BAB. I K O P L I N G
HASIL PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah membaca isi bab ini diharapkan mahasiswa dapat merawat elemen mesin yaitu
Tujuan Khusus
b. Sejajar
c. Menyudut
lain. Sumbu diantara poros pada kopling ini harus satu sumbu. Untuk meneruskan daya atau
perputaran digunakan baut.
4. “Gear coupling”
Untuk memindahkan perputaran atau daya pada
poros digunakan sepasang rodagigi yang
berpasangan, yaitu; rodagigi luar dan roda gigi
dalam. Sifat flesibel didapat dari hubungan
rodagigi.
5. “Disc coupling”
Sebagai perantara diantara permukaan setengah
kopling digunakan piringan yang mempunyai
beberapa lubang sebagai dudukan pena. Kopling
ini terdapat pula dengan “Flexibel disc”.
6. “Jaws coupling”
Rahang pada permukaan kopling mempunyai
sesuaian dan pembagian sudut yang teliti
sehingga beban terbagi secara merata pada
bagian sisi samping dari rahang. Kopling jenis
ini terdapat juga dalam konstruksi yang
fleksibel.
7. “Spacer coupling”
Kopling ini digunakan apabila jarak diantara
poros penggerak dan yang digerakkan jauh.
Sebagai patokan apabila “Gap” kopling lebih
besar dari diameter kopling lebih besar dari
diameter kopling maka kita sebut sebagai
“Spacer coupling”.
9. “Chain coupling”
Kopling ini digunakan untuk meredam hentakan
pada putaran awal. Penutup pada kopling
digunakan untuk menghindari debu dan
mempermudah perawatannya. Penyimpangan
menyudut yang diijinkan ½ dan penyimpangan
pararel sebesar 0,01 sampai 0,02 inchi.
mengatasi penyimpangan kesumbuan yang besar. Kopling ini mempunyai fungsi yang sama
dengan “elastic axien coupling”.
12. “Rubber tyre coupling”
Karet penghubung berbentuk ban yang melingkar penuh atau terbagi dua. Kopling ini dapat
menerima ; penyimpangan kesumbuan menyudut dan pararel, pergesaran axial poros dan
dapat merdam getaran. Kopling lain yang dapat
menyerupai kopling ini adalah: “High elastic
ring coupling“ dan “Kaurman-kegelfex-
perbunan-coupling”.
13. “Flexibel bush coupling”
Kopling ini mempunyai “Sleeve coupling” untuk
memindahkan putaran atau daya pada poros
digunakan “Flexible bush” yang terikat pada
dudukan kopling.
beban hentakan pada putaran awal. Kopling ini dapat menerima penyimpangan pararel atau
menyudut.
selinder selain sebagai komponen penerus putaran atau daya, juga berfungsi sebagai peredam
hentakan.
Kopling ini mempunyai rodagigi luar dan rodagigi dalam yang dapat mengatasi
penyimpangan kesumbuan pada poros, dan disebut juga “Self aligning coupling”.
oli menahan roda mangkok. Rodagigi kemudian memutar poros yang digerkakkan bersama
dengan rumah penggerak.
menydut atau sejajar sumbunya. Pada kopling ini terdapat bantalan jarum yang berfungsi
memperkecil gesekan pada palang.
Sumbu diantara dua poros sejajar, untuk memperbaiki kondisi tersebut sumbu poros
dinaikkan atau diturunkan dengan besar yang sama.
b. Poros beserta kopling terlihat mengayun, terutama apabila jarak poros penggerak dan
digerakkan jauh.
Mistar baja digunakan untuk memeriksa penyimpangan pararel dan sebagai pengganti dari
“straightedge”.
Apabila “dial indicator” tidak dapat dipasang pada kopling, sepasang alat bantu harus dibuat
dan dipasang pada poros.
Hasil pengukuran pada kedua permukaan diameter kopling akan menggambarkan posisi
penyimpangan pararel dan menyudut secara bersamaan dalam arah vertikal dan horisontal.
didapatkan hasil pemeriksaan yang kurang teliti. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
memasang “dial indicator” pada permukaan diameter luar kopling lainnya.
k2 harus dinaikkan sebesar 0,5 mm. Besar penyimpangan dapat juga ditentukan dengan cara
grafis.
“Dial indicator” 1 dan 2 digunakan untuk mengetahui besar penyimpangan pararel dan
menyudut dalam posisi vertikal dan horisontal.
posisi 0o dan 180o. Untuk memperbaiki kondisi tersebut maka k1 harus dinaikan sebesar 0,3
mm dan k2 harus dinaikan sebesar 0,1 mm.
Lihat lampiran 29, menggunakan cara grafis.
perhitungan. Untuk mengetahui besar pergeseran, digunakan sepasang “dial indicator” pada
kaki-kaki mesin.
pad” agar kaki-kaki dari komponen mesin dapat duduk dengan rata dan ketelitian perbaikan
dapat dicapai.
Pada suatu kondisi tertentu suatu kondisi tertentu pemasangan bertingkat dapat juga
dilakukan, seperti pada mesin yang memiliki
“frame work”. Untuk pemasangan digunakan
pelat penyangga yang dapat menumpu
komponen. Pelat penyangga akan menambah
kekuatan susunan dan memberi keseimbangan
pondasi. Tebal minimum pelat penyangga
sebesar diameter baut yang digunakan
radial dilakukan dengan menekan poros seperti pada gambar. Batas toleransi yang diijinkan
0,003”(0,075 mm) TIR (“total indicating reading”).
Pemeriksaan poros arah axial dilakukan dengan menarik dan mendorong poros. Batas
toleransi yang diijinkan 0,001” ÷ 0,004”(0,025
÷ 0,1 mm) TIR.
b. Poros
Salah satu penyebab rusaknya komponen mesin
pada saat operasi adalah poros yang bengkok.
Lakukan perbaikan sedapat mungkin, apabila
tidak memungkinkan ganti poros tersebut.
c. Kopling
Dimensi kopling mempunyai batas toleransi
seperti selinderitas dan ketegaklurusan sisi
kopling dengan sumbu pusat. Pada rpm < 3600:
1. ø Kopling < 12” (304 mm) toleransi
maksimum 0,0006” (0,15 mm) TIR.
2. ø Kopling > 12” toleransi maksimum =
0,008” (0,02 mm) TIR
Pada rpm > 3600 toleransi maksimum = 0,004”
(0,1 mm) TIR.
4. Pemeriksaan kaki-kaki komponen
mesin.
Pada saat meisn duduk diatas “base plates”.
Periksa kondisi tersebut dengan menggunakan
“feeler gauge”.
Untuk pemeriksaan yang teliti digunakan “dial indicator” yang dipasang pada kaki mesin.
apabila terjadi regangan pegas pada laki-laki motor gunakan “shim” untuk mengganjal kaki-
kaki mesin.
5. Toleransi penyimpangan
Toleransi penyimpangan menyudut dan pararel
yang diijinkan tergantung dari jenis kopling dan
rekomendasi pabrik pembuat. Untuk kondisi
umum (kasar) dapat dijadikan patokan sebagai
berikut :
- rpm <3600 ; TIR = 0,004” (0,1 mm)
- rpm >3600 ; TIR = 0,002” (0,05 mm)
6. Keselamatan Kerja.
Pada saat beroperasi kopling yang berputar dapat menyebabkan kecelakaan bagi manusia
yang berada di sekitarnya. Untuk menghindari hal tersebut harus dibuat tutup pelindung.
Pada saat dilakukan pemeliharaan atau perawatan pada kopling, gunakan peralatan atau alat
angkat yang sesuai untuk menghindari kerusakan pada sistem yang digunakan dan
menghindari kecelakaan teknisi pemeliharaan.
7. Pemeliharan Kopling
Gunakan pelumas yang sesuai pada kopling.
Jenis dan jumlah pelumas yang digunakan
harus sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat. Lakukan pemeliharaan secara berkala
sesuai dengan jadwal. Lihat lampiran 33 dan
34, mengenai kartu pemeriksaan kopling.
HASIL PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah membaca isi bab ini diharapkan mahasiswa dapat merawat elemen mesin yaitu
Tujuan Khusus
Sebuah motor dengan kecepatan putar 1750 rpm dan daya sebesar 0,5 HP menggerakkan
mesin bor dengan kecepatan putar spindel sebesar 1200 rpm.
Jarak diantara sumbu poros motor dengan sumbu spindel sebesar 20 inchi (perkiraan).
Tentukan jenis sabuk “vee” dan potongan silang
beserta panjang sabuk yang digunakan.
c. Jahitan
d. Perekat
e. Jepitan Pelat
penggerak yang terpasang tidak pas pada puli, dan terjadinya keausan pada “flange” sabuk
penggeak positif.
kondisi tertentu landasan sistem penggerak dapat diturunkan dengan menggerinda atau
mengikisnya.
Untuk mengatur tegangan sabuk penggerak yang sesuai, pengaturan tegangan dapat
dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan kondisi jarak sumbu poros, seperti:
a. Dapat diatur
b. Tetap
Pada kondisi ini, pengaturan tegangan dapat
dilakukan dengan menggunakan “idler” yang
sesuai dengan jenis puli.
positif. Perhatikan gaya yang diperlukan untuk mendapatkan defleksi tersebut. Setiap pabrik
pembuat mengeluarkan nilai tersendiri.
HASIL PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah membaca isi bab ini diharapkan mahasiswa dapat merawat elemen mesin yaitu
Tujuan Khusus
b. “Internal”
Rasio kecepatan tinggi dan besar tenaga yang
dipindahkan mulai dari HP yang kecil sampai
20.000 HP.
2. “Helical Gear”
Keuntungan rodagigi ini adalah :
- Gerakan putaran lebih halus
- Faktor suaian yang tinggi
- Bentuk gigi yang kuat sehingga dapat
menerima beban yang besar
3. “Bevel gear”
Rodagigi ini digunakan untuk memindahkan
tenaga pada sumbu poros yang saling menyudut
atau bersilangan. Rasio maksimum diantara
pinion dan “crown wheel” sebesar 7 : 1. A[abila
rasio diantara pinion dan “crown wheel” sebesar
1 : 1, Rodagigi ini disebut “mitre gear”.
c. “Hypoid gear”
Sumbu diantara poros rodagigi ini tidak
berpotongan. Rodagigi ini umumnya digunakan
pada poros belakang penggerak otomotif,
disebabkan penggunaannya yang akan
memungkinkan pusat grafitasi kendaraan
menjadi lebih rendah.
4. “Worm gear”
Rasio umum pada rodagigi ini adalah 100 : 1,
dan digunakan pada :
- “Reducing gear unit” antara motor
penggerak kecepatan tinggi dan poros lurus.
- Perlengkapan pembagi pada alat
bantu mesin.
- Penggerak belakang mobil.
Pada saat pengoperasiannya, rodagigi ini halus
dan tenang.
Untuk menambah kemampuan menerima beban,
dibuat “cone drive worm gear” yang merupakan
pengembangan “worm gear”. Kemampuan
tersebut disebabkan jumlah kontak antar gigi
yang lebih besar pada setiap waktu.
Untuk mengukur “backlash” digunakan alat pengukur atau alat bantu lainnya, seperti :
1. Menggunakan “feeler gauges”.
Alat ini digunakan untuk mengukur “Blacklash”
pada rodagigi ukuran besar. Pengukuran
dilakukan pada saat bagian yang bepasangan
berada pada garis sumbu pusat atau poros.
akan berubah atau terdeformasi. Ukur ketebalan material tersebut menggunakan jangka
sorong atau micrometer.
HASIL PEMBELAJARAN
Tujuan Umum
Setelah membaca isi bab ini diharapkan mahasiswa dapat merawat elemen mesin yaitu
Tujuan Khusus
- Mengetahui jenis dan tanda kerusakan pada Rantai Penggerak dan “Sprocket”
- Mengetahui cara perawatan dan perbaikan pada Rantai Penggerak dan “Sprocket”
4.1 Pengenalan
“idler sprocket ”. pengaturan tegangan dapat dilakukan secara manual atau gaya pegas pada
“idler sprocket ”.
1. Horisontal
Posisi garis yang menghubungkan titik pusat
sumbu poros mendekati posisi horisontal.
Susunan ini digunakan, dimana jarak diantara
sumbu pusat poros lebih panjang dari biasanya.
tertuju pada rodagigi rantai yang lebih rendah, yang akan mengurangi efisiensi pemindahan
tenaga.
4. Majemuk
Sistem pemasangan ini sering dijumpai pada
mesin tenun, yang mempunyai beberapa poros.
Perawatan pada sistem pengerak ini lebih sulit
dibandingkan dengan ketiga sistem sebelumnya.
4.4 Pemeriksaan Penyimpangan Pada Roda Gigi Rantai dan Rantai Penggerak
Penyimpangan kesejajaran sumbu poros vertikal
dapat diperiksa dengan menggunakan “spirit
level” atau “clinometer” pada kedua buah poros.
Tegangan rantai penggerak pada saat beroperasi mempunyai nilai tertentu agar dapat
beroperasi secara efisien. Gunakan mistar perata dan penggaris untuk mengukur tegangan
yang terjadi.
menggunakan kuas atau sikat. Pastikan bahwa oli masuk ke ruangan antara “slide plate”
sehingga dapat masuk ke sambungan rantai penggerak.
2. Tipe Pelumasan II
Metode pelumasan menggunakan tetesan oli. Oli
diteteskan melalui pipa ke rentangan rantai
penggerak. Jumlah tetesan 10 : 20 per menit, dan
tergantung dari kecepatan penggerak. Sikat
berfungsi untuk membersihkan kotoran yang
terbawa.
4. Tipe Pelumasan IV
Metode pelumasan menggunakan pompa oli
pada rumah pelindung rantai penggerak.
Kapasitas pompa seharusnya 1 galon permenit.
Metode ini akan menjaga oli terhadap udara
yang masuk ke dalam aliran dan mencegah
terjadinya busa pada kecepatan tinggi.
gigi pada rodagigi rantai terkecil 21, akan memindahkan daya 7,15 HP. Maka tipe pelumasan
yang digunakan tipe II.
4.8 Hal-hal Lain Yang Berhubungan Dengan roda Gigi Rantai dann Rantai Penggerak
1. Rumah Pelindung
Untuk mencegah masuknya kotorsan ke rantai
penggerak karena lingkungan yang kotor, maka
sediakanlah rumah atau tutup pelindung .
2. Pengujian Jalan
Apabila memungkinkan, lakukan pengujian
jalan tanpa beban selama beberapa menit (tidak
memerlukan pelumas karena tanpa beban).
Dengar suara pukulan atau hentakan karena
benturan, dan periksa bahwa ranti tidak melecut
atau slip.
4. Pemeliharaan pencegahan
Pemeliharaan rantai penggerak dilakukan
sesuai jadwal secara berkala. Lakukan
pemeriksaan terhadap ;
- Kualitas dan Kuantitas pelumas.
- Tegangan rantai penggerak.
- Keausan pada elemen penggerak
- “Alignment” sistem pengerak.
5. Keselamatan Kerja
- Sebelum mulai bekerja, matikan
sumber penggerak dan dikunci.
- Jangan menggunakan baju
berlengan terlalu panjang dan longgar.
- Sediakan alat perkakas dan alat
angkat yang sesuai dengan pekerjaan.
- Pelihara agar area kerja bersih dan
bebas dari tumpahan oli
- Sebelum melakukan pengujian
jalan, pastikan semua bagian terkunci
dengan kuat.