Pendahuluan
Tanaman Kelapa Sawit membutuhkan nutrisi yang banyak untuk mempertahankan produksi
yang tinggi. Kekurangan nutrisi yang ada di dalam tanah dapat diberikan dalam bentuk pupuk.
Biaya pemupukan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi sekitar 40% – 60% dari biaya
perawatan atau sekitar 20% dari total biaya produksi. Hal penting yang berkaitan dengan
pemupukan adalah manajemen pemupukan. Manajemen pemupukan harus mendapatkan perhatian
yang besar karena memerlukan biaya yang besar dan akan meningkat dari tahun ke tahun.
Pemupukan pada budidaya kelapa sawit berdasarkan umur tanaman secara umum dapat
dikategorikan menjadi tiga yaitu; TBM (umur 1-9 tahun), TM Remaja (umur 10-18 tahun), TM
Dewasa (umur 19-25tahun). Rekomendasi umum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman
TBM (NPKMg 15-15-6-2), Tanaman TM Remaja (NPKMg12-12-17-2), Tanaman Dewasa
(NPKMg 13-6-27-4).
Sumber potensi nutrisi tanaman yang cukup melimpah salah satunya tandan kosong kelapa
sawit sampai abu janjang kelapa sawit sebagai sumber nutrisi kalium. Abu janjang kelapa sawit
memiliki kandungan 30-40 % K2O,7 %P2O5,9 % CaO, dan 3 % MgO. Selain itu juga mengandung
unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 100 ppm Mn, 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu (Bangka, 2009)
Formulasi
Hopper
Bahan
Baku
Bagging
Kompos Tankos Bagging
Rekomendasi
Pemupukan
Daftar Pustaka
Al Amin, Muhammad, et al..2017. Pengaruh Pemberian Ameliorant Abu Janjang Kelapa Sawit
Terhadap Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays) Di Tanah Gambut. Jurnal Agro
Indragiri Vol. 2 No. 2 Juli 2017. ISSN : 2528-2956. Jurnal Agro Indragiri.