Nara sumber:
A. Y. Dias (Sonny), GTE
Catatan Pembicara
(Disclaimer)
Pencucian &
penyaringan pati
sagu
Pemanenan empulur
batang sago
− Limbah cair (± 20 ltr / kg tepung sagu) yang masih Limbah biomasa padat,
daun, pelepah, bonggol
mengandung bahan organik tinggi, serat, 4% pati yang dan kulit batang sagu
tidak terekstrak, larutan nitrogenus serta sianoglukosid
− Ampas serat sagu berupa serat selulosa
− Kulit batang (*2/)
Sumber data
*2/ The Utilization of Sago Waste:
Prospect & Challenge, ICFP
2019,T.H. Rasyid at all
Limbah serat sagu
Sumber data
Sumber data
*6/ www.fao.org/indonesia/news/detail-events/en/c/1074331/
Sejauh tidak digunakan untuk pemanfaatan lain seperti bahan pakan ternak,
media tanam jamur dll., maka hasil sampingan (limbah) pengolahan sagu di atas,
berpotensi untuk dikonversi sebagai sumber energi
Limbah Cair
Namun jika mengacu pada agro industri sawit. Setiap unit pengolahan 1 ton
TBS, dihasilkan limbah cair 0,7- 1,0 m3. Dan setiap unit pengolahan berkapasitas 45
ton/jam TBS, menghasilkan limbah cair POME yang dapat dikonversi menjadi biogas
serta cukup untuk mentenagai pembangkit listrik gas mini berkapasitas 2 x 0,6 MW.
Pada umumnya limbah ampas serat hasil pengolahan agro industri bersifat
basah dan mengandung kadar air s/d 65%. Dengan proyeksi jumlah limbah ampas
serat sagu secara nasional mencapai 1.950.000 ton, dapat diperoleh bahan ampas
serat kering sebesar 682.500 ton. Jumlah limbah kulit batang sagu secara nasional
mencapai 478.500 ton. Seperti yang diketahui, serat tanaman segar non kayu bisa
berkadar air s/d 40-50%, sehingga limbah kulit batang sagu kering yang dihasilkan
kurang lebih 263.175 ton. Sayangnya tidak terdapat informasi besaran limbah daun,
pelepah, pucuk & bonggol batang, yang pada dasarnya juga limbah biomasa padat.
Total limbah kering ampas serat dan kulit batang sagu kering, berjumlah
945.675 ton per tahun, yang bisa dikonversi menjadi bahan bakar padat biomasa pelet
sebesar 859.704 ton per tahun. Sebagaimana sifat serat nabati yang pada dasarnya
adalah serat selulosa, memiliki kandungan kalori rata rata 4.500 kkal/kg. Dengan
konversi pembangkitan listrik PLTU, 3.000 kkal/kwh, pelet limbah biomasa padat sagu
tersebut cukup untuk membangkitkan 1.289.556 MWH listrik per tahun.
Dalam hal fasilitas pengolahan sagu terpadu yang dibangun FAO di Sulawesi
Tenggara, Limbah padat ampas serat & kulit batang sagu, dikonversi menjadi arang..
Secara keseluruhan, limbah cair dan biomasa padat industri pengolahan sagu
berpotensi energi:
Serta memberikan nilai tambah sebesar 1.487.556.000 kwh x Rp 1.150 / kwh atau
setara Rp 1,72 T / tahun
Dari proses ini kan didapatkan hasil samping limbah cair 76,32 m3, ampas
serat sagu 19,08 ton serta limbah kulit batang sagu 5,07 ton per hari. Total limbah
biomasa kering 8,95 ton per hari. *((19,08 x 35%) + (5,07 x 45%)
Sumber data
1. Limbah cair 76,32 m3 bisa menghasilkan biogas cukup untuk dikonversi menjadi
2,04 MWH. *((76,32/45)x1,2). Dengan hasil samping pupuk organik cair dan padat.
2. Sementara 8,95 ton limbah biomasa kering, dapat digasifikasi dan menghasilkan
wood gass yang cukup untuk dikonversi menjadi 7,46 MWH tenaga listrik. *((8,95/1,2) .
Serta hasil samping biochar. .
Unit gasifier mini,
Gabungan keduanya menghasilkan bahan bakar padat pelet limbah biomasa
tenaga listrik sebesar 9,5 MWH / hari atau 396 kW
per jam. Cukup untuk mentenagai sebuah PLTG –
Gass Train dengan kapasitas 2x200 kW. Jadi,
ya, unit pengolahan tepung sagu bisa mandiri
energi.
Kapasitas pembangkitan bisa dihitung
ulang, setelah diketahui potensi limbah biomasa
daun, pelepah & bonggol pohon sagu
Limbah cair
Packing/
Fiber Cyclone Storage Tepung Sagu
Bagging
Refiner (4) HDC (5) Silo (12) Kemas
(13)
Beras Sagu
Wet Centrifugal Centrifugal Flash Converting
& Mie Sagu
Grinding (3) Sieve (6) Sieve (8) Dryimg (11) Unit (14)
Kemas
Hutan /
Kebun Sagu
Cnvrt . Limbah Produk
Mobile Logger, De Barking Hydro Hydro Centrifugal
Lemak berbasis
Biomass CCT (1) (2) Cyclone (7) Cyclone (9) Peeler (10)
Sagu lemak sagu
Solid Waste
Sirkulasi pemanfaatan air didesain 2 tingkat. Tingkat pertama pemanfaatan Ground
Water
ulang air ditingkat bagian mesin terkait. Tingkat kedua di plant. Pemakaian air Liquid Waste
tanah bisa dihemat secara signifikan. Sagu
Air Tanah
Catatan.
1. Desain proses pengolahan terpadu masih tahap awal, bisa dikembangkan dengan memperhatikan
efisiensi dan efektifitas proses, serta biaya investasi
2. Spesifikasi mesin dan daya yang digunakan, disesuaikan dengan kapasitas keseluruhan proses yang
diinginkan, serta dengan memperhatikan SCM & logistik batang sagu
3. Moda angkutan unit mobile logger disesuaikan situasi & kondisi lapangan
4. Pemilihan pemakaian Flash Dryer untuk memastikan pengeringan pati sagu bisa dilakukan terus menerus
dengan hasil yang bersih
5. Pemilihan gasifikasi hasil samping (limbah) biomasa padat dipilih untuk kesesuaian kebutuhan bahan
bakar pembangkit listrik gas mini, serta hasil samping biochar untuk bahan bakar unit pengering
6. Pemanfaatan kembali air limbah pengolahan yang telah dibersihkan akan menghemat penggunaan air
tanah secara signifikan
7. Hasil pupuk organik cair padat, serta abu pembakaran. Merupakan upaya mengembalikan sebagian hasil
bumi kembali ke tanah
Jika jarak tanam 7x7 s/d 9x9 m2 serta masa tanam siap
tebang adalah 6-7 tahun. Diperlukan luasan lahan
perkebunan 81 m2 x 60 pohon x 365 hari x 8 tahun atau
Sumber data sekitar 1.241 ha.
*8/ www//cybex.pertanian.go.id/
Mobile/ artikel .
Maka perlu di cadangkan kurang lebih 1.400 – 1.500 ha
area budidaya pohon sagu, termasuk kanal irigasi dan area
pabrik pengolahan sagu