id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Luaran (moncong)
Ketel
Kondensor
Separator
Statif
Gambar IV.1 Rangkaian Alat Proses Distilasi Metode Uap dan Air
(Sumber: Dokumen Pribadi)
20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Ketel dari stainless steel, warna minyak yang dihasilkan cerah tetapi
bau tidak tahan lama.
2. Luaran (moncong), luaran ini yang nantinya mengalirkan uap hasil
pemanasan yang mengandung minyak atsiri dan distilat menuju kondensor.
3. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasi kondensat yang mengandung
minyak atsiri fase uap menjadi fase cair.
4. Corong, berfungsi mengalirkan kondensat menuju ke separator.
5. Separator, berfungsi memisahkan antara minyak atsiri dan air hasil sulingan.
Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan massa jenis.
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume. Minyak
memiliki massa jenis sekitar 0.8 gram/cm3 dan air memiliki massa jenis sekitar 1
gram/cm3. Fluida yang memiliki massa jenis lebih berat akan berada di bawah
fluida yang memiliki massa jenis lebih kecil. Maka dari itu, umumnya minyak atsiri
akan berada di atas air seperti yang dapat dilihat pada Gambar IV.2 Minyak Hasil
Distilasi berikut.
Namun pada beberapa tanaman, seperti cengkeh dan akar wangi, massa jenis
minyak yang dihasilkan akan lebih besar daripada massa jenis air, maka fase
commit to user
21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
minyak akan berada di bawah air, seperti yang ditunjukkan pada Tabel IV.1 Standar
Mutu Minyak Daun Cengkeh menurut SNI, 1991.
Tabel IV.1 Standar Mutu Minyak Daun Cengkeh menurut SNI, 1991.
Minyak Daun Cengkeh Karakteristik
Massa jenis pada 15oC 1.03 – 1.06 gram/cm3
Kadar Eugenol (%) 78 – 93%
(Anonim, 1991).
22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tiap ketel yang terdapat di dalam gedung B memiliki kapasitas 1.4 kwintal
dan tiap ketel digunakan untuk menyuling tanaman yang berbeda. Untuk ketel 3
digunakan untuk menyuling palmarose, ketel 4 digunakan untuk menyuling
citronella, ketel 5 digunakan untuk menyuling tanaman kayu putih, dan ketel 6
digunakan untuk menyuling tanaman lain yang sedang panen. Ketel 6 jarang
digunakan. Ketel yang ada terbuat dari bahan stainless steel, pemilihan bahan
dilakukan karena minyak yang dihasilkan cenderung berwarna kuning jernih
karena tidak terjadi reaksi antara minyak dan stainless steel, tetap untuk proses
pemanasan cenderung lebih lama.
Pada bagian ketel, terdapat manometer yang berfungsi mengetahui tekanan
di dalam ketel, tetapi manometer pada ketel rata-rata sudah rusak, jadi hanya
dengan menggunakan pengamatan visual untuk mengetahui kurang atau tidaknya
tekanan di dalam ketel. Pada bagian bawah ketel terdapat valve yang berfungsi
membuang limbah air dari ketel.
Steam masuk melalui bagian bawah ketel dan memanasi tanaman sampai
terbentuk uap hasil distilasi, kemudian uap ini dialirkan melalui pipa menuju
kondensor. Kondensor berfungsi untuk mengkondensasi uap hasil distilasi. Hasil
dari kondensasi berupa cairan yang mengandung hidrosol (air hasil sulingan) dan
minyak atsiri. Ketel dan kondensor yang terdapat di PT. Rumah Atsiri Indonesia
ditunjukkan melalu Gambar IV.5 Ketel dan Kondensor.
25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
3
4
5
6
7
Keterangan :
1. Pipa aliran uap
2. Valve pengaturan aliran uap
3. Boiler
4. Penunjuk volume air di dalam boiler
5. Valve pembuangan air di dalam boiler
6. Pompa air
7. Pipa aliran air menuju boiler
Gambar IV.7 Boiler
(Sumber: Dokumen Pribadi)
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang berwarna pekat kehitaman) dan juga limbah tanaman. Limbah tanaman dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos organik untuk pertanian di sawah PT. Rumah
Atsiri Indonesia.
Untuk hidrosol tanaman serai dapur dapat dimanfaatkan sebagai campuran
minuman kesehatan oleh PT Rumah Atsiri Indonesia. Sebagai pupuk kompos,
tanaman terlebih dahulu dicacah dan dibiarkan di udara terbuka selama 4 hari untuk
mempercepat proses pembusukan. Limbah cair yang dihasilkan akan langsung
dibuang. Berikut Gambar IV.8 Hidrosol yang dihasilkan di PT. Rumah Atsiri
Indonesia.
29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mosquito Repellent
V = 20,67 ml
≈ 21 ml
commit to user
Gambar IV.9 Skema Pembuatan Mosquito Repellent
30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Pembuatan Bath salt dapat dilihat pada Gambar IV.10 Skema
Pembuatan Bath salt.
Pemanasan menggunakan
Bunsen, T=60oC, t = 2 menit
2 ml alkohol 70% +
3 tetes pewarna (0,2 Essential oil 0,54 ml
ml) dicampur dalam
botol spray
Pengadukan (dengan pengaduk
kaca), t = 5 menit
Bath salt
Massa = 20 gram
Apabila akan dibuat sebanyak 100 gram produk bath salt maka kebutuhan
spesifik garam krosok (NaCl 85%) yaitu:
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
Kebutuhan garam = 20 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
Maka kebutuhan spesifik produksi bath salt adalah 20 gram garam krosok
(NaCl 85%) /100 gram produk.
32
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2 ml camperland 2 ml gliserol
Liquid Soap
V = 20 ml
commitPembuatan
Gambar IV.11 Skema to user Liquid Soap
33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Apabila akan dibuat sebanyak 100 ml produk liquid soap maka kebutuhan
spesifik aquadest yaitu:
15 𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
Kebutuhan aquadest = 𝑥 100 𝑚𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 75 𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
20 𝑚𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
Diagram Alir Pembuatan Minyak Telon dapat dilihat pada Gambar IV.12
Skema Pembuatan Minyak Telon.
commit to user
34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pencampuran semua
bahan dan pengadukan
(dengan pengaduk kaca)
t = 5 menit
Minyak telon
V = 20 ml
35
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Panaskan menggunakan
Bunsen sampai meleleh
T = 60 oC, t = 5 menit
Penuangan ke dalam
cetakan
Pendinginan
T = 30 oC, t = 15 menit
Soap bar
m ≅ 20 gram
Maka kebutuhan spesifik produksi soap bar adalah 100 gram soap base/100 gram
produk. commit to user
36
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV.2.6 Facemask
Facemask adalah masker yang digunakan untuk mengatasi masalah kulit
wajah. Bahan yang digunakan adalah caolin clay, sodium bikarbonat, olive oil,
vitamin E, aquades, serta essential oil. Essential oil yang digunakan disesuaikan
dengan manfaat yang ingin didapatkan dari produk ini. Bahan pembuatan facemask
ditunjukkan pada Tabel IV.7 Bahan Pembuatan Facemask.
Tabel IV.7 Bahan Pembuatan Facemask
No Nama Bahan Jumlah
1 Kaolin clay 8 gram
2 Olive oil 3 ml
3 Sodium bikarbonat 3 gram
4 Aquades 7 ml
5 Tokopherol (Vitamin E) 0.6 ml
6 Essential oil geranium, tea tree, dan lavender 0.54 ml
Diagram Alir Pembuatan Facemask dapat dilihat pada Gambar IV.14 Skema
Pembuatan Facemask.
7 ml aquades
Pencampuran bahan dan
pengadukan,
t = 1 menit
Face mask
m ≅ 20 gram
commit to user
Gambar IV.14 Skema Pembuatan Face mask
37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Apabila akan dibuat sebanyak 100 gram produk face mask maka kebutuhan
spesifik aquadest yaitu:
7 𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
Kebutuhan aquadest = 20 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 35 𝑚𝑙 𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
Diagram Alir Pembuatan Hand Sanitizer Gel dapat dilihat pada Gambar IV.15
Skema Pembuatan Hand Sanitizer Gel.
commit to user
38
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pengadukan
t = 3 menit
60 𝑚𝑙 alkohol 70 %
Maka kebutuhan spesifik produksi hand sanitizer gel adalah 60 ml
aquadest/100 ml produk.
39
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Pembuatan Lotion Bar dapat dilihat pada Gambar IV.16 Skema
Pembuatan Lotion Bar.
Lotion bar
m = 12 gram
40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penyemprotan dengan
5 ml activator activator dan pengadukan
sampai slime tidak lengket,
t = 10 menit
Slime
m = 20 gram
commit to user
41
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Apabila akan dibuat sebanyak 100 gram produk aromatic slime maka
kebutuhan spesifik lem povinal yaitu:
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑙𝑒𝑚 𝑝𝑜𝑣𝑖𝑛𝑎𝑙
Kebutuhan lem povinal = 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
42
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Pembuatan Solid Perfume dapat dilihat pada Gambar IV.18
Skema Pembuatan Solid Perfume.
Pengadukan dengan
pengaduk kaca,
t = 1 menit
Penuangan ke
dalam cetakan
Solid Perfume
m = 10 gram
commit to user
43
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Apabila akan dibuat sebanyak 100 gram produk solid perfume maka
kebutuhan spesifik beeswax yaitu:
3 𝑔𝑟𝑎𝑚 beeswax
Kebutuhan beeswax = 10 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 = 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 beeswax
commit to user
44
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Pembuatan Bath Bomb dapat dilihat pada Gambar IV.19 Skema
Pembuatan Bath Bomb.
Pengadukan menggunakan
tangan, t = 3 menit
Masukkan ke dalam
cetakan, t = 24 jam
Bath bomb
m = 50 gram
Apabila akan dibuat sebanyak 100 gram produk bath bomb maka kebutuhan
spesifik sodium bikarbonat yaitu:
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 sodium bikarbonat
Kebutuhan sodium bikarbonat = 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 =
50 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
45
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Pembuatan Lip balm dapat dilihat pada Gambar IV.20 Skema
Pembuatan Lip balm.
commit to user
46
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pemanasan dan
pengadukan, t = 3 menit
Masukkan ke dalam
cetakan, t = 24 jam
Lip balm
m = 5,8 gram
Apabila akan dibuat sebanyak 100 gram produk lip balm maka kebutuhan
spesifik beeswax yaitu:
1 𝑔𝑟𝑎𝑚 beeswax
Kebutuhan beeswax = 5,8 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
commit to user
47
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Pembuatan Play Dough Soap dapat dilihat pada Gambar IV.21
Skema Pembuatan Play Dough Soap.
commit to user
48
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2 ml gliserol
10 ml liquid soap 2 ml camperland
Pengadukan menggunakan
tangan, t = 3 menit
1,5 ml olive oil
Pengadukan menggunakan
tangan, t = 3 menit
Apabila akan dibuat sebanyak 100 gram produk play dough soap maka
kebutuhan spesifik tepung maizena yaitu:
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 tepung maizena
Kebutuhan tepung maizena = 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 =
50 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
commit to user
49
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Pembuatan Boreh Body Scrub dapat dilihat pada Gambar IV.22
Skema Pembuatan Boreh Body Scrub.
Pemanasan dengan
Bunsen sampai meleleh
Pencampuran bahan
T = 60oC, t = 5 menit
bubuk ke dalam
mangkok
6 ml Olive oil
10 tetes essential
oil ≅ 0,67 ml Penurunan dari Bunsen
dan pengadukan
t = 3 menit
Penyimpanan dalam
wadah
Apabila akan dibuat sebanyak 100 gram produk boreh body scrub maka
kebutuhan spesifik vaseline yaitu:
5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑣𝑎𝑠𝑒𝑙𝑖𝑛𝑒
Kebutuhan vaseline = 30 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
51
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Pembuatan Hair Mask dapat dilihat pada Gambar IV.23 Skema
Pembuatan Hair Mask.
1 kapsul vitamin E
Aloe vera gel 6 gram Olive oil 4 ml ≅ 0,6 ml
Hair Mask
commit to user
52
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hair mask yang dibuat masih
memiliki beberapa kekurangan seperti yang dapat ditunjukkan pada Tabel IV.17
Hasil Pengembangan Produk Hair Mask berikut.
Tabel IV.17 Hasil Pengembangan Produk Hair Mask
No Kelemahan Produk Pengembangan Selanjutnya
1 Tekstur berminyak dan pecah Penambahan polysorbate
2 Kurang lembab di kulit Penambahan almond oil, minyak kemiri
3 Tidak tahan penguapan air Disimpan di wadah tertutup
commit to user
53
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram Alir Pembuatan Hair Mask dapat dilihat pada Gambar IV.24 Skema
Pembuatan Shampoo Bar berikut.
Pemanasan menggunakan
Bunsen sampai meleleh
(T = 60 oC, t = 5 menit)
Shampoo Bar
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, shampoo bar yang dibuat masih
memiliki beberapa kekurangan seperti yang dapat ditunjukkan pada Tabel IV.19
Hasil Pengembangan Produk Shampoo Bar berikut.
Tabel IV.19 Hasil Pengembangan Produk Shampoo Bar
No Kelemahan Produk Pengembangan Selanjutnya
1 Tekstur pecah, tidak menyatu Penambahan polysorbate
2 Busa yang terbentuk sedikit Mengganti soap base dengan
sodium cocoyl isotinat
commit to user
Konsentrasi sabun diperbanyak
54
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian
(manual operation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana
buku manual merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Beberapa peralatan
yang dimiliki harus disusun secara teratur pada tempat tertentu, berupa rak atau
meja yang disediakan. Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan
berdasarkan penggunaannya. Setelah selesai digunakan, harus segera dibersihkan
kembali dan disusun seperti semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup
misalnya plastik transparan, terutama bagi alat-alat yang memang memerlukannya.
commit to user
57
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat
merusak alat yang bersangkutan (Sahabuddin, 2020).
58
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diterima, beri tanggal dan inisial label agar lama persediaan dapat
ditentukan.
4. Asam dan basa pekat sebaiknya disimpan dalam nampan dan
dipisahkan dari bahan kimia lainnya.
5. Semua bahan kimia di laboratorium harus diberi label dengan label
permanen. Label harus menunjukkan nama lengkap dan bahaya utama
yang terkait dengan zat tersebut (mis. mudah terbakar, toksik). Jangan
gunakan singkatan. Sertakan tanggal mulai penggunaan.
6. Hanya "bahan tidak berbahaya” yang dapat dibuang ke dalam wastafel.
7. Botol reagen kimia, garam, dan pelarut yang rusak dapat dibuang ke
tempat sampah. Sebelum dibuang, wadah harus dibilas hingga bersih.
Jika ada label kimia, label tersebut harus dihilangkan.
8. Dikromat dalam asam sulfat dan asam kuat lainnya atau larutan
oksidator tidak boleh digunakan untuk keperluan pembersihan. Karena
pembebasan chromyl chloride yang sangat beracun, dikromat/asam
sulfat boleh digunakan hanya dalam lemari asam.
9. Agen pengoksidasi
a. Peroksida, hidroperoksida, dan peroksiester. Senyawa-senyawa
ini adalah semua bahan kimia yang mengandung oksigen aktif
yang dapat terurai menghasilkan oksigen atau zat pengoksidasi.
Bahan-bahan ini secara kimiawi tidak stabil. Peroksida organik
adalah salah satu bahan kimia paling berbahaya yang ada di
laboratorium.
b. Banyak senyawa organik, termasuk jenis berikut ini, diketahui
membentuk peroksida yang sangat berbahaya :
1. Aldehida
2. Eter, terutama eter siklik seperti THF
3. Senyawa yang mengandung atom hidrogen benzilik, mis.
cumene.
4. Senyawa yang mengandung allylene (CH2 = struktur
CHCH R).commit to user
2
59
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5. Keton
6. Senyawa vinyl dan vinylidena; seperti vinyl asetat dan
vinylidena klorida. Contoh bahan kimia yang membentuk
peroksida berbahaya jika terpapar lama di udara adalah:
Cyclohexene, Cyclooctene, Decalin, p-Dioxane, Ethyl
ether, Isopropyl ether, Tetrahydrofuran (THF) dan Tetralin
10. Racun Kimia
a. Sianida dan Nitril adalah zat yang paling beracun yang ditemukan
di laboratorium kimia. Senyawa ini beracun jika terhirup, tertelan
atau diserap melalui kulit. HCN akan menggantikan posisi situs
pengikatan oksigen pada molekul hemoglobin dalam sel darah
merah, menyebabkan kematian oleh kekurangan oksigen.
b. Toksisitas pelarut harus diketahui.
Pelarut yang membutuhkan perawatan khusus meliputi:
1. Hidrokarbon aromatik tertentu
2. Ester asam organik
3. Glikol, ester glikol, dan eter glikol
4. Hidrokarbon terhalogenasi
5. Turunan alkohol - metanol, etanol, dll.
6. Senyawa nitrogen seperti amina
7. Benzene tidak boleh digunakan kecuali benar-benar
diperlukan.
11. Pelarut yang mudah terbakar
Sifat-sifat cairan yang mudah terbakar:
a. Titik Nyala (flash point): suhu dimana tekanan uap membentuk
suatu campuran yang mudah terbakar dengan udara.
b. Temperatur Pengapian (ignition temperature): suhu minimum
yang menyebabkan terjadinya pembakaran.
(Hasanah, 2015).
C. commit
Prinsip Pemeliharaan Alat dan to Laboratorium
Bahan user
60
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atas melalui pipa ke dalam tangki biomassa. Di dalam tangki uap akan memanaskan
biomassa dan menghasilkan minyak atsiri serta air dalam fase uap. Aliran uap
bergerak melalui kepala luaran, mengembun di kondensor berpendingin air, dan
terkumpul di separator, tempat lapisan minyak esensial dan air akan dipisahkan.
Separator dirancang khusus untuk menahan minyak yang lebih berat dari air dan
minyak yang lebih ringan dari air. Distilasi uap berbeda dengan distilasi uap
“basah” karena biomassa tidak secara langsung kontak dengan air dan desain
vertikal memungkinkan air yang terkondensasi pada biomassa mengalir kembali
ke dalam tangki biomassa.
Pipa uap
Boiler
Pompa air
Gambar IV.26 Ketel dan Kondensor Gambar IV.27 Proses Pemisahan Minyak
(Sumber: Dokumen Pribadi) commit to user(Sumber: Dokumen Pribadi)
63
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
64
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Prosedur Penyulingan
a. Periksa semua peralatan apakah ada serpihan atau retakan. Bahkan
retakan kecil pun bisa menjadi masalah besar saat dipanaskan
b. Masukkan bahan biomassa yang akan diekstraksi ke dalam tangki
biomassa dengan kapasitas maksimal 1.4 kwintal
c. Isi boiler dengan air hasil filtrasi sesuai dengan penunjuk volume air
yang terpasang pada boiler
d. Alirkan air dingin ke dalam kondensor
e. Nyalakan listrik dan panaskan boiler sampai tekanan dalam boiler
mencapai 2 bar
f. Putar aliran uap di atas boiler untuk mengalirkan uap menuju tangki
biomassa. Tangki dialiri uap berurutan dari tangki yang berada paling
jauh dari boiler
g. Pastikan semua valve pada tangki biomassa (selain valve aliran uap)
dalam keadaan tertutup
h. Isi separator dengan hydrosol yang sesuai dengan isian biomassa
dengan volume ¼ dari separator. Hal ini dilakukan untuk mencegah
adanya minyak atsiri yang terbuang saat tetesan pertama
i. Atur valve aliran uap ketika penunjuk tekanan dalam tangki biomassa
melebihi 2 bar atau kurang dari 2 bar. Pengaturan uap dilakukan untuk
mencegah tangki terlalu panas dan tekanan terlalu besar karena akan
menyebabkan ledakan pada tangki, pipa
j. Ketika kondensat masuk ke dalam separator, maka akan terbentuk dua
lapisan, yaitu minyak esensial dan hidrosol. Tergantung dari bahan
yang disuling, minyak akan berada di atas hidrosol atau minyak akan
berada di bawah hidrosol.
1. Apabila minyak berada di atas hidrosol, buka valve separator
untuk membuang hidrosol ke dalam bak penampung kemudian
siapkan gelas beaker untuk menampung minyak esensial.
2. Apabila minyak berada di bawah separator, pastikan valve
separator dalam commit
keadaantotertutup
user dan siapkan gelas beaker untuk
65
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
67
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
68
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Pastikan menyadari risiko yang terkait dengan limbah kimia yang akan
dihadapi. Dapat membaca MSDS (Material Safety Data Sheet) untuk
semua bahan kimia yang terlibat. Tahu lokasi eyewash, safety shower,
pemadam kebakaran dan selimut api.
b. Pastikan laboratorium memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik.
c. Selalu gunakan corong berukuran sesuai untuk memindahkan cairan ke
dalam wadah limbah.
d. Bahan kimia harus dituangkan atau dibuang ke drum plastik yang sesuai
atau botol kaca yang sesuai dengan label akurat yang menampilkan isi,
perkiraan konsentrasi dan simbol berbahaya, yaitu korosif, mudah
terbakar, iritan, dll.
commit to user
69