ABSTRAK
1
THE EFFECT OF BOKASHI DECANTER SOLID AND MAGNESIUM
FERTILIZER ON PALM OIL GROWTH IN MAIN NURSERY
ON RED-YELLOW PODZOLIC SOIL
ABSTRACT
2
PENDAHULUAN
Kelapa sawit merupakan tanaman dari famili palmae yang di kenal karena dapat
menghasilkan minyak nabati. Tanaman kelapa sawit adalah tanaman yang banyak
dibudidayakan di Indonesia. Setiap aspek di dalam teknik budidaya tanaman kelapa
sawit sangat perlu diperhatikan seperti teknik pembibitan yang bertujuan untuk
menghasilkan bibit dengan kualitas pertumbuhan yang baik dan optimal.
Main Nursery atau pembibitan utama merupakan tahap kedua dari pembibitan
double stage yang dilakukan mulai umur 4-12 bulan sampai siap tanam. Main nursery
bertujuan untuk menghasilkan bibit yang sesuai dengan standar pertumbuhan kelapa
sawit sebelum ditanam ke lapangan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
bibit kelapa sawit di main nursery adalah kesuburan media tanam. Keterbatasan media
tanam yang subur di Kalimantan Barat menyebabkan penggunaan lahan marginal
mejadi alternatif sebagai media pembibitan kelapa sawit.
Salah satunya jenis tanah marjinal di Kalimantan Barat adalah tanah PMK.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2019) luas tanah PMK di Kalimantan Barat
mencapai 9.257.907 ha. Tanah PMK dikenal memiliki kesuburan yang rendah seperti
pH tanah yang masam, kandungan bahan organik rendah, kejenuhan basa kurang dari
35%, kejenuhan Al tinggi, KTK rendah, ketersediaan unsur hara rendah serta sangat
peka terhadap erosi. Kendala tersebut perlu diatasi dengan melakukan penambahan
bahan organik dan unsur hara yang diperlukan untuk memperbaiki kesuburan tanah
PMK sebagai media tanam pembibitan.
Penambahan bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik tanah. Salah satu
limbah sawit yang dapat dijadikan bahan organik pembenah tanah adalah decanter
solid. Decanter solid adalah limbah padat dari proses pengolahan buah kelapa sawit
menjadi minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) yang memakai sistem
decanter. Kandungan minyak di bawah 2 % yang terdapat pada limbah solid kelapa
sawit juga memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai bahan pupuk organik untuk
media tanaman.
METODE PENELITIAN
3
Penelitan ini Berlokasi di Dusun Sungai Mayam, Desa Sungai Mayam,
Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Waktu penelitian
ini berlangsung dari Tanggal 26 Oktober 2021 sampai dengan 26 Februari 2022. Bahan
yang digunakan adalah bibit D x P Marihat, tanah PMK, polybag, kapur, decanter solid,
dan pupuk magnesium. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah parang,
penggaris, meteran, ayakan, sekop, ember, timbangan, terpal, kantong plastik, oven,
gelas ukur, timbangan digital, gunting, alat dokumentasi, dan alat tulis. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari 9 kombinasi perlakuan, 3 ulangan, dan 3 tanaman sampel. Total keseluruhan
tanaman sampel yaitu 81, dengan perlakuan sebagai berikut : d1 = 27 ton/ha bokashi
decanter solid setara dengan 108 g/polybag (2,5% bahan organik tanah), d2 = 83 ton/ha
bokashi decanter solid setara dengan 334 g/polybag (5% bahan organik tanah), d3 = 139
ton/ha bokashi decanter solid setara dengan 560 g/polybag (7,5% bahan organik tanah),
n1 = 220 kg/ha atau 11 g/polybag, n2 = 420 kg/ha atau 21 g/polybag, n3 = 620 kg/ha
atau 31 g/polybag.
Pelaksanaan penelitian meliputi : Pembuatan bokashi decanter solid yang
ditambahkan EM4, gula, dan air, lalu diinkubasi kurang lebih 1 bulan; persiapan media
tanam tanah PMK yang telah dipersiapkan, ditimbang 8 kg/polybag dan dicampur
dengan kapur, serta bokashi decanter solid sesuai dosis perlakuan dan diinkubasi selama
2 minggu; pemindahan bibit kelapa sawit dari polybag kecil ke polybag besar dengan
menyayat polybag kecil secara vertikal, lalu bibit dikeluarkan dengan tanahnya dan
dimasukkan ke dalam polybag besar, kemudian dipindahkan ke lahan sesuai denah
penelitian dengan jarak tanam 70 x 70 cm; pembersihan lahan penelitian menggunakan
parang; pemupukan pupuk magnesium dengan dosis 11, 21 dan 31 g/polybag dan pupuk
NPK Mutiara 16:16:16 sebagai pupuk dasar sesuai dosis anjuran yang diberikan 1
minggu setelah tanam secara bertahap sebanyak 4 kali pemupukan; penyiraman
dilakukan 2 kali sehari dengan volume 1,5 liter/polybag/hari, penyiangan gulma di
sekitar polybag dan area tanam dengan menggunakan parang atau dicabut secara
manual menngunakan tangan. Variabel pengamatan meliputi: Pertambhan tinggi
tanaman (cm), pertambahan diameter bonggol (cm), jumlah pelepah daun (helai),
volume akar (cm), dan berat kering tanaman (g). Variabel penunjang meliputi: suhu
udara (oC), kelembaban udara (%), curah hujan (mm), dan pH tanah
Hasil
4
bonggol. Pemberian pupuk magnesium berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah
pelepah daun, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap variabel pertambahan diameter
bonggol, volume akar, dan berat kering tanaman. Selanjutnya dilakukan uji lanjut Beda
Nyata Jujur (BNJ) untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan dapat dilihat pada Tabel
1, 2, dan 3.
Tabel 1. Uji BNJ Pengaruh Interaksi Bokashi Decanter Solid dan Pupuk Magnesium
terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman 2 bst, 3 bst, dan 4 bst
Bokasi Decanter Solid dan Pupuk Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)
Magnesium (g/polybag) 2 bst 3 bst 4 bst
108 + 11 7,57 c 15,82 bc 25,93 b
108 + 21 8,41 bc 5,43 c 26,94 b
108 + 31 7,99 c 15,95 bc 26,95 b
334 + 11 8,36 bc 17,88 b 29,01 b
334 + 21 11,30 a 21,37 a 33.03 a
334 + 31 10,11 ab 20,75 a 33,04 a
560 + 11 11,08 a 21,50 a 33,23 a
560 + 21 10,14 ab 20,91 a 33,45 a
560 + 31 11,43 a 20,80 a 33,56 a
BNJ Interaksi 1,87 2,40 3,30
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf uji BNJ 5%
Hasil uji BNJ interaksi pada Tabel 1, menunjukkan bahwa rerata pertambahan
tinggi tinggi tanaman pada 2, 3, dan 4 bst dengan pemberian bokashi decanter solid dosis
334 g/polybag dan pupuk magnesium dosis 21 g/polybag berbeda nyata dengan
pemberian bokashi deacnter solid 108 g/polybag dan pupuk magnesium 11, 21, dan 31
g/polybag, bokashi decanter solid 334 g/polybag dan pupuk magnesium 11 g/polybag,
serta berbeda tidak nyata dengan pemberian bokashi decanter solid 334 g/polybag dan
pupuk magnesium 31 g/polybag, bokashi decanter solid 560 g/polybag dan pupuk
magnesium 11, 21, 31 g/polybag.
Tabel 2. Uji BNJ Pengaruh Bokashi Decanter Solid terhadap Pertambahan Tinggi
Tanaman 1 bst, Jumlah Pelepah Daun, Volume Akar, dan Berat Kering
Tanaman.
Bokashi Decanter Tinggi Tanaman Jumlah Pelepah Volume Berat
Solid (g/polybag) 1 bst (cm) Daun (helai) Akar (cm )3
Kering (g)
108 3,24 b 11,25 b 67,78 b 78,44 b
334 4,15 a 12,18 a 88,98 a 104,51 a
560 4,56 a 12,22 a 90,00 a 100,03 a
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf uji BNJ 5%
Hasil uji BNJ pada Tabel 2, menunjukkan bahwa rerata pertambahan tinggi
tanaman 1 bst, jumlah pelepah daun, volume akar, dan berat kering tanaman dengan
5
pemberian bokashi decanter solid dengan dosis 334 g/polybag berbeda nyata dengan
pemberian dengan dosis 108 g/polybag, tetapi berbeda tidak nyata dengan pemberian
dosis 560 g/polybag.
Tabel 3. Uji BNJ Pengaruh Pupuk Magnesium terhadap Jumlah Pelepah Daun
Pupuk Magnesium (g/polybag) Jumlah Pelepah Daun (helai)
11 11,44 b
21 12,25 a
31 11,96 ab
BNJ 5% = 0,55
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf uji BNJ 5%
Hasil uji BNJ pada Tabel 3, menunjukkan bahwa rerata jumlah pelepah daun
dengan pemberian pupuk magnesium dengan dosis 21 g/polybag berbeda nyata dengan
pemberian dosis 11 g/polybag, tetapi berbeda tidak nyata dengan pemberian dosis 31
g/polybag.
10
Tinggi Tanaman 1 bst (cm)
6
4.28 4.09 4.13 4.25
4 3.53 3.45
2.81 2.93 2.79
2
0
108+11 108+21 108+31 334+11 334+21 334+31 560+11 560+21 560+31
Kombinasi bokashi decanter solid dan magnesium (g/
tanaman)
Gambar 1. Nilai Rerata Pertambahan Tinggi Tanaman 1 bst pada Berbagai Dosis
Perlakuan Bokashi Decanter Solid dan Magnesium
6
4
0
108+11 108+21 108+31 334+11 334+21 334+31 560+11 560+21 560+31
Kombinasi bokashi decanter solid dan magnesium (g/tanaman)
Gambar 2. Nilai Rerata Pertambahan Diameter Bonggol pada Berbagai Dosis Perlakuan
Bokashi Decanter Solid dan Magnesium
25
Jumlah Pelepah Daun
20
15 12.44 11.78 11.78 11.67 11.56
11.00
(helai)
Gambar 3. Nilai Rerata Jumlah Pelepah Daun pada Berbagai Dosis Perlakuan Bokashi
Decanter Solid dan Magnesium
250
Volume Akar (cm3)
200
150
106.67 100.00
100 76.67 83.33 86.67 83.33
66.67 66.67 70.00
50
0
108+11 108+21 108+31 334+11 334+21 334+31 560+11 560+21 560+31
Kombinasi bokashi decanter solid dan magnesium (g/tanaman)
Gambar 4. Nilai Rerata Volume Akar pada Berbagai Dosis Perlakuan Bokashi Decanter
Solid dan Magnesium
B era t Kering T a na m a n
250
(g )
200
150
103.89 105.98
100 75.93 84.16 77.84
67.69 65.15 66.72
52.93
50
0
108+11 108+21 108+31 334+11 334+21 334+31 560+11 560+21 560+31
Kombinasi bokashi decanter solid dan magnesium (g/tanaman)
7
Gambar 5. Nilai Rerata Berat Kering Tanaman pada Berbagai Dosis Perlakuan Bokashi
Decanter Solid dan Magnesium
Untuk variabel yang berpengaruh tidak nyata dapat dilihat dalam bentuk grafik
pada Gambar 1, 2, 3, 4 dan 5. Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai rerata pertambahan
tinggi tanaman pada berbagai perlakuan bokashi decanter solid dan pupuk magesium 1
bst berkisar antara 2,81 – 4,28 cm. Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai rerata
pertambahan diameter bonggol pada berbagai perlakuan bokashi decanter solid dan
pupuk magesium berkisar antara 1,90 – 2,31 cm. Gambar 3 menunjukkan bahwa nilai
rerata jumlah pelepah daun pada berbagai perlakuan bokashi decanter solid dan pupuk
magnesium berkisar antara 10,22 – 12,44 helai. Gambar 4 menunjukkan nilai rerata
volume akar pada berbagai perlakuan bokashi decanter solid dan pupuk magnesium
berkisar antara 66,67 – 106,67 cm3. Gambar 5 menunjukkan nilai rerata berat kering
tanaman pada berbagai perlakuan bokashi decanter solid dan pupuk magnesium berkisar
antara 52,93 – 105,98 g.
Pembahasan
10
tersebut menunjukkan bahwa untuk tinggi tanaman dan jumlah pelepah daun masih
dibawah standar pertumbuhan bibit kelapa sawit.
KESIMPULAN
Pemberian bokashi decanter solid 83 ton/ha atau 334 g/polybag (5% bahan organik
tanah) dan pupuk magnesium 420 kg/ha atau 21 g/polybag memberikan pertumbuhan
yang terbaik di main nursery pada tanah PMK.
DAFTAR PUSTAKA
12