Anda di halaman 1dari 3

Nama Mata kuliah : Budidaya Tanaman Sawit

Nama Mahasiswa : Luthfiyyah


NIM : 1903026096
Kelas : NIM Genap

1. Pendahuluan
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang berumur panjang. Pertumbuhan
dan perkembangannya bergantung pada ketersediaan unsur hara. Lahan sebagai salah
satu penyedia unsur hara memiliki kemampuan yang terbatas dalam memenuhi
kebutuhan tanaman. Keterbatasan tersebut dapat diimbangi melalui pemupukan.
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara tanaman secara lengkap sesuai dengan kondisi tanah yang dominan untuk
mencapai pertumbuhan dan produksi yang optimal serta ketahanan terhadap hama dan
penyakit. Sawit di tanam pada jenis tanah mineral dan jenis tanah organosol atau
gambut. Pemupukan sawit memperhatikan pada ke-2 jenis tanah tersebut untuk
penentuan jenis dan dosis yang diaplikasikan.
Tujuan kegiatan pengamatan ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa dengan melihat dan mengamati langsung pertumbuhan, perkembangan dan
produksi tanaman kelapa sawit dan faktor yang berpengaruh terhadap budidayanya.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman dari family
Arecaceae yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible oil). Saat ini,
kelapa sawit sangat diminati untuk dikelola dan ditanam. Daya tarik penanaman kelapa
sawit masih merupakan andalan sumber minyak nabati dan bahan agroindustri
(Sukamto, 2008 cit Rosa dan Zaman 2017).
Perkembangan produktivitas tanaman kelapa sawit umumnya bervariasi sejalan
dengan kondisi lingkungan setempat, atau dengan kata lain produktivitas tersebut
ditentukan oleh faktor-faktor dari karakteristik lahan yang berbeda pada setiap wilayah
pengembangannya (Winarna dan Rahutomo, 2008).
Pemupukan merupakan kegiatan penambahan satu atau beberapa unsur hara untuk
memelihara tersedianya unsur hara tersebut dan meningkatkan kesuburan tanah (Pahan,
2011).
Pemupukan dapat menggantikan unsur hara yang diabsorpsi tanaman ataupun
hilang kerena pencucian serta menjaga kondisi tanah yang ideal bagi pertumbuhan dan
perkembangan kelapa sawit (Arsyad et al., 2012).
Kebutuhan yang tinggi terhadap minyak kelapa sawit pada masa yang akan datang
harus didukung dengan produktivitas tinggi. Pemupukan adalah salah satu upaya
intensifikasi dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit. Tujuan pemupukan yaitu
menyediakan hara yang cukup bagi tanaman agar mampu berproduksi optimal.
Penyediaan hara tanaman dapat dilakukan baik secara organik maupun anorganik.
Pupuk organik merupakan hasil akhir dari penguraian bagianbagian atau sisa-sisa
(serasah) tanaman dan hewan. TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) merupakan sisa
tanaman yang bermanfaat sebagai pupuk. Aplikasi TKKS sebanyak 40 ton ha-1
dikombinasikan dengan 60% dosis pupuk urea dan rock phosphat dari standar mampu
meningkatkan produksi TBS hingga 34% dibandingkan perlakuan standard. Biaya
pemupukan pada kelapa sawit berkisar antara 40-60% dari biaya pemeliharan tanaman
atau sekitar 30% dari total biaya produksi (Goh dan Hardter, 2003).
Pemupukan yang baik harus mengikuti kaidah 4 T, yaitu Tepat dosis, Tepat jenis,
Tepat waktu dan Tepat Aplikasi. Untuk memperoleh data tepat dosis dan tepat jenis
maka perlu dilakukan analisis kandungan hara baik makro (N, P, K, cad an Mg) maupun
mikro (Mn, Zn, Cu, B, dan Fe) (Nurcahyo, Herawan dan Ellen, 2015).
Efisiensi pemupukan perlu mempertimbangkan hubungan antara unsur hara yang
terserap dengan sumberdaya yang dibutuhkan. Biaya dan tenaga kerja merupakan
sumberdaya yang penting dalam aspek pemupukan. Kebutuhan biaya dalam pemupukan
meliputi biaya pengadaan pupuk, biaya transportasi dan biaya tenaga kerja. Penggunaan
pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman akan mengurangi jumlah biaya yang diperlukan
sehingga lebih efisien.

3. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan yang telah dilakukan sebagai berikut:
Tabel 1. Jenis Tanah dan Jenis pupuk yang digunakan pada tanaman sawit.
No Jenis Jenis pupuk
Tanah Urea TSP MOL Majemuk Kieserite HGFB Copper Lainnya
Mineral
1. Umum
2. Bekas      
alang-alang
3. Tekstur
pasir
4. Gambut
HGFB = High Grade Fertilizer Borate

Data tahap tumbuh Tanaman Sawit yang sudah menghasilkan (TM).


a. Lokasinya berada di Desa Bhuana Jaya, Kec. Tenggarong Seberang, Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75572.
b. Pemiliknya bernama pak Arin dengan luas kurang lebih 1,5 ha.
c. Umur tanaman kelapa sawit 12 tahun setelah penanaman.
d. Bibit yang digunakan berasal dari lokal.
e. Cara memperolehnya benih berasal dari membeli
f. Jenis tanah yang digunakan adalah bekas alang-alang karena daerahnya yang
pegunungan serta curam.
g. Untuk jenis pupuk yang digunakan adalah Urea, TSP,MOL, Majemuk, HGFB, dan
mennggunakan pupuk organik atau pupuk kandang. Dosis yang ginukan berbeda-
beda tergantung jenis pupuknya. Untuk waktu pemupukan adalah ketika tidak musim
hujan karena ketika pemupukan dilakukan pada saat musim hujan unsure hara dan
pupuknya bisa terbawa air hujan. Jadi waktu yang baik adalah ketika curah hujannya
kecil.
h. Produksi Tandan Buah Segar (TBS)
- Rata-rata berat TBS (kg) yang diamati adalah sekitar 20,2 kg pertandan
- Sedangkan TBS nya adalah 30,0 ton/ha
i. Kendala yang sering dihadapi adalah hama dan penyakit yang menyerang membuat
daunnya menjadi habis sehingga menghambat pertumbuhan pohon serta
perawatannya yang sangat membutuhkan banyak waktu dan tenaga.

4. PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan dapat di lihat pada table 1. Jenis
tanah yang digunakan adalah bekas alang-alang, dimana tanahnya membutuhkan
pemupukan untuk memperbaiki mengantikan unsure hara yang hiang terbawa air hujan.
Jenis pupuk yang digunakan pak Arin adalah Urea, TSP,MOL, Majemuk, HGFB, dan
mennggunakan pupuk organik atau pupuk kandang. Dosis yang ginukan berbeda-beda
tergantung jenis pupuknya. Jenis tanaman yang di amati adalah tanaman sawit yang
sudah menghasilkan dan produksi yang didapat cukup baik yaitu, rata-rata berat TBS
20,2 kg/tandan dan TBSnya 30,0 ton/ha. Sehingga dapat diketahui bahwasannya
pemupukan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
adalah Jenis tanah dan pupuk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembanagan kelapa sawit.
Sarannya adalah harapannya pengamatan ini dapat dilakukan dengan maksimal dan
harapannya laporan praktikumnya dapat disampaikan metode-metodenya.

6. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. (2012). KonservasiTanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Goh, K. J., dan Hardter, R. 2003. General oil palm nutrition. Prosiding International Planters
Conference on Management for Enhanced Profitability in Plantations. Malaysian Society of Soil
Science. Kuala Lumpur.
Juliansyah, Gery dan Supijatno. 2018. Manajemen Pemupukan Organik dan Anorganik Kelapa
Sawit di Sekunyir Estate, Kalimantan Tengah. file:///C:/Documents%20and
%20Settings/ACER/My%20Documents/Downloads/16821-Article%20Text-50616-1-10-
20170614%20(1).pdf. Diakses pada 10 Juni 2021 pukul 13.26 WITA.
Nazari, Ahmad Yudhi. 2020. KONDISI STATUS HARA TANAH DAN JARINGAN TANAMAN
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis jacq) BPSBP KALIMANTAN SELATAN. file:///C:/Documents
%20and%20Settings/ACER/My%20Documents/Downloads/3375-8325-1-PB.pdf. Diakses
pada 10 Juni 2021 pukul 10.03 WITA.
Nurhartanto, Raden Mas dkk. 2020. SEBARAN UNSUR HARA TANAH DAN PERAKARAN KELAPA
SAWIT PADA PEMANFAATAN AIR LIMBAH PABRIK KELAPA SAWIT PT. FAIRCO AGRO MANDIRI.
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/agro/article/view/3863/pdf. Diakses pada 10 Juni
2021 pukul 20.10 WITA.
Nuryanto,E., Herawan.Tj., dan Ellen. 2015. Analisis kandungan hara makro daun kelapa sawit
dengan spektrokopi Near Infra Red (NIR). Jurnal Penelitian kelapa Sawit. Vol.23 (2).
Pahan, Iyung.2011. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rosa, N R, Zaman S. 2017. Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) Di Kebun Bangun Bandar, Sumatera Utara. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Sukamto. 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai