Anda di halaman 1dari 4

Abu Janjang Kelapa Sawit Sebagai

Pengganti Pupuk Kimia


blished by Admin on August 26, 2019
Abu janjang adalah hasil pengabuan secara perlahan-lahan dari
janjangan kosong di dalam incinerator.  Produksi abu janjang
adalah sekitar 0.5% dari TBS.  Abu janjang mempunyai
kandunganhara Kalium (K) yang tinggi dan dapat dipakai sebagai
pengganti pupuk MOP.  Satu kilo gram abu janjang setara
dengan 0.6 kg MOP.
Aplikasi abu janjang bertujuan untuk menggantikan pupuk MOP
dan sebagai bahan pengapuran untuk menaikkan pH tanah. 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan dengan abu
janjang di tanah gambut lebih efektif dibanding dengan
pemupukan MOP.
Sifat dan Nilai Abu Janjang
Abu janjang memiliki beberapa sifat dan nilai, antara lain sebagai
berikut.
1). Abu janjang adalah hasil pengabuan secara perlahan-lahan
dari janjangan kosong di dalam incinerator. Produksi abu janjang
adalah sekitar 0,5 % dari TBS.
2). Abu janjang mempunyai kandungan hara Kalium (K) yang
tinggi dan dapat dipakai sebagai pengganti pupuk MOP. Satu kg
abu janjang setara dengan 0,6 kg MOP.
3). Abu janjang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
– Sangat alkalis (pH = 12).
– Sangat higroskopis (mudah menyerap uap air dari udara).
– Mengiritasi tangan karyawan (menyebabkan gatal-gatal dan
memperparah luka).
– Hara yang terkandung di dalamnya amat mudah larut di dalam
air.
4). Adanya sifat-sifat tersebut di atas, maka abu janjang harus
cepat diaplikasikan (tidak boleh disimpan lama). Penyimpanan
harus baik (sebaiknya dalam kantong plastik, tidak langsung
dalam karung goni) dan selalu diperlakukan dengan hati-hati.
5). Abu janjang dengan kadar air lebih dari 10 % tidak dianjurkan
untuk diaplikasikan. Aplikasi abu janjang dalam setahun tidak
boleh lebih dari satu kali.
6). Abu janjang pada dasarnya adalah pupuk K dan sekaligus
sebagai bahan pengapuran. Sasaran aplikasi lapangan terutama
pada areal gambut dan tanah masam.
7). Tujuan aplikasi abu janjang adalah :
– Sebagai pengganti pupuk MOP.
– Sebagai bahan pengapuran untuk menaikkan pH tanah.
Areal Aplikasi Abu Janjang
1). Prioritas aplikasi abu janjang adalah pada areal gambut/tanah
masam.
2). Persyaratan areal aplikasi adalah :
– Tanah gambut dan tanah masam acid-sulphate : diberikan tiap
tahun.
– Di daerah dengan tanah masam bukan acid-sulphate (pH tanah
4-5), abu janjang hanya diberikan sekali saja dalam 5 tahun.
Kalau diberikan terlalu sering maka ada resiko kenaikan pH
tanah yang terlalu tinggi (> 5,5).
3). Pada tanah mineral, abu janjang hanya diberikan pada TM.
Pada tanah gambut, selain pada TM abu janjang juga diberikan
pada TBM tahun ke-2 dan ke-3.
Dosis dan Waktu Aplikasi Abu Janjang
1). Abu janjang dapat dipakai sebagai pengganti MOP dengan
dosis aplikasi 5 kg abu janjang untuk setiap 3 kg MOP (dibagi
dalam 2 kali aplikasi per tahun).
2). Pada TM, abu janjang dapat diberikan setiap waktu sepanjang
tahun dengan memperhatikan cara aplikasinya dan jadwal waktu
pengambilan sampel daun (minimal 2-3 bulan sebelum
pengambilan contoh daun). Khusus untuk TBM harus
diperhatikan bahwa jarak waktu antara pemupukan Urea dan abu
janjang minimal 4-6 minggu.
Persiapan Aplikasi Abu Janjang
Sebelum aplikasi abu janjang, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
1). Abu janjang bersifat amat alkalis dan mengiritasi kulit
(caustic), karena itu harus dicegah abu janjang mengenai kulit
karyawan. Jika kulit terkena abu janjang maka harus segera
dibasuh dengan air yang banyak.
2). Karyawan penabur abu janjang harus diperlengkapi dengan :
– Sarung tangan dari karet yang panjang
– Pakaian kemeja kerja lengan panjang
3). Karena abu janjang amat higroskopis (menyerap uap air dari
udara), maka ukuran takaran harus dikalibrasi dengan berat abu
janjang kering. Takaran ukuran 3,3 liter misalnya akan memuat
abu janjang 2 kg.
Cara Aplikasi Abu Janjang
Cara aplikasi abu janjang tidak sama untuk semua jenis tanah,
berikut cara aplikasi abu janjang menurut tanahnya.
1). TBM di Tanah Gambut
Abu janjang disebar merata di daerah piringan. Waktu aplikasi
harus mempunyai selang waktu minimal 4-6 minggu dengan saat
aplikasi pupuk Urea.
2). TM di Tanah Mineral atau Gambut
Abu janjang disebar merata di luar piringan, dalam lingkaran
mengelilingi pokok dimulai dari batas piringan ke arah luar (2,0-
3,5 meter dari pokok).
Sifat – Sifat dari Abu Janjang
Abu janjang memiliki beberapa sifat, antara lain sebagai berikut.
– Sangat alkalis (pH = 12).
– Sangat higroskopis (mudah menyerap uap air dari udara).
– Mengiritasi tangan karyawan (menyebabkan gatal-gatal dan
memperparah luka).
– Hara yang terkandung di dalamnya amat mudah larut di dalam
air.
Karena sifat-sifat abu janjang tersebut, maka abu janjang harus
cepat diaplikasikan (tidak boleh disimpan lama),
penyimpanannya harus baik (dalam kantong plastik, tidak
langsung dalam karung goni) dan selalu diperlakukan dengan
hati-hati.
Aplikasi abu janjang diprioritaskan untuk areal gambut/tanah
masam.  Pada tanah gambut, selain pada TM abu janjang juga
diberikan pada TBM tahun ke-2 dan ke-3.  Pada tanah mineral,
abu janjang hanya diberikan pada TM.
Untuk tanah gambut dan tanah masam acid-sulphate, abu
janjang diberikan tiap tahun.  Untuk daerah tanah masam bukan
acid-sulphate (pH 4-5), abu janjang hanya diberikan sekali saja
dalam 5 tahun.  Kalau diberikan terlalu sering maka ada resiko
kenaikan pH tanah yang terlalu tinggi (> 5.5).
Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar
dan menghasilkan abu tandan. Abu tersebut ternyata
mengandung 30 – 40% K2O, 7% P2O5, 9% CaO dan 3% MgO.
Selain itu  juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm
Fe, 1.000 ppm Mn,  400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu.
Sebagai Gambaran Umum bahwa pabrik yang mengolah kelapa
sawit dengan 1.200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan
sebesar 10.8% atau sekitar 129.6 ton abu/hari, setara dengan 5.8
ton KCL, 2.2 ton Kiserite dan 0.7 ton TSP. dengan penambahan
polimer tertentu pada abu tandan dapat dibuat pupuk butiran
berkadar K2O 30 – 38% dengan pH 8 – 9.
Kelangkaan pupuk KCL yang kerap kali dihadapi oleh
perkebunan dapat diatasi dengan menggantinya menggunakan
abu tandan. Biaya produksinya pun lebih rendah dibandingkan
dengan harga pupuk KCL.

Anda mungkin juga menyukai