Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

BAHAN-BAHAN TEKNIK

Disusun Oleh :
Shabrina Malika Az-Zahra
Nur Fadillah
Muhammad Ibrahim Hasan
Sulmika
Abdul Jaya
Fiqril

POLITEKNIK DEWANTARA
TEKNIK ELEKTRONIKA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “Bahan-Bahan Teknik”.

Makalah ini merupakan salah satu sumber pembelajaran bagi mahasiswa tentang bahan-bahan
teknik, dan juga merupakan Kumpulan dari referensi yang penulis dapatkan dari berbagai sumber
diantaranya buku literatur, referensi dari internet.

Banyak permasalahan dan hambatan yang penulis alami dalam menyelesaikan makalah ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan rendah hati, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik materil
maupun non materiil sehingga penulisan karya tulis ini bisa terselesaikan.

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian Pengetahuan Bahan Teknik. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata,penulis sampaikan terima kasih dan berhap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan para pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB I.....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
1. Latar Belakang...........................................................................................................................5
2. Rumusan Masalah......................................................................................................................6
3. Tujuan........................................................................................................................................6
BAB II...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................................................7
1. Pengertian Bahan Teknik...........................................................................................................7
2. Bahan-bahan Teknik..................................................................................................................7
1) Logam Ferro..........................................................................................................................8
2) Bahan Tuang........................................................................................................................14
A. Logam non ferro..................................................................................................................17
3) Logam Non Ferro................................................................................................................18
b) Bahan Alami........................................................................................................................29
3. Macam-Macam Bahan Teknik................................................................................................31
a) Cadmium (Cd).....................................................................................................................31
b) Cerium (Ce).........................................................................................................................32
c) Cobalt (Co)..........................................................................................................................32
d) Iridium (Ir)...........................................................................................................................32
e) Germanium (Ge)..................................................................................................................32
f) Mercury, Hydragirum (Hg).................................................................................................32
g) Molybdenum (Mo)..............................................................................................................32
h) Platinum (Pt)........................................................................................................................33
i) Palladium (Pd).....................................................................................................................33
j) Rhodium (Rh)......................................................................................................................33
l) Selenium (Se)......................................................................................................................33
m) Tantalum (Ta)..................................................................................................................34
n) Tellurium (Te).....................................................................................................................34
o) Thorium (Th).......................................................................................................................34
p) Tungten, Wolfram (W)........................................................................................................34
DAFTAR PUSAKA............................................................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi bahan teknik dan
bahan bukan teknik. Bahan teknik adalah jenis bahan yang digunakan dalamproses
rekayasa dan industri. Bahan teknik dibedakan antara lain bahan organik dan bahan
anorganik. Pada umumnya bahan-bahan tersebut dapat kita peroleh dari alam atau didapat
melalui proses kimia. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari lebih lanjut megenai bahan
teknik.
Bahan Teknik adalah semua unsur atau zat yang berbentuk padat, cair, atau gas yang
banyak digunakan untuk kebutuhan keperluan dunia teknik atau industry. Berikut jenis-jenis
bahan teknik;
a. Padat : Logam, keramik, plastik, kaca, karet, kayu
b. Cair : Pelumas, air, bensin, solar, bahan kimia lain
c. Gas : Oksigen, Asitilin, Hidrogen, CO2 dan lainnya

Bahan yang ada disekitar kita pada dasarnya digolongkan menjadi bahan teknik dan bahan
bukan teknik. Bahan teknik dibedakan antara lain bahan organik dan bahan
anorganik.
1) Bahan Organik adalah bahan yang diperoleh dari alam. Bahan alam merupakan
bahan baku produk yang diperoleh dan digunakan secara langsung dari bahan
alam, oleh karena itu produk akhir yang menggunakan bahan baku ini akan
memiliki sifat yang sama dengan bahan asalnya. Yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain kayu, batu, karet, kulit, keramik, celulosa dan lain-lain.
2) Bahan An-organik adalah bahan yang diperoleh dari hasil proses kimia. Bahan-
bahan tiruan (syntetic materials) biasanya diperoleh dari senyawa kimia dengan
komposisi berbagai unsur akan diperoleh suatu sifat tertentu secara spesifik atau
sifat yang menyerupai sifat bahan alam. Bahan ini dikenal sebagai bahan plastik
(Plastics Materrials), yakni suatu bahan yang pertama kali dibuat oleh Leo
Baekeland seorang Belgia tahun 1907 dan dipatenkan dengan nama Bakelite.
Molekul yang kita sebut sebagai “Polymer” yang berarti, material plastik yang
terbentuk dari ikatan rantai atom-atom serta terdiri atas “beberapa unit” ikatan
rantai atom-atom tersebut. Oleh karena itu proses pengikatan dengan molekul-
molekul kecil ini dikenal sebagai Polimerisasi.

Contoh dari bahan jenis ini ialah Polyethene yakni polimer yang terdiri atas 1200
atom karbon pada setiap 2 atom hidrogen sehingga memiliki tegangan serta keuletan yang
tinggi dan pada beberapa jenis plastik memiliki regangan yang besar yang diakibatkan oleh
rantai ikatan yang panjang.
Berbagai jenis bahan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
industri. Penggunaannya pun sangat bergantung pada sifat-sifat dari bahan tersebut. Di
samping bermanfaat, beberapa unsur atau senyawa juga dapat bersifat racun bagi
kesehatan atau lingkungan. Pada awalnya, unsur hanya digolongkan menjadi logam dan
nonlogam. Hal inilah yang dikemukakan oleh Lavoisier. Hingga saat ini diketahui terdapat
kurang lebih 118 unsur di dunia.

2. Rumusan Masalah
Dari pokok-pokok masalah tersebut, selanjutnya penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut:
A. Apa yang dimaksud dengan Bahan Teknik?
B. Apa perbedaan bahan-bahan teknik origanik dan an-origanik?
C. Aplikasi bahan-bahan teknik dalam kehidupan sehari-hari?

3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan, maka dapat disimpulkan
tujuan masalah ini adalah sebagai berikut:
A. Mahasiswa dapat mengenal bahan-bahan teknik
B. Mahasiswa dapat membedakan bahan-bahan teknik origanik dan an-organik
C. Mahasiswa menyadari pentingnya bahan-bahan teknik dalam kehidupan sehari-
hari
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Bahan Teknik


Bahan Teknik adalah semua unsur atau zat yang berbentuk padat, cair, atau gas yang
banyak digunakan untuk kebutuhan keperluan dunia Teknik industri.
a. Padat : Logam, keramik, plastik, kaca, karet,kayu
b. Cair : Pelumas air bensin solar bahan kimia lain
c. Gas : Oksigen, Asiteln, hidrogen, CO2 dan lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu bergantung, berinteraksi dengan berbagai


jenis dan bentuk bahan sesuai dengan keperluannya. Dari bangun tidur pagi-pagi kita
dibangunkan oleh dering jam weker yang terbuat dari logam, lalu mandi dengan gayung
plastic, sikat gigit dengan bahan plastic, mengalap tubuh dengan handuk kain, bikin air
panas dari ketel aluminium, bikin kopi dengan cangkir keramik yang di aduk dengan sendok
stainlees steel, sarapan pagi dengan piring, minum dengan gelas, pakai Sepatu kulit lalu
berangkat naik mobil yang juga terdiri dari berbagai bahan (baja, karet, kaca, plastic,
aluminium, bensin, air, kayu, oli, keramik, dll), kerja dikantor atau kuliah diruang ber-AC
(yang terbuat dari pipa tembaga, gabus, isolator). Demikian selanjutnya sampe kita tidur di
atas Kasur busa yang diterangi dengan balon (bohlamp) yang terbuat dari tungsten. Kita
selalu membutuhkan bahan.

Bila dari keadaan diatas, bila ditinjau lebih spesifik maka untuk keperluan dunia Teknik
kita membutuhkan bahan-bahan Teknik, yang digunakan baik secara sendiri-sendiri atau
kombinasi satu dengan yang lainnya. Pemahaman bahan Teknik dengan lebih baik akan
memberikan kita kemampuan untuk menentukan pilihan bahan yang tepat untuk
penggunaan elemen-elemen mesin, alat atau kontruksi, memberikan Solusi pencegahan
kerusakan dan menangani perawatan ataupun perbaikannya.

2. Bahan-bahan Teknik
Bahan Teknik secara umum dapat dikelompokkan keadalam beberapa kelompok yaitu:
logam dan non logam.logam dikelompokkan menjadi logam ferro dan logam non ferro.
Bahan Teknik

Logam Non Logam

Logam Ferro Logam non Ferro Alami Sintesis

Berat Ringan Mulia

Gambar 1.1. Bahan Bagan Teknik 1

Dari gambar 1.1 dapat dipahami bahwa: logam adalah suatu bahan yang secara umum
mempunyai sifat dapat mengkilap, dapat mengantar kalor dan listrik, berwarna putih (seperti
perak) kecuali tembaga (merah) dan emas (kuning), mempunyai sifat-sifat mekanis yang berbeda-
beda (kekerasan dari keras sampai lunak dan sebagainya). Termasuk dalam kelompok ini baja, besi
tuang (logam ferro), aluminium, tembaga, emas (logam non ferro).

1) Logam Ferro
Logam ferro adalah logam yang unsur utamanya ferro(ferrum/besi), logam ini akibat
pengolahannya atau kebutuhan biasanya selalu disertai karbon dan unsur-unsur lain.
Termasuk dalam kelompok ini adalah besi kasar, besi tuang dan baja. Besi merupakan
logam yang penting dalam bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan rapuh
sebagai bahan kerja, konstruksi atau pesawat. Sebutan besi dapat berarti:
 Besi murni dengan simbol kimia Fe yang hanya dapat diperoleh dengan jalan reaksi
kimia.
 Besi teknik adalah yang sudah atau selalu bercampur dengan unsur lain.

Logam ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan dasarnya adalah unsur besi
(Fe) dan karbon (C), tetapi sebenarnya juga mengandung unsur lain seperti: silisium, mangan,
fosfor, belerang dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran itulah
yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi unsur zat arang (karbon) yang
paling besar pengaruhnya terhadap besi atau baja terutama kekerasannya. Pembuatan besi atau
baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di dalam dapur tinggi yang akan menghasilkan besi
kasar atau besi mentah. Besi kasar belum dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat benda
jadi maupun setengah jadi, oleh karena itu, besi kasar itu masih harus diolah kembali didalam
dapurdapur baja. Logam yang dihasilkan oleh dapur baja itulah yang dikatakan sebagai besi atau
baja karbon, yaitu bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi.

Logam non ferro adalah logam yang unsur utamanya bukan ferro (bukan besi), logam ini
banyak sekali dapat kita jumpai setiap hari. Termasuk dalam kelompok ini adalah aluminium,
nickel, tembaga, cromium, seng. Logam non ferro murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja
tanpa dipadukan dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang
diinginkan. Kecuali logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena sudah
memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar Listrik yang baik serta cukup
kuat, sehingga dapat digunakan dalam keadaan murni. Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis
logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses dan
laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.

Logam ferro terbagi menjadi dua, yaitu:

A. Baja
Baja atau keluli adalah logam paduan berbahan dasar besi. Besi murni mempunyai sifat yang
kurang kuat dan mudah berkarat, namun memiliki tingkat keuletan yang tinggi. Logam besi pada
baja dipadukan dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon untuk memodifikasi
karakteristiknya. Beberapa logam yang umum dijadikan paduan adalah Nikel, Mangan, Aluminium,
dan Bismuth. Unsur lain yang lebih jarang digunakan antara lain Titanium, Vanadium, Kromium,
Tungsten, Molybdenum, Boron, dan Niobium. Perbandingan bahan penyusun baja akan
berpengaruh pada sifat dan karakteristik baja itu sendiri.

Unsur Karbon (C) biasa ditambahkan pada baja untuk meningkatnya kekuatannya. Karbon
pada baja menyebabkan kekuatan baja mengalami peningkatan namun karbon juga menyebabkan
elastisitas baja berkurang. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1%
dari berat keseluruhan. Terlalu banyak persentase karbon akan menyebabkan baja getas atau
mudah patah. Berdasarkan kandungan karbon, baja dibagi atas baja karbon rendah, sedang dan
tinggi.

a. Baja Karbon Rendah

Baja karbon rendah mengandung karbon (0,25wt%) berdasarkan kandungan karbon


baja ini bersifat tidak respontif terhadap perlakuan panas yang bertujuan untuk
membentuk martensit. Penguatan dilakukan dengan:

struktur mikro berupa: ferit + pearlite.


sifat lunak dan lemah tetapi keuletan dan tangguhan sangat tinggi
mudah di “maching“, di las
diantara semua baja karbon, paling murah di produksi.
aplikasi pada komponen bodi mobil, baja, struktur (tiang I. C, dll), pipa gedung,
jembatan, kaleng.

High strength, low-alloy (HSLA) adalah baja karbon rendah yang ditambah unsur lain
seperti tembaga, vanadium, nikel, molibdenum yang akan menaikkan kekuatan baja.

b. Baja Karbon Sedang


baja ini mengandung karbon kira-kira 0,2-0.60wt %.
bisa diberikan perlakuan panas: austenitizing, quenching ,dan tempering
untuk menaikkan sifat mekanik.
sering digunakan dalam bentuk struktur martensite.
penambahan chrom, nikel dan molibdenum meningkatkan kemampuan
untuk perlakuan panas.
baja yang telah mengalami perlakuan panas lebih kuat dari pada baja karbon
rendah namun keuletan dan ketangguhannya menurun.
aplikasi: roda kereta api, rel, roda gigi, crank shaft, dan komponen mesin
yang membutuh kan kekuatan tinggi.
c. Baja Karbon Tinggi
kandungan karbon antara 0,60-1,4 %wt.
mempunyai sifat : paling keras, paling kuat namun keuletan paling rendah.
umumnya digunakan dalam kondisi sudah diperkeras dan ditemper,
Sehingga tahan aus dan mampu menahan alat potong yang tajam.
campuran bahan lain berupa chrom, vanadium, tungsten molibdenum dan
banyak digunakan untuk baja tool dan baja cetak.
pemakaian : pisau, pisau cukur, gergaji, pegas dan kawat.

d. Baja Anti Karat (stainless steel)


element paduan utama: chrom (>11wt%).
dibagi atas tiga jenis:
- baja anti karat martensitic
- baja anti karat feritic
- baja anti karat austenitic
baja martensitic bisa diberikan pelakuan panas sementara baja feritic dan
austeritic tidak bisa.
penguatan baja anti karat feritic dan austetic dilakukan dengan pengerjaan
dingin.
martensitc dan feritic stailess bersifat magnet sedangkan baja anti karat
austenitic tidak.

Baja terbagi menjadi dua yaitu : baja kontruksi dan baja perkakas.

a) Baja kontruksi
Baja konstruksi adalah baja paduan (alloy steel), yang pada umumnya
mengandung lebih dari 98% besi dan karbon yang kurang dari 1%. Meskipun
komposisi aktual kimiawi sangat bervariasi untuk sifat-sifat yang diinginkan, seperti
kekuatan dan ketahanannya terhadap korosi. Baja juga dapat mengandung elemen
paduan lainnya, seperti fosfor, krom, magnesium, nikel, silikon, sulfur, dalam berbagai
jumlah. Saat ini baja adalah salah satu bahan konstruksi yang banyak diminati.
Sebagai bahan konstruksi, baja memiliki sifat-sifat yang sangat baik dalam keliatan
dan kekuatan yang tinggi. Keliatan (ductility) adalah kemampuan untuk berdeformasi
secara baik dalam tegangan tarik maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan.

b) Baja perkakas
Nama “baja perkakas” menggambarkan rangkaian baja karbon dan baja
paduan yang sangat cocok untuk digunakan dalam produksi perkakas. Baja ini
dibedakan berdasarkan kekerasan, ketahanan terhadap keausan, ketangguhan, dan
ketahanan terhadap pelunakan pada suhu tinggi. Properti ini menjadikannya
kandidat yang cocok untuk pembuatan perkakas, termasuk reamer, bor, cetakan
mesin, dan perkakas tangan.
Mereka dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan fitur dan riasannya.
Ada tujuh jenis utama baja perkakas: baja pengerasan air, pengerjaan panas,
pengerjaan dingin, tahan guncangan, baja cetakan, baja kecepatan tinggi, dan baja
perkakas tujuan khusus. Kehadiran elemen pembentuk karbida seperti kromium,
vanadium, molibdenum, dan tungsten merupakan ciri pengenal utama baja perkakas
berkecepatan tinggi, misalnya. Kinerjanya pada suhu tinggi ditingkatkan dengan
penambahan kobalt atau nikel. Baja perkakas biasanya diberi perlakuan panas untuk
meningkatkan kekerasannya dan digunakan untuk pencetakan logam, pembentukan,
geser, pemotongan, dan pembentukan plastik.

Baja perkakas terdiri dari berbagai kombinasi logam pembentuk karbida


seperti kromium, molibdenum, tungsten, dan vanadium. Paduan berbahan dasar besi
ini memiliki kandungan karbon yang relatif tinggi untuk kekuatan dan pembentukan
karbida. Zat terlarut pengganti seperti nikel dan kobalt ditambahkan untuk kekuatan
suhu tinggi. Logam pembentuk karbida seperti: kromium, molibdenum, tungsten,
dan vanadium ditambahkan untuk kekerasan dan ketahanan aus. Baja tersebut dibagi
ke dalam kategori berbeda berdasarkan komposisi dan karakteristiknya, termasuk:
baja perkakas pengerjaan dingin, baja perkakas pengerjaan panas, dan baja perkakas
kecepatan tinggi.

Persentase karbon dalam baja perkakas biasanya berkisar antara 0,7 hingga
1,5% berat karbon. Namun, beberapa baja perkakas dapat mengandung karbon
hingga 2,1%, sementara baja perkakas lainnya mengandung kurang dari 0,25 %
karbon. Kekerasan, kekuatan, dan kemampuan pengerasan ditingkatkan dengan
peningkatan konsentrasi karbon. Namun, karena kecenderungannya untuk
menghasilkan martensit, karbon juga membuat material menjadi lebih rapuh dan
sulit dilas.

Baja perkakas dibuat dengan berbagai cara. Salah satu metode utamanya
adalah melalui tanur busur listrik (EAF). EAF dilakukan dengan melebur potongan
baja daur ulang dalam tungku busur listrik bersama dengan komponen paduannya.
Untuk menghentikan oksidasi, campuran cair digabungkan dengan bahan kimia dan
dimasukkan ke dalam sendok besar. Baja kemudian dapat dialirkan ke dalam cetakan
besar untuk membentuk ingot setelah pengotor dihilangkan selama tahap pemurnian
ini.

Alternatif untuk EAF adalah pemurnian electroslag (ESR). Dengan metode ini,
ingot dengan permukaan halus dan tidak memiliki tabung (lubang) atau porositas
(ketidaksempurnaan) dibuat menggunakan teknik peleburan progresif. Hal ini
menghasilkan baja bermutu tinggi dengan sedikit ketidaksempurnaan. Langkah-
langkah umum lainnya dalam pembuatan baja perkakas meliputi:

 Annealing: Baja dipanaskan hingga suhu tertentu dan disimpan di sana selama
jangka waktu tertentu sebelum didinginkan kembali. Proses ini menyebabkan
perubahan pada struktur molekul baja, menjadikannya kurang rapuh, dan lebih
mudah dikerjakan.
 Gambar Panas atau Dingin: Proses menggambar digunakan pada baja perkakas
untuk mencapai toleransi yang lebih tinggi, ukuran yang lebih kecil, atau bentuk
yang unik. Karena kekuatan tinggi dan keuletan baja perkakas yang terbatas,
banyak lintasan atau gambar hangat pada suhu setinggi 540 °C digunakan.
Penarikan dingin biasanya dibatasi pada satu lintasan ringan untuk mencegah
pecahnya bahan baku.

Baja perkakas dapat dibagi menjadi tujuh kategori utama. Tabel 1 di bawah mencantumkan
kategori beserta simbol dan atributnya:
Table 1 Sebutan Baja Perkakas

Grup Baja Perkakas Simbol Baja Perkakas Atribut


Pengerasan Air W Pengerasan Air
Pekerjaan Dingin HAI Pengerasan Minyak
Pekerjaan Dingin A Pengerasan Udara
Pekerjaan Dingin D Karbon tinggi, kromium tinggi
Kecepatan Tinggi M Berbasis molibdenum
Bekerja Panas H H40-H59 (berbasis molibdenum)
Bekerja Panas H H20-H39 (berbasis tungsten)
Bekerja Panas H H1-H19 (berbasis kronium)
Kecepatan Tinggi T Berbasis Tungsten
Cetakan Plastik P Rendah karbon, berbahan dasar
kronium dan nikel
Tujuan Khusus F Berbasis karbo/tungsten
Tujuan Khusus L Paduan Rendah

I. Baja Perkakas Pengerasan Air (Simbol W)

Baja perkakas tingkat W adalah baja karbon tinggi yang memerlukan


pendinginan air karena kandungan paduannya yang rendah memberikan
kemampuan pengerasan yang lebih rendah dibandingkan baja perkakas lainnya.
Sejumlah kecil elemen lain, seperti mangan, molibdenum, dan silikon dapat
ditambahkan ke baja untuk menambah fungsionalitas. Kelompok baja perkakas ini
lebih murah dibandingkan baja perkakas lainnya, menjadikannya pilihan populer
untuk banyak aplikasi dasar. Meskipun seringkali harganya lebih murah
dibandingkan jenis baja perkakas lainnya, baja ini tidak dapat digunakan pada
situasi dimana terdapat suhu tinggi — pada suhu 150 °C baja tersebut mulai
melunak. Baja ini dapat mencapai tingkat kekerasan yang tinggi namun lebih
rapuh jika dibandingkan dengan baja perkakas lainnya. Pendinginan dengan air,
yang mungkin mengakibatkan lebih banyak lengkungan dan keretakan, diperlukan
untuk semua baja perkakas grade W. Beberapa kegunaan umum adalah untuk
pembuatan cetakan pos dingin, perkakas embossing, perkakas pemotong industri,
dan reamer.

II. Baja Perkakas Tahan Guncangan (Simbol S)

Baja perkakas tahan guncangan diciptakan untuk menahan tekanan pada


suhu rendah dengan kekerasan panas yang cukup. Logam kelas S dicirikan oleh
ketangguhan impaknya yang tinggi dengan ketahanan abrasi yang terbatas. Baja
tipe S tidak termasuk dalam baja perkakas keras panas, dengan batas suhu hingga
537 °C. Aplikasi yang umum meliputi: pahat, perkakas bengkel ketel, rahang
pencekam perkakas, collet, bagian kopling, cetakan swaging panas dan dingin,
bilah geser panas dan dingin, dan pisau pemotong.

III. Baja Cetakan (Simbol P)

Baja perkakas tipe P digunakan untuk membuat baja cetakan untuk


pembuatan komponen plastik. Baja ini merupakan cetakan dan cetakan yang
cocok untuk proses seperti: cold punching, hot forging, die casting, dan cetakan
injeksi plastik. Nilai baja perkakas cetakan yang umum mencakup P20 dan 420
(baja tahan karat berkualitas cetakan yang sangat halus).

IV. Baja Perkakas Pekerjaan Dingin

Baja perkakas pengerjaan dingin dibagi menjadi tiga kategori: baja perkakas
pengerasan udara (tingkat A), pengerasan minyak (tingkat O), dan baja perkakas
kromium karbon tinggi (tingkat D). Kelompok baja perkakas ini menawarkan
kekerasan rata-rata, ketahanan aus yang tinggi, dan kemampuan pengerasan yang
tinggi. Mereka biasanya digunakan dalam pembuatan bagian yang lebih besar
atau bagian yang memerlukan distorsi minimal saat mengeras.

Baja perkakas kelas A adalah baja yang berpendingin udara. Baja ini
menggabungkan keunggulan kualitas pengerasan dalam yang setara dengan
tingkat pengerasan udara dengan kisaran suhu pengerasan rendah yang serupa
dengan tingkat pengerasan minyak. Dibandingkan dengan grade pengerasan
udara atau grade pengerasan oli lainnya, baja perkakas A6 menunjukkan distorsi
paling kecil. Baja perkakas ini mudah dikerjakan, dan memiliki keseimbangan yang
baik antara ketangguhan dan ketahanan aus. Kegunaan umumnya meliputi:
coining, Cams, die bending, arbors, dan blanking.

Baja perkakas tingkat O merupakan singkatan dari baja pengerasan minyak.


Ini kuat, memiliki ketahanan abrasi yang baik, dan digunakan dalam berbagai
aplikasi. Aplikasinya meliputi: Chaser (pemotong ulir), punjung, bushing, dan die
blanking.

Baja perkakas tipe D memiliki kandungan kromium 10-13%. Mereka dapat


mempertahankan kekerasannya hingga 425 °C. Baja ini juga merupakan baja
pengerasan udara dengan kemampuan pengerasan yang tinggi, distorsi yang
rendah, ketahanan aus yang tinggi, dan baik untuk produksi jangka panjang.
Aplikasi yang umum adalah: die-casting die block, drawing dies, dan forging dies.

V. Baja Perkakas Pekerjaan Panas (Simbol H)

Baja perkakas tingkat H digunakan untuk mengerjakan material pada suhu


tinggi, kecuali untuk pemotongan. Baja perkakas tingkat H lebih keras dan kuat
serta ideal untuk aplikasi di mana baja akan terkena suhu tinggi untuk interval
waktu yang lama. Logam-logam ini memiliki kandungan paduan yang cukup
banyak dengan kandungan karbon yang sedikit. Baja perkakas tingkat H sering
digunakan untuk aplikasi seperti: selubung cetakan pos dingin dan proses ekstrusi
panas magnesium atau aluminium.

VI. Baja Berkecepatan Tinggi

Baja berkecepatan tinggi (HSS) dibagi menjadi tipe M (berbasis molibdenum)


dan tipe T (berbasis tungsten). Baja molibdenum memiliki rentang pengerasan
yang lebih pendek dan suhu pengerasan yang lebih rendah dibandingkan baja
tungsten karena titik lelehnya yang agak rendah. Meskipun baja perkakas
kecepatan tinggi tipe M sedikit kurang keras dibandingkan baja perkakas
kecepatan tinggi tipe T, baja perkakas ini lebih tahan lama.
HSS sering digunakan pada perkakas pemotong, mata perkakas, mata bor,
dan mata gergaji listrik. Baja ini memiliki kemampuan menahan suhu tinggi tanpa
kehilangan kekerasannya. Baja berkecepatan tinggi dinamakan demikian karena
dapat memotong dengan kecepatan pahat dan kecepatan pengumpanan yang
lebih tinggi dibandingkan baja karbon tinggi biasa. Dibandingkan dengan baja
karbon dan baja perkakas konvensional, kualitas HSS biasanya menunjukkan
tingkat kekerasan dan ketahanan abrasi yang tinggi (biasanya terkait dengan
komponen tungsten dan vanadium yang sering digunakan dalam HSS).

VII. Baja Perkakas Tujuan Khusus

Baja perkakas tujuan khusus terlalu mahal untuk baja perkakas tipe W umum.
Komposisi dan kualitas khusus membuatnya cocok untuk aplikasi khusus yang
tidak dapat dilakukan oleh baja W. Baja ini tidak memerlukan biaya tambahan dari
kandungan paduan baja perkakas lainnya dan tantangan yang menyertai
perlakuan panas.

Baja perkakas tujuan khusus dibagi menjadi dua kelompok: paduan rendah
(tipe L) dan berbasis karbon-tungsten (tipe F). Baja perkakas tipe L digunakan
dengan mengutamakan ketahanan aus dan ketangguhan, termasuk: bantalan,
pelat kopling, roller, kunci pas, bubungan, dan collet. Baja dengan kandungan
karbon tinggi digunakan untuk cetakan, bor, pengukur, knurl, dan keran.

Baja tipe F adalah baja perkakas yang dapat mengeraskan air. Baja ini ideal
untuk aplikasi yang memerlukan ketahanan aus yang tinggi, namun tidak tahan
suhu tinggi atau guncangan. Aplikasi umum baja tipe F meliputi: pisau pemotong
kertas, bros, alat pengkilap, reamer, dan pengukur sumbat.

2) Bahan Tuang
a) Besi Tuang
Besi tuang adalah paduan besi-karbon dengan kandungan karbon lebih dari 2%.
Paduan besi dengan kandungan karbon kurang dari 2% disebut sebagai baja. Unsur
paduan utama yang membentuk karakter besi tuang adalah karbon (C) antara 3-3,5%
dan silikon (Si) antara 1,8-2,4%. Perbedaan kadar C dan Si menyebabkan titik lebur besi
tuang lebih rendah dari baja, yakni sekitar 1.150 sampai 1.200 °C. Unsur paduan yang
terkandung didalamnya mempengaruhi warna patahannya; besi tuang putih
mengandung unsur karbida sedangkan besi tuang kelabu mengandung serpihan grafit.

Besi tuang cenderung rapuh, kecuali besi tuang mampu tempa (malleable cast
iron). Dengan titik leleh relatif rendah, fluiditas yang baik, mampu tempa, mampu mesin
yang sangat baik, ketahanan terhadap deformasi dan ketahanan aus, besi tuang telah
menjadi bahan rekayasa dengan berbagai aplikasi dan juga digunakan dalam pipa, mesin
dan suku cadang industri otomotif, seperti kepala silinder, blok silinder dan gearbox.

Artefak besi tuang tertua yang ditemukan arkeolog adalah dari abad ke-5 SM di
Jiangsu, Tiongkok. Di masa Tiongkok kuno, besi tuang digunakan untuk alat perang,
pertanian dan arsitektur. Selama abad ke-15, besi tuang digunakan untuk membuat
artileri di Burgundy, Prancis dan di Inggris selama masa Reformasi. Jembatan besi tuang
pertama dibangun pada tahun 1770-an oleh Abraham Darby III yang dikenal sebagai Iron
Bridge. Besi tuang juga banyak digunakan dalam konstruksi bangunan.

Besi tuang dibuat dengan meleburkan kembali besi kasar (pig iron) hasil tanur
tinggi dari bijih besi, dan ditambah dengan besi tua, baja tua, batu kapur untuk
membantu pembentukan terak (slag) yang dapat mengikat kotoran sehingga
memisahkannya dari besi cair, dan karbon (kokas) sebagai bahan bakar. Peleburan besi
tuang biasanya dilakukan dalam tanur tinggi jenis khusus yang sering disebut kupola,
tetapi dewasa ini banyak pabrik pengecoran menggunakan tanur listrik jenis tanur
induksi dan tanur busur listrik untuk menggantikan kupola. Logam cair yang keluar dari
kupola diangkut menggunakan ladel.

Jenis-jenis besi tuang:

 Besi tuang kelabu

Besi tuang kelabu (gray cast iron) mengandung grafit berbentuk serpihan-
serpihan tipis yang terbagi merata dalam seluruh strukturnya, sehingga
menyebabkan bidang patahannya berwarna kelabu. Besi tuang jenis ini sering banyak
dipakai karena biayanya yang murah dan mudah dituang dalam jumlah besar.
Komposisi kimia besi tuang jenis ini adalah 2,5-4% karbon dan 1-3% silikon. Pada
kadar karbon yang tinggi, besi tuang juga mempunyai kadar silikon yang tinggi,
dengan presentase sulfur dan mangan yang rendah. Oleh sebab itu, pembentukan
karbon bebas meningkat dan setelah didinginkan besi tuang kelabu mengandung
grafit. Besi tuang kelabu memiliki kekuatan tarik dan ketangguhan yang lebih rendah
dari baja, tetapi kekuatan tekannya setara dengan baja karbon rendah dan sedang.
Sifat mekanis tersebut dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan distribusi serpihan grafit
yang terdapat dalam struktur mikro.

 Besi tuang putih

Besi tuang putih (white cast iron) memiliki bidang patahan yang berwarna
putih karena mengandung sejumlah besar sementit dengan kandungan karbon lebih
dari 1,7%. Dengan kandungan silikon yang rendah dan laju pendinginan yang cepat,
maka setelah didinginkan akan terbentuk fasa metastabil sementit, Fe3C. Karena
sementit bersifat keras dan getas, besi tuang putih memiliki kekerasan dan ketahanan
aus yang tinggi namun mampu mesin dan kekuatan tariknya rendah. Besi tuang putih
ini merupakan bahan baku untuk pembuatan besi tuang mampu tempa.

 Besi tuang mampu tempa

Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron) merupakan besi tuang putih
yang diberi perlakuan panas sampai kurang lebih 900 °C. Perlakuan panas yang
diterapkan pada besi tuang putih umumnya adalah anil yang bertujuan untuk
memisahkan karbida besi Fe3C menjadi besi dan grafit. Secara umum, besi tuang ini
memiliki sifat yang sama seperti baja ringan. Besi tuang jenis ini memiliki mampu
tempa yang sangat baik, serta ketahanan terhadap beban kejut dan mampu mesin
yang baik sehingga banyak digunakan pada industri kereta api, otomotif, sambungan
pipa dan industri pertanian.

 Besi tuang bernod/ mulur


Table 2 Kualitas Komparatif Besi Tuang

Besi tuang nodular (nodular cast iron) memiliki bentuk grafit yang bulat. Penambahan magnesium
dan cerium (paduan Fe-Si-Mg) pada saat besi tuang dalam keadaan cair menyebabkan grafit
menjadi bulat (nodularisasi). Besi tuang nodular mempunyai kekuatan, keuletan dan ketangguhan
yang lebih baik dibandingkan besi tuang kelabu, karena bentuk grafitnya yang bulat maka
konsentrasi regangannya menjadi lebih kecil.

Nama Komposis Bentuk Kekuatan Kekuatan Perpanj Kekeras Penggunaan


i nominal dan hasil Tarik (ksi) angan an
(% berat) kondisi [ksi(o.2%offs (%) (Brinell
et)] scale)
Besi cor C 3.4, Cast _ 50 0.5 260 Blok silinder
kelabu Si 1.8, mesin, rod
(ASTMA Mn 0.5 agila, kotak
48) roda gigi, alat
alat mesin
Besi cor C 3.4, Cast _ 25 0 450 Permukaan
putih Si 0.7, (ascast) bantalan
Mn 0.55 bearing
Besi C 2.5, Cast 33 52 12 130 Bantalan
lunak Si 1.0 (anneale bearing
(ASTMA Mn 0.55 d) gandar, roda
47) track, poros
engkol
otomotif
Besi ulet C 3.4, Cast 53 70 18 170 Roda gigi,
atau P 0.1, poros
nodular Mn 0.4, bubungan,
Ni 1.0, poros engkol
Mg 0.06
Besi ulet _ Cast 108 135 5 310 _
atau (quench
nodular tempere
(ASTMA d)
339)
Ni-keras C 2.7, Sand-cast _ 55 _ 550 Aplikasi
tipe 2 Si 0.6, kekuatan
Mn 0.5, tinggi
Ni 4.5,
Cr 2.0
Ni-resist C 3.0, cast _ 27 2 140 Ketahanan
tipe 2 Si 2.0, terhadap
Mn 1.0, panas dan
Ni 20.0, korosi
Cr 2.5

b) Baja tuang
Baja tuang adalah paduan besi-karbon dengan kandungan karbon di bawah
2,11%. Baja tuang memiliki kinerja komprehensif yang baik, kemampuan las dan
kemampuan kerja, tetapi memiliki kinerja goyang-hisap dan pengecoran yang buruk
dibandingkan dengan besi tuang. Baja tuang dapat dibagi menjadi baja karbon tuang,
baja tuang paduan rendah dan baja tuang khusus sesuai dengan komposisi elemen
kimia.

Cast baja karbon. Cast baja dengan karbon sebagai elemen paduan utama dan
sejumlah kecil elemen lainnya. Hal ini dapat dibagi menjadi pengecoran baja karbon
rendah (mengandung karbon kurang dari 0,2%), pengecoran baja karbon sedang
(mengandung karbon 0,2% ~ 0,5%), pengecoran baja karbon tinggi (mengandung
karbon lebih dari 0,5%). Kekuatan dan kekerasannya meningkat dengan meningkatnya
kandungan karbon. Baja karbon tuang memiliki kekuatan, plastisitas dan ketangguhan
yang lebih tinggi, biaya rendah, digunakan pada mesin berat yang digunakan untuk
menghasilkan beban komponen yang besar, seperti rangka mesin bergulir, dasar tekan
hidrolik; pembuatan komponen bantalan benturan berat seperti bantal, rangka
samping, roda, dan kopling pada kendaraan kereta api.
Tuang baja paduan rendah. Baja tuang yang mengandung unsur mangan,
kromium, tembaga dan paduan lainnya (total kurang dari 5%). Ini memiliki
ketangguhan impak yang lebih besar dan dapat memperoleh sifat mekanik yang lebih
baik melalui perlakuan panas. Casting baja paduan rendah memiliki kinerja yang lebih
baik daripada baja karbon, yang dapat mengurangi kualitas suku cadang dan
meningkatkan masa pakai.
Casting baja spesial. Baja tuang paduan halus untuk kebutuhan khusus. Biasanya
mengandung jumlah tinggi satu atau lebih elemen paduan untuk mendapatkan
properti tertentu. Misalnya, baja mangan tinggi yang mengandung mangan 11% ~ 14%
dapat tahan terhadap keausan dampak, sebagian besar digunakan dalam mesin
pertambangan, suku cadang mesin konstruksi; Semua jenis baja tahan karat dengan
kromium atau krom-nikel sebagai elemen paduan utama digunakan untuk bagian yang
berkarat atau bekerja pada suhu tinggi di atas 650 ℃, seperti badan katup, pompa,
wadah atau cangkang turbin uap dari pembangkit listrik berkapasitas besar untuk
industri kimia.

A. Logam non ferro


Logam non ferro juga digunakan untuk campuran besi atau baja dengan tujuan
memperbaiki sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro berat yang sering digunakan untuk
paduan baja antara lain, nikel, kromium, molibdenum, wolfram dan sebagainya. Sedangkan
dari logam non ferro ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan sebagainya.
Logam non ferro dikelompokkan menjadi 5 bagian, yaitu:
a) Logam berat adalah apabila berat jenisnya lebih besar dari 5 kg/dm3, misalnya: nikel,
kromium, tembaga, timah hitam, Timah putih, seng dan sebagainya.
b) Logam ringan adalah apabila berat jenisnya lebih kecil dari 5 kg/dm3, misalnya:
aluminium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, barium dan sebagainya.
c) Logam mulia adalah logam yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, digunakan untuk
keperluan khusus, misalnya untuk alat tukar (uang), perhiasan dan asesoris lainnya,
misalnya: emas, perak, dan platina.
d) Logam refraktori atau logam tahan api, logam tersebut biasanya digunakan sebagai
2iunsur paduan untuk alat-alat listrik, silinder line pada motor bakartorak dan alat-
alat lainnya yang memerlukan ketahanan panas, Misalnya: wolfram, molibdenum,
titanium, dan zirkonium.
e) Logam radioaktif yaitu logam yang dapat memancarkan sinar radioaktif yaitu sinar
alpha, sinar Betha dan sinar Gama, misalnya: uranium, plutonium dan radium.

Sifat mekanik logam non ferro pada umumnya kurang baik, akan tetap dapat
diperbaiki dengan memadukannya. Kebanyakan dari logam non ferro adalah tahan korosi
karena adanya lapisan oksida yang kuat. Sedangkan beberapa logam non ferro mempunyai
daya penghantar listrik dan daya penghantar panas yang baik. Dari semua jenis logam dapat
digolongkan menjadi logam murni dan logam paduan. Logam murni artinya logam yang tidak
dicampur dengan logam lain atau unsur lainnya. Sifat-sifat logam murni yaitu:

1) Kadar kemurnian 99,9 %.


2) Kekuatan tarik rendah
3) Titik lebur tinggi
4) Daya hantar listrik baik
5) Daya tahan terhadap karat baik

Logam paduan artinya logam yang dicampur dari dua macam logam atau lebih dalam keadaan cair.
Logam paduan dikelompokkan menjadi 2, yaitu paduan logam berat dan paduan logam ringan.
Diantara paduan logam berat yang kita kenal antara lain; kuningan (loyang), perunggu, paduan
nikel, Paduan seng dan sebagainya. Sedangkan paduan logam ringan antara lain; Paduan
aluminium, paduan magnesium dan paduan titanium. Sifat-sifat logam Paduan yaitu:

a. Kekerasan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya.


b. Kekuatan tarik dapat diperbesar
c. Daya pemuaian dapat dikurangkan
d. Titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam asalnya.

3) Logam Non Ferro


Bukan logam adalah bahan-bahan di luar kelompok logam. Bahan ini sangat banyak
menunjang dunia teknik seperti keramik, kaca, karet, minyak lumas, komposit. Non Logam
adalah kelompok unsur kimia yang bersifat elektronegatif, yang lebih mudah menarik
elektron valensi dari atom lain daripada melepaskannya atau dapat dikatakan adalah unsur
yang tidak memiliki sifat seperti logam. Pada umumnya unsur-unsur non logam berwujud
gas dan padat pada suhu dan tekanan normal. Pada Kapal digunakan sebagai bahan
kelistrikan, bahan elektronik (seperti IC, transistor), bahan isolasi (panas, listrik dan getar),
packing karet/ plastik (perapat cairan dan perapat gas), bahan insulasi palka dan freezer,
bahan tali temali dan peralatan tangkap.

a. Sifat Bahan Non Logam


Unsur non logam adalah unsur yang tidak memiliki sifat seperti
logam. Pada umumnya, unsur-unsur non logam berwujud gas dan padat
pada suhu dan tekanan normal. Contoh unsur non logam yang berwujud
gas adalah oksigen, nitrogen, dan helium. Contoh unsur non logam yang
berwujud padat adalah belerang, karbon, fosfor, dan iodin. Zat padat non
logam biasanya keras dan getas. Unsur non logam yang berwujud cair
adalah bromin. Perhatikan contoh unsur non logam berikut:
Table 3 Unsur Non Logam

Nama Nama Latin Lambang Bentuk Fisik


Indonesia Unsur
Belerang Sulfur S Padat, kuning
Bromin Bromium Br Cair, cokelat kemerahan
Fluorin Fluorine F Gas, kuning muda
Fosforus Phosphorus P Padat, putih dan merah
Helium Helium He Gas, tidak berwarna
Hidrogen Hydrogenium H Gas, tidak berwarna
Karbon Carbonium C Padat, hitam
Klorin Chlorine Cl Gas, kuning kehijauan
Neon Neon Ne Gas, tidak berwarna
Nitrogen Nitrogenium N Gas, tidak berwarna
Oksigen Oxygenium O Gas, tidak berwarna
Silikon Silicium Si Padat, abu-abu mengkilap
Iodin Iodium I Padat, hitam (uapnya berwarna
ungu)

Non logam adalah kelompok unsur kimia yang bersifat


elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain
dari pada melepaskannya. Sebagian besar non logam ditemukan pada
bagian atas tabel periodik, kecuali hidrogen yang terletak pada bagian kiri
atas bersama logam alkali. Walaupun hanya terdiri dari 20 unsur,
dibandingkan dengan lebih dari 80 lebih jenis logam, non logam
merupakan penyusun sebagian besar isi bumi, terutama lapisan luarnya.
Pada tabel periodik, unsur-unsur di daerah perbatasan antara logam
dan non logam mempunyai sifat ganda. Misalnya unsur Boron (B) dan
Silikon (Si) merupakan unsur non logam yang memilki beberapa sifat
logam yang disebut unsur metaloid.

Gambar 2.1 Tabel Perioduk Unsur- Unsur

b. Sifat fisis non logam


Pada umumnya unsur non logam mempunyai sifat fisis, antara lain:
 Non logam tidak dapat memantulkan sinar yang datang sehingga non logam tidak
terlihat mengkilat.
 Non logam tidak dapat menghantarkan panas dan listrik sehingga disebut sebagai
isolator.
 Non logam sangat rapuh sehingga tidak dapat ditarik menjadi kabel atau ditempa
menjadi lembaran.
 Densitas atau kepadatannya pun relatif rendah sehingga terasa ringan jika dibawa dan
tidak bersifat diamagnetik (dapat ditarik magnet).
 Non logam berupa padatan, cairan dan gas pada suhu kamar. Contohnya padatan
Carbon (C), cairan Bromin (Br) dan gas Hidrogen (H).
1. Penggunaan Unsur Non Logam
Dari berbagai jenis unsur non logam, unsur yang paling banyak digunakan di
dunia industri antara lain belerang, fosfat, dan karbon. Belerang merupakan endapan
gas belerang yang membatu. Terbentuknya belerang karena aktifitas vulkanisme.
Belerang (Su) ini banyak digunakan di berbagai macam industri, misalnya: pupuk, kertas,
cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri
gula pasir, aki, industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri
logam dan besi baja, bahan korek api, obat-obatan dan lain-lain.
Belerang atau sulfur ini tersebar di Pegunungan Ijen (Jawa Timur), Dataran Tinggi Dieng
(Jawa Tengah), dan Tangkuban Perahu (Jawa Barat).

Gambar 3.1 Sulfur Padat

Fosfat merupakan bahan endapan dari kotoran kelelawar dan burung. Fosfat
terdapat di daerah karst terutama di dalam gua-gua. Pemanfaatannya digunakan untuk
bahan utama pupuk fosfat. Tersebar di Bojonegoro (Jawa Timur), Ajibarang (Jawa
Tengah), dan Bogor (Jawa Barat).

Gambar 4.1 Padatan Fosfat 1


Karbon adalah unsur yang paling banyak terdapat di permukaan bumi, contoh dari
karbon (C) yang paling sering digunakan di dunia industri adalah intan atau berlian. Intan
dalam tingkatan kekerasan batuan, merupakan batuan yang mempunyai tingkatan
kekerasan paling tinggi, sehingga intan bisa digunakan untuk mengiris kaca dan marmer.
Intan berasal dari endapan tumbuhan jenis pakis-pakisan yang telah mengalami proses
yang sangat panjang dan lama. Pemanfaatan utama intan ialah digunakan sebagai
perhiasan. Mineral intan tersebar di Martapura (Kalimantan Selatan),

Longiram (Kalimantan Timur), Sei Pinang (Kalimantan Tengah), dan Muara


Mengkiang (Kalimantan barat).

Gambar 5.1 Karbon Padat Intan dan Grafit

Karbon monoksida (CO) lebih dikenal karena sifatnya yang beracun daripada
kegunaannya. Gas ini dapat berikatan dengan haemoglobin dalam darah sehingga
menghalangi fungsi utama darah sebagai pengangkut oksigen. Gas CO tidak berwarna,
tidak berbau, dan tidak berasa. CO di udara berasal dari pembakaran tak sempurna
dalam mesin kendaraan bermotor dan industri. Beberapa penggunaan CO adalah
sebagai reduktor pada pengolahan logam, sebagai bahan baku untuk membuat
methanol dan merupakan komponen berbagai jenis bahan bakar gas.

Gambar 6.1 Gas Karbon Monooksida hasil Pembakaran Kendaraan Bermotor

Gas CO2 tidak beracun, tetapi jika kadarnya terlalu besar (10-20%) dapat
membuat pingsan dan merusak sistem pernapasan. CO2 terbentuk pada pembakaran
bahan bakar yang mengandung karbon seperti batu bara, minyak bumi, gas alam dan
kayu. Gas ini juga dihasilkan pada pernapasan makhluk hidup. Karbon dioksida komersial
diperoleh dari pembakaran residu penyulingan minyak bumi. Dalam jumlah besar juga
diperoleh sebagai hasil samping produksi urea dan pembuatan alkohol dari proses
peragian. Beberapa penggunaan komersial karbon dioksida adalah karbon dioksida
padat yang disebut es kering digunakan sebagai pendingin, untuk memadamkan
kebakaran dan untuk membuat minuman ringan.

Gambar 7.1 Gas Karbondioksida Hasil Buanganm Pabrik

c. Berbagai Macam Bahan Non Logam

a) Bahan Sintesis
I. Plastik
Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada
serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (suhu peralihan kacanya diatas
suhu ruang), jika tidak banyak bersambung silang. Plastik merupakan polimer bercabang
atau linier yang dapat dilelehkan diatas panas penggunaannya. Plastik dapat dicetak
(dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan
menggunakan proses injection molding dan ekstrusi.

Gambar 8.1 Berbagai Produk Plastic

Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi- sintetik. Mereka
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari
zat lain untuk meningkatkan performa atau nilai ekonomi. Ada beberapa polimer alam
yang termasuk plastik. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau serat sintetik. Nama ini
berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka bersifat lunak (malleable), dan memiliki
properti keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti
yang mempunyai toleransi terhadap
panas, keras, tangguh dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya,
komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir
di seluruh bidang industri.

Gambar 9.1 Berbagai Jenis Bahan Plastik dan Penggunaannya

 Jenis-jenis Polimer Plastik

Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi
atau gagal karena shear stress- lihat keplastikan (fisika) dan ductile.

Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan
melihat tulang-belakang polimernya (vinylchloride, polyethylene, acrylic, silicone,
urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.
Gambar 10.1 Simbol Polimer Plastik dan Penggunaannya

Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini
membentuk banyak unit molekul berulang, atau “monomer”. Plastik yang umum terdiri dari
polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang
belakang (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang (back
bone)adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi
kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan “bergantung” dari
tulang- belakang (biasanya “digantung” sebagai bagian dari monomer sebelum
menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini
oleh grup “pendant” telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan
abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.

Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen


karet, “shellac”) sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet
alami, “nitrocellulose”) dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl
chloride, polyethylene).

Plastik dapat digolongkan berdasarkan:

 Sifat fisikanya
o Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur- ulang/dicetak lagi dengan
proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat
(PC)
o Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur- ulang/dicetak lagi.
Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin
epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida
Gambar 11.1 Perbedaan Proses Thermoplast dan Thermoset

 Kinerja dan penggunaanya


o Plastik komoditas
 Sifat mekanik tidak terlalu bagus
 Tidak tahan panas
 Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
 Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol
minuman
o Plastik Teknik
 Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C
 Sifat mekanik bagus
 Contohnya: PA, POM, PC, PBT
 Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik
o Plastik teknik khusus
 Temperatur operasi di atas 150 °C
 Sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
 Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
 Aplikasi: komponen pesawat

 Macam-macam Plastik
 PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate)
PETE atau PET merupakan salah satu plastik yang sering digunakan sebagai
wadah makanan dan sering kita jumpai di berbagai kemasan botol air mineral dan
pembungkus makanan atau minuman. Jenis plastik ini hanya bisa digunakan sekali
saja dan tentunya bukan untuk dipakai berulang kali.
Jika kita menggunakan berulang kali akan meningkatkan risiko bahan plastik
dan bakteri atau kuman yang berkembang ikut terkonsumsi. PETE merupakan jenis
plastik yang sulit untuk dibersihkan dari bakteri dan dapat bersifat racun apabila
salah menggunakannya.
 HDPE atau PE-HD (High-density Polyethylene)
HDPE merupakan jenis plastik yang biasanya sering dijumpai di berbagai jenis
botol, misalnya botol susu, botol detergen, botol sampo, botol pelembap, botol
minyak, mainan, dan beberapa tas plastik. Jenis plastik tersebut bisa dikatakan yang
paling aman untuk digunakan kembali atau didaur ulang.
Proses daur ulang plastik jenis ini tidak membutuhkan bahan dan biaya yang
mahal. Namun, HDPE direkomendasikan hanya untuk satu kali pemakaian saja
karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring berjalannya
waktu. Senyawa tersebut dapat menimbulkan beragam masalah, seperti
mengakibatkan iritasi kulit, menimbulkan gangguan pernapasan, menimbulkan
gangguan siklus menstruasi, dan menyebabkan keguguran.

 PVC atau V (Polyvinyl Chloride)


PVC merupakan jenis plastik dengan sifat lembut, fleksibel, dan dapat didaur
ulang. Plastik jenis ini sering kali digunakan untuk membuat pembungkus
makanan, botol minyak sayur, pipa plastik, komponen kabel komputer dan IT, serta
mainan anak-anak seperti pelampung renang. Namun, jenis ini ternyata
dikhawatirkan mengandung berbagai racun yang dapat mencemari makanan. Oleh
karena itu, sangat disarankan untuk tidak menggunakan PVC ini sebagai
pembungkus makanan.

 LDPE or PE-LD (Low-density Polyethylene)


LDPE biasa ditemukan di pembungkus baju, kantong layanan cuci kering,
pembungkus buah-buahan agar tetap segar, dan botol pelumas yang memiliki
tingkat racun rendah dibandingkan dengan plastik yang lain. Namun, sangat
disayangkan karena jenis plastik ini tidak untuk didaur ulang. Pasalnya, daur ulang
LDPE digunakan sebagai bahan pembuat ubin lantai.

 PP (Polypropylene)
PP bersifat kuat, ringan, dan tahan terhadap panas. Plastik jenis ini mampu
menjaga bahan di dalamnya dari berbagai gangguan luar seperti kelembapan. Tidak
hanya sebagai pembungkus makanan, plastik tersebut juga digunakan sebagai
ember, kotak margarin, yogurt, sedotan, tali, isolasi, dan kaleng plastik cat karena
dianggap aman jika digunakan kembali dan dapat didaur ulang.

 PS (Polystyrene)
Polystyrene atau styrofoam merupakan plastik yang murah, ringan, dan
mudah dibentuk yang sering kita jumpai di lingkungan sekitar. Plastik ini sering
digunakan sebagai botol minuman ringan, karton telur, kotak makanan, dan
pembungkus bahan yang akan dikirim dalam jarak jauh. Namun, sangat disarankan
untuk menghindari penggunaan plastik jenis ini karena dapat memicu kanker,
gangguan sistem reproduksi dalam tubuh, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.

polystyrene juga dapat mengeluarkan zat styrene jika bersentuhan dengan


makanan dan minuman, terutama dalam kondisi panas. Zat styrene dilaporkan
dapat menimbulkan banyak masalah kesehatan, di antaranya kerusakan otak,
mengganggu hormon estrogen wanita yang berakibat kepada masalah reproduksi,
mengganggu pertumbuhan dan sistem saraf. Selain itu, bahan ini juga mengandung
benzene yang menjadi salah satu penyebab timbulnya kanker.

 OTHER atau O (Other plastics)


Plastik other adalah plastik yang masuk dalam kategori mencakup seluruh
jenis plastik lain yang tidak termasuk dari enam kategori di atas. Atau bisa pula
disebut sebagai plastik kombinasi dari beberapa bahan.
Contoh produk plastik O seperti Kacamata, botol bayi, atay pelapis
elektronik. Plastik jenis ini sangat berbahaya untuk makanan dan minuman karena
mampu merusak organ tubuh dan mengganggu hormin.

Gambar 12.1 Jenis dan Tipe Plastik

c) Sifat kimia bahan non logam


Sifat-sifat kimia yang dimiliki unsur non logam antara lain:
 Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur non logam cenderung
menangkap elektron karena memiliki energi ionisasi yang besar untuk
membentuk anion. Contohnya, Cl- O2- N3- .
 Umumnya unsur non logam memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah
jika dibandingkan dengan unsur logam.
 Non logam memiliki 4 sampai 8 elektron dalam kulit terluar dari atom-atomnya.
 Non logam yang bereaksi dengan logam akan membentuk garam. Contohnya:
non logam + logam → garam 3Br 2 (l)+2Al (s)→
2AlBr 3 (s)

 Kebanyakan non logam oksida yang larut dalam air akan bereaksi membentuk
asam. Contohnya:
non logam oksida + air → asam
CO2 (g) + H2O (l) → H2CO3 (aq)

 Non logam dapat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air.
non logam oksida + basa → garam +air
CO 2 (g) + 2NaOH (aq) → (aq) + H2O (l)

II. Karet Sintesis


Karet sintetis / karet sintetik mulai dikembangkan sejak permintaan karet
alam sebagai bahan baku tidak mampu lagi untuk memenuhi permintaan. Karet
sintetis ini juga muncul karena adanya kebutuhan karet dengan kualitas yang lebih
tinggi serta kebutuhan harga karet yang lebih kompetitif.
Menghadapi kebutuhan akan semakin meningkatnya kualitas produk jadi
karet serta kondisi persaingan yang semakin ketat, sebuah perusahaan dari Jerman
yaitu Bayer & Co dengan ahli kimia pada saat itu Fritz Hofman telah berhasil
mengembangkan karet yang diproduksi secara sintetis pada tahun 1909.
Fritz Hofman bersama dengan Bayer & Co. mulai dari tahun 1906 mulai
melakukan pengembangan sesuai dengan kebutuhan berbagai industri pada saat
itu seperti kebutuhan akan produk karet yang tahan panas, tahan minyak serta
masih banyak lagi kelebihan yang dibutuhkan, dan dalam waktu kurang dari tiga
tahun yaitu tahun 1909 mereka telah mempatenkan hasil penelitian dan
rancangannya yaitu “Procedure for the manufacture of synthetic rubber” /
prosedur pembuatan karet sintetis. Dan 1 abad kemudian yaitu pada tanggal 12
September ditetapkan sebagai Hari Karet sedunia.
Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetis / karet sintetik terdapat di pasaran
dunia, terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu bara, minyak,
gas alam, dan asetilena. Karet-karet sintetis ini biasa disebut dengan kopolimer,
yaitu polimer yang terdiri dari lebih dari satu ikatan monomer.
Dengan mengubah komposisi dari ikatan monomer yang ada akan
memungkinkan untuk mencapai sifat-sifat dan karakteristik tertentu, sesuai dengan
yang diinginkan oleh pelanggan untuk diaplikasikan atau digunakan secara khusus.
Karet sintetis / karet sintetik yang paling awal ditemukan adalah kopolimer stirena-
butadiena, Buna S dan SBR, yang memiliki sifat paling dekat dengan sifat-sifat dari
karet alam. SBR adalah elastomer yang paling umum digunakan karena harganya
yang agak murah dan memiliki sifat dan karakteristik yang bagus. SBR digunakan
terutama untuk ban. Elastomer lain yang umum dipakai adalah -polybutadiene cis
dan -polyisoprene cis, keduanya juga memiliki sifat dan karakteristik yang mirip
dengan karet alam.
Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat membantu
dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan spesifikasi penggunaannya.
Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di
pasaran dunia.
Dengan semakin berkembangnya kebutuhan manusia dan seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan, makin dirasakan keterbatasan dari sifat dan
karakteristik karet alam, antara lain tidak tahan pada suhu tinggi, tidak tahan cuaca,
tidak tahan bahan kimia dll. Oleh karena itu riset dan pengembangan karet
sintetis / karet sintetik sesudah perang dunia semakin banyak dilakukan yang
bertujuan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet
alam.
Beberapa jenis karet sintetis / karet sintetik yang memiliki fungsi dan
kelebihan tertentu sebagai berikut:

 Butyl (IIR)
 Chlorosulfonated Polyethylene (CSM) - Hypalon®
 Epichlorohydrin (ECO)
 Ethylene Propylene (EPDM)
 Fluoroelastomer (FKM) - Viton®
 Fluorosilicone (FQ)
 Hydrogenated Nitrile (HNBR)
 Nitrile (NBR)
 Perfluoroelastomer (FFKM)
 Polyacrylic (ACM)
 Polychloroprene (CR) - Neoprene®
 Polyurethane (PU)
 Silicone (Q)
 Styrene Butadeine (SBR)

Sifat Karet Sintesis

Sifat istimewa perekat karet sintetis termasuk tingkat kelengketan yang


tinggi. Ini berarti bahwa pita perekat dengan karet sintetis menempel dengan
baik di atas banyak permukaan - bahkan dengan energi permukaan yang
rendah. Lebih lanjut, sifatnya memiliki ketahanan sobek yang luar biasa: pita
perekat karet sintetis tidak bergeser dari permukaan dalam hal beban lateral.

Kelebihan dan kekurangan

Perekat dengan karet sintetis memiliki perekatan yang relatif rendah dan
kohesi pada suhu di atas kurang lebih 40° C. Ketahanannya terhadap penuaan
lebih rendah dibanding bagian perekat lainnya, tapi lebih baik dibanding karet
alam . Karet sintetis kurang cocok terhadap paparan sinar UV, tapi hal itu dapat
diimbangi dengan menambahkan alat penstabil.

Pita perekat penyambungan memerlukan tingkat kelengketan tinggi. Oleh


sebab itu pita perekat ini berdasarkan perekat karet sintetis.

Pita perekat penyambungan memerlukan tingkat kelengketan tinggi. Oleh


sebab itu seringkali berdasarkan perekat karet sintetis. Alternatif lain perekat
akrilik yang telah ditambah kelengketannya digunakan.

Struktur kimia menunjukkan rubber matrix (abu-abu) yang memberikan


perekatan dan elastisitas. Dan Domain Polystyrene (biru) memberikan kohesi
dan ketahanan terhadap sobekan.

Namun kelebihannya dengan jelas mengalahkan kekurangannya. Sebagai


permulaan, tingkat kelengketan tinggi, contohnya keadaan menempel tidak
kalah dengan produk alami. Lebih lanjut pengelupasan perekat yang sangat
baik adalah salah satu sifat terpenting dari karet sintetis: pita perekat
menempel dengan baik terhadap permukaan yang sulit dan normal, serta non
polar.

"Tali skipping" molekul dapat disesuaikan sesuai kebutuhan sehingga


cocok untuk berbagai aplikasi: dari kaku dan padat hingga lembut dan fleksibel.
tesa Powerstrips® yang terkenal, contohnya, juga mengandung karet sintetis.
Dan kebalikannya dengan karet alam, pelapisan film transparan juga
memungkinkan. Lebih lanjut, produksi karet sintetis memungkinkan proses
cepat, dimana dapat mengurangi biaya produksi (contohnya dalam hal
penyegelan kotak).

b) Bahan Alami
a. Murni

I. Kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan
yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak,
membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela,
rangka atap), bahan kertas, dan masih banyak lagi. Kayu juga dapat
dimanfaatkan sebagai hiasan rumah tangga, perkantoran dan lain
sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi
selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai
klasifikasi kayu serta sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu
dalam berbagai kondisi penanganan. Beberapa jenis kayu dipilih
karena bersifat kedap air, isolator, dan mudah untuk dibentuk.

II. Batu
Batu adalah benda alam yang tersusun atas kumpulan mineral
penyusun kerak bumi yang menyatu secara padat maupun
berserakan. Pembentukan batu merupakan hasil proses alam. Di
dalam batu dapat terkandung satu atau beberapa jenis mineral. Batu
dapat terbentuk melalui proses kristalisasi magma, sedimentasi,
maupun metamorfisme. Dari proses pembentukan tersebut, jenis
batu dibedakan menjadi batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf.
Jenis
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral
dan kimia, dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang
membentuk mereka. Ciri-ciri ini mengklasifikasikan batuan menjadi
beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih diklasifikasikan
berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka. Transformasi
dari satu jenis batuan ke batuan yang lain digambarkan oleh model
geologi.

Pengkelasan ini dibuat dengan berdasarkan:


o Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam
batu ini.
o Tekstur batuan, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di
dalam batu.
o Struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
o Proses pembentukan

III. Belerang
Belerang adalah unsur paling melimpah kesepuluh berdasarkan
massa di alam semesta dan paling banyak kelima di Bumi. Meskipun
terkadang ditemukan dalam bentuk asli yang murni, belerang di Bumi
biasanya terdapat sebagai mineral sulfida dan sulfat. Karena
berlimpah dalam bentuk aslinya, belerang telah dikenal sejak zaman
kuno, dan kegunaannya telah disebutkan di zaman India Kuno, Yunani
Kuno, Tiongkok Kuno, dan Mesir Kuno. Secara historis dan dalam
literatur, belerang juga disebut sebagai brimstone, yang berarti "batu
yang terbakar". Saat ini, hampir semua belerang elemental
diproduksi sebagai produk sampingan dari penghilangan kontaminan
yang mengandung belerang dari gas alam dan minyak bumi.
Penggunaan belerang komersial terbesar adalah produksi asam sulfat
untuk pupuk sulfat dan fosfat, dan proses kimia lainnya. Belerang
digunakan dalam korek api, insektisida, dan fungisida. Banyak
senyawa belerang yang berbau, dan bau gas belerang seperti bau gas
alam, aroma sigung, limau gedang, dan bawang putih disebabkan
oleh senyawa organobelerang. Hidrogen sulfida memberikan bau
khas pada telur busuk dan proses biologis lainnya.

IV. Batu Bara


Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya
adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan
organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui
proses pembatubaraan yakni secara ringkas dalam 2 tahapan; tahapan
diagenetik atau biokimia dan tahap malihan atau geokimia. Unsur-
unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan nitrogen dan oksigen
Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk,
bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga.
Analisis unsur memberikan rumus formula empiris seperti
C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.

V. Minyak Bumi
Minyak bumi (juga disebut minyak mentah atau petroleum), sering
dijuluki sebagai "emas hitam", adalah cairan kental berwarna coklat
pekat/gelap atau kehijauan yang mudah terbakar yang berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari
campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri
alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan
kemurniannya. Minyak bumi diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini
didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen,
karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya.
Setelah itu, minyak bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak
dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga
menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan
minyak tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan
untuk membuat plastik dan obat-obatan. Minyak bumi digunakan
untuk memproduksi berbagai macam barang dan material yang
dibutuhkan manusia.

3. Macam-Macam Bahan Teknik


a) Cadmium (Cd)
Cadmium (Cd) ialah logam yang berwarna putih kebiruan sifatnya sangat
lunak dan lembek dengan titik cair hanya 3210C, sebagai bahan dasar dari Cadmium
ini ialah endapan Seng. Endapan pekat dari Cadmium terdapat dibagian tertentu
dari instalasi pengolahan Seng (Zn), Cadmium digunakan dalam paduan yang
memiliki titik cair rendah serta bahan tambah pada Tembaga. Yang penting dalam
pemakaian Cadmium ini ialah sebagai lapisan pelkindung pada Baja atau Kuningan
(Brasses).

b) Cerium (Ce)
Cerium (Ce) disebut sebagai logam langka (rare earth-metal), memiliki titik
cair 6400C dapat ditambahkan kedalam besi tuang untuk pembuatan electrode,
pembuatan busur listrik atau sebagai bahan batu pemantik (lighter flints).

c) Cobalt (Co)
Cobalt (Co) ialah LOgam yang brwarna putih silver ini memilki titik cair 14900C
dan bersifat magnetic tinggi. Cobalt diperoleh bersama unsur Nickel serta element-
element mineral tertentu dan dipisahkan selama proses pemurnian pada unsur
Nickel.
Cobalt digunakan sebagai unsur paduan pada baja paduan sebagai alat potong
(Tool Steel) dan sebagai unsur paduan dengan unsur Nickel sebagai baja paduan
yang tahan terhadap temperature tinggi. Cobalt juga diguanakan dalam pembuatan
komponen dengan sifat magnetic secara permanent.

d) Iridium (Ir)
Iridium (Ir) ini disebut sebagai baja putih ini adalah logam dari kelompok
Platinum yang memiliki titik cair 24540C sebagai bahan paduan dengan unsur
Platinum-Alloy yang kuat dank eras serta meningkatkan titik cairnya.

e) Germanium (Ge)
Germanium (Ge) merupakan logam dengan sifat kelistrikan yang spesifik
sehingga digunakan sebagai komponen adalam Teknik Kelistrikan.

f) Mercury, Hydragirum (Hg)


Mercury, Hydragirum (Hg) ialah salah satu jenis logam murni yang diperoleh
dalam skala kecil dengan logam murni lainnya serta Sulphide (HgS) yang dapat
dilakukan extraksi melalui pemanasan sederhana yang kemudian diproses secara
destilasi, jika perlu dilakukan penegrjaan lanjut untuk menghilangkan kadar Seng dan
Cadmium. Mercury digunakan dalam Thermometer dan Barrometer serta saklar atau
electrical Switches.

g) Molybdenum (Mo)
Molybdenum (Mo) ialah Logam yang berwarna putih Silver dengan titik Cair
26200C. Terdapat dalam bentuk Sulphide serta berbagai Oxid pada berbagai jenis
Logam.
Molybdenum (Mo) digunakan sebagai unsur paduan pada baja dan Besi Tuang
(Cast Iron).
h) Platinum (Pt)
Platinum (Pt) adalah salah satu jenis logam berat yang berwarna putih kelabu
dan sangat mengkilap dengan titik cair 17730C dan memiliki sifat yang mudah
dibentuk, ulet dan tidak mengandung Oxide atau tar dalam udara bebas.
Platinum (Pt) sangat cocok digunakan dalam paduan dengan Iridium yang
dapat meningkatkan kekerasannya. Platinum (Pt) terdapat dalam paduan logam
mulia serta endapan Tembaga-Nickel. Platinum (Pt) dapat pula diperoleh melalui
proses extraksi pada mas (gold) dan Nickel.

Platinum (Pt) digunakan sebgai bahan pembuatan Contact point pada system
kelistrikan motor bakar, kabel tahanan polymeter serta kawat Thermocouple.

i) Palladium (Pd)
Palladium (Pd) termasuk dalam kelompok Platinum yakni logam yang berwarna
putih dan sangat ulet, mudah dibentuk dan tahan terhadap oxidasi. Palladium (Pd)
memiliki titik cair 15550 C.
Palladium (Pd) sering dipadukan dengan Silver yang dapat menggantikan
Platinum dalam pembuatan Contact Point dan akan memiliki sifat kekerasan yang
tinggi dengan ketahanan korosi yang berbeda dengan Silver.

j) Rhodium (Rh)
Rhodium (Rh) juga merupakan salah satu dari logam dalam kelompok
Platinum, Rhodium (Rh) memiliki titik cair 19850C sangat tahan terhadap berbagai
bentuk pengaruh asam. Digunakan sebagai bahan pelapis logam lain serta sebagai
unsur paduan pada Platinum dalam pembuatan kawat tahanan (Resisitor) pada
Thermocouple.

k) Silver, Argentum (Ag)


Silver, Argentum (Ag) adalah salah satu logam mulia yang memiliki titik cair
9600C terdapat dalam skala kecil dan terpadu pada Tembaga dan mas. Silver
memiliki conduktifitas listrik yang paling tinggi disbanding dengan logam lainnya
dan digunakan dalam kontak listrik juga dalam “Siver solders” serta bahan pelapis
logam lain.

l) Selenium (Se)
Selenium (Se) memiliki titik cair 2200 C dan dapat diperoleh melalui proses
extraksi dari logam lain termasuk pada Tembaga. Sifat yang lain dari Selenium ialah
memiliki sifat hantaran listrik yang baik dan menjadi alternative pilihan dalam
pemakaian ringan serta digunakan pula dalam photoscell serta digunakan sebagai
unsur paduan pada Tembaga untuk meningkatkan sifat mampu mesin dari tembaga
tersebut.
m) Tantalum (Ta)
Tantalum (Ta) logam yang berwarna putih dan dapat dibentuk melalui proses
pengerjaan dingin. Proses pengerjaan panas dapat meningkatkan angka
kekerasannya secara drastic.
Tantalum (Ta) memiliki titik cair 32070C dan digunakan dalam perkakas
Cementite Carbide dan sebagai tambahan unsur paduan pada logam non-Ferro.

n) Tellurium (Te)
Tellurium (Te) memiliki titik cair 4520C sedikit ditambahkan pada Timah Hitam
akan meningkatkan kekerasannya, dan jika ditambahkan pada Tembaga akan
memberikan sifat free-Cutting.

o) Thorium (Th)
Thorium (Th) sangat lunak seperti timah hitam (Lead) dan dapat mencair pada
temperature 18270C. Thorium (Th) digunakan sebagai unsur paduan pada Tungsten
dalam pembuatan kawat filament serta digunakan pula dalam paduan Magnesium
untuk menghasilkan sifat Creep resistance.

p) Tungten, Wolfram (W)


Tungten, Wolfram (W) memiliki titik cair 34100C berwarna kelabu, sangat keras
dan rapuh pada temperature ruangan, tetapi ulet dan liat pada Temperatur tinggi.
Bahan dasar dari Tungten, Wolfram (W) ini ialah Oxide mineral dan diperoleh
melalui proses reduksi. Tungten, Wolfram (W) digunakan sebagai bahan pembuatan
filament, untuk kwat radio dan lampu serta digunakan pula sebagai unsur paduan
pada alat potong (Tool Steel) yakni sebagai bahanHigh Speed Steel (HSS) atau baja
kecepatan tinggi, baja Magnet serta dibentuk melalui proses sintering untuk bahan
perkakas.
DAFTAR PUSAKA

Anda mungkin juga menyukai