Anda di halaman 1dari 10

INOVASI TEKNOLOGI NANO UNTUK COMPOSTING

TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT


1
Vonny Indah Sari, 2Syamsul Maarif, 3Yandra Arkeman
1
Dosen Politeknik Kampar
Email: vonnyindahsari@yahoo.co.id
2
Guru Besar Departemen Teknologi Industri Pertanian-IPB
3
Dosen Departemen Teknologi Industri Pertanian-IPB

ABSTRAK

Pembuatan kompos dari tandan kosong kelapa sawit sudah banyak dilakukan dengan metode
sederhana. Beberapa penelitian yang dilakukan untuk mempercepat waktu pengomposan dilakukan
oleh Baharuddin et.al (2009) yang mengembangkan teknologi thermophillic in vessel dan windrows
system yang dapat meningkatkan komposting dari tandan kosong kelapa sawit dan palm oil mill
effluent (POME) pada skala industri. Pembuatan kompos dilakukan dengan open windrow
composting antara tandan kosong kelapa sawit yang sudah dipres dengan memberikan POME.
Melalui inovasi teknologi nano kompos tandan kosong kelapa sawit diharapkan dapat menjadi solusi
aternatif dari permasalahan karena tingginya harga pupuk non organik, peningkatan kualitas pupuk
organik dan dalam rangka mewujudkan industri PKS tanpa polusi limbah padat.
Kata Kunci: pengomposan, tandan kosong kelapa sawit, nano teknologi, inovasi

ABSTRACT

Composting of oil palm empty fruit bunches has been done with a simple method. Several
studies were done to speed up the composting time is done by Baharuddin et al. (2009) who developed
the technology thermophillic in the vessel and windrows composting system that can improve from
palm empty fruit bunches and palm oil mill effluent (POME) on an industrial scale. Composting is
done with open windrow composting between palm empty fruit bunches that have been pressed by
giving POME. Through the innovation of nanotechnologies is expected to be composted palm empty
fruit bunches aternatif solution of the problem because of the high price of non-organic fertilizers,
organic fertilizers and quality improvement in order to realize the palm industry without solid waste
pollution.
Keywords: composting, palm empty fruit bunches, nanotechnologies, innovation
1. Pendahuluan

Agroindustri kelapa sawit dapat yang merupakan produk samping dari


dikembangkan dengan adanya inovasi baru pengolahan minyak sawit.
atau pengembangan produk dari pohon
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS)
industri yang sudah ada sehingga
merupakan limbah pada pabrik kelapa
memperluas manfaat dari komoditas serta
sawit (PKS) yang jumlahnya sekitar 23%
membuka kesempatan kerja dan
dari tandan buah segar (TBS) yang diolah.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Komponen terbesar dari TKKS adalah
Seiring bertambahnya permintaan pasar
selulosa (40-60 %), disamping komponen
akan kebutuhan minyak sawit dunia dan
lain yang jumlahnya lebih kecil seperti
bertambahnya jumlah pabrik pengolahan
hemiselulosa (20-30 %), dan lignin (15-30
kelapa sawit di Indonesia maka akan
%) (Ross, 2004). Biasanya TKKS dibakar
bertambah juga jumlah limbah baik padat
di incinerator dan abunya dimanfaatkan
maupun cair yang tidak termanfaatkan
sebagai pupuk, tetapi cara ini sudah tidak

Strategi inovasi (Vony Indah dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 152
diizinkan lagi karena mencemari Secara umum teknologi pengomposan
lingkungan. Untuk saat ini TKS banyak lebih unggul dibandingkan dengan
digunakan sebagai mulsa pada tanaman teknologi pengolahan limbah lainnya
kelapa sawit dewasa yang sekaligus karena teknologi ini merupakan kombinasi
berfungsi sebagai pupuk organik. Akan pengolahan limbah cair dan limbah padat
tetapi cara ini memerlukan biaya dalam satu proses. Dengan demikian biaya
transportasi dan penyebaran yang cukup pengolahan LCPKS dapat dihilangkan dan
besar. Alternatif lainnya yang mempunyai sebagai hasil akhir diperoleh kompos
nilai tambah lebih tinggi dari sekedar bermutu tinggi yang dapat dijual atau
aplikasi TKKS di lapang adalah digunakan sendiri untuk perkebunan
pengolahan TKKS menjadi kompos. kelapa sawit sebagai pupuk alternatif.
Pemanfaatan TKKS untuk kompos di Pembuatan kompos dari tandan kosong
PKS dengan kapasitas olah 30 ton kelapa sawit sudah banyak dilakukan
TBS/jam memberikan nilai ekonomis yang dengan metode sederhana. Beberapa
sangat besar. Hasil perhitungan penelitian yang dilakukan untuk
menunjukkan bahwa potensi keuntungan mempercepat waktu pengomposan
yang dihasilkan adalah sekitar Rp 2,8-3 dilakukan oleh Baharuddin et.al (2009)
milyar per tahun atau setara dengan yang mengembangkan teknologi
keuntungan yang dihasilkan oleh sekitar thermophillic in vessel dan windrows
1.200 ha kebun kelapa sawit dengan system yang dapat meningkatkan
asumsi keuntungan/kg TBS adalah 130 komposting dari tandan kosong kelapa
rupiah dan dengan investasi pabrik sawit dan palm oil mill effluent (POME)
kompos sebesar Rp 3,18 milyar yang jauh pada skala industri. Pembuatan kompos
lebih kecil dibandingkan dengan investasi dilakukan dengan open windrow
1.200 ha kebun yaitu sekitar Rp 24 milyar. composting antara tandan kosong kelapa
Keunggulan lain teknologi ini ialah sawit yang sudah dipres dengan
penggunaan seluruh limbah cair pabrik menambahkan LCPKS atau POME.
kelapa sawit (LCPKS) sehingga biaya Desain open windrow piles adalah sebagai
pengolahan limbah tidak diperlukan lagi. berikut:

Gambar 1. Open windrows piles (Baharuddin et.al, 2009)

Kandungan hara kompos yang yang baik. Selain itu dengan pemanfaatan
dicampur dengan LCPKS paling tinggi kedua jenis limbah ini, yaitu TKKS dan
dibandingkan limbah lainnya. Hal ini LCPKS maka selain nilai tambah yang
menunjukkan bahwa kompos dari tandan meningkat, juga mendukung program
kosong kelapa sawit mempunyai kualitas pelestarian lingkungan yang mengarah

Strategi inovasi (Vony Indah dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 153
pada zero emision. Agar kandungan unsur Pada beberapa referensi dijelaskan bahwa
hara yang ada pada kompos tandan kosong waktu pengomposan dapat dipersingkat
kelapa sawit dapat terserap sempurna oleh menjadi 21 hari dengan menambahkan
tanaman maka diperlukan inovasi bioaktivator kompos yang terdiri atas
teknologi nano composting. Dengan campuran formula mikroba MINOSE
aplikasi teknologi nano kompos ini akan ditambah serbuk gergaji, molase (atau
dihasilkan bahan kompos berukuran nano gula) dan air
yang bisa terserap oleh tanaman dengan dengan perbandingan 4,94 ml : 2500 cc :
waktu yang relative lebih singkat, 19,75 ml : 79 ml untuk mempercepat
mengurangi ukuran dan berat bahan proses dekomposisi.
kompos sehingga mempermudah proses
2. Persiapan bahan baku
pengemasan, penyimpanan dan distribusi.
Tandan kosong kelapa sawit
2. Proses Pengomposan dicacah dengan menggunakan mesin
1. Persiapan lahan pencacah (chipper), kemudian dibawa ke
Untuk proses pengomposan TKS lokasi pengomposan menggunakan
dari PKS kapasitas 30 ton TBS/jam dumptruck.
diperlukan lantai pengomposan dengan 3. Proses pengomposan
luas 25.000 m2, lantai dibuat dari cor Tandan kosong kelapa sawit yang
semen dengan ketebalan 12 cm. Lokasi telah dicacah ditumpuk memanjang
pengomposan sebaiknya tidak jauh dari dengan ukuran lebar 3m dan tinggi 1,2 m.
pabrik untuk mempermudah pengangkutan Pembuatan tumpukan dilakukan dengan
TKS dan pengaliran LCPKS. Dasar wheelloader. Selama proses
perhitungan serta areal yang dibutuhkan pengomposan/tumpukan disiram dengan
untuk PKS kapasitas olah 30 ton per jam sejumlah air limbah cair PKS segar dan
adalah: dibalik dengan mesin pembalik.
a. Waktu pengomposan 42 hari Pembalikan dan penyiraman dilakukan 5
b. Kebutuhan areal 600 m2 perhari kali dalam satu minggu. Perubahan suhu
c. Panjang tumpukan 220 m per hari selama proses pengomposan diukur setiap
hari (Lembaga Riset Perkebunan
Indonesia).

Gambar 2. Proses Pengomposan

Tabel 1 menunjukkan karakteristik lemak, dan asam amino terdegradasi


dari tandan kosong hasil cacahan, POME dengan cepat pada phase thermophilik
dan komposisi kompos tandan kosong pada proses pengomposan dibanding
pada akhir periode pengomposan. dengan senyawa yang lebih resisten seperti
Senyawa organik seperti karbohidrat, selulosa, hemisesulosa dan lignin.

Strategi inovasi (Vony Indah dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 154
Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk (2,8%; 0,4%, dan 2,8%). Sedangkan logam
mendegradasi senyawa selulosa, berat yang terkandung antara lain iron
hemiselulosa dan lignin yang ada pada 0,6%, Cadmium, dan nikel (sangat sedikit)
tandan kosong kelapa sawit. Dengan (Baharuddin, et al. 2007). Menurut Rihani
penambahan POME waktu degradasi et al. (2010), jumlah nutrisi yang dapat
tersebut dapat dipersingkat dan digunakan sebagai pupuk organic untuk
menghasilkan nutrisi yang cukup untuk tanaman adalah lebih dari 1% dan hanya
pertumbuhan tanaman seperti N, P dan K mengandung sedikit logam berat.

Tabel 1. Karakteristik tandan kosong yang sudah di press dengan penambahan POME dan
komposisi material kompos yang dihasilkan

Sumber: Baharuddin (2007)

Keunggulan kompos TKKS menjadi ringan; (2) membantu kelarutan


meliputi: kandungan kalium yang tinggi, unsur-unsur hara yang diperlukan bagi
tanpa penambahan starter dan bahan pertumbuhan tanaman; (3) bersifat
kimia, memperkaya unsur hara yang ada di homogen dan mengurangi risiko sebagai
dalam tanah, dan mampu memperbaiki pembawa hama tanaman; (4) merupakan
sifat fisik, kimia dan biologi. Selain itu pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air
kompos TKKS memiliki beberapa sifat yang meresap dalam tanah dan (5) dapat
yang menguntungkan antara lain: (1) diaplikasikan pada sembarang musim
memperbaiki struktur tanah berlempung (Loekito, 2002).

Strategi inovasi (Vony Indah dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 155
3. Strategi dan Analisis Kelayakan (Kim,1997). Inovasi adalah hasil karya
Inovasi manusia dalam bentuk rangkaian tahapan
proses, peralatan, desain tata letak yang
3.1 Strategi Inovasi
spesifik, berbeda dengan yang sudah ada
Berbagai permasalahan selalu dan memiliki daya guna untuk diterapkan
muncul dalam industri mulai alokasi bahan dalam kehidupan masyarakat untuk
baku, teknologi yang menunjang mempermudah pekerjaan. Secara
keberhasilan produk hingga permasalahan konvensional istilah inovasi diartikan
dalam kualitas hasil produk. Permasalahan sebagai suatu terobosan yang berhubungan
tersebut dapat diatasi dengan mencari dengan produk-produk baru. Thompson
solusi pemecahan yang sesuai dan (1965) dalam Hurley and Hult (1998)
ditunjang dengan kebijakan-kebijakan dari mendifinisikan bahwa inovasi adalah
pemerintah yang dapat mengatur konsep yang lebih luas yang membahas
keberlanjutan dari sistem yang ada di penerapan gagasan, produk, atau proses
industri tersebut. Sarana yang diperlukan yang baru.
untuk memecahkan permasalahan dapat
dalam bentuk informasi teknologi tepat Lahirnya inovasi-inovasi baru
guna, peralatan-peralatan untuk membuat karena adanya tantangan dalam kondisi
suatu alat bantu kerja, perbaikan lingkungan masyarakat yang menuntut
manajemen, sarana dan prasarana untuk terciptanya sarana untuk mengatasi
penunjang lainnya. Berbagai teknologi permasalahan dalam industri. Inovasi
yang digunakan oleh masyarakat industri dapat mempercepat, meringankan,
sebahagian besar dihasilkan dengan cara meningkatkan mutu dan efisiensi sehingga
meniru (imitation) dari berbagai teknologi beban manusia menjadi berkurang. Inovasi
yang sudah ada, menyempurnakan baru akan meningkatkan kinerja manusia
teknologi sehingga kinerjanya akan lebih baik dari capaian kuantitas maupun
baik sesuai dengan yang diperlukan untuk kualitasnya. Inovasi dapat ditemukan pada
menyelesaikan masalah yang dihadapi. industri yang menerapkan teknologi yang
Dalam perkembangannya masyarakat kompleks yang biasanya terkait langsung
industri mampu menghasilkan teknologi dengan permasalahan yang dihadapai
baru yang memiliki fungsi lebih efektif dalam kehidupan sehari-hari. (Gumbira-
dan efisien yang berbeda dan belum Sa’id, 2009).
pernah ada. Hal itu disebut dengan inovasi
produk, kapasitas pasar, model teknologi
Strategi teknologi dan manajemen
yang ditiru, pembelajaran terhadap kinerja
inovasi bertujuan untuk memenangkan
teknologi, observasi teknologi ke sumber
persaingan pasar produk-produk yang
teknologi, mendesain lay out industri,
dihasilkan. Kim (1997) menyampaikan
memulai produksi dan meningkatkan
hasil kajian keberhasilan industri kecil di
semangat kerja yang tinggi. Pada fase II,
Korea untuk dapat menghasilkan produk
adalah fase mengembangkan skala
yang berkualitas baik, meningkatkan skala
produksi, serta membuat sebagian
produksi bahkan mereplikasi industri yang
perlengkapan industri sendiri. Pada fase ini
mengelola dengan baik sebagai kunci
industri telah mampu meningkatkan
keberhasilannya. Ada tiga fase dalam
produksi, meningkatkan permintaan pasar,
membangun industri agar berhasil
meningkatkan preferensi konsumen
memenangkan persaingan yaitu fase I:
terhadap produk yang dihasilkan serta
mengenali peluang bisnis dan meniru
mampu menghasilkan komponen teknologi
(imitation) teknologi untuk mendukung
industri sendiri (innovation). Fase III,
bisnisnya. Pada fase ini kegiatan yang
adalah fase ekspansi pasar, menghasilkan
dilakukan adalah peluang bisnis, jenis

Strategi inovasi (Vony Indah dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 156
sistem produksi, menghasilkan teknologi kompeten. Chaudury (2010)
industri baru yang lebih efektif dan efisien mengemukakan bahwa sumber daya
(innovation). manusia memegang peranan yang sangat
penting dalam proses inovasi, karena
3.2. Aspek yang Mempengaruhi
merekalah faktor penggerak dan pelaksana
Kelayakan Inovasi
inovasi. Kegagalan sumber daya manusia
Hurley and Hult (1998) dalam pengembangan inovasi berarti akan
mendefinisikan inovasi sebagai sebuah menyebabkan industri akan kurang
mekanisme perusahaan untuk beradaptasi berkembang dan kalah bersaing dalam
dalam lingkungan yang dinamis, oleh bidang usaha.
karena itu perusahaan dituntut untuk
mampu menciptakan pemikiran-pemikiran Strategi perusahaan juga sangat
baru, gagasan-gagasan baru dan mempengaruhi kelayakan suatu inovasi.
menawarkan produk yang inovatif serta Inovasi akan dapat diterima oleh
peningkatan pelayanan yang memuaskan konsumen apabila diperkenalkan
pelanggan. Hal tersebut merupakan bagian (promosi), harga yang terjangkau, mudah
dari aspek kelayakan suatu inovasi. diperoleh dan mutu yang baik. Hal ini
memerlukan strategi perusahaan yang jitu
Aspek yang mempengaruhi dalam agar produk inovasi dapat diterima oleh
suatu kelayakan inovasi bisa berasal dari konsumen. Strategi bisnis yang unggul
internal maupun eksternal perusahaan. dapat merangsang perkembangan baru dan
Faktor internal berarti organisasi atau produk-produk inovatif yang dapat
perusahaan dan segala sesuatu didalamnya, meningkatkan keunggulan kompetitif
antara lain sumber daya manusia, strategi perusahaan. Struktur organisasi yang tepat
perusahaan, dan struktur organisasi dalam perusahaan juga sangat menunjang
perusahaan. Sedangkan faktor eksternal keberhasilan suatu inovasi. Keberhasilan
adalah aspek sosial, ekonomi, teknologi sumber daya manusia dalam perusahaan
dan lingkungan serta aspek pasar. untuk melakukan inovasi tidak terlepas
Sebuah perusahaan akan semakin dari peran dan dukungan manajer
inovatif dalam pengembangan produk dan perusahaan. Ketepatan manajer dalam
adopsi teknologi apabila didukung oleh pengambilan keputusan, team building
sumber daya manusia yang kreatif, yang baik, suasana kerja dan loyalitas
kompeten di bidangnya dan dapat terhadap konsumen merupakan kunci
mengembangkan diri melalui pelatihan- keberhasilan sutau inovasi dapat diterima
pelatihan yang bermanfaat bagi oleh konsumen. (Voss, et al. 2000).
pengembangan teknologi dan ilmu yang
Faktor eksternal perusahaan yang teknologi yang digunakan, lokasi serta
mempengaruhi kelayakan suatu inovesi fasilitas produksi. Aspek pasar meliputi
antara lain meliputi aspek sosial ekonomi orientasi pasar (pelanggan dan pesaing),
yaitu gambaran seberapa jauh dampak daya serap pasar, permintaan dan
yang ditimbulkan dengan adanya inovasi penawaran serta kondisi rantai pemasaran
yang dilakukan terutama terhadap ekonomi (Ibrahim, 2003). Perubahan yang
secara luas dan dampaknya terhadap diakibatkan oleh perubahan faktor
masyarakat secara keseluruhan, misalnya eksternal perusahaan, diantaranya
membuka kesempatan kerja, meningkatkan pergerakan pasar dan pergerakan
pendapatan daerah dan nasional, teknologi, mempunyai pengaruh terhadap
tersedianya sarana serta prasarana. Aspek kinerja pemasaraan suatu perusahaan
teknis dan teknologi berkaitan erat dengan (Jaworski dan Kohli, 1993, p. 53-70);
proses produksi, bagaimana merencanakan (Narver dan Slater, 1995, p. 46-55).
produksi, pencarian bahan baku, dan Perubahan pasar dan teknologi itu

Strategi inovasi (Vony Indah dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 157
diantaranya ditimbulkan oleh berubahnya Proses nanokomposting yang
preferensi pelanggan perluasan pasar, dan paling utama adalah kemampuan dalam
perkembangan teknologi. membuat partikel kompos berukuran nano
Aspek
spek lingkungan yang (partikel nano). Partikel nano kemudian
mempengaruhi kelayakan suatu inovasi dapat digunakan sebagai materi
material
meliputi bagaimana inovasi tersebut dapat berstruktur nano yang memiliki sifat dan
meminimalisasi dampak teknologi kemampuan yang jauh lebih unggul
terhadap lingkungan sekitar dengan dibanding material awalnya. Untuk itu
memanfaatkan limbah industri
ndustri sehingga diperlukan teknologi nano yang efektif dan
mendukung pada program pelestarian efisien untuk menggiling material sampai
lingkungan serta mengarah kepada zero pada partikel berukuran nano.
nano
emission.
Cara pembuatan partikel nano yang
dilakukan pada kegiatan inovasi
4. Teknologi Nano Compos
omposting nanokomposting ini adalah dengan
menggunakan teknologi ball mill, yaitu
Teknologi nano adalah ilmu dan
menggunakan energi tumbukan antara
rekayasa dalam penciptaan material,
bola-bola
bola penghancur dan dinding
struktur fungsional, maupun peranti dalam
wadahnya. Teknologi ball mill ini
skala nanometer. Dalam terminologi mengacu pada hasil inovasi yang telah
ilmiah, nano berarti 1/milyar dipatenkan dari Rochman et all (2008)
(0,000000001). Satu nanometer adalah yang menerangkan bahwa untuk
seper seribu mikrometer, atau seper satu mendapatkan partikel nano dalam jumlah
juta milimeter, atau seper satu miliar banyak dan dalam waktu relatif pendek,
meter. Sebagai perbandingan, rambut dilakukan inovasi pada mesin ball mill,
manusia memiliki diameter 50.000 hingga
dengan merubah putaran mill menjadi
100.000 nm sehingga
ngga satu nanometer kira-
kira
berlintasan planet (planetary
planetary) di dalam
kira sama dengan sehelai rambut yang
wadahnya yang memiliki tuas pada kedua
dibelah seratus ribu.
sisi, untuk mengatur sudut putaran yang
optimal.
penghancuran dengan membuat gerakan
bola-bola
bola yang saling berbenturan dalam
jumlah yang sangat banyak.
banyak

4.1 Analisis Fungsional Teknologi Nano


Composting

Teknologi inovasi nano


Gambar 3. Putaran Mill Berlintasan Planet composting merupakan imitasi dari
(Planetary) penerapan nano teknologi yang sedang
berkembang saat ini dan dapat dijadikan
peluang bisnis bagi industri yang bergerak
Prinsip kerja mesin penggiling ini di bidang kelapa sawit dengan mengolah
sangat sederhana. Mesin akan memutar kembali produk yang menjadi hasil
wadah yang berisi bola-bola
bola penghancur samping yaitu tandan kosong kelapa sawit
untuk menggiling bahan partikel bubuk dan limbah cair.
yang akan dibuat menjadi partikel nano.
Konsepnya adalah meningkatkan peluang
untuk dijadikan pupuk organik yang
yan dapat Penerapan inovasi teknologi nano kompos
digunakan sendiri oleh pabrik
abrik maupun tandan kosong
ong kelapa sawit diharapkan
dijual
ijual dalam bentuk produk jadi. dapat menjadi solusi aternatif dari

Strategi inovasi (Vony Indah dkk)


dkk Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
1411 158
permasalahan karena tingginya harga berukuran nanometer memiliki sejumlah
pupuk non organik, peningkatan kualitas sifat kimia dan fisika yang lebih unggul
pupuk organik dan dalam rangka dari material berukuran besar (bulk). Juga
mewujudkan industri PKS tanpa polusi material dalam ukuran nanometer memiliki
limbah padat. Ada beberapa keunggulan sifat-sifat yang lebih kaya karena
dari produk inovasi teknologi nano menghasilkan beberapa sifat yang tidak
kompos yaitu perubahan sifat fisik dan dimiliki oleh material ukuran besar
kimia dari kandungan unsur-unsur bahan (Tuasikal, 2011). Setiap sifat memiliki
nano kompos yang dihasilkan. Dengan “skala panjang kritis”. Ketika dimensi
aplikasi teknologi nano kompos ini akan material lebih kecil dari skala panjang
dihasilkan bahan kompos berukuran nano kritis tersebut maka sifat-sifat fisis
yang bisa mengurangi ukuran dan berat fundamental mulai berubah. Sebagai
bahan kompos sehingga mempermudah gambaran, partikel tembaga yang memiliki
proses pengemasan, penyimpanan dan diameter 6 nm memperlihatkan kekerasan
distribusi. lima kali lebih besar daripada tembaga
ukuran besar (bulk)(Swara, 2002 dalam
Keunggulan dari sifat kimia
Lipi, 2005).
bahan nanokompos berdasarkan
keefektifan nano kompos pada saat Dengan adanya inovasi produk
aplikasi di lapangan yang dapat dilihat maka akan memberi nilai tambah
dalam waktu yang jauh lebih singkat dibanding produk sejenis (keunggulan
karena dengan bahan kompos berukuran produk). Keunggulan kompetitif suatu
nano partikel maka waktu yang dibutuhkan produk merupakan salah satu faktor
oleh tanaman untuk penyerapan unsur- penentu dari kesuksesan produk baru
unsur hara yang terkandung di dalam sehingga suatu produk inovasi harus
bahan nano kompos lebih cepat. Karena mempunyai keunggulan dibandingkan
ukuran nanopartikel kompos yang sangat dengan produk lain yang sejenis. Hal ini
kecil dibandingkan dengan sel akar juga sejalan dengan pendapat bahwa
tanaman maka nanopartikel dapat keluar keunggulan produk baru sangat penting
dan masuk dengan mudah ke dalam dalam lingkungan pasar global yang sangat
tanaman tanpa mengganggu kerja sel. kompetitif. Teknologi merupakan salah
Berdasarkan hasil penelitian yang satu elemen pokok yang terdapat pada
dilakukan oleh Dr.Bruno De Geest, ahli knowledge management, dikenal sebagai
kimia dari Ghent University Belgia tentang media yang mempermudah penyebaran
tablet obat dalam ukuran nano partikel explicit knowledge. Menurut Marwick
dijelaskan bahwa dengan tablet nano ini (2001) teknologi bukanlah hal baru dalam
akan mempercepat pengiriman obat ke knowledge management, dan pengalaman
sasaran penyakit 800 kali lebih cepat yang telah dibentuk oleh para ahli
dibanding cara biasa (Swara, 2002 dalam sebelumnya menjadi bahan pertimbangan
Lipi, 2005). terbentuknya teknologi itu sendiri.
Teknologi nano untuk kompos tandan
Selain itu, bahan nano kompos
kosong kelapa sawit merupakan inovasi
yang dihasilkan menjadi sangat reaktif
teknologi baru dengan menggunakan
sehingga hasilnya akan lebih optimal
pengetahuan dari explicit ke explicit dan
meskipun dengan dosis penggunaan yang
pengetahuan explicit ke tacit dan dapat
sangat rendah. Diharapkan dari nano
diaplikasikan di industri.
nitrogen, nano kalsium posfat komposit
dan nano partikel unsur hara lainnya yang
terkandung dalam bahan kompos maka
dapat dipergunakan sebagai nutrisi
kompleks oleh tanaman. Material

Strategi inovasi (Vony Indah dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 159
5 Simpulan

Penerapan inovasi melalui imitasi Dari segi efisiensi produk, karena


teknologi untuk nano composting dapat ukurannya sangat kecil, nano kompos
diterapkan dan bisa menjadi peluang bisnis mudah dalam pengemasan, penyimpanan
yang bagus karena memberikan beberapa dan pendistribusian produk. Dari segi
keuntungan selain meningkatkan nilai lingkungan akan menjadi alternatif untuk
tambah produk samping industri, juga green industry dengan zero emission. Hal
diantaranya dari segi teknologi tersebut merupakan manfaat dari teknologi
menghasilkan pupuk organik yang dapat yang meniru (imitation) dari teknologi
langsung diaplikasikan ke tanaman dengan nano yang sedang berkembang saat ini.
kandungan nutrisi yang cukup banyak.
Technological Learning. Harvard
Business School Press, Boston.
REFERENSI Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
Baharuddin, et.al. 2009 Co-composting of Inovasi Teknologi Kompos Produk
EFB and partially treated POME in Samping Kelapa Sawit. Lokakarya
pilot scale. International Journal of Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi.
Agricultural Research, 4(2):69-78 Loekito, Hendry. 2002. Teknologi
Baharuddin. 2009. Appropriate Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit.
Technology for Accelerated Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 3,
Composting Treatment of Oil Palm No. 3, September 2002:242-250
Biomass in Malaysia. Presentation McKinney, Ross E. 2004. Environmental
Outline.Department of Biological Pollution Control Microbiology.
Functions and Engineering, Graduate Marcel Dekker, Inc. New York.
School of Life Science and Systems Narver, John. C, and Slater, Stanley. F,
Engineering, Kyushu Institute of 1990, “The Effect of a Market
Technology, Japan precentation of Orientation on Business Profitability”,
Procter & Gamble at American Oil Journal of Marketing, October
Chemist Society, Champain, Illinois. Rihani, M., Malamis, D., Bihoui, B.,
Chaudhury, S.R. 2010. Working Paper Etahiri, S., Loizidou, M., and
:Hidden attributes of huma Assobhei, O (2010). In vesseltreatment
resourcesfor successful innovation. of urban primary sludge byaerobic
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm composting. Biresour. Technol. 101,
?abstra ct_id=1589399 5988 – 5995.
Hurley, Robert. F and Hult, G, Tomas. M, Rochman, Nurul Taufiqu, A.Sukanto,
1998, ”Inovation, Market Orientation, A.Suhandi, B, Hermanto, dan
and Organizational Learning: An Djandjani, A. M. 2008. Mesin Pembuat
Intergration and Empirical Partikel Nano (Nano Particle Machine)
Examination”, Journal of Marketing, ; Mesin Penghancur Partikel dengan
July. Jaworski, Bernard. J and Kohli, Gerak Planet yang Memiliki sudut
Ajay. K, 1993, “Market Orientation: Wadah yang Dikondisikan. Pusat
Antecedents and Consequences”, Inovasi – LIPI. Jakarta.
Journal of Marketing, Vol. 57, July. http://www.bic.web.id/login/inovasi-
Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan indonesia-unggulan/608-mesin-
Bisnis. PT Rineka Cipta. Jakarta pembuat-partikel-nano
Kim, L. 1997. Imitation to Innovation, Swara. 2002. Teknologi Nano
TheDynamics of Korea’s Berkembang Pesat : Ukuran makin
Kecil, Kekuatan makin Tinggi.
http://www.nano.lipi.go.id/utama.cgi

Strategi inovasi (Vony Indah dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 160
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2011.
Sa’id., Endang Gumbira. 2009. Manfaat Teknologi Nano.
PengkajianManajemen Inovasi Akar http://polimerabduh.wordpress.com/20
Rumput di Dunia dan Studi Kasus di 11/04/06/manfaat-teknologi-nano/
Indonesia . Makalah Pada Lokakarya
Nasional PengembanganInovasi Voss, Glen. B and Voss, Zannie, Giraud,
Masyarakat Di Indonesia, Balai Besar 2000, “Strategic Orientation and Firm
Pengembangan Teknologi Tepat Performance in an Artistic
Guna–LIPI, Bandung 8 Desember Environment”, Journal of Marketing,
2009 Vol. 64.

Strategi inovasi (Vony Indah dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 161

Anda mungkin juga menyukai