Aborben
Dalam proses absorbsi perlu diketahui karakteristik dari absorben, absorben adalah cairan yang
dapat melarutkan bahan yang akan diabsorbsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara
reaksi kimia. Absorben sering juga disebut cairan pencuci. Adapun persyaratan cairan yang dapat
dijadikan absorben adalah sebagai berikut:
1. Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorbsi besar.
2. Tidak berbusa bila berkontak dengan gas untuk mengurangi dalam penggunaan alat.
3. Memiliki tekanan uap yang rendah.
4. Tidak korosif untuk mengurangi perawatan dan penggunaan alat anti korosi.
5. Mempunyai viskositas yang rendah sehingga mengurangi pressure drop dan kebutuhan
pompa, sehingga meningkatkan aliran massa.
6. Stabil secara termis untuk mengurangi kebutuhan penggantian pelarut.
7. Tidak beracun dan nonflammable untuk pertimbangan aspek safety saat proses absorpsi
berlangsung.
8. Murah.
Jenis-jenis bahan yang dapat digunakan sebagai absorben adalah air (untuk gas-
gas yang dapat larut, alat untuk memisahkan partikel debu dan tetesan cairan), natrium
hidroksida (untuk gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam), dan asam sulfat (untuk gas-
gas yang dapat bereaksi seperti basa).
Beberapa absorbat yang teradsorp pada permukaan absorben dipengaruhi oleh beberapa
factor. Berikut ini adalah factor yang mempengaruhi daya absorpsi, yaitu :
1. Jenis absorbat, dapat ditinjau dari:
Ukuran molekul absorbat
Rongga tempat terjadinya absorpsi yang dicapai melalui ukuran yang sesuai, sehingga
molekul-molekul yang bisa diadsorpsi adalah molekul-molekul yang berdiameter sama
atau lebih kecil dari diameter pori absorben.
Polaritas molekul absorbat
Apabila molekul sama, molekul-molekul polar lebih kuat diabsorpsi dari pada molekul-
molekul yang kurang polar, sehingga molekul-molekul yang lebih polar bisa menggantikan
molekul-molekul yang kurang polar yang telah diserap.
2. Sifat absorben, dapat ditinjau dari:
Kemurnian absorben
Absorben yang lebih murni memiliki daya absorpsi yang lebih baik.
Luas permukaan absorben
Semakin luas permukaan absorben maka jumlah absorbat yang terserap akan lebih banyak.
3. Temperatur
Absorpsi merupakan proses eksotermis sehingga jumlah absorbat akan bertambah dengan
berkurangnya temperature absorbat. Absorpsi fisika yang substansial biasa terjadi pada
temperatur dibawah titik didih absorbat, terutama dibawah 50oC.
4. Tekanan
Untuk absorpsi fisika, kenaikan tekanan absorbat mengakibatkan kenaikan jumlah zat
yang terabsorpsi. Sebaliknya pada proses absorpsi kimia, jumlah yang diabsorpsi
berkurang dengan naiknya temperatur absorbat.