Anda di halaman 1dari 2

Nama: Dedek Agung Kurniawan

NIM: 121330027
Kelas: PLA RC
TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH AGROINDUSTRI

1. Sebutkan jumlah potensi limbah padat agroindustri (pertanian/perkebunan)!!


2. Dari potensi tersebut buatlah rancangan pengomposan (metode apa yang sesuai dan
jelaskan bagaimana prosesnya)??
JAWABAN:
1. LIMBAH TONGKOL JAGUNG
Jagung merupakan hasil kebun yang banyak menghasilkan sampah dan belum
termanfaatkan, hasil samping dari jagung, yaitu tongkol jagung. Hampir di seluruh
wilayah lampung terdapat lahan pertanian jagung. Karena jagung dapat tumbuh di
seluruh wilayah Indonesia baik dataran tinggi maupun rendah. Tongkol jagung
merupakan salah satu limbah bagian tanaman yang belum banyak dimanfaatkan.
Menurut data BPS provinsi lampung, pada 2017 potensi jagung di provinsi lampung
mencapai 2. 518. 894 ton dan sekitar 40-60% merupakan limbah berupa tongkol
jagung, batang dll. Oleh karena itu, perlu penanganan dalam memanfaatkan limbah
yang ada khususnya tongkol jagung. Teknik yang dapat dilakukan untuk
memanfaatkan tongkol jagung yaitu dengan cara pengommposan.

2. METODE AGITATED-BED SYSTEM dengan penambahan Effective Microorganisms


(EM4)
Teknik pengomposan ini cocok digunakan pada tongkol jagung karena
tongkol jagung masih memiliki kandungan serat kasar yang cukup tinggi yakni 33 %.
Kandungan selulosa sekitar 44 % dan kandungan lignin sekitar 33,3 % (Syelima, et
al., 2022), sehingga memungkinkan tongkol jagung untuk dilakukan pengomposan
dengan menambahkan EM4 sebagai bakteri aktivator. EM dapat berperan sebagai
inokulan mikroba yang menguntungkan, seperti perombak selulosa (Trichoderma
harzianum), penambah nitrogen, penghasil hormon, dll. Prosedur yang dapat
dilakukan untuk pengomposan bonggol jagung, yaitu sebagai berikut:
1. Tongkol jagung dilakukan pengecilan ukuran dengan cara di cacah ataupun digiling
kasar
2. Tongkol jagung yang sudah di cacah dilakukan penambahan EM4 dan diaduk secara
merata
3. Kemudian dilakukan penumpukan dalam wadah, bahan baku seperti (tongkol jagung
cacah dan bahan aktivator/kompos jadi), dimulai dari kompos paling bawah lalu di
atasnya tongkol jagung cacah agar tidak memadat dan aerasi berjalan dengan baik (1
kg kompos aktivator per 100 kg bahan kompos)
4. Tumpukan dilakukan penutupan dengan melapisi dengan plastik untuk menjaga suhu
dan meminimalkan penguapan air dan volatilisasi ammonia
5. Proses pengomposan dilakukan pengadukan setiap 5-7 hari sekali pada 2 minggu
pertama. Setelah itu dilakukan pengadukan setiap 2 minggu sekali untuk meratakan
panas yang terjadi selama proses pengomposan.
6. Setelah dilakukan pengomposan yang mana hasil kompos, yaitu bahan hancur, warna
gelap, tidak berbau dan suhu dingin
7. Kompos dijemur dibawah sinar matahari selama 2 hari
8. Masukkan kedalam karung dan disimpan di dalam wadah/karung
9. Dekomposisi kompos akan berlanjut, hingga tekstur bahan menjadi halus
10. Kompos dijemur lagi di bawah sinar sampai kelembaban mencapai 10 – 20%
11. Kompos siap untuk digunakan.

Tongkol&E
Tongkol M4 Kompos
aktivator

Mulai Pemotongan pencampuran Penumpukan

Kompos
Uap

Penyimpanan Penjemuran Pengadukan Penutupan

Selesai

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (BPS-Statistics of Lampung Province). (2018,


September 15). Tanaman Jagung (Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas) 2015-
2017. Retrieved from Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (BPS-Statistics of
Lampung Province): https://lampung.bps.go.id/indicator/53/298/1/tanaman-jagung-
luas-panen-produksi-dan-produktivitas-.html
Syelima, A. O., Ariana, Piono, R., Fasyah, S. A., Yahandi, Z., Sarifuddin, . . . Prambana, S.
(2022). Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung Menjadi Produk Bernilai Komersil:
“Briket Tongkol Jagung”. Prosiding Seminar Nasional Pengabdian KKN-MAS, Vol
1; 189-193.

Anda mungkin juga menyukai