Anda di halaman 1dari 14

Dosen Pengampu :

Dr.Ir.MULIANA,M.P

KALIUM TANAH DAN


TANAMAN
Oleh :
Kelompok 3
Rima Intania Marbun : 220310114
Al Hafiz : 220310111
Ludang : 220310107
Akbar Nugraha : 220310144
Imam Husain : 220310139
Rifa Nur : 220310122
Vira Yunita Nasution : 220310113
Dini Haryani (PMM) : 44412220014
DISTRIBUSI UNSUR HARA KALIUM TANAH DAN KADARNYA PADA
TANAMAN PADI SAWAH DI WILAYAH SUB DES SERAYU HILIR
KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP
Rumusan Masalah

Rendahnya ketersediaan kalium yang mengakibatkan rendahnya hasil produksi tanaman dapat
ditingkatkan melalui pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor utama pada usaha tani padi. Pemberian
dosis pupuk juga tergantung pada varietas yang digunakan. Selain dosis, waktu aplikasi pupuk juga menentukan
produktivitas padi. Keseimbangan penggunaan pupuk harus diperhatikan karena pemupukan K yang dilakukan
secara terus-menerus menyebabkan ketidakseimbangan hara tanah. Kadar hara K yang tinggi
menyebabkan ketersediaan hara mikro seperti Zn dan Cu tertekan (Saidi, 2017).
Rekomendasi
Pemupukan berimbang merupakan pemberian pupuk kedalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman untuk meningkatkan hasil produksi tanaman. Kualitas dan kuantitas hasil
produksi tanaman dapat menurun jika salah satu unsur hara yang diperlukan tanaman tidak terpenuhi. Tanpa
adanya pemberian pupuk dapat menyebabkan tanaman mengalami defisiensi unsur hara (Rahma et al., 2020).

Rekomendasi pemupukan kalium perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kekurangan kalium pada
tanaman padi. Kekurangan kalium dapat mengurangi tingkat fotosintesis. Defisiensi kalium berpengaruh
pada jumlah klorofil yang rendah. Penurunan kandungan klorofil dan rasio klorofil a/b adalah indikator
gangguan kloroplas (Astutik et al., 2019).

Pengembalian jerami padi ke lahan juga dapat mengimbangi penggunaan pupuk K. Hal tersebut dapat
membantu tanah yang kekurangan unsur hara. Jerami yang ditambahkan pada tanah dapat memperbaiki
lingkungan tumbuh tanaman antara lain meningkatkan efisiensi pupuk, meningkatkan produktivitas tanah, dan
mengurangi kebutuhan pupuk terutama pupuk K (Muliarta, 2020).
UJI RESPON DOSIS PUPUK KALIUM TERHADAP TIGA GALUR
TANAMAN TOMAT (LYCOPERSICUM ESCULENTUM MILL.) DI LAHAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
Rumusan Masalah

Salah satu faktor yang paling mungkin menyebabkan rendahnya tinggi tanaman adalah faktor lingkungan
yang tidak bisa dikendalikan, seperti rendahnya curah hujan. Saat penelitian berlangsung, pada lokasi
penelitian rendahnya curah hujan menyebabkan kurangnya pasokan air untuk mengairi lahan. Fase tersebut
saat tanaman berumur sekitar 4-8 MST (Kurnia, 2004).

Menurut Gardner et Al (2008) mengatakan ketersediaan air sangat penting dalam proses biologis tanaman, air
juga sebagai pelarut unsur hara (proses nitrifikasi dalam tanah) medium reaksi kimia, zat pelarut organik
maupun anorganik sebagai penggalak pembelahan sel tanaman, bahan baku fotosintesis dan sebagai
pendingin permukaan tanaman. Pada analisis ragam bahwa interaksi berpengaruh nyata perlakuan galur dan
dosis pupuk K terhadap bobot per buah dan diameter buah. Hal ini disebabkan perlakuan galur dan dosis
pupuk K berkaitan dengan penambahan dosis pupuk K. Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan galur
dan dosis tidak berpengaruh terhadap jumlah buah per tanaman pada data yang diperoleh menunjukkan
bahwa perlakuan perbedaan galur dan dosis tidak berbeda nyata terhadap jumlah buah per tanaman pada
galur A (Lokal x Amigo), galur B (Lokal x Gondol), galur C (Lokal x Permata), galur D (Lokal x Hijau) dengan
taraf dosis 0 Kg/ha, 150 Kg/ha, 200 Kg/ha, dan 250 Kg/ha.
Rekomendasi

Pemberian dosis pupuk direkomendasikan 200 Kg/ha pada diameter buah terbesar terdapat pada galur
B (Lokal x Gondol). Pemberian dosis pupuk diatas rekomendasi 250 Kg/ha pada diameter buah terbesar
dimiliki pada galur A (Lokal x Amigo) dan galur B (Lokal x Gondol) tidak berbeda nyata, sedangkan galur
A (Lokal x Amigo), galur B (Lokal x Gondol) berbeda nyata dengan galur C (Lokal x Permata) dan galur D
(Lokal x Hijau).
PENGARUH DOSIS PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
HASIL TANAMAN KEDELAI PADA LAHAN KERING
Rumusan Masalah

Produksi komoditas kedelai mengalami penurunan disebabkan adanya pengaruh anomali iklim yakni curah
hujan lebih besar dari pada tahun sebelumnya, yang mempengaruhi luas areal panen komoditas.
Salah satu kendala budidaya kedelai yaitu faktor ketersediaan hara. Faktor tersebut perlu diperhatikan
sehingga hara dapat tersedia dan tanaman dapat memanfaatkan hara tersebut untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Hara diperlukan didalam pembentukan jaringan tanaman, apabila pada proses tersebut
terjadi ketidakseimbangan hara di dalam tanah maka proses pembentukan tersebut dapat terganggu (Syakir
dan Gusmaini, 2012).
Rekomendasi

Dalam meningkatkan produksi tanaman kedelai dapat dilakukan dengan penggunaan varietas yang adaptif
dan berdaya hasil tinggi serta modifikasi lingkungan tumbuh (Toyip, 2011).
Pemberian pupuk secara intensif dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan menggunakan
pupuk kalium (K). Pemberian pupuk kalium pada budidaya tanaman kedelai dapat memperbaiki tersedianya
unsur hara tanaman (Rukmi, 2009).
Gejala Defisiensi Kalium

Unsur K merupakan unsur mudah bergerak (mobil) di dalam tanaman sehingga gejala kekurangan K pada
daun terutama terlihat pada daun tua. Ketika daun tau mengalami nekrosis maka daun muda terlihat
lebih tua.
Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek dan tidak tahan simpan (cepat busuk), sering gugur
pada saat awal masak, rasa buah hambar.
Kematangan buah terhambat, ukuran kecil dan mudah rontok.
Pada tanaman padi dan jagung batang dan cabang lebih kecil, lemah mudah rebah, dan buku pendek.
Biji buah menjadi kempes mengkerut lebih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan cuaca ekstrim.
K dapat diambil tanaman dalam jumlah banyak, akan tetapi tidak akan meningkat hasil (luxury
consumtion), K sebaiknya diberikan bertahan sehingga pada akhir pertumbuhan tanaman masih
memperoleh pasokan yang cukup .
Cara Meningkatkan Unsur Hara Kalium Pada
Tanah dan Tanaman

Peningkatan unsur hara kalium dalam tanah melalui aplikasi POC batang pisang dan sabut kelapa.
Dengan menggunakan bahan tambahan kaya kalium seperti pupuk kalium yang disebut kalium, pakan
tomat, rumput laut, abu kayu atau bahkan kompos yang terbuat dari produk sampingan makanan.
Rekomendasi pupuk yang berimbang.
Kesimpulan

Unsur hara kalium sangat penting bagi pertumbuhan tanaman dan tanah karena dapat mempengaruhi
hasil yang akan diberikan oleh tanaman tersebut.
Kalium menambah ketahanan tanaman terhadap penyakit tertentu dan meningkatkan sistem perakaran.
Kalium cenderung menghalangi efek rebah (lodging) tanaman dan melawan efek buruk yang disebabkan
oleh terlalu banyaknya nitrogen.
Unsur hara kalium juga sangat dibutuhkan setelah nitrogen, kebutuhan K pada fase vegetatif jauh lebih
besar sebab K penting dalam pembentukan daun.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai