Anda di halaman 1dari 3

14.

Merawat dan Memeriksa Baterai


 KHAZA on
 Desember 08, 2019

Baterai merupakan salah satu komponen penting yang ada dikendaraan. Baterai sendiri memiliki
fungsi untuk mensuplai arus listrik ke berbagai sistem yang membutuhkan. Tanpa adanya baterai
tentu kendaraan tidak akan menyala. Ketika mesin menyala, kinerja baterai akan digantikan oleh
alternator yang akan menghasilkan arus listrik untuk mensuplai beban dan mengisi kembali
baterai.
Sebagai komponen yang penting tentunya tidak boleh ada kerusakan pada baterai. Baterai
merupakan komponen elektrik yang mempunyai masa pakai. Oleh karena itu perlu perawatan
berkala untuk menjaga kinerja dari baterai. Didalam baterai ada senyawa yang bereaksi sehingga
lama-kelamaan akan habis juga. Oleh karena itu perlu diisi ulang. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika merawat baterai yaitu sebagai berikut:

1. Pemeriksaan baterai secara visual

 Pemeriksaan kotak baterai secara visual dilihat dari kondisi kotak baterai. Kotak baterai berfungsi
sebagai wadah dari sel, dan komponen lain yang ada di baterai. Sebagai bagian terluar dari
baterai tentunya kotak baterai harus terhindar dari kerusakan. Kotak baterai yang baik
harusnya lurus dan rata, tidak bergelembong, dan tidak terjadi kebocoran. Apabila terjadi
kecacatan maka haus dilakukan penggantian.

 Pemeriksaan terminal baterai secara visual apakah ada kerusakan atau kotoran di terminal
baterai. Semakin sering atau lama baterai digunakan tentunya terminal akan mengalami
kerusakan atau kotoran yang menumpuk akibat reaksi kimia pada baterai. Oleh karena itu
terminal baterai juga perlu dilakukan pemeriksaan. Selain akibat reaksi kimia, debu yang
menempel juga bisa membuat terminal menjadi kotor. Kotoran pada terminal baterai dapat
menghambat aliran arus yang mengalir sehingga akan mengganggu perfoma baterai. Jika
terminal terdapat bintik-bintik putih hasil oksidasi maka bisa dibersihkan menggunakan air
panas, kemudian dilap sampai bersih. Selain kotoran, cek juga terminal dari adanya
kerusakan seperti patah, retak, ataupun terminal yang kurang kencang. 

 Pemeriksaan jumlah elektrolit pada baterai secara visual. Pemeriksaan jumlah elektrolit untuk
baterai basah bisa dilihat dari luar dengan mengamati bodi baterai. Pada bodi baterai terdapat
batas upper yang merupakan batas maksimal ketinggian baterai, dan batas lower yang
merupakan batas minimal elektrolit. Jadi secara umum ketinggian elektrolit baterai harus
berada diantara batas upper dan lower level. Apabila ketinggian elektrolit baterai dibawah
lower level maka perlu dilakukan penambahan elektrolit, sedangkan apabila elektrolit berada
diatas upper level maka perlu dilakukan pengurangan elektrolit.
 Pemeriksaan tutup baterai dan saluran ventilasi secara visual dapat dilakukan dengan melihat kondisi
dari tutup baterai dan saluran ventilasi apakah ada penyumbatan tidak. Tutup pada baterai
berfungsi untuk menjaga elektrolit baterai agar tidak tumpah ketika kendaraan berjalan.
Selain itu, pada tutup baterai terdapat lubang kecil atau yang sering disebut dengan lubang
ventilasi yang berfungsi untuk mengalirkan gas hasil oksidasi pada baterai. Gas hidrogen hasil
oksidasi harus dikeluarkan untuk mencegah baterai melembung. Oleh karena itu ventilasi juga
harus dipastikan bahwa tidak ada penyumbat.

2. Pemeriksaan baterai dengan alat ukur

 Pemeriksaan tegangan baterai dengan menggunakan multimeter atau multitester. Tegangan


baterai dapat diukur menggunakan multimeter atau multitester. Pemeriksaan baterai dengan
multimeter dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Memasang probe positif (merah)
multimeter ke terminal positif baterai, dan probe negatif  (hitam) ke terminal negatif baterai.
3) Kemudian memilih selector pada posisi DCV 50 karena rata-rata tegangan baterai hanya
terdiri dai 12-24 Volt. 3) Membaca hasil pengukuran pada baterai. 4) Apabila tegangan masih
diantara 11-13 Volt brarti baterai masih dalam kondisi baik, namun apabila di bawah 11 volt
maka perlu pemeriksaan lebih lanjut.

 Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai dengan hidrometer. Pengukuran berat jenis baterai yaitu
dengan menekan rubber bulb sehingga elektrolit akan terhisap masuk ke hidrometer,
kemudian bacalah indikator dengan permukaan segaris dengan mata. Pelampung jangan
sampai menyentuh tabung. Berat jenis elektrolit dapat berubah sebesar 0.0007 setiap
perubahan temperatur 1 derajat celcius. Spesifikasi standar elektrolit baterai secara normal
yaitu pada temperatur 20 derajat celcius. Berat jenis standar pada 20 derajat celcius ketika
baterai terisi penuh yaitu 1.250-1.270 (baterai dengan berat jenis nominal 1.260) dan 1.270-
1.290 (baterai dengan berat jenis nomial 1.270). Perbedaan antar cell tidak boleh melebih
0.025 atau kurang.

 Tes beban baterai yaitu dengan cara mengeluarkan arus baterai empat kali dari kapasitas baterai
(semisal 112A apabila kapasitas baterai pada 5 jam adalah 28 Ah, dan ukur tegangan terminal
setelah lima detik. Tegangan hasil pengukuran harus 9.6 V atau lebih apabila kurang maka
perlu penggantian. 
Secara lebih lanjut, pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai dapat dilihat sebagai berikut:

Apabila berat jenis melebihi standar maka diperlukan penambahan air suling agar berat jenis
turun, sementara apabila dibawah standar yaitu 1.290-1.220 maka diperlukan pengisian baterai.
Sementara perbedaan antar sel tidak boleh lebih dari 0.040, apabila melebihi maka perlu
penambahan air suling dan pengisian baterai agar berat jenis sesuai standar.

Anda mungkin juga menyukai