Anda di halaman 1dari 24

Persebaran Flora dan fauna di dunia

Kelompok 4
Alka Ridho
Alanna S
Noviola Berlianita S
Putri Maryunita
Rizka Hidayati S
Zakfar Sidik

Faktor-Faktor yang mempengaruhi


sebaran Flora dan Fauna di dunia
1. Faktor Iklim
A. Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari
secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan
secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan,
ketinggian dan albedo maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat.
Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan variasi suhu untuk
proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun
baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin dan kering, memerlukan pola cuaca
yang bervariasi untuk melangsungkan serangkaian proses regenerasinya.

B. Kelembaban Udara
Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung dalam
udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan air.
Air juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi
tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan yang
sangat penting.

C. Sinar Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber
energi untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan
untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa
dengan membentuk oksigen ( O2) di atmosfer sebagai hasil lainnya.
Dengan demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi
merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka
melangsungkan kehidupannya.
D. Curah hujan
Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan
fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi
kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk
presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan
bumi menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan
perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuhtumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber makanan
bagi hewan.
E. Angin
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan
memindahkan uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat
yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan
penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.

2. Faktor tanah
Sebagai media tumbuh dan
berkembangnya tanaman, tingkat
kesuburan tanah berpengaruh terhadap
persebaran tumbuhan.
Faktor tanah dsebut pula faktor edafik
yang berasal dari kata edapos yang artinya
tanah atau lapangan. Melihat pola
persebaran vegetasi dengan faktor edafik
berarti meninjau tanah dari sudut
tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan
vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah
yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman antara lain tekstur, struktur, dan
keasaman tanah.

3. Faktor topograf
Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan.
Ketinggian suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan
suhu yang akhirnya menyebabkan pula perbedaan
kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai
ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang
jenisnya berbeda pula karena vegetasi tumbuhan maupun
hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan. Oleh
sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan
yang khas untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu.
4. Faktor Biotik (Manusia, hewan dan tumbuh
tumbuhan)
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi
daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan
melakukan penebangan, reboisasi atau pemupukan. Manusia
dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tmpat ke tempat
lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi
kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan
perlindungan atau perburuan binatang.

persebaran flora dan fauna di dunia


Persebaran tumbuhan di muka bumi didasarkan atas dasar
latar geografis dan fisikologis atau dikenal dengan sebutan
pendekatan ekolagi, Pendekatan ekologis memeliputi
distribusi tumbuhan dilhat dari pengaruh kondisi lingkungan,
terutama iklim yang disebabkan oleh perbedaan letak lintang
( astronomis ), dan pengaruh ketinggian dari permukaan laut.
Sistem bioma merupakan salah satu cara mempelajari
persebaran bebagai jenis tumbuhan. Sistem bioma
menekankan pada dinamika komonitasyang hubungan
dengan iklim dan faktor lingkungan lainya. Selain
memperhatikan sejarah evaluasi geologinya. Biom-bioma
dipermukaan bumi dapat dibedakan menjadi 7 kelompok,
yaitu bioma gurun, padang rumput, sabana, hutan gugur,
taiga, dan tundra

Bioma Gurun
Daerah gurun dicirikan oleh curhan hujan yang sangat rendah, yaitu
kurang dari 250 mm per tahun dan intensitas panas Matahari yang tinggi.
Di daerah ini umumnya terdiri atas batu atau pasir dengan tumbuhan
yang jarang. Daerah gurun yang paling luas terpusat terluas di daerah
sekitar 20LU, yaitu mulai dari pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia
Tengah. Sepanjang daerah itu tedapat kompleks Gurun Sahara,Gurun
Arab, dan Gurun gobi yang luasnya mencapai 10 juta km.
Derah Gurun juga mempunyanyi ciri-ciriyang khusus,antara lain tingkat
evaporasi yang lebih tinggi dari pada curah hujan dan air tanah yang
cenderung asing. Air tanah ini menjadi asin karena larutan garam dalam
tanah tidak dipindah. Baik mula pencucian maupun oleh drainase.
Tumbuhan yang mampu hidup di gurunpada umumnya mempunyai daun
yang kecil seperti duri dan mepunyai akar yang panjang.dan mampu
menyimpan air ditempat yang dalam.Vegetasi yang dapat hidup didaerah
gurun adalah Kaktus, semak-semak akasia, dan pohon-pohon tamar
( kurma ).dan hewan yang tedapat didaerah gurun adalah belalang dan
sebagainya hewan sejenis pengaret, contohnya hamter dan gerbil.

.Bioma hutan basah ( hutan hujan


tropis )
Hatan basah terdapat di daerah troppika meliputi Amerika
Selatan, Semenangjung Amerika Tengah, Afrika, Madagaskar,
Australia bagian utara,indonesia, dan Malaysia. Didaerah
hutan basah ini terdapat berbagi macam jenis Tumbuhan.
Berbagai tumbuhan ini dapat hidup antara lain jenis
tumbuhan,sepanjang tahun mendapat sinar Matahari yang
cukup, air yang cukup, curah hujan diatas 2.000 mm per
tahun,dan keadaan alamnya memungkinkan tumbuhan
berbagai jenis tanaman.Adapun pohon-pohon memiliki tinggi
20-40 m, cbang-cabang pohonan berdaun lebat dan lebar
serta selalu hijau. Hewan yang hidup di bioma hutan trupis
umumnya adalah hewan yang hidup di pohon dan berbagai
jenis primata.Diantara primata hujan tropis dalam jumlah
yang besar adalah avenom,monyet dan gorila.

Bioma tundra
Tundra merupakan daerah kutup yang tidak di tumbuhi
oleh perpohonan. Hanya lumut yang dapat tumbuh di
daerah tundra. Daerah tundra dapat di jumpaidi se
keliling lingkaran Arktik dan pulau-pulau kecil dekat
Antartik.Daerah ini mempunyai musim dingin yang
panjang dan gelap serta musim panas yang panjang
dan terang sehingga bersuhu 23,5 LU/LS. Oleh karena
itu, musim tumbuh tanaman sabgat pendek, yaitu 30
sampai 129 hari per tahun.dan beberapa jenis
tumbuhan khas yang hidup di daerah tundra antara
lain rusa, kelinci salju, rubah, dan hewan pengerat.
Burung-burung yang terdapat didaerah itu antar lain
elang, bebek angsa, dan burung hantu.

Padang Rumput
Daerah padang rumput ini terbentang dari daerah
tropika samapai ke daerah subtropika. Curah hujan
pada umumnya antara 250-500 mm per tahun. Hujan
yang tidak teratur dan porositas yang rendah
mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air.
Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang
rumput yang relative basah, seperti yanf terdapat di
Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai tiga meter,
misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses.
Sedangkan daerah padang rumput yang kering
mempunyai rumput yang pendek. Contohnya adalah
rumput buffalo grasses dan rumput grama.

Flora endemik di Indonesia


1. Bunga bangkai (Amorphophalus
titanum) di Sumatera
2. Rafflesia arnoldi di Sumatra
3. Anggrek Hitam (Coelogyne
pandurata) di Kalimantan
4. Kayu Eboni (Diospyros sp) di Sulawesi
5. Kayu Cendana (Santalum album) di
Nusa Tenggara

Bunga
Bangkai

(Amorphophallus) adalah nama


marga tumbuhan dari suku talastalasan (Araceae). Bunga dan
tumbuhan vegetatifnya (daun)
tumbuh bergantian. Bunganya
pada waktu-waktu tertentu
mengeluarkan bau bangkai yang
keras, sehingga umum dinamai
sebagai bunga bangkai.
Beranggotakan sekitar 200
spesies, herba berumbi ini
menyebar di wilayah tropika dan
ugahari. Nama ilmiahnya berasal
dari bentuk bunganya yang
menyerupai penis rusak (Gr.:
amorphos, bentuk yang rusak;
phallos, alat kelamin lelaki)

Rafflesia arnoldi di
Sumatra

Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii)


merupakan tumbuhan parasit obligat
yang terkenal karena memiliki bunga
berukuran sangat besar, bahkan
merupakan bunga terbesar di dunia.
Ia tumbuh di jaringan tumbuhan
merambat (liana) Tetrastigma dan
tidak memiliki daun sehingga tidak
mampu berfotosintesis. Penamaan
bunga raksasa ini tidak terlepas oleh
sejarah penemuannya pertama kali
pada tahun 1818 di hutan tropis
Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat
dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi,
Kabupaten Bengkulu Selatan,
sehingga Bengkulu dikenal di dunia
sebagai The Land of Rafflesia atau
Bumi Rafflesia.

Anggrek
Hitam

Anggrek hitam (Coelogyne


pandurata) adalah spesies
anggrek yang hanya tumbuh di
pulau Kalimantan. Anggrek
hitam adalah maskot flora
provinsi Kalimantan Timur. Saat
ini, habitat asli anggrek hitam
mengalami penurunan jumlah
yang cukup besar karena
semakin menyusutnya luas
hutan di Kalimantan namun
masih bisa ditemukan di cagar
alam Kersik Luway dalam jumlah
yang sedikit. Diperkirakan
jumlah yang lebih banyak
berada di tangan para kolektor
anggrek.

Kayu-hitam Sulawesi
Kayu eboni adalah sejenis pohon
penghasil kayu mahal
dari suku eboniebonian (Ebenaceae).
Nama ilmiahnya
adalah Diospyros
celebica, yakni
diturunkan dari kata
"celebes" (Sulawesi),
dan merupakan
tumbuhan endemik
daerah itu.

Kayu Cendana

Kayunya digunakan sebagai


rempah-rempah, bahan dupa,
aromaterapi, campuran parfum,
serta sangkur keris (warangka).
Kayu yang baik bisa menyimpan
aromanya selama berabad-abad.
Konon di Sri Lanka kayu ini
digunakan untuk membalsam
jenazah putri-putri raja sejak
abad ke-9. Di Indonesia, kayu ini
banyak ditemukan di Nusa
Tenggara Timur, khususnya di
Pulau Timor, meskipun sekarang
ditemukan pula di Pulau Jawa
dan pulau-pulau Nusa Tenggara
lainnya

Fauna endemik di Indonesia


1. Siamang (Hylobates syndactylus) di
Sumatera
2. Orang utan sumatera (Pongo abelli) di
Sumatera
3. Orang utan kalimantan (Pongo pygmaeus)
di Kalimantan
4. Kera belanda (Nasalis larvatus) di
Kalimantan
5. Burung rangkong (Buceros rhinoceros) di
Kalimantanil

Siamang

Siamang adalah kera hitam yang


berlengan panjang, dan hidup
pada pohon-pohon.[1] Pada
umumnya, siamang sangat
tangkas saat bergerak di atas
pohon, sehingga tidak ada
predator yang bisa menangkap
mereka. Siamang merupakan
spesies terancam, karena
deforestasi habitatnya cepat.[1]
Siamang tidak memliki ekor dan
memiliki postur tubuh yang kurang
tegak.[2] Siamang juga memiliki
perkembangan otak yang tinggi.[1]
Siamang berwarna hitam agak
cokelat kemerahan.[1] Kera ini
memiliki anyaman antara jari
kedua dan ketiga

Orang
Utan
Sumatra

Orangutan Sumatra (Pongo


abelii) adalah spesies
orangutan terlangka.
Orangutan Sumatra hidup
dan endemik terhadap
Sumatra, sebuah pulau yang
terletak di Indonesia. Mereka
lebih kecil daripada
orangutan Kalimantan.
Orangutan Sumatra memiliki
tinggi sekitar 4.6 kaki dan
berat 200 pon. Betina lebih
kecil, dengan tinggi 3 kaki
dan berat 100 pon.

Orang Utan
Kalimantan

Orangutan Kalimantan,
Pongo pygmaeus, adalah
spesies orangutan asli pulau
Kalimantan. Bersama
dengan orangutan Sumatra
yang lebih kecil, orangutan
Kalimantan masuk kedalam
genus pongo yang dapat
ditemui di Asia. Orangutan
Kalimantan memiliki lama
waktu hidup selama 35
sampai 40 tahun di alam
liar, sedangkan di
penangkaran dapat
mencapai usia 60 tahun

Kera
Belanda

Bekantan atau dalam nama ilmiahnya


Nasalis larvatus adalah sejenis monyet
berhidung panjang dengan rambut
berwarna coklat kemerahan dan
merupakan satu dari dua spesies dalam
genus tunggal monyet Nasalis.
Ciri-ciri utama yang membedakan
bekantan dari monyet lainnya adalah
hidung panjang dan besar yang hanya
ditemukan di spesies jantan. Fungsi dari
hidung besar pada bekantan jantan
masih tidak jelas, namun ini mungkin
disebabkan oleh seleksi alam. Monyet
betina lebih memilih jantan dengan
hidung besar sebagai pasangannya.
Karena hidungnya inilah, bekantan
dikenal juga sebagai monyet Belanda.
Dalam bahasa Brunei (kxd) disebut
bangkatan

Burung
Rangkong

Rangkong papan atau dalam nama


ilmiahnya Buceros bicornis adalah
spesies terbesar dalam suku burung
Bucerotidae. Burung dewasa berukuran
sangat besar, dengan panjang
mencapai 160cm. Burung ini memiliki
bulu berwarna hitam, dan tanduk
kuning-hitam di atas paruh besar
berwarna kuning. Kulit mukanya
berwarna hitam dengan bulu leher
berwarna kuning kecoklatan. Bulu ekor
berwarna putih dengan garis hitam
tebal di tengah. Tanduk burung
Rangkong Papan berongga dan tidak
padat. Burung betina berukuran lebih
kecil dari burung jantan. Jantan dan
betina dapat dibedakan dengan mudah
dari matanya. Mata burung betina
berwarna biru, sedangkan burung
jantan bermata merah.

Hubungan atau keterkaitan persebaran


flora dan fauna di permukaan bumi
1. Iklim
Masih ingatkah kamu unsur-unsur iklim? Unsur-unsur iklim tersebut turut berpengaruh terhadap
sebaran flora dan fauna. Unsur-unsur iklim tersebut antara lain adalah suhu, kelembapan udara, curah
hujan, angin, dan penyinaran matahari. Faktor suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari diperlukan tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis.
Sedangkan angin akan membantu proses penyerbukan. Perbedaan unsur iklim yang ada di suatu
wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.
Indonesia yang terletak di daerah beriklim tropis memiliki jenis tanaman yang beraneka macam,
subur, dan hijau sepanjang tahun. Hal ini disebabkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar
matahari. Berbeda dengan daerah gurun hanya sedikit flora dan fauna yang sanggup menyesuaikan
diri, contoh: pohon kaktus yang dapat bertahan karena mampu menyimpan air dalam batangnya.
Kehidupan fauna juga dipengaruhi oleh iklim. Binatang di daerah gurun akan sulit menyesuaikan diri
bila harus hidup di daerah kutub yang beriklim dingin.
2. Tanah
Tanah merupakan media yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Dalam tanah
terkandung unsur-unsur yang diperlukan tanaman untuk tumbuh. Komposisi tanah umumnya terdiri
atas bahan mineral anorganik, bahan organik, udara, dan air. Perbedaan kandungan kadar kimiawi
tanah berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Perbedaan jenis tanah menyebabkan
perbedaan jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang hidup di suatu wilayah. Contohnya, di Nusa
Tenggara jenis hutannya sabana karena tanahnya yang kurang subur. Bandingkanlah hutan yang
subur di daerah pegunungan dengan hutan yang berada pada daerah yang mengandung kapur atau
tanah liat. Apakah jenis tanamannya berbeda?

3. Air
Air merupakan komponen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air
diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya
transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Keberadaan
air tergantung dari curah hujan yang ada di suatu wilayah. Daerah
yang memiliki curah hujan yang tinggi, keanekaragaman
tanamannya lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang
memiliki curah hujan rendah. Di daerah tropis, banyak terdapat
hutan lebat, pohonnya tinggi-tinggi, dan daunnya hijau sepanjang
tahun. Sedangkan di daerah gurun, keanekaragaman flora dan
faunanya lebih sedikit.
4. Tinggi Rendahnya Permukaan Bumi
Ketinggian suatu tempat menentukan jenis organisme yang hidup di
tempat tersebut. Daerah dengan ketinggian yang berbeda akan
memiliki kondisi fisik yang berbeda. Semakin tinggi suatu daerah,
semakin rendah suhu di daerah tersebut. Setiap naik 10 meter suhu
udara ratarata turun sekitar 0,5C. Jadi, semakin rendah suatu
daerah, semakin panas suhunya, dan sebaliknya semakin tinggi
suatu daerah, semakin dingin daerah tersebut. Perbedaan
ketinggian ini menyebabkan keanekaragaman persebaran hewan

Anda mungkin juga menyukai