Anda di halaman 1dari 11

Geografi Kehidupan

 Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang mempunyai arti bumi dan
graphein yang mempunyai arti lukisan atau tulisan. Jadi, geografi merupakan ilmu
yang menggambarkan atau melukiskan tentang keadaan di bumi.
 Geografi kehidupan atau disebut dengan Biogeografi adalah pembagian wilayah
berdasarkan kondisi geografi yang berkaitan dengan kehidupan yang terdapat
didalamnya.
 Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan
distribusi organisme di permukaan bumi.
 (Harmoni) mengatakan bahwa geografi kehidupan yaitu pembagian wilayah
kehidupan yang berhubungan dengan kondisi geografi meliputi kehidupan hewan dan
tumbuhan yang terdapat di wilayah bumi. Hewan, tumbuhan, dan iklim merupakan
skala besar ekosistem yang biasa disebut dengan daerah habitat atau bioma.

A. Penyebaran Makhluk Hidup.

Gambar 1. Penyebaran Makhluk Hidup.


(Sumber : www.gurupendidikan.co.id/wp-content/uploads/2019/09/pengertian-
biogeografi.jpg)

Di dalam bumi ini, terdapat bermacam jenis makhluk hidup yang berbeda-beda. Namun
terkadang kita melihat adanya kesamaan antara makhluk hidup pada suatu wilayah dengan
wilayah lain. Hal ini dikarenakan adanya faktor penyebaran makhluk hidup. Ada 2 faktor
penyebaran makhluk hidup.
a) Faktor Biotik.
1) Aktivitas Manusia.
Aktivitas manusia sangatlah berpengaruh terhadap penyebaran makhluk hidup.
Contohnya : apabila kita menebang pohon, maka flora pun lama-kelamaan akan
habis. Dengan habisnya flora, maka tidak ada lagi makanan untuk para fauna,
dan para fauna pun mencari wilayah dimana masih terdapat bahan makanan untu
mereka.
2) Flora dan Fauna.
Hewan memiliki peranan terhadap tumbuhan, contohnya membantu dalam
proses penyerbukan, hal ini biasanya dilakukan oleh lebah, kupu-kupu, dan lain-
lain. Selain hewan, tumbuhan pun juga berperan dalam menyuburkan tanah.
Tanah yang subur, memungkinkan terjadinya perkemabangan kehidupan
tumbuh-tumbuhan, serta dapat mempengaruhi kehidupan faunanya.
b) Faktor Abiotik.
1) Iklim.
Faktor iklim (suhu, kelembapan udara, angin, dll) juga sangat berpengaruh
terhadap penyebaran makhluk hidup. Faktor suhu dan kelembapan sangat
berpengaruh bagi perkembangan fisik tumbuhan. Sedangkan matahari, sangat
berperan dalam proses fotosintesis. Perbedaan iklim di suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya berbeda-beda. Berdasarkan
tingkat kelembapan udaranya, tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 kelompok:
a) Xerophyta : tumbuhan yang mampu beradaptasi di daerah kering. Contoh :
Kaktus.

Gambar 2. Kaktus.
(Sumber : https://ruanasagita.blogspot.com/2016/04/ciri-khusus-yang-dimiliki-
tumbuhan.html)

b) Mesophyta : tumbuhan yang dapat hidup di tanah yang lembab. Contoh : Padi.
Gambar 3. Padi.
(Sumber : https://wajibdibacain.blogspot.com/2018/10/musuh-berat-petani-6-
hama-penyebab.html)

c) Tropophyta : tumbuhan yang didalam kehidupannya membutuhkan banyak


air. Contoh : Eceng gondok.

Gambar 4. Eceng gondok.


(Sumber : https://food.detik.com/info-kuliner/d-4902785/5-fakta-eceng-gondok-
dianggap-gulma-tapi-enak-dimakan-dan-kaya-nutrisi)

2) Keadaan Tanah.
Perbedaan jenis tanah, mulai dari tekstur hingga zat mineral yang terkandung di
dalamnya, dapat mempengaruhi berbagai jenis tanaman yang tumbuh. Mengenai
tekstur, dapat mempengaruhi daya serap tanah terhadap air. Ketika tanah tersebut
memiliki daya serap air yang tinggi, maka berbagai jenis tanaman pun dapat
tumbuh, dan begitu pun sebaliknya.
Contoh : perbandingan wilayah tropis dengan gurun pasir. Daerah tropis banyak
ditumbuhi hutan lebat, pohonnya yang tinggi-tinggi dan daunnya selalu berwarna
hijau. Sebaliknya, gurun pasir hanya tanaman tertentu saja yang dapat tumbuh
(seperti kaktus).
3) Air.
Air memiliki peranan penting bagi tumbuhan, yaitu dapat melarutkan dan
membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya
air tergantung dengan adanya curah hujan di daerah tertentu. Daerah yang curah
hujannya kurang, keanekaragaman tumbuhannya pun kurang dibandingkan
daerah yang memiliki banyak curah hujannya, seperti di daerah tropis.
4) Tinggi Rendah Permukaan Bumi.
Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti daerah pegunungan,
pantai, dataran rendah, dan perbukitan. Perbedaan tinggi rendah permukaan
bumi, mengakibatkan adanya variasi suhu udara. Variasi suhu udara tersebutlah
yang mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan. Semakin tinggi suatu daerah
maka semakin dingin suhu udara di daerah tersebut. Dan begitu pula sebaliknya.
Contoh : tanaman yang hidup di daerah pantai, banyak di tumbuhi oleh pohon
kelapa, namun lain halnya pada daerah pegunungan, yang memiliki banyak
keanekaragaman tumbuhan, pohon-pohon yang rimbun, dll.

B. Pembagian Wilayah Berdasarkan Iklim.

Gambar 5. Pembagian Wilayah Berdasarkan Iklim.


(Sumber : www.ruangguru.com/blog/klasifikasi-tipe-iklim)

a) Daerah tropis.

Terletak di sepanjang katulistiwa antara 23 ½ LU dan 23 ½ LS beriklim panas.


Matahari bersinar sepanjang tahun. Perubahan suhu antara januari sampai desember
sangat sedikit, curah hujan sangat tinggi, merata di sepanjang tahun antara 200-225
cm/tahun.
Di bawah biomanya terdapat ribuan spesies tumbuhan yang dapat membentuk suatu
hutan tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut :

(1) Pohon-pohonnya besar dan tinggi, dapat mencapai 20-40 cm

(2) Cabang pohon panjang dan banyak, membentuk pohon ynag luas

(3) Di dalam naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel (epifit) yang
melakukan adaptasi dengan lingkungan kering karena hidup dari air dan curah hujan
yang dikandung cabang atau dahan tempat menempel

(4) Tanah di bawah naungan, hampir tidak menerima sinar matahari yang
menyebabkan tanaman meramat, menjalar ke atas

(5) Dilapisan terbawah hidup rumput dan lumut sebagai makanan hewan kecil.

Di pedalaman daerah tropis lain terdapat beberapa gurun pasir yang


kondisinya jauh berbeda dengan lingkungan hutan tropis. Ciri-ciri tumbuhan di daerah
ini : ukuran kecil, tumbuh waktu hujan turun, berbunga dan berbiji dalam ukuran kecil
dan tahan lama, tumbuh pada musim penghujan tahun berikutnya.

Ciri lingkungan abiotiknya : suhu udara siang hari sangat tinggi, +/- 50 oC.
Sedangkan pada malam hari dapat mencapai 00C. Curah hujan sangat rendah
<25cm/th. Kelembaban udara sangat rendah, penguapan air (evaporasi) sangat tinggi,
yang secara keselurahan berakibat pada keadaan tanahnya menjadi tandus. Dengan
kondisi bioma demikian hanya sedikit jumlah spesies tanaman yang mampu tumbuh

b) Daerah Sub-Tropis.
Daerah sub-tropis terletak di antara 23 1/2° - 66 1/2° LU atau LS yang
mempunyai iklim sedang. Curah hujan 75-100 cm/jam setiap tahunnya. Iklimnya
disebut iklim sedang. Terdapat 4 musim : musim panas, musim gugur, musim dingin,
dan musim semi. Curah hujan sepanjang tahun, 75-100 cm/th.
Ciri-ciri biomanya : Hutannya merupakan hutan luruh. Gugurnya daun
merupakan persiapan untuk datangnya musim dingin dan bersemi kembali setelah
musim dingin selesai. Pada musim dingin terdapat salju. Jumlah tumbuhan di
kawasan Sub-Tropik lebih sedikit, tanamannya tinggi, jarak antar pohon tidak rapat
dan hampir tidak ada perdu dibawahnya.
Di daerah tengah benua terdapat padang rumput, karena curah hujan sedikit.
Tingkat curah hujan menyebabkan tumbuhnya bermacam-macam rumput. Tanahnya
banyak mengandung humus, karena daun dan rumput cepat mati dan membusuk pada
musim gugur.
c) Daerah Kutub.
Terletak di daerah antara 66 ½0 – 900 LU atau LS. Pada musim panas,
matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari. Pada musim dingin matahari kurang dari
12 jam sehari.
Biomanya yang khas di daerah beriklim dingin adalah hutan taiga yang
pohonnya terdiri dari satu jenis spesies (homogen). Pohon khasnya adalah konifer.
Dibelahan bumi utara terdapat tundra. Lokasinya di sekitar kutub, iklimnnya disebut
iklim kutub. Daerah tundra mendapat sedikit energi radiasi, perbedaan siang dengan
malam dalam musim panas dan musim dingin sangat besar. Rumput tumbuh menutupi
tanah, tumbuhan berbiji tumbuh kerdil.

C. Pembagian Wilayah untuk Penyebaran Binatang.

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan
biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan
perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Ilmu yang mempelajari persebaran fauna di muka
bumi ini disebut Zoogeografi.

Faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu


karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Tetapi hewan berbeda dengan tumbuhan yang
bersifat pasif, bila habitatna dirasakan sudah tidak cocok mereka secara massal mengadakan
migrasi ke tempat lain.

Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas
delapan wilayah yaitu Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropikal dan Neartik,
Oceanik dan Antartik.

1. Wilayah Ethiopian

Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara,
Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas dari daerah ini adalah badak Afrika,
gorilla, gajah Afrika, baboon, jerapah, simpanse. Mamalia padang rumput ada zebra, kijang,
singa, antilop, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia
endemic di wilayah ini ada kuda Nil, yang hanya terdapat di sungai Wilayah Neotropikal Nil,
Mesir. Tetapi di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Wilayah Ethiopian
juga memiliki hewan yang hamper sama dengan di wilayah Oriental seperti kucing, tikus,
bajing, kelelawar, babi hutan, dan anjing.

2. Wilayah Palearktik

Wilayah persebarannya meliputi hamper seluruh benua Eropa, Uni Soviet, daerah
dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai
Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Beberapa jenis fauna
Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu unta di Afrika Utara, panda di
China, binatang kutub seperti rusa kutub, kucing kutub, dan beruang kutub. Binatang-
binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain sejenis tikus, berbagai spesies anjing,
kelinci, kelelawar. Bajing dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.

3. Wilayah Nearktik

Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Greenland, Amerika


Utara dekat Kutub Utara. Hewan khas daerah ini adalah muskox, bison, ayam kalkun liar,
tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, domba gunung, caribou. Di daerah ini juga ada
beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti kelinci, anjing, kucing,
kelelawar, dan bajing.

4. Wilayah Neotropikal

Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian


besar Meksiko. Hewan endemiknya adalah ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon,
lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), kera hidung merah, dan tapir. Fauna
vetebrata nya ada monyet, trenggiling, kelelawar penghisap darah, beberapa spesies burung,
beberapa jenis reptil (buaya, kadal, ular).

5. Wilayah Oriental

Persebarannya di kawasan Asia, terutama Asia Selatan dan Asia Tenggara. Fauna
Indonesia yang masuk ke wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas
wilayah ini adalah harimau, gibbon, orang utan, banteng, rusa, dan badak bercula satu.

6. Wilayah Australian
Persebarannya ini mencakup kawasan Selandia Baru, Australia, Irian, Maluku, dan
pulau pulay sekitarnya. Beberapa hewan khas wilaya ini adalah kiwi, koala, kangguru, cocor
bebek (sejenis mamalia bertelur). Beberapa jenis burung seperti burung kasuari, burung
cendrawasih, burung kakatua, dan betet. Kelompok reptile ada buaya, kura-kura, dan ular
piton.

7. Wilayah Oceanik

Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini
merupakan pengembangan dari wilayah Australia daratan. Oleh karena itu jenis faunanya
hamper sama dengan wilayah Australian

8. Wilayah Antartik

Wilayahnya berada di kawasan Kutub Selatan. Jenis faunanya yang khas adalah
memiliki bulu lebat dan mampu menhan dinging, misalnya burung penguin, anjing laut, rusa
kutub, kelinci kutub, dan beruang kutub.

 3 Wilayah Persebaran Fauna di Indonsia

Gambar 6. 3 Wilayah Persebaran Fauna di Indonesia .

(Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/persebaran-fauna-indonesia/)

1) Asiatis (Wilayah Indonesia bagian barat).

Pulau yang ada di wilayah ini adalah pulau Jawa, pulau Kalimantan, pulau
Bali, pulau Sumatera. Fauna sundaic : gajah India di Sumatera, harimau di Jawa,
Sumatera, Bali, badak bercula dua di Kalimantan dan Sumatera, badak bercula satu
di Jawa, raliahan antara fauna Asia dengan Fauna Australia. Orang utan di Sumatera
dan Kalimantan, kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan beruang madu di
Kalimantann dan Sumatera. Cecak terbang di Nusa Tenggara. Fauna endemic di
daerah ini ada badak bercula satu di Ujung Kulon Jawa Barat, Beo Nias di Kabupaten
Nias, Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan.

Gambar 7. Contoh Fauna Asiatis.

(Sumber : https://zuniyahya.com/fauna-asiatis/)

2) Wallace (Peralihan) (Wilayah Indonesia bagian tengah).

Fauna wallace (peralihan) tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.


Daerah fauna peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan fauna di
dataran Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan fauna dataran Sahul. Contoh
fauna nya adalah babi rusa, kuskus, anoa, katak terbang, biawak. Contoh fauna
endemiknya adalah komodo di Pulau Komodo dan pulau-pulau sekitarnya, tapir
(kerbau liar), burung kasuari di Pulau Morotai, Obi, Halmahera dan Bacan.

Gambar 8. Contoh Fauna Peralihan.

(Sumber : https://www.juraganles.com/2016/06/fauna-tipe-asiatis-fauna-tipe-peralihan-dan-
fauna-tipe-australis.html)
3) Australis (Wilayah Indonesia bagian timur) .

Terdapat di wilayah Irian Jaya dan pulau-pulau di sekitarnya. Daerah ini juga
disebut fauna dataran Sahul. Contoh fauna nya adalah kasuari, kangguru, burung
cendrawasih, dan berbagai jenis burung lainnya, lalu ada reptile dan amphibi.

Gambar 9. Contoh Fauna Australis.

(Sumber : https://www.juraganles.com/2016/06/fauna-tipe-asiatis-fauna-tipe-peralihan-dan-
fauna-tipe-australis.html)

Persebaran fauna di dunia juga dapat dikelompokkan berdasarkan bioma. Dimana


persebaran fauna dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, diantaranya :

 Fauna di daerah Padang Rumput.

Hewan konsumen primer di daerah padang rumput yaitu Kangguru di Australia, Zebra
di Afrika dan Bison di Amerika. Sedangkan predator yang dapat ditemukan di padang
rumput yaitu anjing liar, singa. Serta insekta yang hidup di padang rumput seperti
belalang dan capung.

 Fauna di Laut dan Arktik.

Fauna di daerah laut dapat dikategorikan dalam 4 bagian, yaitu zona litoral (bentos),
zona nerictic (plankton, nekton, binatang karang), dipantai kepulauan (tongkol,
tenggiri, laying, kakap, teri, penyu dan gurita), Atlantik dan Samudera Pasifik
(plankton, ikan hiu, dan ikan paus).

 Fauna di daerah Gurun.

Hewan kecil yang terdapat di daerah gurun rata-rata hidup di dalam lubang, mereka
keluar dari dalam lubang hanya untuk mencari mangsa pada pagi hari maupun di
malam hari. Sebagian hewan besar jarang bisa hidup di gurun tetapi ada satu hewan
besar yang bisa hidup digurun yaitu unta. Selain itu hewan lainnya ada rodentia, ular,
dan kadal.

 Fauna di daerah Tundra.

Hewan yang bisa ditemukan di daerah Tundra yaitu penguin, walrus, dan anjing
laut. Selain itu juga bisa ditemukan beruang kutub, rubah kutub, dan kelinci kutub.

 Fauna di daerah Hutan Basah.

Tupai, Harimau, Kera, Kucing Hutan, Burung, Babi Hutan, merupakan hewan
yang sering dijumpai di daerah Hutan Basah Tropika.

 Fauna di daerah Hutan Gugur.

Beberapa hewan yang terdapat di daerah hutan gugur meliputi, Beruang, Racoon,
Tupai, Rusa, Burung Pelatuk, dan Rubah.

 Fauna di daerah Taiga.

Hewan khas di daerah ini adalah Moose. Kebanyakan burung yang terdapat di
daerah ini merupakan burung yang bermigrasi dari utara ke selatan pada saat
musim gugur.

Anda mungkin juga menyukai