Anda di halaman 1dari 14

1

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2023

RINGKASAN PROPOSAL PENELITIAN

Nama : Ana Fitriyani


NIM : 19.31.021217
Program Studi : Agroteknologi
Judul : Pengaruh Pupuk Organik Hayati Denmas Tani dan
Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung
Manis di Tanah Gambut.
Pembimbing : 1. Djoko Eko Hadi Susilo, S.P, M.P
2. Pienyani Rosawanti, S.P.,M.Si
Hari, Tanggal : 09 Maret 2023.
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB.
Tempat : Ruang Seminar Fapertahut UM Palangkaraya.
Pembahas Utama : 1. Junika Ayuningrum (19.31.021822)
2. Fransiskus Enggeu (19.31.021203)

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) merupakan salah satu jenis jagung yang
dikenal dari berbagai jenis jagung di Indonesia. Jagung manis hampir sama dengan jagung
biasa, perbedaannya yang mencolok adalah mengandung zat gula yang lebih tinggi (5–6
%) dibanding dengan jagung biasa sekitar (2–3 %) dan umur panennya rata-rata 60 -70 hari
setelah tanam (Jurhana dan Madauna, 2017).
Kebutuhan jagung yang semakin meningkat, seimbang dengan pertumbuhan
penduduk dan kemajuan sektor industri yang memanfaatkan jagung sebagai bahan baku
utama. Ketersediaan jagung manis di Indonesia terus diproduksi untuk mencukupi
kebutuhan masyarakat (Agustina dan Sudiarso, 2021).
Produktivitas jagung manis varietas BONANZA F1 yang pernah dibudidayakan di
Kalimantan Tengah pada tahun 2023 masih relatif rendah, yaitu sekitar 3,4 ton/ha-1 / 3.426
kg/ha-1 (Fitriani, 2023). Padahal menurut PT. East West Seed Indonesia (2023) potensi
hasil produksi jagung manis varietas BONANZA F1 mampu mencapai 14–18 ton/ha.
2

Untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung manis di Kalimantan Tengah dan


di Palangka Raya, maka berpeluang dibudidayakan di tanah gambut sebagai pengelolaan
dan pemanfaatan lahan gambut. Kota Palangka Raya memiliki luasan tanah gambut yang
luas untuk mengembangkan budidaya jagung manis. BPS Kota Palangka Raya (2014)
menlaporkan bahwa di kota Palangka Raya memiliki luasan tanah gambut mencapai
141.088 ha.
Tanah gambut merupakan suatu tanah yang pembentuk utamanya terdiri dari sisa–
sisa tumbuhan yang memiliki kompresibilitas yang tinggi dan daya dukung tanah yang
rendah (Nugroho, 2008). Lahan gambut memiliki kesuburan tanah yang rendah, namun
bisa dimanfaatkan sebagai lahan budidaya. Saat lahan gambut digunakan sebagai lahan
budidaya diperlukan perbaikan sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanahnya. Pemberian
pupuk organik dan pupuk anorganik diberikan dengan tujuan untuk memperbaiki sifat
tanah dan menambah kandungan unsur hara di dalam tanah gambut.
Pupuk organik yang bisa ditambahkan ke media tanam tanah gambut adalah pupuk
organik hayati berupa pupuk kandang ayam dan pupuk organik hayati DENMAS TANI
yang diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan dan masa produksi tanaman,
meningkatkan kualitas tanah (semakin subur), meingkatkan kualitas dan kuantitas hasil
produksi, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta
ramah lingkungan.
Pupuk kandang yaitu kotoran hewan ternak, yang diberikan pada lahan pertanian
untuk memperbaiki kesuburan tanah dan struktur tanah. Kandungan pupuk kandang ayam
adalah 1,5% N, 1,3% P2O5, 0,8 K2O, dan 0,4 CaO. Pupuk kandang ayam juga mengandung
29% bahan organik dengan C/N rasio 9 sampai 11. Kandungan ini sangat membantu tanah
dalam memperbaiki sifat fisik dan biologinya. Menggunakan pupuk kandang ayam
menjadikan tanah lebih gembur dan mikroorganisme tanah dapat tumbuh dan berkembang
lebih baik yang sangat membantu meningkatkan produktivitas tanaman (Setiawan, 2016).
Pupuk organik hayati DENMAS TANI adalah pupuk organik hayati dalam bentuk
serbuk, yang dikemas khusus sehingga diperlukan aktivasi terlebih dahulu dengan
menggunakan air dan glukosa. Pupuk organik hayati DENMAS TANI sangat diperlukan
dalam memperbaiki struktur tanah, sifat fisik, kimia dan biologi tanah untuk meningkatan
ketersediaan hara tanah dan serapan hara oleh tanaman secara optimal sehingga
meningkatkan produktivitas tanaman (PT. Mandala Pratama Nusantara, 2023).
Unsur hara nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) merupakan unsur hara esensial
makro bagi tanaman dan sekaligus menjadi faktor pembatas bagi pertumbuhan tanaman.
Peningkatan dosis pemupukan N di dalam tanah dapat meningkatkan kadar protein (dari N)
dan produksi tanaman jagung, tetapi pemenuhan unsur hara N saja tanpa unsur hara P dan
K akan menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit dan
menurunnya kualitas produksi (Rauf et al., 2000). Untuk menambah kandungan hara di
dalam tanah gambut, salah satu pupuk anorganik yang bisa ditambahkan ke tanah gambut
adalah pupuk NPK. Pupuk NPK merupakan pupuk yang mengandung unsur hara N, P, dan
K untuk pertumbuhan dan hasil tanaman agar maksimal. Kandungan hara pupuk NPK
yaitu Total Nitrogen (N) mencapai 16,0%, Nitrat-N mencapai 6,5%, Amonium-N
mencapai 9,5%, Total P2O5 mencapai 16,0% dan Total K2O mencapai 16,0%. Keuntungan
penggunaan pupuk NPK adalah hara untuk tanaman menjadi lebih cepat tersedia, nitrogen
dalam bentuk ammonium dan nitrat, mengandung hara yang seimbang, penanganan cara
aplikasi yang mudah, merata dan rendah debu (PT. Meroke Tetap Jaya, 2023).
Berdasarkan permasalahan budidaya tanaman jagung manis di tanah gambut, maka
perlu dilakukan penelitian menggunakan perlakuan pupuk organik hayati DENMAS TANI
3

dan pupuk NPK untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung manis di tanah
gambut.

1.1 Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian ini adalah:
a. Perlakuan pupuk organik hayati DENMAS TANI berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan hasil jagung manis di tanah gambut.
b. Perlakuan pupuk NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis di
tanah gambut.
c. Interaksi perlakuan pupuk organik hayati DENMAS TANI dan pupuk NPK
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis di tanah gambut.

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Menganalisis dan menguji pengaruh perlakuan pupuk organik hayati DENMAS TANI
terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis di tanah gambut.
b. Menganalisis dan menguji pengaruh perlakuan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan
hasil jagung manis di tanah gambut.
c. Menganalisis dan menguji pengaruh interaksi perlakuan pupuk organik hayati
DENMAS TANI dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis di
tanah gambut.

1.3 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang pengaruh pemberian pupuk organik hayati DENMAS TANI dan pupuk
NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis di tanah gambut.

BAB II METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini direncanakan selama 4 (empat) bulan, yaitu dari bulan Maret-Juni
2023. Penelitian dilaksanakan di lahan gambut di Jl. Semar Kelurahan Kalampangan,
Kecamatan Sabangau, Kota Palangka Raya.

2.2 Bahan dan Alat


Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini pupuk organik Denmas Tani, pupuk
kandang ayam, dolomit, pupuk NPK 16-16-16, benih jagung (Zea mays saccharata Sturt).
Alat yang digunakan antara lain: cangkul, parang, meteran, alat tulis menulis, timbangan
digital portabel, neraca analitik, jangka sorong, plastik boks, ring sample, oven, alat
dokumentasi, oven, gembor, dan handsprayer.

2.3 Pelaksanaan dan Analisis Data


2.3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang
terdiri dari 2 (dua) faktor perlakuan yang diulang 3 (tiga) kelompok. Faktor I yang
diberikan berupa pupuk organik hayati Denmas Tani (D) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu :
PKA = 10 ton/ha-1 + 0 D0
PKA= 10 ton/ha-1 + 200 gram/ha-1 D1
4

PKA= 10 ton/ha-1 + 400 gram/ha-1 D2


Faktor II adalah dosis NPK (N) terdiri 3 taraf, yaitu :
N0 = 0 kg/ha
N1 = 50 kg/ha
N2 = 100 kg/ha
Kedua faktor dikombinasikan sehingga menghasilkan 9 kombinasi perlakuan dan
diulang sebanyak 3 kelompok sehingga diperoleh sebanyak 27 satuan perlakuan.
Penempatan semua satuan perlakuan dilakukan secara acak kelompok.
Kombinasi perlakuan disajikan pada Tabel.1

Tabel 1. Kombinasi perlakuan dosis pupuk organik hayati Denmas Tani (D) dan pupuk
NPK (N) terhadap tanaman jagung manis di tanah gambut.

Pupuk NPK
Pupuk Organik Hayati Denmas Tani N0 N1 N2

D0 D0N0 D1N0 D2N0


D1 D0N1 D1N1 D2N1
D2 D0N2 D1N2 D2N2

Berdasarkan rancangan penelitian yang digunakan, maka model linier aditif


Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada penelitian ini menurut Hanafiah (2017) adalah:
Yijk = µ + Si + Mj + (SM) ij + δk + εijk
Keterangan:
Yijk = nilai pengamatan pengaruh perlakuan kompos pupuk kandang sapi taraf ke-i,
perlakuan pupuk MKP taraf ke-j, pada kelompok ke-k.
µ = nilai tengah umum
Si = pengaruh perlakuan kompos pupuk kandang sapi taraf ke-i
Mj = pengaruh perlakuan pupuk MKP taraf ke-j
(SM) ij = pengaruh interaksi perlakuan kompos pupuk kandang sapi taraf ke-i dengan
perlakuan pupuk MKP taraf ke-j
δk = pengaruh kelompok ke-k
εijk = galat percobaan perlakuan pupuk kompos kandang sapi taraf ke-i, perlakuan
pupuk MKP taraf ke-j, pada kelompok ke-k
i = 1,2,3; j = 1,2,3; k = 1,2,3

2.3.2 Persiapan Lahan Penelitian


Lahan penelitian dibersihkan terlebih dahulu dari rumput dan semak. Setelah
tempat penelitian sudah bersih dan siap, kemudian dilanjutkan dengan pengelolaan lahan
dan pembuatan bedengan dengan menggunakan cangkul dengan ukuran bedengan 2,4 x 1,6
m. Bedengan digunakan untuk tempat menanam jagung manis.
Tanah Gambut dilokasi penelitian terlebih dahulu diambil sampel tananhnya
menggunakan ring sampel untuk diketahui pH tanah awal. Analisis tanah dilakukan di
Labolatorium Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
Setelah diketahui pH awal tanahnya sebesar 4,2 maka ditentukan dosis pemberian
kapur dlomit, yaitu sebesar 12 ton/ha -1 agar pH tanah gambut meningkat menjadi
mendekati pH 7. Pemberian kapur diberikan dengan cara ditabur dan dicampur merata
5

dengan tanah gambut dimasing-masing bedengan. Setelah diberikan kapur dolomit, maka
lahan diinkubasi selama 7 hari.
Saat masa inkubasi lahan berakhir setelah dikapur, maka dilanjutkan dengan
pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang ayam. Pemberian dilakukan dengan cara
ditabur dan dicampur dengan tanah gambut di bedengan. Selanjutnya lahan kembali
diinkubasi selama 14 hari.

2.3.3 Pemasangan Label Perlakuan dan Penempatan Satuan


Label perlakuan dibuat dari kertas yang diprint kemudian delaminating.
Pemasangan label perlakuan dilakukan sebelum proses penanaman, dengan cara dipaku
pada kayu yang ditancapkan ke tanah. Pemberian label bertujuan untuk membedakan
setiap perlakuan yang diberikan pada tanaman di masing-masing bedengan perlakuan.
Penempatan satuan percobaan dilakukan secara acak kelompok sesuai label pada bedengan
perlakuan.

2.3.4 Penanaman
Penanaman benih jagung manis sebanyak 2 biji per lubang, dengan menyisakan 1
yang pertumbuhannya baik untuk dipertahankan perkembangannya pada umur 4 HST.
Kedalaman benih yaitu 2 cm dengan jarak tanam 60 x 40 cm. Penyulaman akan dilakukan
apabila terdapat biji yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak normal. Penyulaman
sampai umur 7 hari setelah tanam (HST).

2.3.5 Pemupukan
Perlakuan pupuk kandang ayam yang diberikan dengan cara ditabur, dan
dicampur merata dengan tanah gambut pada saat penyiapan bedengan. Sebelum dicampur,
pupuk kandang ayam dihaluskan menjadi butiran kecil dan diayak terlebih dulu
menggunakan ayakan kawat dengan ukuran lubang ayakan 0,5 x 0,5 cm. Proses inkubasi
lahan setelah diberikan pupuk kandang ayam dilakukan selama 14 HST.
Perlakuan pupuk organik hayati DENMAS TANI diberikan dengan cara
dilarutkan dengan air kemudian disemprotkan ketanaman. 1 sachet = 40 gram dilarutkan ke
1.000 ml air + 4 sendok gula pasir.
1 gram = 1.000 ml /40 gram
= 25 ml.
4 sendok makan gula = 82 gram.
Perlakuan pupuk NPK yang diberikan sebagai pupuk susulan akan diberikan 3 kali
yaitu pada umur 14, 28 dan 42 HST. Pemberian pupuk susulan berupa pupuk NPK tersebut
dilakukan dengan cara membenamkan pupuk secara melingkar di sekitar perakaran
masing-masing tanaman jagung manis. Pembagian dosis dan pemberian pupuk susulan
untuk tanaman jagung manis menggunakan pupuk NPK pada tanah gambut disajikan pada
Table 2.
Tabel 2. Pembagian dosis pemberian pupuk susulan tanaman jagung manis menggunakan
pupuk NPK pada tanah gambut
Umur Tanaman Jagung Manis Pupuk Susulan
14 HST 1
/3 dosis
28 HST 1
/3 dosis
42 HST 1
/3 dosis
6

2.3.6 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman jagung manis meliputi:


a. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari, namun apabila terjadi hujan tidak
perlu dilakukan penyiraman. Volume air yang diberikan sesuai dengan tahap
pertumbuhan jagung manis. Penyiraman saat tanaman umur 7 – 28 HST dengan jumlah
air 250 ml/tanaman, selanjutnya pada umur 29 HST sampai panen penyiraman
ditingkatkan dengan jumlah air 500 ml/tanaman.
b. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh maupun tanaman yang mati.
Caranya dengan menyemai benih jagung manis dalam polybag kecil yang umurnya
sama. Waktu penyulaman dilakukan maksimal pada saat umur 7 HST.
c. Pembumbunan dilakukan dengan cara meninggikan tanah di sekitar perakaran
tanaman.
d. Pengendalian gulma dilakukan saat terlihat adanya gulma yang tumbuh di sekitar
tanaman dan bedengan. Pengendalian dilakukan secara manual yaitu dengan cara
mencabut langsung setiap gulma yang tumbuh secara hati-hati agar tidak merusak dan
mengganggu perakaran tanaman jagung setiap 1 minggu sekali.
e. Pengendalian hama dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida nabati dari
(bawang putih/ daun papaya) pada bagian batang dan daun tanaman jagung manis yang
terserang.
f. Pengendalian penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan tumbuh
tanaman.

2.3.7 Panen
Ciri-ciri jagung manis yang siap dipanen adalah bunga betina yang berada di ujung
tongkol telah berubah warna dari putih menjadi kecokelatan. Panen direncanakan
dilakukan pada umur 75 HST.

2.3.8 Variabel Pengamatan


Pengamatan dilakukan terhadap 2 (dua) tanaman sampel pada masing-masing
bedengan. Variabel yang diamati pada penelitian ini meliputi komponen pertumbuhan dan
hasil sebagai berikut:
a. Tinggi Tanaman (cm)
Diamati pada 49 HST. Cara pengamatan tinggi tanaman yaitu mengukur tinggi
mulai pangkal batang sejajar tanah hingga pucuk tanaman, menggunakan meteran.
b. Jumlah daun (helai)
Dihitung pada 49 HST. Cara pengamatan jumlah daun dengan menghitung helai
daun yang sudah membuka sempurna.
c. Luas daun (cm2)
Dihitung pada 49 HST dengan metode panjang kali lebar. Luas daun dapat
dihitung menggunakan rumus :
LD = PxLxk
Keterangan :
LD = Luas daun (cm2)
P = Panjang daun (cm)
L = Lebar daun (cm)
7

k = konstanta, menggunakan k = 0,731 (Susilo, 2015)


d. Diameter Batang (cm)
Pengukuran dilakukan dari pangkal batang kurang lebih 3 cm dari permukaan
tanah menggunakan jangka sorong. Dilakukan pada umur 49 HST.
e. Umur Mulai Berbunga (jantan) (hari)
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung hari mulai keluarnya bunga pada
kedua tanaman sampel kemudian dirata-ratakan. Dihitung dari hari setelah tanam
(HST).
f. Umur Mulai Berbunga (betina) (hari)
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung hari mulai keluarnya bunga pada
kedua tanaman sampel kemudian dirata-ratakan. Dihitung dari hari setelah tanam
(HST).
g. Berat Tongkol dengan Kelobot (g)
Dihitung dengan cara menimbang sampel tanaman jagung manis dengan
kelobotnya menggunakan timbangan digital.
h. Berat Tongkol tanpa Kelobot (g)
Dihitung dengan cara menimbang sampel tanaman jagung manis tanpa
kelobotnya menggunakan timbangan digital.
i. Panjang Tongkol dengan Kelobot (cm)
Pengamatan panjang tongkol jagung beserta kelobotnya dilakukan pada waktu
panen, pengukuran mulai dari tangkai tongkol sampai ujung tongkol jagung manis
dengan menggunakan penggaris.
j. Panjang Tongkol tanpa Kelobot(cm)
Pengamatan panjang tongkol jagung dilakukan setelah panen, dengan cara jagung
dibersihkan dari kelobotnya. Pengukuran dari tangkai tongkol sampai ujung tongkol
jagung manis menggunakan penggaris.
k. Diameter Tongkol dengan Kelobot (cm)
Dilakukan dengan cara mengukur diameter tongkol dengan kelobotnya pada
semua tanaman sampel setelah panen. Pengukuran dilakukan pada pertengahan tongkol
jagung menggunakan jangka sorong.
l. Diameter Tongkol tanpa Kelobot (cm)
Dilakukan dengan cara mengukur diameter tongkol tanpa kelobot pada semua
tanaman sampel setelah panen. Pengukuran dilakukan pada pertengahan tongkol
jagung menggunakan jangka sorong.
m. Jumlah Baris per Tongkol (baris)
Diperoleh dengan cara menghitung barisan biji yang terdapat pada setiap tongkol
tanaman sampel kemudian dirata-ratakan.
n. Jumlah Biji per Tongkol (biji)
Diperoleh dengan cara menghitung semua biji yang terdapat pada setiap tongkol
tanaman sampel kemudian dirata-ratakan.
o. Tingkat Kemanisan (oBrix)
Diukur menggunakan refractometer terhadap cairan biji jagung manis yang
diamati pada saat panen segar.
p. Berat Segar Tanaman (g)
Diamati pada saat panen, dengan cara mengambil seluruh bagian tanaman jagung
manis kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital.
q. Indeks Panen (%)
Diamati saat panen segar jagung manis. Indeks panen didapat dengan menimbang
berat segar hasil panen ekonomis dan menimbang berat segar hasil panen biologis,
8

kemudian dihitung hasil baginya. Indeks panen dihitung mengikuti rumus indeks panen
menurut Gardner et al. (2008) yaitu:

Hasil panen ekonomis x


Indeks Panen =
Hasil panen biologis 100%

Keterangan:
Hasil panen ekonomis = berat segar tongkol jagung manis (buah)
Hasil panen biologis = berat segar tanaman jagung manis (akar, batang, daun,
bunga dan buah)

2.3.9 Analisis Data


Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) pada taraf α
= 5% dan 1%. Apabila hasil uji F menunjukkan adanya pengaruh perlakuan, maka
dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%.
9

DAFTAR PUSTAKA

Agus, F. dan I. G. M. Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek
Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF),
Bogor, Indonesia.
Agustina, Y. C., dan Sudiarso, S. 2021. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan
Plant Growth Promothing Rhizobacteria (PGPR) pada Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung (Zea mays L.). Jurnal Produksi Tanaman, 8(9).
Badan Pusat Statistik. 2018. Kalimantan Tengah dalam Angka 2018. Palangkaraya.
Batubara, S. D. 2022. Analisis Pendapatan Usaha Tani Tanaman Sela Jagung Dan Pisang
Pada Areal Kelapa Sawit (Studi Kasus: Desa Parhundalian Jawadipar, Kecamatan
Hatonduhan, Kabupaten Simalungun) (Doctoral dissertation, Universitas Medan
Area).
Hakim, L., dan Saragih, R. 2019. Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga dan Kualitas
Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Npk Mutiara di Ud. Barelang
Tani Jaya Batam. Ecobisma (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 6(2), 37-53.
Husnain, A. K., dan Rochayati, S. 2016. Pengelolaan hara dan teknologi pemupukan
mendukung swasembada pangan di Indonesia. Jurnal Sumberdaya Lahan, 10(1),
25-36.
Jurhana, J., Made, U., dan Madauna, I. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung
Manis (Zea mays saccharata) pada berbagai Dosis Pupuk Organik. Agrotekbis: E-
Jurnal Ilmu Pertanian, 5(3), 324-328.
Kasno, A., Rochayati, S., dan Prasetyo, B. H. 2009. Deposit, penyebaran dan karakteristik
fosfat alam. Buku Fosfat Alam. Balittanah–Departemen Pertanian.
Lesmana, N. D. 2016. Pengaruh Berbagai Dosis Pupuk Nitrogen dan Fosfor terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.). Skripsi thesis, STIPER Dharma
Wacana Metro.
Lubis, M. R. 2022. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk Npk Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung Pipil (Zea Mays L.) Varietas Bisi
18 Di Lahan Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (Doctoral Dissertation, Fakultas
Pertanian, Universitas Islam Sumatera Utara).
Mandiri, Tim Karya Tani. 2010. ‘Pedoman bertanam jagung.” (Nuansa Aulia.Bandung).
Munir, M. S. 2016. Klasifikasi kekurangan unsur hara N, P, K tanaman kedelai
berdasarkan fitur daun menggunakan jaringan syaraf tiruan. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.
Napitupulu, J. P., Irmansyah, T. I. T., dan Ginting, J. G. J. 2013. Respons pertumbuhan dan
produksi sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench) terhadap pemberian fungi
mikoriza arbuskula (Fma) dan kompos kascing. Agroekoteknologi, 1(3).
Ningrum, G. C. 2021. Ta: Teknik Karakterisasi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays
Saccharata Sturt L.) Galur 016 017 Dan 018 Di Teaching Farm Politeknik Negeri
Lampung (Laporan Tugas Akhir) (Doctoral Dissertation, Politeknik Negeri
Lampung).
Nugroho dan Firmansyah, M. A. 2016. Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk Kandang terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah di Lahan Kering Dataran Rendah. In
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru.
PT East West Seed Indonesia. 2022. Tentang Benih Jagung Manis
Pupuk NPK 16-16-16. 2020. Pupuk dan Obat-Obatan Peranian.PT Meroke Tetap Jaya.
Medan.
Purwono dan Hartono.2008. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
10

Rahma, S., Rasyid, B., dan Jayadi, M. 2019. Peningkatan unsur hara kalium dalam tanah
melalui aplikasi POC batang pisang dan sabut kelapa. Jurnal Ecosolum, 8(2), 74-
85.
Rismawati, M. S., Dwina, D. O., dan Alfernando, O. 2022. Pengaruh Penambahan Bottom
Ash Batu Bara Sebagai Bahan Stabilisasi Tanah Gambut Terhadap Nilai
CBR (Doctoral dissertation, Universitas Jambi).
Riwandi., Handajaningsih, M., dan Hasanudin. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan
Sistem Organik di Lahan Marjinal. UNIB Press.
Rohmaniya, F. 2022. Aplikasi Pupuk Npk Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Jagung Manis (Zea Mays L).
Setiawan, M. A., Efendi, E., dan Mawarni, R. 2018. Effect of organic fertilizer and NPK
fertilizer application on growth and yield of mungbean (Vigna radiata L.). Bernas:
Jurnal Penelitian Pertanian, 14(3), 133-144.
Sidauruk, L., Manalu, C. J., dan Sinukaban, D. E. 2020. Efektifitas Pestisida Nabati
Dengan Berbagai Konsentrasi Pada Pengendalian Serangan Hama Dan Produksi
Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt): the Effectiveness of
Vegetable Pesticides with Various Concentrations on Pest Attack Control and the
Production of Sweet Corn Plants (Zea Mays Saccharata Sturt). Rhizobia, 2(1),
344534.
Susilo, D. E. H. 2015. Identifikasi Nilai Konstanta Bentuk Daun untuk Pengukuran Luas
Daun Metode Panjang Kali Lebar pada Tanaman Hortikultura di Tanah Gambut.
Jurnal Daun. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Syahrul, M. M. 2016. Klasifikasi Kekurangan Unsur Hara N, P, K Tanaman Kedelai
Berdasarkan Fitur Daun Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Institut Teknologi
Sepuluk Nopember. Surabaya.
Tri Wahyono, J. 2019. Uji efektivitas dosis dan jenis pupuk NPK terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays Saccharata) pada tanah Inseptisol di
Nganjuk (Doctoral dissertation, University of muhammadiyah malang).
Wasis, B., dan Sa'idah, S. H. 2019. Pertumbuhan semai sengon (Paraserianthes Falcataria
(L.) Nielsen) pada media tanah bekas tambang kapur dengan penambahan pupuk
kompos dan NPK. Journal of Tropical Silviculture, 10(1), 51-57.
Yuriesta, Y., Hamzah, A., dan Karamina, H. 2022. Pengaruh Biochar dan Pupuk NPK
Mutiara 16-16-16 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea Mays
Saccharata L) (Doctoral dissertation, Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana
Tunggadewi).
11

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas BONANZA F1


Uraian Deskripsi
Produsen : PT. East West Seed Indonesia (EWINDO), Purwakarta,
Jawa Barat
Nama varietas : BONANZA F1®
Deskripsi : Jagung manis hibrida, tanaman seragam, tinggi sedang,
tongkol seragam, warna bulir kuning tua, rasa manis dan
lembut, untuk konsumsi segar, mampu dipanen mulai umur
63 HST.
Nomor SK Kementan : 2071/Kpts/SR.120/5/2009
Rekomendasi dataran : Rendah – menengah
Vigour tanaman : sangat vigour (skala : 8)
Tinggi tanaman : 175 ~ 200 cm
Warna daun : hijau (skala : 7)
Klobot : hijau muda (skala : 5), tipis
Ukuran tongkol : lebih besar (skala : 8)
Bobot tongkol berkelobot : 300 – 400 g/tongkol (tergantung pada lingkungan dan
perlakuan budidaya)
bobot tongkol tanpa kelobot : 270 – 300 g (tergantung pada lingkungan dan perlakuan
budidaya)
Kernel : kecil (skala : 5), lebih kuning (8), full-tip
Daya simpan tongkol : 4 ~ 6 hari
Rasa : manis (brix 12)
Ketahanan kresek : cukup (skala : 5)
Ketahanan Penyakit : tergantung pada lingkungan dan perlakuan budidaya
Umur Panen : 70 – 85 HST (tergantung pada lingkungan dan perlakuan
budidaya)
Potensi hasil segar berkelobot : 14 – 18 ton/ha (tergantung pada lingkungan dan perlakuan
budidaya)
Potensi hasil segar tanpa kelobot : 13 – 15 ton/ha (tergantung pada lingkungan dan perlakuan
budidaya)
Potensi panen baby corn : kernel bulat-putih tidak pecah, potensi hingga 400 kg/1 kg
benih

Lampiran 2. Hasil Pengukuran pH Tanah Berpasir (a) dan Dosis Kapur Dolomit untuk Tanah Berpasir (b)

a. Hasil Pengukuran pH Tanah Gambut


Sampel pH Tanah
Tanah berpasir 4,24

b. Dosis Kapur Dolomit untuk Tanah Gambut

No. Uraian Perhitungan


1. Luas 1 ha = 10.000 m 2

2. Luas petak (bedengan) = 2,4 m x 1,6 m


= 3,84 m2
3. pH Tanah Gambut = 4,24
4. pH Tanah yang diharapkan = 7
5. Dosis menaikkan 1 pH tanah = 4.500 kg/ha-1 (Pramudia, 2022)
6. Jumlah kapur dolomit yang dibutuhkan = (7 – 4,24) x 4.500 kg/ha-1
= 2,76 x 4.500 kg/ha-1
= 12.420 kg/ha-1
7. Dosis kapur dolomit 12 t/ha-1 = 3,84 m2 x 12.420 kg/ha-1
10.000 m 2

= 4,769 kg/bedengan
12

Lampiran 3. Perhitungan dosis perlakuan Pupuk Organik Hayati DENMAS TANI (D) dan perhitungan
dosis perlakuan pupuk NPK (N)

a. Perhitungan dosis perlakuan pupuk organik hayati DENMAS TANI


No. Uraian Perhitungan
1. Luas lahan 1 ha = 10.000 m2
2. Luas petakan (bedengan) = 2,4 m x 1,6 m
= 3,84 m2
3. Pupuk Kandang Ayam (PKA) 10 = 3,84 m2 x 10.000 kg/ha-1
ton/ha-1 10.000 m2
= 3,84 kg/bedengan
= 0,24 g/tanaman
4. Pupuk organik hayati DENMAS TANI = 3,84 m2 x 0 kg ha-1
(Do) 0 g /ha-1
10.000 m 2

= 0 kg/bedengan
5. Pupuk organik hayati DENMAS TANI = 3,84 m2 x 200 g ha-1
(D1) 200 g/ha -1
10.000 m 2

= 0,0768 g/bedengan + air 1,92 ml + 82


g/bedengan.
= 83,99 ml/bedengan
= 5,24 ml/tanaman

6. Pupuk organik hayati DENMAS = 3,84 m2 x 400 g ha-1


TANI (D2) 400g/ha-1 10.000 m 2

= 0,1536 g/bedengan + air 3,83 ml + 82


g/bedengan.
= 85,99 ml/bedengan
= 5,37 ml/tanaman

b. Perhitungan dosis pupuk NPK


No. Uraian Perhitungan
1. Luas 1 ha = 10.000 m2
2. Luas petak (bedengan) = 2,4 m x 1,6 m
= 3,84 m2
3. Pupuk NPK 0 kg/ha-1 = 3,84 m2 x 0 kg/ha-1
10.000 m2
= 0 kg/bedengan
4. Pupuk NPK 50 kg/ha-1 = 3,84 m2 x 50 kg/ha-1
10.000 m2
= 0,0192 kg/bedengan
= 19,2 g/bedengan
= 1,2 g/tanaman
5. Pupuk NPK 100 kg/ha-1 = 3,84 m2 x 100 kg/ha-1
10.000 m2
= 0,0384 kg/bedengan
= 38,4 g/bedengan
= 2,4 g/tanaman
13

Lampiran 4. Tata Letak Penelitian

Kelompok I Kelompok II Kelompok III

D2N3 D1N1 D3N2

D3N3 D2N1 D1N3

Keterangan :

D3N1 D3N2 D2N1 Pupuk Organik Hayati


DENMAS TANI :
D0 = 0 g/ha-1
D1 = 200 g/ha-1
D2 = 400 g/ha-1
D2N1 D2N2 D3N1
Pupuk NPK :
N0 = 0 kg ha-1
N2 = 50 kg ha-1
N3 = 100 kg ha-1
D1N3 D2N2 D1N1
Arah :
U = Utara
S = Selatan
B = Barat
D1N1 D3N3 D2N3 T = Timur

Petakan :
 Ukuran masing-masing
petakan 2,4 m x 1,6 m.
D3N2 D1N3 D1N1  Lebar parit (jarak) antar
kelompok 50 cm.
 Lebar parit (jarak) antar
petak dalam kelompok
40 cm.
D2N2 D3N1 D3N3

D1N2 D1N3 D2N2


14

Lampiran 5. Tata Letak Tanaman Jagung manis dalam Bedengan Penanaman

240 cm

6 6 6
0 cm 0 cm 0 cm
4
0 cm

4 160 cm
0 cm

4
0 cm

Keterangan :
= Tanaman jagung manis
= Tanaman jagung manis sampel

U = Utara
T = Timur
S = Selatan
B = Barat

 = Jarak tanam 60 x 40 cm

 = Jumlah tanaman per petakan sebanyak 16 tanaman

Anda mungkin juga menyukai