Anda di halaman 1dari 8

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

PT. INDESSO AROMA BATURRADEN

PROSES INDUSTRI PT. INDESSO AROMA


PT. Indesso Aroma merupakan industri manufaktur yang bergerak dibidang pengolahan minyak
cengkeh dan bidang produk ekstrak. Pengolahan minyak cengkeh meliputi kegiatan atau proses
produksi utama dengan memperbaiki
mperbaiki kualitas minyak bahan awal menjadi bahan yang memiliki
standar kualitas tertentu. Peralatan
eralatan yang digunakan untuk mendukung proses ini adalah Unit
Fraksinasi. Metode yang digunakan untuk proses fraksinasi adalah metode batch atau dengan kata
lain proses fraksinasi tersebut dilakukan secara tidak berkesinambungan (not
(not continue process)
process
seperti layaknya
knya di perusahaan kilang minyak.
Produk
duk ekstrak yang dihasilkan di PT. Indesso Aroma adalah merupakan produk yang dihasilkan dari
pengolahan bahan baku alam yang dilakukan dengan proses ekstrasi, sehingga produk yang
dihasilnya disebut juga sebagai Natural Extract produtcs.
produtc Pada proses ekstraksi ini digunakan solvent
atau pelarut sebagai media untuk mengambil sari pati yang ada di bahan baku, misalnya Coffee
Powder, Cocoa Powder, Asam Kupang, Bunga Cengkeh, Kencur, Daun Salam. Produk-produk
Produk
tersebut akan dihasilkan
kan sesuai standar yang ada. Seluruh
Seluruh proses produksi dan proses pendukung
yang ada di PT. Indesso Aroma sudah berkaidah dengan beberapa sistem, seperti ISO 9001 Sistem
Menejemen Mutu, FSSC 22000 Sistem Keamanan Pangan, GMP-API
GMP API Good Manufacturing Practice
Pract
untuk Active Pharmacuetical Ingredients (Bahan Aktif Obat) dan Health Certificate.
Certificate
Dari proses yang dilakukan di PT. Indesso Aroma, baik proses utama (Main process)
process) dan aktivitas
pendukung, akan dihasilkan limbah yang berupa limbah padat dan cair. Seluruh limbah padat adalah
berasal dari proses produksi ekstrak dan seluruhnya dapat ditangani dengan cara langsung dibunag
ke landfill setelah dipastikan sisa solvent
solvent yang ada di limbah padat tersebut sudah tidak ada,
sehingga tetap tidak merusak atau mengganggu kesetimbangan yang ada di lingkungan. Untuk
limbah cair yang dihasilkan dapat diuraikan menjadi dua, yaitu limbah cair yang berasal dari proses
produksi langsung
gsung dan juga aktifitas pendukung misalnya pencucian peralatan dan kebersihan area
produksi serta termasuk juga aktivitas rumah tangga yang ada di PT. Indesso Aroma.
LIMBAH YANG DIHASILKAN
Sesuai uraian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dinyatakan
dinyatakan bahwa limbah yang
dihasilkan oleh PT. Indesso Aroma adalah sebagai berikut,

Limbah Padat : Limbah yang dihasilkan dari proses ekstraksi, dan penanganannya dengan
dibuang langsung ke landfill setelah dipastikan tidak ada sisa solvent yang ada di limbah
limba
tersebut
Limbah Cair
: Limbah yang dihasilkan dari proses produksi fraksinasi, beserta aktifitas
pendukung seperti pencucian peralatan, pembersihan area produksi dan aktifitas rumah
tangga. Seluruh limbah cair yang dihasilkan diolah di IPAL sebelum dibuang
dibua ke badan
penerima yang sebelumnya dipastikan kualitas air tersebut sesuai dengan spesifikasi dari
peraturan yang berlaku, baik sifatnya peraturan regional, nasional maupun internasional.

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di PT. Indesso Aroma memiliki beberapa tahapan
guna memastikan limbah yang diolah dapat menghasilkan air yang dapat dibuang dan diterima oleh
lingkungan tanpa mengganggu keseimbangan yang ada. Proses IPAL yang dilakukan merupakan
proses
ses tunggal, yaitu menggunakan sistem Aerob, tidak menggunakan sistem campuran dari Aerob
dan Anaerob. Sistem Aerob adalah merupakan sistem peruraian limbah oleh mikroorganisme
dengan bantuan adanya oksigen dan nutrisi sehingga kelangsungan hidup bakteri/flock
bakteri/f
dapat terus
dipertahankan. Adapun urutan dan tahapan yang dilewati setiap tetesan limbah akan dijabarkan
selanjutnya. Kapasitas limbah cair rata-rata per hari yang dapat dihasilkan oleh PT Indesso Aroma
adalah sekitar 20 25 M3 sedangkan daya tampung
tampun IPAL yang ada mencapai 900
00 m3 sehingga masih
efektif untuk mengolah limbah yang dihasilkan dengan waktu tinggal yang cukup.
TAHAPAN PROSES INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
1. Sparator
Sesuai nama alat
lat ini, tahapan pertama adalah seluruh limbah cair yang dihasilkan akan
memasuki bak sparator yang fungsinya untuk memisahkan antara fase air dan fase minyak.
Proses yang dilakukan menggunakan bahan baku minyak cengkeh sehingga limbah masih
mengandung minyak,
yak, baik yang berupa minyak ringan dan minyak berat. Hasil kerja dari
sparator adalah memastikan limbah yang masuk ke tahap selanjutnya merupakan fase air
saja, tidak ada minyak yang terbawa, karena sistem IPAL yang ada tidak mampu atau tidak
didesain untuk
uk mengolah bahan minyak. Oleh karena itu, minyak dijebak menggunakan alat
yang bernama sparator, dan sisa minyak yang terjebak akan diambil secara periodik dari
sparator dan jika masih dapat digunakan sebagai bahan bakar, maka sisa minyak tersebut
masih dapat
apat dimanfaatkan. Minyak ringan akan berada di atas air sedangkan minyak berat
akan berada di bagian bawah air, oleh karena itu bagian bawah sparator dilengkapi dengan
kran guna mengambil sisa minyak berat.

Gambar 1.1 Sparator

2. Kolam Ekualisasi
an selanjutnya adalah tahapan pengontrolan pH. Di kolam/bak ekualisasi air limbah
Tahapan
yang sudah terpisah
pisah dari fase minyak akan dikendalikan tingkat keasamannya (pH)
(p agar
bersifat netral. Rentang pH yang dikendalikan adalah 6.5 7.5.
5. Pada tahapan ini jika air
limbah yang masuk bersifat basa, maka akan ditambahkan/dinetralkan dengan larutan H2SO4
(asam Sulfat), jika air limbah yang masuk bersifat asam, maka akan dinetralkan
di
dengan
menggunakan larutan NaOH.

Gambar 2.1 Kolam Ekualisasi


3. Kolam Aerasi
Tahapan selanjutnya adalah tahapan dimana limbah sudah mulai kontak dengan bakteri
pengurai. Di kolam Aerasi ini dilengkapi dengan alat yang nakanya Surface Aerator yang
berfungsi untuk suplai kadar oksigen (menurunkan COD) guna mendukung aktifitas
mikrobiologi yang ada. Kolam aerasi yang ada di PT. Indesso Aroma berjumlah 4 yang masing
masing memiliki fungsi yang sama hanya dibedakan untuk memperlama waktu tinggal
limbah tersebut. Dengan asumsi semakin
semakin lama waktu tinggal limbah di bak aerasi, maka
semakin
in lama limbah kontak dan diurai oleh bakteri yang ada, sehingga output semakin baik
kualitasnya. Proses
roses aerasi berlangsung 24 jam 7 hari dan tidak pernah berhenti. Lumpur
aktif/bakteri yang masih aktif dapat dilihat secara langsung yaitu lumpur yang masih
membentuk koloid/suspensi dengan limbah sedangkan yang sudah mati berada di atas
at air
(terapung)tersebut
tersebut dan harus dibuang
d

Gambar 3.1 Kolam Aerasi 1 Merupakan kolam aerasi tahap pertama limbah kontak dengan bakteri. Aktivitas
peruraian limbah dimulai pada tahap ini

Gambar 3.2 Kolam Aerasi 2

Gambar 3.3 Kolam Aerasi 3

Gambar 3.4 Kolam Aerasi 4

4. Kolam Sedimentasi
Tahapan selanjutnya adalah tahapan pengendapan. Pengendapan yang dimaksud adalah
pengendapan lumpur aktif yang akan dipisahkan dengan air limbah yang sudah diolah atau
terproses selama ada di kolam aerasi. Kolam
Kolam sedimentasi merupakan kolam yang
difungsikan
sikan untuk memisahkan antara air dan lumpur. Desain kolam sedimentasi ini bagian
bawah berbentuk kerucut, sehingga lumpur aktif yang masih terbawa ke kolam sedimentasi
akan terkumpul di dasar kolam dan dapat digunakan kembali sebagai flock bakteri sebagai
perurai dan dikembalikan ke kolam aerasi 1 dengan bantuan alat pompa.
pompa Bentuk kolam
sedimentasi dibuat agar aliran air yang masuk berpola zigzag, sehingga lumpur dapat dijebak
dengan efisien. Pada tahapan ini, air limbah diasumsikan sudah mengalami perbaikan yang
signifikan dibanding dengan air limbah masukan, sehingga tahapan ini disebut sebagai
tahapan pre-output.

Gambar 4.1 Kolam Sedimentasi


5. Filtrasi
Tahapan selanjutnya adalah filtrasi. Tujuan utamanya adalah memastikan air yang siap untuk
dibuang memiliki kejernihan yang sesuai dengan standar dan tidak mengandung lumpur.
Pada tahapan filtrasi ini juga
juga dilengkapi dengan lapisan karbon aktif (Activated Carbon)
untuk menyerap bau yang masih menempel pada air, sehingga dapat dikurangi. Adapun
susunan filter yag digunakan adalah, Ijuk, krikil, karbon aktif, pasir, dan ijuk, masing masing
lapisan memilikii ketebalan sekitar 10 cm.

Gambar 5.1 Filter

6. Kolam Ikan (Fish Pond)


Tahapan akhir dari proses IPAL adalah adanya kolam ikan. Kolam ikan ini difungsikan sebagai
indikator hidup, bahwa air yang sudah mencapai tahapan iki dapat menopang kehidupan di
air, misalnya ikan dan tumbuhan lain yang ada di kolam ikan. Dapat dikatakan, kolam
ko
ikan ini
mewakili apa yang ada di lingkungan luar yang digunakan sebagai penerima air limbah yang
telah diproses dan memiliki kualitas baik. Air limbah yang sudah terproses ini tidak sematasemata
mata dibuang seluruhnya, akan tetapi dimanfaatkan untuk kebutuha
kebutuha penyiraman taman,
tanaman yang ada di area PT Indesso Aroma. Untuk pemastian kualitas air yang akan
dibuang, PT Indesso Aroma secara berkala memeriksa kualitas air tersebut meliputi tingat
COD, BOD, pH dan spesifikasi lingkungan lain. Pengecekan dilakukan
dilakukan secara internal di
laboratorium dua kali seminggu. Sedangkan untuk pengecekan tiap bulan, PT Indesso Aroma
bekerja sama dengan laboratorium jurusan Biologi Universitas Jendral Soedirman.

Gambar 6.1 Kolam Ikan (Fish Pond)

Disusun oleh Dept. Quality Assurance,


Assurance
PT. Indesso Aroma Baturraden
Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai