Anda di halaman 1dari 12

Jurnal AGRIFOR Volume XX Nomor 1, Maret 2021 ISSN P : 1412-6885

ISSN O : 2503-4960

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea Mays L.)


TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA KOMPOSISI PUPUK
MAJEMUK PADA LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA
Syamad Ramayana1, Suria Darma Idris1, Rusdiansyah1, Krisna Fajar Madjid2
1
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda
2
Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda
1
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 75124,
Indonesia.
E-Mail: syamadramayana@gmail.com, suriadarmaidris@gmail.com

ABSTRAK

Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Terhadap Pemberian Beberapa Komposisi
Pupuk Majemuk Pada Lahan Pasca Tambang Batubara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) terhadap pemberian beberapa jenis kandungan pupuk
majemuk pada lahan pasca tambang batubara dan mengetahui jenis kandungan pupuk majemuk terbaik untuk
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) pada lahan pasca tambang batubara. Penelitian
dilaksanakan di lahan pasca tambang batubara Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan satu faktor yaitu pemberian beberapa pupuk majemuk (P), terdiri dari 5taraf dan 5 ulangan
yaitu p0= Tanpa Pupuk; p1= 500 kg.ha-1NPK 20:10:10 setara 4,2 kg.petak-1;p2= 500 kg.ha-1 NPK 17:9:11
setara 4,2 kg.petak-1; p3= 500 kg.ha-116:16:16 setara 4,2 kg.petak-1 dan p4 = 500 kg.ha-1 setara 4,2 kg.petak-
1
15:20:13 setara 4,2 kg.petak-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian beberapa komposisi pupuk
majemuk berbeda tidak nyata terhadap semua parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang,
jumlah daun, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris biji, jumlah biji dalam baris, berat biji per
tongkol, berat biji per 100 butir, dan potensi hasil.
Kata kunci : Hasil, Jagung, Lahan Pasca Tambang Batubara, Pertumbuhan, Pupuk majemuk.

ABSTRACT

Growth and Yield of Corn (Zea Mays L.) On Giving Several Composition of Compound Fertilizer in Ex-
Coal Mining Land. This research aims to determine the growth and yield of Corn crops (Zea mays L.) on
the provision of several types of compound fertilizer content in postcoal mining land and to find out The best
type of compound fertilizer content for the growth and yield of corn crops (Zea mays L.) in In Ex-Coal
Mining Land. coal mine. The research was conducted in In Ex-Coal Mining Land in Bangun Rejo Village,
Tenggarong Seberang District, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan. The research used a
randomized complete block design (RCBD) with one factor, namely the application of several compound
fertilizers (P), consisting of 5 levels and 5 replications, namely p0 = without fertilizer; p1 = 500 kg.ha -1 NPK
20:10:10 equivalent to 4.2 kg. plot-1; p2 = 500 kg.ha-1 NPK 17: 9: 11 equivalent to 4.2 kg. plot-1; p3 = 500
kg.ha-1 16:16:16 equaling 4.2 kg. plot-1 and p4 = 500 kg.ha-1 NPK 15:20:13 equivalent to 4.2 kg. plot-1. The
results showed that the application of some composition fertilizer content was not significantly different for
all observed parameters, namely The height of the plant, the diameter of the stem, number of leaves, length
of cobs, diameter of cobs, number of seed rows, number of seeds in rows, weight of seeds per cob, The
weight of the seeds per 100 grains, and yield potential.
Key words : Compound Fertilizer, Corn, Growth, Yield, Post Coal Mining Land.

35
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung … Ramayana et al.

1. PENDAHULUAN Jagung (Zea mays L.) merupakan


Berdasarkan Grand Design salah satu komoditas utama tanaman
Rencana Tata Ruang dan Wilayah 2016- pangan yang mempunyai peranan penting
2036, Kalimantan Timur memiliki luas dan strategis dalam peningkatan
12.920.388 ha. Peruntukan lahan bagi perekonomian Indonesia. Komoditas ini
pengembangan pertanian secara luas mempunyai fungsi multiguna, baik untuk
3.700.000 ha yang meliputi perikanan konsumsi langsung, sebagai bahan baku
91.492 ha, perkebunan 3.269.478 ha serta utama industri pakan dan industri pangan,
pangan dan hortikultura 412.695 ha dan bahkan dibanyak negara sudah
(Bappeda Propinsi Kaltim, 2016). dimanfaatkan sebagai bahan baku bio-
Peruntukan lahan untuk pengembangan energi (Sulaiman dkk., 2018). Penanaman
pertanian kaitannya dalam menunjang jagung pada lahan pasca tambang
batubara diharapkan menjadi alternatif
ketahanan pangan masih berpeluang
sumber diversifikasi pangan selain padi
untuk dapat ditingkatkan luasannya
dan kedelai dalam menunjang ketahanan
dengan memanfaatkan lahan pasca
penambangan batubara yang selama ini pangan.
potensi itu terkesan seperti terabaikan. Tanaman dapat tumbuh dengan
Namun demikian diperlukan optimal bila dosis pupuk yang diberikan
beberapa tindakan untuk menanggulangi tepat. Penambahan sumber hara melalui
faktor pembatas lahan yang menjadi pemupukan diharapkan dapat
kendala sehingga memungkinkan meningkatkan hasil panen baik secara
pengembangannya untuk pertanian kuantitatif maupun kualitatif (Fadwiwati
dan Tahir, 2013). Pupuk merupakan
tanaman pangan dengan tetap menjaga
peranannya sebagai stabilisasi dan kunci dari kesuburan tanah untuk
peningkatan fungsi ekosistem. Lahan menggantikan unsur hara yang terangkut
pasca tambang batubara merupakan lahan saat panen dan mengganti unsur hara
marginal yang miskin unsur hara (Dariah yang hilang karena pencucian. Cooke
dkk., 2010), karena pasokan unsur hara (2015) menambahkan hara N, P dan K
pada tanaman tidak memadai (Kumar, merupakan hara yang sangat dibutuhkan
2013; Kumar dan Pandey, 2013) tanaman jagung untuk tumbuh dan
sehingga lahan tidak dapat lagi berproduksi, dimana untuk setiap ton biji
memberikan dukungan terhadap yang dihasilkan memerlukan 27,4 kg N,
pertumbuhan tanaman (Ramayana, 2015). 4,8 kg P dan 18,4 kg K.
Pengelolaan kesuburan tanah Nitrogen diperlukan untuk
merupakan bagian dari teknologi untuk pertumbuhan vegetatif tanaman seperti
meningkatkan produktivitas lahan pasca akar, batang dan daun pembentukan
tambang. Pemupukan adalah salah satu karbohidrat, protein, lemak dan
teknologi pengelolaan kesuburan tanah persenyawaan organik lain Iskandar,
yang diharapkan dapat meningkatkan 2013). Fosfor untuk pertumbuhan dan
produktivitas tanah pada level yang hasil tanaman, yang berperan penting
tinggi, namun penerapannya harus dalam memacu terbentuknya bunga, bulir
dilakukan secara tepat sesuai dengan pada malai, memperkuat jerami sehingga
kebutuhannya. Menurut Hadijah (2010) tidak rebah dan memperbaiki kualitas
tanaman tidak akan memberikan hasil gabah (Mulyani 2010). Peranan utama
yang maksimal apabila unsur hara yang Kalium bagi tanaman adalah sebagai
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan aktivator berbagai enzim yang berperan
perkembangannya tidak cukup tersedia dalam proses metabolisme dan memacu
terutama unsur N, P, dan K. translokasi karbohidrat dari daun ke

36
Jurnal AGRIFOR Volume XX Nomor 1, Maret 2021 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

organ tanaman (Lingga dan Marsono, 2.4. Prosedur Penelitian


2010). 2.4.1. Persiapan lahan dan pembuatan
. petak penelitian. Lahan yang telah
dibersihkan kemudian diolah
2. METODA PENELITIAN sampai gembur. Selanjutnya
ditabur kapur dolomit sebanyak
2.1. Tempat dan Waktu 15 kg.petak-1 dan permukaan
Penelitian dilaksanakan di lahan tanahnya diratakan. Petak
pasca tambang batubara Desa penelitian dibuat sebanyak 25
Bangun Rejo, Kecamatan berukuran 12 m x 7 m, dengan
Tenggarong Seberang, Kabupaten jarak antar petak 1 m.
Kutai Kartanegara, Kalimantan 2.4.2. Penanaman dan jarak tanam.
Timur.Waktu penelitian selama 4 Benih ditanam secara tugal
bulan, yaitu dari bulan Juni 2020 sedalam 2-3 cm dengan jarak
sampai September 2020 yang tanam 20 cm x 70 cm setelah
meliputi persiapan, observasi dan benih di tanam kemudian di tutup
pengamatan lapangan, pengambilan dengan tanah.
dan analisis data, serta penulisan 2.4.3. Perlakuan pemupukan. Pupuk
akhir laporan. diberikan secara tugal diantara
barisan tanaman pada umur 15
2.2. Bahan dan Alat
dan 30 hari setelah tanam,
Alat yang digunakan cangkul,
masing-masing sebanyak 2,1
parang, kertas label, penggaris,
kg.petak-1 sesuai dengan
meteran, jangka sorong, timbangan,
perlakuan kandungan pupuk
tali rafia, ajir (dari kayu), tugal, alat
majemuk.
tulis, computer, dan hand tractor.
2.4.4. Pemeliharaan meliputi
Sementara bahan yang digunakan
penyiraman yang disesuaikan
benih jagung hibrida (NK 212),
dengan kondisi kelembaban tanah,
pupuk majemuk (NPK) dengan
penyulaman pada umur 7 hari
kandungan pupuk NPK 20:10:10,
setelah tanam, penyiangan gulma
NPK 17:9:11, NPK 16:16:16, NPK
pada umur 15, 30, 45 dan 60 hari
15:20:13, kapur dolomit dan
setelah tanam, pemangkasan
pestisida matador.
batang 7 hari sebelum panen yang
menyisakan setengah bagian
2.3. Rancangan Penelitian
tanaman.
Penelitian menggunakan Rancangan
2.4.5. Pemanenan dilakukan dengan
Acak Kelompok (RAK) dengan satu
kriteria klobot berwarna coklat
faktor yaitu pemberian beberapa
muda dan kering, bijinya
komposisis pupuk majemuk (P),
mengkilat,ada tanda hitam (black
terdiri dari 5taraf dan 5 ulangan yaitu
layer) pada pangkal bijinya (80-
p0= Tanpa Pupuk; p1= 500 kg.ha-
1 100 hari).
NPK 20:10:10 setara 4,2 kg.petak-
1
;p2= 500 kg.ha-1 NPK 17:9:11 setara 2.5. Pengumpulan Data
4,2 kg.petak-1; p3= 500 kg.ha- Parameter tanaman yang diukur
1
16:16:16 setara 4,2 kg.petak-1 dan p4 meliputi tinggi tanaman (cm),
= 500 kg.ha-1 setara 4,2 kg.petak- diameter batang (cm), jumlah daun
1
15:20:13 setara 4,2 kg.petak-1. (helai), panjang tongkol (cm),
diameter tongkol (cm), jumlah baris
biji per tongkol (baris), jumlah biji

37
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung … Ramayana et al.

dalam baris (butir), berat biji per 3. HASIL PENELITIAN DAN


tongkol (g), berat biji per 100 butir PEMBAHASAN
(g), potemsi hasil (Mg.ha-1).
3.1. Tinggi Tanaman (cm) dan Jumlah
2.6. Analisis Data Daun (helai) Umur 15, 30 dan 45
Data yang diperoleh dianalisis sidik Hari Setelah Tanam (HST)
ragam. Bila terdapat perbedaan Hasil analisis ragam menunjukkan
nyata, maka untuk membandingkan bahwa pemberian beberapa komposisi
dua rata-rata antar perlakuan pupuk majemuk pada lahan pasca
digunakan uji Beda Nyata Terkecil tambang batubara berbeda tidak nyata
(BNT) pada taraf 5%. terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun
jagung (Zea mays L.) umur 15, 30 dan 45
HST (Tabel 1).

Tabel 1. Pemberian Beberapa Komposisi Pupuk Majemuk Pada Lahan Pasca Tambang BatubaraTerhadap
Tinggi Tanaman (cm) dan Jumlah Daun Jagung (Zea mays L.) (helai) Umur 15, 30 dan 45 HST

Tinggi Tanaman (Hari Setelah Tanam)(cm) Jumlah Daun (Hari Setelah Tanam)(helai)
Perlakuan

15 30 45 15 30 45

p0 23,75 57,21 110,75 3,25 6,58 8,00

p1 21,06 71,88 176,62 3,45 7,47 10,17

p2 21,09 75,18 170,50 3,63 7,71 10,03

p3 17,27 75,41 168,60 3,00 7,30 10,24

p4 12,85 64,16 163,79 2,11 6,65 9,76

38
Jurnal AGRIFOR Volume XX Nomor 1, Maret 2021 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

pupuk majemuk pada lahan pasca


3.2. Diameter Batang (cm) Umur 15, 30 tambang batubara berbeda tidak nyata
dan 45 HST, Panjang Tongkol (cm) terhadap diameter batang (cm) 15, 30 dan
dan Diameter Tongkol Jagung (Zea 45 HST, panjang tongkol (cm) dan
mays L.) (cm) Waktu Panen diameter tongkol Jagung (Zea mays L.)
(cm) Waktu Panen (Tabel 2).
Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa pemberian beberapa komposisi

Tabel 2. Pemberian Beberapa Komposisi Pupuk Majemuk Pada Lahan Pasca Tambang Batubara Terhadap
Diameter Batang (cm) 15, 30 dan 45 HST, Panjang Tongkol (cm) dan Diameter Tongkol Jagung
(Zea mays L.) (cm) Waktu Panen

Diameter Batang (Hari Setelah Panjang Tongkol Diameter Tongkol


Tanam)(cm) (cm) (cm)
Perlakuan

15 30 45 Panen Panen

p0 0,29 0,71 1,34 10,22 3,56

p1 0,33 1,03 1,96 15,08 4,17

p2 0,37 1,08 1,89 14,92 4,37

p3 0,23 1,11 1,91 14,96 4,28

p4 0,18 0,88 1,98 15,34 4,16

Pemberian beberapa komposisi kesuburan tanah yang rendah. Menurut


pupuk majemuk terhadap tinggi tanaman, Kasno dan Rostaman (2013) kekurangan
jumlah daun dan diameter batang unsur hara tertentu dalam tanaman dapat
tanaman jagung (Zea mays L.) pada lahan berakibat kurang optimalnya tanaman.
pasca tambang batubara umur 15, 30 dan Iskandar (2013) menambahkan bila
45 HST menunjukkan berbeda tidak tanaman jagung kekurangan salah satu
nyata (lihat Tabel 1 dan 2). Pertumbuhan unsur hara makro maka dapat
tanaman yang rendah dijumpai pada mengurangi efisiensi unsur hara lainnya
perlakuan tanpa pupuk majemuk (p0), hal sehingga menghambat pertumbuhan
ini diduga karena tidak adanya pasokan Namun bila dibandingkan dengan
hara dari luar maka kebutuhan hara tanpa pemupukan (kontrol), maka
tanaman hanya bersumber dari lahan perlakuan yang diberi pupuk cenderung
pasca tambang batubara yang memiliki menunjukan pertumbuhan tinggi

39
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung … Ramayana et al.

tanaman, jumlah daun dan diameter Menurut Fadwiwati dan Tahir


batang yang lebih baik. Hal ini diduga (2013) nitrogen merupakan hara esensial
karena pada perlakuan pupuk majemuk yang berfungsi sebagai bahan penyusun
NPK, unsur hara N, P dan K tersedia asam-asam amino, protein, dan bahan
dalam jumlah yang optimal dan seimbang penyusun komponen inti sel, sehingga
sehingga mampu memberikan pemupukan NPK yang cukup dan
keseimbangan hara makro bagi tanaman. berimbang dapat meningkatkan
Ashgar, dkk. (2010) menyatakan untuk pertumbuhan jagung lebih baik. Kasno
dapat tumbuh dengan baik tanaman dan Rostaman (2013) menambahkan
membutuhkan hara N, P dan K yang ketersediaan hara yang cukup dan
sangat berperan dalam pertumbuhan seimbang akan mempengaruhi proses
tanaman secara umum pada fase metabolisme pada jaringan tanaman yaitu
vegetatif. Mamoto (2015) menambahkan pembentukan dan perombakan unsur hara
pupuk NPK sangat dibutuhkan untuk dan senyawa organik dalam tanaman.
merangsang pembesaran diameter batang, Tidak semua pupuk majemuk
pembentukan akar serta pembentukan yang diberikan ke dalam tanah dapat
tinggi tanaman dan pasokan K yang diserap oleh tanaman jagung. Menurut
memadai menurut Ademiluyi dan Fabiyi Ashgar, dkk. (2010) N yang dapat diserap
(2015) akan membantu tanaman hanya sekitar 55-60% P sekitar 20%, K
membentuk diameter batang yang lebih antara 50-70%. Sementara menurut
besar. Ademiluyi dan Fabiyi (2015) sekitar 33%
Pemberian berbagai komposisi Subekti dkk. (2017) menambahkan pada
pupuk majemuk menghasilkan tanaman masa vegetatif akhir tanaman menyerap
yang lebih tinggi di bandingkan dengan unsur hara P sekitar 50% lalu diikuti oleh
perlakuan tanpa pupuk. Hal ini N dan K masing-masing sebesar 60%
disebabkan dengan pemberian pupuk sampai 70% dan 80% sampai 90%.
majemuk NPK akan meningkatkan
ketersediaan unsur hara N yang sangat 3.3. Jumlah Baris Biji (baris), Jumlah Biji
dibutuhkan untuk pertumbuhan vegetatif Dalam Baris (butir), Berat Biji per
tanaman. Seperti dikemukakan oleh Tongkol (g), Berat Biji per 100 Butir
Nurdin, dkk. (2010) bahwa unsur hara N (g) dan Hasil Pipilan kering Jagung
diperlukan tanaman untuk pembentukan (Zea mays L.) (Mg.ha-1) Waktu Panen
klorofil dan merangsang pertumbuhan Hasil analisis ragam menunjukkan
vegetatif tanaman seperti batang, cabang bahwa pemberian beberapa komposisi
dan daun. Ademiluyi (2015) pupuk majemuk pada lahan pasca
menambahkan N merupakan komponen tambang batubara berbeda tidak nyata
yang dikaitkan dengan aktivitas terhadap jumlah baris biji (baris), jumlah
fotosintesis yang tinggi, pertumbuhan biji dalam baris (butir), berat biji per
vegetatif yang kuat dan warna hijau tua tongkol (g), berat biji per 100 butir (g)
pada daun. dan hasil pipilan kering Jagung (Zea
mays L.) (Mg.ha-1) Waktu Panen (Tabel
3).

40
Jurnal AGRIFOR Volume XX Nomor 1, Maret 2021 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

Tabel 3. Pemberian Beberapa Komposisi Pupuk Majemuk Pada Lahan Pasca Tambang Batubara Terhadap
Jumlah Baris Biji (baris), Jumlah Biji Dalam Baris (butir), Berat Biji Per Tongkol (g), Berat Biji Per
100 butir (g) dan Hasil Pipilan Kering Jagung (Zea mays L.) (Mg.ha-1) Waktu Panen Waktu Panen

Jumlah Biji
Jumlah Baris Berat Biji Per Berat Biji Per Hasil
Dalam Baris
Biji (baris) Tongkol (g) 100 Butir (g) (Mg.ha-1)
Perlakuan (butir)

Panen Panen Panen Panen Panen

p0 12,03 20,22 100,50 25,22 5,04

p1 12,65 27,04 112,74 30,56 6,17

p2 13,13 30,07 115,98 30,89 6,20

p3 13,14 29,86 115,99 31,27 6,37

p4 12,94 27,31 114,69 31,22 6,28

memberikan hasil yang maksimal apabila


Pemberian beberapa komposisi unsur hara yang diperlukan tidak tersedia.
pupuk majemuk terhadap panjang dan Ketersediaan unsur hara merupakan salah
diameter tongkol, jumlah baris biji, satu faktor yang dapat mempengaruhi
jumlah biji dalam baris, berat biji per tingkat produksi suatu tanaman.
tongkol, berat biji per 100 butir, dan hasil Menurut Mamonto (2015) melalui
tanaman jagung (Zea mays L.) pada lahan pemupukan diharapkan dapat
pasca tambang batubara saat panen memperbaiki kesuburan tanah, antara lain
menunjukkan berbeda tidak nyata (lihat menggantikan unsur hara yang hilang
Tabel 2 dan 3). Perkembangan tanaman karena pencucian atau erosi dan yang
yang rendah dijumpai pada perlakuan terangkut oleh panen.
tanpa pupuk majemuk (p0), hal ini diduga Perlakuan pupuk majemuk NPK
karena kebutuhan hara tanaman hanya memberikan panjang dan diameter
bersumber dari lahan pasca tambang tongkol, jumlah baris biji, jumlah biji
batubara yang memiliki kesuburan tanah dalam baris, berat biji per tongkol, berat
yang rendah sehingga kurang mampu biji per 100 butir lebih baik dibandingkan
untuk menunjang perkembangan tanaman kontrol. Pemberian pupuk majemuk dapat
yang maksimal. Iskandar (2013) meningkatkan ketersediaan unsur hara N,
menyatakan bahwa tanaman tidak akan P, dan K yang berpengaruh terhadap

41
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung … Ramayana et al.

meningkatnya serapan unsur hara oleh dalam biji dan semakin baiknya sistem
tanaman sehingga dapat memberikan perakaran tanaman untuk dapat
hasil tongkol yang lebih baik. Seperti mengabsorbsi unsur hara dari dalam
dinyatakan oleh Raihan (2010) bahwa tanah. Translokasi fotosintat yang cukup
pemberian pupuk NPK dapat besar ke organ reproduktif menyebabkan
memperbesar ukuran buah, biji dan umbi pembentukan tongkol dan pengisian biji
hasil panen. Menurut Noviana (2011) berlangsung dengan baik dan biji yang
karakter panjang tongkol menunjukkan terbentuk berukuran lebih besar. Kasno
kepadatan biji dan erat kaitannya dengan dan Rostaman (2013) menambahkan bila
jumlah biji per tongkol. Jika tanaman tanaman kekurangan nutrisi sebelum
kekurangan N dan P akan menyebabkan pembentukan bunga jantan maka akan
perkembangan tongkol tidak sempurna, mengurangi jumlah bakal biji yang
Hara NPK akan ditranslokasikan terbentuk.
pada pembentukan tongkol dan pengisian Pemberian beberapa komposisi
biji sehingga diameter tongkol akan pupuk majemuk memberikan hasil
meningkat. Unsur P sangat dibutuhkan tanaman jagung (Zea mays L.) lebih baik
tanaman dalam pembentukan tongkol bila dibandingkan dengan perlakuan
(Mapegau, 2010). Hasil penelitian kontrol. Penelitian Ashgar et al, (2010)
Syarifuddin dan Suwarti (2012), dosis N hasil tanaman jagung meningkat dengan
mengakibatkan perbedaan panjang penggunaan pupuk NPK. Menurut
tongkol. Novriani (2010) menambahkan Taufik, dkk. (2014) ketersediaan unsur
pemupukan dapat meningkatkan panjang hara berkaitan dengan proses pengisian
tongkol dan diameter tongkol jagung. biji. Unsur hara yang diserap akan
Menurut Sirajuddin (2010) ukuran diakumulasikan ke daun menjadi protein
lingkar tongkol berpengaruh terhadap yang membentuk biji. Akumulasi bahan
produksi karena semakin besar lingkar hasil metabolisme pada pembentukan biji
tongkol, maka nilai bobot tanaman akan akan meningkat, sehingga biji yang
semakin tinggi. terbentuk memiliki ukuran dan berat yang
Hasil penelitian Maqsood et al maksimal, hal ini terjadi apabila
(2010), dan Sharer et al (2013) bahwa, terpenuhinya kebutuhan unsur hara yang
jumlah dan bobot 100 biji meningkat menyebabkan metabolisme berjalan
pada dosis pupuk tertentu. Menurut secara optimal. Pemberian dosis pupuk
Noviana (2011), tongkol yang lebih yang tepat perlu dilakukan untuk
panjang berpeluang dalam memberikan menyeimbangkan hara sehingga tanaman
hasil yang lebih tinggi, karakter panjang dapat tumbuh dan berkembang dengan
tongkol menunjukkan kepadatan biji dan baik (Taufik dan Nappu, 2015). Hasil
erat kaitannya dengan jumlah biji per jagung dapat ditingkatkan dengan
tongkol. Marvelia, et al (2016) pemupukan yang tepat baik dosis dan
menambahkan peran unsur hara P dalam waktu maupun jenis pupuk yang
pembentukan bunga mempengaruhi diberikan. Hara N, P dan K merupakan
pembentukan dan ukuran tongkol, karena hara makro yang sangat penting bagi
tongkol merupakan perkembangan dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman
bunga betina (Purba, 2017)
Bobot pipilan kering berkaitan Sementara rendahnya hasil jagung
dengan besarnya translokasi fotosintat ke pada perlakuan kontrol, diduga tanaman
dalam biji. Menurut Rahni (2012) kekurangan unsur N, P dan K. Hal ini
peningkatan bobot kering biji berkaitan sejalan dengan pendapat Syafruddin
dengan besarnya translokasi fotosintat ke (2011) bahwa kondisi lahan yang kurang

42
Jurnal AGRIFOR Volume XX Nomor 1, Maret 2021 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

subur menyebabkan produktifitas yang Asghar A, Ali A, Syed W.H, Asif M.T,
rendah. Menurut Ruchjaniningsih et al., Khaliq, Abid A.A. (2010). Growth
(2013) kekurangan fosfor berpengaruh and Yield of Maize Cultivars
terhadap metabolisme dan pertumbuhan Affected by NPK Application in
khususnya pembentukan tongkol dan biji Different Proportion. Pakistan
sedangkan kekurangan kalium dapat Journal Sci 62(4): 211-216
menurunkan hasil jagung 10%.
Bappeda Provinsi Kalimantan Timur,
Kekurangan N akan menyebabkan
(2016). Rencana Tata Ruang dan
tanaman jagung mempunyai
Wilayah Propinsi Kalimantan
pertumbuhan vegetatif yang tinggi tetapi
Timur.
hasil panen rendah. Weith dkk., (2011)
menambahkan kekurangan unsur hara P Dariah, A., A. Abdurachman dan D.
yang tersedia menyebabkan produksi Subardja. (2010). Reklamasi Lahan
merosot. Pasca Penambangan untuk
Perluasan Areal Pertanian. Jurnal
Sumberdaya Lahan 4(1):1-12. ISSN
4. KESIMPULAN 1907-0799.
Berdasarkan hasil penelitian Cooke, G.W. (2015). Fertilizing for
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung Maximum Yield. Granada
(Zea mays L.) terhadap pemberian Publishing Limited. London. P. 75-
beberapa komposisi pupuk majemuk pada 87.
lahan pasca tambang batu bara dapat
disimpulkan sebagai berikut: Fadwiwati, A,Y dan A.G.Tahir (2013).
1. Perlakuan beberapa komposisi pupuk Analisis Faktor-faktor yang
majemuk NPK menunjukkan Mempengaruhi Produksi dan
perbedaan tidak nyata terhadap semua Pendapatan Usahatani Jagung di
parameter yang diamati yaitu tinggi Provinsi Gorontalo. Jurnal
tanaman, diameter batang, jumlah Pengkajian dan Pengembangan
daun, panjang tongkol, diameter Teknologi Pengkajian 16 (2) : 92-
tongkol, jumlah baris biji, jumlah biji 101
dalam baris, berat biji per tongkol, Hadijah, A.D. (2010). Peningkayan
berat jagung per 100 butir, dan hasil. Produksi Jagung Melalui Penerapan
2. Perlakuan komposisi pupuk majemuk Inovasi Pengelolaan Tanaman
16:16:16 cenderung memberikan hasil terpadu. Jurnal Iptek Tanaman
lebih baik yaitu 6,37 Mg.ha-1 Pangan 5 (1): 64-73
dibandingkan dengan perlakuan
lainnya. Iskandar, D. (2013). Pengaruh Dosis
Pupuk N, P, K Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Jagung
DAFTAR PUSTAKA Manis di Lahan Kering. Prosiding
Seminar Teknologi untuk Negeri
Ademiluyi BO, Fabiyi EP. (2015). 2003, 2: 1 – 5
Response of Hybrid Maize (Zea
Kasno A. dan Tia Rostaman. (2013).
mays L.) to Organic and Inorganic
Serapan Hara dan Peningkatan
Fertilizers in Soils of South-West
Produkstivitas Jagung dengan
and North-Central Nigeria. Journal
Aplikasi Pupuk NPK Majemuk.
Plant Soil Sci 7(2): 121-127.

43
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung … Ramayana et al.

Jurnal Penelitian Pertanian Dosis yang Berbeda. Buletin


Tanaman Pangan. 32 (3): 176-186. Anatomi dan Fisiologi 14(2): 7-18.
Kumar, A., and A. Ch. Pandey. (2013). Mulyani SM. 2010. Pupuk dan Cara
Evaluating Impact of Coal Mining Pemupukan. Jakarta: PT Rineka
Activity Landuse/ Landcover Using Cipta.
Temporal Satellite Images in South
Noviana I, Ishaq I. (2011). Karakter Hasil
Karanpura Coalfields and Environs,
Galur dan Varietas Jagung pada
Jharkhand State, India. IJARSG–
MK II di Jawa Barat. Prosiding
An Open Access International
Seminar Nasional Pengkajian dan
Journal. ISSN 2320 – 0243.
Diseminasi Inovasi Pertanian
Kumar, B. M. (2013). Mining Waste Mendukung Program Strategis
Contaminated Lands: an Up Hill Kementrian Pertanian. Cisarua 9-
Battle for Improving Crop 11.
Productivity. College of Forestry,
Novriani. (2010). Alternatif Pengelolaan
Kerala Agricultural University,
Unsur Hara P (Fosfor) Pada
Thrissur, Kerala. Journal of
Budidaya Jagung. Jurnal Agronobis
Degraded and Mining Lands
2(2) : 42-49
Management 1 (1): 4350. ISSN:
2339-076X. Nurdin, Maspeke P., Illahude Z., dan F.
Zakaria. 2010. Pertumbuhan dan
Lingga, P dan Marsono. (2010). Petunjuk
Hasil Jagung yang Dipupuk N, P,
penggunaan pupuk. PT. Penebar
dan K pada Tanah Vertisol Isimu
Swadaya, Jakarta. 150 hlm
Utara Kabupaten Gorontalo. Jurnal
Mamonto, R. (2015). Pengaruh Tanah Tropika. 14(1): 49-56.
Penggunaan Dosis Pupuk Majemuk
Purba, R. (2017). Pengkajian Pemupukan
NPK Phonska terhadap
pada Usahatani Jagung di Lahan
Pertumbuhan dan Produksi Jagung
Kering dan Lahan Sawah di
Manis (Zea mays Saccharata).
Kabupaten Pandeglang Banten.
Skripsi. Fakultas Pertanian
Jurnal Agribisnis dan Sosial
Universitas Icshan, Gorontalo.
Ekonomi Pertanian 2 (1): 205-290
Mapegau. (2010). Pengaruh Pemupukan
Rahni NM. (2012). Efek Fitohormon
N dan P terhadap Hasil Jagung
PGPR terhadap Pertumbuhan
Kultivar Arjuna pada Tanah Ultisol
Tanaman Jagung (Zea mays L.).
Batanghari Jambi. Jurnal
Jurnal Agribisnis Pengembangan
Agronomi. 4 (1): 17-18.
Wilayah 3(2): 27-35.
Maqsood MA, Abid MA, Iqbal, Hussain
Raihan, H.S. (2010). Pemupukan NPK
MI. (2001). Effect of Variable Rate
dan Ameliorasi Lahan Pasang Surut
of N and P on Growth and Yield of
Sulfat Masam Berdasarkan Nilai
Maize ((Zea mays L.). Journal
Uji Tanah Untuk Tanaman Jagung.
Biology Science 1: 19-20.
Jurnal Ilmu Pertanian 9 (1): 20-28
Marvelia, A., S. Darmanti, dan S.
Parman. (2016). Produksi Tanaman
Jagung Manis (Zea mays L.
Saccharata) yang Diperlakukan
dengan Kompos Kascing dengan

44
Jurnal AGRIFOR Volume XX Nomor 1, Maret 2021 ISSN P : 1412-6885
ISSN O : 2503-4960

Ramayana, A.S. (2015). Studi Kondisi Sulaiman, A.A., I.K Kariyasa, Hoerudin,
Biogeofisik Lahan untuk Desain K. Subagyono, F.A. Bahar. (2018).
Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang Cara Cepat Swasembada Jagung.
Batubara. Disertasi Fakultas IAARD Press. Badan Penelitian dan
Kehutanan Universitas Pengembangan Pertanian, Jakarta.
Mulawarman, Samarinda. 140 hlm
Ruchjaniningsih, M. Thamrin dan M. Syafruddin. (2011). Modifikasi Sistim
Taufik. (2013). Respon varietas Pertanaman Jagung dan Pengolahan
jagung terhadap nitogen di lahan Brangkasan untuk Meningkatkan
sawah dan lahan kering. Jurnal Pendapatan Petani di Lahan Kering.
Pengkajian dan Pengembangan Jurnal Penelitian dan
Teknologi Pengkajian 16 (3):183- Pengembangan Pertanian. 30 (1):
189. 263-272
Sharer MS, Ayub M, Nadeem MA, Syarifuddin, M, Suwarti. (2012).
Ahmad N. (2013). Effect of Pengembangan Jagung Toleran
Different rates of N and P on Naungan dan N rendah pada Lahan
Growth and Grain Yield of Maize. Diantara Tanaman Perkebunan.
Journal Asian Plant Science 2(3): Jurnal Ilmu Pertanian 9 (1): 20-28
347-349.
Taufiq, M., Kuntyastuti H, A.G.
Sirajuddin, M. (2010). Komponen Hasil Manshuri. (2014). Pemupukan dan
dan Kadar Gula Jagung Manis (Zea Ameliorasi Lahan Kering untuk
mays L. Sacharata) Terhadap Peningkatan Produktivitas Kedelai.
Pemberian Nitrogen dan Zat Prosiding Lokakarya
Tumbuh Hidrasil. Fakultas Pengembangan Kedelai Melalui
Pertanian UNTAD, Palu. Pendekatan Pengelolaan Tanaman
Terpadu di Lahan Kering. Balai
Subekti NA, Syafiruddin, Efendi R,
Penelitian Aneka Kacang dan
Sunarti S. (2017). Morfologi
Umbi.
Tanaman dan Fase Pertumbuhan
Jagung. Balai Penelitian Tanaman
Serealia Sulawesi Selatan. URL:
http://balitsereallitbang.deptan.co.id

45
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung … Ramayana et al.

Taufik, M., Maintang, M.B. Nappu. Weith, M,. L. Asplund, and G. Bergkvist.
(2015). Kelayakan Usaha Tani (2011). Assesment of Nutrient use
Jagung di Sulawesi Selatan. Jurnal in Annual and Perennial Crops : A
Pengkajian dan Pengembangan Functional Concept for Analizing
Teknologi Pertanian 18 (1) : 67-80. Nitrogen Use Eficiency. Journal
Plant Soil 339 : 513-520.

46

Anda mungkin juga menyukai