Oleh :
Kelompok 8
Diana E Tumangger
M. Cio Robby H Tarigan
Mariana Simangunsong
Merika Sianturi
Nia Monita Sianipar
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
I. Latar Belakang
Jagung menduduki urutan ketiga setelah gandum dan padi sebagai bahan
makanan pokok di dunia, di Indonesia sendiri, jagung merupakan komoditi tanaman
pangan kedua terpenting setelah padi, bahkan dibeberapa daerah seperti Madura dan
Gorontalo, jagung merupakan makanan pokok. Berdasarkan komposisi kimia dan
kandungan nutrisi, jagung mempunyai prospek sebagai pangan dan bahan baku industri.
Pemanfaatan jagung sebagai bahan baku industri akan memberi nilai tambah bagi
usahatani komoditas tersebut. Penanganan dan pengolahan hasil pertanian memang
penting untuk meningkatkan nilai tambah, terutama pada saat produksi melimpah dan
harga produk rendah, juga untuk produk
Bahan dasar jagung digunakan karena selain murah jagung juga dapat dikonsumsi
bagi penderita diabetes. Jagung mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh
kita contohnya kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, dan vitamin.
Kandungan nutrisi jagung yang tidak jauh berbeda dengan ketan memunculkan ide
tentang pembuatan tapai dari jagung.
Pembuatan tapai memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar bahan
dasar tapai dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik.
Agar pembuatan tapai berhasil dengan baik, alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan
harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat yang berminyak jika dipakai
untuk mengolah bahan tapai bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang
digunakan juga harus bersih, menggunakan air hujan bisa mengakibatkan tapai tidak
berhasil dibuat.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan
tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi
dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.Gula adalah bahan
yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam
asetat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat dan aseton.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan
dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula
paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2 C2H5OH). Reaksi
fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.Ragi dikenal
sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi tapai.
III. Konsep
Konsep yang digunakan dalam miniriset ini terdiri atas:
1. Persiapan alat dan bahan berupa baskom / nampan, panci, kompor (ricecooker), , kain lap,
pisau, sendok, saringan, daun pisang, ragi tapai yang telah di haluskan dan biji jagung.
2. Pembuatan tapai biji jagung meliputi:
a. Merebus jagung hingga 3/4 matang.
b. Memisahkan biji jagung dari bonggolnya dengan menggunakan pisau.
c. Mendinginkan biji jagung di atas nampan hingga benar-benar kering.
d. Membagi biji jagung menjadi dua bagian, yang pertama di taburi 30 gr (2 sendok teh)
ragi sedangkan yang kedua di taburi 15 gr(1 sendok teh) ragi
e. Dengan menggunakan sendok aseptik, memindahkan potongan ubi kayu ke dalam
pembungkus daun pisang
f. Menyimpan 3x24 jam pada suhu kamar.
3. Pengamatan terhadap tape biji jagung yang telah dibuat berdasarkan parameter tekstur,
rasa dan warna.
4. Membandingkan hasil dari pemberian ragi yang berbeda pada tape biji jagung dalam
sebuah tabel, lalu analisis data yang di dapat.
IV. Hipotesis
Pembuatan tape dari biji jagung dengan menggunakan konsentrasi ragi yang berbeda akan
menghasilkan produk yang berbeda berdasarkan parameter rasa, tekstur dan rasa. Menurut
kelompok kami, biji jangung dengan jumlah (berat) dalam hal ini kg yang di beri ragi
sebanyak 15 gr akan memiliki rasa, tekstur dan warna yang lebih baik di banding yang di beri
ragi 30 gr, karena takaran tersebut kami anggap sesuai dengan jumlah biji jagung yang akan di
fermentasi.
2
Bahan utama jagung manis
3
Jagung manis dikerok dan dipisahkan
dari bonggolnya.
4
Pemberian ragi pada jagung manis
5
Hasil fermentasi yang sudah dibungkus
dengan daun pisang.
Rasa
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
Manis Asam Asam Manis Asam Asam Manis Asam Asam Manis
Asam Manis Hambar Asam Manis Hambar Asam Manis Hambar Asam
Tekstur
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
Keras Keras Keras Keras Keras
Lembut lembut Lembut lembut lembut
Warna
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
Kuning Kuning Kuning
Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning
muda muda muda
Pembahasan Tabel :
Dari percobaan yang telah dilakukan, hari pertama pembuatan tape jagung menunjukkan
belum mengalami perubahan dimana bahan masih seperti awal saat setelah pembuatan, hal
ini mungkin disebabkan karena bakteri yang digunakan dalam pembuatan tape jagung telah
mengalami perubahan baik dari segi rasa, tekstur, maupun warna.
Fermentasi tape jagung bereaksi dengan baik pada hari ketiga, semakin lama
proses fermentasi semakin kuat alkolnya. Terbukti pada hari ketiga baik dalam pembuatan
tape jagung baunya asam dan beralkohol. Begitu juga pada warna dan rasa, semakin lama
proses fermentasi maka rasanya akan semakin manis dan warnanya semakin kuning pada
tape jagung. Tekstur pada hari pertama masih keras sedangkan pada hari ketiga mejadi
sedikit lunak. Semakin lama proses fermentasi, semakin berubah bau, rasa, warna dan
tekstur tape.
Jagung yang merupakan karbohidrat diubah oleh ragi menjadi alcohol dan air. Dengan
adanya alcohol, tape jagung bersifat manis dan agak asam. Tape membutuhkan amilosa, amilum
dan karbohidrat kompleks, derajat keasaman (pH 5-6), dan suhu yang tepat dan kadar air. Karena
fermentasi maka jagung dibutuhkan kadar air yang cukup untuk ragi agar bisa hidup. Oleh
karena itu, jagung harus dikukus. Banyaknya ragi yang digunakan disesuaikan dengan jumlah
jagung. Bila terlalu banyak akan mempercepat proses fermentasi dan menyebabkan rasa tape
menjadi pengar, bila terlalu sedikit dapat menyebabkan tape yang terbentuk tidak manis dan
terasa keras. Takaran ragi yang tepat biasanya diperoleh berdasarkan pengalaman. Kualitas tape
yang baik turut ditentukan oleh jenis ragi yang digunakan dan asal ragi tersebut. Tape jagung jika
diletakkan dalam keadaan suhu kamar hanya bertahan 2 hari. Jika lebih dari 2 hari maka kadar
alcohol dalam tape tersebut akan bertambah. Semakin banyak kadar alcohol, maka tape akan
berubah menjadi khamar. Dan yang kita tahu khamar itu haram. Hal ini sudah terbukti dari jurnal
ilmiah International Journal of Food Sciences and Nutrition volume 52 halaman 347 357 pada
tahun 2001. Di jurnal tersebut diberitakan bahwa kadar etanol (%) pada 0 jam fermentasi tidak
terdeteksi, setelah 5 jam fermentasi kadar alkoholnya 0.165%, setelah 15 jam 0.391%, setelah 24
jam 1.762%, setelah 36 jam 2.754%, setelah 48 jam 2.707% dan setelah 60 jam 3.380%..
Namun, jika tape diletakkan didalam kulkas akan meghambat kerja bakteri karena bakteri tidak
dapet bekerja pada suhu rendah dan pada suhu terlalu tinggi. Oleh karena itu, tape yang
diletakkan didalam kulkas lebih tahan lama daripada yang diletekkan didalam keadaan suhu
kamar.
Kegagalan dalam pembuatan tape dapat dipengaruhi beberapa factor, yaitu kurang
sterilnya tempat pembuatan, pembuat terlalu banyak bicara, pembuat tidak boleh dalam keadaan
haid, terlalu banyak member ragi, jenis ragi kurang tepat, dll. Mikroorganisme yang terdapat di
dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp.; khamir
Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces
cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp dan Bacillus sp. Kedua kelompok
mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape. Mikroorganisme dari
kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum
pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses
tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah
sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma
alkoholis pada tape. Dalam proses fermentasi, pati akan berubah menjadi gula oleh kapang
jenisChlamydomucor dan oleh mikroorganisme ragi Saccaromyces cereviceae dgula diubah
menjadi alkohol. Saccaromyces cereviceae yang biasanya dijual dipasar dalam bentuk ragi
bercampur tepung beras. Ragi tape yang sering kita jumpai dipasar merupakan adonan khusus
yang dibuat dengan mencampurkan biakan khamir, tepung beras dan berbagai macam
bumbu(kayu manis, bawang putih, laos, dan jahe). Bumbu-bumbu ini dapat bersifat senyawa anti
mikroba yang mampu mengurangi jumlah mikroba non khamir, sebagai sumber nutrien dan
sebagai pembentuk rasa dan aroma pada produk tape. Kualitas tape sangat tergantung pada
kondisi lingkungan yaitu suhu dan kondisi anaerob, jenis bahan yang digunakan dan lama
fermentasi. Pati yang terkandung dalam ubi kayu adalah amilosa dan amilopektin. Kandungan
amilosa adalah 17-20%, sedangkan kandungan amilopektinnya adalah 80-83%. Semakin tua ubi
kayu kandungan patinya semakin tinggi(Syarief, 1988).
Pembuatan tape ada 2 jenis jamur yang berperan yaitu Endomycopsis fibullgerauntuk
mengubah pati menjadi gula sehingga tape berasa manis dan Saccaromyces cereviceae/Rhizopus
oryzae yang mengubah gula menjadi alkohol. Jika proses ini berlangsung terus dan tidak diatur
sehingga gula yang ada langsung diubah menjadi asam organik, sehingga tape akan berasa manis
dan alkoholik serta sedikit asam. Tetapi ada juga yang menggunakan ragi tape dari campuran
populasi Aspergillus, Saccaromyces, candida, Hansenulla, Bakteri Acetobacter untuk hidup
secara sinergis. Aspergillus untuk menyederhanakan amilum. Saccaromyces,
candida, dan Hansenulla berfungsi untuk mengurai gula menjadi alkohol dan asam-asam organik
selama fermentasi terus berlanjut. Dan Acetobacter berfungsi untuk mengubah alkohol menjadi
asam cuka.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Saran
Sebaiknya jagung segar idak dipipil, melainkan diiris untuk
membuka endospermium
Pada saat proses fermentasi, pastikan dalam keadaan anaerob dengan cara tutup
dengan rapat.
Hidayati, Darimiyya. Dkk. 2013. Argointek. Pola Pertumbuhan Ragi pada Fermentasi
Kulit SIngkong. Vol. 7 No. 1.
Nurhayani. Dkk. 2001. Peningkatan Kandungan Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui
Proses Fermentasi. Vol. 6. No. 1.
Rukmana, Rahmat. Yuniarsih, Yuyun. 2001. Aneka Olahan Ubi Kayu. Yogyakarta:
Kanisius
Santosa, Agus. Prakosa, Cucut. 2010. Karakteristik Tapai Buah Sukun Hasil Fermentasi
Penggunaan Konsentrasi Ragi Yang Berbeda. Vol. 22. No. 73.
Sutanto, Teja Dwi. Dkk. Jurnal Gradien. Studi Kandungan Etanol Dalam Tapai Hasil
Fermentasi Beras Ketan Hitam Dan Putih. Vol. 2 No.1.