ISCC menjelaskan peraturan dan prosedur untuk sertifikasi biomassa dan bioenergi dalam
bahan bakar dan sektor listrik, yang bertujuan mengurangi gas rumah kaca, pengelolaan lahan
yang berkelanjutan dan perlindungan habitat alam. Sertifikakasi tersebut bersifat independen,
yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi dan diakui BLE yang bekerja sama dengan ISCC.
Audit dilaksanakan berdasarkan prosedur terdokumentasi dan daftar periksa ISCC yang telah
dikembangkan
Tujuan dari ISCC adalah untuk pembentukan system yang berorientasi internasional, praktis,
dan transparan untuk sertifikasi biomassa dan bioenergi. ISCC difokuskan pada :
ISCC diuji dalam fase uji coba selama dua tahun, dan pada 18/01/2010 telah dilakukan sistem
sertifikasi pertama untuk Ordonansi Keberlanjutan Biofuel (Biofuel Ordonansi
Keberlanjutan) oleh Badan Federal untuk Pertanian dan Pangan (BLE). Jadi ISCC telah
berjalan sejak awal 2010 dan telah mengeluarkan lebih dari 200 sertifikat (Februari 2011).
ISCC dapat digunakan untuk segala bentuk biomassa. Di antaranya tanaman klasik untuk
produksi energi termasuk gandum, tebu, jagung, kedelai, dan kelapa sawit.
–Kebutuhan bahan energi (pemupukan, transportasi operasional, listrik dan pompa, land
application)
–Peralatan yang mengakibatkan munculnya emisi (genset, transport operasional, transport
buah, dll)
Standar-standar yang harus dipenuhi dituangkan dalam dokumen ISCC 205 GHG Emissions
Calculation Methodology and GHG Audit.
3. Persyaratan mengenai traceability (penelusuran)
Asal mula biomassa berkelanjutan (dalam hal ini adalah TBS) yang digunakan untuk
memproduksi biomassa cair harus ditelusuri melalui berbagai tahap produksi dan pasokan
sampai ke produksi biomassa tersebut.
Standar-standar yang harus dipenuhi mengenai sistem penelusuran tertuang dalam dokumen
ISCC 203 Requirements for Traceability. Sedangkan metodologi perhitungan mass balance
tertuang dalam dokumen ISCC 204 Mass Balance Calculation Methodology.
(https://hends86.wordpress.com/category/palm-oil/)