Anda di halaman 1dari 7

TUGAS METODE & RISET DESAIN

REVIEW BUKU

Oleh:

Nama: Muhammad Afdal

NIM : 09208222

Kelas: DKV C

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN


PROGRAM JURUSAN DESAINKOMUNIKASI VISUAL
INSTITUT SENI INDONESIA PADANG PANJANG
BIOSFER
I. Pengertian

Biosfer adalah lingkungan hidup di bumi yang meliputi semua makhluk hidup, termasuk
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Biosfer mencakup bagian atmosfer,
hidrosfer, dan litosfer yang menjadi habitat bagi makhluk hidup. Biosfer berfungsi sebagai
sistem yang kompleks dan dinamis yang memungkinkan keberlangsungan kehidupan di bumi.

II. Komponen-komponen Biosfer

Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi bumi, yang terdiri dari oksigen, nitrogen, karbon
dioksida, dan gas-gas lainnya. Atmosfer memiliki peran penting dalam menjaga kondisi
lingkungan yang dapat mendukung kehidupan di bumi.

Hidrosfer adalah seluruh air di bumi, termasuk air di sungai, danau, laut, dan air tanah.
Hidrosfer memiliki sirkulasi yang kompleks dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan
lingkungan.

Litosfer adalah lapisan permukaan bumi yang terdiri dari batuan dan tanah. Litosfer memiliki
struktur yang kompleks dan memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem di bumi.

Biosfer terdiri dari semua makhluk hidup di bumi, mulai dari tumbuhan, hewan, dan
mikroorganisme. Biosfer mencakup bagian atmosfer, hidrosfer, dan litosfer yang menjadi
habitat bagi makhluk hidup.

III. Ekosistem

Ekosistem adalah sistem yang terdiri dari komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik
(lingkungan) yang saling berinteraksi. Ekosistem memiliki siklus energi dan materi yang
kompleks yang memungkinkan keberlangsungan kehidupan di bumi.

Komponen biotik dalam ekosistem mencakup tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme,


sedangkan komponen abiotik mencakup faktor-faktor seperti udara, air, dan tanah. Ekosistem
dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk hutan, sungai, dan padang rumput.

IV. Keragaman Hayati

Keragaman hayati adalah variasi kehidupan di bumi, yang mencakup keragaman genetik,
spesies, dan ekosistem. Keragaman hayati sangat penting untuk menjaga keberlangsungan
kehidupan di bumi.
Tingkat keanekaragaman hayati mencakup tiga tingkatan: keragaman genetik, keragaman
spesies, dan keragaman ekosistem. Faktor-faktor seperti perubahan iklim dan aktivitas manusia
dapat mempengaruhi tingkat keanekaragaman hayati di bumi.
V. Dampak Kegiatan Manusia Terhadap Biosfer

Kegiatan manusia memiliki dampak yang signifikan terhadap biosfer, termasuk perubahan iklim,
degradasi lahan, kerusakan hutan, polusi air dan udara, serta kepunahan spesies. Perubahan
iklim akibat pemanasan global dapat menyebabkan perubahan ekosistem dan distribusi spesies,
serta meningkatkan intensitas cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan.

Degradasi lahan, kerusakan hutan, dan perusakan lingkungan lainnya mengancam


keberlangsungan hayati di bumi. Penggunaan bahan kimia beracun dan limbah industri juga
merusak ekosistem dan berdampak negatif pada kesehatan manusia.

VI. Pelestarian Biosfer

Pelestarian biosfer adalah usaha untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di bumi melalui
perlindungan terhadap komponen-komponen biosfer. Upaya pelestarian biosfer meliputi
pengurangan polusi, penggunaan lahan yang berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam
yang baik, serta pengurangan emisi gas rumah kaca.

Salah satu usaha pelestarian biosfer yang terkenal adalah program Cagar Biosfer UNESCO, yang
bertujuan untuk melestarikan area-area yang memiliki nilai konservasi tinggi dan mencakup
unsur alam dan budaya. Indonesia memiliki beberapa cagar biosfer yang terkenal, seperti
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Taman Nasional Lorentz.

VII. Kesimpulan

Biosfer adalah lingkungan hidup di bumi yang meliputi semua makhluk hidup, termasuk
manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Biosfer terdiri dari tiga komponen utama,
yaitu atmosfer, hidrosfer, dan litosfer, serta semua makhluk hidup di bumi. Ekosistem,
keragaman hayati, dampak kegiatan manusia terhadap biosfer, dan upaya pelestarian biosfer
adalah beberapa konsep penting yang terkait dengan biosfer.
EKOLOGI SEBAGAI ILMU LINGKUGAN
Berikut ini adalah rincian materi dari susunan materi pembelajaran tentang ekologi sebagai
ilmu lingkungan:
I. Pendahuluan
 Definisi ekologi dan perannya dalam ilmu lingkunganEkologi adalah ilmu yang
mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu ekologi penting
dalam ilmu lingkungan karena mempelajari bagaimana manusia dan organisme lain
dapat hidup dan bertahan di lingkungan yang terus berubah.
 Sejarah perkembangan ilmu ekologi Sejarah perkembangan ilmu ekologi dimulai pada
abad ke-18 dengan pemikiran ilmuwan seperti Carolus Linnaeus dan Jean-Baptiste
Lamarck. Perkembangan ilmu ekologi terus berlanjut hingga saat ini dengan banyak
penemuan dan inovasi baru.

II. Ekosistem dan Komponennya


 Definisi ekosistem dan struktur komponen ekosistem.Ekosistem adalah lingkungan yang
terdiri dari organisme hidup dan komponen abiotik seperti udara, air, dan tanah.
Struktur komponen ekosistem terdiri dari produsen, konsumen, dekomposer, dan
lingkungan fisik.
 Interaksi antara komponen ekosistem.Interaksi antara komponen ekosistem meliputi
hubungan makanan, persaingan, dan simbiosis.
 Kelompok organisme dalam ekosistem.Kelompok organisme dalam ekosistem terdiri
dari autotrof (produsen), heterotrof (konsumen), dan saprofitik (dekomposer).

III. Populasi dan Dinamika Populasinya
 Definisi populasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan penurunan
populasi.Populasi adalah sekelompok organisme dari spesies yang sama yang hidup
dalam suatu wilayah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan penurunan
populasi meliputi laju kelahiran, laju kematian, migrasi, dan emigrasi.
 Model populasi.Model populasi adalah suatu cara untuk memodelkan pertumbuhan dan
penurunan populasi dengan menggunakan persamaan matematika dan statistik.
 Dinamika populasi dalam ekosistem.Dinamika populasi dalam ekosistem dipengaruhi
oleh faktor internal seperti interaksi antar individu dan faktor eksternal seperti kondisi
lingkungan.

IV. Siklus Biogeokimia


1. Definisi Siklus Biogeokimia dan Siklus-siklus yang Penting dalam Ekologi
Siklus biogeokimia adalah suatu proses alami di mana zat-zat kimia seperti karbon, nitrogen,
fosfor, sulfur, dan mineral lainnya bergerak di antara lingkungan biotik dan abiotik. Siklus
biogeokimia penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan kehidupan di bumi.
Siklus-siklus yang penting dalam ekologi meliputi:
 Siklus karbon: melibatkan perpindahan karbon dioksida antara atmosfer, lautan, dan
biomassa melalui fotosintesis dan respirasi.
 Siklus nitrogen: melibatkan perpindahan nitrogen antara atmosfer, tanah, dan makhluk
hidup melalui fiksasi nitrogen dan denitrifikasi.
 Siklus fosfor: melibatkan perpindahan fosfor antara batuan, tanah, dan makhluk hidup
melalui pelapukan batuan dan aktivitas organisme.
 Siklus sulfur: melibatkan perpindahan sulfur antara atmosfer, air, tanah, dan makhluk
hidup melalui aktivitas vulkanik, pelapukan batuan, dan aktivitas organisme.
2. Proses dan Faktor yang Mempengaruhi Siklus Biogeokimia
Proses utama yang terlibat dalam siklus biogeokimia meliputi:
 Fiksasi: zat-zat kimia diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh organisme
hidup melalui aktivitas bakteri dan lainnya.
 Transpor: zat-zat kimia bergerak di antara lingkungan biotik dan abiotik melalui air,
udara, dan organisme hidup.
 Sinkronisasi: zat-zat kimia diatur oleh faktor-faktor seperti suhu, cahaya, dan
kelembaban untuk menjaga keseimbangan dalam siklus biogeokimia.
 Deposisi: zat-zat kimia dikembalikan ke tanah atau air melalui pelapukan batuan atau
aktivitas organisme.
Faktor yang mempengaruhi siklus biogeokimia meliputi:
 Faktor biotik: aktivitas organisme hidup seperti fotosintesis, respirasi, dan dekomposisi.
 Faktor abiotik: seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan tekanan atmosfer yang
mempengaruhi aktivitas organisme hidup dan laju pelapukan batuan.
 Manusia: aktivitas manusia seperti penggunaan pupuk, deforestasi, dan pembakaran
bahan bakar fosil dapat mengubah siklus biogeokimia dan menyebabkan
ketidakseimbangan ekosistem.

V. Pemanfaatan Sumber Daya Alam


 Konsep pengelolaan sumber daya alam Pengelolaan sumber daya alam adalah upaya
untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan sehingga
tetap dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Pengelolaan sumber daya alam
mencakup pengaturan penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, serta pengembangan
sumber daya alam.
 Dampak pemanfaatan sumber daya alam terhadap ekosistem Pemanfaatan sumber
daya alam secara tidak berkelanjutan dapat berdampak negatif pada ekosistem.
Contohnya, penebangan hutan secara liar dapat mengakibatkan kerusakan hutan yang
merusak ekosistem di dalamnya, dan memicu kerusakan lingkungan seperti banjir dan
tanah longsor.
 Kebijakan pengelolaan sumber daya alam Kebijakan pengelolaan sumber daya alam
bertujuan untuk mengatur dan membatasi penggunaan sumber daya alam agar tetap
berkelanjutan. Beberapa kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang diterapkan
antara lain pengaturan izin usaha yang memanfaatkan sumber daya alam, pembatasan
eksploitasi sumber daya alam, dan perlindungan lingkungan.
 VI. Keragaman Hayati
 Definisi keragaman hayati dan nilai keanekaragaman hayati Keragaman hayati adalah
keanekaragaman jenis makhluk hidup yang ada di suatu wilayah atau ekosistem.
Keanekaragaman hayati memiliki nilai penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan
dan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi manusia.
 Ancaman terhadap keanekaragaman hayati Keragaman hayati mengalami ancaman
karena perusakan habitat, penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya, dan
perubahan iklim. Ancaman ini dapat memengaruhi keberlangsungan hayati, memicu
kepunahan jenis, serta mengurangi produktivitas ekosistem.
 Upaya konservasi keanekaragaman hayati Upaya konservasi keanekaragaman hayati
meliputi penanganan perusakan habitat, upaya pengurangan penggunaan pestisida dan
bahan kimia berbahaya, dan pengaturan pemanfaatan sumber daya alam. Upaya
konservasi dapat dilakukan melalui program-program pelestarian dan pengembangan
taman nasional serta hutan lindung.

VI. Keragaman Hayati


 Definisi keragaman hayati dan nilai keanekaragaman hayati Keragaman hayati adalah
keanekaragaman jenis makhluk hidup yang ada di suatu wilayah atau ekosistem.
Keanekaragaman hayati memiliki nilai penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan
dan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi manusia.
 Ancaman terhadap keanekaragaman hayati Keragaman hayati mengalami ancaman
karena perusakan habitat, penggunaan pestisida dan bahan kimia berbahaya, dan
perubahan iklim. Ancaman ini dapat memengaruhi keberlangsungan hayati, memicu
kepunahan jenis, serta mengurangi produktivitas ekosistem.
 Upaya konservasi keanekaragaman hayati Upaya konservasi keanekaragaman hayati
meliputi penanganan perusakan habitat, upaya pengurangan penggunaan pestisida dan
bahan kimia berbahaya, dan pengaturan pemanfaatan sumber daya alam. Upaya
konservasi dapat dilakukan melalui program-program pelestarian dan pengembangan
taman nasional serta hutan lindung.

VII. Perubahan Lingkungan dan Dampaknya


Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk aktivitas manusia dan
peristiwa alam. Dalam ekologi, perubahan lingkungan dapat memiliki dampak besar pada
ekosistem, termasuk terhadap keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Beberapa
penyebab perubahan lingkungan dan dampaknya pada ekosistem adalah sebagai berikut:
1. Penyebab perubahan lingkungan:
 Aktivitas manusia: aktivitas manusia seperti deforestasi, urbanisasi, dan polusi dapat
merusak ekosistem dan menyebabkan perubahan lingkungan yang signifikan.
 Peristiwa alam: peristiwa alam seperti gempa bumi, tsunami, dan banjir dapat
menyebabkan perubahan lingkungan yang tiba-tiba dan merusak ekosistem.
2. Dampak perubahan lingkungan pada ekosistem:
 Kehilangan keanekaragaman hayati: perubahan lingkungan dapat menyebabkan
hilangnya habitat dan keanekaragaman hayati, sehingga mengancam kelangsungan
hidup spesies tertentu.
 Gangguan keseimbangan ekosistem: perubahan lingkungan dapat mempengaruhi
keseimbangan ekosistem dan menyebabkan berbagai masalah seperti eutrofikasi dan
kelangkaan air.
3. Perubahan iklim dan perubahan lingkungan lainnya:
 Perubahan iklim: perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti emisi
gas rumah kaca, dapat mempengaruhi suhu dan curah hujan, serta menyebabkan
perubahan pada iklim global yang dapat memiliki dampak besar pada ekosistem.
 Perubahan lingkungan lainnya: perubahan lingkungan seperti deforestasi dan polusi
dapat mempengaruhi kualitas tanah, air, dan udara, serta mempengaruhi kesehatan
manusia dan keanekaragaman hayati.
4. Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan:
 Mitigasi: mitigasi adalah upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi
dampak perubahan iklim dan lingkungan lainnya, seperti dengan mengembangkan
sumber energi terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
 Adaptasi: adaptasi adalah upaya untuk mengurangi dampak perubahan lingkungan,
seperti dengan membangun infrastruktur yang tahan terhadap bencana alam dan
mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap iklim yang berubah.

VIII. Etika Lingkungan


 Konsep etika lingkungan.
Etika lingkungan adalah disiplin ilmu yang mempelajari moralitas dan nilai-nilai yang
terkait dengan hubungan manusia dengan lingkungan. Etika lingkungan
mempertanyakan bagaimana manusia harus bertindak dalam mengelola lingkungan dan
mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang atas tindakan-tindakan tersebut.
Tujuannya adalah untuk membantu menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia
dan kelestarian lingkungan.
 Tanggung jawab manusia terhadap lingkungan.
Sebagai makhluk yang paling cerdas dan beradab di bumi, manusia memiliki tanggung
jawab besar terhadap lingkungan. Tanggung jawab ini termasuk menjaga
keberlangsungan lingkungan, mencegah kerusakan lingkungan, dan melakukan restorasi
jika terjadi kerusakan. Tanggung jawab manusia terhadap lingkungan juga meliputi
pengelolaan sumber daya alam dan pengurangan limbah.
 Etika lingkungan dalam pengambilan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan, etika lingkungan menjadi penting untuk
dipertimbangkan. Etika lingkungan harus dijadikan dasar dalam membuat keputusan
yang berhubungan dengan lingkungan, terutama yang dapat berdampak pada
keberlangsungan lingkungan dan kehidupan manusia di masa depan. Dalam konteks ini,
etika lingkungan mempertanyakan apakah tindakan yang diambil dapat
dipertanggungjawabkan dalam jangka panjang atau hanya bersifat sesaat saja. Sebagai
contoh, dalam pengambilan keputusan tentang pembangunan suatu infrastruktur, etika
lingkungan dapat membantu untuk mempertimbangkan dampak pembangunan
tersebut terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, sehingga keputusan yang diambil
dapat lebih tepat dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai