Anda di halaman 1dari 10

PERAWATAN SISTIM PENGISIAN

DI SUSUN OLEH
WARISMA FITRI

1
Bagaimana Prinsip
kerja sistem
Pengisian?

Charging system pada kendaraan memiliki fungsi yang


sangat vital, mengingat fungsi utamanya adalah untuk
mengisi kembali baterai (aki) dan untuk mensuplai
kebutuhan listrik untuk semua sistem kelistrikan pada
kendaraan selama mesin itu hidup.

Perlu kalian Tahu!

Terjadinya tegangan output alternator dipengaruhi oleh tiga hal penting, yaitu
1. Adanya medan magnet yang dihasilkan oleh rotor coil.
2. Adanya kumparan di sekitar medan magnet, yaitu stator coil.
3. Adanya pemotongan medan magnet oleh kumparan. Pemotongan medan magnet ini terjadi karena
adanya putaran poros alternator yang menyebabkan rotor coil berputar dan medan magnet yang
ada padanya juga berputar memotong kumparan pada stator coil.

2
Tahukah kalian
kerusakan yang
terjadi pada sistem
pengisian?

Aki tidak terisi tetapi mesin dapat distarter. Hal ini karena:
Belt alternator kendor atau sudah aus.
Kabel alternator terkelupas atau putus.
Alternator rusak
Regulator tegangan rusak
Baterai rusak

Alternator berisik. Hal ini karena:


Belt alternator kendor atau sudah aus.
Flens puli alternator bengkok
Alternator rusak

Lampu atau sekering seringkali putus. Hal ini karena:


Sistem perkabelan ada yang rusak.
Alternator rusak
Aki rusak

Pengisian Overcharge. Hal ini karena:


Alternator rusak
Regulator rusak

3
Perawatan Sistem Pengisian
Perawatan yang dilakukan Pada sistim Pengisian yaitu :
Perawatan baterai
Pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt meliputi:
pemeriksaan tegangan V belt dan kondisi fisik V belt, seperti
keretakan.
Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian.
Pengetesan komponen sistim pengisian
Pemeriksaan alternator dan Regulator

I. Perawatan Baterai

Pada kendaraan baik mobil maupun sepeda motor, baterai mempunyai peranan yang penting, baik saat mesin hidup
maupun saat mesin distarter. Perawatan baterai yang baik akan memberikan beberapa manfaat seperti:
1. Mencegah baterai dari kemungkinan kekurangan elektrolit baterai, Kekurangan elektrolit terjadi karena saat
proses pengisian dan pengosongan terjadi penguapan. Jika elektrolit pada baterai kurang maka menyebabkan
baterai menjadi panas, terjadi kristalisasi pada sel-sel baterai, dan bahan aktif pada sel baterai lepas. Jika bahan
aktif baterai lepas menyebabkan efektifitas baterai menurun dan bahan aktif sel yang lepas akan jatuh di dasar
kotak atau terselip di antara sel sehingga baterai dapat terjadi pengosongan sendiri (self discharge).
2. Terminal baterai menjadi awet, Kerusakan yang terjadi pada terminal baterai biasanya adalah korosi. Korosi
disebabkan oleh uap dari elektrolit dan panas akibat terminal kendur.
3. Gangguan yang sering dirasakan adalah fungsi saat mesin distarter, dimana jika bateri kurang baik maka energi
yang disimpan tidak cukup untuk melakukan starter sehingga kendaraan sulit distarter atau bahkan tidak bisa
distarter.
Penyebab energi listrik tidak cukup untuk melakukan starter disebabkan beberapa hal, yaitu:
1. Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari energi listrik yang dibutuhkan untuk starter.
2. Baterai sudah lemah sehingga tidak mampu menyimpan energi listrik atau terjadi pengosongan sendiri.
3. Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat.
Jika kendaraan tidak digunakan dalam waktu yang lama maka energi yang tersimpan di baterai dapat kosong atau
habis dengan sendirinya, hal ini disebut dengan self discharger. Besarnya self discharger ditunjukan dalam
persentase kapasitas baterai. Besarnya self disharger biasanya berkisar 0,3-1,5% per hari pada temperatur 20-30
derajat celcius tiap hari, atau baterai dapat kosong sendiri dalam waktu 1-3 bulan.
Self discharge atau pengosongan sendiri pada baterai disebabkan beberapa hal, yaitu:
1. Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel baterai.
2. Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang bercampur dengan elektrolit. Hal ini merupakan salah
satu alasan mengapa menambah elektrolit harus menggunakan air suling atau air yang tidak mengandung
logam.
3. Bahan aktif baterai.

4
A. Membersihkan Terminal baterai
Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi, bila terminal korosi maka
tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan tegangan pada beban sehingga beban tidak dapat
berfungsi optimal. Untuk mencegah hal tersebut maka terminal harus dibersihkan.

Pembersihan terminal baterai dilakukan


dengan cara:
Kendorkan baut pengikat baterai sesuai
dengan kontruksi baterai.
Bila terminal tersebut melekat dengan kuat
pada pos baterai, jangan memukul atau
mencungkil terminal baterai
untuk melepaskannya. Ini dapat merusak
posnya atau terminal baterai. Gunakan
obeng untuk melebarkan terminal,
kemudian tarik dengan traker khusus.

Melepas Terminal baterai


3. Bersihkan terminal baterai
menggunakan amplas atau sikat khusus.

Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor,


kemudian pasang terminal dan kencangkan baut
pengikatnya.
Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai
dengan menggunakan volt meter. Caranya: Colok ukur
positip dihubungkan terminal pisitip baterai dan colok
ukur negatip dihubungkan konektor baterai Lakukan
starter mesin, dan tegangan pada volt meter harus tetap
Membersihkan Terminal baterai Nol, bila volt meter menunjukkan tegangan maka
terdapat tahanan pada terminal baterai.

Memeriksa Tahanan baterai

5
B. Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit

Dalam pemeriksaan elektrolit ada dua hal yang dilakukan yaitu: pemeriksaan jumlah elektrolit dan berat jenis
elektrolit.

Jumlah elektrolit di dalam baterai dapat berkurang karena beberapa hal, seperti:
Cairan elektrolit menguap, Selama proses pengisian maupun pengosongan
listrik pada baterai terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap
sehingga jumlah elektrolit berkurang. Jumlah elektrolit yang baik adalah
diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang
kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit
berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian
atau pengosongan berlebihan. Untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang
cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu.
Over Charging, Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh
overcharging, oleh karena bila berkurangnya elektrolit tidak wajar maka periksa
dan setel arus pengisian.
Baterai retak, Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang,
selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat
korotif maka bagian kendaraan yang terkena elektrolit akan korosi.

Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai


menggunakan alat hidrometer. Pemeriksaan berat
jenis elektrolit baterai merupakan
salah satu metode untuk mengetahui
kapasitas baterai. Baterai penuh
mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100-
1,130. Hubungan berat jenis dan kapasitas adalah
sebagai berikut:
Grafik Hubungan Berat Jenis
dan Kapasitas Baterai

Catatan

Dari hasil pengukuran akan diperoleh data kondisi elektrolit, bila berat jenis elektrolit lebih dari 1,280
maka tambahkan air suling agar berat jenis berkurang 1.280 penyebab terllu tingginya berat jenis dapat
disebabkan kekeliruha waktu menambah elektrolit, saat lektrolit kurang harus ditambahkan air suling
bukan elektrolit atau air zuur. Lakukan pengisian penuh, bila hasil pengukuran urang dari 1.210 atau ganti
dengan baterai baterai baru.

6
II. Perawatan V Belt

Pada sistem pengisian V belt berfungsi untuk meneruskan putaran mesin ke alternator. Apabila tegangan V
belt kurang maka akan menyebabkan terjadinya slip sehingga kecepatan putaran alternator kurang dan
akibatnya out put alternator kurang.
Penurunan tegangan V belt disebabkan oleh keausan V belt karena faktor usia atau perubahan penyetelan.
Kerusakan yang terjadi pada V belt akibat dimakan usia, diantaranya: V belt aus, elastisitas menurun dan V
belt menjadi pecah. apabila kerusakan pada V belt tidak diperhatikan maka terdapat kemungkinan V belt putus
pada saat kondisi mesin hidup.

Langkah-langkah dalam pemeriksaan V belt, yaitu:


Lepas V belt dari kemungkinan retak, rip lepas
retak atau cacat
Pasang kembali dan setel tegangan V belt dengan
menekan dengan kekuatan 10 kg, standar defleksi
untuk belt lama = 7-10mm dan untuk belt baru = 5-7
mm.

Untuk jenis v belt juga harus memeriksa


pemasangannya terhadap pully. Pemeriksaan
Belt tipe multi V. Besar difleksi untuk belt
lama sebesar 7-8 mm, sedangkan belt baru 5-7
mm dengan tegangan belt 45-55 kg untuk belt
baru dan 20-35 kg untuk belt lama.

III. Pemeriksaan Arus dan Tegangan Baterai

Langkah-langkah pemeriksaan arus dan tegangan pengisian tanpa Tanpa Beban


beban meliputi:
Hubungkan clem positif volt meter dengan terminal positif
baterai dan clem negatif volt meter dengan terminal negatif
baterai.
Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada
kabel positif baterai.
Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai
putaran 2000 rpm.
Periksa penunjukan pada Volt-Amper meter.

Catatan:
Standar penunjukan untuk sistem pengisian regulator mekanik:
Arus kurang dari 10 A dan tegangan: 13,8- 14,8 volt.
Standar penunjukan untuk sistem pengisian IC regulator: Arus
kurang dari 10 A dan tegangan untuk regulator tipe A: 13,8-14,1
volt sedangkan tegangan tipe M: 13,9-15,1 volt.

1
1
Dengan Beban
Langkah-langkah pemeriksaan arus dan tegangan pengisian
dengan beban meliputi:
Pasang Volt meter yaitu menghubungkan clem positif pada
terminal positif baterai dan clem negatif pada terminal negatif
baterai.
Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada kabel
positif baterai.

Catatan:
Periksa penunjukan pada Amper-Volt meter. Standar
penunjukan untuk regulator mekanik , arus lebih dari 30 A
dan tegangan: 13,8-14,8 A. Standar penunjukan tegangan
untuk sistem pengisian IC regulator, IC tipe A: 13,8-14,1
volt sedangkan regulator tipe M: 13,9-15,1 volt.

Troubleshooting

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan seperti di atas dan hasil


dari pemeriksaan arus serta tegangan kurang dari spesifikasi,
maka lakukan langkah berikut:
Periksa tegangan antara terminal positif baterai dengan
terminal B alternator, tegangan harus NOL volt, jika ada
tegangan berarti ada sambungan yang kurang kuat atau
putus.
Periksa tegangan antara bodi alternator dengan terminal
negatif baterai, tegangan harus NOL volt, bila ada tegangan
maka pemasangan alternator kurang baik, terminal kotor atau
kabel massa kendor/berkarat.

Jika hasil pemeriksaan arus dan tegangan menunjukan sistem pengisian tidak berfungsi, yaitu tidak ada arus
pengisian maka
Tipe regulator mekanik: Hubungkan terminal F dengan terminal B menggunakan kabel jumper, dengan
langkah ini jika arus pengisian normal maka kemungkinan yang rusak
adalah regulator, fuse atau kabel regulator lepas. Bila tidak ada arus pengisian kemungkinan alternator yang
rusak maka harus dioverhaul.
Tipe IC regulator: Pada sistem pengisian dengan IC regulator bila tidak ada arus pengisian, maka hubungkan
terminal F dengan bodi alternator menggunakan kawat atau penghantar. Bila arus pengisian menjadi normal
maka kemungkinan yang rusak adalah IC regulator. Jika tetap tidak ada pengisian kemungkinan yang rusak
adalah alternatornya dan harus dioverhaul.

12
IV. Pengetesan Komponen Pengisian

Cara mengetes rectifier/kiprok:


Set multitester/AVO meter di Volt DC 50 V.
Tempelkan kabel merah (+) ke kutub Positif dan kabel
hitam (-) kekutub Negatif pada baterai.
Hidupkan mesin, biarkan pada rpm idle, lihat
pembacaan di meter, harusnya menunjukkan 12 Volt
Naikkan rpm sampe >5000rpm, lihat pembacaan
harusnya bergerak naik berkisar 13,5 Volt s/d 14,5 Volt
(CMIIW). Bila menunjukkan nilai diluar kisaran itu
berarti kiprok/rectifier rusak.

Cara mengetes alternator/spul :


a. Copot kabel yang menghubungkan
alternator ke kiprok/rectifier.
b. Set multitester/AVO meter di Volt AC 50 V
c. Hubungkan ke dua kabel dari
multitester/AVO meter ke 2 kabel kuning dan dari
alternator. Hati-hati sekali jangan sampai
short/tersambung.
Nyalakan mesin, biarkan pada rpm idle.
Lihat pembacaan pada AVO meter, bila menunjuk
ke kiri, berarti kabel terbalik. Bila menunjuk ke
kanan dan bernilai
>12Volt, berarti masih baik.

Catatan:
Yang harus diperhatikan pada system pengisian adalah :
Semua socket dan kutub aki harus dalam keadaan bersih, tidak ada oksidasi maupun karat.
Pastikan tidak ada kabel yang menyentuh bagian heatsink rectifier.
Selalu memeriksa ketingian air aki. Karena ini bisa sebagai indikasi kiprok rusak. Bila air aki cepat
habis, berarti arus listrik pengisian terlalu besar, berarti juga kiprok mendekati rusak.

13
14

Anda mungkin juga menyukai