Anda di halaman 1dari 9

ISSN 0852-8349

JURNAL PENELITIAN UNIVERSITAS JAMBI


SERI SAINS

Volume 14, Nomor 1, Januari– Juni 2012

Daftar Isi
Sifat Kimia Tanah Ultisol dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L) Merril)
Akibat Perbedaan Waktu Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Ermadani 01 - 08
Analisis Kebijakan Perubahan Tarif Puskesmas di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat Propinsi Jambi
Dwi Noerjoedianto 09 - 16
Sifat Kimia dan Fisika Kerupuk Opak dengan Penambahan Daging Ikan
Gabus (Ophiocephalus striatus)
Hajar Setyaji, Viny Suwita, dan A. Rahimsyah 17 - 22
Identifikasi Jenis dan Perbanyakan Endomikoriza Lokal di Hutan
Kampus Universitas Jambi
Rike Puspitasari Tamin, Nursanti, dan Albayudi 23 - 28
Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Potensi Produksi untuk
Meningkatkan Hasil Tandan Buah Segar (TBS) pada Lahan Marginal
Kumpeh
Arsyad AR, Heri Junedi dan Yulfita Farni 29 - 36
Pengaruh Penambahan Gelatin terhadap Pembuatan Permen Jelly dari
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)
Silvi Leila Rahmi, Fitry Tafzi, dan Selvia Anggraini 37 - 44
Lama Periode Parasit Glochidia Kijing Taiwan (Anodonta Woodiana Lea)
pada Berbagai Jenis Ikan sebagai Inang
Afreni Hamidah 45 - 48
Efek Penggunaan Azolla Microphylla Fermentasi sebagai Pengganti
Bungkil Kedele dalam Ransum terhadap Bobot Organ Pencernaan
Ayam Broiler
Noferdiman 49 - 56
Efektivitas Lateks Pepaya (Carica papaya) terhadap Perkembangan
Colletotrichum capsici pada Buah Cabai (Capcicum annuum L)
Marlina, Siti Hafsah, dan Rahmah 57 - 62

Pedoman Penulisan
Volume 14, Nomor 1, Hal. 29-36 ISSN 0852-8349
Januari – Juni 2012

PEMUPUKAN KELAPA SAWIT BERDASARKAN POTENSI PRODUKSI


UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANDAN BUAH SEGAR (TBS)
PADA LAHAN MARGINAL KUMPEH

(OIL PALM FERTILIZING BASED ON POTENTIAL OF PRODUCTION TO


INCREASE THE YIELD OF FRUIT FRESH BUNCHES AT MARGINAL
LAND OF KUMPEH)

Arsyad AR, Heri Junedi dan Yulfita Farni


Program Studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat Jambi, 36361

Abstract
The effort of fertilizing on oil palm at farmers’ land has to consider many factors. Two of them
have to considered are the amount of nutrients uptaken by plant and the availability of nutrients in
the soil. The purpose of this research was to see the effect of fertilizing based on production
potential of fruit fresh bunches on the weight of fruit fresh bunches of oil palm. The experiment
was carried out at a farmer’s land in Muara Kumpeh, Muaro Jambi, Jambi for 3 months. The
treatments were arranged in randomized completely design consisting of (a). Control/without
fertilizer, (b). Cow manure 20 ton ha-1, (c). NPK fertilizer 15:15:15, (d). 0,294 kg N, 0,0048 kg P and
0, 378 kg K, (e). 0,392 kg N, 0,064 kg P and 0,504 kg K, (f). 0,490 kg N. 0,080 kg P and 0,630 kg K,
(g). 0,588 kg N, 0,096 kg P and 0,756 kg K. The result of study showed that the highest weight of
fruit fresh bunches of oil palm was achieved by application of 0,588 kg N, 0,096 kg P and 0,756 kg
K.

Keywords: fertilizing, fruit fresh bunches, oil palm

PENDAHULUAN mobilisasi, serta kemudahan hara tersedia


untuk mencapai zona perakaran tanaman.
Tanaman kelapa sawit banyak menempati Oleh karena itu diperlukan metode empiris
tanah-tanah yang memiliki tingkat kesuburan untuk menentukan status hara di dalam tanah
fisik dan kimia yang rendah. Pemupukan dan tanaman untuk memberikan pedoman
dapat mendukung produktivitas tanaman yang efektif bagi praktik pemupukan.
sawit, mengingat kelapa sawit tergolong Diagnosis kebutuhan pupuk untuk tanaman
tanaman yang konsumtif terhadap unsur hara. kelapa sawit dilakukan untuk mengetahui
Pemupukan pada kelapa sawit pada lahan jumlah pupuk yang harus diaplikasikan. Hal
petani, harus mempertimbangkan banyak tersebut penting untuk diperhatian agar
faktor, diantaranya : jumlah hara yang diserap diperoleh hasil (produk) yang optimal.
tanaman, hara yang dikembalikan, hara yang Metode diagnosis kebutuhan hara untuk
hilang dari zona perakaran, dan hara yang tanaman kelapa sawit dapat dilakukan
terangkut panen, serta kemampuan tanah berdasarkan hasil percobaan pemupukan.
menyediakan hara. Kebanyakan petani sawit belum banyak
Kemampuan tanah dalam meyediakan mengetahui cara pemupukan yang benar
hara mempunyai perbedaan yang sangat untuk meningkatkan hasil tanaman kelapa
menyolok dan tergantung pada jumlah hara sawitnya, terutama dalam meningkatkan
yang tersedia, adanya proses fiksasi dan tandan buah segar.

29
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

Tanaman kelapa sawit memerlukan pupuk rendah dan kurang menguntungkan untuk
dalam jumlah yang tinggi, mengingat bahwa 1 pertumbuhan tanaman (Koedadiri dan
ton TBS yang dihasilkan setara dengan 6,3 kg Winarno, 1999)
Urea, 2,1 kg TSP, 7,3 kg MOP, dan 4,9 kg Kondisi lahan di areal petani di desa Pudak
Kiserit (Poeloengan et al. 2001) Kumpeh sebagian besar merupakan lapisan
Menurut Sugiyono, et al (2005), pemupukan tanah permukaan yang padat dan kurang
pada tanaman kelapa sawit membutuhkan subur. merupakan lapisan penimbunan liat.
biaya yang sangat besar sekitar 30% terhadap Sifat fisika tanah pada areal ini telah
biaya produksi atau sekitar 60% terhadap mengalami kemerosotan (penurunan) kualitas.
biaya pemeliharaan. Pemanfaatan pupuk Kondisi lahan tidak dikelola dengan baik,
organik, dapat memperbaiki lahan petani tergenang, dan lapisan tanah ini sampai
dalam meningkatkan tandan buah kelapa kedalaman tertentu kurang subur dan sulit
sawit, apalagi bila di barengi dengan pupuk untuk ditembusi perakaran tanaman Air hujan
anorganik. Menurut Pahan (2007), bahan yang jatuh pada areal ini akan tergenang atau
organik dapat memperbaiki struktur tanah mengalir melalui permukaan atau sedikit
dan memberikan hara bagi tanaman. tertahan di dalam tanah pada musim kemarau.
Pemberian bahan organik sebagai pupuk Akibatnya ketersediaan air untuk tanaman
memberikan pengaruh yang sangat kompleks menjadi terganggu.
bagi pertumbuhan tanaman, karena Kegiatan suatu pertanian pada lahan
kemampuannya memperbaiki sifat fisik dan
semacam ini mempunyai potensi untuk
kimia tanah, Aplikasi kompos tandan kosong
menimbulkan kemarginalan sebagai akibat
kelapa sawit pada percobaan di pot dapat
sifat lahan.
meningkatkan KTK media tanah dari 20,6
Tanah sebagai modal dasar peningkatan
mejadi 39,7 me/100 g tanah (Darmosarkoro,
et.al. 2001). hasil pertanian dan usaha konservasi tanah
Dalam menentukan pemupukan anorganik merupakan cara menjaga dan meningkatkan
pada kelapa sawit harus mengacu pada konsep kualitas, kuantitas dan produktivitas tanah
efektivitas dan efisiensi yang maksimum. (Sarief, 1989).
Menurut Pahan (2007) sifat pupuk yang Jika sistem bertani dengan olah tanah
penting adalah kandungan unsur hara utama intensif/konvensional pada lahan kering
pupuk, kandungan unsur hara tambahan, dibiarkan berlangsung dalam waktu lama
rekasi kimia pupuk di dalam tanah, serta tanpa disertai usaha konservasi tanah, maka
kepekaan pupuk terhadap pengaruh iklim. produktivitasnya akan cepat menurun dan
Respon tanaman terhadap pemberian generasi mendatang akan mewariskan lahan
pupuk tergantung pada keadaan tanaman dan kritis yang cukup luas.. Pengalaman
ketersediaan hara di dalam tanah, Semakin menunjukkan bahwa produktivitas tanah
besar respon tanaman, semakin banyak unsur dapat dipertahankan ataupun dapat
hara dalam tanah (pupuk) yang dapat diserap ditingkatkan jika dikelola dengan baik.
oleh tanaman untuk pertumbuhan dan Penelitian ini bertujuan untuk melihat
produksi. Menurut Sugiyono, et al. (2005), pengaruh perlakuan pemupukan berdasarkan
perimbangan hara kation K, Ca dan Mg di potensi prodksiTBS, terhadap kondisi
dalam tanah, terutama K vs Mg, menjadi kesuburan lahan dan bobot hasil tandan buah
faktor pembatas bagi tercapainya
segar (TBS) tanaman sawit di lahan petani
produktivitas kelapa sawit. Antagonisme K vs
Muara Kumpeh
Mg mengakibatkan defisiensi hara K dan atau
Mg di lapangan. Defisiensi K dan Mg
disebabkan kadar hara di tanah rendah. BAHAN DAN METODA
Lahan di perkebunan kelapa sawit
didominasi oleh tanah-tanah marginal. Tanah Penelitian dilaksanakan pada lahan milik
tersebut memiliki karakteristik fisika dan petani sawit desa Pudak Kumpeh Ulu. Waktu
kimia sehingga tingkat kesuburan tanahnya pada Agustus-November 2011.

30
Arsyad AR, dkk. : Pemupukan kelapa sawit berdasarkan potensi produksi untuk meningkatkan
hasil tandan buah segar (TBS) pada lahan marginal Kumpeh

Bahan-bahan percobaan meliputi contoh B6 = penggunaan pupuk dosis 30/25 x


tanah di lokasi, Peralatan menggunakan ring (N,P,K), setara dengan 0,588 kg N,
sample, cangkul, parang, kantong plastik, 0,096 kg P dan 0,756 kg K.
spidol. Pohon sawit yang akan diperlakukan
Penelitian menggunakan rancangan acak dengan pupuk adalah tumbuh dan berbuah
lengkap, dengan 7 perlakuan dan normal pada umur TM 9 tahun. Pupuk
menggunakan tiap tiga pohon sawit sebagai perlakuan disebar sekitar pokok sawit terlebih
ulangan. Perlakuan berdasarkan potensi dahulu dibersihkan dari gulma. Pupuk
produksi. Jumlah unsur hara yang diserap organik yang digunakan adalah pupuk
untuk pembentukan/pengisian TBS kandang asal kotoran sapi, dipilih yang
diproporsikan dengan mengalikan faktor Y/25 matang, dosis menurut perlakuan juga
x unsur hara yang terangkut oleh kelapa sawit ditaburkan disekeliling pohon secara merata.
per ha/per tahun (Y=potensi produksi). Sedangkan pupuk anorganik yang digunakan
Berdasarkan data penelitian penyerapan TBS adalah Urea 46%, TSP 46% dan KCl 45%.
oleh kelapa sawit untuk 25 ton/ha, menyerap Panen dilakukan dalam beberapa periode.
N kg adalah 0,49 kg, P 0,08 kg Apabila buah matang secara serempak dapat
, K 0,63 kg , Mg 0,14 kg dipanen sekaligus, tetapi apabila tidak bisa
dan Ca 0,13 kg k (Pahan, bersamaan, dapat dilakukan 2 kali.
2006). Parameter yang diamati meliputi data fisik
Faktor yang dicobakan pada percobaan ini tanah, kimia tanah dan tanaman. Diantara sifat
diasumsi hasil TBS kelapa sawit petani adalah fisik tanah yang diamati meliputi : Berat
diantara 15 hingga 30 ton/ha, maka Volume Tanah (g ), Total ruang pori
diagnosisnya adalah : (%), Kadar air tanah lapang. Parameter kimia
B0 = tanpa menggunakan pupuk tanah, meliputi : pH, KTK, Kejenuhan Basa
B1 = penggunaan pupuk organik kotoran dan N-total, P-Bray 1 dan K-dd, Ca-dd dan
sapi 20 ton/ha Mg-dd serta C-organik. Pengamatan
B2 = Penggunaan pupuk anorganik dosis parameter tanaman meliputi: Berat TBS (kg),
standar Petani pupuk Majemuk NPK: Jumlah TBS dan Lingkaran batang serta
15;15;15 sebanyak 4 genggam tangan Jumlah pelepah. Data dianalisis dengan sidik
dewasa ragam dan Uji jarak ganda duncan.
B3 = penggunaan pupuk dosis 15/25 x
(N,P,K) atau setara dengan 0,294 kg HASIL DAN PEMBAHASAN
N, 0,0048 kg P dan 0,378 kg K
Karakteristik Tanah di Lokasi Penelitian
B4 = penggunaan pupuk dosis 20/25 kg Karakteristik fisika dan kimia tanah di
(N,P,K), setara dengan 0,392 kg N, lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 1
0,064 P dan 0,504 kg K dan 2
B5 = penggunaan pupuk dosis 25/25 x Sifat Fisika Tanah.
(N,P,K), setara dengan 0,490 kg N, Hasil analisis tanah terhadap sifat fisika
0,080 kg P dan 0,630 kg K tanah dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 1. Sifat fisika tanah lokasi penelitian.


Sifat Fisika Tanah Satuan ukuran Nilai Keterangan
Berat Volume g/cm3 1,15 Sedang
Total Ruang Pori % 63 Sedang
Kadar Air Lapang % 58 -
Tekstur tanah:
pasir % 51,90 Lempung ber liat
debu % 32,32
liat % 25,76

31
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

Pada Tabel 1. sifat fisika tanah untuk berat kimia air berperan sebagai agen pengangkut
volume tanah adalah sedang, total ruang pori zat terlarut dan suspensi yang terlibat dalam
sedang dan kadar tanah cukup, sedangkan perkembangan tanah dan degradasi.
tektur tanah adalah lempung berliat. Produksi tanaman pertanian sangat
Berat Volume Tanah. BV lokasi dipengaruhi oleh ketersediaan air, dan juga
penelitian adalah 1,15 g cm-3. Nilai BV ini pada gilirannya sifat-sifat tanah dan
memiliki kriteria sedang (Saefuddin Sarief, kandungan air dalam tanah. Kadar air di
1989). Menurut Undang, et.al. (2006). BV dalam tanah, terutama sekitar daerah
tanah mineral berkisar 0,6 – 1,4 g cm-3 . BV perakaran harus cukup untuk memenuhi
tanah mineral berteksur halus berkisar 1,0 – kebutuhan air tanaman atau berada dalam
1,3 g cm-3 ,sedangkan tanah berpasir 1,4 -1,7 kondisi kapasitas lapang, agar tanah dapat
g cm-3. Tanah dengan bahan organik tinggi tumbuh dengan optimal. Kadar air tanah
mempunyai BV lebih rendah. Tanah dengan sangat diperlukan untuk menilai apakah
tekstur kasar, mempunyai BV lebih tinggi. kondisi kadar air dalam tanah tersebut sudah
BV diamati karena keterkaitannya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air
erat dengan kemudahan penetrasi akar di tanaman atau belum.
dalam tanah. Nilai BV tergantung pada Tekstur tanah. Tekstur tanah penelitian
kandungan bahan organik, tekstur tanah, memiliki lempung berliat. Tekstur adalah
kedalaman perakaran, struktur tanah dan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu
pengaruh pengelolaan tanah. dan liat. Salah satu kelas tekstur tanah adalah
Total Ruang Pori,TRP. Nilai TRP pada lempung.
tanah penelitian adalah 63% tergolong sedang. Lempung sering dianggap sebagai tekstur
Tanah kondisi baik untuk pertumbuhan yang optimal untuk pertanian. Lempung
tanaman mengandung kira-kira 50% total mempunyai komposisi yang seimbang antara
ruang pori berdasarkan volume tanah. Nilai fraksi kasar dan fraksi halus, dan Pada tanah
TRP penting untuk mengetahui pertukaran gas lempung kapasitas menjerap hara pada
antara tanah dan atmofir, pertumbuhan akar, umumnya lebih baik daripada pasir, sementara
pergerakan air dan cadangan air. drainse, aerasi dan kemudahannya diolah
Total ruang pori terdiri dari rongga udara lebih baik daripada liat
antara butir pasir, debu dan liat dan antara Tekstur tanah atau besar butir tanah
agregat-agregat. Tektur dan struktur adalah berhubungan erat dengan pergerakan air dan
faktor utama menguasai sejumlah pori-pori zat terlarut, udara, pergerakan panas, berat
dalam tanah. Bahan organik mempengaruhi volume tanah, luas permukaan spesifik,
porositas secara tak langsung melalui kemudahan tanah memadat dan lain-lain.
pengaruh struktur. Sifat Kimia Tanah dari hasil analisis
Kadar Air Tanah. Kadar air tanah lapang contoh tanah pada lokasi penelitian dapat
saat penelitian adalah 58% volume. Pada dilihat pada Tabel 2.
kondisi kapasitas lapang, air tersedia adalah Dari Tabel 2. Sifat kimia tanah penelitian
100%. Saat kadar air dalam tanah < 50% dari menunjukan pH sangat masam, kadar C-
air tersedia, maka dapat menurunkan organik tanah sedang, N-Total tanah yang
produksi. rendah, dan P-Bray 1 sangat rendah, K-dd
Menurut Hillel (1996), tanah berpasir, nilai rendah, serta Ca-dd dan Mg-dd sangat rendah.
kadar air tanah jenuh adalah 40-50%, Selanjutnya nilai KTK tanah tergolong rendah
sedangkan pada tanah liat bisa mencapai 60%. dengan Kejenuhan Basa sangat rendah.
Air tanah, mengendalikan hampir seluruh Kondisi sifat tanah seperti ini biasanya
proses fisik, kimia dan biologi yang terjadi di mempunyai kemampuan produktivitras
dalam tanah. Air berperan sebagai pelarut dan rendah.
agen pengikat antar partikel-partikel tanah, Tanah dengan sifat sangat masam akan
yang selanjutnya berpengaruh terhadap berakibat kelarutan pada garam-garam
stabilitas struktur dan kekuatan tanah. Secara aluminium (Coleman dan Mechlich,1957).

32
Arsyad AR, dkk. : Pemupukan kelapa sawit berdasarkan potensi produksi untuk meningkatkan
hasil tandan buah segar (TBS) pada lahan marginal Kumpeh

Tabel 2. Sifat kimia tanah lokasi penelitian


Sifat Kimia Tanah Satuan ukuran Nilai Keterangan
pH - 4,00 Sangat Masam
KTK me/100gr 11,94 Rendah
KB % 18,01 Sangat rendah
C-organik % 2,09 Sedang
N-total % 0,19 Rendah
P-Bray 1 (ppm) 9,09 Sangat rendah
K-dd me/100gr 0,13 Rendah
Ca-dd me/100gr 0,32 Sangat rendah
Mg-dd me/100gr 0,06 Sangat rendah

Pada pH rendah, ion fosfat membentuk terpegang kuat oleh tanah. Pemberian fosfat
senyawa yang tidak larut dengan besi dan dalam jumlah besar dapat berubah menjadi
aluminium. pH optimum untuk fosfat ada di fraksi yang sukar larut dan mempunyai daya
sekitar 6,5. Tanaman sawit dapat tumbuh dan ikat yang tinggi pada tanah-tanah merah, oleh
sangat sesuai tumbuh pada tanah dengan pH karena P membentuk fraksi fosfat aluminium
5,0-6,0 dan fosfat besi.
Kapasitas tukar kation, termasuk sifat Fosfat dalam tanah sama dengan halnya
kimia tanah yang sangat erat kaitannya dengan nitrogen dalam bentuk organis, sukar
dengan tingkat kesuburan tanah atau larut dan tidak tersedia bagi tanaman,
produktivitas tanah pertanian. Pada lokasi tersedianya dipengaruhi oleh pH tanah. Agar
tanah penelitian KTK tanah adalah rendah. tanaman memperoleh fosfat dari tanah sesuai
Tanah dengan KTK tinggi akan mampu kebutuhannya harus diberikan melampaui
menjerap, menyimpan dan menyediakan daya fiksasinya.
unsur hara cukup banyak bagi tanaman. Untuk K dapat ditukar dalam tanah pada lokasi
pertumbuhan tanaman sawit sangat sesuai penelitian adalah rendah. Dalam tanah K
tumbuh pada KTK diatas sedang. bersifat antagonis terhadap Ca dan Mg,
Kejenuhan basa, merupakan perbandingan sehingga perlu
antara jumlah kation-kation basa dengan pertimbangan hara tertentu untuk
jumlah semua kation yang terdapat pada meminimalkan sifat antagonisme tsb.
kompleks jerapan tanah yang terdiri dari Komposisi kation yang baik di dalam tanah
kation asam dan basa. Pada lokasi tanah untuk pertumbuhan tanaman adalah 5% ,
penelitian KB tanah adalah sangat rendah. 65% + dan 10% (Bear dan
Tanah dengan KB tinggi menunjukkan
Toth, 1946 dalam Sugiyono et al. 2005).
kandungan kation basa yang umumnya
Ca dapat dipertukarkan pada tanah
merupakan unsur hara tanaman yang tinggi
penelitian adalah sangat rendah, begitu juga
pula. Tanah demikian termasuk tanah yang
dengan Mg-dd. Status kesuburan tanah pada
subur bagi pertanian.
areal kelapa sawit dapat digolongkan rendah,
N-total tanah penelitian adalah rendah.
sedang dan tinggi bila K dapat dipertukarkan
Bila N tesedia rendah pada tanah berturut-turut adalah: < 0,2, 0,2-0,5 dan >0,5
pertumbuhan tanaman akan terganggu, mg/100 g tanah, sedangkan untuk kreteria Mg
mengakibatkan tebalnya dinding sel daun, dapat dipertukarkan rendah, sedang dan
ukuran sel lebih kecil, daun menjadi keras, tinggi, bila kadar Mg dalam tanah < 0,4, 0,4 -
dan penuh dengan serat-serat. Sebaliknya bila 1,0 dan > 1,0 mg/100 g tanah.
jumlah N di dalam tanah terlalu banyak akan
menghambat pembungaan dan pembuahan Parameter Tanaman
tanaman. Beberapa parameter tanaman yang diamati
Nilai P di dalam tanah lokasi penelitian dalam percobaan pemupukan ini adalah :
adalah sangat rendah. P biasanya didalam besar lingkaran batang(cm), banyaknya
tanah stabil, tidak mudah dibawa oleh air, P jumlah pelepah (lembar) dan banyaknya

33
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

jumlah tandan buah (tandan) serta berat pada perlakuan B4 didapatkan jumlah pelepah
tandan buah segar (TBS)(kg) per pohon. yang lebih sedikit per pohon. Banyaknya
Hasil pengamatan parameter tanaman jumlah optimal dari pelepah (luas daun)
sawit dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, menjamin serapan
Tabel 5 dan Tabel 6. meningkatkan evapotranspirasi, lebih lanjut
Pada Tabel 3. menunjukkan bahwa ada berfungsi membentuk karbohidrat dalam
keragaman besar lingkar batang tanaman proses fotosintesis.Pengamatan berat tandan
sawit pada lahan petani. buah segar per pohon ditunjukkan pada Tabel
5.
Tabel 3. Besar lingkaran batang (cm) per pohon
Lingkar Batang Tabel 5. Banyaknya TBS panen per pohon
Perlakuan Banyak TBS
(cm/pohon) Perlakuan
(pohon)
B0 (tanpa pupuk) 239 ab B0 (tanpa pupuk) 3,67 b
B1(kotoran sapi 20 ton/ha) 242 ab B1 (kotoran sapi 20 ton/ha) 5,67 ab
B2 (dosis standar Petani ) 239 ab B2 (dosis standar Petani ) 5,67 ab
B3 (dosis 15/25 x N,P,K) 233 ab B3 (dosis 15/25 x N,P,K) 4,33 b
B4 (dosis 20/25 x N,P,K) 252 ab B4 (dosis 20/25 x N,P,K) 7,00 ab
B5 (dosis 25/25 x N,P,K) 259 a B5 (dosis 25/25 x N,P,K) 3,33 b
B6 (dosis 30/25 x N,P,K) 222 b B6 (dosis 30/25 x N,P,K) 10,00 a

Keragaman besar lingkar batang terlihat Pada Tabel 5. dari pengamatan banyaknya
pada perlakuan B5 dan B6. Pada perlakuan jumlah TBS yang terdapat pada tiap pohon,
B5, ukuran lingkar batang adalah terbesar, menunjukkan bahwa perlakuan B0, B3 dan
sedangkan pada perlakuan B6 menunjukan B5 banyaknya jumlah TBS per pohon adalah
lingkar batang terkecil. Data ini menunjukan lebih sedikit, dibandingkan dengan perlakuan
bahwa petani menanam pohon sawit sangat B6. Pada B6 akan tampak jumlah TBS lebih
beragam. Dari info yang didapat, bahwa
banyak dengan perlakuan dosis yang lebih
petani tidak banyak tahu asal bibit. Bibit yang
tinggi.
ditanam bukan berasal dari balai pembibitan
Berat TBS tang dihasilkan akibat
resmi. Dengan keragaman ini, tiap tanaman
sawit akan memiliki sifat berbeda dalam perlakuan pemupukan berdasarkan potensi
serapan hara. produksi dapat dilihat pada Tabel 6. Pada
Pada Tabel 4. menunjukkan jumlah Tabel 6. menunjukkan bahwa, berat TBS
pelepah tiap pohon. Banyaknya jumlah mulai tampak meningkat pada perlakuan B4,
pelepah per batang tanaman sawit ada Kemudian pada B5 adanya penurunan berat
perbedaan, terutama pada perlakuan B3 dan TBS, lalu meningkat kembali pada perlakuan
B4. B6.

Tabel 4. Banyaknya pelepah per pohon Tabel 6. Hasil Tandan Buah Segar (Kg) tiap Pohon
Banyak Hasil TBS
Perlakuan
Perlakuan pelepah (kg/pohon)
(pohon) B0 (tanpa pupuk) 13.67
B0 (tanpa pupuk) 36 ab B1 (kotoran sapi 20 ton/ha) 6,67
B1(kotoran sapi 20 ton/ha) 39 ab B2 (dosis standar Petani ) 20,33
B2 (dosis standar Petani ) 37 ab B3 (dosis 15/25 x N,P,K) 16,67
B3 (dosis 15/25 x N,P,K) 41 a B4 (dosis 20/25 x N,P,K) 38,67
B4 (dosis 20/25 x N,P,K) 31 b B5 (dosis 25/25 x N,P,K) 26,00
B5 (dosis 25/25 x N,P,K) 36 ab B6 (dosis 30/25 x N,P,K) 49,33
B6 (dosis 30/25 x N,P,K) 38 ab
Efek pemupukan meningkatkan kesuburan
Pada perlakuan B3 didapatkan jumlah tanah yang menyebabkan tingkat produksi
pelepah lebih banyak per pohon, sedangkan tanaman menjadi relatif stabil serta

34
Arsyad AR, dkk. : Pemupukan kelapa sawit berdasarkan potensi produksi untuk meningkatkan
hasil tandan buah segar (TBS) pada lahan marginal Kumpeh

melengkapi persediaan unsur hara di dalam absorpsi air oleh tanaman tergantung pada
tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi beda potensial air di zona perakaran dengan
dan pada akhirnya tercapai daya hasil potensial air di dalam daun. Perbedaan
(produksi) yang maksimal. potensial ini akan semakin besar bila laju
Pupuk yang ditambahkan ke tanah evapotranspirasi semakin besar.
menggantikan unsur hara yang hilang karena Untuk meningkatkan serapan hara
pencucian dan terangkut melalui produk yang dibutuhkan ketersediaan air tanah dalam
dihasilkan (TBS). Pemupukan pada tanah jumlah yang cukup dan luas permukaan daun
memperbaiki kondisi yang tak yang optimum. Untuk menjamin serapan N,
menguntungkan atau mempertahankan Mg, Ca yang lebih baik jumlah pelepah daun
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan harus dipertahankan agar tetap optimal. Luas
dan perkembangan kelapa sawit. daun yang optimal berfungsi pula membentuk
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman karbohidrat melalui proses fotosinteis.
kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh Ketersediaan P dan K tergantung lengas
pemberian pupuk dan ketersediaan hara di tanah dan konsenterasi P dan K, terutama
dalam tanah. Terjadinya penurunan TBS pada tanah yang dekat akar, begitu pula
dalam kasus ini, adalah karena serapan unsur ketersediaan K,Ca dan Mg.
hara dibatasi secara kritis oleh unsur hara Bear dan Toth (1948, dalam Sugiyono, et
yang berada dalam keadaan minimum. al, 2005) mengusulkan perimbangan K, Ca
Menurut Pahan (2006), ada sifat sinergis dan dan Mg optimum di dalam tanah yang baik
antagonis serapan hara pada beberapa unsur. bagi pertumbuhan tanaman adalah 5% ,
Pemberian N akan mengganggu serapan Mg 65% , 10% dan . Bila
walaupun Mg dalam tanah cukup, sehingga nisbah Mg/K hanya 2,0 dianggap rendah
pada saat pemberian N, Mg juga perlu untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang
ditambahkan. Pada keadaan alami, unsur Mg sehat dan produktivitas tinggi.
kurang tersedia karena serapannya diganggu Menurut Sugiyono, eta al. (2005), status
N, akibatnya juga proses serapan N juga akan kesuburan tanah pada areal kelapa sawit dapat
terganggu. digolongkan rendah, sedang dan tinggi bila K
Menurut Pahan (2006), sistem transportasi
dapat dipertukarkan berturut-turut adalah <
aktif memerlukan energi. Enegi didapat dari
0,2, 0,2-0,5 dan >0,5 mg/100 g tanah.
hasil penguraian adenosin triposfat. ADP akan
Selanjutnya kreteria Mg dapat
dirubah menjadi ATP melalui proses
fotosintesis di dalam profil. Klorofil akan dipertukarkan rendah, sedang dan tinggi, bila
terhambat pembentukannya bila unsur Mg kadar Mg dalam tanah berturut-turut adalah <
kurang tersedia. Dengan demikian pemberian 0,4, 0,4-1,0 dan > 1,0 mg/100 g tanah. Lebih
N yang mengurangi serapan Mg justru akan lanjut Sufiyono dan Poeloengan (1996 dalam
menyebabkan N yang tersedia tidak dapat Sugiyono, et al. 2005), memberikan kreteria
diserap secara maksimal. status K, Ca dan Mg dapat dipertukarkan
Begitu pula pemupukan P yang diberikan rendah, sedang dan tinggi bila Kejenuhan basa
dalam bentuk TSP akan lebih lambat tersedia adalah < 25%, 25-50% dan > 50%, serta
dari pada unsur N (urea). Pemberian N dan P, nisbah K/Ca/Mg adalah 10/60/30. K, Ca dan
yang berpotensi antagonisme secara langsung, Mg optimum untuk kelapa sawit adalah pada
menyebabkan terjadinya periode dimana KB 50%.
unsur N yang tersedia tidak begitu banyak
diserap tanaman karena kurangnya energi KESIMPULAN DAN SARAN
akibat P belum tersedia (walaupun sudah
diaplikasikan). Kesimpulan
Respons tanaman terhadap ketersediaan Pengamatan dari beberapa parameter tanah
hara tergantung mekanisme serapan hara oleh dan tanaman sawit pada lokasi penelitian
tanaman, Pada aliran massa, besarnya dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :

35
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

1. Lahan penelitian di desa Pudak memiliki Majemuk dan Pupuk Organik dari
sifat fisika dan kimia yang rendah, Limbah Kelapa Sawit. PPKS. Medan.
sehingga dikategorikan tanahnya memiliki Foth, H.D., L.V. Withee, H.S. Jacobs, S.J.
produktivitas yang rendah Thien. 1982. Laboratory Manual for
2. Perlakuan dosis pemupukan berdasarkan Introductory Soil Science. Sixth
potensi produksi pada lokasi petani di Edition. Wm. C. Brown Company
desa Pudak dapat meningkatkan produksi Publishers Dubuque, Iowa
TBS pada dosis B4 dan B6. Koedadiri, A.D dan Winarna. 1999.
3. Ketidak seimbangan hara di dalam tanah Kesesuaian Lahan dan Produktivitas
lokasi penelitian saat pemupukan dapat Tanah typic paleudult, psammentic
menyebabkan produksi TBS mengalami Paleudult dan Tropohumods untuk
variasi peningkatan dan penurunan berat Kelapa Sawit. Warta PPKS vol. 7
TBS per pohon. No.2 Medan. Hal 61-67
Pahan., I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa
Saran sawit. Manajemen Agribisnis dari
Untuk melakukan peningkatan berat Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya.
tandan buah segar, perlu dilakukan Jakarta
pemupukan sampai batas tertentu, yakni pada Poeloengan, Z., M.L. Fadli, Winarna, S.
batas potensi produksi 20 ton per ha Rahutomo, E.S. Sutarto. 2001.
(perlakuan B4) dan dosis potensi produksi 30 Permasalahan Pemupukan pada
ton per ha (perlakuan B6).. Perkebunan Kelapa Sawit, Lahan dan
Pemupukan Kelapa Sawit. Edisi 1.
Agar tidak terjadi antgonisme dalam
PPKS. Medan
serapan hara oleh tanaman sawit, sebaiknya
PPKS. 2005. Peningkatan Produktivitas
pupuk diberikan tidak dalam bersamaan
Tanaman Kelapa Sawit Melalui
antara pupuk yang mengandung N,P dan K.
Pemupukan dan Pemanfaatan Limbah
Pemupukan yang baik untuk sawit adalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Dalam
lebih dahulu diberikan menurut urutan P-K-N- Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 19-
Mg. 20 April 2005.Medan.
Sarief, S. 1989. Fisika –Kimia Tanah
DAFTAR PUSTAKA Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Sugiyono, Edy S. Sutarta, W. Darmosarkoro
Adiwiganda, R 2005. Pertimbangan dan Heri Santoso. 2005. Peranan
Penggunaan Pupuk Majemuk pada Perimbangan K, Ca dan Mg Tanah
Berbagai Kelas Kesesuaian Lahan di dalam Rekomendasi Pemupukkan
Perkebunan Kelapa Sawit. Pertemuan Kelapa Sawit. Pertemuan Teknis
Teknis Kelapa Sawit PPKS 19-20 Kelapa Sawit PPKS 19-20 April
April 2005. Medan 2005. Medan.
Coleman, N,T and A. Mechlich,1957. Soil. In Undang Kurnia, Fahmuddin Agus,
The Yearbook of agriculture. The Abdurachman Adimihardja, Ai
United States Goverment Printing Dariah. 2006.Sifat Fisik Tanah dan
Office.Washington, D.C Metode analisisnya. Balai Besar
Darmosarkoro, W.,E.S. Sutarta, S. Rahutomo. Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.
2001. Peluang Penggunaan Pupuk Departemen Pertanian. Bogor.

36

Anda mungkin juga menyukai