Anda di halaman 1dari 7

eissn 2656-1727

JUATIKA pissn 2684-785X


JURNAL AGRONOMI TANAMAN TROPIKA Hal : 67 – 72
VOL.1 NO. 2 Juli 2019

Peranan Arang Batang Kelapa Sawit dalam Peningkatan Kadar Hara


Makro Tanaman Jagung (Zea mays, L.).

Syofia Asridawati1 dan Febrianti*2


1*2
Program Studi Agroteknologi Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan,
Jl. Lintas Timur KM 28, Desa Simpang Beringin, Kecamatan Bandar Seikijang,
Kabupaten Pelalawan-Riau, Indonesia)
Email:febrihalim@yahoo.com

ABSTRAK

Budidaya tanaman jagung (Zea mays L.) membutuhkan nutrisi yang berperan
penting dalam produksi jagung, sehingga upaya peningkatan produksi jagung selalu diikuti
dengan menggunakan pupuk. Ketersediaan batang kelapa sawit yang melimpah saat
penanaman kembali kelapa sawit merupakan peluang untuk memanfaatkan batang kelapa
sawit sebagai bahan baku arang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh arang
dari batang kelapa sawit terhadap kadar unsur hara makro tanaman jagung. Tanah yang
digunakan sebagai media tanam adalah Latosol yang diambil pada kedalaman 0-20 cm.
Media tanam diberi arang batang kelapa sawit sebanyak 0%, 4%, 8%, 12%, 16% dan 20%
dari berat tanah tanah yang digunakan. Berat tanah yang digunakan adalah 12 kg BKM.
Media tanam diberi pupuk dasar nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tanah yang diberi perlakuan 20% arang dari batang kelapa sawit
meningkatkan kadar hara nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) dan magnesium (Mg) secara
signifikan.
Keyword : Jagung, Arang Batang, Kelapa Sawit, Unsur Makro

ABSTRACT
The cultivation of corn (Zea mays L.) have a good prospect as well as demand of corn
going increase mainly for food industry. Nutrients play important role in corn production, so
the effort of increasing corn production always followed by using fertilizer. Macro nutrients is
one of important factors for improving plant production. Vegetative dan generative phase
need macro nutrients. Charcoal is one of soil ameliorants that can be used for improving soil
properties such as to stimulate plant growth by providing and maintaining macro nutrients in
the soil due to improving soil physical and biological properties. Abundant availability of oil
palm trunks when oil palm replanting is an opportunity to utilize oil palm trunks as charcoal
raw material. This research aimed to study the effect of charcoal from oil palm trunks on corn
macro nutrients content. Soil material was taken from Latosol at a depth of 0-20 cm. The soil
material was treated by charcoal from oil palm trunks as much as 0%, 4%, 8%, 12%, 16%
and 20% (w/w) of the soil. The soil also was addded by basic nitrogen (N), phosphorous (P)
and potassium (K) fertilizers and then corn was planted. The results showed that soil treated
by 20% of charcoal from oil palm trunks increased significantly nitrogen (N), phosphor (P),
potassium (K) and magnesium (Mg).
Key words : charcoal, oil palm trunks, macro nutrients, corn
Syofia Asridawati & Febrianti : Peranan Arang Batang Kelapa Sawit pada Tanaman Jagung
1
1. PENDAHULUAN pemberian pupuk dengan kandungan
Jagung merupakan kelompok nitrogen (N) (Saito, et al. 2006).
tanaman serealia yang tumbuh hampir di Berdasarkan hasil-hasil penelitian
seluruh dunia dan tergolong dalam spesies tersebut, arang adalah bahan potensial
dan variabilitas genetik yang besar yang dapat diberikan pada lahan-lahan
(Andriko dan Sirappa 2012). Upaya marginal untuk meningkatkan kadar hara
peningkatan produksi jagung masih makro tanah dan tanaman.
menghadapi berbagai masalah sehingga Potensi limbah organik yang banyak
produksi jagung dalam negeri belum terdapat di sekitar lingkungan merupakan
mampu mencukupi kebutuhan nasional peluang yang besar sebagai sumber
(Soerjandono, 2008). arang. Salah satu potensi limbah yang
Jagung membutuhkan unsur hara banyak terdapat di Indonesia adalah
makro dan mikro dalam fase hidupnya. batang kelapa sawit yang diperoleh pada
Unsur hara makro merupakan unsur saat peremajaan tanaman. Perusahaan
utama yang dibutuhkan tanaman dalam kelapa sawit melakukan penebangan
jumlah yang banyak pada fase vegetatif pohon kelapa sawit yang sudah tidak
dan generatif dari tanaman. Tanaman produktif atau yang sudah berumur lebih
memerlukan unsur hara makro yang kurang 25 tahun. Pengolahan batang
berbeda sesuai dengan fase dari tanaman kelapa sawit menjadi arang merupakan
tersebut (Srivastava, 2002). Pemberian salah satu usaha dalam pemanfaatan
bahan amelioran tanah merupakan salah limbah batang kelapa sawit sebagai
satu cara untuk meningkatkan kadar hara sumber bahan amelioran pada lahan
makro pada tanaman. pertanian di Indonesia.
Penggunaan arang sebagai bahan
amelioran tanah sudah dilakukan sejak 1. Metode Penelitian
lama oleh masyarakat pada masa lalu di Penelitian dilaksanakan di rumah
berbagai kawasan. Tanah hitam di daerah kaca University Farm Institut Pertanian
Amazon yang disebut sebagai terra preta Bogor, Cikabayan. Percobaan terdiri dari 6
merupakan salah satu bukti tentang perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali.
pemanfaatan arang. Terra preta Perlakuan tersebut terdiri dari: kontrol (0
merupakan tanah buatan yang banyak gram arang/pot percobaan), 4% dari
mengandung senyawa karbon dengan berat tanah (480 gram/ pot percobaan),
kadar dua puluh kali lebih tinggi
8% dari berat tanah (960 gram/ pot
dibandingkan tanah mineral lainnya serta
mengandung kadar nitrogen dan fosfor
percobaan), 12% dari berat tanah
tiga kali lebih tinggi (Glaser et al. 2002; (1440 gram/ pot percobaan), 16% dari
Lehmann dan Rondon, 2006; Yamato et berat tanah (1920 gram/ pot
al. 2006). percobaan), 20% dari berat tanah
Pemberian arang pada tanah saat ini (2400 gram/ pot percobaan).
sudah banyak diujicobakan untuk Hasil ANOVA kemudian diuji lanjut
budidaya tanaman pangan. International dengan menggunakan uji Duncans
Rice Research Institute (IRRI) pada tahun Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf
2007 menguji pemberian arang pada 5%.
produksi padi gogo di Laos. Pemberian Bahan yang digunakan dalam
arang sebanyak 4 ton/ha terbukti dapat percobaan ini adalah arang dari batang
meningkatkan konduktivitas hidrolik top kelapa sawit, tanah latosol yang diambil
soil atau lapisan permukaan tanah dan dari Cikabayan pada kedalaman 0-20 cm
meningkatkan hasil gabah padi gogo pada sebagai media tanam, benih jagung
kandungan tanah yang rendah fosfor (P) varietas Philippine Supersweet, pupuk
(Asai et al. 2009). Pemberian arang juga dasar (urea, TSP dan KCl). Alat yang
dapat meningkatkan respon terhadap digunakan adalah pot percobaan.

Copy Right © 2019 Universitas Islam Kuantan Singingi 2


Tanah latosol dikeringudarakan minggu. Setiap lubang tanam terdiri dari 2
kemudian ditumbuk dan disaring lolos tanaman jagung. Pemeliharaan tanaman
ayakan 2 mm. Setelah itu, tanah sebanyak terdiri dari pemberian air dan penyiangan
12 kg BKM dimasukkan ke dalam pot, gulma. Penyiraman dilakukan pada pagi
kemudian diberi arang sesuai dengan dan sore hari dengan mempertahankan
dosis perlakuan. Aplikasi pupuk dasar kadar air di sekitar kapasitas lapang.
yaitu pupuk urea, TSP dan KCl masing- Penyiangan untuk menekan pertumbuhan
masing sebanyak 7,82 g, 3,34 g dan 1,2 g gulma yang mengganggu pertumbuhan
dan dilakukan sebanyak dua kali yaitu 2 tanaman dilakukan setiap saat dengan
minggu sebelum tanam dengan cara cara mencabut rumput dengan
mencampurkan pupuk ke dalam tanah menggunakan tangan.
sesuai dengan dosis yang telah Parameter pengamatan terdiri dari:
ditetapkan. Pemberian pupuk dasar tahap Kadar Nitrogen (N), Kadar Fospor (P),
dua dilakukan pada 28 hari setelah tanam Kadar Kalium (K), Kadar Kalsium (Ca),
(HST). Kadar Magnesium (Mg)
Penanaman dilakukan setelah tanah
yang diberi perlakuan diinkubasi selama 2
menunjukkan bahwa terdapat
2. HASIL DAN PEMBAHASAN kecenderungan peningkatan kadar hara
makro yang diserap tanaman seiring
Kadar Hara Tanaman Jagung dengan meningkatnya dosis arang batang
Pengaruh arang batang kelapa sawit kelapa sawit yang diberikan.
terhadap kadar hara tanaman jagung
disajikan pada Tabel 1. Hasil analisis

1. Hasil Analisin Kadar Hara Tanaman Jagung


Perlakuan arang/pot Unsur Makro
percobaan
N (%) P(%) K (%) Ca(%) Mg (%)
0 gram arang/pot
1,39a 0,28a 0,67a 1,88a 0,46b
percobaan
4% dari berat tanah 1,88b 0,31a 1,74b 2,51a 0,17a
8% dari berat tanah 1,90b 0,33a 2,05b 2,29a 0,25ab
12% dari berat tanah 1,85b 0,33a 1,49ab 2,01a 0,09a
16% dari berat tanah 1,98b 0,32a 3,06c 2,19a 0,78c
20% dari berat tanah 2,01b 0,34a 3,44c 1,77a 0,94c
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 5%
berdasarkan uji Duncan. A0 = kontrol atau tanpa arang; A1 = 4% berat tanah; A2 = 8% berat tanah; A3 = 12% berat
tanah; A4 = 16% berat tanah; A5 = 20% berat tanah (1% = 120 gram)
Kadar Nitrogen (N) pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.
Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar Tanaman jagung yang tidak mendapat
N tanaman jagung yang mendapat perlakuan arang (A0) cenderung mengalami
perlakuan A5 lebih tinggi dibandingkan penurunan untuk semua parameter
perlakuan lainnya. Perlakuan A5 tidak pengamatan. Perlakuan A0 membuat
berbeda nyata terhadap perlakuan A1, A2, tanaman tumbuh kerdil atau tidak normal
A3 dan A4, tetapi berbeda nyata terhadap seperti tanaman jagung pada umumnya.
perlakuan A0. Kadar hara N cenderung Ketersediaan N pada awal masa
meningkat dengan pemberian arang batang pertumbuhan tanaman sangat diperlukan
kelapa sawit. Pemberian arang batang untuk pembentukan daun tanaman sebagai
kelapa sawit mampu meningkatkan tempat terjadinya fotosintesis serta proses
Copy Right © 2019 Universitas Islam Kuantan Singingi 3
metabolisme lainnya yang dilakukan Kadar P dalam tanaman yang cukup
tanaman selama siklus hidupnya. untuk jagung adalah sekitar 0,25-0,50%
Kadar N yang diberi perlakuan arang (Jones et al. 1991). Kadar P tanaman
batang kelapa sawit berkisar antara 1,39- jagung yang diberi perlakuan arang batang
2,01%. Meskipun terjadi peningkatan kelapa sawit yaitu 0,28-0,34% tergolong
namun nilai ini masih rendah dibandingkan cukup. Fosfor bersama-sama dengan
dengan kadar N yang cukup untuk tanaman nitrogen dan kalium digolongkan sebagai
jagung yaitu 2,70-4,00% (Jones et al. 1991). unsur-unsur utama dalam tanaman.
Rendahnya kadar N dapat disebabkan Tanaman mengabsorpsi P dalam bentuk
karena tidak semua N dapat ditahan oleh orthofosfat primer, H2PO4- dan sebagian
arang sehingga lebih mudah mengalami kecil dalam bentuk sekunder HPO42-.
pencucian ataupun penguapan serta Absorpsi kedua ion itu oleh tanaman
volatilisasi menyebabkan N hilang dan tidak dipengaruhi oleh pH tanah sekitar akar.
tersedia bagi tanaman. Pada pH tanah yang rendah absorpsi
Pada tanaman jagung nitrogen bentuk H2PO4- akan meningkat. Fosfat juga
umumnya diserap dalam bentuk NO3-. Di mempercepat masaknya buah jagung.
dalam tanaman nitrogen diubah menjadi Fosfat yang cukup akan memperbesar
senyawa yang lebih kompleks dan akhirnya pertumbuhan akar (Leiwakabessy et al.
menjadi protein. Protein biasanya berupa 2003).
enzim dan nukleoprotein yang keduanya
dapat berperan sebagai katalisator Kadar Kalium (K)
sehingga sangat berperan dalam proses Kadar K yang cukup untuk tanaman
metabolisme. Nitrogen diperlukan untuk jagung berkisar antara 1,70-3,00% (Jones
pembentukan bagian-bagian vegetatif et al. 1991). Berdasarkan nilai tersebut
tanaman seperti daun, batang dan akar terlihat bahwa seluruh perlakuan arang
(Sarief, 1986). batang kelapa sawit yang diberikan memiliki
Unsur N pada tanaman berfungsi kadar K yang cukup 1,74-3,44%. Kalium
untuk pertumbuhan vegetatif terutama untuk berperan dalam pembantukan pati,
memperbesar dan mempertinggi tanaman mengaktifkan enzim, unsur penyusun
(Yusuf, 2011). Salah satu unsur hara yang jaringan tanaman, pembukaan stomata
meningkat pada saat pemberian arang dari (mengatur respirasi dan transpirasi), proses
batang kelapa sawit adalah nitrogen. fisiologis dalam tanaman, proses
Nitrogen merupakan unsur yang cepat metabolisme dalam sel serta
kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. mempengaruhi penyerapan unsur-unsur
Peran utama unsur ini adalah merangsang lain (Hardjowigeno, 2003).
pertumbuhan vegetatif dan generatif Unsur hara N, P dan K adalah hara
(Wahid, 2011). esensial yang diperlukan tanaman dalam
Banyaknya N yang diserap tiap hari jumlah besar untuk memenuhi proses
persatuan berat tanaman adalah maksimum fisiologi dan metabolism tanaman. Bila
pada saat masih muda dan berangsur- unsur hara N P dan K tersedia dalam
angsur menurun dengan bertambah usia jumlah terbatas dalam tanah maka akan
tanaman. Faktor penting yang perlu menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan
diperhatikan dalam hubungan antara respon dan produksi tanaman. Penyerapan hara
tanaman dengan dosis pupuk adalah pada oleh tanaman sifatnya selektif dan spesifik,
tingkat mana terjadi akumulasi pada yaitu tanaman hanya menyerap hara yang
tanaman. Akumulasi N terjadi pada dibutuhkan dan sesuai dengan fungsi
pertumbuhan satu bulan setelah masa kritis berdasarkan umur pertumbuhan tanaman
(Tisdale et al. 1985). (Marschner, 1995).

Kadar Fosfor (P)


Kadar Kalsium (Ca)

Copy Right © 2019 Universitas Islam Kuantan Singingi 68


Kadar Ca yang cukup untuk pemanfaatan hara oleh akar tanaman bisa
tanaman jagung berkisar antara 0,21-1,00% lebih efisien untuk mendukung
(Jones et al. 1991). Berdasarkan nilai pertumbuhan tanaman yang lebih baik
tersebut kadar Ca tanaman jagung yang (Lehmann dan Joseph, 2009).
diberi perlakuan arang dari batang kelapa Tanaman memerlukan sejumlah
sawit tergolong tinggi yaitu berkisar 1,77- unsur hara dalam takaran cukup, seimbang
2,51%. Kalsium diambil tanaman dalam dan berkesinambungan untuk terus tumbuh
bentuk Ca2+. Kalsium diduga penting dalam dan berkembang menyelesaikan daur
pembentukan dan peningkatan kadar hidupnya. Tanaman mengabsorpsi hara
protein di dalam mitokondria. Tanpa kalsium mineral dan air dari tanah, CO2 dari udara
di dalam tanaman maka akan menghambat untuk kegiatan fotosintesis, kemudian
pemanjangan akar tanaman (Leiwakabessy mengangkut asimilat yang akan digunakan
et al. 2003). untuk pertumbuhan dan sebagian asimilat
tersebut disimpan sebagai cadangan
Kadar Magnesium (Mg) makanan (karbohidrat, protein dan lemak),
Kadar Mg yang cukup untuk maupun digunakan dalam fase reproduksi
tanaman jagung berkisar antara 0,20-1,00% (Srivastava, 2002). Sumber unsur hara
(Jones et al. 1991). Kadar Mg tanaman tanaman diperoleh melalui: a) atmosfir yang
jagung yang diberi perlakuan arang batang masuk melalui dedaunan dan batang; b)
kelapa sawit yaitu 0,17-0,94% tergolong ion-ion yang dapat ditukar pada permukaan
cukup. Magnesium diserap dalam bentuk tekstur liat dan humus; c) mineral terlapuk
ion Mg2+ oleh tanaman dan merupakan (Mas’ud, 1992).
unsur hara yang berfungsi dalam menyusun Analisis jaringan tanaman
klorofil (Hardjowigeno, 2003). Walaupun dibutuhkan untuk mengetahui hubungan
sebagian besar magnesium dijumpai dalam antara pertumbuhan tanaman atau hasil
klorofil, tetapi Mg cukup banyak dijumpai di dengan konsentrasi hara mineral dalam
dalam biji. Manesium diduga mempunyai jaringannya. Apabila konsentrasi hara
hubungan dengan metabolisme fosfat dan mineral dalam jaringan rendah, maka
juga memegang peranan khusus dalam pertumbuhan menurun. Pada zona
mengaktifkan beberapa sistem enzim. defisiensi (deficiency zone), peningkatan
Magnesium juga berperan dalam sintesa ketersediaan hara mineral secara langsung
protein dan mendorong pembentukan rantai berkaitan dengan peningkatan pertumbuhan
polipeptida dari asam-asam amino. Oleh atau hasil. Apabila ketersediaan hara
sebab itu, kekurangan Mg mengakibatkan mineral secara kontinyu meningkat, tidak
jumlah N-protein menurun (Leiwakabessy et selamanya berkaitan dengan peningkatan
al. 2003). pertumbuhan atau hasil, tetapi akan
Secara umum unsur hara diserap meningkatkan konsentrasi hara dalam
terutama oleh sel-sel rizoderm, khususnya jaringan, daerah tersebut terkenal dengan
rambut akar (Leclerc, 2003). Pada bagian zona berkecukupan (adequate zone).
akar, kegiatan respirasi intensif diperlukan Transisi antara daerah defisiensi dan
dalam proses penyerapan hara melalui adequate disebut dengan konsentrasi kritis
transport aktif. Kemampuan tanaman (critical concentration) dari hara mineral
mengabsorbsi baik air ataupun unsur hara yang dapat diartikan sebagai kandungan
berkaitan dengan kapasitasnya untuk hara minimum dalam jaringan yang
mengembangkan sistem perakarannya berhubungan dengan pertumbuhan atau
secara lebih luas (Taiz dan Zeiger, 1991). hasil maksimal. Setelah konsentrasi kritis
Pemberian arang mampu meningkatkan menuju zona adequate terjadi peningkatan
kemampuan akar menjadi lebih optimal pertumbuhan atau hasil yang menyebabkan
karena sifat arang yang porous. Selain itu, menurunnya konsentrasi hara dalam
sifat arang yang higroskopis membuat hara jaringan. Bila konsentrasi hara dalam
dalam tanah tidak mudah tercuci sehingga jaringan meningkat setelah zona adequate,

Copy Right © 2019 Universitas Islam Kuantan Singingi 69


pertumbuhan atau hasil menurun dan hal ini Arang kayu memiliki pH yang bersifat alkalis
disebabkan adanya keracunan hara yang selain itu mempunyai kandungan hara P
disebut dengan zona meracun (toxic zone) dan K yang tinggi. Astika (2003)
(Graham dan Stangoulis, 2003). melaporkan bahwa pada media tanah baik
Siklus dan penggunaan nutrisi dari sebelum atau sesudah ditambah pupuk
pupuk organik telah memberikan kontribusi NPK memiliki pH sebesar 4,3 sedangkan
pasti tentang penggunaan lahan dan pH pada media tanah yang dicampur arang
pengembangan produksi pertanian yang sekam sebesar 4,4 dan 4,6. Hal ini
berkelanjutan. Hasil penelitian kombinasi menunjukkan adanya peningkatan pH
aplikasi pupuk organik dan anorganik telah media sebesar 0,1-0,3. Pada penelitian ini,
dilakukan oleh Oad et al. (2004) terbukti terjadi peningkatan pH pada media tanam
nyata meningkatkan produksi tanaman yang diberi perlakuan arang batang kelapa
jagung. Tanaman menyerap setiap jenis sawit sebesar 0,5, dimana pH tanah awal
unsur hara dalam bentuk ion positif dan ion yang semula 5,2 meningkat menjadi 5,7.
negatif yang terlarut didalam tanah (Foth, Arang memiliki potensi untuk
1988 dalam Leiwakabessy et al. 2003). dikembangkan sebagai penyerap dan
Hara mineral dikelompokkan menjadi hara pelepas unsur hara karena memiliki luas
makro dan mikro, bergantung pada kondisi permukaan yang sangat besar, relatif sama
relatif dalam jaringan tumbuhan. Nilai rata- dengan koloid tanah. Hasil penelitian
rata konsentrasi hara mineral pada jaringan Siregar (2005) mengenai pemanfaatan
tumbuhan menunjukkan perbedaan jumlah arang untuk memperbaiki kesuburan tanah
kebutuhan hara mineral tersebut. dan pertumbuhan Acacia mangium pada
Dalam penelitian yang dilakukan dosis 10% mampu memperbaiki
oleh Siregar (2005) menyatakan bahwa ketersediaan hara tanah dan juga
arang kayu dapat berperan dalam berpengaruh secara nyata memperbaiki
konservasi lingkungan sebagai bahan pertumbuhan tanaman.
amelioran yang dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Teknik aplikasi 3. SIMPULAN
arang kayu dapat dipergunakan untuk
memperbaiki kondisi tanah pada Pemberian Pemberian arang batang
pembangunan hutan tanaman ataupun kelapa sawit perlakuan A5: 20% dari berat
penyediaan bibit. Menurut Dahlan dan tanah (2400 gram/ pot percobaan) dapat
Dwiani (2007), sumber dan komposisi meningkatkan kadar hara makro N, P, K
bahan arang yang berbeda akan dan Mg pada tanaman jagung dibandingkan
menyebabkan kemampuan penyediaan perlakuan lainnya yang diberikan.
fosfor dan kalium tanah berbeda pula.

DAFTAR PUSTAKA Astika, G. 2003. Pengaruh media arang


Andriko, N.S., dan Sirappa, M.P. 2005. sekam terhadap pertumbuhan semai
Prospek dan strategi pengembangan Ficus callosa Willd. Skripsi.
jagung untuk mendukung ketahanan Departemen manajemen hutan.
pangan di Maluku. Jurnal Litbang Fakultas kehutanan Institut
Pertanian 24 (2). Pertanian Bogor. Bogor. [Tidak
Asai, H., Samson, B.K., Stephan, H.M., dipublikasikan].
Songyikhangsuthor, K., Homma, K., Dahlan, M., dan Dwiani, N.W. 2007. Potensi
Kiyono, Y., Inoue, Y., Shiraiwa, T., Arang (Charcoal) sebagai bahan
and Horie, T. 2009. Biochar pupuk dan bahan pembenah tanah
amandement techniques for upland (soil amandemen). Jurusan Ilmu
rice production in Northen Laos: Soil Tanah Fakultas pertanian Unram.
physical properties, leaf SPAD and Mataram.
grain yield. Elsevier. 111:81-84.

Copy Right © 2019 Universitas Islam Kuantan Singingi 70


Foth, H.D. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. production. Asian J Plant Sci.
Ed. ke-9. Purbayanti E.D., Lukiwati 26:1591-1601.
D.R., Trimulatsih, R., penerjemah: Saito, S., Okamoto, M., Shinoda, S.,
Hudoyo, S.A.B. Terjemahan dari: Kushiro, T., Koshiba, T., Kamiya, Y.,
Fundamentals of Soil Science. Hirai, N., Todoroki, Y., Sakata, K.,
Gajah Mada University Perss. Nambara, E., and Mizutani. 2006. A
Yogyakarta. plant growth retardant, uniconazole,
Glaser, B., Lehmann, J., and Zech, W. is a potent inhibitor of ABA
2002. Ameliorating physical and catabolism in Arabidopsis. Biosci.
chemical propertikes of highly Biotechnol. Biochem. 70(7):1731-
weathered soils in the tropics with 1739.
bio char. A review. Biology and Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan
Fertility of Soils. 35:219-230. Tanah Pertanian. Pustaka Buana.
Graham, R.D., and Stangoulis, C.J.R. 2003. Bandung.
Trace element uptake and Siregar, C.A. 2005. Pemanfaatan Arang
distribution in plant. Nutr. 133:150- untuk Memperbaiki Kesuburan
155. Tanah dan Pertumbuhan Acacia
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. mangium. Prosiding Ekspose Hasil
Akademi Presindo. Jakarta. Litbang Hutan dan Konservasi Alam.
Jones, J. B., Wolf, B., and Mills, H.A. 1991. p.15-23.
Plant Analysis Handbook. Macro- Soerjandono, N. B. 2008. Teknik Produksi
Micro Publishing, Inc. Georgia. Jagung Anjuran di Lokasi Peima
Leclerc, J.C. 2003. Plant Ecophysiology. Tani Kabupaten Sumenep.
Science Publisher. New Hampshire. BuletinTeknikPertanian.
Lehmann, J., and Rondon, M. 2006. Biochar Srivastava, L.M. 2002. Plant Growth and
soil management on highly Development; Hormones and
weathered soils in the humid tropics. Environment. Academic Press.
In: Uphoff, N., Ball, A.S., Palm, C., London.
Fernandes, E., Pretty, J., Herren, H., Taiz, L., and Zeiger, E. 1991. Plant
Sanchez, P., Husson, O., Sanginga, Physiology. California: The
N., Laing, M., and Thies, J. Benjamin/Cummings Publishing
Biological Approaches to Company.
Sustainable Sol Systems. CRC Tisdale, S.L., Nelson, W.L., and Beaton,
Press. Boca Raton. FL. p.517-530. D.J. 1985. Soil Fertility and Fertilizer.
Lehmann, J., and Joseph, S. 2009. Biochar 4nd Ed.Publ. Co. New York.
for environmental management. Wahid, A. Peranan Pupuk NPK pada
Science and Technology. Earthscan Tanaman Padi.
Ltd. London. UK. http://agritek/ppua0160pdf. (Diakses
Leiwakabessy, F.M., Wahyudin, U.M., dan 22 Juni 2019).
Suwarno. 2003. Kesuburan Tanah. Yamato, M., Okimori, Y., Wibowo, I.F.,
Bogor. Departemen Ilmu Tanah dan Anshiori, S., and Ogawa, M. 2006.
Sumberdaya Lahan. Fakultas Effects of the application of charred
Pertanian Institut Pertanian Bogor. bark of Acacia mangium on the yield
Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of of maize, cowpea and peanut, and
Higher Plants. 2nd Ed. Academic soil chemical properties in South
Press. Sumatera, Indonesia. Soil Science
Mas’ud, P. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. and Plant Nutrition. 52:489-495.
Penerbit Angkasa. Bandung. Yusuf, T. 2011. Unsur Hara dan Fungsinya.
Oad, F.C., Buriro, U.A., dan Agha, S.K. http://tohariyusuf.wordpress.com/.
2004. Effect of organic and inorganic (Diakses 22 Juni 2019).
fertilizer application on maize fodder

Copy Right © 2019 Universitas Islam Kuantan Singingi 71

Anda mungkin juga menyukai