Anda di halaman 1dari 17

BAHAN AJAR

SEKOLAH : SMKN 1 RAWAJITU SELATAN


MATA PELAJARAN : Agribisnis Tanaman Buah
KELAS / SEMESTER :X/2
MATERI POKOK : Kesuburan Tanah
ALOKASI WAKTU : 2 x 6 jp @ 45 menit

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KD IPK

3.9 Menganalisis pemeliharaan 3.9.1 Menjelaskan pengertian kesuburan tanah


kesuburan tanah tanaman buah 3.9.2 Menguraikan hubungan tanah dengan
tanaman
3.9.3 Menganalisis kesuburan tanah pada tanaman
buah
3.9.4 Menentukan jenis tanah, kandungan hara,
pH,
4.9 Melaksanakan pemeliharaan 4.9.1 Melakukan sampling tanah
kesuburan tanah tanaman buah 4.9.2 Melakukan koservasi tanah pada lahan
tanaman buah

B. Tujuan Belajar

3.9.1.1 Melalui proses pengamatan dan kajian pustaka, peserta didik dapat menjelaskan

pengertian kesuburan tanah dengan tepat

3.9.2.1 Melalui proses mengamati, menanya, dan kajin pustaka, peserta didik dapat
menguraikan hubungan tanah dengan tanaman

3.9.3.1 Melalui proses pengamatan dan diskusi peserta didik dapat menganalisis
kesuburan tanah pada tanaman buah

3.9.4.1 Melalui proses diskusi peserta didik dapat menentukan jenis tanah, kandungan
hara, pH

4.9.1.1 Melalui praktek, peserta didik dapat melakukan sampling tanah

4.9.2.1 Melalui praktek, peserta didik dapat melakukan konservasi tanah pada lahan
tanaman buah
C. Uraian Materi

1. Kondisi kesuburan tanah


Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan
unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman,
baik fisik, kimia dan biologi tanah. Keadaan fisika tanah meliputi kedalaman
efektif, tekstur, struktur, kelembaban dan tata udara tanah. Keadaan kimia tanah
meliputi reaksi tanah (pH tanah), KTK, kejenuhan basa, bahan organik, banyaknya
unsur hara, cadangan unsur hara dan ketersediaan terhadap pertumbuhan tanaman.
Sedangkan biologi tanah antara lain meliputi aktivitas mikrobia perombak bahan
organik dalam proses humifikasi dan pengikatan nitrogen udara.
Evaluasi kesuburan tanah dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu
a. Identifikasi tanda-tanda kekurangan pada tanaman yang sedang tumbuh
b. Analisa Tanah : Analisa tanah merupakan bagian kegiatan dalam
mengidentifikasi kesuburan tanah hal ini bertujuan untuk menentukan jenis
dan jumlah pupuk yang ada ditanah dan sekaligus merekomendasi unsur hara
yang di berikan pada lahan pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan
tanaman.
c. Analisa tanaman : Analisa tanaman dilakukan secara kimiawi yang meliputi
analisa serapan hara makro primer (N, P dan K) dan uji vegetatif tanaman
dengan melihat pertumbuhan tanaman/bagian tanaman lainnya di
laboratorium. Dengan metoda ini dapat di tentukan sejumlah unsur hara yang
diperlukan dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi.
d. Percobaan : Cara ini merupakan yang terbaik karena dapat dikatahui secara
pasti pupuk apa dan berapa jumlahnya yang di perlukan oleh tanaman pada
lahan tertentu. Percobaan ini dapat dilakukan dengan cara sederhana dapat
juga dilakukan dengan suatu rancangan percobaan yang teliti.
e. Perhitungan kebutuhan pupuk yang digunakan sebagai berikut:
Jumlah pupuk yang dipakai = kebutuhan tanaman+jumlah pupuk yang hilang-
zat makanan yang tersedia di dalam tanah

2. Tujuan pemeliharaan kesuburan


Pemeliharaan kesuburan melalui pemberian unsur hara atau pemupukan yang tepat
dan benar akan mempercepat dan memperkuat tanaman, menambah daya tahan
tanaman terhadap hama dan penyakit tertentu, meningkatkan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian.

3. Defisiensi unsur hara


Tanda-tanda kekurangan (defisiensi) unsur hara sebagai berikut:
a. Kekurangan Unsur Hara Nitrogen : Seluruh tanaman berwarna pucat
kekuning-kuningan, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, daun tua
berwarna kekuning-kuningan, perkembangna buah tidak sempurna atau tidak
baik seringkali masak sebelum waktunya dan dalam keadaan kekurangan yang
parah, daun menjadi kering, milai dari daun bagian bawah terus kebagian atas.
b. Kekurangan Unsur Hara Fospor : Sistem perakaran tanaman tanaman miskin
dan tidak berkembang, dalam keadaan kekurangan yang parah, daun, cabang,
dan batang berwarna ungu dan hasil tanaman yang berupa bunga, buah, dan
biji merosot.
c. Kekurangan Unsur Hara Belerang : Daun hijau kekuning-kuningan dan
pertumbuhannya lambat, batang tanaman berserat, berkayu dan berdiameter
kecil dan jumlah anakan terbatas.
d. Kekurangan Unsur Hara Kalsium : Kecuali perubahan warna, tenunan tenunan
di beberapa tempat mati, pada ujung dan tepi daun muda terjadi warna
kekuning-kuningan, kuncup yang tumbuh kembali, akan mati dan pada
umumnya tanaman menjadi lemah.
e. Kekurangan Unsur Hara Magnesium : Gejala terlihat pada daun-daun yang
tua, daun-daun pada umumnya menjadi lemah, pembakaran oleh sinar mata
hari mudah terjadi karena daun tidak memepunyai lapisan lilin dan pada
tanaman biki-bijian, daya tumbuh biji kurang.
f. Kekurangan Unsur Hara Mangan : Gejala terlihat pada daun muda, kecuali
perubahan warna dan pembentukan biji kurang baik.
g. Kekurangan Unsur Hara Besi : Gejala terlihat pada daun muda, tenunan tadak
mati, tulang daun yang berwarna hijau berubah menjadi kuning kemudian
putih,
h. Kekurangan Unsur Hara Molibdenum : Pertumbuhan tanaman tidak normal,
terutamapada tanaman melon, dan mati pucuk yang mati dapat menyebabkan
kematian tanaman.
i. Kekurangan Unsur Hara Seng : Adanya pemutihan pada bagian tengah daun,
daun-daun muda menunjukan garis kuning dan terus menguning dan tanaman
kerdil
j. Kekurangan Unsur Hara Tembaga : Daun berukuran besar dan berwarna hijau
gelap, ranting berwarna coklat dan mati dan buah kecil dan berwarna coklat.
k. Kekurangan Unsur Hara Boron : Pertumbuhan kerdil, pertumbuhan tidak
sempurna dan tangkai daun membentuk celah dan garis-garis tidak teratur.

Kekurangan unsur hara yang banyak terjadi pada tanaman melon di


Indonesia adalah defisiensi unsur hara kalium boron dan magnisium .
a. Defisiensi unsur kalium
Gejala : terdapat perubahan tepi daun dari warna hijau menjadi kuning
muda. Semakin lama, warna kuning berubah menjadi kecoklatan dan salah satu
sisinya robek makin lama seolah-olah membentuk gerigi pada tepi daun tersebut.
Tanaman yang kekurangan kalium mempunyai daya tahan yang rendah terhadap
serangan hama dan penyakit. Selain itu, rasa buah menjadi kurang manis dan
biasanya tanaman tidak tahan kekeringan.
Pengendalian :
1) Komposisi pemupukan unsur hara makro NPK harus tepat dan seimbang.
2) Penambahan pupuk susulan berupa KNO3 dosis 5 g/l.
3) Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur kalium tinggi seperti
Complesal merah (K2O 15%) dosis 2 g/l.
b. Defisiensi unsur boron
Gejala : tanaman tumbuh kerdil dengan ruas-ruas yang pendek. Batang
tanaman kaku dan terdapat beberapa luka/retakan yang mengeluarkan lendir coklat
kekuningan. Batang ini mudah sekali patah. Jika gejala berlanjut hingga tanaman
dewasa maka tanaman sulit menghasilkan buah. Apabila buah terbentuk pun
bentuknya abnormal.
Pengendalian :
1) Pemupukan unsur mikro yang mengandung unsur boron seperti borate atau
fertibor dosis 2 g/tanaman.
2) Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur mikro boron seperti
multimicro (B 0,3%) atau CaB (B 2%) dosis 1 – 2 ml/l mulai umur 10
minggu dan diulang 10 hari sampai 3 kali aplikasi.
c. Defisiensi unsur Magnesium
Gejala : kekurangan megnesium terlihat pada daun tua. Di antara tulang
daun terlihat klorosis, warna daun menguning dan terdapat bercak-bercak merah
kecoklatan sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.
Pengendalian
1) Pengapuran dengan dolomit (CaCO3MgCO3) dosis 1,5 – 2 ton/ha
2) Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur magnesium seperti
multimicro (Mg 3,4%) dosis 2 ml/l atau complesal merah (MgO 1,4%)
dosis 2 g/l.
4. Peranan unsur hara bagi tanaman
Ada enam belas (16) unsur hara yang di butuhkan tanaman yang di
peroleh dari udara, air, tanah, dan garam-garam mineral atau bahan organik. Unsur
Carbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), di ambil tanaman dari udara,
Sedangkan Unsur Nitrogen (N), Fospor (P), dan Kalium (K), Kalsium (Ca),
Magnesium (mg), Sulfur (S), Besi (Fe), Mangan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu),
Boron(B), Molibdenum (Mo), Klorin (Cl), diambil dari dalam tanah
Kegunaan unsur hara N, P, K, dan S bagi tanaman sebagai berikut :
a. Unsur hara Nitrogen (N) : Memacu petumbuhan tanaman secara umum,
terutama fase vegetatif, berperan pada pembentukan kloroil, membentuk
lemak, protein, dan persenyawaan lain. Membuat tanaman menjadi lebih hijau,
segar banyak mengandung butir-butir hijau daun yang penting dalam proses
potosintesis, memepercepat pertumbuhan tanaman (tinggi), jumlah anakan,
cabang, menambah kandungan protein makanan.
b. Unsur hara Fospor (P) : Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar,
sebagai bahan dasar protein (ATP an ADP), memabntu asimilasi dan respirasi,
mempercepat proses pembunaan dan pembuahan, serta memasakan biji dan
buah, meningkatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik
tumbuh tanaman.
c. Unsur hara Kalium (K) : Membantu pembentukan protein dan karbohidrat,
memperkuat jaringan tanaman, berperan mementuk antiodi tanaman terhadap
penyakit serta kekeringan, Memepercepat proses fotosintesis, memacu
pertumbuhan tanaman pada tingkat permulaan, memperkuat ketegakan batang.
d. Ca (Kalsium)
Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu kar an biji, serta menguatkan batang,
menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.
e. Mg (Magnesium)
Membantu pembentukan klorofil dan senyawa lain, seperti karbohidrat, lemak,
berperan penting dalam tranportasi fospat pada tanaman.
f. Mn (Mangan)
Berperan dalam proses asimilasi dan sebagai komponen utama dalam
pembentukan enzim-enzim pada tanaman).
g. Fe (Besi)
Berperan pada proses-prosesisiologis tanaman seperti proses pernapasan dan
pementukan klorofi.
h. S (Belerang)
Membantu pembentukan bintil akar, pembentuka n asam amino,dan
pertumbuhan tunas.
i. Cl (klorida)
Membantu meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi
tanaman.
j. B (Boron)
Membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman, mempercepat penyerapan
unsur kalium, berperan pada pertumbuhan tanam an, khususnya di bagian yang
masih aktif, meningkatkan kualitas produksi.
k. Cu (Tembaga)
Pendorong poses pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam
pementukan enzim tanaman.
l. Zn (Seng)
Pembentukan hormon pada tanaman.
m. Mo (Molibdenum)
Fungi sama seperti Cu, pengikat nitrogen ebas di udara dan menjadi komponen
pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman leguminosae

5. Identifikasi pupuk
a. Pupuk sumber Nitrogen
1) Amoniun Nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok digunakan di daerah
dingin dan daerah panas. Pupuk ini akan membakar tanaman apabila diberikan
terlalu dekat dengan akar tanaman atau kontak langsung engan daun.
Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi pemberiannya harus
lebih sering. Amonium Nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat
disimpan lebih lama.
2) Amonium Sulfat
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA, mengandung 21% nitrogen
dan 26% sulfus, erbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis. Reaksi
kerjanya agak lambat sehinga cocok digunakan untuk pupuk dasar. Sifat
reaksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber pH rendah.
3) Kalsium Nitrat
Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut di dalam
air. Kalsium nitrat merupakan sumber kalsium yang baik karena mengandung
19% Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis.
4) Urea
Pupuk urea memiliki kandungan N yang tinggi yaitu 46%, sehingga
sangat higroskopis. Urea mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudah
menguap dalam bentuk amonia.

b. Pupuk sumber Fosfor


1) SP-36
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5. ppuk ini terbuat dari
fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran an berwarna au- abu. Sifatnya agak
sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai
pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak
bersifat membakar.
2) Amonium Phosfat
Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal.
Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya termasuk
alkalis dan mudah larut didalam air. Sifat lainnya adalah tidak higroskopis
sehingga tahan disimpan lebih lama dan tidak bersifat membakar karena indeks
garamnya rendah.

c. Pupuk sumber Kalium


1) Kalium Klorida
Mengandung 45% K2O dan klor, bereaksi agak asam dan bersiat
higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tan aman yang tidak
membutuhkanya.
2) Kalium Sulfat
Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-
52%, berbentuk tepung putih yang larut di dalam air, bersifat asam. Dapat
digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam.
3) Kalium Nitrat
Mengandung 13% N dan 44% K2O, berbentuk butiran berwarna putih
yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral. kualitasnya.

d. Pupuk sumber unsur makro sekunder


1) Kapur dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan, dikenal sebagai bahan
untuk menaikan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%)
yang cukup baik. Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan
oleh ukuran butirannya. Semakin halus butirannya semakin baik
kualitasnya.
2) Kapur Kalsit
Dikenal sebagai kapur pertanian berbentuk bubuk berfungsi untuk
meningkatkan pH tanah. Warnanya putih dan butirannya halus. Bersifat lebih
cepat larut di dalam air.
3) Kalium Magnesium Sulfat (Paten Kali)
Pupuk ini mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO, erbentuk
butiran dan berwarna kuning. Bersifat sukar larut dalam air.
4) Kapur Gypsum
Berbentuk bubuk berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S, dan
sedikit Mg. Gypsum digunakan untuk meneralisir tanah yang erganggu karena
kadar garam yang tinggi.
5) Bubuk Belerang
Bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya
dapat mencapai 99%. amun bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi
defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah.
e. Pupuk sumber unsur mikro
Pupuk sebagai sumber unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk,
yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintetis. Kedua bentuk ini
bersifat mudah larut di dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam
anorganik adalah Cu, Fe, Zn dan Mn yan seluruhnya bergabung dengan sulfat.
Sebagai sumber boron, umumnya digunakan sodium tetra borat yang banyak
digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo umumnya menggunakan sodium
atau amonium molibdat.
Bentuk organik sintetis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur
logam yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat
mengikat ion logam seperti yang dilakkan koloid tanah. Unsur hara mikro yang
tersedia dalam bentuk chelat adalah F e, Mn, Cu, dan Zn. Selain disediakan oleh
kedua jenis pupuk di atas unsur hara mikro juga disediakan oleh berbagai pupuk
majemuk yang banyak beredar di pasaran.

6. Identifikasi kesuburan tanah


Status perharaan tanah dan tanaman dapat digunakan dalam mengevaluasi tingkat
kesuburan tanah untuk pertumbuhan tanaman. Konsep evaluasi perharaan ini
berdasar pada pengertian yang diberikan oleh Liebig di tahun 1840-an, yaitu
kebutuhan hara tanaman dapat dihubungkan dengan jumlah unsur hara yang
diserap tanaman. Berdasar pada pengertian ini, maka berkembanglah metode -
metode penetapan status perharaan tanah dan tanaman melalui cara-cara:
1. Analisis kimia seluruh tanaman atau bagian-bagian tanaman tertentu,
2. Percobaan respons tanaman di lapang dengan perlakuan dan tanpa perlakuan
unsur tertentu,
3. Analisis tanah untuk mengetahui suplai unsur hara tanah (total maupun
tersedia),
4. Respons tanaman melalui pemberian langsung ke bagian tanaman melalui cara
injeksi ataupun penyemperotan, dan
6. Diagnosis secara visual berdasarkan gejala kelainan yang ditunjukkan tanaman
akibat kekurangan atau kelebihan unsur kimia, percobaan respons tanaman
terhadap pemberian pupuk, dan pengamatan secara langsung terhadap kelainan
pertumbuhan. Ketiga cara masih digunakan dalam metode penelitian tanah dan
tanaman. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Pengamatan Secara Visual
Gejala kelainan pertumbuhan atau perubahan warna yang terjadi kita amati,
kemudian kita hubungkan dengan gejala spesifik kekurangan ataupun kelebihan
unsur hara masing-masing unsur.
b) Analisis Kimia
Untuk mengetahui apakah gejala yang muncul dari pengamatan secara visual pada
butir (a) disebabkan oleh kekurangan/kelebihan unsur tertentu, maka perlu
dilakukan analisis tanah dan tanaman. Sebagai petunjuk umum digunakan standar
baku unsur hara tanah atau tanaman yang ada.
c) Percobaan Respons
Untuk menguji apakah unsur-unsur yang telah diketahui menunjukkan kondisi
abnormal pada butir (b) benar-benar bermasalah bagi tanaman, maka perlu
dilakukan percobaan respons tanaman terhadap pemberian unsur yang bermasalah
tersebut. Digunakan kontrol sebagai pemban-ding, dan dapat pula digunakan
beberapa tingkat dosis pemberian sehingga dapat dibuat suatu kurva respons.
Percobaan dapat dilakukan di kamar kaca maupun di lapang.

7. Perhitungan kebutuhan pupuk


Untuk menentukan kebutuhan pupuk perlu memperhatikan beberapa hal
antara lain :
a. Jenis tanaman : Masing-masing tanaman membutuhkan unsur hara yang
berbeda dalam jenis dan jumlah, untuk dapat tumbuh subur dan menghasilkan
b. Kesuburan tanah : Masing-masing tanah mempunyai nilai kesuburan yang
berbeda. Tanah dengan kesuburan rendah akan memerlukan pupuk lebih
banyak di bandingkan dengan tanah yang memepunyai nilai kesuburan tinggi.
c. Jenis pupuk : Kandungan unsur hara masing-masing jenis pupukberbeda.
Dengan demikian dalam menentukan jumlah pupuk yang di perlukan dalam
memenuhi ke butuhan bahan makan untuk setiap jenis tanaman, perlu di
perhatikan persentase kandungan unsur hara dari setiap pupuk buatan yang akan
digunakan.
d. Faktor Ekonomis : Pemberian pupuk di harapkan akan menaikan hasil tanaman,
namun tidak berarti semakin banyak ketungan yang di peroleh. Karena bila
jumlah pemberian pupuk telah mencapai titk maksimum, maka tiap pemberian
pupuk berikutnya tidak akan di ikuti dengan kenaikan hasil seperti pemberian
pupuk sebelumnya. Karena itu di anjurkan untuk memeberikan pupuk dengan
jumlah yang optimal agar tercapai keuntunagn yang maksimal. Dengan kata
lain perlu pertimbangan ratio biaya dan pendapatan pada setiap pemberian
pupuk.
Agar dosis pupuk yang ditebarkan sesuai dengan yang diinginkan, sebelum
melakukan pemupukan diperlukan beberapa penghitungan. Berikut contoh
penghitungan pupuk sebeluk melaksanakan pemupukan.

a. Menghitung kebutuhan pupuk per hektar

Misalnya kita menganggap lahan yang akan kita tanami membutuhkan


unsur hara N, P dan K. Dari percobaan terbukti bahwa untuk mencapai hasil yang
optimal direkomendasikan untuk diberikan pemupukan dengan dosis 60 kg N, 30
kg P 2O5 dan 40 kg K2O. Bila pupuk yang tersedia adalah ZA (21% N), ES (18%
P2O5) dan KCl (60% K2O)
Perhitungan :
1) ZA = 60 /21x 100 = 286 kg/ha
2) ES = 30 /18 x 100 = 167 kg/ha
3) KCl = 40 /60 x 100 = 67 kg/ha

b. Menghitung Kebutuhan Pupuk untuk luas Tertentu

Sebidang lahan pertanaman seluas 750 m², akan dipupuk dengan dosis per
hektar 120 kg N, 45 kg P2O5 dan 50 kg K2O. Pupuk yang tersedia Urea (45% N),
TSP (46% P2O5) dan ZK (50% K2O)
Perhitungannya :
1) Urea = 750/10.000 x 120/45 x 100 kg = 20 kg
2) TSP = 750/10.000 x 45/46 x 100 kg = 7,3 kg
3) ZK = 750/10.000 x 50/50 x 100 kg = 7,5 kg

c. Menghitung Kebutuhan Pupuk Bila Yang Tersedia Pupuk Majemuk dan


Pupuk Tunggal

Di suatu daerah ditetapkan dosis pemupukan 90 kg N dan 20 kg P 2O5


Pupuk yang tersedia adalah Complesal 20 -20-0 dan Urea Berapakah masing-
masing pupuk yang harus disediakan ?
Perhitungnnya :
1) Dosis per hektar : 90 kg N + 20 P2O5
2) Penuhi dengan Complesal 20-20-0 kebutuhan 20 kg N dan 20 kg P2O5
dan sisanya sebanyak 70 kg dengan Urea
3) Jadi jumlah pupuk yang harus disediakan adalah 100 kg Complesal 20-20-
0 yang mengandung 20 kg N dan 20 kg P2O5
4) Pupuk Urea sebanyak 70/45 x 100kg = 155 kg

8. Identifikasi metode perbaikan kesuburan tanah


Untuk membahas metode perbaikan kesuburan tanah, terlebih dahulu kita
identifikasi bentuk dan jenis masalah kesuburan tanah.Beberapa contoh masalah
kesuburan tanah yang sering terjadi yaitu sebagai berikut:
a. Akhir-akhir ini sering terjadi kebanjiran, sehingga areal pertanaman terendam
oleh air. Tanah yang terendam air tersebut menyebabkan kekurangan kadar
oksigen. Sehingga akar tanaman tidak mampu melakukan proses fisiologis yaitu
pernafasan, akibatnya tanaman mati.
b. Dampak dari penggunaan pupuk buatan secara terus menerus dapat menimbulkan
kerusakan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
c. Tanaman perkebunan banyak diusahakan pada lahan dengan kemiringan agak
curam, oleh karena itu erosi dapat menjadi salah satu penyebab kemunduran
kualitas tanah yang berdampak pada penurunan produktivitas lahan.
Dari beberapa contoh penyebab timbulnya masalah kesuburan tanah di atas,
maka beberapa metode perbaikan kesuburan tanah adalah sebagai berikut:
a. Metode perbaikan kesuburan tanah dengan konservasi lahan
Lahan perkebunan tidak selamanya dilakukan di lahan datar. Di daerah-daerah
tertentu banyak perkebunan dilakukan pada lahan berbukit yang mempunyai topografi
yang berpariasi. Sebagai contoh perkebunan teh banyak dilakukan di daerah
pegunungan yang berbukit.
Pada daerah-daerah tersebut sangat rawan terjadi erosi. Metode perbaikan
kerusakan kesuburan tanah akibat erosi antara lain adalah:
1. penghijauan hutan (reboisasi)
2. pembuatan teras
3. penanaman secara kontur
4. multiple cropping
5. penanaman tanaman penutup tanah
b. Metode perbaikan kesuburan tanah dengan pemupukan
Pemupukan yang diberikan kepada tanaman yaitu menerapkan prinsip tepat
waktu, tepat dosis, dan berimbang. Tepat waktu artinya pupuk tersebut diberikan
sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sedangkan tepat dosis
adalah pemberian jumlah pupuk sesuai kebutuhan tanaman. Berimbang artinya
pemberian pupuk memperhatikan keseimbangan komposisi unsur hara penyusun
pupuk (unsur hara makro dan mikro.)

9. Perlakuan kesuburan tanah/pemupukan


a. Metode perbaikan kesuburan tanah melalui konservasi lahan

Secara garis besar, teknik pengendalian erosi dibedakan menjadi dua, yaitu
teknik konservasi mekanik dan vegetatif. Metode perbaikan kesuburan tanah secara
vegetatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, terutama pada saat tanaman masih
relatif muda, atau tingkat penutupan lahan relatif rendah. Beberapa alternatif teknik
konservasi yang dapat dipilih adalah sebagai berikut:
1) Penanaman tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang khusus ditanam untuk
melindungi tanah dari ancaman erosi serta memperbaiki sifat kimia dan fisik
tanah. Manfaat tanaman penutup tanah adalahuntuk menahan dan mengurangi
daya rusak butir -butir hujan dan aliran permukaan, sebagai sumber pupuk
organik, dan untuk menghindari dilakukannya penyiangan yang intensif.
Penyiangan intensif dapat menyebabkan tergerusnya lapisan atas tanah. Untuk
menghindari persaingan antara tanaman penutup dengan tanaman utama, dapat
dilakukan penyiangan melingkar (ring weeding).
Tanaman yang digunakan sebagai tanaman penutup memerlukan
persyaratan berikut:
a) mudah diperbanyak;
b) sistem perakaran tidak menimbulkan kompetisi dengan tanaman utama;
c) tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun;
d) tidak mensyaratkan tingkat kesuburan yang tinggi;
e) toleran terhadap pemangkasan,
f) resisten terhadap hama, penyakit, kekeringan, naungan, dan injakan;
g) mampu menekan pertumbuhan gulma;
h) tidak mempunyai sifat-sifat yang mengganggu seperti duri dan sulur-
sulur yang membelit.
Beberapa jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman
penutup tanah di lahan perkebunan antara lain Arachis pintoii, Centrosema
pubescens, Calopogonium muconoides, Mucuna sp., dan tanaman legum
menjalar lainnya

2) Metode Strip Rumput Alami


Merupakan teknik konservasi dengan cara membiarkan sebagian tanah
pada barisan/strip sejajar kontur (di antara tanaman perkebunan) ditumbuhi
rumput secara alami selebar 20-30 cm. Manfaat strip rumput alamiuntuk
konservasi tanah dengan cara mengurangi kuatnya aliran permukaan. Selain itu
strip rumput juga dapat berfungsi sebagai sumber pakan ternak. Dengan
berjalannya waktu (3-4 tahun setelah aplikasi), strip rumput alami dapat
membentuk teras kredit.
3) Metode Rorak
Rorak adalah lubang yang dibuat di bidang olah atau saluran peresapan
sebagai tempat penampungan air aliran permukaan dan sedimen. Ukuran rorak
yang umum digunakan pada lahan usaha tani tanaman perkebunan adalah
panjang 50-100 cm, lebar 50 cm, dan dalam 30-50 cm. Hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaan rorak adalah: air hanya boleh tergenang
beberapa saat. Apabila penggenangan berlanjut dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah berupa penyakit yang dapat menyerang tanaman. Adapun
manfaat rorak selain untuk menampung sedimen (sediment trap) dan
menyalurkan air, rorak juga dapat menampung serasah, sehingga rorak dapat
berfungsi sebagai fasilitas untuk aplikasi mulsa vertikal juga dapat merangsang
pertumbuhan akar baru, yang berdampak pada peningkatan produksi tanaman.
4) Sistem multi strata
Merupakan konservasi tanah dengan cara penanaman tanaman buah-
buahan, kayu-kayuan, dan/atau tanaman legum multiguna (multipurpose
leguminous) di antara tanaman perkebunan (tanaman utama), sehingga tercipta
komunitas tanaman dengan berbagai strata tajuk. Dengan kondisi yang demikian,
hanya sebagian kecil saja air hujan yang langsung menerpa permukaan tanah.
Adapun manfaat sistem multistrata, selain menguntungkan dari segi konservasi
tanah, penerapan sistem multistrata dapat memberikan keuntungan lain, yakni:
(1) tersedianya naungan untuk tanaman utama sehingga dapat menekan
pertumbuhan gulma; (2) pangkasan dari tanaman legum pohonan dapat berfungsi
sebagai sumber mulsa dan pupuk hijau; dan (3) tanaman lainnya yang ditanam
dalam sistem multistrata dapat menjadi sumber pendapatan tambahan .

b. Metode perbaikan kesuburan tanah melalui pembuatan teras


Pada lahan-lahan yang memiliki slope kemiringan lebih dari 15 % maka
untuk melakukan perbaikan kesuburan tanah dapat dilakukan dengan membuat
teras. Pembuatan teras merupakan salah satu teknik konservasi mekanik. Ada
bermacam teras yang dapat dibuat yaitu sebagai berikut:
Teras bangku
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan cara memotong panjang
lereng dan meratakan tanah di bagian bawahnya, sehingga terjadi deretan
bangunan yang berbentuk seperti tangga. Pada usahatani lahan kering, fungsi
utama teras bangku adalah: (1) memperlambat aliran permukaan; (2)
menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak
sampai merusak; (3) meningkatkan laju infiltrasi; dan (4) mempermudah
pengolahan tanah.
Teras bangku dapat dibuat datar (bidang olah datar, membentuk sudut 00
dengan bidang horizontal), miring ke dalam/goler kampak (bidang olah miring
beberapa derajat ke arah yang berlawanan dengan lereng asli), dan miring keluar.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembuatan teras bangku
adalah:
1) Dapat diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, tidak dianjurkan
pada lahan dengan kemiringan >40% karena bidang olah akan menjadi
terlalu sempit.
2) Tidak cocok pada tanah dangkal (<40 cm)
3) Tidak cocok pada lahan usaha pertanian yang menggunakan mesin
pertanian.
4) Tidak dianjurkan pada tanah dengan kandungan aluminium dan besi tinggi.
5) Tidak dianjurkan pada tanah-tanah yang mudah longsor.

Teras gulud
Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran air di
bagian belakang gulud. Metode ini dikenal pula dengan istilah guludan
bersaluran. Bagian-bagian dari teras gulud terdiri atas guludan, saluran air, dan
bidang olah.
Fungsi dari teras gulud hampir sama dengan teras bangku, yaitu untuk
menahan laju aliran permukaan dan meningkatkan penyerapan air ke dalam
tanah. Saluran air dibuat untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang olah
ke saluran pembuangan air. Untuk meningkatkan efektivitas teras gulud dalam
menanggulangi erosi dan aliran permukaan, guludan diperkuat dengan tanaman
penguat teras. Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai penguat teras bangku
juga dapat digunakan sebagai tanaman penguat teras gulud.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan teras gulud
yaitu:
1) Teras gulud cocok diterapkan pada lahan dengan kemiringan 10-40%, dapat
juga pada lahan dengan kemiringan 40 -60% namun relatif kurang efektif
2) Pada tanah yang permeabilitasnya tinggi, guludan dapat dibuat menurut
arah kontur. Pada tanah yang permeabilitasnya rendah, guludan dibuat
miring terhadap kontur, tidak lebih dari 1% ke arah saluran pembuangan.
Hal ini ditujukan agar air yang tidak segera terinfiltrasi ke dalam tanah
dapat tersalurkan ke luar ladang dengan kecepatan rendah.
Teras individu
Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman,
terutama tanaman tahunan. Jenis teras ini biasa dibangun di areal perkebunan
atau pertanaman buah-buahan.
Teras kebun
Teras kebun adalah jenis teras untuk tanaman tahunan, khususnya
tanaman pekebunan dan buahbuahan. Teras dibuat dengan interval yang
bervariasi menurut jarak tanam. Pembuatan teras bertujuan untuk: (1)
meningkatkan efisiensi penerapan teknik konservasi tanah, dan (2) memfasilitasi
pengelolaan lahan (land management facility), di antaranya untuk fasilitas jalan
kebun, dan penghematan tenaga kerja dalam pemeliharaan kebun.

c. Metode perbaikan kesuburan melalui pemupukan


Kegiatan pemupukan dimaksudkan untuk memberikan tambahan hara
kepada sebidang tanah di sekitar tanaman, agar tanaman mampu melakukan
proses-proses fisiologis yakni fotosintesis dan respirasi secara normal. Melalui
proses pemupukan tersebut diharapkan kebutuhan hara bagi tanaman dapat
terpenuhi, sehingga tanaman akan menghasilkan dalam jumlah maksimal dan
mutu yang baik.
1) Cara pemupukan
Secara umum ada beberapa cara pemupukan yaitu disebar, dilarutkan,
dibenamkan, dan disemprotkan. Untuk tanaman perkebunan tahunan
biasanya dilakukan dengan cara disebarkan secara merata.
2) Waktu pemupukan
Pupuk harus tersedia pada waktu yang ditentukan, sehingga
keberadaannya tidak menjadikan suatu hambatan bagi tanaman yang akan
dipupuk. Waktu terbaik untuk melakukan pemupukan adalah pada saat awal
musim penghujan, yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi
sangat lembab, tetapi tidak sampai tergenang air.Dengan demikian, pupuk
yang diberikan di masing- masing tanaman dapat segera larut dalam air,
sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman.
3) Jenis dan dosis pupuk
Jenis dan dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur
tanaman, jenis tanah dan waktu pemberiannya.

Daftar Pustaka

1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Kementerian Pendidikan


dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Agribisnis Tanaman Buah XI/3.
Program Keahlian Agribinis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Agribisnis Tanaman Buah XI/4.
Program Keahlian Agribinis Tanaman Pangan dan Hortikultura.
3. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Kependidikan. 2017. Sumber Belajar Penunjang Plpg 2017 Mata
Pelajaran/Paket Keahlian Agribisnis Tanaman Perkebunan Bab Vii
Pemeliharaan Kesuburan Tanah

Anda mungkin juga menyukai