Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN SIFAT MATERIAL


UNIT I : PENGUJIAN LENTUR

Disusun Oleh :
Nama

: Abdul Maulana

NIM

: 20150130037

Kelompok

: K2

Co. Asst

: Naufal Anshari

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

PRAKTIKUM STRUKTUR DAN SIFAT MATERIAL


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

LEMBAR KONSULTASI
Praktikum

: Pengujian Lentur

Nama

: Abdul Maulana

Kelompok

: K2

Tanggal pratikum

: 21 April 2016

Deadline

: 28 April 2016

No

Tanggal

Catatan

Paraf

.
1.
2.
3.

Yogyakarta,

Maret

2016
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Co.Asst

(
Anshari

Naufal

)
Intisari

Pengujian lentur dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kekuatan lentur


suatu material. Walaupun balok yang di bebani dengan beban lentur akan
menghasilkan tegangan tarik dan tegangan tekan searah panjang balok namun
pada bidang-bidang tegang lurus sumbu memanjang balok juga akan terjadi
tegangan geser.
Dengan demikian kekuatan lentur suatu material tertentu cenderung tidak
akan sama dengan kekuatan tariknya.
Kuat lentur merupakan suatu sifat material yang dapat di gunakan untuk
memprediksi karakteristik bahan sewaktu mengalami pembebanan.dengan
demikian data tentang kekuatan lentur dapat di gunakan untuk keperluan
perancangan .
Bentuk kurva hasil pengujian material berbeda beda tergantung pada
karakteristik bahan dan perlakuannya.kekuatan lentur suatu spesimen dapat di
hitung berdasar pada nilai tegangan lentur sebagaimana yang terjadi pada
pengujian tarik bila besar beban belum menghasilkan tegangan pada batas elastis,
benda akan kembali ke bentuk awal jika bebannya di lepaskan pada daerah
proporsional berlaku hukum Hooke.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Menjelaskan cara kerja dari alat uji lentur dan membuat skema
Pengujiannnya.
2. Mendiskripsikan prinsip dasar dari gaya lintang dan lendutan netto,
tegangan yang dihasilkan dari mesin pengujian lentur.
3. Menghitung lendutan netto, tegangan lentur, regangan lentur, modulus
elastisitas dan kekuatan bahan akibat beban lentur.
4. Mengidentifikasi lenturan akibat beban lentur.
5. Mengidentifikasi faktor keamanan pada saat melakukan pengujian lentur.
6 Mengambil kesimpulan dari hasil pengujian pada dimensi baja serta
kesesuaian pada penggunaannya.
7. Melaksanakan komunikasi efektif dalam bentuk laporan pada lingkungan
kerja.
8 Melaksanakan kerja kelompok dengan efektif sesuai peraturan dan
tanggung jawab kelompok kerja.

1.3. Manfaat Pengujian


1. Pengujian ini untuk acuan dalam pengujian kekuatan lentur plate baja.
2. Pengujian ini untuk mengetahui nilai Modulus Elastisitas plate baja.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Bending test adalah suau metode untuk menentukan Modulus
Elastisitas dengan penekukan dan kekuatan penekukan pada material yang
berbentuk plate. Benda uji di tumpu di dekat masing-masing ujung benda
dan dkeai beban satu atau dua titik di antara tumpuan. Modukus elastisitas
di dapat dengan mengukur beban dan refleksi pada tegangan dibawah
tegangan propsional. Kekuatan bending ditentukan dengan menambah
beban secara bertahap dan menguranginya secara bertahap sampai
mendapat kondisi semula.

BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengujian Lentur


Pengujian letur dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kekuatan
lentur suhu material. Walaupun balok yang dibebani dengan beban lentur
akan menghasilkan tegangan tarik dan tegangan tekan searah panjang balok,
namun pada bidang-bidang tegak lurus sumbu memanjang balok juga akan
terjadi tegangan geser. Dengan demikian, kekuatan lentur sautu material
tertentu cenderung tidak sama dengan kekuatan tariknya. Kuat lentur
merupakan suatu sifat material yang dapat digunakan untuk memprediksi
karakteristik bahan sewaktu mengalami pembebanan/ permesinan. Dengan
demikian data tentang kekuatan lentur dapat digunakan untuk keperluan
perancangan dalam menentukan suatu struktur, dan untuk keperluan lainnya.
Untuk perhitungan tegangan (
modulus elastisitas lentur (

Eb

, regangan lentur (

) dan

) secara teknis digunakan tebal balok d

(mm), lebar balok b (mm), panjang bentang L (mm), lendutan titik tengah D
(mm) dan besar gaya lintang F (mm). Panjag batang (span) merupakan jarak
antara kedua rol tumpuan pada dudukan penyangga spesimen. Seperti pada
pengujian tarik, dari pengujian akan diperoleh data besarnya gaya lintang F
dan tingginya lendutan titik tengah total

D0

baik dalam bentuk grafik

maupun angka. Sebelum digunakan untuk menghitung karakteristik lentur

spesimen yang diuji, harga

D0

harus dikoreksi untuk memperoleh

lendutan netto dengan mengurangkan perpindahan loading nose akibat


penyesuaian posisi spesimen pada tumpuan

(mm) yang tercatat

sebagai lendutan,

Gambar 1.2.

Pada contoh gambar1.2, diperoleh

D0

= 1,25 (mm), DD = 0,55 (mm),

dan D = 0,70 (mm). Karakteristik lentur specimen dapat dihitung dengan rumusrumus sebagai berikut :
a. Lendutan netto :
D=

D0 D

(mm)

Dengan :
D = lendutan netto (mm).
D0
= lendutan total (mm).

= kohesi lendutan (mm).

b. Tegangan lentur :

{ ( )

3 F L
D
Dd
1+ 6
4 2
2
L
2bd
L

( Mpa )

Dengan :
F = besar gaya lintang (N).
L = panjang batang balok (mm).
b = lebar penampang balok (mm).
d = tebal balok (mm).
D = lendutan netto (mm).
c. Regangan lentur :
b

6 Dd

2
100
L

(mm/mm)

d. Modulus elastisitas lentur :


Eb

m=

m L3
4 b d3

F
D

( Mpa )

(N/MM)

Dengan m =slope bagian proporsional (lurus) grafik gaya lintang-lendutan


(perhatikan gambar 1.2) (N/mm),
yang diamati (N), dan

= kenaikan besar gaya lintang bagian

= kenaikan nilai lendutan bagian yang diamati

(mm).
Bentuk kurfa hasil pengujian material berbeda-beda tergantung pada
karakteristik bahan yang ditentukan oleh jenis bahan dan perlakuan pemrosessnya.

Kekuatan lentur suatu spesimentertentu dapat dihitung berdasar pada nilai


tegangan lentur.
Sebagaimana yang terjadi pada pegujian tarik, bila besar bahan belum
menghasilkan tegangan pada batas elastis, benda akan kebali ke bentuk awal bila
bebannya dihilangkan. Dalam hal ini luas specimen akan kembali lurus setelah
mengalami pelendutan atau defleki. Dalam daerah proposional, besar regangan
yang terjadi akibat pembebanan berbanding lurus dengan besar beban, sehingga
pada daerah ini hubungan antara perubahan panjang dengan besar beban
merupakan garis lurus. Pada daerah proposional berlaku hukm Hooke.

Anda mungkin juga menyukai