Pada Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh
akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun.
Pemberian pupuk disini dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah, baik fisik, kimia atau
biologis.
Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan mengandalkan
sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara, produk pertanian akan semakin
merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara
dalam tanah secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen,
pelindian, air limpasan permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara
pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga
mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.
Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung
pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang
efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan
dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada
perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat.
Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara
terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut.
1. Tanah
kondisi fisik (kelerengan, jeluk mempan perakaran, retensi lengas dan aerasi), kondisi kimiawi
(retensi hara tersedia, reaksi tanah, bahan organik tanah, sematan hara, status dan imbangan
hara), kondisi biologis (pathogen, gulma).
Salah satu faktor awal dalam keberhasilan budadaya kelapa sawit adalah kita memperhatikan
kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemupukan pada tanaman TBM (tanaman belum
menghasilkan )
Tujuan dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah untuk meningkatkan
pertumbuhan vegetatif.
Sedangkan pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi buah.
Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun, yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim
hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk secara merata di dalam piringan.
Nitrogen
• Penyusunan protein, klorofil dan berperanan terhadap fotosintesa
• Kekurangan Nitrogen menyebabkan daun berwarna kuning pucat dan menghambat
pertumbuhan.
• Kelebihan Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan terhadap penyakit/hama, kekahatan
Boron, White Stripe dan berkurangnya buah jadi.
Defisiensi N
• Defisiensi N - drainase buruk
• Defisiensi Cu - ujung daun kering
• Penyebab defisiensi Nitrogen : Terhambatnya mineralisasi Nitrogen, aplikasi bahan organik
dengan C/N tinggi, gulma, akar tidak berkembang, pemupukan Nitrogen tidak efektif.
• Upaya : Aplikasi secara merata di piringan,Tambah Urea pada tanaman kelapa sawit, aplikasi
Nitrogen pada kondisi tanah lembab, kendalikan gulma.
Phosphor
• Penyusun ADP/ATP, memperkuat batang dan merangsang perkembangan akar serta
memperbaiki mutu buah
• Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pelepah memendek dan
batang meruncing.
• Indikasi kekurangan P : Daun alang-alang berwarna ungu, LCC sulit tumbuh dengan bintil akar
yang sedikit.
• Penyebab defisiensi P : P tanah rendah ( < 15 ppm ), Top Soil tererosi, kurangnya pupuk P dan
kemasaman tanah tinggi.
• Upaya : Aplikasi P dipinggir piringan/gawangan, kurangi erosi, tingkatkan status P tanah, dan
perbaiki kemasaman tanah.
Kalium
• Aktifitas stomata, aktifitas enzim dan sintesa minyak. Meningkatkan ketahanan terhadap
penyakit serta jumlah dan ukuran tandan.
• Kekurangan K menyebabkan bercak kuning/transparan, white stripe, daun tua kering dan mati.
• Kekurangan K berasosiasi dengan munculnya penyakit seperti Ganoderma.
• Kelebihan K merangsang gejala kekurangan B sehingga rasio minyak terhadap tandan
menurun.
• Penyebab kekurangan K : K didalam tanah rendah, kurangnya pupuk K, kemasaman tanah
tinggi dengan kemampuan tukar kation rendah.
• Upaya : Aplikasi K yang cukup, aplikasi tandan kelapa sawit, perbaiki kemampuan tukar kation
tanah dan aplikasi pupuk K pada pinggir piringan.
Magnesium ( Mg )
• Penyusun klorofil, dan berperanan dalam respirasi tanaman, maupun pengaktifan enzim.
• Kekurangan Mg menyebabkan daun tua berwarna hijau kekuningan pada sisi yang terkena
sinar matahari, kuning kecoklatan lalu kering.
• Penyebab defisiensi Mg : Rendahnya Mg didalam tanah, kurangnya aplikasi Mg, ketidak
seimbangan Mg dengan kation lain, curah hujan tinggi ( > 3.500 mm/tahun ), tekstur pasir
dengan top soil tipis.
• Upaya : Rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 dan 1,2, aplikasi tandan kelapa
sawit, gunakan Dolomit jika kemasaman tinggi, pupuk ditabur pada pinggir piringan.
Boron
• Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan protein.
• Kekurangan Boron menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh dan berwarna hijau gelap,
daun yang baru tumbuh memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat merata.
• Penyebab defisiensi Boron : Rendahnya B tanah, tingginya aplikasi N, K dan Ca.
• Upaya : Aplikasi 0,1 - 0,2 kg/pohon/tahun pada pangkal batang.
Sumber Hara
1. Tanah
2. Residu tanaman : Pelepah, Tandan Kelapa Sawit, Abu janjang, Limbah cair dan kacangan
penutup tanah.
3. Pupuk An-Organik : Tunggal, Campur, Majemuk, Majemuk khusus
Pupuk An-Organik
1. Pupuk tunggal : Mengandung satu hara utama, tidak terlalu mahal per kg hara, mahal dibiaya
kerja, mudah diberikan sesuai rekomendasi.
2. Pupuk Campur : Campuran beberapa pupuk tunggal secara manual, sekali aplikasi, tidak
semua pupuk dapat dicampur, keseragaman campuran beragam, sulit untuk diterapkan untuk
tanaman menghasilkan.
3. Pupuk Majemuk : Satu formulasi mengandung beberapa hara utama, harga per kg hara mahal,
sekali aplikasi, mudah disimpan, biaya aplikasi murah, sulit diterapkan untuk tanaman
menghasilkan.
4. Pupuk Majemuk Khusus : Pupuk majemuk yang dibuat secara khusus, seperti dalam bentuk
tablet atau pelet. Harga per satuan hara lebih mahal dibandingkan pupuk lainnya, efektivitas
masih perlu diuji.
Sifat Pupuk
Sifat pupuk sangat beragam sehingga pemilihan pupuk hendaknya mengacu pada Standar
Nasional Indonesia ( SNI ) yang telah ada..
C. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, kondisi
visual tanaman.
• Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadual, umur tanaman.
• Pada waktu satu bulan, ZA ditebar dari pangkal batang hingga 30 – 40 Cm.
• Setelah itu ZA, Rock Phosphate, MOP dan Kieserit ditaburkan merata hingga batas lebar tajuk.
• Boron ditebarkan diketiak pelepah daun
• ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktuyang berdekatan.
• Rock Phosphate tidak boleh dicampur dengan ZA. Rock Phosphate dianjurkan diberikan lebih
dulu dibanding pupuk lainnya jika curah hujan > 60 mm.
• Jarak waktu pemberian Rock Phosphate dengan ZA minimal 2 minggu.
• Pupuk MOP tidak dapat diganti dengan Abu Janjang Kelapa Sawit.
Standar Dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pada Tanah Gambut :
Standar Dosis Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pada Tanah Mineral :
Jumlah Pupuk yang diangkut oleh Tanaman Kelapa Sawit per Ha/tahun
Komponen Jumlah unsure Hara (kg/ha/thn)
Urea SP36 KCl Kieserite Dolomit
Pertumbuhan Vegetatif 88,9 19,7 354 70,7 86,8
Pelepah Daun yang ditunas 146,1 56,6 548 137,7 169
Produksi TBS (25 ton/ha) 159,1 73,8 594 127,9 156,9
Bungan Jantan 24,4 152,7 102 40,6 49,8
Jumlah 418,5 302,8 1.599 376,9 462,5
Frekwensi Pemupukan
• Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur -
kondisi tanaman.
• Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekwensi yang lebih banyak.
• Frekwensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan
mengganggu kegiatan kebun lainnya.
Unsur Hara Dalam Tanaman Kelapa Sawit (Ng and Tamboo, 1967 dalam von Uexkull and
Fairhurst, 1991)
Uraian Kg/Pkk/Th
N P P2O5 K K2O Mg MgO
– Diangkut saat panen 0.49 0.08 0.18 0.63 0.76 0.14 0.23
– Immobil dalam jaringan 0.27 0.022 0.05 0.47 0.57 0.07 0.12
– Dikembalikan ke tanah 0.53 0.076 0.17 0.69 0.83 0.19 0.32
Total Hara 1.29 0.178 0.40 1.79 2.16 0.40 0.67
Persen Hara diangkut per Total 38 45 45 35 35 35 35
Total Hara/ Ha (148 pkk/Ha) 191 26 59 265 320 59 99
Hara per Ton TBS 8.0 1.1 2.5 11.0 13.3 2.5 4.1
Total (Diangkut + Immobil) 0.76 0.102 0.23 1.10 1.33 0.21 0.35
Equivalent Pupuk 1.65 0.5 TSP 2.22 MOP 1.3 KIES.
Urea
Produksi 24 Ton/Ha/Th.
nsur Hara Bentuk Diserap Tanaman
Nitrogen NH4+, NO2–, NO3–
Fosfor HPO4-2, H2PO4–
Kalium K+
Magnesium Mg+2
Kalsium Ca+2
Boron BO3-3
Tembaga Cu+, Cu+2
Seng Zn+2
Besi Fe+2, Fe+3
Belerang SO3-2, SO4-2
Klor Cl–
Mangan Mn+2, Mn+4
Molibdenum MoO4-2
Kriteria Kadar Hara Daun pada Pelepah-17 (von Uexkull, H.R. and Fairhust, T.H. 1991)
Tabel berikut menyajikan beberapa jenis dan sifat pupuk yang umum dipergunakan.
Air Maks. 1 %
2 Pupuk Tripel Super 02-0086- Unsur hara fosfat : Min. 46 %
Posfat 1987
(TSP/Ca(H2PO4)2 – Yang diserap sebagai P2O5 Min. 40 %
– Air Maks. 4 %
Air Maks. 5 %
Air Maks. 1 %
9 Urea Amonium 00-2811- Nitrogen Min 90 %
Fosfat 1992
Fosfat sebagai P2O5
Air
Butiran :
Air Maks. 1 %
– Air
12 Pupuk Fosfat Alam 02-3776- Uraian Kualitas Kualitas Kualitas C
untuk Pertanian 1995 A B
Unsur hara fosfat Min. 28 Min. 24 Min. 18 %
sebagai P2O5 % %
Min. 6 %
– Total Min. 10 Min. 8 %
% –
– Larut dalam –
asam sitrat 2 % Min. 14 Min. 35 %
% Min. 40
– Larut dalam % Maks. 15 %
asam formiat 2 % Min. 40
% Maks. 6 Maks. 3 %
– Ca dan mg %
setara CaO Maks. 3 Min. 50 %
% Mas. 3 %
– R2O3 (Al2O3 Min. 80 %
+ Fe2O3) Maks. 3 Min. 50
% %
– Air
Min. 50 Min. 80
– Kehalusan % %
– Lolos 25
mesh Tyler
13 Pupuk Super Fosfat 02-4873- Unsur hara Posphor sebagai P2O5 Mi. 36 %
(SP-36) Plus Zn 1998
– Total Min. 34 %
–Air
14 Pupuk Borate 02-4959- Boron Oksida (B2O3) Min. 45 %
1999
Natrium Oksida (NaCl) Min. 20 %
2.5 % max.
2. Ammonium Sulphate a. Total N 20.5 % min MS13 : 1993
d. Moisture —
4. Ammonium Nitrat 1. Total N 25.0%min. (granular) MS53 : 1993
1.0%max.
5. di-Ammonium 1. a.Ammoniacal 18.0% min. MS1329 : 1993
posphat NH4
2. Total P as P2O5 45.0% min. UDC631.859.13
(NH4)2PO4 3. Water soluble P
as P2O5 41.0% min.
4. Moisture
2.0% max.
6. Triple a. Total P as P2O5 45.0 % min. SNI-02-2800-
1992
Superphosphate 1. Citric Acid 43,0 % min.
soluble
5.0 % max
P as P2O5
c. Moisture
7. Single 1. Water soluble P 18.0 % min. MS51 : 1993
Superphosphate as
4.0 % max. UDC631.855
P2O5
5.0 % max.
1. Free phosphoric
acid as P2O5
2. Moisture
1,00 % max.
10. Potassium Sulphate 1. Total K2O 50,0 % min. MS16 : 1993
2. Sulphate as SO4
K2SO4 3. Moisture 37,0 % min. UDC631.833.2