Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH TEKNIK PEMBUATAN POLIMER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pembentukan Material

Dengan Dosen Pengampu Bapak Agus Suyetno, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Altira Khoirun Nisa’aji (200511633207)

Diva Syafikri (200511633204)

Mochamad Andrianto (200511633221)

Mohamad Ali Sovwan (200511633222)

Nurfatihah Dhynov (200511633202)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teknik
Pembuatan Polimer” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Agus
Suyetno, S.Pd., M.Pd Selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Teknik Pembentukan Material.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami dan para pembaca
secara mendalam tentang Teknik Pembentukan Material.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Suyetno, S.Pd., M.Pd Selaku Dosen
pengampu Mata Kuliah Teknik Pembentukan Material yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, Makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Malang, 21 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
D. Manfaat....................................................................................................................................5
BAB II ISI............................................................................................................................................6
A. Pengertian................................................................................................................................6
B. Penulisan Struktur Polimer....................................................................................................7
C. Aplikasi Polimer......................................................................................................................7
D. Klasifikasi dan Tata Nama Polimer.....................................................................................17
E. Sifat – Sifat, Keunggulan dan Kekurangan Polimer...........................................................20
F. Contoh Video Penjelasan Detail Mengenai Polimer............................................................27
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................28
A. Simpulan.................................................................................................................................28
B. Saran.......................................................................................................................................29
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................................................30
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia.
Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan-bahan kimia
tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari
memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat namun, membutuhkan
waktu lama.
Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang
banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industri. Polimer
meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh
makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat, juga
merupakan polimer.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada
penulisan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari polimer ?
2. Bagaimana penulisan struktur polimer ?
3. Apa saja aplikasi dari polimer ?
4. Apa saja klasifikasi dan tata nama pada polimer ?
5. Apa saja sifat – sifat dari polimer ?
6. Apa saja keunggulan dan kekurangan polimer ?
7. Bagaimana contoh video penjelasan secara detail mengenai polimer ?
C. Tujuan
Dari penjelasan rumusan masalah di atas dapat diketahui bahwa penulisan
makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian dari polimer,
2. Untuk mengetahui penulisan struktur polimer,
3. Untuk mengetahui aplikasi dari polimer,
4. Untuk mengetahui klasifikasi dan tata nama pada polimer,
5. Untuk mengetahui sifat – sifat dari polimer,
6. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan polimer;

4
7. Untuk mengetahui contoh video penjelasan secara detail mengenai
polimer.
D. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :
1. Dengan adanya penulisan makalah ini, diharapkan kita dapat mengetahui
salah satu materi teknik pembentukan material mengenai teknik
pembentukan polimer,
2. Dengan adanya penulisan makalah ini, seluruh mahasiswa bisa mengetahui
mengenai teknik pembentukan polimer untuk menambah wawasan dan
pengetahuan guna mengikuti perkembangan zaman untuk menunjang
pembelajaran atau hal – hal lain yang terkait dengan teknik pembentukan
polimer,
3. Dengan adanya makalah ini diharapkan seluruh mahasiswa yang
membutuhkan penjelasan mengenai teknik pembentukan polimer dapat
mempergunakan makalah ini sebagai salah satu sumber pembelajarannya.
BAB II
ISI
A. Pengertian
Untuk dapat mengenal lebih jauh tentang polimer, ada baiknya kita
mengetahui dari awal kemunculan kata polimer, karena sebenarnya senyawa polimer
sendiri sudah lama ada secara melimpah di alam. Istilah polimer digunakan untuk
menunjukkan senyawa yang memiliki berat molekul relatif besar (berurutan 10 4) dan
terdiri dari serangkaian monomer kecil dan sederhana. Contoh polimer sederhana
adalah polietilen yang terdiri dari unit berulang dari etena. Polietilen dibuat dengan
reaksi polimerisasi yang terjadi pada molekul etilen. Etena kemudian diklaim sebagai
monomer, prekursor berdasarkan polietilen. Kebanyakan polimer adalah senyawa
organik & terdiri dari molekul berbahaya. Namun, polimer anorganik & juga
komposit poli dikembangkan. Molekul dan produk polimer organik dapat berupa
ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. Hidrokarbon adalah semua dunia
dengan ikatan tunggal, yaitu jumlah maksimum atom (atau saturasi). Salah satu
contohnya adalah senyawa parafin, CnH2n+2. Di sisi lain, sangat penting untuk tidak
jenuh keduanya serta tiga kali lipat.
Polimer merupakan bidang dalam industri kimia yang sedang dan akan terus
berkembang. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya produk polimer yang banyak
digunakan untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri global. Industri kimia
yang bergerak di bidang polimer juga luas cakupannya, misalnya polimer yang sedang
dikembangkan saat ini adalah polimer untuk bahan bakar ramah lingkungan yaitu
polimer membran penukar ion dengan menggunakan sulfonated polysulfone-TEOS
yang membutuhkan bahan baku air untuk menghasilkan listrik menggunakan sisanya
berupa gas CO2. . Selain itu, penggunaan senyawa polimer sebagai katalis reaksi juga
sedang dikembangkan.
Kesimpulannya, polimer memiliki sifat unik yang membuatnya sangat
berguna dalam pembuatan produk baru. Keuntungannya yang paling menonjol adalah
berat jenisnya yang rendah, yang memfasilitasi pemasangan dan transportasi dan pada
akhirnya mengurangi biaya produksi. Hal ini juga sangat diperlukan untuk pembuatan
benda atau bangunan yang harus tahan lama dan tahan terhadap korosi. Keunggulan
lainnya adalah keragaman varian polimer dalam hal sifat fisik dan mekanik,
kemudahan pembentukan, pengisian dan pewarnaan.
B. Penulisan Struktur Polimer
Struktur unit berulang berdasarkan polimer tidak hanya mencerminkan
monomer yang membentuk polimer, tetapi juga memfasilitasi cara lain yang lebih
sederhana untuk menulis struktur polimer untuk mewakili makromolekul ini.
Misalnya, untuk polietilen, yang dinilai sebagai polimer paling sederhana, penulisan
struktur polimer dapat dijelaskan berdasarkan persamaan reaksi pada Ethyne adalah
monomer, sedangkan polimer linier yang diperoleh dianggap high-density
polyethylene (HDPE). HDPE terdiri dari makromolekul menggunakan sejumlah unit
berulang (n) mulai dari 10.000 hingga 100.000 (berat molekul antara 10.000 sampai
100.000 (berat molekul antara 2  105 hingga 3  106 ).

C. Aplikasi Polimer
Pada bagian ini, akan disajikan aplikasi dari beberapa golongan polimer.
Dilihat dari kegunaannya, ada tiga golongan besar polimer yakni :
1. Elastomer,
2. Plastik;
3. Serat.

Untuk dapat memahami lebih jauh mengenai ketiga bentuk ini, kita tinjau satu
persatu asal -usul dan sifatnya.

1. Elastomer
Elastomer mengacu kepada materi yang tersusun atas molekul
berukuran panjang, atau polimer, yang mampu kembali ke bentuk yang
semula setelah ditarik dan direntangkan ke ukuran yang relatif panjang
dibandingkan dengan ukuran awalnya. Oleh karena itu, elastomer juga
merupakan singkatan dari "elastic polymer". Polimer-polimer yg
mengkategorikan menjadi elastomer merupakan polimer yg mempunyai
sifat & ciri karet – yaitu fleksibel & elastik. Untuk bisa bersifat elastik,
maka suatu polimer wajib memenuhi kriteria berikut:
a. Memiliki molekul-molekul yang panjang dan fleksibel, yang akan
menggulung (berbentuk coil) pada keadaan alaminya, namun dapat
diregangkan tanpa mengalami pemutusan, seperti yang ditunjukkan
pada gambar.
Relaksasi
b. Mengandung beberapa ikatan-silang antar rantai polimer sebagai
akibatnya satu rantai nir akan bergeser melewati rantai lainnya dalam
ketika molekul tadi ditarik.
c. Ikatan-silang nir terlalu poly, lantaran molekul menggunakan ikatan-
silang yg terlalu poly akan sebagai terlalu kaku buat bisa diregangkan.
d. Gaya tarik menarik antar rantai polimer satu menggunakan lainnya
wajib nisbi kecil, sebagai akibatnya polimer bisa menggulung balik ke
bentuk coil sesudah gaya regangan dihilangkan.

Contoh elastomer adalah natural dan neoprene, styrene butadiene


rubber (SBR), dan karet silikon. Pada karet silikon, rantai karbon utama
tergantung pada rantai dan oksigen diatur secara bergantian. Elastomer ini
juga merupakan polimer ikatan silang yang stabil, bahkan pada suhu yang
lebih tinggi daripada elastomer berbasis karbon.

2. Plastik
Istilah plastik mencakup produk terpolimerisasi sintetik atau semi
sintetik. Plastik dibentuk oleh kondensasi organik atau penambahan
polimer dan juga dapat terdiri dari zat lain untuk meningkatkan kualitas
plastik. Ada beberapa polimer alam termasuk plastik. Plastik adalah
polimer; rantai panjang atom terikat satu sama lain. Rantai ini membuat
unit molekul berulang poli, atau "monomer". Plastik biasanya terdiri dari
polimer karbon saja atau menggunakan oksigen, nitrogen, klorin atau
belerang di tulang belakang. Polimer termoplastik akan melunak saat
dipanaskan dan mengeras saat didinginkan, karenanya dapat dilelehkan
dan dibentuk. Pada pabrikasinya, material termoplastik dapat mengandung
material filler, berupa serat atau serbuk, yang memberikan peningkatan
sifat-sifat fisik atau mekanik tertentu (kekuatan, kekakuan, warna, dan
lain-lain).
Secara umum bahan plastik diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :

 Polimer Termoplastik

Termoplastik tersusun dari molekul-molekul panjang. Jika termoplas


dipanaskan, untuk menjaga keseimbangan maka molekul panjang akan
bergerak lebih banyak. Suhu pemanasan yang menyebabkan proses ini
dinamakan “suhu pelunak”. Bila termoplastik dipanaskan lebih lama,
molekul panjang akan bergerak keluar dari keseimbangannya dan
berpindah tempat terhadap satu sama lain. Suhu pada saat tesebut
dinamakan “suhu lumer” dan bahan menjadi cair. Antara dua fase tersebut
terdapat fase tamahan, dimana bahan menjadi lunak. Karena pemanasan
dan bentuknya dapat diubah itulah disebut plastis.

Bahan yang umum digunakan pada proses ini adalah polietilen. Pada
bahan ini terjadi polimerasi etiler yang dicampur beberapa bahan
tambahan yang lain. Prinsip penambahannya adalah jika lebih dari 2%
karbon hitam, maka akan memperbaki stabilitas bahan apabila terkena
sinar matahari secara langsung. Jika lebih dari 10% bahan karet maka
akan mencegah terjadiya pecah pigmen menghasilkan warna yang
diinginkan. Biasanya digunakan untuk isolasi listrik, alat-alat dapur,
boneka, dan lembaran pembungkus.

Bahan yang biasanya dipakai adalah polivinil khlorida (PVC) yang


berasal dari etilen dan siap untuk polimerisasi dengan penambahan proses
linear dan memiliki gaya tarik abtar molekul yang tak menentu. Hal
tersebut ysng menyebabkan benda benar-benar keras dan kaku pada suhu
biasa. Biasanya digunakan sebagai bahan tanki kimia, pipa-pipa, isolasi
kawat listrik mantel dan sebagainya.
Bahan lain yang biasa digunakan adalah polistiren yang dihasilkan
dengan penambahan polimerasi dari stiren. Bahan ini rapuh dan
transparan. Namun hal tersebut datasi dengan meanambahkan bahan lain
agar menjadi ulet. Polistiren biasanya digunakan sebagai bahan cetak,
perlengkapan listrik, bagian dari refrigator, tempat makanan, boneka, dan
busa padat untuk isolasi dan paking. Polistiren yang ditambah bahan
butadien dan akrilonitril (ABS) tahan asam, alkali, dan beberapa larutan
mnyak mineral keras, yang biasa dipaka pada bodi motor, kotak baterai,
dan barang cetakan lainnya.

Bahan yang umum untuk termoplastik adalah poliamide dan poliester.


Baha ini dihasilkan dari reaksi kondensasi polimerisasi. Bahan ini juga
biasa disebut nilon yang memiliki karakteristik bahan sangat kuat, ulet,
mempunyai ketahanan gesekan, cukup fleksibel, dan tahanan tumbuk
yang tinggi. Nilon biasanya digunakan sebagai perlengkapan lstrik, roda
gigi, katup-katup, dan bantalan. Beberapa contoh polimer termoplastik,
adalah:

a. Poliolefin: Polietilen (LDPE dan HDPE), Polipropilena.


Poliolefin adalah bahan polimer yang dibuat dari polimerisasi
senyawa alkena kecil. Alkena adalah senyawa organik yang
mengandung satu atau lebih ikatan rangkap antar atom karbon.
Rumus molekul alkena diberikan sebagai C.nH.2n sedangkan n
adalah bilangan bulat kecil. Ketika alkena ini membentuk polimer,
mereka dikenal sebagai monomer. Aplikasi dari polyolefin adalah
untuk membuat bumper, fender, roda kemudi, bantalan dan
sebagainya di industri otomotif. Industri kawat dan kabel
membutuhkan isolasi dan selubung tinggi untuk tahan panas dan
tahan lingkungan. Juga digunakan dalam produk industri seperti
selang, ban berjalan, kaset dan produk cetakan. Peralatan medis
dan peralatan rumah tangga, alat tulis, mainan, dll., Serta film
kemasan dan sebagainya.
Sedangkan polietilen adalah bahan polimer termoplastik umum
yang dibentuk dari monomer etilen. Ini dilambangkan dengan PE.
Unit pengulangan PE adalah (C2H.4)n dengan nilai variabel "n".
Aplikasi polietilen yang paling penting adalah sebagai bahan
pengemas. Sebuah polimer termo-plastik yang dibuat oleh industri
kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, diantaranya
pengemasan, tekstil (contohnya tali, pakaian dalam termal, dan
karpet), alat tulis, berbagai tipe wadah terpakaikan ulang serta
bagian plastik, perlengkapan labolatorium, pengeras suara,
komponen otomotif, dan uang kertas polimer.
b. Stiren: Polistiren (PS), Akrilonitril- Butadiena-Stiren (ABS), Stiren
Akrilonitril (SAN).
Polistirena adalah sebuah polimer dengan monomer stirena,
sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak
bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya bersifat termoplastik
padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong
senyawa aromatik. Polistirena banyak dipakai dalam produk-
produk elektronik sebagai casing, kabinet dan komponen-
komponen lainya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari
polistirena antara lain: sapu, sisir, baskom, gantungan baju, ember.
Sedangkan Akrilonitril- Butadiena-Stiren adalah kopolimer
yang terdiri dari tiga jenis monomer berbeda hasil dari polimerisasi
akrilonitril dan stirena dengan polibutadiena. Komposisi ketiga
jenis monomer ini dapat bervariasi dari 15% - 35% akrilonitril, 5%
- 30% butadiena dan 40% - 60% stirena. Hasil dari polimerisasi ini
adalah persilangan antara rantai polibutadiena yang lebih panjang
dengan kopolimer akrilonitil-stirena yang relatif lebih pendek. ABS
banyak digunakan dalam bidang teknik, seperti misalnya untuk
kebutuhan elektronik, otomotif, dll. Hal ini dikarenakan ABS
mempunyai kekuatan kejut dan kekenyalan yang tinggi dibanding
polistiren, sehingga sangat cocok untuk aplikasi pada komponen-
komponen yang bergerak.
Berbeda dengan ABS, Stirena akrilonitril (SAN) adalah plastik
kopolimer tahan panas yang terdiri dari stirena dan akrilonitril,
komposisi relatif biasanya antara 70 dan 80% oleh stirena berat dan
20 sampai 30% akrilonitril. Stirena akrilonitril (SAN) memiliki
Kombinasi sifat fisik transparansi dan ketahanan terhadap minyak,
lemak dan bahan pembersih membuatnya sangat cocok untuk
digunakan untuk peralatan dapur seperti mangkuk dan kelengkapan
lemari es, pembungkus termos, untuk peralatan makan, sendok
garpu, saringan kopi, botol, gelas, serta wadah penyimpanan untuk
semua jenis makanan.Sejumlah aplikasi di kamar mandi (sikat gigi
dan alat kelengkapan kamar mandi) dan kemasan kosmetik,
c. Vinilik: Poli (vinil klorida) (PVC).
Polivinil klorida diproduksi dengan cara polimerisasi monomer
vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor,
PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi
terendah di antara polimer lainnya. Sifat PVC yang menarik
membuatnya cocok untuk berbagai macam penggunaan. PVC tahan
secara biologi dan kimia, membuatnya menjadi plastik yang dipilih
sebagai bahan pembuat pipa pembuangan dalam rumah tangga dan
pipa lainnya di mana korosi menjadi pembatas pipa logam. Dengan
tambahan berbagai bahan anti tekanan dan stabilizer, PVC menjadi
bahan yang populer sebaga bingkai jendela dan pintu. Dengan
penambahan plasticizer, PVC menjadi cukup elastis untuk
digunakan sebagai insulator kabel.
d. Akrilik: Poli (metil metakrilat) (PMMA).
Polimetil metakrilat adalah polimer sintetis dari metil
metakrilat. Bahan yang bersifat thermoplastis (mencair bila
dipanasi) dan transparan pada umumnya disebut dengan kaca
akrilik atau sekadar akrilik.
e. Polimer Flouro: Politetrafloroetilen (FTFE/Teflón).
Politetrafluoroetilena (PTFE) adalah fluoropolimer
tetrafluoroetilena sintetis. Senyawa polimer ini lebih dikenal
dengan nama dagang Teflon. PTFE memiliki koefisien gesek
terendah dari berbagai bahan padat yang biasa digunakan. PTFE
digunakan sebagai pelapis antilengket untuk panci, wajan, dan
peralatan memasak lainnya. PTFE sangat tidak reaktif, dan sering
digunakan sebagai bahan wadah dan pipa untuk bahan kimia yang
reaktif.
f. Poliamida: Poliamida.
Poliamida adalah suatu makromolekul dengan unit berulang
yang dihubungkan oleh ikatan amida. Poliamida terjadi secara
alami dan sintesis. Contoh poliamida yang terjadi secara alami
adalah protein, seperti wol dan sutra. Poliamida sintesis dapat
dibuat melalui polimerisasi pertumbuhan-bertahap atau fasa padat
yang menghasilkan bahan seperti nilon, aramid, dan natrium
poli(aspartat). Poliamida sintetis umumnya digunakan pada tekstil,
aplikasi otomotif, karpet dan pakaian olahraga karena daya tahan
dan kekuatannya yang tinggi. Industri manufaktur transportasi
adalah konsumen utama, menyumbang 35% konsumsi poliamida
(PA).
g. Poliester: Polikarbonat.
Polikarbonat adalah suatu kelompok polimer termoplastik,
mudah dibentuk dengan menggunakan panas. Plastik jenis ini
digunakan secara luas dalam industri kimia saat ini. Plastik ini
memiliki banyak keunggulan, yaitu ketahanan termal dibandingkan
dengan plastik jenis lain, tahan terhadap benturan, dan sangat
bening. Dalam identifikasi plastik, polikarbonat berada pada nomor
7. Polikarbonat adalah material yang tahan lama dan dapat
dilaminasi menjadi kaca anti peluru. Meski memiliki ketahanan
yang tinggi terhadap benturan, tetapi polikarbonat cukup mudah
tergores sehingga dibutuhkan pelapisan keras (hard coating) untuk
membuat lensa kacamata dan eksterior otomotif menggunakan
polikarbonat dan material optis lainnya karena polikarbonat sangat
bening dan memiliki kemampuan mentransmisikan cahaya yang
sangat baik dibandingkan dengan jenis kaca lainnya.
h. Polimer yang mengandung belerang(S): Polisulfon.
Polisulfon merupakan polimer sintetis yang umum digunakan
sebagai material membran. Pengembangan polisulfon pertama kali
dilakukan pada tahun 1960-an sebagai alternatif pengganti
membran selulosa. Keunggulan polisulfon yaitu tahan terhadap
derajat keasaman yang ekstrim, mudah larut dalam kloroform dan
dimetilformamida, dan mudah diterapkan dalam proses
konvensional. Kekurangan dari polisulfon adalah memiliki
kelarutan yang tinggi, hanya dapat larut dalam pelarut organik dan
bersifat hidrofobik.
 Polimer Termosetting
Jenis ini memiliki karakeristik daya tahan panas yang cukup
tinggi. Bahan tersebut dihasilkan dari resin yang berbentuk biji-biji
kering dan beberapa bahan tambahan yang dipanaskan pada suhu 150
0
C kemudian ditekan pada tekanan 150 atm sehingga mencair dan
memenuhi model. Selanjutnya dipanasi hingga mengeras, kemudian
tutup cetakan dibuka dan benda diangkat.
Bahan-bahan termoseting yang biasa digunakan adalah polimer
dasar dari fenol dan formaldehid. Penggabungan kedua polimer
tersebut dengan kondensasi. Hasil dari penggabungan keduanya
berwarna pitih susu dan lama kelamaan akan menjadi gelap yang
biasanya diberi pewarna agar menghasilkan warna gelap yang konstan.
Kadang-kadang butiran fenol juga diberi bahan tambahan untuk
meningkatkan kekuatan tumbuk. Jenis fenol formaldehid biasanya
digunakan untuk peralatan listrik, pegangan pintu, dan laminasi pada
isolasi listrik.
Bahan lain yang biasa digunakan adalah urea formaldehid yang
memiliki harga lebih terjangkau daripada fenolik. Selain itu warnanya
lebih terang dan memiliki varian warna yang lebih beragam.
Disamping itu, jenis ini tidak berbau, tidak ada rasa dan tahan air. Jenis
ini biasa digunakan untuk lem basah, tutup botol, peralatan makan, dan
sebagainya.
Bahan terakhir yang biasa digunakan untuk proses termoseting
adalah melamin formaldehid yang pada dasarnya hampir sama dengan
2 bahan sebelumnya. Jenis ini memiliki sifat tidak berbau, tidak berasa,
tidak berwarna, dan tidak memiliki batasan macam warna. Jenis ini
lebih tahan air, tahan alkali, dan tahan panas. Jenis ini kebanyakan
dipakai untuk alat-alat makan, peralatan rumah tangga, untuk bagian
larutan dan sebagainya.
Di antara berbagai polimer yang termasuk dalam kategori
plastik, yang paling penting dan paling banyak digunakan sebagai
plastik komersial adalah polietilen. Polietilen digunakan dalam
berbagai aplikasi karena dari strukturnya dapat diproduksi dalam
berbagai bentuk. Aplikasi menurut polietilen antara lain kantong
plastik, wadah, tekstil, isolasi listrik, dan lain-lain.
3. Serat
Serat adalah jenis material yang berupa fragmen-fragmen komponen
yang membentuk jaringan memanjang yang utuh. Contoh serat yang paling
sering ditemukan adalah serat pada kain. Bahan ini sangat krusial dalam
ilmu biologi, baik fauna maupun flora menjadi pengikat di dalam tubuh.
Manusia menggunakan serat dalam banyak hal: untuk membuat tali, kain,
atau kertas. Serat dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu serat alam
dan serat sintetis (serat prostetik manusia). Serat sintetis dapat diproduksi
dengan murah dalam jumlah banyak. Namun, serat alam memiliki
berbagai keunggulan, terutama dalam hal kenyamanan. Secara umum,
serat setidaknya memiliki panjang 100 kali lebarnya. Beberapa kelas serat
alami dan sintetis dapat memiliki rasio panjang lebar hingga 3000 kali atau
lebih.
Aplikasi serat berbasis paling dekat adalah di industri tekstil. Polimer
sintetik yang telah dikembangkan memiliki sifat-sifat khusus yaitu titik
lembek yang tinggi yang memudahkan untuk menyetrika bahan tekstil,
kekuatan mekanik yang tinggi, kekakuan yang cukup, kualitas bahan yang
baik, ketenangan dan estetika. Polimer ini dibuat sebagai serat dengan
karakteristik senyawa. Dari kriteria tersebut, sebenarnya ada banyak jenis
plastik yang juga dapat digunakan sebagai serat.
Nylon (nama dagang berdasarkan poliamida) dikembangkan pada
1930-an & digunakan sebagai bahan parasut selama Perang Dunia II. Serat
sintetis ini, yang dikenal karena kekuatan, elastisitas, dan ketahanannya,
memiliki kegunaan komersial sebagai pakaian dan karpet. Nylon memiliki
sifat khusus yang tidak dimiliki bahan lain, yaitu elastisitas. Nylon sangat
elastis, namun begitu batas elastis terlampaui, bahan tidak akan kembali ke
bentuk semula.
Dari bahan tekstil sampai rompi anti-peluru (Kevlar), serat sudah
menjadi bagian krusial yg nir bisa dipisahkan menurut kehidupan. Seiring
menggunakan kemajuan pada pembuatan serat, material generasi baru yg
bertenaga tetapi ringan akan poly diproduksi pada masa yg akan datang

Pada Tabel di bawah ini, telah ditabulasikan beragam jenis


polimer yang banyak digunakan berikut ranah aplikasinya.
Nama Polimer Aplikasi

Polietilen (PE) Kantong plastik, wadah film


Low Density Polyethylen(LDPE)

Polietilen (PE) Insulasi listrik, botol, mainan


High Density
Polyethylen(HDPE)

Polipropilen (PP) beragam Mirip dengan LDPE, karpet plastik,


tingkatan stationary

Poli(vinil klorida) (PVC) pipa

Poly(viniliden klorida) Penutup jok, film


(Saran A)

Polystiren (PS) Mainan, cabinet, kemasan

Poliakrilonitril Selimut, pakaian


(PAN, Orlon, Acrilan)

Politetrafluoroetilen Permukaan anti-lengket , insulasi


(PTFE, Teflon) listrik

Poli(metil metakrilat) lighting covers,


(PMMA, Lucite, Plexiglas) signs skylights

Poly(vinil asetat) (PVAc) Cat lateks, lem (adhesive)

cis-Poliisoprene Memerlukan vulkanisasi untuk


karet alam aplikasinya

Polikloropren (cis + Karet sintetik


trans) (Neoprene) Resisten minyak
D. Klasifikasi dan Tata Nama Polimer
a. Klasifikasi Umum Dari Produk Polimer
1. Berdasarkan Sumber
Berdasarkan asalnya, terdapat dua jenis polimer, yaitu:
 Polimer Alam, yaitu polimer yang dapat dieksploitasi dari alam secara
langsung.
 Polimer sintetik, yaitu polimer yang dibuat manusia, biasanya
menggunakan bahan baku minyak mentah dan gas alam.
Polimer alam dapat berasal dari tiga sumber, yaitu:
 Tumbuhan, seperti katun, kapas dan karet alam.
 Hewan, seperti sutra dan wol.
 Mineral, seperti asbes.
2. Berdasarkan Reaksi Pembentukannya
Berdasarkan pengelompokan ini, dapat ditarik formulasi sebagai berikut.

 Polimer kondensasi adalah polimer yang unit ulang dari rantai polimer nya
memiliki jumlah atom lebih sedikit dibandingkan monomernya, misalnya
dalam banyak kasus, reaksi polimerisasi kondensasi sering kali diikuti
dengan pelepasan molekul air.

 Polimer adisi adalah polimer yang tidak mengalami kehilangan atom atom
tertentu pada pembentukannya, jadi jumlah atom monomer sama dengan
jumlah atom dari unit ulangnya (walaupun jumlah/jenis ikatannya dapat
berbeda). Namun, klasifikasi ini kontroversial karena beberapa perbedaan.
Akhirnya, pada tahun 1953, Flory mengusulkan untuk mengubah klasifikasi
ini. Klasifikasi yang diusulkan didasarkan pada mekanisme pembentukan
polimer. Polimer terkondensasi dibentuk oleh reaksi kondensasi
antarmolekul bertahap (step reaction) dari gugus reaktif molekul ini,
sedangkan polimer adisi dibentuk oleh reaksi berantai (radikal) di sekitar
situs aktif.
3. Berdasarkan Struktur Ratai Polimernya
a. Polimer Linier
Polimer linier atau rantai lurus adalah polimer yang terdiri dari
serangkaian ikatan karbon-karbon yang panjang. Namun sesungguhnya
terminologi ini agak menyesatkan karena geometri di sekitar tiap-tiap atom
karbon adalah tetrahedral dan rantai yang dihasilkan tidaklah berbentuk
linier atau lurus, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Struktur Tiga Dimensi Polietilen


b. Polimer Bercabang
Polimer-polimer dengan percabangan- percabangan pada interval yang
bervariasi sepanjang rantai utama, disebut sebagai polimer bercabang
(terlihat pada gambar).
Adanya percabangan – percabangan pada rantai polimer,
menyebabkannya sulit untuk tersusun dengan orientasi tertentu,
sehingga sifatnya menjadi kurang teratur. Percabangan polimer dapat
menghasilkan beragam geometri sehingga membentuk struktur
tertentu yang unik. Di antaranya adalah, polimer bintang, dendrimer,
sisir, dan tangga.

(a) polimer bintang (b) dendrimer (c) polimer sisir (d) polimer tangga
c. Polimer Berkaitan – Silang ( Cross – Linked )

Polimer berikatan-silang mengandung percabangan-


percabangan yang menghubungkan rantai polimer satu dengan
yang lainnya, menghasilkan struktur seperti pada gambar
berikut.

Alasan pembedaan polimer bercabang dengan polimer yang berikatan-


silang adalah karena perbedaan karakter rantai sampingnya. Pada polimer
yang berikatan silang, rantai samping yang terdapat pada suatu rantai
polimer dapat menghubungkan rantai polimer lain yang bersebelahan.
Sedangkan pada polimer bercabang, tidak terjadi ikatan kovalen antar
rantai polimer.
4. Berdasarkan Sifat Termalnya
Polimer akan memiliki kecenderungan yang berbeda-beda saat dipaparkan
pada kondisi termal tertentu. Berdasarkan sifat termalnya, ada dua kelas
polimer, yaitu termoplastik dan termoset.
 Polimer-polimer linier dan bercabang membentuk suatu kelas material
yang dikenal sebagai termoplastik. Material ini akan mengalir apabila
dipanaskan dan dapat dicetak menjadi beragam bentuk yang akan
dipertahankannya ketika didinginkan.
 Polimer yang berikatan-silang secara kuat menghasilkan jenis plastik
termoset. Sekali ikatan silang telah terbentuk, polimer ini akan
menghasilkan bentuk tertentu yang tidak akan dapat diubah lagi
meskipun dipanaskan, kecuali bila dihancurkan.
Polipropilen, misalnya, yang sering kali digunakan sebagai bahan kursi-
kursi plastik di sekolah-sekolah, adalah salah satu contoh termoplastik; bahan
ini cukup lentur sehingga memberikan kenyamanan saat kita meregangkan
badan kita.
5. Berdasarkan Kritalisasinya
Bentuk molekul & cara molekul diatur pada suatu padatan adalah
faktor krusial pada memilih sifat menurut polimer. Kita bisa menemukan
polimer yg musnah waktu disentuh sampai polimer yg dipakai menjadi bahan
rompi anti peluru, struktur molekul, komformasi & orientasi polimer mampu
sebagai alasan menurut sifat yg amat tidak selaras menurut keduanya. Salah
satu sifat krusial yg sangat berpengaruh & sebagai dasar pengklasifikasian
polimer merupakan kristalinitasnya. Kristalinitas merupakan pengaturan &
orientasi molekul polimer sebagai struktur yg teratur. Lantaran polimer adalah
makromolekul yg sangat besar, umumnya molekul-molekulnya mempunyai
susunan yg kurang teratur, pada mana wilayah yg teratur (kristalin) bercampur
menggunakan wilayah yg nir teratur (amorf).

E. Sifat – Sifat, Keunggulan dan Kekurangan Polimer


 Elastomer
Elastomer antara lain yaitu karet alam maupun karet sintetis
a. Karet Alam
Karet merupakan polimer yang memiliki sifat resilensi (daya pegas), atau
kemampuan meregang dan kembali kekeadaan semula dengan cepat. Sebagian
besar memiliki struktur jaringan. Karet alam eksis dalam bentuk – bentuk yang
berbeda, tetapi sejauh ini yang paling penting adalah yang tersusun hampir
seluruhnya dari cis- 1,4 poliisoprena.
keunggulan – keunggulan yang dimiliki karet alam
- Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,
- Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah,
- Mempunyai daya aus yang tinggi,
- Tidak mudah panas (low heat build up), dan
- Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan
Kekurangan kekurangan yang dimiliki karet alam
- Sifatnya tidak konsisten
- Tidak tahan terhadap cuaca panas
- Tidak tahan terhadap pelarut hidrokarbon
- Tidak tahan terhadap ozon
b. Karet Sintetis
Beberapa ciri karet sintesis memiliki sifat tahan terhadap panas, sinar
matahari, oksigen, ozon dan minyak serta lebih tahan lama karena memiliki daya
aus yang lebih rendah dari karet alam.
keunggulan – keunggulan yang dimiliki karet sintetis
- Seperti tahan terhadap berbagai zat kimia
- Harganya yang cenderung stabil
- Tiap jenis memiliki sifat tersendiri yang khas
- Ada yang tahan tehadap panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh udara, dan
kedap gas
- Ketahanan terhadap temperature ekstrim
- Ketahanan terhadap pengaruh buruk, lebihlebih ozon
Kekurangan kekurangan yang dimiliki karet sintetis
- Besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi
 Serat
a. Serat alam adalah polimer yang mempunyai sifat gaya regang yang tinggi di
sepanjang sumbunya. Serat merupakan polimer seperti benang yang dapat
ditenun menjadi kain. Kapas, wool, dan sutera adalah contoh-contoh dari serat
alam.
keunggulan – keunggulan yang dimiliki serat alam
- Serat kuat dan umumnya tahan dengan penyetrikaan.
- Dibanding serat sintetis, serat alami jauh lebih nyaman dipergunakan di
tubuh. Serat alami lembut serta mempunyai sirkulasi udara yang sangat
baik, mampu menyerap panas pada tubuh dan mampu menyerap air.
- Dibanding serat sintetis, serat alami jauh lebih aman bagi kesehatan.
Beberapa jenis serat bersifat hypoallergenic, dengan demikian sangat cocok
bagi penderita kulit sensitif.
kekurangan kekurangan yang dimiliki serat alam
- Jumlah yang terbatas.
- Serat alami cenderung lebih mudah kusut.
- Ketahanannya terhadap gesekan lebih rendah dibanding serat sintetis
b. Serat sintetis seperti nilon, orlon, dan dacron, secara umum nylon bersifat keras,
berwarna cream, sedikit tembus cahaya, berat molekul nylon bervariasi dari
11.000-34.000, nylon merupakan polimer semi kristalin dengan titik leleh 350-
570 of. Titik leleh erat kaitannya dengan jumlah atom karbon. Jumlah atom
karbon makin besar, kosentrasi amida makin kecil, titik lelehnyapun menurun.
Keunggulan – keunggulan yang dimiliki serat sintetis
- Regangnya bertambah, lebih ringan, penyerapan kelembaban rendah, tahan
terhadap ngengat, jamur, kebusukan, dan cendawan, serta tidak keriput.
- Sedikit higroskopis : oleh karena itu perlu dikeringkan sebelum dipakai,
karena sifat mekanis maupun elektriknya dipengaruhi juga oleh kelembaban
relative dari admosfir.
- Tahan terhadap solvent organic seperti alcohol, eter, aseton, petroleum eter,
benzene, ccl4 maupun xylene.
- Dapat bereaksi dengan phenol, formaldehida, alcohol, benzene panas dan
nitrobenzene panas.
- Nylon relative tidak dipengaruhi oleh waktu simpan yang lama pada suhu
kamar.
- Tahan suhu tinggi pada pengoperasian yang kontinu.
- Bersifat isolas dan ketahanan pukulnya tinggi
Kekurangan kekurangan yang dimiliki serat sintetis
- Harga yang lebih mahal
 Plastik
a. Plastik Thermoplast
Adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya panas yang
termasuk plastik :
 Polystirene (PS)
Polistirene adalah hasil polimerisasi dari monomer-monomer
stirena, dimana monomer stirena-nya didapat dari hasil proses
dehidrogenisasi dari etil benzene , sedangkan etil benzene-nya sendiri
merupakan hasil reaksi antara etilena dengan benzene.
Sifat-sifat umum dari poli stirena :
- Sifat mekanis Sifat-sifat mekanis yang menonjol dari bahan ini adalah
kaku, keras, mempunyai bunyi seperti metallic bila dijatuhkan.
- Ketahanan terhadap bahan kimia Ketahanan PS terhadap bahan-bahan
kimia umumnya tidak sebaik ketahanan yang dipunyai oleh PP atau
PE. PS larut dalam eter, hidrokarbon aromatic dan chlorinated
hydrocarbon. PS juga mempunyai daya serap air yang rendah, dibawah
o,25 %.
- Abrasion resistance PS mempunyai kekuatan permukaan relative lebih
keras dibandingkan dengan jenis termoplastik yang lain. Meskipun
demikian, bahan ini mudah tergores.
- Transparansi Sifat optis dari PS adalah mempunyai derajat transparansi
yang tinggi, dapat melalui semua panjang gelombang cahaya (Α 90%).
Disamping itu dapat memberikan kilauan yang baik yang tidak
dipunyai oleh jenis plastic lain, dimana bahan ini mempunyai indeks
refraksi 1,592.
- Sifat elektrikal Karena mempunyai sifat daya serap air yang rendah
maka PS digunakan untuk keperluan alat-alat listrik. PS foil digunakan
untuk spacers, slot liners dan covering dari kapasitor, koil dan
keperluan radar.
- Ketahanan panas PS mempunyai softening point rendah (90oC)
sehingga PS tidak digunakan untuk pemakaian pada suhu tinggi, atau
misalnya pada makanan yang panas. Suhu maksimum yang boleh
dikenakan dalam pemakaian adalah 75oC. Disamping itu, PS
mempunyai sifat konduktifitas panas yang rendah.
 Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS)
Akrilonitril bersifat tahan terhadap bahan kimia dan stabil
terhadap panas. Butadiene memberi perbaikan terhadap sifat ketahanan
pukul dan sifat liat (toughness). Sedangkan stirena menjamin kekakuan
(rigidity) dan mudah diproses. Beberapa grade ABS ada juga yang
mempunyai karakteristik yang berfariasi, dari kilap tinggi sampai
rendah dan dari yang mempunyai impact resistance tinggi sampai
rendah. Berbagai sifat lebih lanjut juga dapat diperoleh dengan
penambahan aditif sehingga diperoleh grade ABS yang bersifat
menghambat nyala api, transparan, tahan panas tinggi, tahan terhadap
sinar UV, dll. ABS mempunyai sifat-sifat :
- Tahan bahan kimia
- Biaya proses rendah
- Liat, keras, kaku
- Dapat direkatkan
- Tahan korosi
- Dapat dielektroplating
- Dapat didesain menjadi berbagai bentuk.
- Memberi kilap permukaan yang baik
 Polyacetal Atau Polyoxymethylene (POM)
Resin ini secara tehnis disebut polioksi metilena (POM). Asetal
homopolimer dapat dicampur daengan aditif seperti : antioksidan,
lubrikan, filler, pewarna, UV stabilizer, dll. Resin ini aslinya berwarna
putih buram. Sifat-sifat umum resin asetat adalah:
- Strength Tanpa adanya modifikasi, resin ini mempunyai kekuatan tarik,
kekuatan kompresi dan ketahanan gesek yang tinggi. Resin ini halus
dan deformasinya rendah jika diberi beban. Resin ini mempunyai batas
lelah bengkukan (flexural fatique) yang tinggi sehingga baik digunakan
sebagai bahan baku pegas.
- Toughness Resin ini umumnya liat, tahan pukul meskipun pada suhu
rendah, kemulurannya pada suhu kamar mencapai 12% dan pada suhu
yang lebih tinggi mencapai 18%.
- Thermal Titik leleh homopolimer asetal lebih rendah daripada
engineering thermoplastic lainnya.
- Elektrikal Sifat elektrikalnya dipengaruhi oleh kandungan uap air.
Konstanta dielektrikalnya bervariasi dari frekwensi 102 -106 Hz, dan
dielectric strength-nya tinggi.
- Chemical Tahan terhadap bermacam-macam pelarut, eter, minyak
pelumas, minyak, bensin, bahan baker dari methanol, dll.
- Friksi/umur pakai Sifat pakai dan friksi baik karena permukaannya
lebih keras dan koefisien gesekannya rendah. Traksi. Vol. 3. No. 2,
Desember 2005 65
- Flameability Resin asetal homopolimer ini merupakan material yang
terbakar pelan-pelan dan berasap sedikit.
- Stabiliants dimensi Karena asetal menyerap sangat sedikit uap air,
maka perubahan dimensinyapun sangat kecil.
 Polycarbonate (PC)
Polycarbonate (polikarbonat) merupakan engineering plastic
yang dibuat dari reaksi kondensasi bisphenol A dengan fosgen
(phosgene) dalam media alkali.
Polikarbonat mempunyai sifat-sifat : jernih seperti air, impact
strengthnya sangat bagus, ketahanan terhadap pengaruh cuaca bagus,
suhu penggunaannya tinggi, mudah diproses, flameabilitasnya rendah.
Untuk menghasilkan produk – produknya melalui proses dengan tehnik
pengolahan thermoplastic pada umumnya, yaitu: cetak injeksi,
ekstruksi, cetak tiup, dan structural foam moulding. Sheet polikarbonat
dapat diproses dengan tehnik thermoforming menggunakan tekanan
maupun vakum. PC juga dapat dikenai proses finishing meliputi
pelarut dan adhesive bonding, pengecatan, printing, hot-stamping,
ultrasonic welding, dll.
 Poliamida (Nylon)
Nylon merupakan istilah yang digunakan terhadap poliamida
yang mempunyai sifat-sifat dapat dibentuk serat, film dan plastic.
Struktur nylon ditunjukkan oleh gugus amida yang berkaitan dengan
unit hidrokarbon ulangan yang panjangnya berbeda-beda dalam suatu
polimer. Sifat-sifat nylon :
- Secara umum nylon bersifat keras, berwarna cream, sedikit tembus
cahaya.
- Berat molekul nylon bervariasi dari 11.000-34.000
- Nylon merupakan polimer semi kristalin dengan titik leleh 350-570 o
F. titik leleh erat kaitannya dengan jumlah atom karbon. Jumlah atom
karbon makin besar, kosentrasi amida makin kecil, titik lelehnyapun
menurun.
- Sedikit higroskopis : oleh karena itu perlu dikeringkan sebelum
dipakai, karena sifat mekanis maupun elektriknya dipengaruhi juga
oleh kelembaban relative dari admosfir.
- Tahan terhadap solvent organic seperti alcohol, eter, aseton, petroleum
eter, benzene, CCl4 maupun xylene.
- Dapat bereaksi dengan phenol, formaldehida, alcohol, benzene panas
dan nitrobenzene panas. Traksi. Vol. 3. No. 2, Desember 2005 65
- Nylon relative tidak dipengaruhi oleh waktu simpan yang lama pada
suhu kamar. Tetapi pada suhu yang lebih tinggi akan teroksidasi
menjadi berwarna kuning dan rapuh. Demikian juga sinar matahari
yang kuat akan kurang baik terhadap sifat mekanikalnya.

 Polyethylene Perephtalate (PET)


Polyethylene terephtalate yang sering disebut PET dibuat dari
glikol (EG) dan terephtalic acid (TPA) atau dimetyl ester atau asam
terepthalat (DMT). Sifat-sifat PET :
- PET merupakan keluarga polyester seperti halnya PC. Polymer PET
dapat diberi penguat fiber glass, atau filler mineral. PET film bersifat
jernih, kuat, liat, dimensinya stabil, tahan nyala api, tidak beracun,
permeabilitas terhadap gas, aroma maupun air rendah.
- PET engineer resin mempunyai kombinasi sifat-sifat: kekuatan
(strength)-nya tinggi, kaku (stiffness), dimensinya stabil, tahan bahan
kimia dan panas, serta mempunyai sifat elektrikal yang baik. PET
memiliki daya serap uap air yang rendah, demikian juga daya serap
terhadap air. PET dapat diproses dengan proses ekstrusi pada suhu
tinggi 518- 608 o F, selain itu juga dapat diproses dengan tehnik cetak
injeksi maupun cetak tiup. Sebelum dicetak sebaiknya resin PET
dikeringkan lebih dahulu (maksimum kandungan uap air 0,02 %) untuk
mencegah terjadinya proses hidrolisa selama pencetakan. Penggunaan
PET sangat luas antara lain : botol-botol untuk air mineral, soft drink,
kemasan sirup, saus, selai, minyak makan
Kelebihan dari Termoplastik
- Sangat dimungkinkan untuk dicampur dengan material termoplastik
lainnya
- Resistensi yang sangat baik terhadap zat kimia yang bersifat korosif
- Bisa didaur ulang dan dibentuk kembali
- Resisten terhadap benturan
Kekurangan dari Termoplastik
- Cenderung lebih mahal
- Tidak tahan terhadap panas dan sinar UV
- Dapat mengalami kerusakan bentuk jika disimpan atau diletakkan pada
suhu yang cenderung tinggi

b. Plastik Thermoset
adalah plastik yang apabila telah mengalami kondisi tertentu tidak dapat
dicetak kembali karena bangun polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi.
Yang termasuk plastic thermoset adalah : PU (Poly Urethene), UF(Urea
Formaldehyde), MF (Melamine Formaldehyde), polyester, epoksi
Kelebihan dari Termoset
- Tidak mudah rusak
- Memiliki resistensi yang sangat tinggi terhadap zat kimiawi dan panas
Kekurangan dari Termoset
- Tidak dapat didaur ulang
- Jika rusak, sulit untuk direparasi
- Tidak bisa dicampur dengan plastik termoset lainnya

F. Contoh Video Penjelasan Detail Mengenai Polimer


 Termoplastik
a. Poliolefin
~ Polietilen (HDPE): https://youtu.be/gLMO0nzuIe4
~ Polietilen (LDPE): https://youtu.be/SzdUoAi9SXk
~ Polipropilene (PP): https://youtu.be/CHivlQ41QxM
b. Stiren
~ PS: https://youtu.be/PVGjvdFjnYI
~ABS: https://youtu.be/jbeajvMxm8c
~ SAN: https://youtu.be/P7Mi3ZxwoFw
c. Vinilik (PVC): https://youtu.be/10vdKfh0WR0
d. Akrilik (PMMA): https://youtu.be/O6CrE6v9Pnw
e. FTFE/Teflon: https://youtu.be/6P6ti5gBXnA
f. Poliamida: https://youtu.be/XbqeWwr3JLM
g. Poliester: https://youtu.be/zYkglUysDKk
h. Polisulfon: https://youtube.com/shorts/jEw9_RJ725E?feature=share
 Termoset
a. Epoksi: https://youtu.be/vpEVzdifdAY
b. Fenolik: https://youtu.be/y9SXhzs3qao
c. Melamin Formaldehid: https://youtu.be/edBiF43mqz8

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Polimer merupakan makromolekul yang tersusun atas unit-unit ulang molekul
sederhana, yang disebut sebagai monomer. Polimer digunakan untuk menunjukkan
senyawa yang memiliki berat molekul relatif besar (berurutan 10 4) dan terdiri dari
serangkaian monomer kecil dan sederhana. polimer adalah senyawa organik & terdiri
dari molekul berbahaya. Namun, polimer anorganik & juga komposit poli
dikembangkan. Molekul dan produk polimer organik dapat berupa ikatan tunggal,
rangkap dua atau rangkap tiga. Polimer merupakan bidang dalam industri kimia yang
sedang dan akan terus berkembang. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya produk
polimer yang banyak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri
global.
Dilihat dari kegunaannya, ada tiga golongan besar polimer yakni Elastomer,
Plastik, Serat. polimer ini mempunyai sifat & ciri karet – yaitu fleksibel & elastik
yang akan menggulung (berbentuk coil) pada keadaan alaminya. Contoh elastomer
adalah natural dan neoprene, styrene butadiene rubber (SBR), dan karet silikon. Istilah
plastik mencakup produk terpolimerisasi sintetik atau semi sintetik. Plastik dibentuk
oleh kondensasi organik atau penambahan polimer dan juga dapat terdiri dari zat lain
untuk meningkatkan kualitas plastik. Secara umum bahan plastik diklasifikasikan
menjadi 2 bagian yakni termoplastik yang mencakup Poliolefin: Polietilen (LDPE dan
HDPE), Polipropilena; Stiren: Polistiren (PS), Akrilonitril- Butadiena-Stiren (ABS),
Stiren Akrilonitril (SAN); Vinilik: Poli (vinil klorida) (PVC); Akrilik: Poli (metil
metakrilat) (PMMA); Polimer Flouro: Politetrafloroetilen (FTFE/Teflón); Poliamida:
Poliamida; Poliester: Polikarbonat; Polimer yang mengandung belerang(S):
Polisulfon. Serta polimet thermosetting yang memiliki ketahanan panas yang tinggi
dengan cakupan epoksi, fenolik, dan melamin formaldehid. Serat adalah jenis material
yang berupa fragmen-fragmen komponen yang membentuk jaringan memanjang yang
utuh. Contoh serat yang paling sering ditemukan adalah serat pada kain. Serat dapat
diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu serat alam dan serat sintetis (serat prostetik
manusia).
Polimer dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu berdasarkan sumber (asal),
reaksi pembentukan, struktur (percabangan), sifat termal, dan kekristalan.
Berdasarkan sumbernya polimen dapat dibedakan menjadi 2 yakni polimer alam
(tumbuhan, hewan, mineral), yaitu polimer yang dapat dieksploitasi dari alam secara
langsung dan polimer sintetik, yaitu polimer yang dibuat manusia, biasanya
menggunakan bahan baku minyak mentah dan gas alam. Berdasarkan reaksi
pembentukannya polimer dikategorikan menjadi 2 yakni Polimer kondensasi dan
polimer adisi. Polimer kondensasi adalah polimer yang unit ulang dari rantai polimer
nya memiliki jumlah atom lebih sedikit dibandingkan monomernya. Sementara itu,
polimer adisi adalah polimer yang tidak mengalami kehilangan atom atom tertentu
pada pembentukannya, jadi jumlah atom monomer sama dengan jumlah atom dari
unit ulangnya. Berdasarkan struktur rantainya polimer terdiri dari polimer linier,
polimer bercabang, polimer berkaitan – silang (Cross – Linked). Berdasarkan sifat
termalnya polimer dibagi menjadi 2 yakni polimer termoplastik dan polimer
thermoset. Kristalinitas merupakan pengaturan & orientasi molekul polimer sebagai
struktur yg teratur. Lantaran polimer adalah makromolekul yg sangat besar, umumnya
molekul-molekulnya mempunyai susunan yg kurang teratur, pada mana wilayah yg
teratur (kristalin) bercampur menggunakan wilayah yg nir teratur (amorf). Ketiga
golongan besar polimer memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing
serta penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan manusia sehari-hari.
B. Saran
Menyadari bahwa pembuatan makalah berjudul “Teknik Pembentukan
Polimer” ini masih jauh dari kata sempurna. Maka, kritik dan saran yang membangun
akan dijadikan sebagai pembelajaran oleh penulis agar dapat melakukan perbaikan
pada penugasan selanjutnya.
DAFTAR RUJUKAN
Billmeyer, F. W. (1984). Textbook of Polymer Science. John Wiley & Sons, Inc.

Cowd M.A. (1991). Kimia Polimer. (Penerjemah Hary Firman). Bandung: Penerbit
ITB.
Malcolm P. Stevens. (2001). Kimia Polimer. (Penerjemah Iis Sopyan). Jakarta:
Pradnya Paramita.
Istiqomah farida (2016). Teknik proses dalam industri polimer

Anda mungkin juga menyukai