Anda di halaman 1dari 9

Program Studi Agroteknologi – Fapertahut UMPR

5 Biosfer dan Biodiversitas


Oleh:  Djoko Eko H.S., S.P., M.P.
 Dr. Saijo, S.P., M.P.
 Hariyadi, S.P., M.Si
(Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas
Muhammadiyah Palangka Raya)

Capaian Pembelajaran:
Setelah menempuh perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu mengelola biosfer dan
biodiversitas.

Materi Pembelajaran:
● Pengertian biosfer
● Jenjang dalam biosfer, dan persebaran flora dan fauna dalam biosfer
● Faktor yang mempengaruhi persebaran dalam biosfer
● Jenis-jenis dan peta persebaran bioma
● Ancaman kerusakan dan pelestarian bioma
● Pengertian biodiversitas
● Tingkatan dan contoh-contoh biodiversitas
● Ancaman kelestarian biodiversitas

32
M.K. Dasar Agroekosistem – Semester Ganjil T.A. 2022/2023

5.1. Pendahuluan
Biosfer (dari bahasa Yunani yaitu bíos yang berarti kehidupan dan sphaira yang
berarti lingkungan) dan juga dikenal sebagai ekosfer (dari bahasa Yunani oikos yang
berarti rumah tangga dan sphaira yang berarti lingkungan), adalah jumlah seluruh
ekosistem di seluruh penjuru bumi.
Biosfer juga dapat disebut zona kehidupan di bumi, mempunyai sistem, dan
sebagian besar mengatur dirinya sendiri. Secara luas, biosfer merupakan sistem
ekologi global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka,
termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara)
di kehidupan bumi.

5.2. Pengertian Biosfer


Biosfer adalah lapisan lingkungan di bumi yang mendukung kehidupan flora dan
fauna yang meliputi litosfer, hidrosfer dan atmosfer sebagai satu kesatuan utuh. Oleh
sebab itu, Neumann (2020) mendefinisikan biosfer sebagai totalitas kehidupan di bumi
dan ruang tempat kehidupan berada. Biosfer adalah salah satu dari empat komponen
fisik bumi, termasuk litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.

5.3. Jenjang dalam Biosfer


Dikarenakan begitu luasnya biosfer yang merupakan lapisan lingkungan di bumi
yang mendukung kehidupan flora dan fauna, maka di dalam biosfer terdapat berbagai
jenjang penyusun kehidupan, yaitu:
a. Organisme (individu), adalah makhluk hidup tunggal.
b. Populasi, adalah kumpulan individu sejenis pada suatu daerah.
c. Komunitas, adalah kumpulan populasi yang saling berinteraksi pada suatu daerah.
d. Ekosistem, adalah kumpulan komunitas yang memiliki ciri berbeda dan saling
mempengaruhi pada suatu daerah.
e. Landscape atau bentang alam (hamparan daratan di permukaan bumi) yang
merupakan sebaran beberapa komunitas dan ekosistem.
f. Bioma, adalah kumpulan ekosistem yang berada pada satu iklim atau wilayah
geografis yang dicirikan oleh vegetasi atau flora suatu tempat.
g. Biosfer, adalah kumpulan bioma-bioma yang mendukung kehidupan.

33
Program Studi Agroteknologi – Fapertahut UMPR

5.4. Persebaran Flora dan Fauna dalam Biosfer


Persebaran flora dan fauna dipelajari dalam ilmu biogeografi melalui pendekatan
sejarah dan ekologi. Persebaran flora dan fauna dan vegetasi diakibatkan oleh
perbedaan bioma dan ketinggian. Persebaran flora dan fauna dipengaruhi oleh:
a. Iklim (suhu, angin, kelembapan udara, curah hujan, cahaya)
b. Keadaan tanah
c. Relief muka bumi dan ketinggian
d. Kemampuan adaptasi
e. Seleksi alam
f. Evolusi
g. Kebutuhan makanan
h. Simbiosis

5.5. Jenis-jenis Bioma dalam Biosfer


Bisofer disusun oleh berbagai bioma, sehingga macam-macam bioma dalam
bisofer digambarkan sebagai berikut:
a. Bioma gurun, yang terdapat di sekitar daerah tropis di berbagai benua (kecuali
Eropa);
b. Bioma hutan hujan tropis, yang terletak di sekitar daerah khatulistiwa di Afrika, Asia
dan Amerika Selatan.
c. Bioma hutan taiga, yang merupakan hutan hujan yang terletak di daerah sedang
(subtropik), terutama di belahan bumi Utara (Alaska, Kanada, Eropa, Amerika
Serikat, Russia)
d. Bioma hutan gugur/musim, yang merupakan hutan yang terletak di daerah sedang
(subtropik) dan dingin. Hutan gugur dapat berupa hutan pohon, gurun atau
padang rumput.
e. Bioma padang rumput (sabana), adalah padang rumput yang terletak di daerah tropik
dan subtropik.
f. Bioma tundra, adalah padang rumput yang terletak di daerah dingin tanpa
pepohonan.
g. Bioma air/samudera, yaitu perairan/samudera yang merupakan bioma terbesar di
bumi yang terdiri dari air. Berdasarkan kadar garam (salinitas), bioma air terbagi
menjadi habitat air tawar dan air laut.

34
M.K. Dasar Agroekosistem – Semester Ganjil T.A. 2022/2023

Gambar 1. Peta persebaran bioma dari berbagai belahan bumi sebagai


penyusun biosfer.

5.6. Ancaman Kerusakan dan Pelestarian Biosfer


Sebagai lingkungan di permukaan bumi, biosfer juga bisa mengalami kerusakan.
Kerusakan flora dan fauna pada biosfer bisa diakibatkan oleh:
a. Pemanasan global dan perubahan iklim
b. Pencemaran lingkungan
c. Eksploitasi sumber daya alam
d. Pembukaan hutan
e. Penggundulan hutan
f. Pembangunan liar
g. Perburuan liar
h. Perusakan ekosistem laut
i. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan

Sedangkan dampak perusakan flora dan fauna pada biosfer bagi kehidupan di
muka bumi adalah:
a. Kepunahan spesies flora dan fauna tertentu
b. Ketidakseimbangan ekosistem

35
Program Studi Agroteknologi – Fapertahut UMPR

c. Kelangkaan sumber daya alam dan bahan pangan


d. Menurunnya kualitas lingkungan dan kesehatan
e. Munculnya bencana banjir dan tanah longsor
f. Hilangnya kesuburan tanah
g. Berkurangnya jumlah air tanah
h. Perubahan lahan potensial menjadi lahan kritis.

Pelestarian flora dan fauna pada biosfer dapat dilakukan dengan:


a. Penegakan hukum dengan mem-berlakukan Undang-Undang tentang pelestarian
dan perlindungan flora, fauna, dan sumber daya alam lainnya.
b. Pembentukan lembaga pemantau lingkungan hidup.
c. Penyuluhan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
d. Menerapkan sistem tebang pilih.
e. Menanam kembali dan merawat hutan yang telah diambil manfaatnya.
f. Penanaman kembali hutan yang gundul (reboisasi).
g. Hemat dan bijaksana dalam meng-gunakan sumber daya alam.
h. Melakukan budidaya flora dan fauna.
i. Perlindungan dan konservasi alam

5.7. Pengertian Biodiversitas


Biodiversitas adalah keanekaragaman atau variabilitas kehidupan di bumi yang
merupakan ukuran variasi pada tingkat genetik, spesies dan ekosistem. Biodiversitas di
ekosistem darat biasanya yang lebih besar berada di ekosistem dekat khatulistiwa yang
merupakan ekosistem iklim hangat dan produktivitas primer yang tinggi. Biodiversitas
tidak terdistribusi secara merata di permukaan bumi. Biodiversitas yang terkaya
berada di daerah tropis. Ekosistem hutan tropis mencakup kurang dari 10%
permukaan bumi, tetapi mengandung sekitar 90% dari spesies dunia.
Biodiversitas ekosistem laut biasanya tertinggi di sepanjang pantai di Pasifik
Barat, karena suhu permukaan lautnya tertinggi, dan di pertengahan daerah lintang di
semua samudera. Biodiversitas umumnya cenderung mengelompok di sebuah titik
atau pusaran dan meningkat seiring waktu meskipun kedepannya akan cenderung
melambat.

36
M.K. Dasar Agroekosistem – Semester Ganjil T.A. 2022/2023

Biodiversitas umumnya juga disebut keanekaragaman hayati. Beberapa definisi


tentang biodiversitas diantaranya adalah:
a. Biodiversity is variation of life at all levels of biological organization” yaitu biodiversitas
adalah variasi kehidupan di semua tingkat organisasi biologis (Gaston and Spicer,
2004).
b. Biodiversity is the variation of life in all forms from genes, to species, to communities, to
whole ecosystems. Biodiversitas atau keanekaragaman hayati adalah variasi
kehidupan dalam segala bentuk dari gen, spesies, komunitas, hingga seluruh
ekosistem (Garbach et al., 2014).
c. Biodiversitas mengacu definisi yang diberikan oleh Convention on Biological Diversity
(CBD) yang menyatakan bahwa biodiversitas adalah variabilitas diantara
kehidupan tumbuhan dari semua sumber, termasuk di ekosistem darat, laut dan
ekosistem perairan lainnya dan kompleks ekologi dimana mereka menjadi
bagiannya. Biodiversitas mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antar
spesies (komunitas), dan ekosistem (Murray, 2017).
d. Biodiversitas adalah jumlah besar dan beragam pada spesies hewan, tumbuhan,
jamur, dan mikroorganisme yang merupakan variasi genetik dari bentuk
kehidupan dan ekosistemnya. Biodiversitas terdiri dari keanekaragaman genetik
(dalam spesies), keanekaragaman spesies (antar spesies atau komunitas), dan
keanekaragaman ekosistem (Sharma et al., 2017).
e. Biodiversitas adalah keanekaragaman keseluruhan biosfer di dunia yang diukur
pada berbagai tingkatan yang meliputi individu, populasi, spesies, komunitas, dan
ekosistem. Keanekaragaman hayati mencakup keanekaragaman genetik, spesies,
dan habitat (Neumann, 2020).

5.8. Komponen dan Tingkatan Biodiversitas


Komponen biodiversitas agroekosistem dapat diklasifikasikan terkait dengan
peran dan fungsinya. Strategi pengembangan biodiversitas agroekosistem bisa
dilakukan melalui praktik tumpangsari, agroforestry, rotasi tanaman, penanaman
penutup tanah, penyediaan lahan tanpa olah tanah, pengomposan bahan organik,
pemberian pupuk hijau, pemberian pupuk organik, dan mendesain pengatur pemecah
angin (Altieri, 1994 dalam Altieri, 1999).
Biodiversitas oleh Sharma et al. (2017) dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a. Tingkat keragaman genetik, yaitu keragaman ini berupa variabilitas genetik suatu
spesies. Keragaman genetik dapat diukur secara langsung dengan sidik jari genetik

37
Program Studi Agroteknologi – Fapertahut UMPR

atau secara tidak langsung dengan mengamati perbedaan fitur fisik organisme
dalam populasi;
b. Tingkat keragaman spesies, yaitu keragaman ini menggambarkan tentang seberapa
banyak jumlah spesies yang berbeda. Keragaman spesies juga menggambarkan
perbedaan seberapa banyak jumlah individu masing-masing spesies dalam
komunitas;
c. Tingkat keragaman ekologis, adalah keanekaragaman habitat, yaitu keragaman
komunitas biologis maupun keragaman ekosistem di suatu daerah. Wilayah yang
memiliki beragam habitat lebih disukai, karena memiliki keragaman spesies yang
jauh lebih besar daripada wilayah yang hanya memiliki sedikit keragaman habitat.
Sedangkan komponen dan tingkat keanekaragaman hayati oleh Murray (2017)
juga dikelompokkan seperti yang disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 2.

Tabel 1. Komponen dan tingkat keanekaragaman hayati (Murray, 2017)


Keragaman taksonomik
Keragaman genetik Keragaman ekologi
(keragaman organisme)
Populations Kingdom Biomes
Individuals Phyla Bioregions
Chromosomes Families Landscapes
Genes Genera Ecosystems
Nucleotides Species Habitats
Subspecies Niches
Populations Populations
Individuals

Gambar 2. Keragaman hayati tumbuhan dari gen sampai ke komunitas


pada ekosistem (Murray, 2017)

38
M.K. Dasar Agroekosistem – Semester Ganjil T.A. 2022/2023

5.9. Contoh Kekayaan Biodiversitas


Widyatmoko (2018) menjelaskan bahwa di Indonesia memiliki biodiversitas
berupa:
a. Sekitar 27.500 spesies tumbuhan berbunga;
b. Lebih dari 477 spesies palem dan 255 spesies diantaranya endemik;
c. Lebih dari 350 spesies pohon penghasil kayu bernilai ekonomi penting, dan155
spesies diantaranya endemik di Kalimantan;
d. Sekitar 1.300 spesies tumbuhan berkasiat obat;
e. 24 spesies mangga dari 35 spesies mangga di dunia;
f. 37 spesies pisang dengan 3.600 varietas pisang dari 76 spesies pisang dunia;
g. 104 jenis tumbuhan buah berpotensi tinggi dan belum dimanfaatkan secara
optimal, dari 369.000 spesies tumbuhan didunia;

Contoh lainnya dari kondisi biodiversitas, yaitu di negara India merupakan salah
satu dari dua belas negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia
yang memiliki sekitar 47.000 spesies tumbuhan (termasuk tanaman) (Sharma et al.,
2017).

5.10. Ancaman Kelestarian Biodiversitas


Sharma et al. (2017) menjelaskan bahwa pembangunan salah satunya dibangun
atas prinsip perlindungan terhadap biodiversitas, sebagaimana digambarkan pada
Gambar 3.

Gambar 3. Perlindungan keanekaragaman hayati sebagai salah satu


prinsip pembangunan berkelanjutan (Sharma et al., 2017)

39
Program Studi Agroteknologi – Fapertahut UMPR

Sharma et al. (2017) juga menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang mengancam
kelestarian biodiversitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Hilangnya habitat dan terjadi fragmentasi habitat.
b. Perubahan iklim.
c. Gangguan (kerusakan) dan degradasi ekosistem.
d. Polusi semua aspek.
e. Eksploitasi yang berlebihan.
f. Pertanian intensif, yaitu semua bentuk pertanian ternyata memiliki dampak besar
pada biodiversitas, terutama ketika lahan baru dijadikan lahan budidaya.
Pertanian intensif didasarkan pada beberapa varietas unggul sehingga
menyebabkan berkurangnya keragaman genetik.
g. Pengenalan spesies eksotis (hias) biasanya mempengaruhi dan menggeser
mobilisasi biodiversitas.
h. Pergeseran praktik budidaya yaitu adanya kajian dan pemetaan spesifik lokasi
akibat kajian pertanian sehingga membatasi spesies yang dikembangkan di
spesifik lokasi.

40

Anda mungkin juga menyukai