3.1 Tujuan
1. Memahami dan menegetahui tujuan serta tahapan persiapan awal
permukaan.
2. Mengetahui dan memahami penerapan reaksi elektrolisis dalam kehidupan
sehari hari.
3. Mempelajari dan memahami proses elektroplating baja ST 37 dengan
menggunakan pelapis tembaga.
4. Mempelajari dan memahami perubahan dan reaksi yang terjadi selama
proses electroplating.
5. Mengetahui penyebab cacat pada proses elektroplating.
6. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses elektroplating.
40
BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4
a. Sel Galvani
Sel galvani adalah sel elktrokimia yang menghasilkan energi listrik dari reaksi
redoks spontan yang terjadi didalam sel. Sel galvani dinamai dari nama
penemunya yaitu Luigi Galvani. Selain itu sel galvani juga sering disebut denga
sel volta yang sesuai dengan nama penemunya yaitu Alessandro volta.
Sel galvani biasanya mengandung dua buah logam yang terhubung dengan
jembatan garam, atau setengah sel yang dipisahkan dengan membrane pronus.
Elektroda dalam sel galvani berbeda dengan sel elktrolisis dimana dalam sel
galvani pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan anoda kehilangan electron serta
anoda menarik anion. Sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi dimana katoda
menerima electron dan menarik kation.
b. Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik. Arus
listrik berasal dari sumber listrik dari baterai atau aki yang menghasilkan arus
searah. Reaksi pada sel elktrolisis tidak spontan karena hanya berproses apabila
memperoleh arus dari sumber listrik, seperti baterai atau aki. Adapun komponen
yang penting dalam sel elektrolisis adalah sebagai berikut.
1. Wadah atau bak elektrolisis
2. Elektroda yang berupa katoda dan anoda
3. Larutan elektrolit
4. Sumber arus listrik
Adapun prinsp dasar dari sel eleektrolisis adalah sebagai berikut
1. Proses elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
2. Reaksi elektrolisis merupakan reaksi tidak spontan karena mleibatkan energi
listrik dari luar
3. Reaksi elektrolisis berlangsung didalam sel elektrolisis dan memiliki dua
macam elektroda yaitu katoda dan anoda
Salah satu penerapan sel elektrolisis dalam kehidupan sehari hari adalah pada
elektrolplating. Elektroplating atau lapis listrik atau penyepuhan adalah salah satu
proses pelapisan bahan padat dengan menggunakan bantuan arus listrik. Benda
yang digunakan harus bersifat konduktor atau dapat menghantarkan listrik.
1. Jumlah perubahan kimia oleh satuan arus listrik yang sebanding dengan
banyaknya arus yang mengalir.
2. Jumlah aneka bahan berbeda yang dibebaskan oleh sejumlah listrik sebanding
dengan berat ekivalen.
Dari hukum Faraday tersebut dapat disimpulkan bahwa pada elektrolit zat
yang di endapkan berbanding lurus dengan waktu dan arus listrik
Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar
dicampur dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat
terbentuk menjadi dua bentuk kristal yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face
Center Cubic (FCC), tergantung dari tempraturnya ketika ditempa. Dalam
susunan bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah kubus atom, dan susunan
FCC memiliki atom besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom. Interaksi
alotropi yang terjadi antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon,
yang membuat baja dan besi tuang memiliki ciri khas yang ada pada diri mereka.
Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari
berat keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada
dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen,
nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk
membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel,
krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.
Pelat baja St 37 merupakan bahan bangunan yang sangat kuat dan liat dengan
struktur butir yang halus, dan dapat dilakukan pengerjaan dalam keadaan panas
maupun pengerjaan dingin. Arti dari St itu sendiri adalah singkatan dari streng
tensile atau kekuatan Tarik dan 37 menunjukan nilai kekuatan Tarik darik baja
tersebut yaitu 37 N/mm 2.
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu
unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan
lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.Tembaga tidak bereaksi
dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara membentuk
lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara,
lapisan oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut.
1. Menambah kuatnya lapisan yang dilakukan di atasnya, karena sifat ini banyak
pelapisan lain dilakukan setelah logam dasar dilapisi dengan tembaga.
2. Mempunyai sifat tahan karat,
3. Ulet, sehingga tidak retak apabila dibengkokan,
4. Mempunyai daya hantar listrik yang tinggi
Kesimpulan
Kesimpulan
Gambar 3.7 Skema Proses Pembuatan Larutan Degreasing
Keringkan Spesimen
Kesimpulan
Matikan Rectifier
Kesimpulan
Gambar 3.9 Skema Proses Elektroplating
d. Proses elektroplating
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Plat baja ST 37 dihubungkan kekutub negatif (katoda) dari rectifier dan
penjepit buaya.
3. Plat tembaga dihubungkan ke kutub positif (anoda) dari rectifier dengan
penjepit buaya.
4. Plat baja ST 37 dan plat tembaga dicelupkan ke bak elektroplating yang
berisi larutan elektrolit CuSO4.
5. Rectifier dinyalakann dengan arus 2 A.
6. Proses elektroplating dilakukan dalam waktu 10 menit.
7. Rectifier dimatikan.
8. Plat baja dan plat tembaga diangkat dari larutan elektrolit.
9. Plat baja dibersihkan dengan aqua dm setelah di electroplating.
10. Plat baja dikeringkan terlebih dahulu setelas dibilas.
11. Massa plat baja ST 37 diukur kembali dengan neraca digital dan
dimensinya diukur dengan jangka sorong.
12. Perubahan di analisa dan diamati.
13. Perubahan dicatat dan disimpulkan.
Aqua
Bilas plat baja ST 37 dengan aqua dm
dm
d. Proses elektroplating
Gambar Keterangan
Rectifier
Plat Baja ST 37 dan tembaga
Plat baja ST 37 Plat baja Cu dihubungkan ke rectifier
Rectifier
Plat Baja ST 37 dan tembaga
dicelupkan kedalam larutan
elektrolit
2A
0A
Matikan rectifier jika
elektroplating sudah selesai
lalu angkat plat baja ST 37 dan
tembaga dari larutan elektrolit
Aqua
aqua dm
dm
3.4.2 Bahan
1. Aqua dm : Secukupnya
2. Larutan elektrolit CuSO 4 : Secukupnya
3. Spirtus : Secukupnya
4. Amplas kasar 80 Mesh : 1 Lembar
5. Amplas halus 240 Mesh : 1 Lembar
6. Larutan NaOH 1 M : 200 mL
7. Larutan HCl 1 M : 200 mL
8. Plat baja ST 37 : 1 Buah
9. Plat tembaga : 1 Buah
Ditanyakan : M 1?
Jawab :
ρ ×% zat×1000
M =
Mr HCl
1,19 × 32 %×1000
M =
36,5
M =11,41 M
2. Diketahui : M1 : 11,41 M
M2 :1M
V2 : 200 Ml
Ditanyakan : V 1?
Jawab :
V 1 × M 1=V 2 × M 2
V 1 ×11,41=200 ×1
200
V 1=
11,41
V 1=17,52 mL
gr 1000
1M = ×
40 200
40 = 5 gr
40
gr =
5
gr = 8 gr
c. Luas permukaan sebelum pelapisan
Diketahui :p : 60,5 mm
l : 38 mm
t : 2 mm
ditanyakan : LP?
Jawab :
LP = 2 ( p×l ) +2 ( p×t ) +2(l×t ¿
LP = 2(60,5 x 38) + 2( 60,5 x 2) + 2(38 x 2)
LP = 4598 + 242 + 152
LP = 4992 mm 2
LP = 49,92 cm 2
e. Ketebalan Cu
Diketahui : Ar Cu : 63,5
ρ : 8,96
elektron :2
t : 10 menit : 600 s
Kuat arus :2A
A : 64,38 cm
Ditanyakan : ketebalan?
Jawab :
ArCu
e =
∈ elektron
63,5
e =
2
e = 31,75
e ×I ×t
W =
ρ× A
31,75 ×2 ×600
W =
8,96 ×64,38
38100
W =
576,84
W = 101,10 gr
W
ketebalan =
ρ×A
101,10
ketebalan =
8,96 × 64,38
101,10
ketebalan =
576,8
ketebalan = 0,17 cm
c. Reaksi Larutan
CUSO₄ → Cu²⁺ + SO₄²⁻
- -
e e
2A
Plat tembaga
Plat baja ST 37
3.8 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
1. Tujuan dari persiapan awal permukaan adalah agar pada saat proses
pelapisan logam pelapis Cu bisa menempel lebih sempurna pada spesimen
baja.
2. Elektroplating merupakan penerapan elektrolisis dalam kehidupan sehari
hari
3. Memahami proses elektroplating baja ST 37 dengan pelapis Cu.
4. Penyebab cacat dari proses elektroplating bisa dipengaruhi oleh arus, waktu
dan jarak antar spesimen pada saat pelapisan.
5. Semakin lama waktu maka ketebalan akan semakin besar atau tebal.
Semakin singkat waktu maka ketebalan akan semakin kecil atau tipis.
6. Semakin besar arus makan ketebalan akan semakin besar atau tebal.
Semakin kecil arus maka ketebalan akan semakin kecil atau tipis.
7. Semakin dekat jarak antar spesimen maka ketebalan akan semakin tebal dan
semakin jauh jarak antar spesimen maka ketebalan akan semakin tipis.
8. Jika spesimen memiliki ketebalan logam pelapis yang terlalu besar maka
logam pelapis tidak akan terlalu menempel kuat pada spesimen yang di
lapisi.
Dimensi spesimen bertambah setelah dilapisi dari LP = 49,92 cm2 menjadi
64,38 cm 2