Anda di halaman 1dari 47

SUPPLY

CHAIN
MANAGEMENT

Rizky Citra Islami, ST., MT., M.Sc


Supply Chain

Suppliers Manufactures Distribution Retail Outlets Customers


Tantangan Supply Chain
Management (SCM)

•Melibatkan banyak pihak


Kompleksitas
•Konflik kepentingan
Struktur SC
•Keinginan masing-masing SC yang berbeda

•Ketidakpastian permintaan
Ketidakpastian •Ketidakpastian supplier
•Ketidakpastian internal
Optimalisasi Supply Chain
Management (SCM)
Fokus bergeser ke hilir dengan mengakomodir keinginan pelanggan

Mengadakan perubahan dalam retailer untuk lebih kompetitif dan kreatif

Memperbaiki komunikasi antar SC untuk lebih terbuka, cepat dan akurat

Membangun kepercayaan diantara semua pelaku supply barang dan jasa

Partnering

Pemanfaatan Teknologi Informasi


Konsep Supply Chain Management
(SCM) dalam Industri Konstruksi
Perencanaan kebutuhan material dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan pekerjaan, penggunaan material menjadi efisien dan
GOAL efektif sehingga tidak terjadi masalah akibat tidak tersedianya
material pada saat dibutuhkan.

Penggunaan material diawasi dengan ketat baik kualitas maupun kuantitasnya, sesuai dengan
spesifikasi dan kebutuhan yang telah ditetapkan

Perencanaan kebutuhan material membutuhkan informasi-informasi yang dapat menunjang


kegiatan proyek agar keterkaitan penyediaan dan penggunaan material terhadap suatu pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar
Organisasi Manajemen
Perencanaan Kebutuhan Material

Bag. Logistik Material

Monitoring &
Pengendalian
Bag. Analisa Bag. Pembelian Bag. Pengawasan Bag. Anggaran
Bag. Gudang Material
Kebutuhan Material Material Material Material

Bag. Penerimaan Bag. Penyimpanan Bag. Pendistribusian

(Sumber: Bowersox, 1986)


Tugas dan Tanggung Jawab (1/2)
Bag. Analisa •Membuat analisa kebutuhan material
•Menentukan besarnya persediaan pengamanan
Kebutuhan Material •Menentukan kualitas material

•Mengontrol pengiriman material sesuai dengan kebutuhan


Bag. Pembelian •Biaya investasi yang sesuai
•Harga material serendah mungkin
Material •Pemesanan sesuai frekuensi yang berdasarkan jumlah kebutuhan pada setiap periode
•Pemilihan vendor

Pengawasan & •Melaporkan keadaan material pada bagian pembelian


•Mempersiapkan jadwal pengiriman material dari sumber pada proyek
Pengendalian •Mengawasi pengiriman material
•Mengawasi penyimpanan material
Material •Mengawasi pendistribusian material
Tugas dan Tanggung Jawab
(2/2)

•Mencatat biaya pengeluaran material


Bag. Anggaran •Pembayaran pada vendor
Material •Memberikan laporan biaya pada bagian logistik

Bag. Gudang •Penerimaan material


Material •Pendistribusian material
Informasi dalam Perencanaan
Penggunaan Material Bangunan
Lingkup penawaran
Spesifikasi teknis
Kualitas material yang diajukan oleh Waktu pengiriman
material
beberapa pemasok

Kondisi
Pemasok material
Pajak penjualan pembayaran
adalah rekanan Kapasitas gudang
material kepada logistik
terpilih
material

Jadwal
Perhitungan
penggunaan
eskalasi harga
material
Manajemen Pengadaan Material
Bangunan
Pengiriman dan
Pemilihan Pembelian
Penerimaan
Pemasok Material
Material

Penyimpanan
Pemeriksaan
dan Pengeluaran UMPAN
Material
Material BALIK
Prosedur Manajemen
Pengadaan Material Bangunan
Pemilihan Pemasok
•Sebelum dilakukan pembelian material bangunan terlebih dahulu dilakukan
pemilihan pemasok. Langkah awal dalam pemilihan pemasok adalah mempersiapkan
daftar calon pemasok yang telah dipilih dan dianggap pantas.

Pembelian Material Bangunan


•Pembelian material dimulai dari pihak pemakai yang membutuhkan material tertentu
untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berhubungan dengan proyek.
Kemudian, seseorang yang berwenang menyiapkan sebuah surat permintaan barang
yang diperlukan dan menyampaikan surat permintaan tersebut kepada petugas
bidang pembelian/logistik, sebagaimana dalam organisasi proyek.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Persediaan Material Bangunan

Perkiraan kebutuhan Daya tahan atau Ongkos Resiko


material bangunan keawetan simpan penyimpanan

Harga Kebijaksanaan Kemudahan


material pembelanjaan memperoleh material
Tujuan Persediaan Material

Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya material

Menghilangkan risiko kerusakan material

Menjamin kelancaran proses produksi

Menjamin penggunaan alat berat secara optimal

Dapat menjalankan rencana proyek secara tepat waktu


Metode Pengendalian
Persediaan Material
Metode Pengendalian Persediaan
Statistik (Statistical Inventory
Control)

Metode Perencanaan Kebutuhan


Material
(Material Requirement Planning)

Metode Persediaan Tepat Waktu


(Just In Time)
Metode Pengendalian
Persediaan secara Statistik
Statistical Inventory Control
Alat untuk mengendalikan kualitas produk, dengan memberikan gambaran tentang
proses yg sedang berjalan serta memberi petunjuk mengenai penyimpangan yg sangat
berguna dalam proses perbaikan produksi

Metode ini dilakukan untuk mengetahui beberapa kondisi persediaan ;

Jumlah Ukuran
Titik Pemesanan Jumlah Cadangan
Peramalan Permintaan Pemesanan Dinamis
Kembali Pengaman
Optimal (Economic Order
(Reorder Point) (Safety Stock)
Quantity)
Tahapan Metode Pengendalian
Persediaan secara Statistik

Pemilihan
metode
Menghitung terbaik dan
kesalahan tiap verifikasi
Menghitung metode peramalan
parameter- peramalan
Pilih minimal 2 parameter
metode fungsi
Pembuatan peramalan peramalan
Diagram yang dianggap
Definisikan Pencar sesuai
tujuan
peramalan
Metode Pengendalian
Persediaan secara Statistik
1. Data Jaringan Distribusi Dalam Proyek
INPUT Jaringan penanggung jawab dan tugas dalam proyek
2. Data Permintaan Konsumen
Jumlah permintaan untuk setiap material yang dibutuhkan dalam proyek
3. Data Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan dari retailer ke distributor dan biaya pemesanan dari distributor
ke bagian produksi
4. Data Biaya Penyimpanan Persediaan
Biaya yang dikeluarkan perusahaan/proyek akibat memiliki sejumlah persediaan
produk di gudang
5. Data Lead Time
Jarak waktu antara saat melakukan order hingga order datang
Data Permintaan Konsumen
ex: Permintaan kebutuhan pasir tahun 2016 pada proyek
Pembangunan Apartemen XYZ
No. Waktu Jumlah Permintaan (kg/bln) Jumlah Pengangkutan
1 Januari 90.680 15
2 Februari 90.320 12
3 Maret 89.000 13
4 April 90.160 10 Permintaan bisa
5 Mei 90.000 6 digabungkan antar
6 Juni 90.400 19 material yang dibutuhkan
7 Juli 89.600 12 dalam proyek dengan
8 Agustus 90.000 6 satuan yang disamakan
9 September 92.600 17
10 Oktober 91.620 7
11 November 89.000 10
12 Desember 90.000 13
Jumlah 1.083.380 140
Proyeksi Jumlah Permintaan
Tahun Mendatang (2017)
1. Penentuan 93,000

Tujuan 92,000

Peramalan
91,000
Meramalkan jumlah
permintaan pada tahun 90,000
2017
2. Identifikasi Pola 89,000

Historis Dari 88,000

Data Aktual
87,000
Permintaan

Permintaan Konsumen
3. Pemilihan Fungsi Peramalan yang Sesuai
Beradasarkan hasil dari scatter diagram dapat disimpulkan bahwa pola data permintaan
menunjukkan pola linier dan eksponensial:
a. Fungsi peramalan linier
b. Fungsi peramalan eksponensial
4. Perhitungan Parameter-parameter Fungsi
a. Fungsi Peramalan Linier

Yt = a + bt
Parameter:

b = σ𝑛 𝑋𝑖. 𝑌𝑖 − σ𝑥𝑖 σ 𝑌𝑖
σ 𝑌𝑖 −𝑏.σ 𝑋𝑖
a=
𝑛
b. Fungsi Peramalan Eksponensial
𝑏𝑡
Yt= 𝑎𝑒
Parameter:
σ ln 𝑌 −𝑏.σ 𝑋
ln a =
𝑛
σ𝑛
𝑥 ln 𝑌 − σ ln 𝑌 .σ 𝑋 X X
b= σ𝑛𝑥²
− (σ 𝑡)²
X X

𝑙𝑛 𝑎
a= 𝑒 X
5. Perhitungan Ketelitian Masing-masing Fungsi Peramalan yang Dipilih
Bertujuan untuk memilih fungsi peramalan yang lebih tepat untuk digunakan. Ketelitian peramalan
dapat ditentukan dengan menghitung standar kesalahan peramalan (standard error of estimate).

Keterangan:
f = derajat kebebasan ;tergantung metode pembanding yg digunakan
Y = data aktual periode t
Yt = nilai ramalan periode t
n = banyaknya periode

Hasil peramalan
6. Pemilihan fungsi Peramalan Pasir
yang Tahun
memiliki 2017 terkecil
kesalahan
Dari hasil perhitungan nilai SEE dipilih yang terkecil.
LINIER
EKSPONENSIAL
Tahapan Analisis Kebutuhan Material
EOQ kebutuhan
tetap
Perhitungan
dengan dasar BOQ
Perhitungan
Kebutuhan Material
Pemesanan EOQ stock out
Konstruksi
Optimum
Peramalan
Kebutuhan Material

EOQ kapasitas lebih

Safety Stock
Kebutuhan
Persediaan
Material Konstruksi
Reorder Point
Pengayaan
Jumlah Permintaan 2016 Hasil Peramalan 2017 Diketahui:
No. Waktu
(kg/bln) Yt = 90.045,76+36,29t
Biaya Pemesanan
1 Januari 90.680 90.517,53  Retail – Distributor : Rp 1.350.000,-
2 Februari 90.320 90.553,82  Distributor-Produksi : Rp 2.260.000,-
3 Maret 89.000 90.590,11 Biaya Pembelian Material
4 April 90.160 90.626.4  Harga Pokok : Rp 18.550,-/kg
 Harga Penjualan : Rp 24.750,-/kg
5 Mei 90.000 90.662,69
Estimasi Biaya Penyimpanan
6 Juni 90.400 90.698,98  Bunga atas modal yang tertanam : 15%
7 Juli 89.600 90.735,27  Biaya pemeliharaan bahan : 3,5
8 Agustus 90.000 90.771,56  Biaya kerusakan bahan : 1,5
------------- +
9 September 92.600 90.807,85
20%
10 Oktober 91.620 90.844,14
Kapasitas Produksi Material
11 November 89.000 90.880,43 250 ton/siklus
12 Desember 90.000 90.916,72
Jumlah 1.083.380 1.088.605,50
Lead Time = 5 hari
Sifat Pengendalian Persediaan
secara Statistik

Deterministik
Probabilistik
Metode yg
menganggap semua Stokastik (tidak tentu)
Metode yg digunakan
parameter telah apabila salah satu
diketahui dengan Metode yg digunakan
dari permintaan, lead apabila terjadi ukuran
pasti time atau keduanya pemesanan yg
tidak dapat diketahui berbeda-beda
dengan pasti
Pengendalian Persediaan
Bersifat Deterministik
Metode Economic Order Quantity (EOQ)
Metode EOQ bertujuan untuk menentukan ukuran pemesanan yg paling ekonomis yg dapat meminimasi biaya-
biaya dalam persediaan

Asumsi EOQ
 Hanya satu item barang yg diperhitungkan
 Permintaan setiap periode diketahui dengan pasti
 Barang yg dipesan diasumsikan dapat segera tersedia atau tingkat produksi barang yg dipesan
berlimpah
 Waktu tunggu (lead time) bersifat konstan
 Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan
 Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (shortage)
Metode EOQ dengan titik
Metode EOQ dengan Metode EOQ dengan Metode EOQ dengan
pemesanan ulang
adanya kebutuhan tetap adanya stock out adanya kapasitas lebih
(reorder point)
Metode EOQ dengan Kebutuhan
Tetap
TC = Dc+(Q/2)(Cc)+(D/Q)(Cs)

𝟐 𝑫 (𝑪𝒔)
Q=
(𝑪𝒄)

TC = total biaya/tahun
Dc = biaya-pemesanan per periode
Cs = biaya material
Cc = biaya penyimpanan
D = jumlah permintaan/tahun
Q = optimum order size (?)
Optimum order size dihitung dengan menganalisis D/Q = jumlah pemesanan selama setahun
Q/2 = rata-rata persediaan
Total Biaya (TC) (Q/2)(Cc) = biaya penyimpanan/tahun
(D/Q)(Cs) = biaya pemesanan/tahun
𝟐 𝑫 (𝑪𝒔)
Total Biaya Minimum terjadi apabila dua komponen
Q=
(𝑪𝒄)
biaya antara pemesanan dan penyimpanan berpotongan
Metode EOQ dengan adanya
Stock Out
Metode perhitungan yg terjadi apabila jumlah permintaan lebih besar dari tingkat persediaan yg ada

Biaya penyimpanan rata-rata


½ (L)(𝑡1 ) (𝐶𝑐)
Jumlah Pemesanan Optimal (Qo)
𝟐 𝑫 (𝑪𝒔) 𝑪𝒄+𝑪𝒑
Qo = x
Biaya kehilangan persediaan (𝑪𝒄) 𝑪𝒑

L = tingkat persediaan pada awal pemesanan


Cs = biaya material
Cc = biaya penyimpanan
Apabila terjadi kekurangan
Cp = biaya penyimpanan rata-rata
persediaan akibat banyaknya t1 = waktu persediaan awal material habis
permintaan D = jumlah permintaan/tahun
Q = optimum order size (?)
Metode EOQ dengan Adanya
Kapasitas Lebih
Metode perhitungan yg terjadi apabila terjadi kapasitas lebih dalam persediaan akibat tidak seluruhnya
dipakai dalam eksekusi di proyek

Karena persediaan bertambah dengan laju jumlah produksi (P) – permintaan (D), maka persediaan maksimum:
LO = Q/P (P-D)

Jumlah Pemesanan Optimal (Qo)


𝟐 𝑫𝑷 𝑪𝒔
Qo = x Cs = biaya pemesanan
(𝑷−𝑫) 𝑪𝒄 Cc = biaya penyimpanan
D = jumlah permintaan/tahun
P = jumlah produksi material
Q = optimum order size (?)
Metode EOQ dengan Titik
Pemesanan Ulang (Reorder Point)
• Titik dimana harus diadakan pemesanan lagi sehingga permintaan
Reorder Point
material yg dipesan tepat waktu dimana persediaan = 0
• Jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan sampai saatnya
Lead Time datang material yg dipesan siap untuk digunakan dalam eksekusi di
proyek

Faktor yg harus diperhatikan dalam penentuan reorder point :


1. Penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan barang
2. Besarnya safety stock/ persediaan pengaman

Safety Stock
Safety Stock
Variasi permintaan Lead time Service level

Perhitungan parameter permintaan dilakukan untuk mencari rata-rata permintaan retailer


dan standar deviasi.

σ 𝑋𝑖
X =
σ 𝐹𝑖 σ(𝑋𝑖 −𝑋𝑏𝑎𝑟)²
S=
𝑛−1
SS = Z x Sdl
Keterangan:
Fi = frekuensi setiap permintaan material Keterangan:
Xi = permintaan setiap bulan Sdl = standar deviasi permintaan selama lead time
Xbar= rata-rata permintaan Z = nilai di bawah kurva normal yang ditentukan
n = banyaknya pengangkutan oleh service level
Penentuan Standar Deviasi
Lead Time (Sdl)
1 Safety Stock Ditentukan oleh Ketidakpastian Permintaan

Sdl = Sd x 𝑙
Keterangan:
2 Safety Stock Ditentukan oleh Interaksi Dua Ketidakpastian Sdl = standar deviasi
permintaan selama lead time
Sdl = ( 𝑑2 . 𝑠𝑙2 + (𝑙 . 𝑠𝑑²)) Sd = standar deviasi permintaan
Sl = standar deviasi lead time
3 Tidak Diperlukan Safety Stock, Situasi Deterministik d = permintaan rata-rata
l = lead time
Sdl = 0
4 Safety Stock Ditentukan oleh Situasi Konstan

Sdl = 𝑑 . 𝑠𝑙
Reorder Point (ROP)
Perhitungan pada situasi dimana ada ketidakpastian pada sisi pasokan maupun
permintaan

ROP = d x l + SS
Keterangan:
d = permintaan rata-rata per periode
l = lead time
SS = safety stock

Dalam menentukan ROP yang diambil hanya nilai rata-rata permintaan selama
lead time, nilai sesungguhnya bisa lebih kecil atau lebih besar dari rata-rata
permintaan tersebut.
Data Biaya Pemesanan
Biaya Pemesanan dari Retailer ke Distributor

Kertas Delivery Order Telepon (Rp) Listrik dan Administrasi Total


(Rp) Komputer (Rp) (Rp)
175.000 520.000 485.000 170.000 1.350.000

Biaya Pemesanan dari Distributor ke bagian Produksi

Kertas Delivery Order Telepon (Rp) Listrik dan Administrasi Total


(Rp) Komputer (Rp) (Rp)
300.000 860.000 800.000 300.000 2.260.000
Biaya Penyimpanan Persediaan

Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat memiliki sejumlah
persediaan produk di gudang. Biaya penyimpanan merupakan wewenang masing-masing
proyek dengan perhitungan dari Bagian Gudang Material.

Bunga atas modal yang tertanam : 15%


Biaya pemeliharaan bahan : 3,5%
Biaya kerusakan bahan : 1,5%
+
Total biaya/tahun : 20%
Sedangkan harga pokok dan harga penjualan adalah sebagai berikut:
Material Harga Pokok (Rp/kg) Harga Penjualan (Rp/kg)
Pasir Beton Muntilan 18.550,- 24.750,-

Maka biaya penyimpanan pasir/kg/tahun di gudang distribusi adalah sebesar:

20 % x Rp 18.550,-= Rp 3.710,-
Maka biaya penyimpanan pasir/kg/tahun pada retailer adalah sebesar:

20 % x Rp 24.750,-= Rp 4.950,-
DATA Lead time distribusi adalah jarak waktu antara saat melakukan order hingga
order datang
LEAD
TIME Lead Time = 5 hari
Sistem Persediaan
Masalah persediaan merupakan hal yang penting dalam logistik karena persediaan
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan

Sistem Pemesanan Ukuran Tetap Sistem Pemesanan Interval Tetap


(Fixed Order Size Inventory System) Q System (Fixed Order Interval Inventory System) P System
– Jumlah bahan yang dipesan selalu sama untuk – Jumlah bahan yang dipesan tidak tetap, tetapi
setiap kali pemesanan yaitu sebesar lot tergantung pada jumlah persediaan yang ada di
ekonomis gudang pada pemesanan dilakukan
– Selang waktu pemesanan tidak tetap, – Selang waktu persediaan adalah tetap untuk
setiap kali pemesanan dilakukan
bervariasi sesuai fluktuasi pemakaian bahan
– Model P tidak mempunyai titik pemesanan
– Pemesanan dilakukan kembali apabila jumlah
kembali, tetapi lebih menekankan pada target
persediaan telah mencapai titik pemesanan persediaan
kembali (reorder point) – Model P tidak mempunyai nilai EOQ karena
– Titik pemesanan kembali besarnya sama jumlah pemesanan akan bervariasi tergantung
dengan perkiraan pemakaian selama lead time permintaan yang sesuai dengan target
ditambah dengan safety stock persediaan
Metode Q
Penentuan jumlah pemesanan optimal dengan biaya minimum dan masalah titik
pemesanan kembali atau reorder point (ROP)
Karakteristik
Penentuan jumlah Tanpa Koordinasi Antar Supply Chain
pemesanan optimal
dengan biaya minimum
2𝐶𝑜 .𝐷
dan masalah titik Q* = Keterangan:
pemesanan kembali ℎ Q* = jumlah pemesanan
(reorder point) optimum
Dengan Koordinasi Antar Supply Chain C = ongkos pemesanan
D = jumlah permintaan
tiap periode
Penentuan persediaan 2 𝐶𝑝𝑒𝑟+𝐶𝑟𝑒𝑡 𝐷 h = ongkos simpanan
pengaman (safety stock) Q* =
ℎ𝑝𝑒𝑟+ℎ 𝑟𝑒𝑡
dan kebutuhan selama lead
time
Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo akan melakukan renovasi
beberapa gedung yang ada di daerahnya dalam pada 2 tahun (2016-2017).
Daftar kebutuhan bahan bangunan Tahun 2016 (Agustus-Desember) telah
dibuat dalam rencana pekerjaan. Daftar kebutuhan bahan bangunan Tahun
2016 adalah sebagai berikut:

Jenis Pekerjaan
Struktur Lantai dan
Bulan Pondasi Struktur Atap
Basement
Semen (sak) Pasir (m³) Semen (sak) Pasir (m³) Semen (sak) Pasir (m³)
Agustus 50X 48 863 78 38X 4X
September 505 4X 88X 86 347 49
Oktober 48X 46 869 8X 368 48
November 467 5X 890 8X 39X 5X
Desember 445 55 89X 96 406 56

Buatlah estimasi kebutuhan bahan bangunan pada Proyek Renovasi Gedung Kabupaten Kulon Progo pada 5 bulan
pertama (Januari – Mei) di Tahun 2017 untuk masing-masing pekerjaan ! (Gunakan minimal 2 metode dan ambil
yang paling optimal)
NB: derajat kebebasan = 2
1 sak semen = 0,024 m³
Terima
Kasih
Logistik Proyek Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai