Anda di halaman 1dari 29

BAB III

ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37

3.1 Tujuan
1. Memahami dan menegetahui tujuan serta tahapan persiapan awal
permukaan.
2. Mengetahui dan memahami penerapan reaksi elektrolisis dalam kehidupan
sehari hari.
3. Mempelajari dan memahami proses elektroplating baja ST 37 dengan
menggunakan pelapis tembaga.
4. Mempelajari dan memahami perubahan dan reaksi yang terjadi selama
proses electroplating.
5. Mengetahui penyebab cacat pada proses elektroplating.
6. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses elektroplating.

3.2 Teori Dasar


Elektrokimia adalah reaksi redoks yang bersangkut paut dengan listrik.
Reaksi elektrokimia itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu sel galvani/sel volta dan
sel elektrolisis. Reaksi elektrokimia dapat berlangsung secara spontan yaitu ketika
dua elektroda yang direndam dalam larutan elektrolit yang dihubungkan dengan
arus listrik.

Gambar 3.1 Sel Elektrokimia


Sumber : www.google.com

40
BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

a. Sel Galvani
Sel galvani adalah sel elktrokimia yang menghasilkan energi listrik dari reaksi
redoks spontan yang terjadi didalam sel. Sel galvani dinamai dari nama
penemunya yaitu Luigi Galvani. Selain itu sel galvani juga sering disebut denga
sel volta yang sesuai dengan nama penemunya yaitu Alessandro volta.
Sel galvani biasanya mengandung dua buah logam yang terhubung dengan
jembatan garam, atau setengah sel yang dipisahkan dengan membrane pronus.
Elektroda dalam sel galvani berbeda dengan sel elktrolisis dimana dalam sel
galvani pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan anoda kehilangan electron serta
anoda menarik anion. Sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi dimana katoda
menerima electron dan menarik kation.
b. Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik. Arus
listrik berasal dari sumber listrik dari baterai atau aki yang menghasilkan arus
searah. Reaksi pada sel elktrolisis tidak spontan karena hanya berproses apabila
memperoleh arus dari sumber listrik, seperti baterai atau aki. Adapun komponen
yang penting dalam sel elektrolisis adalah sebagai berikut.
1. Wadah atau bak elektrolisis
2. Elektroda yang berupa katoda dan anoda
3. Larutan elektrolit
4. Sumber arus listrik
Adapun prinsp dasar dari sel eleektrolisis adalah sebagai berikut
1. Proses elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi kimia.
2. Reaksi elektrolisis merupakan reaksi tidak spontan karena mleibatkan energi
listrik dari luar
3. Reaksi elektrolisis berlangsung didalam sel elektrolisis dan memiliki dua
macam elektroda yaitu katoda dan anoda
Salah satu penerapan sel elektrolisis dalam kehidupan sehari hari adalah pada
elektrolplating. Elektroplating atau lapis listrik atau penyepuhan adalah salah satu
proses pelapisan bahan padat dengan menggunakan bantuan arus listrik. Benda
yang digunakan harus bersifat konduktor atau dapat menghantarkan listrik.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 41


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Gambar 3.2 Sel Elektroplating


Sumber : www.google.com

Pada proses elektroplating material yang dilapisi berperan sebagai katoda


yang dihubungkan pada kutub negative dari pembangkit listrik. Sedangkan logam
pelapis berperan sebagai anoda yang dihubungkan pada kutub positif.
Ketika melakukan proses elektroplating maka sebelumnya harus melakukan
persiapan awal permukaan agar hasil elektroplating menjadi lebih sempurna bebas
dari cacat. Tujuan dari elektroplating adalah memberi perlindungan dari faktor
perusakan suatu material seperti korosi. Korosi tidak dapat dicegah namun dapat
dikendalikan dengan pelapisan seperti elektroplating. Korosi dapat berakibat
penurunan mutu dan daya guna serta menimbulkan kerugian dari segi biaya dan
perawatan.
Pada elektroplating dilakukan dalam bejana yang disebut dengan sel sel
elektrolisis yang berisi cairan elektrolit. Pada cairan atau larutan elektrolit ini
paling tidak terendam dua elektroda yang masing masing dihubungkan dengan
pembangkit arus listrik. Elektroda terbagi menjadi dua yaitu anoda yang
dihubungkan pada kutub positif dan katoda yang dihubungkan pada kutub negatif.
Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang tidak larut. Anoda
yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik. Bila arus listrik
dialirkan diantara katoda dan anoda dalam larutan elektrolit maka muatan ion
positif akan ditarik oleh katoda dan ion negative akan ditarik oleh anoda.
Proses elektroplating berlandaskan pada Hukum Faraday yang berbunyi

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 42


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

1. Jumlah perubahan kimia oleh satuan arus listrik yang sebanding dengan
banyaknya arus yang mengalir.
2. Jumlah aneka bahan berbeda yang dibebaskan oleh sejumlah listrik sebanding
dengan berat ekivalen.
Dari hukum Faraday tersebut dapat disimpulkan bahwa pada elektrolit zat
yang di endapkan berbanding lurus dengan waktu dan arus listrik

Gambar 3.3 ASTM


Sumber : www.google.com

Standar yang digunakan dalam proses elektroplating adalah ASTM B–183-79


yang membahas mengenai preparasi baja karbon rendah dan ASTM B-734-79
yang membahas tentang kriteria elekrodeposit pada logam Cu. ASTM merupakan
organisasi internasional sukarela yang mengembangkan standardisasi teknik untuk
material, produk, sistem dan jasa. ASTM Internasional berpusat di Amerika
Serikat. ASTM merupakan singkatan dari American standard for Testing and
Material, dibentuk pertama kali pada tahun 1898 oleh sekelompok insinyur dan
ilmuwan untuk mengatasi bahan baku besi pada rel kereta api yang selalu
bermasalah. Sekarang ini, ASTM mempunyai lebih dari 12.000 buah standar.
Standar ASTM banyak digunakan pada negara-negara maju maupun berkembang
dalam penelitian akademisi maupun industri.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 43


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Gambar 3.4 Plat Baja ST 37


Sumber : www.google.com

Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar
dicampur dengan beberapa elemen lainnya, termasuk unsur karbon. Besi dapat
terbentuk menjadi dua bentuk kristal yaitu Body Center Cubic (BCC) dan Face
Center Cubic (FCC), tergantung dari tempraturnya ketika ditempa. Dalam
susunan bentuk BCC, ada atom besi ditengah-tengah kubus atom, dan susunan
FCC memiliki atom besi disetiap sisi pada enam sisi kubus atom. Interaksi
alotropi yang terjadi antara logam besi dengan elemen pemadu, seperti karbon,
yang membuat baja dan besi tuang memiliki ciri khas yang ada pada diri mereka.

Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% dari
berat keseluruhan baja tersebut sesuai grade-nya. Elemen berikut ini selalu ada
dalam baja: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen,
nitrogen dan aluminium. Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk
membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel,
krom, molybdenum, boron, titanium, vanadium dan niobium.

Pelat baja St 37 merupakan bahan bangunan yang sangat kuat dan liat dengan
struktur butir yang halus, dan dapat dilakukan pengerjaan dalam keadaan panas
maupun pengerjaan dingin. Arti dari St itu sendiri adalah singkatan dari streng
tensile atau kekuatan Tarik dan 37 menunjukan nilai kekuatan Tarik darik baja
tersebut yaitu 37 N/mm 2.

Gambar 3.5 Plat Tembaga


Sumber : www.google.com

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 44


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu
unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan
lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan.Tembaga tidak bereaksi
dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara membentuk
lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara,
lapisan oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut.

Tembaga banyak digunakan sebagai bahan pelapis karena mempunyai


beberapa sifat yang menguntungkan :

1. Menambah kuatnya lapisan yang dilakukan di atasnya, karena sifat ini banyak
pelapisan lain dilakukan setelah logam dasar dilapisi dengan tembaga.
2. Mempunyai sifat tahan karat,
3. Ulet, sehingga tidak retak apabila dibengkokan,
4. Mempunyai daya hantar listrik yang tinggi

Adapun Manfaat dari Lapisan tembaga adalah

1. Sebagai lapisan antara.


2. Sebagai stop-offs dalam proses perlakuan panas.
3. Sebagai cetakan dalam proses electroforming.
4. Sebagai pelindung terhadap pengaruh electromagnetik.
5. Sebagai lapisan penghantar listrik (sirkuit elektronik).
6. Sebagai lapisan tahan korosi.
7. Sebagai pencegah thermal shock.
8. Sebagai lapisan dekoratif.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 45


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

3.3 Metodologi Praktikum


3.3.1 Skema Proses
a. Pembuatan larutan HCl 200 mL 1M

Siapkan Alat dan Bahan

Hitung Volume HCl

Pindahkan HCl ke Gelas Kimia

Tambahkan Aqua Dm Sampai 200 mL

Beri Label Pada Gelas Kimia

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.6 Skema Proses Pembuatan Larutan Pickling

b. Pembuatan larutan NaOH 200 mL 1M

Siapkan Alat dan Bahan

Hitung Volume NaOH

Pindahkan NaOH ke Gelas Kimia

Tambahkan Aqua Dm Sampai 200 mL

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 46


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Beri Label Pada Gelas Kimia

Analisa Dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 3.7 Skema Proses Pembuatan Larutan Degreasing

c. Persiapan awal permukaan

Siapkan Alat dan Bahan

Amplas Spesimen Baja ST 37

Ukur Massa dan Dimensi Baja ST 37

Bilas Spesimen Dengan Aqua Dm (rinsing)

Rendam dan Panaskan Spesimen Dalam NaOH


(Degreasing)

Bilas Spesimen Dengan Aqua Dm (Rinsing)

Rendam Spesimen Dalam HCl 35 % (Pickling)

Bilas Spesimen Dengan Aqua Dm (Rinsing)

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 47


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Keringkan Spesimen

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.8 Skema Proses Persiapan Awal Permukaan


d. Proses Elektroplating

Siapkan Alat dan Bahan

Hubungkan Plat Baja ST 37 ke Kutub Negatif (Katoda)

Hubungkan Plat Tembaga Ke Kutub Positif (Anoda)

Celupkan Plat Baja Dan Tembaga Ke Larutan Elektrolit

Nyalakan Rectifier Pada Arus 2 A

Lakukan Proses Elektroplating Dengan Waktu 10


Menit

Matikan Rectifier

Angkat Plat Baja Dan Tembaga Dari Larutan Elektrolit

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 48


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Bersihkan Plat Baja ST 37 Dengan Aqua Dm

Keringkan Plat Baja ST 37

Ukur Kembali Massa Dan Dimensi Plat Baja ST 37

Analisa Dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 3.9 Skema Proses Elektroplating

3.3.2 Penjelasan Skema Proses


a. Pembuatan larutan HCl 200 mL 1M
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. HCl dihitung volumenya dengan menggunakan pipet dan pada gelas
ukur.
3. HCl dipindahkan kedalam gelas kimia yang sudah diberi aqua dm
terlebih dahulu.
4. Larutan Hcl ditambahkan dengan aqua dm sampai 200 mL pada gelas
kimia.
5. Larutan HCl diberi label dan tanggal agar tidak tertukar.
6. Perubahan diamati dan dianalisa.
7. Perubahan disimpulkan.

b. Pembuatan larutan NaOH 200 mL 1M


1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. NaOH dihitung Massanya dengan menggunakan neraca digital.
3. NaOH dipindahkan kedalam gelas kimia dengan mengunakan spatula.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 49


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

4. NaOH ditambahkan dengan aqua dm dan diaduk sampai 200 mL pada


gelas kimia .
5. Larutan NaOH diberi label dan tanggal agar tidak tertukar.
6. Perubahan diamati dan dianalisa.
7. Perubahan disimpulkan.

c. Persiapan awal permukaan


1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Spesimen baja ST 37 diamplas dengan menggunakan amplas kass dan
dilanjut dengan amplas halus sampai mengkilat.
3. Massa spesimen plat baja ST 37 diukur dengan menggunakan neraca
digital dan dimensinya diukur dengan menggunakan jangka sorong.
4. Spesimen Baja ST 37 dibilas dengan menggunakan aqua dm (rinsing)
selama 2-5 menit.
5. Spesimen baja ST 37 direndam dalam larutan NaOH yang sudah
dipanaskan dengan menggunakan pembakar spirtus (degreasing) selama
5 menit untuk menghilangkan lemak dan minyak dari spesimen.
6. Spesimen baja ST 37 dibilas dengan menggunakan aqua dm (rinsing)
selama 2-5 menit.
7. Spesimen baja ST 37 dibilas dengan direndam dalam larutan HCl 32%
dengan konsentrasi 1M (pickling) selama5 menit untuk menghilangkan
oksida atau karat.
8. Spesimen baja ST 37 dibilas kembali dengan menggunakan aqua dm
(rinsing) selama 2-5 menit.
9. Spesimen baja ST 37 dikeringkan dengan alat pengering.
10. Perubahan dianalisa dan diamati.
11. Perubahan disimpulkan.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 50


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

d. Proses elektroplating
1. Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Plat baja ST 37 dihubungkan kekutub negatif (katoda) dari rectifier dan
penjepit buaya.
3. Plat tembaga dihubungkan ke kutub positif (anoda) dari rectifier dengan
penjepit buaya.
4. Plat baja ST 37 dan plat tembaga dicelupkan ke bak elektroplating yang
berisi larutan elektrolit CuSO4.
5. Rectifier dinyalakann dengan arus 2 A.
6. Proses elektroplating dilakukan dalam waktu 10 menit.
7. Rectifier dimatikan.
8. Plat baja dan plat tembaga diangkat dari larutan elektrolit.
9. Plat baja dibersihkan dengan aqua dm setelah di electroplating.
10. Plat baja dikeringkan terlebih dahulu setelas dibilas.
11. Massa plat baja ST 37 diukur kembali dengan neraca digital dan
dimensinya diukur dengan jangka sorong.
12. Perubahan di analisa dan diamati.
13. Perubahan dicatat dan disimpulkan.

3.3.3 Gambar Proses


a. Pembuatan larutan HCl 200 mL 1M
Gambar Keterangan

Ukur volume HCl yang dibutuhkan


dengan gelas ukur
HCl

Pindahkan Hcl dari gelas ukur ke


gelas kimia yang sudah berisi aqua
dm

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 51


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Tambahkan Aqua dm sampai 200 mL

HCl Larutan diberi label dan tanggal

Gambar 3.10 Gambar Proses Pembuatan Larutan Pickling

b. Pembuatan larutan NaOH 200 mL 1M


Gambar Keterangan

Ukur Massa NaOH yang dibutuhkan


dengan neraca digital
NaOH

Pindahkan NaOH dari gelas ukur ke


gelas kimia

tambahkan Aqua dm sampai 200 mL

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 52


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

HCl Larutan diberi label dan tanggal

Gambar 3.11 Gambar Proses Pembuatan Larutan Degreasing

c. Persiapan awal permukaan


Gambar Keterangan

Amplas plat baja ST 37 dengan


Amplas kasar

Amplas plat baja ST 37 dengan


Amplas halus

Hitung masa plat baja ST 37 dengan


neraca digital

Ukur dimensi plat baja ST 37 dengan


jangka sorong

Bilas plat baja ST 37 dengan aqua dm


Aqua
dm

Rendam plat baja ST 37 dalam


NaOH
larutan NaOH yang dipanaskan

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 53


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Bilas plat baja ST 37 dengan aqua dm


Aqua
dm

Rendam plat baja ST 37 dalam


HCl larutan HCl

Aqua
Bilas plat baja ST 37 dengan aqua dm
dm

Keringkan plat baja ST 37 dengan


alat pengering

Gambar 3.12 Gambar Proses Persiapan Awal Permukaan

d. Proses elektroplating
Gambar Keterangan

Rectifier
Plat Baja ST 37 dan tembaga
Plat baja ST 37 Plat baja Cu dihubungkan ke rectifier

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 54


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Rectifier
Plat Baja ST 37 dan tembaga
dicelupkan kedalam larutan
elektrolit

2A

Lakukan proses elektroplating


selama 10 menit dengan kuat
arus 2 A

0A
Matikan rectifier jika
elektroplating sudah selesai
lalu angkat plat baja ST 37 dan
tembaga dari larutan elektrolit

Bilas plat baja ST 37 dalam

Aqua
aqua dm
dm

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 55


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Hitung kembali massa plat baja


ST 37 dengan neraca digital

Hitung kembali dimensi plat


baja ST 37 dengan jangka
sorong

Gambar 3.13 Gambar Proses Elektroplating

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 56


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
1. Gelas kimia 400 mL : 5 Buah
2. Bak elektroplating (gelas kimia 1000) mL : 3 Buah
3. Gelas ukur 10 mL : 2 Buah
4. Pipet volume 10 mL : 1 Buah
5. Pipet filler : 1 Buah
6. Pipet tetes : 3 Buah
7. Kaca arloji : 2 Buah
8. Botol semprot : 1 Buah
9. Rectifier : 1 Buah
10. Alat pengering : 1 Buah
11. Penjepit buaya : 2 Buah
12. Jangka sorong : 1 Buah
13. Corong kaca : 1 Buah
14. Neraca digital : 1 Buah
15. Tang krus : 1 Buah
16. Kaki tiga : 1 Buah
17. Kasa asbes : 1 Buah
18. Pembakar spirtus : 1 Buah

3.4.2 Bahan
1. Aqua dm : Secukupnya
2. Larutan elektrolit CuSO 4 : Secukupnya
3. Spirtus : Secukupnya
4. Amplas kasar 80 Mesh : 1 Lembar
5. Amplas halus 240 Mesh : 1 Lembar
6. Larutan NaOH 1 M : 200 mL
7. Larutan HCl 1 M : 200 mL
8. Plat baja ST 37 : 1 Buah
9. Plat tembaga : 1 Buah

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 57


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

3.5 Pengamatan data


Spesimen yang dilapisi : Baja ST 37
Spesimen Pelapis : Tembaga (Cu)
Larutan elektrolit : CuSO 4
Warna larutan elektrolit : Biru tua
Larutan pickling : HCl 1M
Warna larutan pickling : Tidak Berwarna
Larutan degreasing : NaOH 1M
Warna larutan degreasing : Tidak Berwarna
Kuat arus (A) : 2,00 A
Waktu proses : 10 menit
: 600 detik

a. Data Pengamatan larutan Pickling (200 mL HCl 1M)


Tabel 3.1 Pengamatan Larutan Pickling
Nama Sebelum Dilarutkan Sesudah Dilarutkan
Larutan Warna Bau Bentuk Warna Bau Bentuk

Tidak Laruta Tidak Berba


HCl 1 M Berbau Larutan
Berwarna n Berwarna u

Tabel 3.2 Pembuatan larutan pickling


Larutan Yang Akan Volume
Nama Kada Ρ Konsentras
Dibuat Yang
Larutan r ( G/Ml) i Larutan
konsentrasi volume Dibutuhkan
HCl 35% 1,19 11,41 M 1M 200 mL 17,52 mL

Tabel 3.4 Pengenceran


Larutan Induk Larutan Yang Diinginkan
V 1(mL) M 1(M) V 2(mL) M 2 (M)
17,52 11,41 200 1

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 58


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

b. Data pembuatan larutan degreasing (200 mL NaOH 1M)


Tabel 3.5 Pembuatan Larutan Degreasing
Larutan Yang Akan
Massa Molekul Massa Zat
Nama Dibuat
Relatif Yang Harus
Larutan konsentras
(Mr) volume Ditimbang
i
NaOH 40 1M 200 mL 8 gr

Tabel 3.6 Pengamatan Larutan Degreasing


Nama Sebelum Dilarutkan Sesudah Dilarutkan
Larutan Warna Bau Bentuk Warna Bau Bentuk
Tidak tidak Tidak
NaOH 1 M putih padat larutan
berbau berwarna berbau

c. Data pengamatan sebelum dilapisi


Tabel 3.7 Pengamatan Sebelum Dilapisi
No Spesimen Warna Massa Panjang Lebar Tinggi
1 Baja ST Silver 60,5 mm 38 mm 2 mm
20,98 gr
37 kehitaman

d. Data pengamatan setelah dilapisi


Tabel 3.8 Pengamatan Setelah Dilapisi
No Spesime warna Massa Panjang Lebar Tinggi
n
1 Baja ST Kuning 64 mm 40,5 mm 6 mm
20,85 gr
37 kemerahan

3.6 Pengolahan Data


3.6.1 Perhitungan

a. Pembuatan 200 mL larutan HCl 1M


1. Diketahui :ρ : 1,19 g/mL
% Zat : 32 %
Mr HCl : 36,5

Ditanyakan : M 1?

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 59


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Jawab :

ρ ×% zat×1000
M =
Mr HCl

1,19 × 32 %×1000
M =
36,5

M =11,41 M

2. Diketahui : M1 : 11,41 M
M2 :1M
V2 : 200 Ml

Ditanyakan : V 1?

Jawab :

V 1 × M 1=V 2 × M 2
V 1 ×11,41=200 ×1
200
V 1=
11,41
V 1=17,52 mL

b. Pembuatan 200 mL larutan NaOH 1M


Diketahui : Mr NaOH : 40
V : 200
M :1
Ditanyakan : gr?
Jawab :
gr 1000
M = ×
Mr V

gr 1000
1M = ×
40 200

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 60


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

40 = 5 gr
40
gr =
5
gr = 8 gr
c. Luas permukaan sebelum pelapisan
Diketahui :p : 60,5 mm
l : 38 mm
t : 2 mm
ditanyakan : LP?
Jawab :
LP = 2 ( p×l ) +2 ( p×t ) +2(l×t ¿
LP = 2(60,5 x 38) + 2( 60,5 x 2) + 2(38 x 2)
LP = 4598 + 242 + 152
LP = 4992 mm 2
LP = 49,92 cm 2

d. Luas permukaan setelah pelapisan


Diketahui :p : 64 mm
l : 40,5 mm
t : 6 mm
ditanyakan : LP?
Jawab :
LP = 2 ( p×l ) + 2 ( p×t ) + 2(l×t ¿
LP = 2(64 x 40,5) + 2( 64 x 6) + 2(40,5 x 6)
LP = 5184 + 768 + 486
LP = 6438 mm 2
LP = 64,38 cm 2

e. Ketebalan Cu
Diketahui : Ar Cu : 63,5
ρ : 8,96
elektron :2

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 61


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

t : 10 menit : 600 s
Kuat arus :2A
A : 64,38 cm
Ditanyakan : ketebalan?
Jawab :
ArCu
e =
∈ elektron
63,5
e =
2
e = 31,75

e ×I ×t
W =
ρ× A
31,75 ×2 ×600
W =
8,96 ×64,38
38100
W =
576,84
W = 101,10 gr

W
ketebalan =
ρ×A
101,10
ketebalan =
8,96 × 64,38
101,10
ketebalan =
576,8
ketebalan = 0,17 cm

3.6.2 Persamaan Reaksi


a. Reaksi Pada Anoda :
4H 2 O+ 4 e- →2 H 2 +4 OH -

b. Reaksi Pada Katoda


Cu²⁺ + 2e⁻ → Cu

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 62


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

c. Reaksi Larutan
CUSO₄ → Cu²⁺ + SO₄²⁻

d. Pembuatan larutan HCl


HCl(l) + H₂O(l) → HCl(aq)
e. Pembuatan larutan NaOH
NaOH(l) + H₂O(l) →    NaOH(aq)

f. Reaksi saat proses degreasing


2C₃H₈O₃ + 3 NaOH   →   3C₂H₃O₂ + 3H₂O + 2H₂

g. Reaksi saat proses pickling


Fe + 2HCl → FeCl₂ + H₂
Fe₂O₃ + 6HCl → 2FeCl₃ + 3H₂O
Fe₂O₄ + 8HCl → 2FeCl₃ + FeCl₂ + 4H₂O
Fe + 2HCl → FeCl₂ + H₂
2FeCl₃ +  H₂ → 2FeCl₂ + 2HCL
2FeCl₃ + Fe → 3FeCl₂

3.6.3 Gambar Rangkaian

- -
e e
2A

Plat tembaga

Plat baja ST 37

Larutan elektrolit CuSO 4

Gambar 3.14 Gambar Rangkaian

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 63


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

3.7 Analisa dan Pembahasan


Pada elektroplating baja kali ini menggunakan Baja ST 37 yang berarti
spesimen ini memiliki kekuatan Tarik atau strength tensile sebesar 37 N/mm 2 dan
menggunakan pelapis tembaga karena tembaga dapat memperbaiki sifat dari baja
seperti sifat fisik, sifat kimia dan sifat mekanik dari baja tersebut. Contoh dari
kelebihan tembaga untuk pelapisan adalah mencegah korosi pada permukaan.
Pada proses elektroplating diawali dengan pemmbuatan larutan HCl dan
larutan NaOH. Larutan HCl bersifat asam kuat dan dilarutkan sampai mencapai
200 mL dengan ditambah aqua dm dengan tujuan menurunkan konsentrasi larutan
HCl agar tidak terlalu pekat. Setelah itu pembuatan NaOH yang awalnya
berbentuk padat menjadi larutan dimana NaOH bersifat basa. Pembuatan kedua
larutan tersebut berdasar pada konsep pengenceran.
Setelah pembuatan larutan dilanjut dengan persiapan awal permukaan.
Diawali dengan proses amplas dengan tujuan menghilangkan pengotor yang
tersisa dengan menggunakan amplas kasar dan dilanjut dengan amplas halus.
Proses amplas harus dilakukan secara searah agar tidak terlalu banyak goresan dan
pada proses elektroplating pelapisan bisa menempel dengan sempurna. Namun
pada proses amplas kali ini pengotor dari spesimen baja masih tersisa hal ini
dikarenakan ada bagian yang tidak terjangkau amplas seperti cekungan pada
bagian permukaan yang mengakibatkan tidak terkena amplas dan pengotor masih
tertinggal. Selain itu juga proses amplas yang dilakukan oleh praktikan masih
belum sempurna sperti kurangnya penekanan pada proses amplas sehingga masih
ada pengotor yang tertinggal.
Setelah proses amplas dilanjut dengan proses penimbangan massa spesimen
baja dengan menggunakan neraca digital dengan tujuan hasil penimbangan bisa
lebih akurat karena bisa menunjukan 2 angka dibelakang koma namun jika ingin
lebih akurat bisa menggunakan neraca digital karena bisa sampai menunjukan 4
angka dibelakang koma. Setelah penimbangan massa dilanjut dengan pengukuran
dimensi spesimen baja dengan menggunakan jangka sorong karena dengan jangka
sorong hasil bisa lebih akurat jika dibanding mistar atau penggaris. Pada saat
pengukuran dimensi posisi pengukuran sebelum pelapisan dan setelah pelapisan
harus sama agar dimensi yang diukur bisa lebih akurat.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 64


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Setelah proses penimbangan massa dan pengukuran dimensi dilanjut dengan


pembilasan dengan aqua dm (rinsing) untuk menghilangkan sisa pengotor yang
tertinggal. Setelah itu dilanjut dengan proses degreasing yaitu pencelupan
spesimen kedalam larutan NaOH yang sudah dipanaskan selama 5 menit. Larutan
NaOH bersifat basa dan digunakan untuk menghilangkan lemak dan minyak yang
tersisa dari spesimen seperti minyak atau keringat dari kulit praktikan yang
terkena spesimen selama proses amplas. Larutan NaOH harus dipanaskan terlebih
dahulu agar lemak dan minyak benar benar bersih dan proses pelapisan bisa lebih
sempurna.
Setelah proses degreasing spesimen baja di bilas kembali dengan aqua dm
(rinsing) agar tidak ada larutan NaOH yang tertinggal. Setelah itu spesimen baja
dicelupkan kedalam larutan HCl (pickling). Larutan HCl bersifat asam dan akan
korosif jika terkena jaringan biologis seperti kulit manusia. Larutan HCl pada
proses pickling digunakan untuk karat atau oksida yang ada pada spesimen.
Namun pada saat praktikum setelah spesimen dicelupkan kedalam larutan HCl
muncul warna kekuningan atau karat. Hal ini disebabkan karena pada proses
amplas yang tidak sempurna sehingga sisa pengotor dan logam bereaksi dengan
HCl dan menghasilkan karat.
Pada persiapan awal permukaan larutan yang digunakan bisa saja diganti
dengan larutan lain asalkan sifatnya sama dan reaksinya sesuai. Seperti pada
degreasing, larutan yang digunakan adalah larutan basa untuk menghilangkan
lemak dan minyak yaitu NaOH maka larutan tersebut bisa diganti dengan larutan
yang lain tetapi harus bersifat basa juga. Pada proses pickling, larutan yang
digunkan untuk menghilangkan kaat menggunakan larutan HCl, larutan ini bisa
diganti dengan larutan lain asalkan sifatnya juga sama yaitu asam seperti HNO3.
Setelah itu spesimen dibilas kembali dengan aqua dm (rinsing) dan
dikeringkan sebelum dilakukan proses elektroplating. Pada saat pengeringan
jangan gunakan tissue dan sebaiknya gunakan alat pengering agar spesimen baja
tidak terkontaminasi lagi. Dan selama proses rinsing, pickling dan degreasing
spesimen tidak boleh dipegang langsung tetapi harus menggunakan alat seperti
tang krus agar spesimen tidak terkontaminasi.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 65


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

Setelah persiapan awal permukaan selesai dilanjut dengan proses


elektroplating yang diawali dengan menyambungkan spesimen baja dengan kutub
negatif (katoda) dan tembaga dengan kutub positif (anoda) dari rectifier dengan
penjepit buaya. Kemudian dicelupkan kedalam larutan elektrolit CuSO 4 yang
bertugas untuk mengalirkan arus listrik. Larutan elektrolit pada elektroplating bisa
saja diganti bukan menggunakan CuSO 4 asalkan masih ada logam tembaga yang
akan bereaksi membentuk lapisan di permukaan baja. Setelah itu rectifier
dinyalakan dan arus diatur sebesar 2 Ampere dan waktu pelapisan selama 10
menit.
Pada proses pelapisan penjepit buaya jangan sampai menyentuh larutan
elektrolit karena akan berpengaruh terhadap arus yang diterima oleh spesimen
terbukti pada saat proses elektroplating penjepit buaya menyentuh larutan
elektrolit dan arus yang mengalir berubah dari 2 ampere menjadi 1,8 ampere.
Pada saat proses elektroplating terjadi reaksi yaitu tembaga menjadi ion ion
tembaga lalu menempel pada spesimen baja. Setelah pelapisan selesai rectifier
dimatikan dan spesimen dikeringkan lalu massa dan dimensi diukur kembali
dengan neraca digital dan jangka sorong. Pada elektroplating reaksi yang terjadi
adalah reaksi redoks, yaitu reaksi reduksi terjadi di katoda dan reaksi oksidasi
terjadi di anoda.
Setelah diukur kembali massanya, spesimen baja mengalami penurunan
massa tetapi dimensi dari spesimen baja bertambah karena dimensi dari spesimen
baja bertambah, seharusnya massa dari spesimen baja juga bertambah tetapi
menjadi berkurang, hal ini dikarenakan pada proses pengukuran massa terjadi
kesalahan kalibrasi dari praktikan atau pada saat proses pengukuran massa
sebelum pelapisan ada zat lain yang ikut tertimbang massanya seperti air atau
lemak dan pengotor lainnya tetapi setelah mengalami proses persiapan awal
permukaan pengotor tersebut bereaksi dan sudah dibersihkan sehinga pengotor
tersebut sudah bersih dari spesimen baja, sehingga membuat massa dari spesimen
berkurang setelah proses pelapisan.
Pada spesimen baja, terjadi penambahan dimensi dimana panjang, lebar dan
tinggi mengalami penambahan namun tidak sesuai dengan ketebalan yang sudah
dihitung yaitu 0,17 cm. Hal ini dikarenakan posisi pengukuran dimensi tidak sama

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 66


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

seperti posisi sebelum pelapisan yang mengakibatkan penambahan dimensi tidak


sesuai dengan ketebalan.
Setelah hasil pelapisan dibandingkan dengan praktikan lain. Arus dan waktu
dari proses pelapisan yang berbeda berpengaruh terhadap ketebalan dari hasil
pelapisan. Waktu dan arus sebanding dengan ketebalan, semakin besar arus dan
semakin lama waktu pelapisan maka ketebalan akan semakin besar atau tebal.
Begitupun sebaliknya, semakin singkat waktu dan semakin kecil arus maka
ketebalan akan semakin kecil. Jika arus terlalu besar dan waktu terlalu lama maka
bisa mengakibatkan ketebalan yang terlalu besar pada proses pelapisan yang
mengakibatkan logam pelapis tidak menempel sempurna pada spesimen baja. Jika
arus terlalu kecil dan waktu terlalu singkat bisa mengakibatkan logam pelapis
seperti Cu terlalu tipis atau bahkan tidak menempel pada spesimen yang di lapisi.
Ketebalan yang terlalu besar atau pelapisan yang terlalu tebal bisa mengakibatkan
logam pelapis tidak akan menempel kuat pada logam yang dilapisi dan lapisan
menjadi mudah rapuh dan kasar permukaanya.
Jarak antara logam pelapis dan yang dilapisi juga berpengaruh terhadap
hasil pelapisan. Semakin dekat jarak antara logam pelapis dan yang dilapisi maka
ketebalan akan semakin besar dan semakin jauh jarak maka ketebalan akan
semakin kecil.
Pada hasil praktikum, lapisan dari tembaga dari spesimen baja tampak
mengelupas, hal ini dikarenakan proses elektroplating dan persiapan awal yang
tidak sempurna yang membuat Cu tidak menempel kuat pada spesimen baja yang
dilapisi.

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 67


BAB III ELEKTROPLATING Cu PADA BAJA ST 37 KELOMPOK 4

3.8 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
1. Tujuan dari persiapan awal permukaan adalah agar pada saat proses
pelapisan logam pelapis Cu bisa menempel lebih sempurna pada spesimen
baja.
2. Elektroplating merupakan penerapan elektrolisis dalam kehidupan sehari
hari
3. Memahami proses elektroplating baja ST 37 dengan pelapis Cu.
4. Penyebab cacat dari proses elektroplating bisa dipengaruhi oleh arus, waktu
dan jarak antar spesimen pada saat pelapisan.
5. Semakin lama waktu maka ketebalan akan semakin besar atau tebal.
Semakin singkat waktu maka ketebalan akan semakin kecil atau tipis.
6. Semakin besar arus makan ketebalan akan semakin besar atau tebal.
Semakin kecil arus maka ketebalan akan semakin kecil atau tipis.
7. Semakin dekat jarak antar spesimen maka ketebalan akan semakin tebal dan
semakin jauh jarak antar spesimen maka ketebalan akan semakin tipis.
8. Jika spesimen memiliki ketebalan logam pelapis yang terlalu besar maka
logam pelapis tidak akan terlalu menempel kuat pada spesimen yang di
lapisi.
Dimensi spesimen bertambah setelah dilapisi dari LP = 49,92 cm2 menjadi
64,38 cm 2

9. Didapat berat ketebalan yaitu 101,10 gr


10. Didapat ketebalan sebesar 0,17 cm setelah proses pelapisan
11. Reaksi yang terjadi pada saat elektroplating adalah reaksi redoks. Katoda
mengalami reaksi reduksi dan anoda mengalamai reaksi oksidasi
Katoda : Cu 2+ +2 e- →Cu
Anoda : 4H2 O+ 4 e- →2 H 2 +4 OH -

Laporan Akhir Pratikum Kimia Dasar dan Analitik T.A 2019/2020 68

Anda mungkin juga menyukai