berubah selama

distribusi, pengambilan sampel harus dilakukan setelah mempertimbangkan

karateristik dan sumber zat yang spesifik.Untuk informasi lebih lanjut, lihat

dokumen pendukung chemichal safety of drinking-water.(Widyastuti,2011)

4.4.3 Sumber Air

Pengujian air sumber khususnya penting apabila tidak ada pengolahan air.

Pengujian juga sangat berguna apabila dilakukan setelah kegagalan proses

pengolahan atau sebagai bagian sistem investigasi kejadian luar biasa (KLB)

penyakit bawaan air. Frekuensi pengujian akan bergantung pada alasan

pengambilan sampel. Frekuensi pengujian dapat saja:

Dilakukan secara rutin ( frekuensi pengujian verifikasi akan bergantung

pada beberapa faktor, mencangkup jumlah penduduk yang dipasok,

realibilitas mutu air minum/ tingkat pengolahan dan keberadaaan faktor

risiko setempat).
51

Dilakukan secara kadang-kadang (mis., acak atau selama kunjungan ke

intalasi pemasok air minum dikelolamasyarakat); dan


Ditingkatkan setelah mutu air sumber memburuk akibat kejadian tidak

terduga, kejadian darurat atau tidak terencana yang kemungkinan

meningkatkan potensi kontaminasi masuk (mis; setelah banjir, tumpahan

limbah).

Sebelum membangun instalasi pasokan air bersih yang baru, serangkaian

analiais harus dilakukan, termasuk terhadap parameter yang kemungkinan ada

pada saat itu berdasarkan kajian data dari pasokan yang serupa atau dari hasil

pengkajian risiko terhadap sumber.(Widyastuti,2011)

4.5 Jaminan Mutu dan Pengendalian Mutu

Prosedur jamina mutu dan pengendalian mutu analitis yang tepat dilakukan

terhadap semua aktivitas terkait penyusunan data mutu air minum. Prosedur

tersebut akan memastikan bahwa data memang sesuai dengan tujuan dengan

kata lain, bahwa hasilnya memang cukup akurat. Sesuai dengan tujuan, atau

cukup akurat, akan ditentukan dalam program pemantauan mutu air yang juga

mencangkup pernyataan mengenai keakuratan dan ketepatan data. Karena

banyaknya substansi, metode, peralatan dan persyaratan keakuratan yang

kemungkinan terlibat dalam pemantauan mutu air, banyak aspek praktis detail

dalam pengendalian mutu analitis yang perlu dipertimbangkan.

Desain dan penerapan program jaminan mutu untuk laboratorium analitis

dijelaskan dengan lengkap dalam Water Quality Monitoring(Bartram &Ballance,

1996). Bab terkait disusun berdasarkan standar ISO 17025:2000 persyaratan


52

umum kemampuan untuk pengujian dan kalibrasi laboratorium, yang

memberikan kerangka kerja untuk manajemen mutu dalam laboratorium analitis.

(Widyastuti,2011)

Berikut Tabel Standar Internasional Organization Standardization (ISO)

untuk mutu air sebagai acuan dalam pengambilan sampel

Standar ISO no. Judul (mutu air)


5667-1:1980 Pengambilan sampel Bagian 1: Pedoman desain program
pengambilan sampel
5667-2:1991 Pengambilan sampel Bagian 2: Pedoman teknik
pengambilan sampel
5667-3:1994 Pengambilan sampel Bagian 3: Pedoman pengawetan dan
penanganan sampel
5667-4:1987 Pengambilan sampel Bagian 4: Pedoman pengambilan
sampel di danau alam, dan buatan
5667-5:1991 Pengambilan sampel Bagian 5: Pedoman pengambilan
sampel air minum dan air yang digunakan untuk pengolahan
makanan dan minuman
5667-6:1990 Pengambilan sampel Bagian 6: Pedoman pengambilan
sampel disungai dan jeram
5667-13:1997 Pengambilan sampel Bagian 13: Pedoman pengambilan
sampel lumpur dari air limbah dan instalasi pengolahan air
5667-14:1998 Pengambilan sampel Bagian 14: Pedoman jaminan mutu
pada pengambilan sampel dan penanganan air lingkungan
5667-16:1998 Pengambilan sampel Bagian 16: Pedoman biotesting sampel
5668-17:2000 Pengambilan sampel Bagian 17: Pedoman pengambilan
sampel sedimen mengendap
13530:1997 Mutu air Pedoman pengendalian analitis untuk analisis air

4.5.1 Pengawasan Mutu


53

Pengawasan mutu merupakan hal yang sangat penting karena berperanan dalam

hal penanganan mutu pada proses produksi perdagangan dan distribusi komoditas.

Pengawasan mutu juga penting untuk menentukan kualitas air minum yang akan

dipasarkan.Secara langsung atau tidak langsung, pencemaran akan berpengaruh

terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air

minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air

minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap

produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan

proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air. (saiful,2001:4).

Oleh karenanya sebelum air minum ini dipasarkan maka terlebih dahulu

dianalisa baik analisa fisik, kimia maupun mikrobiologi di Laboratorium Kimia

Fisika dan Laboratorium Mikrobiologi.

Berikut tabel parameter pengujian - pengujian Fisika dan Kimia pada

beberapa sampel.

No Parameter Standar Satuan

1 Keadaan Jernih (S) Normal

2 Bau Normal (I) Normal

3 Rasa Normal (I) Normal


o
4 Suhu 21-28 (S) C

5 Kekeruhan Max. 1,5 (W) (S) NTU

Max. 0,4 (I)

6 Daya Hantar Listrik 100-400 (I) Micromhos/cm

7 pH 6-8,5 -
54

8 Ozone 0,1-0,3 (I) Ppm

9 Konsentrasi Detergen 0,2-0,5 %


o
10 Temperatur Detergen 55-75 C

11 Tekanan Detergen 2,0-3,5 Bar

12 Tekanan Rinse 2,5-3,0 Bar

13 Tekanan Final Rinse 1,0-1,3 Bar

Tabel 1. Parameter Fisika

No Parameter Standar Satuan

1 Residu terlarut Max. 500 (S) mg/L

2 Alkalinitas - mg/L CaCO3


3 Kesadahan - mg/L CaCO3
4 Kalsium - mg/L Ca
5 Magnesium - mg/L Mg
6 Besi Max. 500 (S) mg/L Fe
7 Mangan Max 0,5 (S) mg/L Mn
8 Nitrit Max 0,005 (S) mg/L NO2
Negative (I)
9 Kalium Max. 3,5 (I) mg/L K
10 Khlorida Max. 250 mg/LCl
Tabel 2. Parameter Kimia

Sumber: SQ QA AQUA

Keterangan:

S = Standar SNI

W = Standar WHO
55

Kandungan mineral dalam AMDK AQUA telah memenuhi syarat seperti

yang telah ditetapkan oleh WHO, baik mutu kimia yang harus ada maupun yang

dilarang keberadaanya dalam air minum. Pengujian pengujian pada

laboratorium fisika kimia terdapat pada lampiran

4.6 Uji Mutu Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat,kehidupan dan

penyebaran mikroba atau jasad renik. Mikroba atau mikroorganisme adalah

makhluk hidup yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat secara langsung tanpa

menggunakan mikroskop.Yang termasuk mikroba antara lain: bakteri, jamur,

khamir, protozoa dan virus.

Untuk dapat mengetahui sifat dan bentuknya, mikroba harus ditumbuhkan

pada suatu media yang sesuai.

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan

(nutrient) yang diperlukan untuk mikroba. Bahan/ zat makanan yang diperlukan

untuk pembuatan media adalah: air, agar, nutrient seperti protein,

karbohidrat,nitrogen, garam mineral dan vitamin.

Ada beberapa media yang tersedia di laboratorium mikrobiologi, diantaranya

adalah:

Chromocult coliform Agar adalah sebagai media untuk tempat

menumbuhkan bakteri coliform.


56

Yeast extract glucose(YGC) agar adalah sebagai media tempat

pertumbuhan jamur
Cetrimid Agar adalah sebagai media selektif untuk pseudomonas
Nutrient Agar adalah sebagai media untuk menumbuhkan semua jenis

bakteri

a. Pengujian TotalBakteri (HPC dan angka lempeng total)

Prinsip pengujian ini adalah menentukan kerapatan bakteri aerob dan

fakultatif heterotrof dalam air. Penentuan cara ini merupakan penentuan

secara contoh (sampel) diambil secara aseptis kemudian dikocok sebaik

mungkin minimal 3 kali dan dimasukkan ke dalam petridish steril, tuang

media (Yeast Extract Agar) yang telah dicairkan dan didinginkan 50 oC

kedalam petridish tersebut. Petridish diputar agar media dan sample

homogen. Setelah itu diinkubasi, dihitung jumlah bakteri yang tumbuh

pada masing-masing media.

b. Total Jamur & Khamir

Pengujian dilakukan dalam ruang produksi. Cawan yang telah berisi media

agar (Yeast Extract Glucose Chloramphenicol Agar) diletakkan dalam

ruang produksi sepanjang diagonal ruang tersebut kemudian diinkubasi

dengan selama 120 jam dalam suhu 25oC (1OC) diruangan.

c. Pseudomonas Test

Pseudomonas test dilakukan dalam ruang produksi. Cawan yang telah

berisi media agar (cetrimate agar) diletakkan dalam ruang produksi

sepanjang 36oC dari sini akan diketahui asal mikroba (bakteri)apakah


57

berasal dari udara yang masuk melalui ventilasi atau berasal dari pekerja

pabrik.

d. Bakteri Coliform (E. Coli)

Cara pengujiannya yaitu tuang media VRB (Violet Red Bile Agar)

kedalam cawan petri steril biarkan sampai padat, sanitasi filter

holderdengan alkohol, bakar dengan lampu spiritus dan diamkan sampai

dingin (1-2 menit), pasang membran filter holder sebanyak 10 ml dan

saring sampai habis, ambilmembran permukaan media secara septic,

setelah itu inkubasi pada suhu 36oC selama 2x 24 jam. Setelah masa

inkubasi hitung koloni yang berwarna merah tua berukuran 0,5 mm atau

lebih pada membran filter yang merupakan jumlah bakteri coliform dalam

100 ml sampel.

Pelaksanaan sanitasi di PT. Tirta Sibayakindo sudah sangat baik, dilihat

kondisi laboratorium yang digunakan untuk melaksanakan pengujian mikro

tersebut sangat baik, juga dilihat dari kontruksi ruang sangat baik seperti dinding

dibuat agar kedap air, serta dibersihkan tiap hari sehingga hasil pengujian tidak

dipengaruhi oleh lingkungan.

4.7 Penanganan Limbah

Limbah-limbah yang dihasilkan pada pabrik PT.Tirta Sibayakindo mempunyai

dua jenis yaitu limbah padat dan limbah cair.


58

4.7.1 Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan oleh PT.Tirta Sibayakindo merupakan limbah yang

tidak berbahaya dan beracun, yang merupakan air sisa pencucian dan sisa

kemasan.

Limbah-Limbah cair yang dihasilkan sebagai berikut yaitu:

Limbah Produksi

a) Limbah produksi yang dihasilkan oleh PT. Tirta Sibayakindo

merupakan limbah cair yang berasal dari sisa air yang tumpah dari

hasil pencucian botol kemasan. Limbah produksi akan dialirkan

menuju IPAL (Instalasi Penanganan Air Limbah) yang berada di

dekat kantin.
b) Limbah Cair Industri
Limbah cair industri merupakan limbah yang dihasilkan dari

westafel, air toilet, air wudhu, air cuci dari dapur dan kantin dan

dari laboratorium yang dikatagorikan tidak berbahaya dan sesuai

dengan prosedur. Limbah cair industri akan dialirkan menuju IPAL.


c) Limbah Mesin
Limbah mesin merupakan limbah cair yang dihasilkan atau sisa

dari mesin seperti oli dan tumpahan minyak. Limbah mesin seperti

oli tidak akan dialirkan pada saluran drainase, namun akan di

tampung dalam tong atau deterjen yang akan dibuang/ dijual

kembali.
d) Limbah Bahan Berbahaya dan beracun (B3)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu

usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau

beracun yang karena sifat atau konsentrasi atau jumlahnya baik


59

secara langsung dan tidak langsung dapat merusak atau

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan kelangsungan hidup

manusia serta mahluk hidup lainnya. Limbah ini memiliki sifat

Reaktif (kimia), Toksik (beracun), Infeksius, Korosif (karat),

Flameable (mudah terbakar) dan Explosive (meledak).

Limbah B3 di PT.Tirta Sibayakindo merupakan bahan kimiaReagensia

atau Reaktan, yaitu zat yang dipakai dalam suatu reaksi kimia; zat yang

mengalami reaksi kimia hasil dari pengujian di laboratorium dengan

menggunakan bahan kimia yang kadarnya sudah tinggi. Limbah dari laboratorium

dibuat dalam kotainer khusus untuk diolah oleh Instansi Pengolah Limbah B3

4.7.2 Limbah Padat atau Sampah

Limbah padat merupakan sampah atau buangan yang secara fisik tidak dapat

digunakan atau dapat digunakan. Berdasarkan peraturan WHO limbah padat dapat

dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Sampah Industri
Sampah industri ini adalah limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan

industri PT.Tirta Sibayakindo sepeti:


Sampah ruang administrasi
Limbah kemasan afkir botol 5 gallon
Limbah sisa alat produksi
Sampah pengujian kemasan di laboratorium
Sampah elektronik
Mesin peralatan yang sudah tidak dipakai kembali
b. Sampah kimia
60

Sampah kimia adalah limbah yang dihasilkan atau diperoleh dari detergen

dan bahan disinfektan yang dalam produk limbah cair yang dikatagorikan

limbah B3. Seperti derejen kemasan cairan kimia.

Limbah yang dihasilkan PT.Tirta Sibayakindo memiliki dua prosedur

penanganan limbah, yaitu limbah hasil produksi dan limbah hasil laboratorium

Kimia Fisika maupun laboratorium Mikrobiologi. Yang disebut dengan limbah

hasil produksi merupakan limbah cair yang berupa air dan hasil dari laboratorium.

Dan limbah padat berupa kertas, plastik dan lainnya. Untuk limbah cair hasil

produksi, PT.Tirta Sibayakindo tidak melakukan penanganan limbah secara

khusus karena pada proses produksi tidak menggunakan bahan kimia yang

bersifat racun dan dialirkan ke Instansi Penanganan Air Limbah (IPAL). Disini

limbah cair yang akan dibuang dalam suatu wadah/bak tertutup dan dialirkan

melalui mesin pompa untuk di netralisasi dengan cara disaring dan di mixing.

Setelah dari IPAL, limbah cair yang dibuang yang tidak membahayakan

lingkungan, akan dilakukan netralisasi pH secara otomatis sebelum dikembalikan

ke lingkungan.

Untuk limbah padat berupa plastik dikumpulkan dan dijual untuk didaur

ulang sedangkan limbah padat yang tidak dapat dimanfaatkan, dibuang ke

pembuangan sampah. Untuk limbah padat berupa elektronik dan mesin dan

peralatan yang dipakai kembali, akan dikumpulkan dan kemuadian masing-

masing vendor akan mengambil limbah tersebut.

Untuk penanganan limbah hasil laboratorium yang bersifat beracun dan

dari media-media dari laboratorium Mikrobiologi, di berikan perlakuan khusus.


61

Seluruh limbah-limbah hasil laboratorium dikumpulkan dan diberikan kepada

instansi atau izin rumah sakit yang telah bekerja sama dan memiliki sertifikasi

untuk memusnahkan bahan kimia, di inisiasi atau dimusnahkan.


62

BAB V

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Permasalahan

Dalam proses produksi sering mengalami gangguan, sehingga menyebabkan

proses produksi tidak dapat berjalan dengan baik. Gangguan-gangguan ini berupa

analisa mutu kimia, seperti kadar Fe yang tinggi, maka dilakukan penurunan

kadar Fe.

5.2 Pembahasan

Kadar Fe yang maksimum adalah 0,01mg/L, apabila melebihi kadar maksimum

maka akan menyebabkan rasa dan bau logam yang amis menimbulkan warna

karat pada air, menimbulkan noda-noda pada pakaian, dapat mengakibatkan

penyumbatan pipa, dan bersifat racun pada manusia. Maka perlu dilakukan

penurunan kadar Fe. Dimana metode untuk menurunkan kadar Fe dalam AMDK

antara lain :

Regenerasi greensand
Mangan grren sand adalah pasir khusus yang dilapisi dengan bahan

katalis. Mangan greensand menggunakan lapisan ini untuk bereaksi

dengan zat besi, mangan dan hidrogen sulfida di dalam air dan

memebentuk endapan yang kemudian terperangkap dalam media filter.

Mangan greensand harus diregenerasi dengan backwash & rinse

greensand, kalium permanganat (KMnO4), clorin, dan HNO3.


63

Backwash dan Rinse greensand


Backwashadalah pencucian yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran

yang terakumulasi di atas media dengan metode aliran terbalik (dari bawah

ke atas) air hasil backwash langsung dibuang melalui drain.

Backwashbiasanya dilakukan setiap 1-2 hari selama 30-60 menit.


Rinse adalah dilakukan setelah proses backwash atau sanitasi selesai yang

bertujuan untuk membilas kotoran-kotoran yang tersisa pada proses

backwash. Air hasil rinse langsung dibuang melalui drain.


Regenerasi greensand dengan kalium permanganat (KMnO4)
Mangan greensand harus diregenerasi dengan kalium permanganat

(KMnO4) untuk meremajakan lapisan kembali .1 sampai 2 ons kalium

permanganat dalam larutan per 30 cm3 Mangan greensand dianggap cukup

untuk regenerasi normal.

Dalam analisa uji kualitas air minum di PT. TIRTA SIBAYAKINDO sudah

sesuai dengan standart SNI air minum dalam kemasan, hanya saja dalam

pengujiannya sering mengalami gangguan, namum gangguan ini bisa diatasi

dengan baik.
64

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pelaksaan praktek kerja

lapangan di PT. Tirta Sibayakindo Doulu, Sumatera Utara adalah :

- Proses produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di PT. Tirta

Sibayakindo sudah memenuhi standar-standar pengolahan, peralatan,

dan mesin yang digunakan dengan sangat baik dan telah diakui secara

nasional maupun internasional.


- Sumber-sumber air yang ada di permukaan meliputi air sungai dan air

rawa/danau.
- Analisa kualitas air pada PT. Tirta Sibayakindo antara lain yang

memenuhi syarat SNI :

Berikut tabel parameter pengujian-pengujian Fisika dan Kimia pada beberapa

sampel.

No. Parameter Standar Satuan


1. Keadaan Jernih (S) Normal
2. Bau Normal (I) Normal
3. Rasa Normal (I) Normal
o
4. Suhu 21-28 (S) C
5. Kekeruhan Max. 1,5 (W) (S) NTU
Max. 0,4 (I)
6. Daya Hantar 100-400 (I) Micromhos /cm
Listrik
65

7. Ph 6-8,5 -
8. Ozone 0,1-0,3 (I) Ppm
9. Konsentrasi 0,2-0,5 %
Detergen
o
10. Temperatur 55-75 C
Detergen
11. Tekanan 2,0-3,5 Bar
Detergen
12. Tekanan Rinse 2,5-3,0 Bar
13. Tekanan Final 1,0-1,3 Bar
Rinse
Tabel I. Parameter Fisika

No. Parameter Standar Satuan


1. Residu terlarut Max. 500 (S) mg/L

2. Alkalinitas - mg/L CaCO3


3. Kesadahan - mg/L CaCO3
4. Kalsium - mg/L Ca
5. Magnesium - mg/L Mg
6. Besi Max 0,1 (S) mg/L Fe
7. Mangan Max 0,5 (S) mg/L Mn
8. Nitrit Max 0,005 (S) mg/L NO2
Negative (I)
9. Kalium Max. 3,5 (I) mg/L K
10. Klorida Max. 250 mg/LCl
Tabel 2. Parameter Kimia

Sumber : SQ QA AQUA

Keterangan :

S = Standar SNI

W = Standar WHO

Kandungan mineral dalam AMDK AQUA telah memenuh syarat seperti yang

telah ditetapkan oleh WHO, baik mutu kimia yang harus ada maupun yang
66

dilarang keberadaannya dalam air minum. Pengujian-pengujian pada laboratorium

Fisika Kimia terdapat pada lampiran.

6.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan dari hasil pengamatan yang

penulis lakukan selama melaksanakan praktek kerja di PT. Tirta Sibayakindo

Doulu, Sumatera Utara, yaitu :

1. Sebaiknya dalam menganalisa air kita perlu hati-hati dan konsentrasi,

untuk meminimalisasi kerusakan alat-alat yang ada di dalam laboratorium.


2. Sebaiknya pada saat melakukan analisa di dalam laboratorium

menggunakan APD yang lengkap, sehingga meminimalisasi kecelakaan di

dalam laboratorium
3. Sebaiknya dalam menganalisa air kita kita harus memahami prosedur

percobaan agar tidak melakukan kesalahan dalam menganalisa.


67

DAFTAR PUSTAKA

Animonus.2004. Paduan Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan.

Terbitan I.

Asmadi,Khayan,Heru.2011. Teknologi pengolahan Air Minum. Cetakan I.

Yogyakarta : Penerbit Gosyen Publishing.

Buckle,KA,RA Edwards, G.H. Flect dan M. Woonton.1987. Ilmu Pangan.


Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Jakarta : UI.

Departemen Kesehatan RI (Depkes). Permenkes Nomor


492/MENKES/PER/IV/2010

Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. Peraturan


Menteri

Nomor 05/MPP/Kep/11/2003 Tentang Persyaratan Teknis Industri Air


Minum Dalam

Kemasan dan Perdagangannya.2003. Departemen Perindustrian dan


Perdagangan Republik Indonesia. Jakarta.

Effendi.H.2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.

Hardinsyah.2011. Air dan Zat Gizi Essensial dan Permasalahannya. Hydration and

Health

Symposium. Jakarta.

Kusnati, Diana dkk.2011. Aqua Bagi Kesehatan. Terbitan Pertama. PT. Indonesia

Printer.

Linsley.1996. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta : Erlangga.


68

Nurdijanto.2000. Kimia Lingkungan. Pati. Yayasan Peduli Lingkungan.

PP. RI No. 82/2001. Syarat-Syarat Pengawasan Kualitas Air. Jakarta.

Razif,Mochmad.1987. Pengolahan Air Minum. Surabaya : Institut Teknologi

Sepuluh

November.

Sitepu, Mangku.1997. Air Untuk Kehidupan, Pencemaran Air dan Usaha

Pencegahannya. PT

Grasindo. Jakarta.

Surawira, Unus. 1996. Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai