Sistem pengisian harus dirawat dengan baik supaya arus listrik tidak mengalami gangguan
selama digunakan. jika sistem pengisian tidak dirawat dengan baik akan muncul beberapa
akibat, seperti:
Pengisian baterai kurang sempurna, energi listrik yang disimpan baterai kurang dan
mesin tidak dapat distarter.
Baterai tidak dapat menyimpan energi listrik.
Usai pemakaian baterai lebih pendek.
Perawatan sistem pengisian meliputi beberapa hal, antara lain:
Perawatan baterai
Pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt meliputi: pemeriksaan tegangan V belt dan
kondisi fisik V belt, seperti keretakan.
Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian.
MERAWAT BATERAI
Pada kendaraan baik mobil maupun sepeda motor, baterai mempunyai peranan yang
penting, baik saat mesin hidup maupun saat mesin distarter. Perawatan baterai yang baik
akan memberikan beberapa manfaat seperti:
Mencegah baterai dari kemungkinan kekurangan elektrolit baterai, Kekurangan elektrolit
terjadi karena saat proses pengisian dan pengosongan terjadi penguapan. Jika elektrolit
pada baterai kurang maka menyebabkan baterai menjadi panas, terjadi kristalisasi pada
sel-sel baterai, dan bahan aktif pada sel baterai lepas. Jika bahan aktif baterai lepas
menyebabkan efektifitas baterai menurun dan bahan aktif sel yang lepas akan jatuh di
dasar kotak atau terselip di antara sel sehingga baterai dapat terjadi pengosongan sendiri
(self discharge).
Terminal baterai menjadi awet, Kerusakan yang terjadi pada terminal baterai biasanya
adalah korosi. Korosi disebabkan oleh uap dari elektrolit dan panas akibat terminal
kendur.
Gangguan yang sering dirasakan adalah fungsi saat mesin distarter, dimana jika bateri
kurang baik maka energi yang disimpan tidak cukup untuk melakukan starter sehingga
kendaraan sulit distarter atau bahkan tidak bisa distarter.
Penyebab energi listrik tidak cukup untuk melakukan starter disebabkan beberapa hal, yaitu:
Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari energi listrik yang
dibutuhkan untuk starter.
Baterai sudah lemah sehingga tidak mampu menyimpan energi listrik atau terjadi
pengosongan sendiri.
Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat.
Jika kendaraan tidak digunakan dalam waktu yang lama maka energi yang tersimpan di
baterai dapat kosong atau habis dengan sendirinya, hal ini disebut dengan self discharger.
Besarnya self discharger ditunjukan dalam persentase kapasitas baterai. Besarnya self
disharger biasanya berkisar 0,3-1,5% per hari pada temperatur 20-30 derajat celcius tiap
hari, atau baterai dapat kosong sendiri dalam waktu 1-3 bulan.
Self discharge atau pengosongan sendiri pada baterai disebabkan beberapa hal, yaitu:
Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel baterai.
Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang bercampur dengan elektrolit.
Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa menambah elektrolit harus menggunakan
air suling atau air yang tidak mengandung logam.
Bahan aktif baterai.
Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan
kencangkan baut pengikatnya.
Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter.
Caranya: Colok ukur positip dihubungkan terminal pisitip baterai dan colok ukur negatip
dihubungkan konektor baterai Lakukan starter mesin, dan tegangan pada volt meter
harus tetap Nol, bila volt meter menunjukkan tegangan maka terdapat tahanan pada
terminal baterai.
Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu
merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan
asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu
menambah elektrolit baterai yang berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi
baterai pada kondisi kosong. Penambahan elektrolit dengan air zuur menyebabkan berat
jenis elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini dapat menyebabkan interprestasi hasil
pengukuran keliru, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat jenis elektrolit baterai tinggi
tetapi kapasitas listrik yang tersimpan kecil.
Selain jumlah elektrolit pemeriksaan juga perlu dilakukan terhadap berat jenis elektrolit.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer. Pemeriksaan berat
jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai.
Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100-1,130. Hubungan berat
jenis dan kapasitas adalah sebagai berikut:
Rumus untuk mengoreksi hasil pengukuran berat jenis elektrolit
Dari hasil pengukuran akan diperoleh data kondisi elektrolit, bila berat jenis elektrolit lebih
dari 1,280 maka tambahkan air suling agar berat jenis berkurang 1.280 penyebab terllu
tingginya berat jenis dapat disebabkan kekeliruha waktu menambah elektrolit, saat lektrolit
kurang harus ditambahkan air suling bukan elektrolit atau air zuur. Lakukan pengisian
penuh, bila hasil pengukuran urang dari 1.210 atau ganti dengan baterai baterai baru.
Perbedaan berat jenis antar sel tidak boleh melebihi 0.040, bila hal ini terjadi maka lakukan
pengisian penuh, kemudian ukur kembali beratjenisnya, bila berat jenis antar sel melebihi
0.030, setel berat jenis dengan menambah air suling atau menambah air zuur sampai
elektrolit hamper sama, namun bila tidak bisa dilakukan, ganti dengan baterai baru.
Terdapat beberapa produsen baterai menggunakan indicator berat jenis baterai yang
menjadi satu kesatuan dengan sumbat baterai, atau dipasang satu indicator tersendiri.
Adanya indicator berat jenis baterai membuat perawatan lebih mudah, karena saat
perawatan pemeriksaan berat jenis membutuhkan waktu yang cukup lama, dan bila tidak
dilakukan degan hati-hati elektrolit dapat tumpah/menetes pada kendaraan.
Indikator pada baterai jenis ini mempunyai 3 warna, yaitu:
Warna hijau (green) , sebagai indikasi baterai masih baik
Warna hijau gelap (dark green) , sebagai indikasi baterai perlu diperiksa elektrolitnya dan
diisi
Kuning (yellow), sebagai indikasi baterai perlu diganti
PEMERIKSAAN V BELT
Pada sistem pengisian V belt berfungsi untuk meneruskan putaran mesin ke alternator.
Apabila tegangan V belt kurang maka akan menyebabkan terjadinya slip sehingga
kecepatan putaran alternator kurang dan akibatnya out put alternator kurang.
Penurunan tegangan V belt disebabkan oleh keausan V belt karena faktor usia atau
perubahan penyetelan. Kerusakan yang terjadi pada V belt akibat dimakan usia,
diantaranya: V belt aus, elastisitas menurun dan V belt menjadi pecah. apabila kerusakan
pada V belt tidak diperhatikan maka terdapat kemungkinan V belt putus pada saat kondisi
mesin hidup.
Langkah-langkah dalam pemeriksaan V belt, yaitu:
Lepas V belt dari kemungkinan retak, rip lepas retak atau cacat
Pasang kembali dan setel tegangan V belt dengan menekan dengan kekuatan 10 kg,
standar defleksi untuk belt lama = 7-10mm dan untuk belt baru = 5-7 mm.
Untuk jenis v belt juga harus memeriksa pemasangannya terhadap pully. Pemeriksaan Belt
tipe multi V. Besar difleksi untuk belt lama sebesar 7-8 mm, sedangkan belt baru 5-7 mm
dengan tegangan belt 45-55 kg untuk belt baru dan 20-35 kg untuk belt lama.
Pemeriksaan posisi pemasangan Belt pada puli
Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai putaran 2000 rpm.
Periksa penunjukan pada Volt-Amper meter.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian regulator mekanik: Arus kurang dari 10 A
dan tegangan: 13,8-14,8 volt.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian IC regulator: Arus kurang dari 10 A dan
tegangan untuk regulator tipe A: 13,8-14,1 volt sedangkan tegangan tipe M: 13,9-15,1
volt.
Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai 2000 rpm, Hidupkan lampu
kepala dan fan AC. Periksa penunjukan pada Amper-Volt meter.
Standar penunjukan untuk regulator mekanik , arus lebih dari 30 A dan tegangan: 13,8-
14,8 A.
Standar penunjukan tegangan untuk sistem pengisian IC regulator, IC tipe A: 13,8-14,1
volt sedangkan regulator tipe M: 13,9-15,1 volt.
Apabila setelah dilakukan pemeriksaan seperti di atas dan hasil dari pemeriksaan arus serta
tegangan kurang dari spesifikasi, maka lakukan langkah berikut:
Periksa tegangan antara terminal positif baterai dengan terminal B alternator, tegangan
harus NOL volt, jika ada tegangan berarti ada sambungan yang kurang kuat atau putus.
Periksa tegangan antara bodi alternator dengan terminal negatif baterai, tegangan harus
NOL volt, bila ada tegangan maka pemasangan alternator kurang baik, terminal kotor
atau kabel massa kendor/berkarat.
Jika hasil pemeriksaan arus dan tegangan menunjukan sistem pengisian tidak berfungsi,
yaitu tidak ada arus pengisian maka:
Tipe regulator mekanik: Hubungkan terminal F dengan terminal B menggunakan kabel
jumper, dengan langkah ini jika arus pengisian normal maka kemungkinan yang rusak
adalah regulator, fuse atau kabel regulator lepas. Bila tidak ada arus pengisian
kemungkinan alternator yang rusak maka harus dioverhaul.
Tipe IC regulator: Pada sistem pengisian dengan IC regulator bila tidak ada arus
pengisian, maka hubungkan terminal F dengan bodi alternator menggunakan kawat atau
penghantar. Bila arus pengisian menjadi normal maka kemungkinan yang rusak adalah
IC regulator. Jika tetap tidak ada pengisian kemungkinan yang rusak adalah
alternatornya dan harus dioverhaul.
Trouble Shooting
Alternator berfungsi untuk menghasilkan energi listrik dari putaran mesin. Energi
listrik yang dihasilkan digunakan untuk mengisi energi dalam aki dan digunakan
untuk peralatan listrik lainnya. Kerusakan pada alternator biasanya tidak terlihat
langsung, tetapi dampaknya lebih terlihat pada kegagalan aki dalam menyediakan
energi listrik bagi peralatan listrik kendaraan. Berikut ini beberapa tanda kerusakan
pada alternator:
Lampu indikator accu yang menyala terus saat mesin hidup adalah tanda terjadi
masalah pada sistem pengisian. Penyebabnya bisa karena undercharge atau overcharge.
Pada prinsipnya pasokan dan kebutuhan listrik harus setara. Energi listrik yang dihasilkan
alternator ini harus sesuai dengan beban listrik yang dipakai. Mobil umumnya mempunyai
tegangan standar alternator 13 volt hingga 15,2 volt.
Pasokan listrik dari alternator tidak boleh di bawah atau di atas angka tersebut. Jika pasokan
listrik di bawah angka standar, maka disebut undercharge. Sebaliknya, jika lebih dari 15,2
volt disebut overcharge. Bila dibiarkanundercharge , bisa berpotensi aki kekurangan listrik,
sehingga mesin tidak dapat di starter. Pasalnya untuk menstarter mesin dibutuhkan listrik
yang besar. Sebaliknya, kondisi overcharge menyebabkan pasokan listrik dari alternator
berlebih. Ini akan membuat dlam aki terjadi reaksi kimia yang berlebihan sehingga aki
menjadi panas dan bertekanan tinggi. Oleh karena itu kedua kondisi ini harus dihindari.