Anda di halaman 1dari 7

Adsorpsi adalah | Pengertian dan Definisi

Share :
Tweet

Pengertian dan Definisi Adsorpsi. Adsorpsi merupakan salah satu sifat-sifat sistem koloid.
Adsorpsi adalah suatu proses penyerapan partikel  suatu fluida (cairan maupun gas) oleh
suatu padatan hingga terbentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan adsorben. Padatan
yang dapat menyerap partikel fluida disebut bahan pengadsorpsi atau adsorben. Sedangkan
zat yang terserap disebut adsorbat. Secara umum Adsorpsi didefinisikan sebagai suatu proses
penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau
benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi dengan
penyerapnya. Penyerapan partikel atau ion oleh permukaan koloid atau yang disebut
peristiwa adsorpsi ini dapat menyebabkan koloid menjadi bermuatan listrik.

Jenis-jenis Adsorpsi
Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 

1. Adsorpsi fisika adalah proses interaksi antara adsorben dengan adsorbat yang disebabkan
oleh gaya Van Der Waals.  Adsorpsi fisika terjadi jika daya tarik menarik antara zat terlarut
dengan adsorben lebih besar dari daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya.
Kerena gaya tarik menarik yang lemah tersebut maka zat yang terlarut akan diadsorpsi pada
permukaan adsorben. Adsorpsi fisika biasanya terjadi pada temperatur rendah sehingga
keseimbangan antara permukaan solid dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan
bersifat reversibel.

Check This Out

Konglomerat Indonesia diam-diam memakai metode sederhana ini!

Gadis dari Bandungini menjadi miliarder

Click To Meet The Sexiest Girls In Semarang Now

Pemilik mobil mewah berlapis emas ini ternyata orang Indonesia

2. Adsorpsi kimia adalah reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang
teradsorpsi. Adsorpsi ini bersifat spesifik dan melibatkan gaya dan kalor yang sama dengan
panas reaksi kimia. Menurut Langmuir, molekul teradsorpsi ditahan pada permukaan oleh
ikatan valensi yang tipenya sama dengan yang terjadi antara atom-atom dalam molekul.
Ikatan kimia tersebut menyebabkan pada permukaan adsorbent akan terbentuk suatu lapisan
film.

Adsorpsi memiliki kecepatan. Kecepatan adsorpsi adalah banyaknya zat yang teradsorpsi
per satuan waktu. Kecepatan adsorpsi mempengaruhi kinetika adsorpsi. Kinetika adsorpsi
adalah laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam jangka waktu tertentu. Banyak
sedikitnya zat yang teradsorpsi di pengaruhi oleh:

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan Adsorpsi


 Macam adsorben
 Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate)
 Luas permukaan adsorben
 Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate)
 Temperatur

Manfaat dan Kegunaan Adsorpsi

Adsorpsi memegang peranan penting dalam berbagai industri. Manfaat dan kegunaan
adsorpsi telah di kenal manusia sejak zaman dahulu kala dan telah di manfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Berikut ini adalah beberapa contoh manfaat dan
kegunaan adsorpsi dalam industri dan kehidupan manusia:

Manfaat dan kegunaan adsorpsi:

 Untuk menjernihkan air yang keruh


 Pemutihan Gula pasir pada industri gula
 Pemurnian minyak kelapa sawit
 Pewarnaan serat wol, kapas atau sutera
 Penggunaan Norit untuk mengobati sakit perut
 Pembersihan dengan sabun
 Penyerapan Humus oleh Tanah liat

https://www.kamusq.com/2013/04/adsorpsi-adalah-pengertian-dan-definisi.html

1. Pengertian Adsorpsi

Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang
diserap disebut fase terserap (adsorbat), sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben.
Kecuali zat padat, adsorben dapat pula zat cair. Karena itu adsorpsi dapat terjadi antara : zat
padat dan zat cair, zat padat dan gas, zat cair dan zat cair atau gas dan zat cair.
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut yang ada dalam larutan
oleh permukaan benda atau zat penyerap. Adsorpsi adalah masuknya bahan yang mengumpul
dalam suatu zat padat. Keduanya sering muncul bersamaan dengan suatu proses maka ada
yang menyebutnya sorpsi. Baik adsorpsi maupun absorpsi sebagai sorpsi terjadi pada tanah
liat maupun padatan lainnya, namun unit operasinya dikenal sebagai adsorpsi. (Giyatmi,
2008: 101).
Menurut Sukardjo bahwa molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair,
mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya yang mengimbangi.
Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi.
Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam adsorben
sedang pada adsorpsi, zat yang diserap hanya pada permukaan (Sukardjo, 2002:190).

2. Jenis adsorpsi

Adsorpsi ada dua jenis, yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia.
Physisorption (adsorpsi fisika)
Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan
permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka
substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Physisorption ini memiliki gaya
tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi
yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.
Contoh : adsorpsi oleh arang aktif. Aktivasi arang aktif pada temperatur yang tinggi akan
menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas
permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media
adsorpsi.
Chemisorption (adsorpsi kimia)
Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia antara substansi terlarut dalam larutan
dengan molekul dalam media. Chemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu
partikel-partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorben melalui gaya Van der Walls atau
melalui ikatan hidrogen. Dalam adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaan dengan
membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang
memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat. Contoh : Ion exchange.
(Atkin, 1999: 437-438).

  3. Perbedaan adsorpsi fisika dan kimia dapat dilihat pada tabel 1.

Adsorpsi fisika Adsorpsi kimia


Molekul terikat pada adsorben oleh gaya Molekul terikat pada adsorben oleh
Van der Walls ikatan kimia
Mempunyai entalpi reaksi -4 sampai     - Mempunyai entalpi reaksi -40 sampai
40 kJ/mol 800kJ/mol
Dapat membentuk lapisan multilayer Membentuk lapisan Monolayer
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi
dibawah titik didih adsorbat
Jumlah adsorpsi pada permukaan Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan fungsi adsorbat merupakan karakteristik adsorben dan
adsorbat
Tidak melibatkan energi aktivasi tertentu Melibatan energi aktivasi tertentu
Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik

(Atkin, 1999: 437-438)


 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi adalah sebagai berikut:
a. Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Waktu
kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih
baik.
Karakteristik Adsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk digunakan
sebagai adsorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan dimana adsorpsi terjadi.
Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran partikel.

b. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga proses
adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben maka semakin luas
permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung pada luas permukaan
total adsorbennya.

c. Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang mudah
larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar untuk
teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian karena
banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa
senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah. Usaha-usaha untuk menemukan
hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi dengan kelarutan hanya sedikit yang
berhasil.

d. Ukuran Molekul Adsorbat


Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul masuk
ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat ketika ukuran
pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat untuk masuk.

e.pH
pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap adsorpsi itu
sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat, sebagian karena pH
mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi adsorpsi dari beberapa senyawa.
Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik
terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH optimum untuk kebanyakan proses adsorpsi harus
ditentukan dengan uji laboratorium.

f. Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan jumlah
adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya temperatur, dan
menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika adsorpsi merupakan
proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah dan akan menurun pada suhu
yang lebih tinggi (Srining Peni, 2001: 23).

       5. Isoterm Adsorpsi
Isoterm adsorpsi adalah adsorpsi yang menggambarkan hubungan antara zat yang teradsorpsi
oleh adsorben dengan tekanan atau konsentrasi pada keadaan kesetimbangan dan temperatur
konstan. Persamaan yang sering digunakan untuk menggambarkan data percobaan isoterm
telah dikembangkan oleh 1) Freundlich, 2) Langmuir, dan 3) Brunauer, Emmett, dan Teller
(Isoterm BET) (Tchobanoglos et al., 1991: 318).
Dalam sistem cair, isoterm adsorpsi menyatakan variasi adsorben dan adsorbat yang terjadi
pada suhu konstan. Pada kondisi kesetimbangan terjadi distribusi larutan antara fasa cair dan
fasa padat. Rasio dari distribusi tersebut merupakan fungsi konsentrasi dan larutan. Pada
umumnya jumlah material yang diserap per satuan berat dari adsorben bertambah seiring
dengan bertambahnya konsentrasi walaupun hal itu tidak selalu berbanding lurus.

https://kimia08.wordpress.com/2012/05/13/adsorpsi/

KINETIKA ADSORBSI
Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya
saja, kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan zat.
Kinetika adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam suatu jangka waktu
tertentu. Kinetika adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan konsentrasi
zat teradsorpsi tersebut, dan menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) serta
memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi.
Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat yang teradsorpsi per satuan
waktu. Seperti halnya laju reaksi, banyak faktor yang mempengaruhi kinetika adsorpsi atau
cepat atau lambatnya penyerapan terjadi. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi
oleh beberapa hal, diantaranya :

 Macam adsorben :

contoh adsorben yang paling sering digunakan adalah karbon aktif

 Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate) :

Macam zat yang diadsopsi juga sangat berpengaruh karena semakin banyak zat-zat impuritis
(zat pengotor) pada suatu fluida atau larutan maka semakin lambat kinetika atau kecepatan
penyerapannya (adsorpsi)

 Luas permukaan adsorben :

semakin luas permukaan adsorben maka semakin cepat efektif kemampuan menyerap zat-zat
impuritis sehingga larutan menjadi lebih murni dan cenderung lebih bersih dari zat-zat
impuritis atau zat-zat pengotor tersebut.

 Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate) :

Semakin tinggi konsentrasi maka ion yang dihasilkan juga semakin banyak sehingga
mempengaruhi adsorpsi atau penyerapan larutan tersebut.

 Temperatur :

Semakin tinggi temperatur semakin sulit untuk menyerap zat, temperatur lebih efektif
digunakan untuk adsopsi adalah temperatur kamar (suhu ruang, yaitu 298 K)

 Kecepatan putar sentrifugasi :


Semakin cepat kecepatan sentrifugasi maka semakin cepat larutan tersebut murni dan hal
tersebut biasa dilakukan pada percobaan konduktometri, yaitu daya hantar listriknya yang
semakin tinggi pula.
https://sites.google.com/site/mediapembelajarandanitadsorpsi/materi-pelajaran/kinetika-adsorbsi

Pengoperasian peralatan kolom adsorpsi

Adsorpsi atau penjerapan adalah proses pemisahan


bahan dari campuran gas atau cair, bahan yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat
padat yang menyerap (adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap ditempatkan
ke suatu hamparan tetap dan fluida kemudian dialirkan melalui hamparan tetap tersebut
sampai zat padat itu mendekati jenuh dan pemisahan yang dikehendaki tidak dapat
berlangsung lagi. Kebanyakan zat pengadsorpsi adalah adsorben. Bahan-bahan yang berpori,
dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori.

Pemisahan terjadi karena perbedaan bibit molekul atau karena perbedaan polaritas
menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan itu lebih erat daripada molekul-
molekul lainnya. Misalnya, limbah industri pencucian kain batik diadsorpsi zat warnanya
dengan menggunakan arang tempurung kelapa yang sudah diaktifkan. Limbah elektroplating
yang mengandung nikel, logam berat nikel diadsorpsi dengan zeolit yang diaktifkan.

Pengoperasian peralatan kolom adsorpsi

Kolom adsorpsi dilengkapi dengan peralatan :


1.    Bak penampung umpan sekaligus berfungsi sebagai bak penampung overflow, bak
pengatur debit, bak penampung efluen, pompa air, flowmeter
2.    Sebelum alat dioperasikan terlebih dahulu kolom diisi dengan aquades sampai sedikit di
atas lapisan adsorben. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari udara yang terjebak di dalam
kolom yang dapat mengganggu laju aliran.
3.    Alat dioperasikan dengan mengalirkan sampel air baku secara grafitasi (downflow)
secara terus menerus dari bak penampung umpan dengan menggunakan pompa menuju ke
bak pengatur laju limpasan. Bak pengatur laju limpasan digunakan untuk mendapatkan
tekanan dan laju limpasan yang konstan.
4.    Setelah dari bak pengatur laju limpasan aliran umpan dilewatkan flowmeter untuk
mendapatkan hasil pembacaan laju limpasan secar visual.Flowmeter ini dilengkapi dengan 3
buah kran pengatur. Sesuai dengan Gambar kran a digunakan untuk mengatur besar kecilnya
laju limpasan, kran b berfungsi sebagai pintu masuk aliran umpan menuju ke kolom adsorpsi.
Kran b akan ditutup pada saat kalibrasi flowmeter dengan kondisi kran c terbuka. Setelah laju
limpasan aliran stabil, kran c ditutup ddan kran b dibuka. Kemudian umpan akan mengalir
menuju ke kolom adsorpsi.
5.    Setelah operasional alat dengan waktu dan laju limpasan tertentu dilakukan pengambilan
sampel air baku pada masing-masing outlet yang selanjutnya dilaksanakan analisis
6.    Diulangi untuk kondisi operasi yang berbeda dengan variasi laju limpasan, variasi
konsentrasi influen, dan variasi ukuran media.

Anda mungkin juga menyukai