Anda di halaman 1dari 11

2.

4 MATERI GEOGRAFI PERSEBARAN FLORA DANA FAUNA DI INDONESIA DAN


DUNIA

2.4.1 Karakteristik Bioma Di Dunia

Biosfer adalah objek material geografi yang terdiri dari tanah, air, dan udara
sebagai tempat berlangsungnya kehidupan. Biosfer dipengaruhi oleh beberapa faktor
fisik ataupun social yang mengakibatkan terjadinya interaksi antara organisme dan
komponen lingkungan yang tidak hidup. Interaksi tersebut yang akan menciptakan
suatu ekosistem. Ketika ekosistem tersebut berada di suatu area geografis yang luas dan
karakateristik lingkungan yang berbeda serta iklimnya, maka area tersebut dinamakan
dengan bioma. Bioma memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Bioma memiliki wilayah yang luas


2) Adanya komunitas yang klimaks dengan perubahan yang tidak akan Nampak lagi
3) Adanya bentuk vegetasi yang mendominasi di wilayah tersebut
4) Secara umum komunitas bersifat stabil jika tidak ada bencana alam yang datang
tiba-tiba
5) Bioma terbentuk karena interaksi antar unsur lingkungan (litosfer, pedosfer,
atmosfer dan hidrosfer)
6) Bioma dicirikan dengan kehidupan flora dan fauna yang berbeda

2.4.2. Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna

Setiap wilayah memiliki flora dan fauna yang berbeda-beda, baik dilihat dari
bentuk fisik dan pola kehidupannya. Hal tersebut terjadi karena keanekaragaman flora
dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu (Kustopo,
2018:14). Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa
faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Disini kita akan membahas
mengenai faktok-faktor abiotik dan biotik yang dapat mempengaruhi persebaran flora
dan fauna.

1) Iklim
Iklim cukup dominan dalam memperngaruhi persebaran folra dan fauna.
Setiap zona iklim akan memiliki jenis flora dan fauna sendiri yang berbeda dengan
wilayah yang dimiliki oleh zona iklim lainnya. Beberapa unsur iklim terdiri dari
suhu, kelembaban udara, angin, tingkat curah hujan, dan cahaya matahari.
a) Suhu adalah suatu ukuran derajat panas yang berasal dari radiasi matahari secara
langsung maupun tidak langsung. Suhu yang diterima oleh bumi akan berbeda
berdasarkan garis lintang, bujur, derajat keawanan, ketinggian dan albedo
disetiap wilayahnya.. Sehubungan dengan itu biasanya makhluk hidup memiliki
rentang suhu optimum tempat mereka dapat bertahan hidup. Itulah sebabnya
makhluk hidup akan memilih untuk tinggal di tempat yang sesuai dengan suhu
optimum tubuhnya.
b) Kelembaban udara adalah kandungan total uap air di udara yang dipengaruh oleh
suhu udara, angin, dan curah hujan. Kelembaban yang tinggi akan membantu
ketersediaan air yang melimpah. Kelembaban dapat mempengaruhi pengendalian
dsitribusi geografi tumbuhan. Tumbuhan dengan kebutuhan tingkat air yang
tinggi akan tumbuh di daerah yang lembap dan sebaliknya pula. Kelembaban
juga mempengaruhi berdistribusi hewan dengan mempengaruhi tingkat
penguapan dari tubuh hewan.
c) Angin adalah udara yang bergerak. Gerakan udara inilah yang menimbulkan
interaksi dengan faktor fisik lainnya. Beberapa mekanisme penyebab benih dan
spora mengandalkan angin. Angin yang kencang juga dapat mempengaruhi
migrasi burung.
d) Curah hujan adalah sumber air utama tanah. Kesediaan air tanah terjadi karena
adanya siklus hidrologi. Jumlah curah hujan tahunan sangat berpengaruh pada
sebaran vegetasi yang tumbuh di suatu wilayah serta populasi hewan di daerah
tertentu.
e) Cahaya matahari merupakan energi kehidupan yang diperlukan oleh makhluk
hidup. Begitu juga dengan tumbuhan yang membutuhkan cahaya matahari untuk
proses fotosintesis dan hewan akan membutuhkan tumbuhan tersebut sebagai
makanannya.

2) Fisiografi
Fisiografi merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi yang
berlaku di suatu habitat dan distribusi tumbuhan dan hewan. Faktor ini berkaitan
dengan topografi atau bentuk permukaan bumi tanah, seperti ketinggian,
kemiringan, drainasse, dan tingkat erosi tanah. Fisiografi berpengaruh terhadap
intensitas dan ketersediaan kebutuhan hidup, seperti cahaya matahari, keberadaan
badan air, dan suhu.habitat yang berbeda seperti bukit, pegunungan, dataran, atau
lereng mempengaruhi distribusi hewan dan tumbuhan.
3) Tanah
Tanah memiliki banyak unsur kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
flora. Kadar kimia berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Struktur tanah
berpengaruh terhadap siklus udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar
tanaman dapat bernafas dengan baik. Kedalam lapisan atas tanah memengaruhi
akses terhadap air, nutrisi dan structural tumbuhan. Keadaan tekstur tanah
berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Perbedaan jenis tanah
menyebabakan perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di
suatau wilayah.
4) Biotik
Biotik merupakan faktor terbesar dalam persebaran flora dan fauna.
Tumbuhan merupakan produsen dalam rantai makanan. Oleh karena itu, keberadaan
tumbuhan dapat memperngaruhi keberlangsungan rantai makanan tersebut. Dalam
dunia hewan jumlah karnivora dibatasi dengan ketersediaan mangsa yang mereka
makanan. Komponen biotik yang memiliki sentral terhadap sebaran flora dan fauna
di suatu wilayah adalah manusia. Menusia dapat menjaga kelestarian dan mengubah
tatanan kehidupan flora dan fauna dengan mengubah fungsi lahan.

2.4.3 Persebaran Flora di Permukaan Bumi

Berikut merupakan persebaran flora di permukaan bumi yang diklasifikasikan


dalam beberapa bioma.

1. Bioma tundra
Bioma tundra mempunyai karakteristik iklim regional yang sangat ekstrim
dengan suhu rata-rata rendah, bersalju, dan mempunyai musim panas yang pendek.
Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut, rumput, semak-semak rendah dan tanpa
pepohonan yang membentuk suatu hamparan yang luas atau sering disebut sebagai
“hamparan bantalan”. Jenis lumut tersebut adalah dark red, rumput kipas dan
lainnya. Tersebar di kutub utara dab di Pegunungan Alpine.
Gambar 2.2 Bioma Tundra
Sumber: www.runet.edu
2. Bioma taiga atau hutan boreal
Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat
dingin dan musim panas ang sangat pendek. Jenis vegetasi yaitu pohon konifera
(berdaun jarum) dan pinus, seperti pohon spruce (genus pice) yang mirip dengan
cemara, alder (alnus), birch (betula), dan cemara juniper (juniperus). Tingkat
temperatur berkisaran antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. Tersebar di
Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara, dan beberapa di kawasan Asia Utara.

Gambar 2.3 Bioma Taiga


Sumber: www.runet.edu
3. Bioma hutan iklim sedang
Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang berwarna
orange keemasan. Hal ini disebabkan karena pendeknya hari sehingga merangsang
tanaman menarik klorofil dari daun sehingga diisi pigment lain. Jenis vegetasi
yang timbuh adalah quercus (oak), acer (maple), catanea dan lain-lainnya.
Tersebar di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur
laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia
Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropics dengan iklim semi
selama enam bulan serta mengalami musin gugur saat musim kering sampai musim
dingin.
Gambar 2.4 Bima Hutan Ikilm Sedang
Sumber: www.runet.edu
4. Bioma hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis merupakan bioma paling kompleks, keadaan itu disebabkan
oleh iklim mikro yang sangat sesuai bagi kehidupan berbagai jenis tumbuhan.
Iklim hutan hujan tropis dicirikan dengan musim hujan yang panjang, suhu udara
dan kelembapan udara yang tinggi. Jenis vegetasi yang tumbuh dalam hutan hujan
tropis di antaranya Dipterocarpaceae, Pometia spp, Arecaceae (palem), mangifera
spp, dan Rafflesia spp. Terdapat juga vegetasi yang khas yaitu epifit (anggrek) dan
liana (tumbuhan merambat, contohnya rotan). Bioma ini tersebar di Hutan Amazon
(Amerika Tengah)m Afrika Barat, Madagaskar Timur, Asia Seatan (Indonesia dan
Malaysia) dan Australia.

Gambar 2.5 Bioma Hutan Hujan Tropis


Sumber: www.runet.edu
5. Bioma gurun
Bioma gurun dicirikan dengan kondisi iklim kering yang sangat ekstrim
dengan suhu udara yang tinggi. Bioma gurun tersebar di Amerika Utara yang
disebut pampas, dan frika Selatan disebut veld. Sesuai dengan kondisi alamnya,
hanya beberapa vegetasi yang bisa hidup di bioma gurun yaitu kaktus, liliaceae,
aloe, kaktus saguora dan cholla.
Gambar 2.6 Bioma Gurun
Sumber: www.runet.edu

2.4.4 Persebaran Fauna di Permukaan Bumi

Philip Lutley Sclater dan Alfred Russel Wallace, mengidentifikasi enam zona
biogeografi yang didasari pola persebaran makhluk hidup yang berada di darat. Zona
ini kemudian di klasifikasikan lagi menjadi bioma dan tipe-tipe habitat (Sindhu &
Sunaryo, 2016). Keenam zona iru adalah sebagai berikut:

a. Zona neartik yang membentang dari Afrika di utara Kanada ke dataran tinggi
Meksiko tengah, termasuk Greenland. Zona neartik terdiri dari tundra dan taiga,
hutan gugur beriklim sedang, padang rumput dan gurun. Di zona ini terdapat
relatif sedikit keluarga mamalia. Hanya ada dua keluarga hewan endemik, yakni
berang-berang gunung (Aplodontidae) dan kijang tanduk bercabang
(Antilocapriciae). Selain kedua hewan tersebut juga ada kuda, unta, mamut,
mastodon, kungkang, kucing bertaring, beruang raksasa bermuka pendek dan
cheetah.
b. Zona neotropik terbentang dari Meksiko tengah hingga Amerika Selatan. Zona
neotropik memiliki banyak keluarga mamalia dan banyak diantaranya endemik.
Di zona neotropik ada 27 keluarga hewan endemik, antaranya berbagai jenis
kera, kelelawar, dan armadillo. Sebagian besar keanekaragaman spesies
terkonsentrasi di Hutan Hujan Amazon, sabana, atau hutan semak tropis. Di
sebelah selatan, zona neotropik didominasi oleh padang rumput dan padang
pasir, dan di sepanjang pinggiran barat oleh pegunungan yang terhubung dengan
Pegunungan Andes.
c. Zona australis meliputi Australia dan Papua Nugini serta beberapa kepulauan di
Indonesia Timur, seperti Kepulauan Maluku, Lombok, dan Nusa Tenggara, serta
beberapa kepulauan di daerah Pasifik. Di barat laut, zona ini di batasi oleh garis
Wallace, yang lainnya dibatasi oleh lautan. Sebagian besar Australia adalah
gurun pasir, namun wilayah pesisir menunjukan beragam bioma, seperti hutan
tropis di utara (dan juga di Papua Nugini), hutan gugur beriklim sedang di
tenggara, semak-semak belukar di selatan dan hutan hujan iklim sedang di
Tasmania timur. Di zona australis ada 19 keluarga hewan endemik, diantaranya
landak mini, paltipus, hewan marsupial, serigala Tasmania, bandikut, possum,
kuskus, kanguru, koala, dan wombat.
d. Zona oriental/zona Indonesia yang membentang dari Asia Selatan, Asia
Tenggara hingga bagian selatan Asia Timur. Zona ini terdiri dari Subbenua
India, Asia Tenggara, dan bagian dari Kepulauan Nusantara (Malay
Archipelago) yang berada di utara dan barat garis Wallace. Zona ini diisolasi
dari zona paleartik oleh gurun pasir dan pegunungan, dan dari zona australis
oleh zona transisi Wallacea (membentang ke timur dari garis Wallace yang
meliputi Kepulauan Sunda Kecil, Sulaweis dan Maluku). Sebagian besar zona
oriental adalah hutan tropis. Keanekaragaman mamalia di zona ini cukup tinggi,
namun hanya ada lima keluarga hewan endemic. Kelimanya adalah tupai,
kelelawar hidung babi, tarsius, kubang (cobego atau flying lemur) dan siamang.
Keragaman hewan di zona ini cukup tinggi, namun hewan endemisnya sedikit.
Hal ini terjadi karena zona ini adalah persimpangan tropis antara daerah
paleartik, etiopian dan australis.
e. Zona paleartik merupakan daerah fauna terbesar. Zona ini mencakup Eropa,
Rusia, Asia Tengah, Tiongkok utara, hingga Maroko di Afrika. Zona paleartik
terbagi menjadi daerah Euro Siberia, Cekungan Mediterania, Gurun Sahara dan
Arab, Asia Barat dan tengah, Asia Timur, dan beberapa badan air twar yang
besar. Taiga yang terbentang dari timur ke barat dan berpusat di 60ᵒLU
mendominasi zona paleartik. Sementara, di bagian utara ada tundra dan di bagian
barat daya ada stepa Mongolia.ada dua keluarga mamalia endemic di zona ini,
yakni tikus mondok buta Spalacidae dan tikus selevin. Keanekaragaman spesies
terpusat di daerah yang hangat dan basah di tenggara dan barat daya. Fauna
mamalia paleartik mewakili campuran elemen neartik, etiopian dan oriental.
Contohnya lynx, landak, macan tutul salju, rusa kutub, panda, serigala dan bison.
f. Zona etiopian/zona afrotropical mencangkup Madagaskar dan sub sahara Afrika.
Sahara dan Timur Tengah membentuk zona transisi antara daerah etiopian dan
paleartik selatan. Sub Sahara Afrika termasuk pita dari hutan hujan tropis
berpusat di khatulistiwa dan membentang sepanjang Teluk Guinea dan utara ke
Sungai Senegal. Hutan hujan diapit oleh padang sabana luas yang meliputi
daerah lintang pertengahan, dan sebagian besar barat daya Afrika adalah gurun.
Zona etiopian memiliki variasi vertebrata terbanyak dibandingkan zona lainnya.
Keragaman mamalia mungkin disebabkan adanya iklim yang hangat. Ada 15
keluarga hewan endemik di zona ini. Beberapa di antaranya jerapah, kuda nil,
aardvark, tenrec, kelelawar, lemur, tupai ekor bersisik, tikus dan kelinci.

Gambar 2.7 Peta Sebaran Fauna di Dunia


Sumber: www.prism.gatech.edu

2.4.5 Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Indonesia terletak di daerah tropis yang sebagian besar wilayahnya memiliki


suhu udara dan curah hujan tinggi serta tanah tanah yang subur. Disamping itu juga
terdapat daerah tinggi dengan suhu udara yang rendah dan curah hujan yang tinggi.
Kondisi seperti ini menyebabkan berbagai jenis flora dapat berkembang baik di
Indonesia. Dengan variasi jenis tumbuhan yang sangat banyak ini menyebabkan
variasi dan jumlah fauna yang ada di Indonesia juga sangat banyak.

A. Sebaran flora di Indonesia.


Sebaran flora yang ada di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi lima jenis,
yaitu:
a) Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis merupakan vegetasi utama yang tumbuh di daerah


tropis seperti di Indonesia. Adanya suhu udara dan curah hujan yang tinggi
memnyebabkan vegetasi di Indonesia sangat lebat dan hijau sepanjang tahun.
Di dalam hutan ini terdapat berbagai jenis vegetasi seperti pohon-pohon besar,
perdu, rumput dan juga tumbuhan parasit. Hutan ini banyak terdapat di
Sumatera, Kalimantan dan Papua.

b) Hutan Musim

Indonesia memlliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Hutan musim di Indonesia pada saat musim penghujan daunnya lebat,
sedangkan pada musim kemarau daunnya sedikit bahkan ada yang mengalami
gugur daun. Jenis pohon hutan musim antara lain jati dan angsana. Hutan ini
tersebar di Jawa Barat, Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa timur dan Nusa
Tenggara.

c) Hutan Bakau/ Mangrove

Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga banyak memiliki


daerah pantai yang merupakan habitat hutan bakau. Hutan bakau mempunyai
fungsi sebagai pelindung abrasi pantai, habitat berbagai jenis ikan, dan sebagai
filter inrusi air laut. Hutan bakau dapat dijumpai di pantai timur Sumatera,
pantai utara Jawa.

d) Sabana

Sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon


yang menggerombol. Wilayah sabana biasanya terdapat di daerah yan relatif
datar dan curah hujan rendah. Sabana dapat dijumpai di Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

e) Stepa

Stepa merupakan wilayah yang didomonasi oleh padang rumput.


Wilayah ini pada umumnya memiliki curah hujan tahunan yang rendah. Di
Indonesia Stepa tumbuh di Nusa Tenggara Timur.

B. Sebaran Fauna di Indonesia


Indonesia memiliki berbagai jenis fauna yang dapat dibedakan menjadi :
a) Asiatic
Fauna jenis ini menempati Indonesia bagian barat sampai selat Malaka
dan selat Lombok. Jenis hewan yang ada berupa hewan menyusui yang besar,
seperti gajah, harimau, badak, beruang dan tapir.
b) Peralihan atau Wallace
Fauna ini ada di daerah ini merupakan fauna Asiatic dan Asutralis jenis
fauna di sini antara lain kuskus, anoa, dan burung maleo.
c) Australis
Fauna ini hidup di Indonesia bagian timur yang meliputi Papua dan pulau-
pulau di sekitarnya. Jenis hewannya adalah hewan menyusui kecil seperti
kangguru dan juga burung-burung berwarna.
DAFTAR PUSTAKA

Kustopo. 2018. Geografi paket C Setara SMA/MA Modul Tema 7: Uniknya Flora Fauna
Indonesia. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Ditjen
Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat-Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan

Sindhu, Yasinto & Sunaryo. 2016. Mandiri Geografi Jilid 2 untuk SMA/MA Kelas XI
Berdasarkan kurikulum 2013 (Edisi Revis 2016). Jakarta: Penerbit Erlangga

Sunarto, 1991. Biogeografi. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Anda mungkin juga menyukai